Anda di halaman 1dari 21

STEP 7

1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai perawatan


saluran akar :
Perawatan endodontik
Perawatan endodontik adalah suatu usaha menyelamatkan gigi terhadap
tindakan pencabutan gigi agar bertahan didalam soket. Tujuan perawatan
edodontik adalah menembalikan keadaan gigi yang sakit agar dapat diterima
secara biologic oleh jaringan sekitarnya. Ini berarti gigi tersebut tanpa simpton,
dapat berfungsi, dan tidak ada tanda-tanda patologik yang lain. (Bence R. 2005)
Perawatan saluran akar terdiri atas tiga tahapan, tahap preparasi
biomekasis saluran akar yaitu pembersihan dan pembentukan saluran akar dengan
membuka jalan masuk menuju kamar pulpa dari korona, tahap sterilisasi yaitu
dengan irigasi dan disinfeksi saluran akar, dan tahap pengisian saluran akar.
(Bence R. 2005)
Prosedur perawatan saluran akar terdiri dari tiga tahapan umum yaitu :
1. Tahap diagnosis, yang meliputi penentuan penyakit dan rencana
perawatan.
2. Tahap preparasi, pada tahap ini isi saluran akar dikeluarkan dan saluran
dipreparasi untuk menerima bahan pengisi.
Tahap pengisian, pada tahapan terakhir ini saluran akar diisi dengan bahan
yang dapat menutup secara hermetic sampai batas dentin dan sementum.
(Bence R. 2005)
Tahap-tahap perawatan saluran akar menurut ADA 2009, meliputi tahapan
preparasi saluran akar (cleaning), pembentukan dinding saluran akar (shaping),
irigasi saluran akar (irrigation), desinfeksi saluran akar (disinfection) dan
pengisian saluran akar (obturation). (American Association of Endodontists. 2009)

Tahapan perawatan saluran akar:


1. Outline form
Pada outline form dilakukan penggambaran pada bagian oklusal atau insisal untuk
menetukan letak pulpa. Tetapi pada pasien langsung tidak langsung dilakukan
namun dilakukan dengan memperkirakan letak pulpa.
2. Cavity entrance
Dilakukan dengan membuka bagian oklusal atau insisal gigi yang akan dilakukan
preparasi. Sehingga terlihat ruang pulpa dan saluran akar gigi.
3. Pengukuran panjang kerja
Pengukuran panjang kerja dilakukan untuk melihat kedalaman saluran akar yang
akan dilakukan preparasi dan pengisian saluran akar.
4. Preparasi saluran akar
Preparasi saluran akar dilakukan dengan tahapan cleaning saluran akar dan
shaping saluran akar. Pada tahapan cleaning dilakukan dengan tujuan

membersihkan jaringan pulpa, debris dan mikroorganisme yang ada disaluran


akar. Kemudian dilakukan shaping dengan tujuan untuk memberikan bentuk 3D
dan tanda seberapa dalam akan dilakukan pengisian saluran akar. Preparasi
dilakukan dengan menggunakan jarum tipe K-file yang dipasang pada stopper
setinggi insisal atau oklusal untuk menentukan batas preparasi saluran akar. Jarum
yang digunakan diurutkan dari nomor yang terkecil hingga terbesar untuk
mencegah ledge atau terdorongnya jaringan nekrotik kearah apical.
5. Irrigation
Irigasi dilakukan setelah proses preparasi, yakni dilakukan dengan tujuan untuk
menghilangkan sisa jaringan pulpa, dentine dan debris setelah dilakukannya
preparasi. Selain itu dilakukan dengan tujuan untuk mencegah iritasi dan sebagai
adaptasi sealer di saluran akar. Setelah dilakukan preparasi maka akan terdapat
smear layer di dinding saluran akar. Bahan irigasi dapat menghilangkan smear
layer dengan 17% disodium EDTA selama 1 menit kemudian dengan sodium
hipoklorite untuk menghilangkan komponen organic.
6. Disinfection
Tahapan ini juga disebut sebagai tahapan sterilisasi saluran akar. Sterilisasi saluran
akar dilakukan dengan tujuan menghilangkan semua mikroorganisme yang ada di
saluran akar. Obat sterilisasi yang digunakan biasanya ledermix.
7. Obturation
Merupakan tahapan pengisian saluran akar dengan menggunakan bahan-bahan
pengisi saluran akar. Bahan pengisi saluran akar yang biasa digunakan adalah
gutta percha. Bahan pengisi saluran akar gutta percha biasanya penggunaanya
dilakukan dengan penggunakan sealer. Sealer ditambahkan dengan tujuan untuk
mendapatkan perlekatan antara dinding saluran akar dan bahan pengisi padat
saluran akar. Pada pengisian saluran akar terdapt beberapa tekhnik diantaranya:
lateral compaction, vertical compaction, continucus wave, injection technique,

thermochemical, carrier base, chemoplasticized, custom cone/solvent, pastes dan


apical barrier.

