Anda di halaman 1dari 21

BAB II

PEMBAHASAN
A. ANALISIS GRAVIMETRI
Gravimetri dalam ilmu kimia merupakan salah satu metode kimia
analitik untuk menentukan kuantitas suatu zat atau komponen yang telah
diketahui dengan cara mengukur berat komponen dalam keadaan murni,
setelah melalui proses pemisahan. Analisis gravimetri adalah proses isolasi dan
pengukuran berat suatu unsur atau senyawa tertentu. Bagian terbesar dari
penentuan secara analisis gravimetri meliputi transformasi unsure atau radikal
senyawa murni stabil yang dapat segera diubah menjadi bentuk yang dapat
ditimbang dengan teliti. Metode gravimetri memakan waktu yang cukup lama,
adanya pengotor pada konstituen dapat diuji dan bila perlu faktor-faktor dapat
digunakan, Zat ini mempunyai ion yang sejenis dengan endapan primernya.
Postpresipitasi dan kopresipitasi merupakan dua phenomena yang berbeda.
Sebagai contoh pada postpresipitasi, semakin lama waktunya maka
kontaminasi bertambah, sedangkan pada kopresipitasi sebaliknya. Kontaminasi
bertambah akibat pengadukan larutan hanya pada postpresipitasi tetapi tidak
pada kopresipitasi (Khopkar, S. M,1990).
Dalam analisis Gravimetri terdapat tiga metode yang digunakan yaitu
metode pengendapan, metode penguapan, dan metode elektrolisis. Metode
gravimetri memakan waktu yang cukup lama, adanya pengotor pada konstituen
dapat diuji dan bila perlu faktor-faktor koreksi dapat digunakan. Untuk metode
pengandapan prinsip kerjanya yaitu senyawa yang akan dianalisis diendapkan
dengan menambahkan pereaksi yang sesuai dan selanjutnya dipisahkan
endapannya. Untuk metode Penguapan prinsipnya yaitu zat yang mudah
menguap diadsorpsi dengan adsorben yang sesuai, dimana sebelumnya bisa
ditambahkan pereaksi untuk membuat suatu zat menjadi lebih mudah menguap
atau lebih sulit menguap. Untuk metode elektrolisis prinsipnya senyawa ion
yang akan diendapkan dipisahkan secara elektrolisis pada elektrode-elektrode
yang sesuai (Day dan Underwood, 2001).
Metode gravimetri ditujukan untuk memisahkan suatu sampel menjadi
komponennya. Proses yang dilibatkan adalah proses dimana zat yang

dipisahkan itu digunakan untuk membentuk suatu fase baru yaitu endapan
padat zat yang sukar larut dalam air (mengendap) berada dalam kesetimbangan
dengan ion-ionnya yang larut dalam air.
Dalam analisis melalui pengendapan untuk mendapatkan endapan
yang sempurna maka dilakukan penambahan ion sejenis. Adanya ion sejenis
dalam larutan menyebabkan kelarutan menjadi lebih kecil. Larutan jenuh
adalah suatu keadaan ketika suatu larutan telah mengandung suatu zat dengan
konsentrasi yang maksimum. Nilai konsentrasi maksimum yang dapat dicapai
oleh suatu zat inilah yang dimaksud dengan kelarutan. Larutan yang masih bisa
melarutkan zat terlarut disebut larutan kurang jenuh. Larutan yang tidak dapat
lagi melarutkan zat terlarut sehingga terbentuk endapan disebut larutan lewat
jenuh. Semakin besar kelarutan suatu zat, makin zat tersebut larut (Day dan
Underwood, 2001).
Prinsip Dasar dalam Analisis Gravimetri
A +R

P( endapan)

Keterangan :

A = Analat/Sampel yang akan di uji


R = Pereaksi pengendap
P = Produk reaksi yang berupa endapan

Analisis gravimetri dapat dilakukan dengan cara pengendapan,


penguapan dan elektrolisis.

