Disusun oleh :
Robby Tri Mulyanto
(1413034057)
ACARA 5
Tujuan
1. Mempraktekan penggunaan perangkat lunak (software) PCD untuk
membuka dan menampilkan citra satelit serta melakukan proses
konversi citra
2. Melakukan identifikasi obyek pada citra berdasarkan nilai/karakteristik
spektralnya.
3. Melakukan penajaman citra dengan penyusunan citra komposit warna.
II.
III.
Tinjauan Pustaka
interpretasi secara visual terhadap citra tersebut. Dalam proses dan analisis digital,
dapat dilakukan proses otomasi identifikasi obyek dan penyadapan informasi.
Proses otomasi ini mengurangi intervensi dari interpreter pada proses interpretasi
tersebut. Hal seperti ini sering dilakukan untuk melengkapi dan membantu analis
oleh interpreter citra.
Prinsip interpretasi secara digital:
tertentu.
Tiap piksel memiliki nilai spektral tertentu atau yang biasa disebut nilai
pixel.
Kenampakan obyek yang berbeda pada citra dikarenakan adanya
perbedaan interval nilai yang merepresentasikannya, selain kesan pola
spektralnya juga berbeda.
SPOT, IKONOS, Quick Bird, ALOS, dll yang dapat diolah secara digital.
Adanya teknologi komputer yang canggih
Algoritma yang dapat diterapkan bagi penginderaan jauh
Metodologi atau strategi untuk analisis.
Proses dalam Pengolahan citra dapat dibagi ke dalam beberapa proses yang umum
dilakukan, di antaranya adalah:
1. image aquisition : merupakan proses pembuatan citra digital dari objek
nyata dengan menggunakan sensor.
seperti image
restoration dilakukan
Landsat 8
Landsat Data Continuity Mission (LDCM) atau dikenal juga dengan nama
Landsat 8 merupakan satelit generasi terbaru dari Program Landsat. Satelit ini
merupakan project gabungan antara USGS dan NASA beserta NASA Goddard
Space Flight Center dan diluncurkan pada hari Senin, 11 Februari 2013 di
Pangkalan Angkatan Udara Vandeberg, California Amerika Serikat. Satelit
Landsat 8 yang direncanakan mempunyai durasi misi selama 5 10 tahun ini,
dilengkapi dua sensor yang merupakan hasil pengembangan dari sensor yang
terdapat pada satelit-satelit pada Program Landsat sebelumnya. Kedua sensor
tersebut yaitu Sensor Operational Land Manager (OLI) yang terdiri dari 9 band
serta Sensor Thermal InfraRed Sensors (TIRS) yang terdiri dari 2 band. Untuk
Sensor OLI yang dibuat oleh Ball Aerospace, terdapat 2 band yang baru terdapat
pada satelit Program Landsat yaitu Deep Blue Coastal/Aerosol Band (0.433
0.453 mikrometer) untuk deteksi wilayah pesisir serta Shortwave-InfraRed Cirrus
Band (1.360 1.390 mikrometer) untuk deteksi awan cirrus. Sedangkan sisa 7
band lainnya merupakan band yang sebelumnya juga telah terdapat pada sensor
satelit Landsat generasi sebelumnya. Dan untuk lebih detailnya, berikut ini daftar
9 band yang terdapat pada Sensor OLI.
Sebenarnya landsat 8 lebih cocok disebut sebagai satelit dengan misi
melanjutkan landsat 7 dari pada disebut sebagai satelit baru dengan spesifikasi
yang baru pula. Ini terlihat dari karakteristiknya yang mirip dengan landsat 7, baik
resolusinya (spasial, temporal, spektral), metode koreksi, ketinggian terbang
maupun karakteristik sensor yang dibawa. Hanya saja ada beberapa tambahan
yang menjadi titik penyempurnaan dari landsat 7 seperti jumlah band, rentang
spektrum gelombang elektromagnetik terendah yang dapat ditangkap sensor serta
nilai bit (rentang nilai Digital Number) dari tiap piksel citra.
Seperti dipublikasikan oleh USGS, satelit landsat 8 terbang dengan ketinggian
705 km dari permukaan bumi dan memiliki area scan seluas 170 km x 183 km
(mirip dengan landsat versi sebelumnya). NASA sendiri menargetkan satelit
landsat versi terbarunya ini mengemban misi selama 5 tahun beroperasi (sensor
OLI dirancang 5 tahun dan sensor TIRS 3 tahun). Tidak menutup kemungkinan
umur produktif landsat 8 dapat lebih panjang dari umur yang dicanangkan
sebagaimana terjadi pada landsat 5 (TM) yang awalnya ditargetkan hanya
beroperasi 3 tahun namun ternyata sampai tahun 2012 masih bisa berfungsi.
Keunggulan Landsat 8.
rentang
spektrum
gelombang
elektromagnetik
yang
ditangkap.
Sebagaimana telah diketahui, warna objek pada citra tersusun atas 3 warna dasar,
yaitu Red, Green dan Blue (RGB). Dengan makin banyaknya band sebagai
penyusun RGB komposit, maka warna-warna obyek menjadi lebih bervariasi.