2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai definisi bahan


pengisi saluran akar beserta fungsinya :
Definisi Bahan Saluran Akar
Bahan pengisi saluran akar merupakan bahan yang dimasukkan pada
saluran akar setelah gigi dipreparasi dan diirigasi. Bahan pengisi saluran akar
biasanya berupa kombinasi dari semen sealer dan material core, yang sampai
sekarang selalu digunakan Gutta Percha. Core bertindak sebagai piston pada
sealer yang mengalir, menyebabkan semen itu untuk menyebar dan mengisi
kekosongan menempel pada dinding dentin. Dari desainnya, sealer lah yang
berkontak dengan saluran akar dan ruang pulpa (Orstavik, 2005)
Fungsi Bahan Saluran Akar
Menurut Orstavik (2005), bahan pengisi saluran akar memiliki tiga
fungsi utama, yaitu:
1. Menutup dan mencegah masuknya bakteri dan miikroorganisme ke
dalam saluran akar yang berasal dari rongga mulut melalui koronal.
2. Membunuh dan mencegah multiplikasi sisa mikroorganisme yang
tertinggal.
3. Mencegah masuknya cairan jaringan ke dalam pulpa melalui foramen
apical karena cairan tersebut dapat menjadi nutrisi dan media
pertumbuhan bakteri.

3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai syarat pengisi


bahan saluran akar

Syarat bahan pengisi saluran akar :


Mudah dimasukkan ke dalam saluran akar
Dapat menutup saluran akar dengan rapat ke arah lateral dan apikal
Tidak mengerut setelah dimasukkan ke dalam saluran akar
Tahan kelembaban/ tidak larut dalam cairan tubuh
Bersifat barterisid/ menghambat pertumbuhan bakteri
Bersifat radiografik
Tidak menyebabkan perubahan warna pada gigi
Tidak mengiritasi jaringan periapikal
Mudah dikeluarkan dari dalam saluran akar bila diperlukan (Siti Mardewi,
2009)
4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai klasifikasi
bahan pengisi saluran akar beserta komposisi, sifat, indikasi dan
kontraindikasi, dan teknik pengaplikasiannya
Komposisi dasar bahan pengisi endodonti terdiri dari 2 komponen, yaitu
bahan inti atau core material dan sealer.1,3 Bahan inti atau core material dapat
diklasifikasikan sebagai berikut2,3,4
1.

Bahan padat
Bahan padat mempunyai lebih banyak keuntungan dibandingkan bahan
semisolid. Walaupun banyak bahan telah dicoba, satu-satunya bahan pengisi
yang sampai sekarang masih diterima secara universal adalah gutta-percha
sebagai material primer. Keuntungan utama penggunaan bahan inti solid
atau padat ini adalah kemampuan untuk mengontrol panjang pengisian,
kemampuan yang cukup dalam beradaptasi terhadap iregularitas dan
menciptakan seal adekuat.5

a)

Gutta-Percha(Bahan padat)
Bahan ini digunakan pertama kali pada akhir 1800-an sebagai bahan
restorasi sementara baru kemudian digunakan untuk obturasi saluran
akar. Gutta-percha tidak menyediakan penutupan yang rapat apabila
digunakan tanpa adanya sealer.3
Gutta-percha merupakan derivat getah kering dari familia Sapotaceae.
Dalam bentuk akhir, gutta-percha point terdiri dari 20% gutta-percha
dan 80% Zinc Oxide. Pewarna dan garam metal ditambahkan untuk
warna dan kontras radiografis. Beberapa pabrik menambahkan bahan
anti-mikroba seperti kalsium hidroksida, klorheksidin, atau iodoform
untuk menambahkan efek desinfektan.2
Gutta-percha mencair dalam chloroform, eucalyptol, halothane, dan
turpentine. Sifat ini memungkinkan gutta-percha untuk dibuang
pasca-preparasi dan pada perawatan ulang pada kasus yang tidak
membaik. Beberapa metode manipulasi gutta-percha menggunakan
panas atau pelarut akan menghasilkan sedikit shrinkage (1-2%). Sifat
shrinkage ini tidak diharapkan ada saat pengisian saluran akar.
Kompaksi

menggunakan

spreader

merupakan

usaha

untuk

mengkompensasi shrinkage ini. Karakteristik gutta-percha yang harus


diperhatikan adalah apabila terlalu lama terekspos udara dan cahaya
dalam waktu yang lama, gutta-percha akan menjadi lebih rapuh.
Penyimpanan gutta-percha di dalam lemari es dapat memperpanjang
ketahanan bahan.3
b)

