Anda di halaman 1dari 5

CASE REPORT SESSION

Skizofrenia Hebefrenik

Disusun oleh :
Faris Mufid Madyaputra
Angela Grace

Preceptor :
Lynna Lidyana, dr., SpKJ

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR. HASAN SADIKIN
BANDUNG
2016

I.

IDENTITAS PRIBADI
Nama

: Tn. II

Umur

: 29 tahun

Jenis kelamin

: Laki-laki

Alamat

: Kp. Cinangsi RT 02 RW 03 Pulosari, Pangalengan Bandung

Agama

: Islam

Suku

: Sunda

Status marital

: Belum Menikah

Pendidikan terakhir

: SMA

Pekerjaan

: Tidak bekerja

II. RIWAYAT PSIKIATRI


Heteroanamnesa didapatkan dari Tn. Rahmat, Kakak kandung pasien dan
informasi dapat dipercaya.
A. Keluhan Utama
Memukul ayah pasien dengan balok kayu
B. Riwayat Penyakit Sekarang
1 hari sebelum masuk rumah sakit, pasien merasa tersinggung oleh ayahnya yang
menyuruhnya minum obat. Pasien mengamuk dan memukul ayahnya dengan balok kayu.
Kemudian pasien diamankan warga dengan diikat menggunakan tali, sehingga pergelangan
tangan pasien luka dan bengkak. Karena keluhannya ini pasien dibawa ke RSHS.
5 tahun yang lalu pasien mulai mengalami perubahan perilaku. Pasien sering berbicara
dan tertawa sendiri. Pasien juga pernah mencoba untuk masuk sumur sehingga akhirnya
pasien dimasukkan ke rawat inap RSHS bagian psikiatri. Setelah rawat inap pasien
mengalami perbaikan. Setelah rawat inap, pasien jarang kontrol namun tetap meminum obat
dengan membeli obat sendiri menggunakan copy resep. 1 tahun terakhir pasien tampak
bicara sendiri, mudah tersinggung, dan sering keluyuran. Keluarga tidak mengetahui secara
pasti apakah obatnya diminum atau tidak oleh pasien.
C. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien sakit gangguan jiwa sejaak 5 tahun yang lalu. Pasien pernah dirawat di RSHS
bagian psikiatri 5 tahun yang lalu

D. Riwayat Trauma Kepala, Kejang, dan Patah Tulang


Tidak ada riwayat trauma kepala, kejang, dan patah tulang pada penderita.
E. Riwayat Penyakit Serupa dalam Keluarga
Ayah pasien seorang yang pemarah dan mengalami gangguan jiwa. Kakak-kakak pasien
memiliki masalah gangguan jiwa yang sama dengan pasien dan 2 orang sudah meninggal.
F. Riwayat Keluarga
Ayah pasien seornag yang pemarah dan mengalami gangguan jiwa. Pasien adalah anak
ke-8 dari 9 bersaudara. Kakak-kakak pasien memiliki masalah gangguan jiwa yang sama
dengan pasien dan 2 orang sudah meninggal.
G. Riwayat Pribadi

Masa kanak awal


Tidak diketahui

Masa kanak pertengahan


Tidak diketahui

Masa kanak akhir


Tidak diketahui

Masa dewasa
Tidak diketahui

III. STATUS PSIKIATRIKUS


A. Penampilan

Roman muka
Kontak
Rapport
Decorum
Sikap terhadap pemeriksa

: tampak silly, kekanak-kanakan


: ada
: adekuat
: pasien tampak kotor
: kooperatif

B. Bicara
Pasien spontan menjawab pertanyaan, artikulasi dan verbalisasi jelas, intonasi cukup.

C. Mood dan Afek

Mood : eutimik

Afek

: tumpul, inappropriate

D. Pikiran dan Persepsi

Bentuk pikiran

: terganggu

Jalan pikiran

: inkoheren

Isi pikiran

: preokupasi tidak ada, ide bunuh diri tidak ada, waham belum

dapat dinilai, kesan autistik

Gangguan persepsi

: halusinasi dengar belum dapat disingkirkan

Mimpi dan fantasi

: (-)

E. Sensori

Kesadaran

: kompos mentis

Orientasi

: tidak terganggu

Ingatan

Perhatian

: baik
: baik

F. Wawasan terhadap penyakit: tilikan derajat 1

IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSIS


Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum

Status generalis :
Kesadaran
Tanda Vital

Gizi
Kepala
Leher
Thorax
Abdomen
Ekstrimitas
Reflex

: baik
: Compos Mentis
: Tekanan darah
Nadi
Respirasi
Suhu
: Kurang
: Dalam batas normal
: Dalam batas normal
: Dalam batas normal
: Dalam batas normal
: Dalam batas normal
: Tidak dilakukan

: 120/80 mmHg
: 80 x/menit
: 18
: afebris

V. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Aksis I

: Skizofrenia hebefrenik
DD

/ Skizoafektif tipe manik (F25.0)

Aksis II

: belum ada diagnosis

Aksis III : belum ada diagnosis


Aksis IV : masalah dengan primary support system
Aksis V : GAF saat pemeriksaan 60-51
VI. PENATALAKSANAAN
Umum

: Konsul Gizi

Psikofarmaka

: Chlorpromazine 100 mg tablet 1x1 P.O


Haloperidol 5 mg tablet 2x1 P.O

Psikoterapi

: suportif individu

VII. PROGNOSIS
Quo ad vitam

: ad bonam

Quo ad functionam

: dubia ad bonam

Anda mungkin juga menyukai