STEP 3
1. Apa bahayanya diberikan pasta gigi pada luka bakar?
Luka bakar tidak boleh diberikan zat yang tidak larut dalam air mudah lembab
mudah terjadi infeksi.
Perubahan suhu yang drastic bisa terjadi vasokontriksi pembuluh darah
sekitar edema??
2. Mengapa nadi meningkat?
Luka bakar >30% (dewasa);anak-anak 20% respon kardiovaskuler
vasodilatasi perifer permeabilitas meningkatperpindahan cairan (Na, air,
plasma) dari intravascular ke ekstravaskuler Curah jantung menurun tensi
turun nadi akan meningkat.
terkena infeksi
- GIT??
11. Dari tanda pasien pada kasus ini termasuk derajat luka bakar berapa?
Derajat luka bakar II superfisial
12. Derajat luka bakar?
Derajat I : sampai epidermis, rasa sakit warna kemerahan, waktu sembuh 5-7
STEP 7
1. Apa bahayanya diberikan pasta gigi pada luka bakar?
Diolesi pasta gigi: tidak disarankan. Alasannya, pasta gigi memang terasa
dingin di kulit, karena mengandung mentol. Tapi jika dioleskan pada kulit
yang terkena luka bakar, pori-pori kulit akan tertutup pasta gigi itu.
Saat diobati, paramedis di rumah sakit akan kesulitan untuk membersihkan
luka, guna mencegah infeksi.
Dijelaskan Elsya Ovihardini dalam acara Live Saver CPR Competency seperti dilansir detikhealth.com, Minggu (8/4), saat tubuh terkena luka bakar maka
dengan sendirinya tubuh akan mengeluarkan cairan untuk mengobatinya.
Jika diolesi dengan odol atau margarin maka bisa menutupi kulit dan
menghambat cairan yang akan keluar dari dalam tubuh dan juga bisa
menghambat petugas medis untuk mengobati, urai Elsya yang saat itu
menjabat
sebagai
Asisten
Trainer
Medic
One
di
Jakarta.
Elsya menambahkan saat terjadi luka bakar maka jaringan kulit akan rusak.
Pengobatan yang paling baik adalah cukup dengan memberi air. Dan apabila
luka bakar yang dihasilkan kecil, misalnya terciprat minyak goreng, maka
setelah luka dibersihkan bisa diolesi dengan salep bakar di sekitar kulit yang
terbakar. Tapi jika lukanya besar, setelah dibersihkan harus dibawa ke rumah
sakit. JIBI/SOLOPOS/Tutut Indrawati
Bila pakaian terbakar atau menjadi tempat berkumpulnya panas, maka pakaian harus cepat
dilepaskan. Kecepatan langkah ini akan menentukan derajad luka bakar. Semakin cepat
dilepaskan maka diharapkan derajad luka bakarnya semakin minimal.
2. Lakukan pendinginan pada area kulit yang terbakar. Celupkan bagian yang
terluka dalam air dingin atau letakkan di bawah aliran kran air selama kurang
lebih 15 menit atau sampai luka berkurang. Ulangi sesering mungkin.
Tindakan pendinginan ini akan menghentikan proses penghantaran panas
dari kulit yang terkena ke bagian kulit lainnya yang belum terkena sehingga
luka dapat diminimalkan. Di samping itu pendinginan dapat mengurangi rasa
sakit pada penderita. Kadang masyarakat justru punya persepsi yang salah
yang menganggap pemberian air akan menyebabkan luka bakar menjadi
menggelembung.
luka, menambah rasa sakit dan menyulitkan dokter yang akan memberikan
pengobatan, karena harus membersihkan luka tersebut.
4. Jangan pecahkan kulit yang melepuh. Bila lepuh pecah sendiri, biarkan kulit
seperti semula untuk mencegah infeksi. Mungkin perlu balutan ringan
(ditutup dengan kain bersih ).
5. Luka bakar tidak luas derajad 1, rawat kulit agar tetap kering dan bersih.
Periksa dokter bila terjadi tanda-tanda infeksi bakteri (demam, peradangan
dan pembentukan nanah).
6. Segera pergi ke unit gawat darurat rumah sakit terdekat bila terjadi hal-hal
seperti di bawah ini :
Luka bakar sedang yang luasnya lebih besar dari telapak tangan
penderita.
Shock (pucat, keringat dingin, kulit lembab, napas dan nadi cepat,
mengantuk, pingsan).