Silver Points(Bahan padat)


Insersi gutta-percha point yang kecil dan runcing di dalam saluran
akar yang sempit dan bengkok biasanya akan menghasilkan gutta
percha yang bengkok dan melengkung. Silver point, fleksibel tetapi
cukup kaku, mempunyai kelebihan yaitu tidak mudah melengkung
dan lebih mudah dimasukkan pada kasus seperti di atas. Silver point

disementasi dengan menggunakan sealer, dan di kondensasi lateral


dengan gutta-percha aksesoris. Beberapa laporan kasus dan
pengalaman klinis menyebutkan adanya periodontitis apikalis yang
dikaitkan dengan silver point, yang menjadikan silver point tidak
dipercaya lagi. Korosi dari point diikuti dengan pelepasan produk
toksik dipercaya memulai atau mendukung reaksi inflamasi. Banyak
klinisi meragukan kemampuan penutup-rapatan dari silver point.2
c)

Resilon(Bahan padat)
Resilon merupakan bahan pengganti gutta-percha yang berbahan
dasar resin polimer polikaprolakton yang digunakan bersamaan
dengan Epiphany, sealer resin untuk membentuk ikatan adhesi pada
permukaan bahan inti resin, dinding saluran akar, dan sealer.3
Komposisi Resilon adalah bahan inti poliester, kaca bioaktif, dan
filler radiopak (bismuth oxychloride dan barium sulfate) dengan
komposisi filler sekitar 65%.2, 3 Disajikan dalam bentuk cone untuk
master poin dan pengganti poin aksesoris dengan teknik kondensasi
lateral, dan pellets yang didesain untuk pengisian thermoplastik,
teknik kondensasi vertikal.2 Pabrik manufaktur menyatakan sifat dari
Resilon ini mirip dengan gutta-percha sehingga dapat digunakan pada
teknik obturasi apapun. Resilon dapat dihaluskan dengan panas atau
dilarutkan dengan pelarut seperti kloroform. Sistem resin-based
seperti ini cocok dengan teknik restorasi jaman sekarang dengan inti
dan pasak digantikan dengan agen resin-bonding.3

d)

Coated cone(Bahan padat)


Proses ini dikembangkan untuk menghasilkan kemiripan sifat dengan
resilon, yaitu kerekatan terhadap dinding saluran, inti, dan sealer. Ada
dua varian gutta-percha yang dilapisi. Yang pertama adalah pelapisan
menggunakan resin dari Ultradent. Ikatan dihasilkan saat sealer resin
berkontak dengan gutta-percha yang telah dilapisi resin. Teknik ini

mengharuskan praktisi untuk menggunakan sealer EndoRez. Yang


kedua adalah pelapisan menggunakan GIC dari Brasseler USA, dan
dirancang untuk digunakan dengan sealer ionomer kaca. Sistem ini
dinamakan Activ GP Plus.3
2.

Bahan semisolid / pasta


Kerugian utama penggunaan bahan pasta adalah kesulitan dalam kontrol
panjang pengisian, tidak bisa ditebak, penyusutan, dan toksisitas bahan.4
a)

Zinc Oxide dan Eugenol


Zinc Oxide dan Eugenol dapat dicampurkan (tanpa tambahan apapun)
dengan ketebalan intermediet. Formulasi lain menggabungkan ZnOE
dengan tambahan yang berbeda-beda. Tipe yang paling sering ditemui
adalah N2 atau RC2B yang merupakan derivat dari formula Sargenti
dan mengandung opaquer, oksida metalik (timah) atau klorida
(merkuri), steroid (beberapa), plasticizer, paraformaldehid, dan bahan
lainnya. Klaim yang dibuat untuk bahan pengisi ini adalah sifat
antimikrobial, aktivitas terapeutik biologis, dan kekuatan. Tidak ada
bukti yang menyatakan bahwa bahan ini menguntungkan untuk
obturasi, bahkan bahan-bahan tambahan tersebut merupakan bahan
beracun. Pada tahun 1998, Asosiasi Endodontis Amerika (AAE) tidak
menyetujui penggunaan bahan pengisi endodontik yang mengandung
paraformaldehid dan menyatakan penggunaan bahan ini tidak
memenuhi standar perawatan.4

b)

Plastis
Sealer resin-based seperti AH26 dan Diaket, dapat digunakan sebagai
bahan obturasi tunggal. Namun bahan ini mempunyai kerugian yang
sama seperti Zinc Oxide Eugenol yang menjadikan bahan ini tidak
populer digunakan.4

