Anda di halaman 1dari 5

Memaknai Sumpah Pemuda di Era Digital

26/12/2015

Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh


Kali ini saya ingin memposting tulisan tentang memaknai pentingnya sumpah pemuda di era digital.
Tulisan saya ini, saya dedikasikan untuk seluruh pemuda dan pemudi Indonesia dan mahasiwa
mahasiswi umumnya dan saya sendiri sebagai seorang mahasiswa khususnya.
Memaknai Sumpah Pemuda di Era Digital
Kondisi negara kita, Indonesia pada zaman dahulu sebelum kemerdekaan tidak lah sama seperti
sekarang setelah kemerdekaan. Saat itu masih banyak tekanan dan peperangan melawan
kolonialisme disana-sini untuk mengusir mereka dari bumi ibu pertiwi. Berbagai cara para pejuang
lakukan seperti melalui konfrontasi (peperangan) ataupun diplomasi untuk mengusir mereka.
Tepat pada 28 Oktober 1928, hari yang sangat sakral bagi seluruh pemuda Indonesia. Hari itu
adalah hari bersejarah dan menjadi tonggak awal dimana seluruh pemuda Indonesia bersatu
untuk memperebutkan kemerdekaan Indonesia. 28 Oktober juga menjadi salah satu hari nasional
yang dimana kita harus menjiwai kembali semangat para pejuang untuk bersatu dan bersama-sama
melawan kejahatan penjajah.
Mekipun kita tidak hidup pada zaman tersebut, namun kita haruslah tetap menjiwai dan menghayati
nilai-nilai yang ada pada sumpah pemuda pada zaman sekarang. Seperti yang kita ketahui
bersama-sama, isi teks sumpah pemuda tersebut adalah sebagai berikut.

1.

KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG

SATOE, TANAH INDONESIA


2.
KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE,
BANGSA INDONESIA
3.
KAMI POETRA

DAN

POETRI

INDONESIA

MENDJOENDJOENG

BAHASA

PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA


Rumusan isi teks sumpah pemuda dalam bahasa Indonesia yang sesuai dengan Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD).
1.

KAMI PUTRA DAN PUTRI INDONESIA MENGAKU BERTUMPAH DARAH YANG SATU,

TANAH INDONESIA
2.
KAMI PUTRA DAN PUTRI INDONESIA MENGAKU BERBANGSA YANG SATU, BANGSA
INDONESIA
3.
KAMI PUTRA DAN PUTRI INDONESIA MENJUNJUNG BAHASA PERSATUAN, BAHASA
INDONESIA
Saat ini kita hidup di zaman dimana segala bentuk hiburan, artikel, berita dan sebagainya diakses
dengan sangat mudah dan cepat. Hanya dengan mengklik sana dan sini, maka semua dengan
cepat dan mudah didapat. Namun, amat disayangkan banyak pemuda Indonesia pada zaman
sekarang ini tidak menghayati bahkan tidak mengamalkan nilai-nilai yang ada pada sumpah pemuda
dengan menggunakan kecanggihan teknologi tersebut. Banyak diantara mereka yang
menyalahgunakan kecanggihan teknologi tersebut. Contoh konkretnya pada mahasiswa adalah,
ketika kuliah ada tugas mata kuliah tertentu yang mengharuskan menggunakan sumber referensi.
Banyak mahasiswa yang hanya mengandalkan copy (salin) dan paste (tempel) untuk mengerjakan
tugas kuliah tersebut tanpa seizin pembuatnya atau sekurang-kurangnya menautkan sumber
referensinya pada karya ilmiah mereka sebagai bentuk apresiasi atau penghargaan kepada penulis
referensi tersebut. Banyak dari para mahasiswa tersebut hanya mengandalkan hasil instan daripada
proses dan cara pengerjaannya. Berharap yang penting siap tanpa memikirkan dampaknya
pada dirinya. Semua hanya mengandalkan hasil yang instan sekaligus berharap bagus dari hasil
copy paste tersebut, bukan melalui proses yang panjang dan menghasilkan nilai yang bagus.
Jika demikian terus menerus dilakukan, kita hanya akan menjadi generasi bangsa yang disebut
sebagai generasi peniru yang pecundang bukan menjadi generasi bangsa yang disebut generasi
pencipta yang hebat dan handal.

Gambar: Cara belajar anak zaman dulu vs anak zaman sekarang


Seharusnya dengan adanya kemudahan dan kecangghan dalam teknologi, semakin membuat kita
menjadi lebih produktif dan kreatif dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari, bukan hanya bisanya
dalam meniru/mencontek hasil karya orang lain saja tanpa memikirkan proses dari hasil karya orang
lain tersebut serta membuat sendiri hasil karya kita sendiri. Seharusnya juga dengan adanya
kemajuan teknologi ini kita semakin semangat dalam mengamalkan nilai-nilai pada sumpah
pemuda. Semangat untuk menjadi generasi yang lebih baik dari sebelumnya. Semangat untuk
memperbaiki citra bangsa kita di mata dunia dan semangat untuk terus berkarya dan tidak
mencontek hasil karya orang lain. Contohnya adalah kita harus menghargai dan menghormati jasajasa para pahlawan dalam memperebutkan kemerdekaan, tidak meniru hasil karya orang lain tanpa
izin, bekerjasama dalam hal kebaikan, mengikuti perlombaan tingkat nasional dan Internasional
serta mengharumkan nama Indonesia di kancah Internasional.

Gambar: Tim Solite Studio Juara Nasional Perwakilan Indonesia ke Rusia dalam Perlombaan
Internasional Russia Imagine Cup 2013

Gambar : CEO Kummara Creative Studio, Eko Nugroho yang membawa game hasil
karyanya hingga ke kancah Eropa
Saya berharap, semoga para pemuda dan pemudi Indonesia menjadi generasi penerus bangsa
yang produktif, kreatif dan inovatif yang hebat dan handal bukan menjadi generasi yang peniru atau
pencontek yang penakut dan pecundang.
Demikian tulisan saya kali ini tentang, Memaknai Sumpah Pemuda di Era Digital. Saya
memohon maaf yang sebesar-besarnya jika masih ada kata dan kalimat saya yang salah dan
menyinggung. Saya berharap adanya kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian.
Semoga tulisan saya bermanfaat untuk pembaca sekalian
Wassalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh
*) Tulisan ini diikutkan dalam acara blog contest Dies Natalis 3 ST3 Telkom Purwokerto.

Anda mungkin juga menyukai