Anda di halaman 1dari 1

Jurnal 2 adalah penelitian yang dilakukan oleh Patil dkk tahun 2013 di India tentang

perbandingan keefektifan antara yoga dan modifikasi gaya hidup terhadap hipertensi tahap 1
pada laki-laki lansia. Metode penelitian yang digunakan yaitu studi kontrol acak, sample
dipilih acak sebanyak 42 orang dengan beberapa kriteria inklusi, diantaranya laki laki usia
60-80 tahun, tekanan darah sistol 140-159 dan diastol 90-99 mmHg, tidak menderita DM,
penyakit kardiovaskuler, hiperkolesteromia dan level trigliserid tinggi. Sample dibagi
menjadi kedua kelompok dengan intervensi yang berbeda. Kelompok satu sebanyak 21 orang
diberikan intervensi yoga dan kelompok lain sebanyak 21 orang diberikan modifikasi gaya
hidup. Sebelum diberikan intervensi peneliti mendata umur, BMI, tekanan darah, nadi,
tekanan nadi, rata-rata tekanan arteri, nilai gula darah puasa, serum trigliserid, kolesterol dan
HDL. Hasil data awal pada kedua kelompok hampir sama artinya sample terdistribusi merata,
setelah itu dilakukan intervensi sesuai kelompok (Patil, et al, 2014).
Kelompok yoga diberikan modul yang berisi prosedur yoga bersama instruktur selama
satu jam (06.00-07.00 pagi) setiap 6 hari per seminggu dalam 6 minggu. Modul yoga berisi
doa pembukaan (1 min); Sukshma Vyayama atau latihan relaksasi/ mengendurkan (5 min);
Latihan napas bersamaan dengan tangan kedalam keluar, peregangan pergelangan kaki,
meluruskan tungkai keatas, meregangkan pinggang (5 min); asanas atau mempertahankan
postur seperti Padhastasana, Ardhachakrasana,Shashankasana, Ardha Ustrasana,
Bhujangasana, Ardha Salabasana, dan Trikonasana (15 min); Pranayama atau latihan napas
seperti Anuloma-Viloma Pranayama dan Brahmari Pranayama (5 min); Siklus meditasi
dengan teknik relaksasi, Sesi kebaktian (5 min) dan doa penutup (1 min). Disisi lain,
kelompok modifikasi gaya hidup diarahkan untuk melakukan peregangan dan latihan
fleksibilitas selama 20 menit, lari cepat selama 35 menit dan 5 menit untuk istirahat dalam
waktu yang sama (Patil, et al, 2014).
Parameter yang digunakan dalam menilai perubahan hasil penelitian dalam jurnal ini
ada dua macam yaitu heart rate (HR) atau nadi dan tekanan darah. Kedua parameter tersebut
diukur sebelum dan sesudah intervensi. HR diukur dari interval RR pada rekaman
elektrokardiogram. Tekanan darah diukur 2 kali setelah istirahat berbaring selama 10 menit.
Selain kedua parameter utama, sample juga diukur elemen lain seperti tekanan nadi, rata-rata
tekanan arteri, nilai tekanan hasil dan sebagainya yang berhubungan dengan kardiovaskuler.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa intervensi yoga memberikan perubahan yang signifikan
dibandingkan modifikasi gaya hidup. Dimana hasil setelah intervensi yoga menunjukkan
penurunan sistolik tekanan darah 2,72 % atau 4 mmHg (P < 0,001), penurunan nadi 6,53 %
atau 3 bpm (P < 0,001), rata-rata tekanan arteri (P < 0,001) dan kadar tekanan produk (P <
0.001) artinya intervensi yoga lebih efektif dibandingkan hanya modifikasi gaya hidup pada
lansia hipertensi tahap 1. Perpaduan antara napas, gerak dan meditasi membuat subjek atau
sample merasa rileks dengan cara aktivitas simpatik menurun, keseimbangan simpathovagal
dapat bertahan serta lapisan endotel arteri mengalami vasodilatasi dan akhirnya menimbulkan
tekanan darah menurun (Patil, et al, 2014).

Anda mungkin juga menyukai