B. METODE PENGENDAPAN

Suatu sampel yang akan ditentukan seara gravimetri mula-mula


ditimbang secara kuantitatif, dilarutkan dalam pelarut tertentu kemudian
diendapkan kembali dengan reagen tertentu. Senyawa yang dihasilkan harus
memenuhi sarat yaitu memiliki kelarutan sangat kecil sehingga bisa
mengendap kembali dan dapat dianalisis dengan cara menimbang. Endapan
yang terbentuk harus berukuran lebih besar dari pada pori-pori alat penyaring
(kertas saring), kemudian endapan tersebut dicuci dengan larutan elektrolit
yang mengandung ion sejenis dengan ion endapan. Hal ini dilakukan untuk
melarutkan pengotor yang terdapat dipermukaan endapan dan memaksimalkan
endapan. Endapan yang terbentuk dikeringkan pada suhu 100-130 derajat
celcius atau dipijarkan sampai suhu 800 derajat celcius tergantung suhu
dekomposisi dari analit. (Underwood. 1998).
Pembentukan endapan dibedakan menjadi 2 macam yaitu:
Endapan dibentuk dengan reaksi antar analit dengan suatu pereaksi,
biasanya berupa senyawa baik kation maupun anion. Pengendapan dapat
berupa anorganik maupun organik
Endapan dibentuk cara elektrokimia (analit dielektrolisa), sehingga terjadi
logam sebagai endapan, dengan sendiri kation diendapkan. Keadaan
optimum untuk pengendapan Untuk memperoleh keadaan optimum harus
mengikuti aturan sbb:
a) Pengendapan harus dilakukan pada larutan encer, yang bertujuan untuk
memperkecil kesalahan akibat koresipitasi.
b) Peraksi dicampur perlahan-lahan dan teratur dengan pengadukan tetap.
c) Pengendapan dilakukan pada larutan panas bila endapan yang terbentuk
stabil pada temperatur tinggi.
d) Endapan kristal biasanya dibentuk dalam waktu yang lama dengan
menggunakan pemanas uap untuk menghindari adanya koprespitasi.
e) Endapan harus dicuci dengan larutan encer.
f) Untuk menghindari postpresipitasi atau kopresipitasi sebaiknya
dilakukan pengendapan ulang.
Menurut Underwood (1998) Syarat- syarat endapan gravimetri:
a) Kesempurnaan pengendapan: Pada pembuatan endapan

harus

diusahakan kesempurnaan pengendapan tersebut dimana kelarutan


endapan dibuat sekecil mungkin.

b) Kemurnian endapan (kopresipitasi): Endapan murni adalah endapan


yang bersih, tidak mengandung, molekul-molekul lain (zat-zat lain
biasanya pengotor atau kontaminan)
c) Endapan yang kasar: Yaitu endapan yang butir-butirnya tidak keecil,
halus melainkan Endapan yang bulky: Endapan dengan volume atau
berat besar, tetapi berasal dari analit yang hanya sedikit.
d) Endapan yang spesifik: Pereaksi yang digunakan hanya dapat
mengendapkan komponen yang dianalisa.
Macam-macam endapan
1) Endapan koloid
AgNO3(Aq) + NaCl(Aq)
AgCl(s) + NaNO3(Aq)
NaCl akan mengendapkan reagent:
AgCl pembentukan endapan koloid (amorf)
2) Endapan kristal: Endapan tipe ini lebih mudah dikerjakan karen mudah
disaring dan dibersihkan.
3) Endapan yang dibawa oleh pengotor (Co precipitation). Sumber-sumber Co
prepicitation:1) absorbi permukaan, 2) pembentukan campuran kistal, 30
mekanika.
4) Endapan homogen (homogenous precipitatoin): Endapan homogen adalah
cara pembentukan endapan dengan menambahkan bahan pengandap tidak
dalam bentuk jadi melainkan sebagai suatu senyawa yang dapat
menghasilkan pengendap tersebut.

Pengotoran endapan
Macam-macam pengotor yang dibedakan menjadi dua yaitu:
1) Pengotoran karena pengendapan sesungguhnya adalah:
Pengendapan bersama (simultaneous precipitation). Kotoran mengendap
bersama waktu dengan endapan analit. Contoh: Al(OH) sebagai pengotor
Fe(OH)3.
Pengendapan susulan (post precipitation). Kotoran yang mengendap
dalam beberapa selang waktu setelah endapan sampel terbentuk karena

reaksinya lambat. Contoh : campuran Ca dan Mg untuk menganalisis


kalsium.
2) Pengotoran karena terbawa (Co-precipitation).
Pengotoran ini tidak mengendap melainkan hanya terbawa oleh endapan
analat.
Kotoran isomorf dan dapat campur dengan inang ini dapat terjadi bila
bahan pengotoran dan endapan mempunyai kesamaan tipe rumus
molekul maupun bentuk molekul.
Kotoran larut dalam inang dimana zat sendiri larut dalam zat padat lalu
ikut terbawa sebagai kotoran. Contohnya Ba(NO3)2 dan KNO3 yang
larut dalam BaSO4 pada kedua jenis pengotoran diatas kotoran tersebar
diseluruh kristal.
Kotoran teradsorpsi pada permukaan endapan. Terjadi karena gaya tarik
menarik antara ion yang teradsorpsi dan ion-ion lawannya pada
permukaan endapan
Kotoran teroklusi oleh inang (terkurung). Dapat terjadi apabila kristal
tumbuh terlalu cepat dari butirn kecil menjadi besa dalam hal ini ion
tidak sempat dilepaskan, tetapi sudah tertutup dalam kristal.
Usaha mengurangi pengotor
1. Sebelum membentuk endapan dengan jalan menyingkirkan bahan-bahan
yang akan mengotori
2. Selama membentuk endapan. Endapan hanya terbentuk bila larutan yang
bersangkutan lewat jenuh terhadap endapan tersebut yaitu larutan
mengandung zat itu melebihi konsentrasi larutan jenuh, dengan tahap-tahap
sebagai berikut:
Tahap I: Pada pengembangan ialah nukleai dalam hal ini ion-ion
dari molekul yang akan diendapkan mulai terbentuk inti yaitu
pasangan beberapa ion menjadi butir-butir miniskus (sangat kecil).
Tahap II: Pertumbuhan kristal yaitu inti tersebut menarik molekul
lain sehingg dari kumpulan hanya beberapa molekul tumbuh
menjadi butiran lebih besar.
Tahap- tahap dari Metode Pengendapan
a) Tambahkan pereaksi pada cuplikan
b) Pisahkan komponen yang akan dianalisis dengan pengendapan

