Anda di halaman 1dari 125

ISBN

Pengantar
Buku
Seksualitas
Anak Muda

Setiap orang di dunia ini tentu pernah


mengalami masa muda, masa remaja.
Masa dimana kita akan banyak
bertanya dan ingin tahu tentang
segala hal. Di masa remaja, kita adalah
manusia yang sedang bertumbuh
kembang, pastinya menjadi masamasa yang paling menentukan (atau
ditentukan?). Kalau kita sudah dewasa,
memori masa muda akan terus
terbawa, kematangan kita di masa
dewasa nanti juga akan bergantung
dari masa muda kita. Kematangan
maksudnya wawasan kita tentang
lingkungan, kehidupan, bahkan
tentang diri kita sendiri.
Keingintahuan remaja perlu direspon
dengan sungguh-sungguh. Pertamatama adalah keingintahuan atas diri
remaja itu sendiri. Manusia yang
sedang tumbuh ini akan mengalami
banyak fase perubahan baik fisik
maupun pikiran, baik tubuh,
biologis maupun perkembangan
mental. Perubahan-perubahan ini
seringkali mengagetkan, karena
pada masa kanak-kanak kita jarang
bisa membayangkan pada waktunya
kita akan tumbuh menjadi lebih
tinggi, lebih besar, lebih ingin tahu,
dan kelebihan-kelebihan lainnya.
Tidak hanya itu, fase perubahan
yang menentukan ini akan banyak
dipengaruhi oleh lingkungan seperti
keluarga, sekolah, dan teman sebaya,

atau bahkan dengan banyaknya akses


informasi melalui teknologi. Sangat
wajar bila remaja selalu ingin mencoba,
ingin tahu, mana yang baik atau
yang buruk buat dia. Inilah masamasa mereka untuk menggunakan
kesempatan mempelajari kehidupan,
sampai pada menentukan kehidupan
yang baik bagi dirinya.
Nah, karena menjadi remaja pertamatama adalah pertanyaan tentang
diri, orang dewasa sering tidak
menyediakan jawaban-jawabannya.
Atau bahkan seringkali menjadi
sangat tabu membicarakannya, lalu
dengan mudah menyalahkannya.
Dalam hal ini yang dimaksud adalah
masalah seksualitas remaja. Misalnya,
siapa sih remaja perempuan yang
tidak mengalami tumbuh payudara?
Menstruasi? Atau mimpi basah yang
sering kita dengar dari remaja lakilaki? Atau yang lebih jauh lagi, apakah
mereka tahu bagaimana perempuan
bisa hamil? Bagaimana manusia
dilahirkan? Selalu yang didapat dari
remaja adalah kata jangan ini atau
jangan itu, tanpa ada penjelasan
apapun tentang yang mereka alami.
Kalau ada remaja jatuh cinta, belum
apa-apa sudah dibilang awas,
hati-hati. Atau remaja perempuan
pertamakali mengalami menstruasi,
belum apa-apa sudah dilarang awas
jangan dekat laki-laki. Atau kalau
ada remaja yang hamil, biasanya akan
dihakimi sebagai akibat pergaulan
bebas. Padahal tindakan mereka
sebetulnya berangkat dari banyak
pertanyaan tentang seksualitas: Ada

apa sih sebenarnya dengan saya?


Kebanyakan pertanyaan-pertanyaan
ini mereka telan sendiri. Mau tanya
orang tua malu, tanya guru takut
dimarahi, tanya teman sebaya samasama tidak tahunya.
Betapa pentingnya jawaban-jawaban
atas pertanyaan ini. Apalagi zaman
sekarang sudah ada teknologi, sains
atau penelitian yang bisa banyak
membantu memberikan pengetahuan
dan informasi penting buat remaja.
Buku ini berisi jawaban-jawaban yang
sering menjadi pertanyaan semua
remaja tentang seksualitasnya. Buku
ini bahkan ditulis sendiri oleh remaja
yang banyak mendapatkan informasi
dan pengetahuan soal seksualitas, dan
bermaksud membagi pada remaja
lainnya. Buku tentang seksualitas anak
muda ini akan membimbing mereka
mengenal dirinya sendiri, mulai dari
seksualitas sampai lingkungannya.
Dengan mengenal diri, mereka dapat
menentukan dan tahu apa yang harus
dilakukan.
Harapan kami, masa remaja tidak lagi
disebut sebagai masa yang kehilangan
arah, tetapi masa yang penuh kepastian
atas dirinya, yang dengan sangat
berdaya mereka bisa menentukan jalan
hidup yang mereka mau, tentu yang
sangat bermanfaat bagi masa depan
mereka.
Mariana Amiruddin,
Direktur Eksekutif Yayasan Jurnal
Perempuan

