Anda di halaman 1dari 3

STUDI TENTANG HUBUNGAN KEANEKARAGAMAN ETNIS

DENGAN KESEJAHTERAAN DI DKI JAKARTA1


Oleh: Siti Hardiyanti Rukmana2

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara keanekaragaamn


etnis dengan kejahatan di DKI Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa DKI
Jakarta didiami oleh bermacam-macam etnis dan hampir semua etnis yang ada di
seluruh Indonesia ada di Jakarta. Mereka membentuk suatu organisasi yang kita kenal
dengan paguyuban. DKI Jakarta sampai saat ini mempunyai 153 organisasi
kemasyarakatan yang tersebar di 5 wilayah DKI Jakarta, yaitu 30 buah organisasi di
Jakarta Timur, 41 buah organisasi di Jakarta Selatan, 12 buah organisasi di Jakarta
Utara, 9 buah organisasi di Jakarta Barat, dan yang terbanyak di Jakarta Pusat yaitu 62
buah organisasi kemasyarakatan. Berdasarkan status kependudukan hampir sebagian
responden yaitu 68% sudah menjadi penduduk tetap DKI Jakarta dan 31,4% responden
belum sebagai penduduk DKI Jakarta. Sedangkan 3,3% mempunyai KTP musiman dan
27% masih mempertahankan KTP daerah asal. DKI Jakarta mempunyai banyak
organisasi kemasyarakatan yang memungkinkan timbul persaingan antaretnis yang tidak
sehat, tetapi tidak ada kaitannya dengan kejahatan. Dengan adanya pengelompokan atau
konsentrasi etnis maka memungkinkan tersulutnya fanatisme kesukuan yang berlebihan
(Yas).
Kata kunci: etnis, organisasi.

1.Pendahuluan
Latar belakang masalah: yang disusun dalam alur pikir yang logis, yang
menunjukkan kesenjangan antara situasi yang ada dengan situasi yang diharapkan
(das sollen dan das sein).
Berdasarkan latar belakang masalah, penulisan makalah ini dapat
dirumuskan sebagai berikut.
1.1
Bagaimanakah budaya Betawi?
1.2
Apa saja cerita rakyat Betawi?
1.3
Adakah kreativitas baru dalam budaya Betawi?
1.4
Apa yang dimaksud dengan kreativitas baru neoklasik?

1Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas dalam Mata Kuliah Umum Bahasa
Indonesia yang diampu oleh Venus Khasanah, S.S., M.Pd.
2Mahasiswa Program Studi D3 Teknik Transportasi, Fakultas Teknik, Universitas Negeri
Jakarta, angkatan 2015.

(Tujuan adalah sasaran yang hendak dicapai; upaya pokok yang harus
dilakukan; tujuan utama.) Adapun tujuan penulisan makalah ini dapat dibagi
menjadi dua, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan umum penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.1
mengetahui budaya Betawi;
1.2
mengetahui cerita rakyat Betawi;
1.3
mengetahui kreativitas baru dalam budaya Betawi;
1.4
mengetahui kreativitas baru neoklasik.
Tujuan khusus penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.1
menginformasikan kepada pembaca mengenai budaya Betawi;
1.2
menginformasikan kepada pembaca mengenai cerita rakyat Betawi;
1.3
menginformasikan kepada pembaca mengenai kreativitas baru dalam
budaya Betawi;
1.4
menginformasikan kepada pembaca mengenai kreativitas baru neoklasik.
2. Deskripsi Teori
Kajian Pustaka/Landasan Teori berisi deskripsi kajian teoretik; penjelasan
hubungan teori dengan kerangka berpikir.
2.1 Budaya Tradisi Betawi
Budaya tradisi Betawi adalah . Namun,

..
2.2 Cerita Rakyat
Cerita rakyat adalah Akan
tetapi, sampai sejauh ini lalala lalaa lilili

kok kok begini

sih?

.
2.3 Kreativitas Baru
2.4 Kreativitas Baru Neoklasik
3. Isi/Pembahasan
Bagian ini berisi sajian pembahasan masalah dan merupakan bagian inti.
Pada bagian ini hendaknya dikemukakan deskripsi tentang subjek studi, analisis
permasalahan, dan solusi pemecahannya. Pada bagian ini aspek-aspek yang
dipersoalkan pada bagian pendahuluan dikaji dan dianalisis satu demi satu,
sehingga masalah yang dipersoalkan itu menjadi jelas kedudukannya dan
pemecahannya.

Untuk

memperkuat

daya

menggunakan teori, data, atau pandangan ahli.

analisnya,

penulis

hendaknya

4. Penutup
4.1 Kesimpulan
Secara umum, kesimpulan berisi hasil dari seluruh pembahasan dan
setidak-tidaknya berisi jawaban atas semua permasalahan yang dikemukakan
dalam pendahuluan.
4.2 Saran
Daftar Pustaka
Bagian ini memuat pustaka atau rujukan yang diacu dalam skripsi.
Rujukan ini disusun ke bawah menurut abjad nama akhir penulis pertama. Buku
dan majalah tidak dibedakan, kecuali penyusunannya dari kiri ke kanan. Penulisan
daftar pustaka dapat disusun menurut aturan yang lazim, yang dapat diperoleh dari
berbagai sumber. Apa pun cara penulisan yang dipilih hendaknya digunakan
secara konsisten.

Anda mungkin juga menyukai