Bahan padat
Bahan padat mempunyai lebih banyak keuntungan dibandingkan bahan
semisolid. Walaupun banyak bahan telah dicoba, satu-satunya bahan pengisi
yang sampai sekarang masih diterima secara universal adalah gutta-percha
sebagai material primer. Keuntungan utama penggunaan bahan inti solid
atau padat ini adalah kemampuan untuk mengontrol panjang pengisian,
kemampuan yang cukup dalam beradaptasi terhadap iregularitas dan
menciptakan seal adekuat.5
a)
Gutta-Percha(Bahan padat)
Bahan ini digunakan pertama kali pada akhir 1800-an sebagai bahan
restorasi sementara baru kemudian digunakan untuk obturasi saluran
akar. Gutta-percha tidak menyediakan penutupan yang rapat apabila
digunakan tanpa adanya sealer.3
Gutta-percha merupakan derivat getah kering dari familia Sapotaceae.
Dalam bentuk akhir, gutta-percha point terdiri dari 20% gutta-percha
dan 80% Zinc Oxide. Pewarna dan garam metal ditambahkan untuk
warna dan kontras radiografis. Beberapa pabrik menambahkan bahan
anti-mikroba seperti kalsium hidroksida, klorheksidin, atau iodoform
untuk menambahkan efek desinfektan.2
Gutta-percha mencair dalam chloroform, eucalyptol, halothane, dan
turpentine. Sifat ini memungkinkan gutta-percha untuk dibuang
pasca-preparasi dan pada perawatan ulang pada kasus yang tidak
membaik. Beberapa metode manipulasi gutta-percha menggunakan
panas atau pelarut akan menghasilkan sedikit shrinkage (1-2%). Sifat
shrinkage ini tidak diharapkan ada saat pengisian saluran akar.
Kompaksi
menggunakan
spreader
merupakan
usaha
untuk
Resilon(Bahan padat)
Resilon merupakan bahan pengganti gutta-percha yang berbahan
dasar resin polimer polikaprolakton yang digunakan bersamaan
dengan Epiphany, sealer resin untuk membentuk ikatan adhesi pada
permukaan bahan inti resin, dinding saluran akar, dan sealer.3
Komposisi Resilon adalah bahan inti poliester, kaca bioaktif, dan
filler radiopak (bismuth oxychloride dan barium sulfate) dengan
komposisi filler sekitar 65%.2, 3 Disajikan dalam bentuk cone untuk
master poin dan pengganti poin aksesoris dengan teknik kondensasi
lateral, dan pellets yang didesain untuk pengisian thermoplastik,
teknik kondensasi vertikal.2 Pabrik manufaktur menyatakan sifat dari
Resilon ini mirip dengan gutta-percha sehingga dapat digunakan pada
teknik obturasi apapun. Resilon dapat dihaluskan dengan panas atau
dilarutkan dengan pelarut seperti kloroform. Sistem resin-based
seperti ini cocok dengan teknik restorasi jaman sekarang dengan inti
dan pasak digantikan dengan agen resin-bonding.3
d)
b)
Plastis
Sealer resin-based seperti AH26 dan Diaket, dapat digunakan sebagai
bahan obturasi tunggal. Namun bahan ini mempunyai kerugian yang
sama seperti Zinc Oxide Eugenol yang menjadikan bahan ini tidak
populer digunakan.4
Sealer sangat vital dalam fungsi pengisian saluran akar, yaitu untuk
penutupan akhir sistem saluran akar, penguburan sisa bakteri, dan pengisi
ketidakteraturan bentuk akar yang telah dipreparasi.2 Sealer digunakan diantara
permukaan dentin dan bahan inti untuk mengisi ruang yang tercipta karena
ketidakmampuan fisik bahan inti untuk mengisi seluruh area saluran akar.
Karakteristik utama yang paling diharapkan dari sealer adalah menempel pada
dentin dan bahan inti bersamaan dengan adanya ikatan kohesi yang kuat. 3Jenisjenis sealer yang dikenal hingga sekarang adalah
1.
2.
variasi
dari
formulasi
asli
ini.5
Di
daerah
Eropa,
ZnOE
mempunyai
aktivitas
antibakteri,
tetapi
juga
dapat
4.
Sealer resin yang lain adalah tipe resorcin-formaldehid. Varian dari phenolformaldehid atau resin Bakelit. Sealer tipe ini merupakan antibakterial yang
sangat kuat, tetapi dapat menyusut dan meninggalkan corak kemerahan pada
struktur gigi sekitar (disebut Russian Red). Dimaksudkan untuk
digunakan tanpa menggunakan cone gutta percha inti, dan menjadi sangat
keras dan tidak dapat larut, retreatment dari saluran akar yang telah diisi
dengan bahan ini dapat menjadi mimpi buruk. Contoh produknya adalah
Forfenan dan Traitement SPAD dari Eropa Barat.1
Methyl-metakrilat sederhana juga dilaporkan sebagai campuran fiksatif
pulpa dan pengisi saluran akar, dibuat untuk molar permanen muda dengan
karies pulpa tanpa adanya nekrosis total dan infeksi. Kelemahan dari produk
ini adalah shrinkage, biokompatibilitas buruk saat setting, dan tidak larut
dalam air.