daftar isi

BAB 1
Kenali Dirimu, Kenali Tubuhmu

KENALI
DIRIMU,
KENALI
TUBUHMU
Tubuh kita adalah satusatunya tempat kita hidup.
Coba saja bayangkan
kalau kita punya nyawa,
tapi nggak ada raga alias
tubuhnya. Hiiiiy sereeem!
Take care of your body. Its the only place you have to live. - Jim Rohn
Kalau tubuh kita nggak sehat, hidup kita bisa berantakan. Makanya, menjaga
kesehatan tubuh adalah hal yang sangat penting. Untuk bisa menjaga kesehatan
tubuh dengan baik, kita harus kenal tubuh secara utuh dulu dong

Ayo, kenali tubuh kita!


Sel Jaringan Organ Sistem Organ Organisme (Tubuh)
Tubuh kita itu asalnya dari sel. Sel membentuk jaringan. Jaringan membentuk
organ. Lalu, beberapa organ kerjasama menjalankan fungsi tertentu sebagai sistem
organ. Seluruh sistem organ itu kemudian membentuk organisme. Organisme itu
ya tidak lain tidak bukan adalah tubuh kita ini.

Manusia punya sepuluh sistem organ,


diantaranya:
1. Sistem Kerangka (Skeletal System)
2. Sistem Otot (Muscular System)
3. Sistem Peredaran Darah
(Circulatory System)
4. Sistem Kekebalan Tubuh
(Lymphatic/Immune System)
5. Sistem Pernapasan
(Respiratory System)
6. Sistem Syaraf (Nervous System)
7. Sistem Pencernaan (Digestive System)
8. Sistem Eskresi (Urinary System)
9. Sistem Kelenjar (Endocrine System)
10. Sistem Reproduksi
(Reproduction System)
Semua sistem tubuh di atas harus
kita kenali dengan baik supaya kita
bisa merawat dan menjaganya.
Sistem reproduksi adalah salah satu
sistem tubuh yang sekilas sudah
sering dibahas di buku biologi, tapi
apa iya kamu benar-benar mengenal
sistem yang bernaung di tubuhmu
tersebut? Nggak lupa kan kalau sistem
reproduksi menciptakan sel-sel
reproduksi sehingga manusia bisa
beranak-cucu-cicit? Organ reproduksi
laki-laki (penis) memproduksi sperma.
Organ reproduksi perempuan (vagina)
memproduksi sel telur. Ketika sel
telur dibuahi oleh sperma, terjadilah
kehamilan. Dari kehamilan tersebut,
lahir anak manusia.

Kesimpulannya,

kita ini berasal dari sel yang dihasilkan


oleh sistem reproduksi. Jadi, jelas dong
betapa pentingnya kita menjaga dan
merawat alat reproduksi kita?

Kenalan sama
tubuh sendiri, yuk!

Pernah bertanya dari mana sperma


berasal? Bagaimana bentuknya?
Mengapa suka merasa basah pada alat
kelamin ketika kita (sengaja atau tidak)
menonton film yang merangsang?
Mengapa kita terangsang?
Banyak orang yang tidak tahu cara
kerja sistem reproduksi mereka sendiri,
terutama anak muda. Pengetahuan
yang benar tentang organ, sistem,
dan kesehatan reproduksi kalah tenar
dengan mitos yang menyertai hal-hal
tersebut, menjadikan pemahaman
tentang sistem reproduksi rendah,
ditambah dengan informasi yang
cenderung ditutup-tutupi.
Padahal, pengetahuan dan pemahaman
tentang alat reproduksi sangat
diperlukan supaya anak muda seperti
kita bisa mengenali dan merawat
organ-organ tersebut dengan baik.