Sealer sangat vital dalam fungsi pengisian saluran akar, yaitu untuk
penutupan akhir sistem saluran akar, penguburan sisa bakteri, dan pengisi
ketidakteraturan bentuk akar yang telah dipreparasi.2 Sealer digunakan diantara
permukaan dentin dan bahan inti untuk mengisi ruang yang tercipta karena
ketidakmampuan fisik bahan inti untuk mengisi seluruh area saluran akar.
Karakteristik utama yang paling diharapkan dari sealer adalah menempel pada
dentin dan bahan inti bersamaan dengan adanya ikatan kohesi yang kuat. 3Jenisjenis sealer yang dikenal hingga sekarang adalah
1.

Sealer berbahan dasar pelarut


Rosin-chloroform, dan chloropercha, yang merupakan campuran dari guttapercha giling atau larut dengan chloroform telah menciptakan permukaan
antarmuka dentin-guttapercha. Zinc oxide dapat ditambahan dalam
campuran ini agar lebih keras dan mengurangi penyusutan. Kebocoran
karena penyusutan sering menjadi masalah utama pada metode ini,
karenanya bahan ini tidak banyak digunakan lagi pada jaman sekarang.1

2.

Sealer berbahan dasar ZnOE


Keuntungan utama dari bahan ini adalah riwayat keberhasilannya dalam
penggunaan sejak lama. Kualitas positif dari bahan ini menutup aspek
negatifnya (staining, setting time yang lama, non-adhesif, dan kelarutan).
Contoh dari bahan ini adalah formulasi Grossman yang merupakan standar
perbandingan bahan sealer lain. Formulasi Grossman ini terdiri dari powder
dan liquid. Powder dari formulasi Grossman terdiri dari 42% Zinc Oxide
(utama), 27% stabellite resin (setting time dan konsistensi), 5% Bismuth
subcarbonate, 5% Barium sulfat, dan 1% Natrium borat. Liquid nya
merupakan eugenol. Kebanyakan sealer ZnOE yang digunakan sekarang ini
merupakan

variasi

dari

formulasi

asli

ini.5

Di

daerah

Eropa,

paraformaldehyde ditambahkan untuk aktivitas antibakteri, seperti pada


pasta N2 yang kontroversial dan pada Endomethasone. Sealer berbahan
dasar

ZnOE

mempunyai

aktivitas

antibakteri,

tetapi

juga

dapat

mengeluarkan racun saat ditempatkan secara langsung di dalam jaringan


vital1dan juga setting time yang sangat lama, yang menurut penelitian dapat
mencapai 2 bulan.5
3.

Sealer dengan bahan dasar ionomer kaca


Sudah tidak beredar di pasaran, karena adanya proses penguraian dan
kebocoran pada penelitian laboratoris. Sealer ini dulu banyak digunakan
karena menyediakan apical dan coronal seal yang adekuat5, adanya sifat
biokompatibel dan melekat pada dentin, dua sifat terakhir ini merupakan
sifat yang diharapkan ada pada pengisian akar.1Kekakuan dan ketidaklarutan
bahan ini membuat retreatment dan preparasi untuk penempatan pasak
menjadi sulit.5Contoh produk dari sealer ini adalah GC Fuji TRIAGE,
Ketac-Endo, dll.

4.

Sealer berbahan dasar resin


Prototipnya dikembangkan oleh Andre Schroeder di Swiss sejak lebih dari
50 tahun yang lalu, yang merupakan resin bis-fenol dengan polimerisasi
menggunakan methenamine. Karena methenamine mengeluarkan sedikit
formaldehid saat reaksi setting, penggantinya dicari dan ditemukan melalui
campuran dari amine yang dapat mempengaruhi polimerisasi tanpa adanya
pengeluaran formaldehid. Pengembangan produk ini adalah AH Plus. 1 AH
Plus merupakan pengembangan dari Epoxy yang tersedia dalam merk AH26,
sifat-sifatnya yang menguntungkan adalah antimikroba, adhesi, waktu kerja
yang lama, mixing yang mudah, dan kemampuan seal yang baik. Keburukan
bahan ini adalah staining, ketidaklarutan relatif pada pelarut, sedikit toksik
saat belum mengeras, dan sedikit kelarutan pada cairan mulut. AH Plus
mempunyai sifat fisik yang mirip dengan AH26 tetapi memiliki
biokompatibilitas yang lebih baik karena melepaskan formaldehid lebih
sedikit, dan hanya sedikit menyebabkan staining pada dentin dengan
dihilangkannya perak dari formula.5

