Proposal Penelitian
Detya Indrawan
3415133046
BAB I
PENDAHULUAN
orang
memerlukan
orang
lain
agar
mendapatkan
memberikan
energi
positif
untuk
teman-
isi
Peraturan
Pemerintah
tersebut
proses
dan
siswa.
Suasana
mengajar
yang
menyenangkan
akan
pengajaran,
penilai
hasil
pembelajaran,
pengarah
dan
aktif
dalam menerima
pembelajaran lalu
kecerdasan
sebaya
juga
seringkali
digunakan
setelah
proses
tutor
untuk
teman-temannya
yang
belum
memahami
pengajaran
dengan
suara
keras
dan/atauharus
bersifat satu arah dari guru kepada siswa sehingga kurang adanya
interaksi yang menarik selama kegiatan pembelajaran. Guru lebih sering
menggunakan
metode
ceramah,
tanya-jawab
dan
hnya
sesekali
pengaruh
metode
tutor
sebaya
terhadap
D. Perumusan Masalah
kecerdasan
Bedasarkan
latar
belakang,
identifikasi
masalah
dan
mengenai
gambaran
tingkat
kecerdasan
interpersonal
siswanya
2. Bagi siswa SMP
Hasil penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan kecerdasan
personal siswa SMP sehingga dapat meningkatkan hasil belajar serta
mampu bersosialisasi dengan
3. Bagi peneliti selanjutnya
a. Sebagai masukkan untuk peneliti selanjutnya dalam mengkaji
kecerdasan interpersonal yang dapat dihubungkan dengan variable
lainnya
b. Sebagai bahan informasi bagi peneliti yang melakukan penelitian
mengenai metode tutor sebaya dan kecerdasan interpersonal.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR
A. Kajian Pustaka
1. Tinjauan tentang Metode Tutor Sebaya
a. Pengetian Metode
Metode berasal dari bahasa Yunani metha yang berarti melewati
atau melalui dan hodos yang berarti jalan atau cara. Metode berarti jalan
atau cara yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan tertentu.
Sedangkan pembelajaran adalah bahan pelajaran yang disajikan atau
proses
penyajian
bahan
pelajaran.
Pembelajaran
pada
dasarnya
menurut
kamus
Besar
Bahasa
Indonesia
adalah
juga
diartikan
sekumpulan
perangkat
tata
cara
sebaya
merupakan
salah
satu
ciri
pembelajaran
berbasis
sebaya) ternyata lebih efektif dari pada pengajaran oleh guru. Hal ini
disebabkan latar belakang, pengalaman semata) para siswa mirip satu
dengan lainnya dibanding dengan skemata guru (Anita Lie Hidayati, 2004:
7-30).
Menurut Suharsimi Arikunto adakalanya seorang siswa lebih
mudah menerima keterangan yang diberikan oleh kawan sebangku atau
kawan yang lain karena tidak adanya rasa enggan atau malu untuk
bertanya, guru dapat meminta bantuan kepada anak-anak yang
menerangkan kepada kawan-kawannya. Pelaksanaan ini disebut tutor
sebaya karena mempunyai usia yang hampir sebaya
Menurut Silbermen Tutor sebaya merupakan salah satu dari
strategi pembelajaran yang berbasis active learning. Beberapa ahli
percaya bahwa satu pelajaran benar-benar dikuasai hanya apabila
peserta didik mampu mengajarkan pada peserta didik lainnya. Mengajar
teman sebaya memberikan kesempatan dan mendorong pada peserta
didik mempelajari sesuatu dengan baik, dan pada waktu yang sama ia
menjadi narasumber bagi yang lain. Pembelajaran peer teaching
merupakan cara yang efektif untuk menghasilkan kemampuan mengajar
teman sebaya.
Tutor sebaya adalah seorang siswa pandai yang membantu belajar
siswa lainnya dalam tingkat kelas yang sama. Inti dari metode
pembelajaran tutor sebaya ini adalah pembelajaran yang pelaksanaannya
dengan membagi kelas dalam kelompok kelompok kecil, yang sumber
belajarnya bukan hanya guru melainkan juga teman sebaya yang pandai
dan cepat dalam menguasai suatu materi tertentu. Dalam pembelajaran
ini, siswa yang menjadi tutor hendaknya mempunyai kemampuan yang
lebih tinggi dibandingkan dengan teman lainnya, sehingga pada saat dia
memberikan bimbingan ia sudah dapat menguasai bahan yang akan
disampaikan
a. Tujuan Metode Tutor Sebaya
Dasar pemikiran tentang tutor sebaya adalah siswa yang pandai
dapat memberikan bantuan kepada siswa yang kurang pandai. Bantuan
tersebut dapat dilakukan kepada teman sekelasnya di sekolah dan
kepada teman sekelasnya di luar kelas.
Jika bantuan diberikan kepada teman sekelasnya di sekolah,
maka:
1) Beberapa siswa yang pandai disuruh mempelajari suatu topik.
2) Guru memberi penjelasan umum tentang topik yang akan
dibahasnya.
3) Kelas dibagi dalam kelompok dan siswa yang pandai disebar ke
setiap kelompok untuk memberikan bantuannya.
4) Guru membimbing siswa yang perlu mendapat bimbingan khusus.