Nah, biar kamu kenal


tubuh kamu sendiri, berikut
penjelasan tentang alat
reproduksi kita.
Sistem reproduksi laki-laki terdiri
dari penis, kelenjar prostat, kantung
pelir (skrotum), air mani (semen),
epididimis, vesika seminalis, testikel,
dan vas deferens. Sedangkan sistem
reproduksi perempuan merupakan
kerjasama antara vagina, mulut rahim
(cervix), klitoris, saluran telur (tuba
fallopi), indung telur (ovarium), dan
rahim (uterus).

Penasaran bagaimana
bentuk dan apa fungsi
masing-masing organ
tersebut?

Halo,
aku Penis!

Simak pembahasan berikut dan


bersiaplah takjub akan cara kerja
sistem reproduksimu!

PENIS

Size Does Matter?

Penis adalah alat kelamin laki-laki.


Penis berbentuk bulat panjang,
menonjol pada selangkangan laki-laki,
terletak tepat di antara kedua pangkal
paha. Penis berfungsi sebagai alat
aktivitas seksual, saluran pengantar
sperma untuk masuk ke dalam
alat reproduksi perempuan (untuk
pembuahan), sekaligus saluran untuk
mengeluarkan air kencing (urin) dari
kandung kemih. Dalam melakukan
rutinitasnya, penis tentu tidak bekerja
sendirian. Siapa saja ya, teman-teman
penis? Apa yang biasanya mereka
lakukan? Yuk, kenalan!

Aku punya katup


yang mengatur
agar air kencing
dan air mani yang
membawa sperma
tidak keluar
bersamaan

Aku terdiri dari


tiga jaringan
spons tubuh
yang berbentuk
silinder

Sepanjang tubuhku
dipenuhi pembuluh darah
kecil yang memungkinkan
aku bisa mengecil dan
melembek atau justru
mengeras dan tegak
jika terangsang. Proses
mengeras dan tegak
karena terangsang itu
disebut ereksi.

Ukuranku
bervariasi. Ratarata panjangku
sekitar 8 cm pada
saat tidak ereksi
dan sekitar 12 cm
pada saat ereksi
(menegak karena
terangsang).

Aku punya kepala


pada ujung tubuhku
sehingga bentukku agak
membulat. Kepala itu
namanya Glans Penis.
Dia dilindungi kulit yang
dapat ditarik. Kulit
inilah yang dipotong
kalau pemilikku
disunat.

Vas Deferens

Aku adalah saluran sperma.


Aku berfungsi menyalurkan sperma
dari testis (ujung bawah epididimis)
menuju prostat agar sperma bisa
bercampur dengan air mani.

Epididimis

Aku adalah tempat penimbunan


sperma.
Aku berbentuk saluran yang besar
dan berkelok-kelok.
Aku berfungsi sebagai pematang
sperma yang dihasilkan testis
sebelum masuk ke saluran sperma.

Testis

Aku adalah penghasil sperma.


Bentukku seperti biji buah-buahan:
bulat sedikit melonjong. Maka itu aku
sering disebut buah zakar atau biji
pelir.
Aku bisa menghasilkan 12 triliun
sperma sepanjang hidup. Sperma
adalah sel yang berbentuk seperti
berudu berekor. Sperma yang aku
hasilkan akan bercampur dengan air
mani (semen).
Aku juga menghasilkan hormon
testosteron yaitu hormon kelamin
laki-laki. Hormon ini berfungsi
meningkatkan gairah seksual
laki-laki, energi, fungsi imun, dan
perlindungan terhadap osteoporosi
(pengeroposan tulang).

Kelenjar Prostat

Aku adalah kelenjar penghasil cairan


penyusun air mani.
Aku bersifat padat dan berwarna
coklat kemerah-merahan.
Aku mengelilingi bagian pertama
uretra.
Letakku di bawah kandung kemih.
Aku terdiri dari dua bagian: bagian
dalam untuk menghasilkan cairan
agar lapisan uretra tetap lembab dan
bagian luar yang menghasilkan
cairan mani untuk memfasilitasi
perjalanan sperma ketika penis
berpenetrasi ke tubuh perempuan.

Urethra

Panjangku sekitar 17-23 cm. Aku


berada di tengah-tengah penis dan
berbentuk seperti saluran. Aku
membawa urin karena terhubung
dengan kandung kemih. Aku juga
membawa air mani karena melewati
kelenjar prostat.
Aku merupakan muara terusan dari
saluran sperma (vas deferens),
kandung kemih (vesika urinaria), dan
kandung mani (vesika seminalis).