EndoREZ berbahan dasar urethane dimethacrylate (UDMA). Mempunyai
sifat hidrofilik yang dipercaya meningkatkan kemampuan walaupun dalam
keadaan lembab. EndoRez dipasarkan sepaket dengan gutta percha poin
lapis resin, yang oleh bonding ke sealer akan memberikan perlekatan dan
seal yang lebih baik pada pengisian. Konsep ini dikembangkan hingga
maksimal pada Epiphany/Resilon atau RealSeal (Kerr). Primer diaplikasikan
pada permukaan dentin setelah larutan kelasi bekerja untuk membersihkan
smear layer. Lalu dual-curing sealer yang berdasar BisGMA, UDMA, dan
methacrylate hidrofilik dengan filler radiopak melapisi dinding dentin yang
telah diberi primer. Penyelesaian pengisian adalah dengan insersi cone atau
Resilon core yang telah di plastisisasi secara termal. Sealer dapat melekat
secara efektif ke dentin melalui primer, dan dengan integrasi kemis antara
sealer dan core, akan menghasilkan konsep pengisian saluran akar yang
homogen, monoblock dengan sedikit atau tanpa bagian kosong. Tes bahan
ini secara in vitro dan in vivo menunjukkan hasil yang mengagumkan.1
5.
Kalsium Hidroksida
Contoh bahannya adalah Sealapex dan Apexit. Reaksi settingnya rumit dan
cukup tidak homogen; yaitu melalui kontak dengan kelembaban,
menghasilkan permukaan keras, tetapi bagian dalam dari campuran akan
tetap mempunyai konsistensi seperti adonan. Kelemahan bahan ini adalah
kurang kokoh secara fisik. Kalsium hidroksida juga ditambahkan ke semen
dengan komposisi lain, seperti resin dan sealer berbahan dasar zinc oxide
eugenol, tetapi hanya ada sedikit bukti untuk kelebihan kalsium hidroksida
dalam campuran tersebut.1
6.
7.
Mineral Trioxide-Aggregate
Merupakan campuran dari semen Portland halus dan bismut oksida, dan
dilaporkan mengandung sedikit SiO2, CaO, MgO, K2SO4, Na2SO4.
Komponen utamanya, semen portland, merupakan campuran dari dikalsium
silikat, trikalsium silikat, trikalsium aluminat, gypsum, dan tetrakalsium
aluminoferit. Gypsum merupakan determinan yang penting dalam
menentukan lamanya waktu setting, sama seperti tetrakalsium aluminoferit,
walaupun pada tingkat yang lebih rendah. Kandungan gypsum dalam MTA
sekitar setengah dari gypsum pada semen portland, sama halnya dengan
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kandungan Al2O3, MgO, dan
FeO,yang merupakan penyebab perubahan warna, pada WMTA lebih sedikit
daripada GMTA. WMTA juga memiliki ukuran partikel lebih kecil daripada
GMTA. MTA juga menghasilkan pH yang tinggi yang dipercaya karena
adanya aktivitas biologis karena adanya pembentukanCa2. Baik GMTA
maupun WMTA mempunyai reaksi setting hidrasi yang akan terinisiasi
dalam waktu 3-4 jam tetapi maturasi dan kemampuan resistensi meningkat
seiring waktu. WMTA dan ZnOE sama-sama mempunyai sifat antibakteri
terhadap S. aureus, E. faecalis, P. aeruginosa pada uji kontak langsung.
Sedangkan CHX 0,12% mempunyai aktivitas antibakteri yang lebih kuat
terhadap A. odontolyticus, F. nucleatum, S. sanguis, E. faecalis, E. coli, S.
aureus, P. aeruginosa, dan C. albicans dibandingkan dengan WMTA yang
dipreparasi dengan air steril saja. Tetapi harus diperhatikan bahwa MTA
tidak akan setting apabila dicampur dengan CHX. MTA tidak hanya
mempunyai sifat biokompatibilitas yang baik, tetapi juga menunjukkan
performa biologis yang cukup baik pada penelitian in vivo saat digunakan
untuk pengisi saluran akar, perbaikan perforasi, pulp-capping dan pulpotomi,
dan perawatan apeksifikasi. Beberapa menegaskan bahwa GMTA dapat
mengeluarkan sifat biologis lebih baik daripada WMTA yang lebih estetik,
tetapi hal ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.2MTA tidak
bereaksi dengan bahan restorasi lainnya. Tes genetoksik menunjukkan pada
MTA tidak ada bersifat merusak DNA. MTA juga dapat bersifat aktivasi
sementoblas dan produksi sementum. Pada beberapa kasus, MTA juga
bersifat bone healing. MTA memproduksi lebih banyak dentinal bridge lebih
signifikan dibandingkanCa(OH)2 dalam waktu yang lebih cepat serta
memiliki sedikit inflamasi dan mengurangi resiko nekrosis pulpa. MTA juga
dilaporkan mempunyai ukuran partikel yang kecil, toksik yang sedikit, dan
working time yang lama.2
Sifat bahan pengisi saluran akar beserta kelebihan dan kekurangannya :
Sifat-sifat
Bahan Padat :
a) Kon Perak
Keuntungan:
Mudah diletakkan dan dikontrol panjangnya. Kekakuan dan fleksibilitasnya
memungkinkan untuk obturasi saluran akar yang sempit dan bengkok.