c) Ditapis Alat yang biasanya digunakan sebagi penapis dalam analisis


gravimetri adalah : kertas Saring, Gelas Sinter, krus gooch
d) Cuci dengan Elektrolit yang mengandung ion sejenis

untuk

menghilangkan kotoran-kotoran pada permukaan dan juga mencegah


peptisasi.
e) Untuk mengetahui kadar kotoran setelah pencucian bisa dicari dengan
rumus.
f) Panaskan Alat pemanasnya adalah Oven listrik dan tungku. Selain alat-alat
diatas ada pula alat yang disebut Eksikator dengan fungsi untuk
menyimpan suatu bahan agar memiliki kadar air yang tetap.
Setelah endapan bersih dari pengotor, bila penyaringnya menggunakan
kertassaring harus dipijarkan sampai menjadi abu, bila penyaringnya kaca
masir cukupdikeringkan pada suhu 1200C - 1400C. Endapan dituskan terlebih
dahulu sampai tidak adalagi saringan yang menetes (akan mengotori dan
merusak oven/pengering). Dimasukkan kedalam pengerin pada 105 0C sampai
setengah kering (bila terlalu kering, pada wkatu dilipatkemungkinan ada
endapan yang melejit). Dilipat bagian atasnya sehingga endapan tertutup,
dimasukkan lagi ke dalam pengering sampai kering betul (bila masuih basah
akanmemecahkan cawan pada waktu memperarang), endapan kemudian
dimasukkan ke dalamcawan porselin yang telah dipijarkan dan diketahui
bobotnya. Sebaiknya cawan ditutupbila dipakai.
Syarat produk reaksi (endapan) :
a) Produk reaksi (endapan) yang terbentuk harus memiliki susunan kimia
yang pasti, stabil, tidak berubah menjadi senyawa lain bila sudah
diendapkan.
b) Produk reaksi (endapan) yang ditentukan harus dapat mengendap secara
sempurna (sisa analat yang tertinggal dalam larutan harus cukup kecil,
sehingga dapat diabaikan), endapan yang dihasilkan stabil dan sukar larut
(ksp harus kecil).
c) Endapan yang terbentuk harus dapat dipisahkan dengan mudah dari
larutan (mudah disaring dan dicuci). Kristalnya besar, endapan bulky dan
spesifik.

d) Endapan yang ditimbang harus mempunyai susunan stoikiometrik tertentu


(dapat diubah menjadi sistem senyawa tertentu) dan harus bersifat murni
(tidak mengandung pengotor) atau dapat dimurnikan lebih lanjut.
Suatu analisis gravimetri dilakukan apabila kadar analat yang terdapat
dalamsampel relatif besar sehingga dapat diendapkan dan ditimbang. Apabila
kadar analat dalamsampel hanya berupa unsurpelarut, maka metode gravimetri
tidak mendapat hasil yangteliti. Sampel yang dapat dianalisis dengan metode
gravimetri dapat berupa sampel padatmaupun sampel cair.
Aturan kelarutan yang harus diketahui sebelum melakukan proses
pengendapan :
a) Garam-garam alkali larut dalam air
b) Garam-garam ammonium larut dalam air
c) Garam-garam yang mengandung anion-anion: NO3-, ClO3-, ClO4-dan
C2H3O2- Larut dalam air
d) Seluruh klorida, bromida dan iodida larut dalam air kecuali sebagai garam
Ag, Pb,dan Hg.
e) Seluruh garam sulfat larut dalam air kecuali Pb, Sr, Ba, dan untuk Ca, Ag,
sedikit larut.
f) Seluruh logam oksida tidak larut dalam air, kecuali logam alkali, Ca, Sr,
Ba.
CaO + H2O
Ca2++ 2OH
g) Seluruh hidroksida tidak larut dalam air kecuali logam alkali, Ba, Sr, dan
Ca(OH)2 sedikit larut.
h) Seluruh karbonat, fosfat, sulfida, dan sulfit tidak larut dalam air kecuali:
NH4+Dan logam alkali sedikit larut.
Sampel yang telah ditimbang dimasukkan ke dalam piala gelas
menggunakan

sebuah

pengaduk.