Skrotum

Vesika Seminalis

Aku merupakan dua kantong yang


berfungsi menghasilkan cairan agar
sperma dapat mengalir.
Aku terletak di sisi kelenjar prostat.
Saluranku menyatu dengan saluran
vas deferens yang membawa sperma.
Aku dan vas deferens lalu bersamasama membentuk air mani sehingga
mempermudah sperma untuk
melanjutkan perjalanannya.
Makanya, ketika keluar dari penis
sperma tidak lagi berbentuk seperti
berudu berekor melainkan sudah
berbentuk cairan.

Aku biasa disebut kantung testis.


Posisiku menggantung di bawah
pangkal penis.
Aku menyangga dua testis.
Bagian dalamku terbagi dua, masingmasing diisi satu testis. Mereka
dipisahkan oleh sebuah membran.
Aku punya lapisan luar yang tipis
dan kulit yang mengerut menutupi
jaringan. Di dalam jaringan tersebut
terdapat otot.
Fungsiku adalah menjaga suhu testis
agar tetap optimal yakni di bawah
suhu tubuh. Pada manusia, suhu
testis sekitar 34 C. Pengaturan suhu
dilakukan dengan mengeratkan
atau melonggarkan skrotum,sehingga
testis dapat bergerak mendekat atau
menjauhi tubuh. Testis akan diangkat
mendekati tubuh pada suhu dingin
dan bergerak menjauh pada suhu
panas.
Karena fungsiku itu, aku mampu
menjaga sperma pada suhu yang
benar karena produksi sperma
memerlukan suhu 3-50C di bawah
suhu tubuh.

VAGINA

When It All Begin

Banyak nama panggilan buat


alat kelamin perempuan karena
kebanyakan orang merasa canggung
menyebut nama aslinya. Padahal nama
aslinya tidak jelek: vagina. Ya, organ
reproduksi dan alat aktivitas seksual
perempuan adalah vagina. Vagina
menghasilkan sel telur atau ovum yang
berfungsi sebagai ruang bagi janin
selama proses kehamilan.

Selamat kenalan dan


mengagumi, ya!

Organ reproduksi perempuan memiliki


dua bagian, yaitu organ luar dan organ
dalam:
Organ Reproduksi Perempuan Bagian
Luar (Vulva/Genitalia Externa)
Organ Reproduksi Perempuan Bagian
Dalam (Genitalia Interna)

Organ Reproduksi
Perempuan Bagian Luar
(Vulva/Genitalia Externa)

Halo,
aku Vulva

Aku adalah tempat


pertemuan organ
luar reproduksi
perempuan atau
disebut juga organ
luar (genetalia
externa)
perempuan.

Aku terdiri dari


mons veneris, bibir
kemaluan kecil
(labia minora), bibir
kemaluan besar
(labia mayora),
klitoris, dan selaput
dara (hymen)

Aku merupakan
muara dari uretra,
lho. Uretra itu
saluran dari kandung
kemih. Lewat
lubang uretra lah air
kencing keluar

Mons Veneris

Aku adalah bantalan lemak yang ada


di bagian depan atas. Biasanya, ketika
remaja perempuan memasuki masa
puber, aku akan ditumbuhi bulu-bulu
yang disebut bulu pubis atau yang
lebih populer disebut bulu jembut.

Bibir Kelamin Besar


(Labia Mayora)

Aku terletak di bagian luar.


Aku lebih besar dan tebal dari labia
minora.
Akulah yang membentuk sisi vulva.
Aku terdiri dari kulit, lemak, jaringan
otot polos, pembuluh darah dan
serabut saraf.
Panjangku bisa mencapai 7,5 cm.

Klitoris

Nama panggilanku banyak. Ada juga


yang menyebutku dengan klentit, ada
pula yang menyebutku itil.
Aku daging kecil yang dilapisi lipatan
kulit halus.
Bentukku rada-rada mirip
menyerupai kacang.
Aku terletak di bagian atas, di antara
bibir kemaluan.
Aku memiliki banyak sekali
pembuluh darah dan syaraf sehingga
sangat peka terhadap rangsangan.
Makanya, aku berperan penting bagi
perempuan untuk mencapai orgasme
(kenikmatan seksual).