Pertolongan pertama yang cepat dan tepat pada luka bakar akan mengurangi
tingkat kerusakan jaringan yang mengalami luka bakar. Sebaliknya tindakan yang
lambat dan keliru menyebabkan penderita harus mengalami kerusakan yang berat
dan membutuhkan perawatan yang lebih intensif.
Sumber:
Suara Muhammadiyah
Edisi 2 2004
Povidon-iodine bersifat bakteriostatik dengan kadar 640 g/ml dan bersifat bakterisid pada
kadar 960 g/ml. Mikobakteria tuberkulosa bersifat resisten terhadap bahan ini. Povidoniodine memiliki toksisitas rendah pada jaringan, tetapi detergen dalam larutan
pembersihnya akan lebih meningkat toksisitasnya.
Dalam 10% povidon iodine mengandung 1% iodiyum yang mampu
membunuh bakteri dalam 1 menit dan membunuh spora dalam waktu
15 menit .
Sumber:
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-sunartog2a-5287-3babii.pdf
4. Mengapa diberikan infuse NaCl 30 tetes/menit?
Untuk mengatasi syok hipovolemik.
IWL Dewasa = 15ml/KgBB/hari
Glukosa 5% sebanyak 2000ml
Jika urin > 1ml (anak2 BB 30kg atau kurang)1ml/KgBb/jam IWL dihentikan
Dewasa sampe 0,5-1 ml/kgbb/jam
5. Cara menghitung luas luka bakar?
Kepala-leher =9%
Dada-perut=18
Perineum=1%
Lengan =9%
Tungkai =18 %
tungkai anak-anak= 13,5% (yang lain sama kayak dewasa)
1 telapak tangan pasien=1% tubuh = rule of nines
6. Bagaimana cara hitung cairan terapi luka bakar?
24 jam pertama: RL 2-4ml/%luka bakar/kgbb 0,5 dosis pada 8 jam pertama,
0,5 nya lagi 16 jam berikutnya. kenapa RL????
Jaga volume urin 30-50ml/jm pada dewasa
NaCL : untuk syok hipovolemik yang berat
7. Bagaimana bisa terbentuknya bula?
Bulae (+) menandakan terjadinya perpindahan cairan dari jaringan interstisial (2nd spacing)
menuju 3rd spacing di atas dermis yang selanjutnya akan membentuk bulae tersebut.
Sumber:
trivoniluplaff.files.wordpress.com/2011/06/luka-bakar.docx
sering terjadi karena anak kecil ditempatkan di dalam kolam atau di bak
mandi yang di penuhi dengan air panas membara, dengan tujuan untuk
mendisplinkan atau menghukum si anak. Bentuk khas luka bakar dapat
terlihat, sebagai anak yang terrefleksi tenggelam di dalam air. Disekeliling
area dari kulit yang melingkari tiap-tiap daerah lutut tidak terkena karena
anak tersebut dipaksa berjongkok di dalam air.
Gambar 13.4 Penyiksaan anak dengan luka bakar. Anak biasanya dipegang
diantara tangannya, dan ke bawah pada air membara. Hasil luka bakar
menunjukkan bentuk khas dengan tidak terdapat luka di bagian lututnya,
fossa poplitea, dan daerah inguinal.
b.
Luka bakar karena percikan, atau tumpahan biasanya tidak sengaja,
disebabkan karena memercikkan, menumpahkan cairan panas ke tubuh.
Luka akibat tumpahan dapat terjadi bila seorang anak kecil menuangkan
pot berisi air panas dari kompor, dan cairan tumpah ke seluruh tubuh. Di
beberapa kasus, bentuk dari luka bakar harus berhubungan dengan cerita,
dengan yang paling berat luka bakarnya dari kulit kepala atau kepala.
c.
Luka bakar hangat biasanya karena ketidaksengajaan. Uap yang sangat
panas dapat menyebabkan luka berat pada mukosa saluran napas. Pada
beberapa kasus, edema laring massif dapat terjadi, penyebab asfiksia dan
kematian.
E.
Luka bakar karena microwave.
Microwave adalah gelombang elektromagnetik yang mana frekwensi berkisar antara
30-300.000 MHz dan panjang antara 1mm sampai 30 cm. Radiasi microwave adalah
non-ionisasi, oleh karena itu, efek biologi primernya adalah panas, yang mana
memproduksi melalui agitasi molecular dari molekul polar, seperti air. Pada system
biologi, oleh karena itu, Jaringan dengan komposisi air yang lebih tinggi (seperti otot)
akan menjadi lebih panas daripada jaringan dengan komposisi air yang lebih rendah
(seperti lemak). Standar operasi untuk mikroawave di dapur adalah pada 2,450 MHz.