Sampel

yang

tersisa

dalam

botol

timbang/kaca arloji disemprot dengan 6 air suling. Bila sampel mudah larut
dalam air, penambahan air pembilas cukup 100-150 ml atau seperti yang
tertulis dalam instruksi.Untuk sampel yang sukar larut dalam air dibubuhiasam
sesuai kebutuhan untuk melarutkan sampel tersebut.Karbonat dan fosfat
dilarutkandengan HCl (1:1).Besi, seng dan logam-logam yang kurang mulia
dilarutkan menggunakan HNO3(1:1). Untuk logam setengah mulia atau mulia
dipakai aqua regia (campuran HNO3 dan HCl pekat 1:1). Untuk silikat harus
dilebur dengan soda atau HF. Sewaktu melarutkan asam setngah pekat, helas
7

piala ditutup kaca arloji, setelah selesai kaca arloji dibilas air suling agar
jumlah analat tidak berkurang.
Kondisi lingkungan yang mempengaruhi bentuk dan terjadinya endapan
dipengaruhi oleh kondisi lingkungannya, diantaranya suhu dan pH atau
keasaman.
a) Suhu, kelarutan suatu zat dipengaruhi oleh suhu, suatu endapan terbentuk
apabilahasil kali kelarutannya (ksp) terlampaui. Pada umumnya,
pengendapan dilakukandalam keadaan panas, misalnya BaSO4, Cu(OH)2 dan
Fe(OH)3, akan tetapi NH4 M gPO4 harus dalam keadaan dingin
(menggunakan es).
b) Keasaman/pH, keasaman sangat berpengaruh pada terbentuknya suatu
endapan atautidak. Larutan garam yang berasal dari basa lemah dapat
dihidrolisis dan terendapsebagai hidroksida. Agar logam tidak terendap
sebagai hidroksidanya dapatdilakukan pengaturan pH agar hanya
hidroksida yang diinginkan yang mengendap,sedangkan yang lain tetap
larut. Selain hidroksida, pengendapan garam asam lemah juga dipengaruhi
pH. Misalnya oksalat yang diendapkan sebagai CaC 2O4 pada pH > 4,
sedangkan karbonat sebagai CaCO3 diendapkan pada pH 9,6.
Adapun mekanisme pembentukan endapan yakni :
Terbentuknya endapan dimulai dari terbentuknya larutan lewat jenuh

(super saturate solution).


Nukleasi, sejumlah partikel (ion, atom atau molekul) membentuk inti
mikroskopik dari fasa padat, semakin tinggi derajat lewat jenuh,
semakin besar laju nukleasi. Pembentukan

nukleasi dapat secara

langsung atau dengan induksi .


Agen pengendap :
Agen pengendap spesifik: bereaksi hanya dengan satu spesi kimia

(jarang)
Agen pengendap selektif: bereaksi dengan spesi tertentu.
Dalam endapan terdapat ukuran partikel yang dimana endapan harus

memiliki ukuran partikel yang cukup besar.


Faktor gravimetri adalah jumlah berat analit dalam 1gr berat endapan. Hasil
kalidari endapan P dengan faktor gravimetri sama dengan berat analit.

Untuk mendapatkan endapan sesuai dengan yang diinginkan dan hasilnya bagus,
maka perlu ditentukan terlabih dahulu keadaan optimumnya. Untuk memperoleh
keadaan optimum tersebut, maka harus mengikuti aturan sebagai berikut :
a) Pengendapan harus dilakukan pada larutan encer, yang bertujuan
untuk memperkecil kesalahan akibat koresipitasi.
b) Pereaksi dicampur perlahan-lahan dan teratur dengan pengadukan tetap.
c) Pengendapan dilakukan pada larutan panas bila endapan yang terbentuk
stabil padatemperatur tinggi.
d) Endapan kristal biasanya dibentuk dalam waktu yang lama dengan
menggunakanpemanas uap untuk menghindari adanya koprespitasi.
e) Endapan harus dicuci dengan larutan encer.Untuk menghindari
postpresipitasi atau kopresipitasi sebaiknya dilakukanpengendapan ulang.
Endapan yang Dikehendaki
a) Mudah disaring dan dibersihkan dari pengotor.
b) Memiliki kelarutan cukup rendah sehingga tidak ada analat yang terbuang
pada saat penyaringan dan pencucian.
c) Tidak reaktif terhadap udara.
d) Setelah dikeringkan atau dibakar, menghasilkan produk yang diketahui
komposisinya.
e) Endapan yang dapat disaring harus memiliki ukuran partikel yang cukup
besar.

