Anda di halaman 1dari 3

Analisis Tanah longsor terhadap bidang gelincir dengan menggunakan metode

geolistrik
(Mechdi Ghazali-Geofisika Universitas Padjadjaran)
Email : mchdghazali@gmail.com

Dalam suatu data statistik sampai bulan September 2016 yang dikeluarkan oleh Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) tercatat sudah 1.704 bencana. Diantara total bencana tersebut
23 persen disebabkan oleh bencana tanah longsor. Dari tahun ke tahun bencana longsor selalu
meningkat, dari data tersebut bahwa sekitar 40,9 juta jiwa tinggal di daerah yang rawan longsor.
Dengan adanya peningkatan longsor setiap tahunnya maka diperlukan tingkat kerawanan suatu
wilayah terhadap bencana longsor termasuk upaya penanggulangan dan peningkatan kekuatan
bangunan di atasnya.
Tanah longsor merupakan perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan
rombakan, tanah atau material campuran yang bergerak ke bawah atau keluar lereng. Air yang
meresap ke dalam tanah akan menambah bobot tanah dan bila air tersebut menembus sampai
tanah kedap air yang bertindak sebagai bidang gelincir, maka tanah menjadi licin dan tanah
pelapukan di atasnya akan bergerak mengikuti lereng dan keluar lereng.

Faktor geologi
Faktor geologi yang memengaruhi terjadinya gerakan tanah adalah struktur geologi, sifat batuan,
hilangnya perekat tanah karena proses alami (pelarutan), dan gempa. Struktur geologi yang
memengaruhi terjadinya gerakan tanah adalah kontak batuan dasar dengan pelapukan batuan,
retakan/rekahan, perlapisan batuan, dan patahan. Zona patahan merupakan zona lemah yang
mengakibatkan kekuatan batuan berkurang sehingga menimbulkan banyak retakan yang
memudahkan air meresap (Surono, 2003).

Karakteristik Tanah
Faktor tipe tanah mempunyai kepekaan terhadap longsor yang berbeda-beda. Kepekaan tanah
terhadap longsor menggambarkan mudah atau tidaknya tanah bergerak atau longsor, sehingga
kepekaan tanah terhadap longsor adalah fungsi dari berbagai interaksi sifat-sifat fisik kimia atau

tanah. Adapun yang memengaruhi kepekaan longsor adalah (a) tekstur , (b) struktur, (c) bahan
organik, (d) kedalaman, (e) dan sifat lapisan (Arifin et all 2006).
Hasil penelitian Barrus (1999) menunjukkan bahwa tingkat perkembangan tanah juga
berpengaruh nyata terhadap longsoran. Tanah yang sudah berkembang atau sedang berkembang
seperti typic hapludults dan typic hapludalfs memberikan longsoran yang tinggi, sedangkan pada
tanah yang muda sedikit dijumpai terjadinya longsoran.
Berdasarkan hal tersebut , diperlukan analisis bidang gelincir dan struktur tanah sebagai langkah
awal untuk mitigasi bencana longsor. Disinilah peran seorang geofisikawan dalam menganalisis
bidang gelincir dengan menggunakan metode yang ada pada geofisika salah satunya adalah
menggunakan metode geolistrik.
Metode geolistrik merupakan metode yang menggunakan prinsip aliran arus listrik dalam
menyelidiki struktur bawah permukaan bumi. Aliran arus listrik dalam mengalir didalam tanah
melalui batuan-batuan dan sangat dipengaruhi oleh adanya air tanah dan garam yang terkandung
didalam batuan serta hadirnya mineral logam maupun panas yang tinggi. Oleh karena itu metode
geolistrik dapat digunakan pada penyelidikan hidrogeologi seperti penentuan aquifer dan adanya
kontaminasi, penyelidikan mineral, dan deteksi hot rocks pada penyelidikan panas bumi. Metode
ini memiliki beberapa keunggulan, yaitu memiliki akurasi pengukuran yang baik, tidak merusak
lingkungan, biaya relative murah m serta mampu mendeteksi perlapisan tanah diatas 100 m. oleh
karena itu metode ini dapat dimanfaatkan untuk survey daerah rawan longsor, khususnya untuk
menentukan ketebalan lapisan yang berpotensi longsor serta litologi perlalpisan batuan bawah
permukaan.
Metode geolistrik dapat digunakan untuk menetukan bidang gelincir. Hasil pengukuran yang
berupa tahanan jenis semu selanjutnya dikonversi untuk menentukan nilai true resistivity dari
suatu lapisan. Data hasil pengukuran ini kemudian diguankan dalam proses identifikasi dan
penyelidikan tanah. Identifikasi dan penyelidikan tanah diperlukan untuk mengetahui kondisi
geologi tanah, karakteristik tanah, kekuatan lapisan tanah, kepadatan dan daya dukung. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui jenis pondasi yang akan digunakan pada konstruksi bangungan.
Para geofisikawan Indonesia sendiri juga telah banyak melakukan survey geolistrik untuk
mendeteksi kedalaman bidang gelincir sebuah lereng yang rawan longsor. Satu hal yang harus

menjadi catatan kita bersama bahwa penelitian tersebut harus dilakukan sebelum longsor terjadi.
Apabila sudah diketahui kedalaman bidang gelincirnya tentu bisa diperkirakan metode slope
stability dan protection apa yang cocok diaplikasikan pada lereng sehingga tidak terjadi bencana
longsor
Daftar Pustaka :
1. Muslihudin, dkk. (n.d). Studi Bidang Gelincir Sebagai Langkah Awal Mitigasi Bencana
Longsor

Di

Kampung

Ledok

Kecamatan

Sumberpucung

Kabupaten

Malang

Menggunakan Metode Geolistrik Konfigurasi Dipol-Dipol. Malang : Jurusan Fisika,


Fakultas MIPA, Universitas Brawijaya
2. Raehanayati.2013. Pendugaan bidang gelincir tanah longsor berdasarkan sifat
kelistrikan bumi dengan aplikasi geolistrik metode tahanan jenis konfigurasi
Schlumberger
3. http://hmgf.fmipa.ugm.ac.id/uji-ketahanan-tanah-meminimalkan-dampak-bahayabencana-longsor/
4. Tanjuang, Dina. 2011. Tanah Longsor
5. http://www.ibnurusydy.com/peran-geofisika-fisika-bumi-dalam-mitigasi-dan-monitoringbencana-vi/#ixzz4O4iaLUGe

6.
7.
8.
9.

Repository.ipb.ac.id
Repository.usu.ac.id
Wisuda.unud.ac.id
http://dibi.bnpb.go.id/

Anda mungkin juga menyukai