Sealer resin yang lain adalah tipe resorcin-formaldehid. Varian dari phenolformaldehid atau resin Bakelit. Sealer tipe ini merupakan antibakterial yang
sangat kuat, tetapi dapat menyusut dan meninggalkan corak kemerahan pada
struktur gigi sekitar (disebut Russian Red). Dimaksudkan untuk
digunakan tanpa menggunakan cone gutta percha inti, dan menjadi sangat
keras dan tidak dapat larut, retreatment dari saluran akar yang telah diisi
dengan bahan ini dapat menjadi mimpi buruk. Contoh produknya adalah
Forfenan dan Traitement SPAD dari Eropa Barat.1
Methyl-metakrilat sederhana juga dilaporkan sebagai campuran fiksatif
pulpa dan pengisi saluran akar, dibuat untuk molar permanen muda dengan
karies pulpa tanpa adanya nekrosis total dan infeksi. Kelemahan dari produk
ini adalah shrinkage, biokompatibilitas buruk saat setting, dan tidak larut
dalam air.
EndoREZ berbahan dasar urethane dimethacrylate (UDMA). Mempunyai
sifat hidrofilik yang dipercaya meningkatkan kemampuan walaupun dalam
keadaan lembab. EndoRez dipasarkan sepaket dengan gutta percha poin
lapis resin, yang oleh bonding ke sealer akan memberikan perlekatan dan
seal yang lebih baik pada pengisian. Konsep ini dikembangkan hingga
maksimal pada Epiphany/Resilon atau RealSeal (Kerr). Primer diaplikasikan
pada permukaan dentin setelah larutan kelasi bekerja untuk membersihkan
smear layer. Lalu dual-curing sealer yang berdasar BisGMA, UDMA, dan
methacrylate hidrofilik dengan filler radiopak melapisi dinding dentin yang
telah diberi primer. Penyelesaian pengisian adalah dengan insersi cone atau
Resilon core yang telah di plastisisasi secara termal. Sealer dapat melekat
secara efektif ke dentin melalui primer, dan dengan integrasi kemis antara
sealer dan core, akan menghasilkan konsep pengisian saluran akar yang
homogen, monoblock dengan sedikit atau tanpa bagian kosong. Tes bahan
ini secara in vitro dan in vivo menunjukkan hasil yang mengagumkan.1
5.

Kalsium Hidroksida

Contoh bahannya adalah Sealapex dan Apexit. Reaksi settingnya rumit dan
cukup tidak homogen; yaitu melalui kontak dengan kelembaban,
menghasilkan permukaan keras, tetapi bagian dalam dari campuran akan
tetap mempunyai konsistensi seperti adonan. Kelemahan bahan ini adalah
kurang kokoh secara fisik. Kalsium hidroksida juga ditambahkan ke semen
dengan komposisi lain, seperti resin dan sealer berbahan dasar zinc oxide
eugenol, tetapi hanya ada sedikit bukti untuk kelebihan kalsium hidroksida
dalam campuran tersebut.1
6.

Sealer berbahan dasar silikon


Lee Endo-Fill merupakan bahan silikon pertama pada endodontik yang
mempunyai sifat penolak air, stabilitas kimiawi, dan adhesif. Bahan yang
baru-baru ini dikembangkan (RoekoSeal) berpolimerisasi tanpa adanya
penyusutan, dengan platinum sebagai agen katalis. Bahan ini menunjukkan
kemampuan biologis yang memukau, dan didokumentasikan oleh uji
berdasar standar internasional, termasuk penelitian pada follow-up secara
klinis. Dengan Gutta-Flow, kualitas filling pada gutta-percha dan sealer
digabungkan; gutta-percha yang telah digiling hingga menjadi butiran
dicampurkan dengan komponen sealer silikon. Lalu gutta-percha yang telah
menjadi satu dengan sealer dimasukkan ke dalam saluran akar. Cone guttapercha tambahan dimasukkan secara langsung.1

7.

Mineral Trioxide-Aggregate
Merupakan campuran dari semen Portland halus dan bismut oksida, dan
dilaporkan mengandung sedikit SiO2, CaO, MgO, K2SO4, Na2SO4.
Komponen utamanya, semen portland, merupakan campuran dari dikalsium
silikat, trikalsium silikat, trikalsium aluminat, gypsum, dan tetrakalsium
aluminoferit. Gypsum merupakan determinan yang penting dalam
menentukan lamanya waktu setting, sama seperti tetrakalsium aluminoferit,
walaupun pada tingkat yang lebih rendah. Kandungan gypsum dalam MTA
sekitar setengah dari gypsum pada semen portland, sama halnya dengan

aluminium, yang menyediakan waktu kerja lebih panjang daripada semen


portland. Hingga tahun 2002, hanya satu varian MTA yang tersedia, yaitu
bubuk abu-abu, pada tahun ini pula, MTA putih (WMTA) diperkenalkan
sebagai ProRoot MTA (Dentsply) yang menargetkan estetik. Penelitian
dilakukan melalui SEM (Scanning Electron Microscopy) dan mikroanalisis
elektron probe untuk meneliti perbedaan GMTA dan WMTA. Perbedaan
utamanya adalah konsentrasi Al2O3, MgO, dan FeO (Tabel 1).2
Tabel 1: Perbedaan komposisi kimia GMTA dan WMTA2