Ada beberapa spesifikasi baru yang terpasang pada band landsat ini
khususnya pada band 1, 9, 10, dan 11. Band 1 (ultra blue) dapat menangkap
panjang gelombang elektromagnetik lebih rendah dari pada band yang sama pada
landsat 7, sehingga lebih sensitif terhadap perbedaan reflektan air laut atau
aerosol. Band ini unggul dalam membedakan konsentrasi aerosol di atmosfer dan
mengidentifikasi karakteristik tampilan air laut pada kedalaman berbeda.
Deteksi terhadap awan cirrus juga lebih baik dengan dipasangnya kanal 9
pada sensor OLI, sedangkan band thermal (kanal 10 dan 11) sangat bermanfaat
untuk mendeteksi perbedaan suhu permukaan bumi dengan resolusi spasial 100
m. Pemanfaatan sensor ini dapat membedakan bagian permukaan bumi yang
memiliki suhu lebih panas dibandingkan area sekitarnya. Pengujian telah
dilakukan untuk melihat tampilan kawah puncak gunung berapi, dimana kawah
yang suhunya lebih panas, pada citra landsat 8 terlihat lebih terang dari pada areaarea sekitarnya.
berasal dari nilai energi yang diterima oleh sensor tersebut. Sebuah piksel
memiliki informasi tentang obyek di lapangan. Kesulitan dapat muncul dalam
pengenalan obyek yang mendasarkan pada nilai spektral citra dari satu saluran.
Kesulitan tersebut akan terkurangi dengan memanfaatkan nilai spektral dari dua
atau lebih saluran. Variasi nilai spektral dari berbagai saluran dapat dibandingkan
sehingga akan meningkatkan akurasi interpretasi terhadap suatu piksel.
Pola spektral tersusun oleh respon spektral beberapa panjang gelombang
terhadap suatu obyek. Setiap obyek memiliki karakteristik yang berbeda dalam
interaksinya dengan suatu panjang gelombang elektromagnetik. Masing-masing
panjang gelombang juga memiliki karakteristik yang berbeda ketika berinteraksi
dengan obyek, walaupun obyek tersebut adalah sama. Dengan melakukan
pengukuran energi terpantulkan atau yang dipancarkan suatu obyek muka bumi
pada berbagai panjang gelombang dapat diperoleh suatu bentuk pola spektral
obyek. Pada bagian lain, pola spektral terbentuk oleh perbedaan kemampuan
berbagai material dalam menyerap, memantulkan, dan memancarkan energi
radiasi (Adams, 2006). Terdapat beberapa obyek dominan di permukaan bumi
yang banyak digunakan sebagai parameter penelitian lingkungan, diantaranya
adalah vegetasi, tanah, batuan dan air.
Nilai pantulan spektral di atas permukaan laut sebagian besar berasal dari
hamburan atmosferik yang terjadi di atas permukaan laut tersebut. Pantulan
spektral yang berasal dari air laut hanya berkisar sekitar 10 persen. Sedangkan 90
persen spektrum yang tertangkap oleh sensor satelit berasal dari hamburan
atmosferik (Horning, 2010). Pantulan spektral yang berasal dari permukaan laut
dipengaruhi oleh kecepatan angin dan struktur gelombangnya (Liang, 2004). Oleh
karena itu untuk mendapatkan nilai pantulan spektral air laut harus terlebih dahulu
dilakukan kalibrasi terhadap nilai hamburan atmosferik dan sudut matahari.
Karakteristik pantulan spektral dari vegetasi dipengaruhi oleh kandungan
pigmen daun, material organik, air dan karakteristik struktural daun seperti bentuk
daun dan luas daun (Huete and Glenn, 2011). Karakteristik pantulan spektral dari
vegetasi dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu pada bagian spektrum tampak (0.4
0.7 m) dan pada bagian spektrum inframerah dekat / Near Infra Red (0.7 1.1
m).
Pada bagian spektrum tampak, vegetasi memiliki nilai pantulan relatif
rendah pada spektrum biru dan merah dengan puncak minor pada spektrum hijau
(Mather, 2004). Pantulan spektral yang rendah pada spektrum biru dan merah
disebabkan karena vegetasi menyerap banyak energi pada kedua spektrum
tersebut. Energi pada spektrum tersebut digunakan untuk aktifitas photosintesis
pada daun (Song, 2011). Jumlah energi yang terserap pada kedua spektrum
tersebut mencapai 70% hingga 90% dari total energi yang datang ke permukaan
daun. Relatif lebih rendahnya pantulan spektral pada spektrum biru dan merah
dibandingkan pada spektrum hijau, memberi efek visualisasi warna hijau pada
daun tersebut. Daun nampak berwarna hijau oleh mata, karena kemampuan mata
dalam menangkap spektrum elektromagnetis berada pada spektrum tampak saja.