Beberapa koloid bila berkoagulasi, mengangkut turun sejumlah besar


air menghasilkan endapan mirip selai / gel.
AgNO3 + NaCl

AgCl + NaNO3

Contoh endapan kloid


9

Liofilik/hidrofilik/emulsoid: koloid yg mempunyai afinitas kuat terhadap


pelarut/air contoh: Fe(OH)3
liofobik/suspensoid: koloid yg mempunyai afinitas terhadap pelarut/air
rendah, contoh: AgCl.
Mekanisme Pembentukan Endapan
a) Terbentuknya endapan dimulai dari terbentuknya larutan lewat jenuh
(supersaturat edsolution).
b) Nukleasi, sejumlah partikel (ion, atom atau molekul) membentuk inti
mikroskopik dari fasapadat, semakin tinggi derajat lewat jenuh, semakin
besar laju nukleasi.Pembentukan nukleasi dapat secara langsung atau
dengan induksi.

c) Proses pengendapan selanjutnya merupakan kompetisi antara nukleasi dan


particle growth.Begitu suatu situs nukleasi terbentuk, ion-ion lain
tertarik sehingga membentuk partikel besar yang dapat disaring.

c) Apabila nukleasi yang lebih dominan maka partikel kecil yang banyak,
bila particle growth yang lebih dominan maka partikel besar yang
dihasilkan.

10

d) Jika pengendapan terbentuk pada RSS relatif besar maka nukleasi


merupakan mekanisme utama sehingga endapan yang dihasilkan berupa
partikel kecil.

C. METODE PENGUAPAN
Metode penguapan dalam analisis gravimetri digunakan untuk
menetapkan komponen-komponen dari suatu senyawa yang relatif mudah
menguap. Cara yang dilakukan dalam metode ini dapat dilakukan dengan cara
pemanasan dalam gas tertentu atau penambahan suatu pereaksi tertentu
sehingga komponen yang tidak diinginkan mudah menguap atau penambahan
suatu pereaksi tertentu sehingga komponen yang diinginkan tidak mudah
menguap. Metode penguapan ini dapat digunakan untuk menentukan kadar
air(hidrat) dalam suatu senyawa atau kadar air dalam suatu sampel basah. Berat
sampel sebelum dipanaskan merupakan berat senyawa dan berat air kristal
yang menguap. Pemanasan untuk menguapkan air kristal adalah 110-130
derajat celcius, garam-garam anorganik banyak yang bersifat higroskopis
sehingga dapat ditentukan kadar hidrat/air yang terikat sebagai air kristal.
Pemanasan dalam udara atau gas tertentu penambahan pereaksi
sehingga mudah menguap Penambahan pereaksi sehingga tidak mudah
menguap zat-zat yang relatif mudah menguap bisa diabsorpsi dengan suatu
absorben yang sesuai dan telah diketahui berat tetapnya. Untuk penentuan
kadar air suatu kristal dalam senyawa hidrat, dapat dilakukan dengan
memanaskan senyawa dimaksud pada suhu 110oC- 130oC. Berkurangnya berat
sebelum pemanasan menjadi berat sesudah pemanasan merupakan berat air
kristalnya. Asal senyawa tidak terurai oleh pemanasan. Atau bisa juga
menggunakan zat pengering seperti : CaCl2, Mg(ClO4)2.
Penentuan CO2 dalam senyawa karbonat dapat dilakukan dengan
penambahan HCl berlebih, kemudian dipanaskan.gas CO2 yang sudah terjadi
dialirkan dalam larutan alkali yaitu KOH (25-30%) atau larutan CaOH2 yang
11

telah diketahui beratnya. Penentuan NH3 dalam garam Amonium, yaitu garam
ditambahkan larutan alkali kuat berlebih dan dipanaskan. Gas NH3 yang terjadi
dialirkan dalam larutan standar asam berlebih kemudian kelebihannya dititrir
dengan larutan standar basa. Penentuan Nitrogen dalam protein, mula-mula
senyawa didestruksi dengan H2SO4 pekat. Hasilnya ditambahkan basa
berlebih dan dipanaskan. Selanjutnya kelebihan asam dititrir dengan larutan
standar dan basa Penentuan unsur Natrium atau Kalium, yaitu larutan itu
diuapkan dengan H2SO4 sampai kering. Kemudian sisanya berupa garam
sulfat ditimbang. Dan segitulah berat unsur yang dicari. Unsur-unsur lain yang
mengganggu seperti Si, dapat ditentukan dengan memanaskan cuplikan
bersama H2SO4 dan HF dalam krus platina. Dimana Si berubah menjadi SiF4
yang menguap.
Metode penguapan ini dapat digunakan untuk menentukan kadar air
(hidrat) dalam suatu senyawa atau kadar air dalam suatu sampel basah. Berat
sampel sebelum dipanaskan merupakan berat senyawa dan berat air kristal
yang menguap. Pemanasan untuk menguapkan air kristal adalah 105-130 oC,
garam-garam anorganik banyak yang bersifat higroskopis sehingga dapat
ditentukan kadar hidrat/air yang terikat sebagai air kristal.