1.
Tergantung pada panjang gelombang radiasi, dan ketebalan, orientasi, dan
karakter dari target, apabila ada salah satu atau kombinasi dari tiga hal ini :
a.
microwave terrefleksi.
b.
microwave diabsorbsi.
c.
microwave melewati di keseluruhan target.
2.
Surell et al, pada 1987 melaporkan pada suatu studi yang mana piglet
anestesi terekspos pada radiasi microwave dari sebuah 750 watt microwave
rumah tangga, pada energi penuh, dalam waktu berkisar 90-120 detik. Studi
itu menunjukkan :
a.
pada semua kasus, luka bakar memproduksi demarkasi yang sempurna,
luka bakar penuh.
b.
luka bakar yang mana lebih ekstensif di permukaan tubuh mendekati
alat pengeluaran ( biasanya bertempat di atas dari oven ).
c.
secara mikroskopik kasar menunjukkan penemuan yang konsisten dari
perubahan relative lemak subcutaneous, selain luka bakar pada kulit di
atas atau di bawah otot ( perubahan relative lapisan jaringan ). Arus nuklir
tidak ada.
d.
ml/kgBB/%luka bakar, koloid : 0,5 ml/kg BB/% luka bakar, glukosa dalam air 2000 ml.
dan untuk 24 jam kedua diberikan elektrolit : setengah sampai tiga perempat dari
kebutuhan 24 jam pertama, koloid : setengah sampai tiga perempat dari kebutuhan 24 jam
pertama, glukosa dalam air 2000 ml
Rumus PARKLAND : Dalam 24 jam pertama diberikan elektrolit berupa Ringer lacktat 4
ml/Kg BB/% luas Luka Bakar Dan 24 jam kedua diberikan koloid sebanyak 20-60 % dari
volume plasma yang dihitung
(Hudak & Gallo : Keperawatan Kiritis: Pendekatan Holistik, ed. 6. EGC, 1996)
Rumus BAXTER.
Dewasa : Baxter.
RL 4 cc x BB x % LB/24 jam.
Anak: jumlah resusitasi + kebutuhan faal:
RL : Dextran = 17 : 3
2 cc x BB x % LB.
Kebutuhan faal:
1 3 tahun : BB x 75 cc
3 5 tahun : BB x 50 cc
diberikan 8 jam pertama
diberikan 16 jam berikutnya.
Hari kedua:
Dewasa : Dextran 500 2000 + D5% / albumin.
( 3-x) x 80 x BB gr/hr
100
(Albumin 25% = gram x 4 cc) 1 cc/mnt.
Anak: Diberi sesuai kebutuhan faal.
Bambang Darwono; F. Sutoko, Protokol Pengelolaan Luka Bakar, Bagian Bedah, FK
Undip/RS dr. Kariadi.
5. Penghitungan luas
Rule of nine :
www.fk.uwks.ac.id/elib/Arsip/.../luka%20bakar%20akut%20text.pdf
Oleh ( Dr. Sunarso Kartohatmodjo Sp.B. MM )
6. Inhalsi
Trauma luka bakar yang disebabkan oleh udara
panas yang mengenai mukosa saluran nafas.
Terjadi pada kebakaran dalam ruang tertutup
atau akibat ledakan bom.
Gejala : bulu rambut hidung terbakar, terdapat
jelaga, dahak mengandung jelaga, bila berat
dapat muncul gangguan pernafasan akibat
oedem mukosa saluran nafas.
Sumber:
http://dokteryudabedah.com/wp-
content/uploads/2011/03/Lengkap-Tentang-Luka-Bakar.pdf
7. Penanganan luaka bakar inhalasi
8. Tx.luka bakar (kapan masuk Rs, kapan plg,
Pertolongan Pertama (di tempat kejadian):
Pendinginan:
1. Buka pakaian penderita
2. Rendam dalam air atau air mengalir 20 - 30 menit, derah wajah
dikompres air
3. Yang disebabkan zat kimia: selain air dapat dapat digunakan NaCI
(untuk zat korosif) atau gliserin (untuk fenol)
Mencegah infeksi:
1. Luka ditutup dengan perban/ kain kering bersih yang tidak dapat
melekat pada luka
Derajat 1: cuci dengan larutan antiseptik dan beri analgesik. Bila mengenai
daerah muka, genital rawat inap
Derajat 2 tidak luas tetapi terbuka : dicuci dengan larutan antiseptik, ditutup
kasa steril, beri zalf levertran. Bila tidak ada tanda infeksi, kasa diganti tiap 2
minggu
Inhalasi