Kerugian:
1. Adaptasi buruk
Ini adalah masalah utama. Kon perak kaku dan tidak dapat beradaptasi
dengan baik pada dinding saluran akar yang takteratur.
2. Toksisitas
Kon perak akan berkarat bila berkontak lama dengan cairan jaringan.
Produk karat akan menyebar dan merusak jaringan periapeks.
3. Sulit dikeluarkan
Pengangkatan kon perak untuk perawatan ulang atau pemasangan pasak
menjadi masalah utama. Kon perak sering kali terkunci denganerat di
saluran akar sebelum disemen.Pangkalnya dapat berada di kamar pulpa
atau saluran akar bagian servikal sedemikian rupa sehingga sulit dipegang
oleh alat. Berbaga iteknik telah diajukan untuk mengeluarkan konperak
dari saluranakar, termasuk digetarkan dengan alat ultrasonic.
4. Kegagalan jangka panjang
Kerapatan apeks dan mahkota kurang baik dibandingkan guttaperca.
Keberhasilan untuk jangka pendek cukup baik, tetapi dalam jangka
panjang rawan kebocoran.
b) GuttaPercha
Keuntungan
- Bersifat plastis
- Manipulasi mudah meski pun untuk pengisian saluran akar yang kompleks
- Mudah dikeluarkan dari saluran akar misalny apada pembuatan pasak atau
perawatan ulang
- Toksisitas kecil dan relative stabil bila berkontak dengan jaringan
- Mudah ditekan
- Mudah dirawatulang
- Mempunyai adaptasi yang baik pada dinding saluran akar bila ditekan
- Mempunyai dimensi yang stabil
- Toleransi jaringan yang baik
- Mudah disterilkan
- Tidak dapat ditembus oleh cairan
- Tidak mewarnai strukturgigi
- Mudah didapat
- Relatif murah
Kerugian
- Tidak melekat pada dentin dan sedikit elastic sehingga menjauhi dinding
1.
saluran akar
Sulit mengisi salauran akar yang bengkok serta apeks terbuka
Mudah patah
Bila terlalu banya ditekan secara vertical dapat masuk kejaringan periapikal
Pasta
Kelebihan:
Cepat dan mudah karenahan ya menggunakan satu macam bahan
Kekurangan:
pluger yang dipanaskan, dilakukan penekanan pada gutta percha yang telah
dilunakkan dengan panas ke arah vertikal sehingga gutta percha mengalir dan
mengisi seluruh lumen saluran akar.
Dasar teknik kondensasi vertikal adalah: 1) bentuk saluran akar harus
meruncing seperti corong secara kontinyu dari orifis hingga apeks. 2) Hasil
preparasi yang dicapai harus sesuai dengan bentuk asli saluran akar. 3) Bentuk
foramen apikal tidak boleh diubah (mengalami transformasi). 4) Foramen apikal
harus kecil agar kelebihan gutta percha tidak terdorong melalui foramen saat
kondensasi vertikal.
Adapun langkah-langkah kondensasi vertikal sebagai berikut:
Master cone dipaskan terlebih dahulu sesuai dengan instrumentasi terakhir
Dinding saluran akar dilapisi dengan sealer
Gutta percha diberi sealer
Ujung koronal master cone dipotong dengan instrument panas
Pluger dipanasi hingga merah dan segera didorong ke dalam sepertiga koronal
gutta percha. Sebagian gutta percha koronal terbakar oleh pluger bila diambil dari
saluran
Sebuah kondensasi vertikal dengan ukuran yang sesuai dimasukkan dan tekanan
vertikal dikenakan pada gutta-percha yang telah dipanasi untuk mendorongnya ke
arah apikal
Aplikasi panas berganti-ganti oleh pluger dan kondensasi diulangi sampai gutta
percha plastis menutup saluran aksesoris dan saluran akar besar hingga ke apek
saluran akar bagus sekali, ke arah apikal dan lateral. Kerugian teknik ini adalah
memerlukan waktu yang lama, ada resiko fraktur vertikal akar akibat kekuatan
yang tidak semestinya, dan kadang pengisian yang berlebih dengan gutta percha
dan sealer tidak dapat dikeluarkan kembali dari jaringan apikal.
5.