5) Jika ada masalah yang tidak terpecahkan, siswa yang pandai
meminta bantuan kepada guru
6) Guru mengadakan evaluasi.
Jika bantuan diberikan kepada teman sekelasnya di luar kelas, maka:
1) Guru menunjukkan siswa yang pandai untuk memimpin kelompok
guru
selalu
memegang
tanggung
jawab
dan
apapun
yang
mempelajarinya
dipelajari
sendiri
tidak
oleh
murid,
maka
ada
seorangpun
ia
harus
yang
dapat
tumbuhnya
cara
siswa
belajar
aktif
dalam
proses
1) Stimulasi belajar
Pesan yang diterima siswa dari guru melalui informasi biasanya
dalam bentuk stimulus. Stimulus tersebut dapat berbentuk verbal/bahasa,
visual, auditif, taktik, dan lain-lain. Ada dua cara yang mungkin membantu
para siswa agar pesan tersebut mudah diterima. Cara pertama perlu
adanya pengulangan sehingga membantu siswa dalam memperkuat
pemahamannya. Cara kedua adalah siswa menyebutkan kembali pesan
yang disampaikan guru kepada siswa.
2) Perhatian dan motivasi
Perhatian dan motivasi merupakan prasyarat utama dalam proses
belajar mengajar. Ada beberapa cara untuk menumbuhkan perhatian dan
motivasi, antara lain melalui cara mengajar yang bervariasi, mengadakan
pengulangan informasi, memberikan stimulus baru, misalnya melalui
pertanyaan-pertanyaan kepada siswa memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menyalurkan keinginan belajarnya, menggunakan media dan
alat bantu yang menarik perhatian siswa, seperti gambar, foto, diagram,
dan lain-lain. Sedangkan motivasi belajar bisa tumbuh dari dua hal, yakni
tumbuh dari dalam dirinya sendiri dan tumbuh dari luar dirinya.
3) Respons yang dipelajari
Keterlibatan atau respons siswa terhadap stimulus guru bisa
meliputi berbagai bentuk seperti perhatian, proses internal terhadap
informasi, tindakan nyata dalam bentuk partisipasi kegiatan belajar seperti
memecahkan masalah, mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru,
pembentukan
asosiasi
dapat
Menurut Amstrong
(2005),
kecerdasan
interpersonal
adalah
kecerdasan
dan
interpersonal
bekerja
sama
adalah
dengan
orang
kemampuan
lain,
untuk
kecerdasan
siswa
yang
memiliki
kecerdasan
Interpersonal
menurut
manusia,
dapat
dengan
mudah
membaca,
berkomunikasi,
dan
mengorganisasi
kelompoknya,
menjadi
menghubungkan,
Gordon
dan
Huggins-Cooper
(2013),
anak
dengan
banyak
teman,
pandai
mengatasi
konflik,
dan
dapat
yang
baik
mempunyai
karakteristik
memiliki
Balitbang
Depdiknas
(2007,
7),
Menuliskan
bahwa
Minat
Belajar
Matematika
Siswa
Melalui
Model
dengan
model
tutor
sebaya
dalam
kelompok
kecil.
Peningkatan minat ini juga dapat dilihat dari: (a) peningkatan persentase
hasil isian angket untuk mengukur minat belajar siswa, yaitu rata-rata
persentase minat belajar siswa pada pra tindakan sebesar 66,9% dengan
kategori cukup, dan pada akhir tindakan sebesar 76% dengan kategori
baik, (b) hasil observasi minat belajar siswa mengalami peningkatan dari
39,39% pada siklus I menjadi 55,51% pada siklus II, (c) berdasarkan
wawancara dengan guru dan siswa, dapat disimpulkan bahwa minat
belajar siswa meningkat setelah menggunakan model pembelajaran tutor
sebaya dalam kelompok kecil.
Utama Alan Deta, dkk [5] dengan judul penelitian Penerapan Teori
Multiple Intelligences dalam Pembelajaran Fisika SMP Kelas VIII
Semester 2 Bab Bunyi menyimpulkan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan teori Multiple Intelligences dapat meningkatkan
hasil belajar serta respon siswa terhadap pembelajaran. Dengan
demikian,
kharakteristik
kecerdasan
siswa
sangat
penting
dalam
interpersonal
dapat
diartikan
sebagai
kemampuan
Kecerdasan Interpersonal
siswa kurang optimal
Tindakan
Metode
Pembelajaran Tutor
Sebaya
Hasil
Kecerdasan
Interpersonal siswa
meningkat
meningkat
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian di atas, dapat diajukan hipotesis tindakan yaitu
dengan menggunakan metode tutor sebaya mampu meningkatkan
kecerdasan interpersonal siswa kelas VII SMPdalam mata pelajaran
IPA
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tujuan Operasional Penelitian
Tujuan operasional penelitian ini adalah untuk mengukur pengaruh
metode
pembelajaran
tutor
sebaya
atau
peer
tutoring
terhadap
2. Mengambil
data
dengan
mengetahui
G. Instrumen Penelitian
1. Instrumen Tutor Sebaya
a. Definisi Konseptual
.
b. Definisi Operasional
menggunakan
opinioner
untuk