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kandungan Al2O3, MgO, dan
FeO,yang merupakan penyebab perubahan warna, pada WMTA lebih sedikit
daripada GMTA. WMTA juga memiliki ukuran partikel lebih kecil daripada
GMTA. MTA juga menghasilkan pH yang tinggi yang dipercaya karena
adanya aktivitas biologis karena adanya pembentukanCa2. Baik GMTA
maupun WMTA mempunyai reaksi setting hidrasi yang akan terinisiasi
dalam waktu 3-4 jam tetapi maturasi dan kemampuan resistensi meningkat
seiring waktu. WMTA dan ZnOE sama-sama mempunyai sifat antibakteri
terhadap S. aureus, E. faecalis, P. aeruginosa pada uji kontak langsung.
Sedangkan CHX 0,12% mempunyai aktivitas antibakteri yang lebih kuat
terhadap A. odontolyticus, F. nucleatum, S. sanguis, E. faecalis, E. coli, S.
aureus, P. aeruginosa, dan C. albicans dibandingkan dengan WMTA yang
dipreparasi dengan air steril saja. Tetapi harus diperhatikan bahwa MTA

tidak akan setting apabila dicampur dengan CHX. MTA tidak hanya
mempunyai sifat biokompatibilitas yang baik, tetapi juga menunjukkan
performa biologis yang cukup baik pada penelitian in vivo saat digunakan
untuk pengisi saluran akar, perbaikan perforasi, pulp-capping dan pulpotomi,
dan perawatan apeksifikasi. Beberapa menegaskan bahwa GMTA dapat
mengeluarkan sifat biologis lebih baik daripada WMTA yang lebih estetik,
tetapi hal ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.2MTA tidak
bereaksi dengan bahan restorasi lainnya. Tes genetoksik menunjukkan pada
MTA tidak ada bersifat merusak DNA. MTA juga dapat bersifat aktivasi
sementoblas dan produksi sementum. Pada beberapa kasus, MTA juga
bersifat bone healing. MTA memproduksi lebih banyak dentinal bridge lebih
signifikan dibandingkanCa(OH)2 dalam waktu yang lebih cepat serta
memiliki sedikit inflamasi dan mengurangi resiko nekrosis pulpa. MTA juga
dilaporkan mempunyai ukuran partikel yang kecil, toksik yang sedikit, dan
working time yang lama.2
Sifat bahan pengisi saluran akar beserta kelebihan dan kekurangannya :
Sifat-sifat

Bahan Padat :
a) Kon Perak
Keuntungan:
Mudah diletakkan dan dikontrol panjangnya. Kekakuan dan fleksibilitasnya
memungkinkan untuk obturasi saluran akar yang sempit dan bengkok.
Kerugian:
1. Adaptasi buruk
Ini adalah masalah utama. Kon perak kaku dan tidak dapat beradaptasi
dengan baik pada dinding saluran akar yang takteratur.
2. Toksisitas
Kon perak akan berkarat bila berkontak lama dengan cairan jaringan.
Produk karat akan menyebar dan merusak jaringan periapeks.

3. Sulit dikeluarkan
Pengangkatan kon perak untuk perawatan ulang atau pemasangan pasak
menjadi masalah utama. Kon perak sering kali terkunci denganerat di
saluran akar sebelum disemen.Pangkalnya dapat berada di kamar pulpa
atau saluran akar bagian servikal sedemikian rupa sehingga sulit dipegang
oleh alat. Berbaga iteknik telah diajukan untuk mengeluarkan konperak
dari saluranakar, termasuk digetarkan dengan alat ultrasonic.
4. Kegagalan jangka panjang
Kerapatan apeks dan mahkota kurang baik dibandingkan guttaperca.
Keberhasilan untuk jangka pendek cukup baik, tetapi dalam jangka
panjang rawan kebocoran.
b) GuttaPercha
Keuntungan
- Bersifat plastis
- Manipulasi mudah meski pun untuk pengisian saluran akar yang kompleks
- Mudah dikeluarkan dari saluran akar misalny apada pembuatan pasak atau
perawatan ulang
- Toksisitas kecil dan relative stabil bila berkontak dengan jaringan
- Mudah ditekan
- Mudah dirawatulang
- Mempunyai adaptasi yang baik pada dinding saluran akar bila ditekan
- Mempunyai dimensi yang stabil
- Toleransi jaringan yang baik
- Mudah disterilkan
- Tidak dapat ditembus oleh cairan
- Tidak mewarnai strukturgigi
- Mudah didapat
- Relatif murah
Kerugian
- Tidak melekat pada dentin dan sedikit elastic sehingga menjauhi dinding
1.