12

D. METODE ELEKTROLISIS
Metode elektrolisis dilakukan dengan cara mereduksi ion-ion logam
terlarut menjadi endapan logam. Ion-ion logam berada dalam bentuk kation
apabila dialiri dengan arus listrik dengan besar tertentu dalam waktu tertentu
maka akan terjadi reaksi reduksi menjadi logam dengan bilangan oksidasi nol.
Endapan yang terbentuk selanjutnya dapat ditentukan berdasarkan
beratnya, misalnya mengendapkan tembaga terlarut dalam suatu sampel cair
dengan cara mereduksi. Cara elektrolisis ini dapat diberlakukan pada sampel
yang diduga mengandung kadar logam terlarut cukup besar seperti air limbah.
Metode elektrolisis dilakukan dengan cara mereduksi ion-ion logam
terlarut menjadi endapan logam. Ion-ion logam berada dalam bentuk kation
apabila dialiri dengan arus listrikndengan besar tertentu dalam waktu tertentu
maka akan terjadi reaksi reduksi menjadi logam dengan bilangan oksidasi 0.
Endapan yang terbentuk selanjutnya dapat ditentukan berdasarkan
beratnya, misalnya mengendapkan tembaga terlarut dalam suatu sampel cair
dengan cara mereduksi. Cara elektrolisis ini dapat diberlakukan pada sampel
yang diduga mengandung kadar logam terlarut cukup besar seperti air limbah.
Sebagian analisis gravimetri menyangkut unsur yang akan ditentukan
menjadi senyawa murni yang stabil dan mudah diubah ke dalam bentuk yang
dapat ditimbang. Berat analat dapat dihitung dari rumus dan berat atom
senyawa yang ditimbang. Pengendapan merupakan teknik yang paling luas
penggunaannya. Hal terpenting dalam pengendapan suatu analit adalah
kemurniannya dan kemudahan penyaringan yang pasti dilakukan dalam teknik
pengendapan (Underwood, 1998).

13

Pada prinsipnya, senyawa ion yang akan diendapkan dipisahkan


secara elektrolisis pada elektrode-elektrode yang sesuai. Sehingga jika
elektrolisisnya cermat dapat terhindar dari peristiwa kopresipitasi dan postpresipitasi.Hukum Dasar dalam Elektrolisis adalah Hukum Faraday dan
Hukum Ohm.

a) Hukum Faraday I
Menyatakan hubungan antara banyaknya zat yang terendap atau terbebas pada
elektroda dengan banyaknya listrik yang diperlukan pada proses tersebut.

Dimana;
W = Jumlah zat terendap/terbebaskan (gr)
Q = Jumlah listrik yang dibutuhkan (Colloumb)
e = berat ekivalen Elektrokimia
Berat Ekivalen elektrkimia adalah bilangan yang menyatakan
banyaknya zat yang terendap atau oleh listrik sebanyak 1 colloumb. Contoh :
Arus 0,2 colloumb dialirkan pada dua keping tembaga (Cu) yang telah
ditentukan massa tetapnya. Dan dicelupkan dalam garam Kuprisulfat (CuSO4)
selama t detik. Kemudian dicuci dan dikeringkan serta ditimbang, ternyata
beratnya lebih berat dari pada sebelum dielektrolisis. Karena adanya logam Cu
yang terendapkan pada elektroda. Dimana banyaknya logam Cu yang
terendapkan bertambah setiap penambahan arus maupun waktu. Adapun listrik
yang dibutuhkan adalah : Q = i x t dengan i = arus, t = waktu dan Q = listrik
yang dibutuhkan.
b) Hukum Faraday II
Menyatakan

Hubungan

antara

banyaknya

zat

terendap

atau

terbebaskan pada elektrolisis bertahap dalam seri larutan.


Bunyi hukumnya : banyaknya zat terendap atau terpisahkan dari
masing-masing elektroda yang disebabkan oleh listrik yang sama banyaknya

14

dan mengalir dalam seri larutan adalah sebanding dengan berat ekivalen
kimianya
Misalnya : arus 1 amper dialirkan dalam suatu seri larutan : kupri sulfat
(CuSO4) dan perak nitrat (AgNO3) dalam waktu t, banyaknya logam Cu dan
Ag yang terendapkan pada masing-masing elektroda.

c) Hukum Ohm
Menyatakan hubungan antar tiga besaran listrik yaitu : tegangan (E),

arus (I) dan tahanan (R) yang memenuhi persamaan


Langkah-langkah dalam proses gravimetri
Metode gravimetri untuk analisis kuantitatif didasarkan pada
stokiometri reaksi pengendapan, yang secara umum didasarkan pada suatu
reaksi kimia :
dimana a molekul analit, A bereaksi dengan r molekul reagennya R.
Produknya yakini AarR, biasanya merupakan suatu substansi yang sedikit larut
yang bisa ditimbang setelah pengeringan untuk kemudian ditimbang. Biasanya
reagen R ditambahkan secara berlebih untuk menekan kelarutan endapan.

Contoh:
CuSO4.xH2O

CuSO4 + xH2O

Molekul CuSO4 yang masih bercampur dengan air dilalui dengan


proses pengeringan atau dipijarkan dengan tujuan memperoleh endapan kering.
Karena perlakuan panas ini, maka air pada sampel akan menguap dan
menyisakan endapan kering yang bebas air. Dari endapan yang telah diketahui
beratnya maka dapat dihitung jumlah air yang telah dilepaskan ke udara.
Semakin maksimal proses pengeringan akan semakin tepat data yang akan
diperoleh. Kemungkinan penyebab adalah air yang belum 100% menguap dan
atau kontaminasi zat pengotor selama proses penyiapan sampel sampai produk.

