Anda di halaman 1dari 4

A.

Leukemia Kronik
Leukemia kronik merupakan suatu penyakit yang ditandai proliferasi
neoplastik dari salah satu sel yang berlangsung atau terjadi karena keganasan
hematologi.
1. Pengertian Leukemia Limfositik Kronis (LLK)
LLK adalah suatu keganasan klonal limfosit B (jarang pada limfosit T).
Perjalanan penyakit ini biasanya perlahan, dengan akumulasi progresif yang
berjalan lambat dari limfosit kecil yang berumur panjang.(gambar 2.10. a dan
b. hapusan sumsum tulang dengan pewarnaan giemsa perbesaran 1000x).
LLK cenderung dikenal sebagai kelainan ringan yang menyerang
individu yang berusia 50 sampai 70 tahun dengan perbandingan 2:1 untuk lakilaki.

Gambar 2.10. Leukemia Limfositik Kronik


2. Gejala Leukemia Limfositik Kronik
Sekitar 25% penderita LLK tidak menunjukkan gejala. Penderita LLK
yang mengalami gejala biasanya ditemukan limfadenopati generalisata,
penurunan berat badan dan kelelahan.
Gejala lain yaitu hilangnya nafsu makan dan penurunan kemampuan
latihan atau olahraga. Demam, keringat malam dan infeksi semakin parah
sejalan dengan perjalanan penyakitnya.

3. Pemeriksaan Fisik

Pada penderita leukemia jenis LLK ditemukan hepatosplenomegali dan


limfadenopati. Anemia, gejala-gejala hipermetabolisme (penurunan berat
badan, berkeringat) menunjukkan penyakitnya sudah berlanjut.

3.1.

Pemeriksaan lanjutan
Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan pemeriksaan
darah tepi dan pemeriksaan sumsum tulang.

3.2.Pemeriksaan darah tepi


Pada penderita LLK ditemukan limfositosis lebih dari 50.000/mm
3.3.Pemeriksaan sumsum tulang
Pada penderita LLK ditemukan adanya infiltrasi merata oleh
limfosit kecil yaitu lebih dari 40% dari total sel yang berinti. Kurang
lebih 95% pasien LLK disebabkan oleh peningkatan limfosit B.
3

B. Penatalaksanaan Medis
1. Farmakologi

Pengobatan lini depan. CLL, leukemia limfositik kronis; SLL, leukemia


limfositik kecil; BCR, reseptor sel B; R, rituximab; alloHSCT, transplantasi sel
induk alogenik haematopoietic; FCR, fludarabine, siklofosfamid dan
rituximab; BR, bendamustine ditambah rituximab; Clb, klorambusil.

Pengobatan ketika kambuh lagi.CLL, leukemia limfositik kronis; SLL,


leukemia limfositik kecil; BCR, reseptor sel B; R, rituximab; BR,
bendamustine ditambah rituximab; FCR, fludarabine, siklofosfamid dan
rituximab; alloHSCT, transplantasi sel induk alogenik haematopoietic.
2. Lainnya
a. Kemoterapi
Derajat penyakit LLK harus ditetapkan karena menetukan strategi terapi
dan prognosis. Salah satu sistem penderajatan yang dipakai ialah klasifikasi
Rai:
a. Stadium 0 : limfositosis darah tepi dan sumsum tulang
b. Stadium I : limfositosis dan limfadenopati.
c. Stadium II : limfositosis dan splenomegali/ hepatomegali.
d. Stadium III : limfositosis dan anemia (Hb < 11 gr/dl).
e. Stadium IV : limfositosis dan trombositopenia <100.000/mm 3.
dengan/tanpa gejala pembesaran hati, limpa, kelenjar.

Terapi untuk LLK jarang mencapai kesembuhan karena tujuan terapi


bersifat konvensional, terutama untuk mengendalikan gejala. Pengobatan
tidak diberikan kepada penderita tanpa gejala karena tidak memperpanjang

hidup. Pada stadium I atau II, pengamatan atau kemoterapi adalah


pengobatan biasa. Pada stadium III atau IV diberikan kemoterapi intensif.
Angka ketahanan hidup rata-rata adalah sekitar 6 tahun dan 25% pasien
dapat hidup lebih dari 10 tahun. Pasien dengan sradium 0 atau 1 dapat
bertahan hidup rata-rata 10 tahun. Sedangkan pada pasien dengan stadium
III atau IV rata-rata dapat bertahan hidup kurang dari 2 tahun.
b. Radioterapi
Radioterapi menggunakan sinar berenergi tinggi untuk membunuh sel-sel
leukemia. Sinar berenergi tinggi ini ditujukan terhadap limpa atau bagian lain
dalam tubuh tempat menumpuknya sel leukemia. Energi ini bisa menjadi
gelombang atau partikel seperti proton, elektron, x-ray dan sinar gamma.
Pengobatan dengan cara ini dapat diberikan jika terdapat keluhan pendesakan
karena pembengkakan kelenjar getah bening setempat.
c. Transplantasi sumsum tulang
Transplantasi sumsum tulang dilakukan untuk mengganti sumsum tulang
yang rusak dengan sumsum tulang yang sehat. Sumsum tulang yang rusak
dapat disebabkan oleh dosis tinggi kemoterapi atau terapi radiasi. Selain itu,
transplantasi sumsum tulang juga berguna untuk mengganti sel-sel darah yang
rusak karena kanker.
d. Terapi suportif
Terapi suportif berfungsi untuk mengatasi akibat-akibat yag ditimbulkan
penyakit leukemia dan mengatasi efek samping obat. Misalnya transfusi darah
untuk penderita leukemia dengan keluhan anemia, transfusi trombosit untuk
mengatasi perdarahan dan antibiotik untuk mengatasi infeksi.

Anda mungkin juga menyukai