saluran akar
Sulit mengisi salauran akar yang bengkok serta apeks terbuka
Mudah patah
Bila terlalu banya ditekan secara vertical dapat masuk kejaringan periapikal
Pasta
Kelebihan:
Cepat dan mudah karenahan ya menggunakan satu macam bahan
Kekurangan:

Pengendalian panjang pengisian susah


Susah mencegah pengisian yang berlebih
Kerapatan tidak konsisten, kadang sangat baik, kadang sangat
buruk, hal ini dipengaruhi oleh beberapa factor:
a. Udara yang terjebak diantara bahan dan saluran akar
b. Pengerutan bahan setelah mengeras
c. Kelarutan pasta oleh cairan jaringan

Zinc Okside Eugenol


Merupakan bahan porus, relatif rapuh, dan larut dalam cairan jaringan.
Bila masuk ke jaringan periapikal mudah mengalami pembusukan. Bersifat
sitotoksik dan mutagenik, terutama pada dosis tinggi. Semen seng oksida
eugenol juga mempunyai waktu pengerasan yang lambat. Bila sudah mengeras,
bahan zinc oxide eugenol membentuk porus dan lemah. Bahan dapat
mengalami dekomposisi dalam cairan jaringan.
Semen ini tidak kuat (hanya 1/5 kekuatan semen zinc fosfat) dan tidak
tahan erosi. ZOE yang lebih baru mengandung polystirene, bahan-bahan kimia
dan pengisi dengan maksud untuk menambah kekuatan.
Kalsium Hidroksida
- Dapat menetralisasi asam fosfor yang terlepas dari semen fosfat; ketebalan
-

sebesar 0,25 mm sudah cukup efektif untuk menahan terobosan asam.


pH bahan ini adalah sekitar 11 sampai 12; kebasaan ini menghancurkan

daya tahan mikroorganisme yang terdapat pada karies gigi.


Sifat-sifat mekanis compressive strength selama 24 jam adalah sebesar 6-

10 mn/m2; tensile strength 1-2 mn/m2.


Kelarutan tinggi; diperoleh angka 25-30% dalam air setelah 1 minggu.

Semen Glass ionomer


Glass ionomer cement adalah bahan yang dapat digunakan sebagai pengisi
saluran akar. pada pengisian saluran akar dengan glass ionomer cement,
sebelum meletakkan cone, sealer glass ionomer cement diaduk sesuai
dengan aturan pabrik. Kemudian sealer dimasukkan ke saluran akar
dengan menggunakan lentulo supaya dinding saluran akar terlapisi glass
ionomer cement. Master cone diletakkan ke saluran akar sesuai dengan

panjang kerja, kemudian finger spreader dimasukkan ke saluran akar 1-2


mm lebih pendek dari panjang kerja dan dikondensasi secara lateral
Teknik Pengaplikasian
Teknik kondensasi lateral
Menggunakan kerucut utama (master cone) yang dipaskan pada saluran
yang telah dipreparasi. Master cone dimasukkan ke dalam saluran akar pada
panjang kerja yang telah ditetapkan. Harus pas sekali dan terasa sulit jika ditarik
(Tug-back). X-ray foto dibuat untuk menentukan penyesuaian (fit) diapikal dan
lateral master cone.
Kerucut gutta-percha disesuaikan, jika menonjol keluar melalui foramen
apikal, ujungnya dapat dipotong sehingga kerucut yang dimasukkan kembali pas
(Tug-back) dan dapat menutup saluran apikal 1 mm kurang dari pertemuan
pulpo periapikal saluran akar jika master cone telah terletak tepat dalam saluran
akar, maka master cone dikeluarkan terlebih dahulu (sebaga trial). Kemudian
saluran akar di keringkan dan dinding-dinding saluran akar dilapisi dengan selapis
tipis pasta saluran akar. Separuh apikal master cone dilapisi dengan sealer dengan
hati-hati ditempatkan kembali ke dalam saluran. Sebuah spreader dimasukkan
disisi master cone dan ditekan ke arah apikal pada gutta percha tambahkan,
tindakan ini dilakukan dengan meletakkan gutta percha tambahan (sekunder
lateral) sejajar dengan spreader dan segera memasukkannya ke dalam lubang
yang tercipta setelah spreader dikeluarkan. Pelapisan sealer tidak diperlukan
untuk kerucut-kerucut sekunder. Proses ini diulangi sampai seluruh saluran terisi
dan padat. Setelah ketepatan pengisian diperiksa dengan x-ray foto, kelebihan
gutta percha dipotong dengan instrument panas, kemudian ditumpat sementara.
Teknik kondensasi vertikal (gutta percha panas)
Teknik ini diperkenalkan dengan tujuan untuk mengisi saluran akar baik
lateral maupun saluran aksesori yang tentunya tidak ketinggalan saluran akar
utama. Metode ini digunakan pada teknik preparasi step-back, menggunakan