Pantulan spektral meningkat secara drastis pada rentangan spektral antara 0.65
hingga 0.76 m. Zona rentangan spektral pada pola spektral vegetasi ini disebut
dengan istilah titik batas merah (red edge point). Pada rentangan spektrum infra
merah dekat, yang juga merupakan bagian kedua dari karakteristik pola spektral
vegetasi, memiliki pantulan spektral yang relatif tinggi. Pantulan spektral yang
tinggi ini terrentang antara 0.76 1.35 m. Selanjutnya pada rentangan 1.35 2.5
m pantulan spektral dipengaruhi oleh struktur internal daun. Faktor pengaruh
yang dominan terhadap pantulan spektral pada rentangan 1.35 2.5 m ini adalah
banyak sedikitnya kandungan air pada lembar daun tersebut.
IV.
Langkah Kerja
1. Buka program ENVI 5.0
4. Amati
kenampakan
pada
masing-masing
band
dan
catat
perbedaannya.
5. Sesuaikan dengan karakteristik masing-masing band seperti yang
dapat dilihat pada tabel berikut:
6. Tentukan
nilai
menggunakan
pixel
pada
masing-masing
band
dengan
pada bagian enter output file name click choose, dan beri nama file
output citra tersebut.
10. Buatlah beberapa citra komposit warna sesuai dengan tabel berikut
ini.
V.
Hasil Praktikum
1. Citra satelit Landsat 8 Gabungan Band 1,2,3,4,5,6, dan 7 dengan
masing.
3. Berbagai jenis citra komposit warna dengan format .JPG
VI.
Pembahasan
Menilai perbandingan masing-masing Band
Dalam
ciri-ciri
spektralnya,
masing-masing
band
memiliki
begitupun dengan tanah dan Vegtasi yang tidak terlalu terlihat, namun
awan masih terlihat jelas
Band 2 (0,45-0,51)
air,tanah dan vegtasi tidak terlalu terlihat tapi di bagian laut agar terlihat
detailnya, sehingga band ini cocok untuk penelitian kedalaman air laut
Band 3 (0,53-0,59)
Band 5 (0,85-0,88)
: pada band ini tanah dan air terlihat jelas dan sangat
kontras sekali, sehingga band ini cocok untuk penelitian garis pantai
Memberi nilai spektral
Dari masing-masing band memiliki nilai pantulan/spektral yang berbeda
pula menunjukkan bahwa masing-masing objek memiliki karakteristik
spektral nya masing-masing seperti yang telah diuraikan di bagian
Tinjauan pustaka.
Membuat Komposit warna
Komposit warna dalam interpretasi citra digital berguna untuk menilai
menentukan hal apa yang akan di amati dengan lebih fokus, di langkah
VII.
Kesimpulan
Interpretasi citra adalah kegiatan mengkaji citra untuk mengenali obyek
yang memiliki nilai. Dalam hal ini menggunakan citra Landsat 8.
Berdasarkan hasil interpretasi secara digital, yang dilakukan terhadap data
penginderaan jauh yaitu citra Landsat 8 Wilayah Lampung dan sekitarnya
dapat disimpulkan bahwa :
VIII.
Daftar Pustaka
http://www.kajianpustaka.com/2016/04/pengolahan-citra-digital.html Di akses
pada tanggal 6 Desember 2016 pukul 09.10 WIB
https://www.kaskus.co.id/thread/548306d0becb17e5248b4575/spesifikasi-dankeunggulan-landsat-8/ Di akses pada tanggal 7 Desember 2016 pukul 10.10
WIB
LAMPIRAN
I.
Citra Landsat 8 Gabungan Band 1-7 dengan format .BIL atau Envi
standar
II.
Band
Band 1 (0,43-0,45)
Band 2 (0,43-0,45)
Band 3 (0,43-0,45)
Tubuh Air
2
3
2
Vegetasi
2
2
2
Tanah
2
2
3
Awan
3
4
4
Band 4 (0,43-0,45)
Band 5 (0,43-0,45)
Band 6 (0,43-0,45)
Band 7 (0,43-0,45)
Keterangan :
3
3
3
3
1
3
3
4
2
3
3
4
4 = Sangat Jelas
3 = Jelas
2 = Kurang Jelas
1 = Tidak Terlihat
Tabel hasil nilai spektral dari masing masing band dengan koordinat :
5 33 57.51 LU dan 105 6 35.43
Band
Band 1 (0,43-0,45)
Band 2 (0,43-0,45)
Band 3 (0,43-0,45)
Band 4 (0,43-0,45)
Band 5 (0,43-0,45)
Band 6 (0,43-0,45)
Band 7 (0,43-0,45)
III.
Nilai Spektral
UV
B
G
R
NIR
SIR
SIR
12030
10822
9708
8185
23482
13721
8110
Natural Color (4 3 2)
3
3
3
3
Agriculture (6 5 2)
Atmospheric Penetration (7 6 5)
Healthy Vegetation
Land/ Water (5 6 4)
Natural Atmospheric (7 5 3)
Shortwave Infrared (7 5 4)
Vegetation Analysis (6 5 4)