Agar penetapan kuantitas analit dalam metode gravimetri mencapai hasil


harus dipenuhi dua kriteria yaitu :

15

1. Proses pemisahan atau pengendapan analit dari komponen lainnya


berlangsung sempurna, semisal air yang dihasilkan dalam produk masih
tersisa.
2. Endapan analit yang dihasilkan diketahui dengan tepat tidak komposisinya
dan memiliki tingkat kemurnian yang tinggi

bercampur dengan zat

pengotor.
Langkah-langkah dalam analisa gravimetri adalah sebagai berikut :
a) Cuplikan ditimbang dan dilarutakan sehingga partikel yang akan diendapkan
dijadikan ion-ionnya.
b) Ditambahkan pereaksi agar terjadi endapan.
c) Proses pemisahan endapan / penyaringan endapan.
d) Mencuci endapan, cairan pencuci, cara mengerjakan pencucian, cara
memeriksa kebersihan dan mengeringkan endapan.
e) Mengabukan kertas saring dan memijarkan endapan.
f) Menghitung hasil analisa.
Metode gravimetri bukanlah metode analisis yang spesifik, sehingga
dapat digantikan dengan metode instrumen modern spektruskopi dan
kloromedografi. Metode gravimetri dapat juga digunakan untuk analisis
kuantitatif bahan organik tertntu seperti kolesterol, pada cerea dan loktosa pada
produk susu. Proses pengendapan dalam analisis gravimetri. Partikel hasil
proses pengendapan ditentukan oleh proses nukleasi dan pembentukan nukleus.
Dalam analisa gravimetri harus selalu diupayakan agar terdapat endapan yang
murni dan partikel-partikelnya cukup besar sehingga mudah disaring dan
dicuci.
1) Kemurnian endapan
Endapan yang telah terjadi akan mengandung zat-za pengatur dan itu
akan bergabtung pada sifat endapan dan pada kondisi kondisi dimana endapan
itu terjadi, yang menyebabkan terjadinya kontraminasi dapat terjadi karena
adsorpsi pada permukaan kristal yang berbeda dengan larutan, dan jika luas
permukaannya besar maka juml zat yang terdsopsi bertambah banyak.
Kopresipitasi juga dapat terjadi secara oklusi yaitu zat-zat asing masuk
kedalam kristal pada proses pertumbuhan kristal.
Bila proses pertumbuhan kristal lambat, maka zat pengatur akan larut
dan kristal yang terjadi lebih besar dan murni. Kopresipitasi tidak dapat

16

dihilangkan dengan pencucian dan untuk mengatasinya dengan endapan itu di


larutkan kembali dan kemudian di endapakan kembali dank arena ion yang
berkontaminasi sekarang konsentrasinya lebih rendah, sehingga endapan lebih
murni. Postpresipitasi yaitu terjadinya endapan kedua pada permukaan endapan
pertama. Hal ini terjadi dengan campuran garam yang sukar larut.
Untuk mendapatkan endapan yang besar dan murni, biasanya endapan
di degrasi (didegest) atau dimatangkan yaitu dengan endapan dibiarkan kontak
dengan larutan induknya selama beberapa jam pada temperature 60-70oC.
2) Menyaring dan mencuci endapan
a) Endapan yang disaring dikotori oleh zat-zat yang mudah larut dan harus
dihilangkan dengan cara pencucian endapan. Yang menjadi dasar pada
pencucian adalah: dapat melarutkan zat pengotor dengan baik tetapi
tidak melarutkan endapan dan dapat mencegah terjadinya peptisasi pada
waktu pencucian
b) dapat menyebabkan pertukaran ion-ion yang teradsorpsi diganti oleh
ion lain yang pada pemanasan dapat menguap.
c) endapan yang terjadi dapat disaring dengan kertas saring bebas abu,
cawan penyaring dengan asbes atau penyaring gelas.
3) Penyaring dan Pemanasan endapan.
Endapan yang terjadi disaring, dicuci, dikeringkan, diabukan, dan
dipijarkan

sampai

beratnya

konstan.

Pengeringan

endapan

untuk

menghilangkan air dan zat yang mudah menguap. Pemijaran untuk merubah
endapan itu kedalam suatu senyawa kimia yang rumusnya diketahui dengan
pasti.
4) Perhitungan gravimetri
Menurut Sodiq (2004). Adapun perhitungan gravimetri, dimana
setelah sampel berisi analit yang dikehendaki diperoleh, lakukan penimbangan,
kemudian tahap berikutnya, merubah sampel ke bentuk yang dapat ditimbang
(dalam hal ini: endapan). Bila endapan yang didapat adalah analit yang
dikehendaki maka:
100% Analit =

berat analit
berat sampel

x 100%

Biasanya endapan yang didapat mengandung analit bersama dengan


unsur lain. Untuk itu, berat analit ditentukan dengan faktor gravimetri.