pluger yang dipanaskan, dilakukan penekanan pada gutta percha yang telah
dilunakkan dengan panas ke arah vertikal sehingga gutta percha mengalir dan
mengisi seluruh lumen saluran akar.
Dasar teknik kondensasi vertikal adalah: 1) bentuk saluran akar harus
meruncing seperti corong secara kontinyu dari orifis hingga apeks. 2) Hasil
preparasi yang dicapai harus sesuai dengan bentuk asli saluran akar. 3) Bentuk
foramen apikal tidak boleh diubah (mengalami transformasi). 4) Foramen apikal
harus kecil agar kelebihan gutta percha tidak terdorong melalui foramen saat
kondensasi vertikal.
Adapun langkah-langkah kondensasi vertikal sebagai berikut:
Master cone dipaskan terlebih dahulu sesuai dengan instrumentasi terakhir
Dinding saluran akar dilapisi dengan sealer
Gutta percha diberi sealer
Ujung koronal master cone dipotong dengan instrument panas
Pluger dipanasi hingga merah dan segera didorong ke dalam sepertiga koronal
gutta percha. Sebagian gutta percha koronal terbakar oleh pluger bila diambil dari
saluran
Sebuah kondensasi vertikal dengan ukuran yang sesuai dimasukkan dan tekanan
vertikal dikenakan pada gutta-percha yang telah dipanasi untuk mendorongnya ke
arah apikal
Aplikasi panas berganti-ganti oleh pluger dan kondensasi diulangi sampai gutta
percha plastis menutup saluran aksesoris dan saluran akar besar hingga ke apek

Menurut Goodman dkk., bahwa temperatur regional maksimum yang


mengenai gutta percha selama metode kondensasi vertikal adalah 800C dan
temperatur pada daerah apikal 40-420C. Keuntungan teknik ini adalah penutupan

saluran akar bagus sekali, ke arah apikal dan lateral. Kerugian teknik ini adalah
memerlukan waktu yang lama, ada resiko fraktur vertikal akar akibat kekuatan
yang tidak semestinya, dan kadang pengisian yang berlebih dengan gutta percha
dan sealer tidak dapat dikeluarkan kembali dari jaringan apikal.

Teknik thermoplasticized gutta percha


Peralatan penekan terdiri dari barel alat semprit yang dipanaskan dengan
listrik yang disekat dan seleksi jarum berkisar dalam ukuran dari 18-25 gange
derajat panas diatur untuk menetapkan gutta percha yang tepat menurut ukuran
jarum.
Menurut Torabinejad dkk. mengatakan bahwa injeksi gutta percha yang
diplastiskan dari alat semprit tekanan menghasilkan pengisian yang sama baiknya
dengan kondensasi lateral atau vertikal.
Menurut Schilder dkk. mengatakan bahwa metode pengisian thermoplastis
dengan gutta percha di atas 450C memberi kecenderungan bahan pengisi
mengalami pengerutan bila gutta percha menjadi dingin kecuali bila dimampatkan
dengan instrumentasi ke arah apeks.
Metode termoplastik mempunyai satu cacat yang sama dengan semua
teknik injeksi, yaitu kurang dapat membawa gutta percha dengan tepat ke dekat
foramen apikal dan tidak melebihinya, sekalipun metode ini dapat mengisi saluran
lateral pada semua celah-celahnya. Teknik injeksi mengandalkan gutta percha
yang dipanasi dan diplastiskan untuk mengalir ke apikal dengan tekanan apikal
yang minimal, bila dibandingkan dengan kekuatan dan tekanan yang digunakan
pada kondensasi lateral dan vertikal. Kecuali bila tekanan vertikal dikombinasi
dengan metode injeksi pengisian.

5.

Anda mungkin juga menyukai