17

Faktor gravimetri =

Ar atau MR senyawa yang ditentukan


MR senyawa bentuk timbang

Faktor Gravimetri didefenisikan sebagai jumlah berat analit dala 1


gram berat endapan. Hasil kali dari berat endapan R dengan faktor gravimetri
sama dengan besar analit.

Berat analit A =

berat endapan R x faktor gravimetri


berat sampel

x100%

Metode gravimetri bukanlah metode analisis kuantitatif yang spesifik,


sehingga dapat digantikan dengan analisis modern seperti spektroskopi dan
khomatografi. Meskipun demikian metode gravimetri menjadi pilihan karena
peralatan dan prosedur pelaksanaannya yang sederhana. Analisis Gravimetri
masih banyak diterapkan untuk analisis konstituen makro yang menghasilkan
endapan AgCl,BaSO4,Fe(OH)3.

Kesalahan Dalam Analisis Gravimetri


Kesalahan yang sering terjadi pada metode analisis gravimetri adalah
1)
pembentukan endapan, pemurnian(pencucian), pemanasan atau pemijaran
2)

dan penimbangan.
Pada pembentukan endapan kadang mengandung zat lain yang juga
membentuk endapandengan pereaksi yang digunakan, sehingga diperoleh
hasil yang lebih besar dari yang sebenarnya. Kesalahan ini kadang

3)

dimbangi dengan kelarutan zat dalam pelarut yang digunakan.


Pada proses pemurnian (pencucian endapan), dengan melakukan
pencucian bukan hanya zat pengotor sajayang larut tetapi juga zat yang
dianalisis juga ikut larut, meskipun kelarutannya jauh lebih kecil. Dengan
demikan penggunaan pencuci harus sedemikan kecil supaya kehilangan
zat yang dianalisis masih dapat diabaikan, artinya masih lebih kecil dari

pada sensitivitas timbangan yang digunakan.


4) Pada proses pembakaran atau pemijaran kadang terjadi pelepasan air yang
tidak sempurna atau sifat zatyang diendapkan yang mudah menguap
(volatil).
18

5)

Hal yang penting juga adalah adanya beberapa endapan yang mudah
tereduksi oleh karbon bila disaringdengan kertas saring seperti perak
klorida, sehingga harus disaring dengan menggunakan cawan penyaring
(berpori) dapat juga terjadi kelebihan pemijaran sehingga terjadi

6)

dekomposisi sehingga komposisi zat tidak tentu.


Kesalahan juga terjadi dari suatu endapan yang telah dipijarkan akan
mengalami penyerapan air atau gaskarbondioksida selama pendinginan
sehingga hasil penimbangan menjadi lebih besar dari yang seharusnya, ini
dihindari dengan alat penggunaan penutup cawan yang rapat dan desikator

yang cukup baik selama pendinginan.


Keuntungan
dan Kerugian pada Analisis Gravimetri

a) Keuntungan analisis gravimetri


Pengotor dalam sampel dapat diketahui
Mudah dilakukan
Hasil analisisnya spesifik dan akurat
Presisi
Sensitif
b) Kerugian analisis gravimetri
Membutuhkan waktu yang cukup lama

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Analisis gravimetri merupakan salah satu metode analisis kuantitatif
dengan penimbangan. Tahap awal analisis gravimetri adalah pemisahan
komponen yang ingin diketahui dari komponen-komponen lain yang terdapat
dalam suatu sampel kemudian dilakukan pengendapan.

19

Suatu analisis gravimetri dilakukan apabila kadar analit yang terdapat


dalam sampel relatif besar sehingga dapat diendapkan dan ditimbang. Apabila
kadar analit dalam sampel hanya berupa unsur pelarut, maka metode gravimetri
tidak mendapat hasil yang teliti.
Metode gravimetri adalah suatu metoda analisis secara kuantitatif
yang berdasarkan pada prinsip penimbangan. Keuntungan dari Gravimetri yaitu
: lebih mudah, hasil analisisnya lebih spesifik dan akurat dan Kerugian dari
Gravimetri yaitu : membutuhkan waktu yang lama.
Macam-macam metode Gravimetri yaitu: Metode Pengendapan,
Metode Penguapan, Metode Elektrolisis.

DAFTAR PUSTAKA
Day dan Underwood. 2001. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Jakarta:Erlangga.

Drs.M.Sodiq Ibnu,M.Si,dkk.2004.Kimia Analitik 1. Universitas Negeri Malang.


Penerbit Jica.

20

JR, R.A. Day & A.L. Underwood. 1998. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi keenam,
Penerjemah : Dr. Ir. Iis Sopyan, M.Eng. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Khopkar, S. M. 2007. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI-Press.

21

Anda mungkin juga menyukai