Bibir Kelamin Kecil


(Labia Minora)

Aku merupakan dua lipatan kecil


kulit dan terletak lebih dalam
daripada bibir kemaluan besar
(labia mayor).
Aku mengandung banyak pembuluh
darah dan syaraf sehingga warnaku
sedikit merah muda.

Selaput Dara (Hymen)

Aku sangat populer karena dianggap


jadi penanda keperawanan seorang
perempuan.
Aku merupakan lapisan yang berada
tidak jauh dari mulut vagina.
Akulah pemisah antara organ luar
(genitalia externa) dan organ dalam
(genitalia interna) kelamin
perempuan.
Salah satu fungsiku adalah agar cairan
menstruasi dapat mengalir keluar.
Meskipun aku selaput dan melapisi
mulut vagina, bentukku bisa berbedabeda pada tiap perempuan. Ada yang
lapisannya tipis sekali sehingga
mudah robek, ada juga yang
lapisannya tebal dan elastis sehingga
sulit robek. Ada yang berbentuk
seperti sabit, ada yang berlubanglubang, dan akan berbeda ketika
seseorang sudah melahirkan.
Karena bentuk dan ketebalanku
berbeda-beda, belum tentu aku robek
karena dimasuki oleh penis
(penetrasi). Jika bentukku tipis, bisa
saja aku robek karena naik sepeda
atau pernah terjatuh. Bisa juga aku
sulit robek karena bentukku yang
tebal dan elastis.

HYMEN

Organ Reproduksi
Perempuan Bagian Dalam
(Genitalia Interna)

Halo,
aku Vagina!

Untuk menjaga
keseimbangan bakteri
Lactobacillus doderlein,
kebersihan dan
kelembabanku harus
dijaga. Caranya dengan
rajin mengganti celana
dalam dan mengganti
pembalut ketika
menstruasi.

Dinding-dinding
ronggaku berotot,
dialiri pembuluh
darah serta banyak
serabut syaraf.
Dinding-dinding ini
mengeras ketika
terangsang.
Ajaibnya,
seorang bayi
pun dapat
lahir melalui
aku karena
sifatku yang
lentur.

Darah
menstruasi juga
keluar lewat
ronggaku.

Aku disebut
juga liang
senggama.

Jika selama ini


kamu hanya bisa
mendugaduga bentukku
seperti apa,
aku sebenarnya
merupakan sebuah
rongga berotot.

Panjangku sekitar
6-10 cm, dari
luar hingga mulut
rahim. Ya, aku
menghubungkan
rahim dengan organ
reproduksi eksternal
(bagian luar).

Ketika
berhubungan
seksual atau
penetrasi,
penis berada di
tempatku.

Aku punya sistem


pertahanan alami berupa
keasaman yang menjaga
kesehatanku. Asam
tersebut dihasilkan bakteri
yang menghuni aku yaitu
Lactobacillus doderlein.
Dengan adanya asam
ini aku dapat bertahan
dari segala infeksi yang
menyebabkan gangguan
di dalamku salah satunya
keputihan.

Indung Telur (Ovarium)

Akulah si indung telur. Jumlahku ada


dua, di kanan dan kiri rahim.
Aku berada di rongga pinggul.
Aku merupakan kelenjar berbentuk
seperti biji buah kenari dan terletak
di bawah saluran telur (tuba fallopi).
Aku bisa terjaga dalam posisiku
yang kelihatannya seperti melayang
karena belakangku terikat pada
sebuah ligamen (jaringan berbentuk
pita yang tersusun dari serabutserabut liat, mengikat tulang satu
dengan tulang lain pada sendi)
bernama latum uteri.
Aku memproduksi sel telur (ovum)
setiap bulannya.
Aku juga memproduksi hormon
estrogen dan progesteron, hormon
yang memengaruhi karakter
perempuan, besar payudara, suara,
pengaturan menstruasi dan pengatur
hasrat berhubungan seksual
(sex drive).
Pelepasan sel telur (ovum) yang
matang disebut dengan ovulasi.
Ovulasi biasa terjadi 16 hari setelah
hari pertama siklus menstruasi atau
14 hari sebelum menstruasi
berikutnya. Pada masa ini,
perempuan mengalami masa subur
yang berlangsung selama 24-48
jam sedangkan kemampuan sperma
membuahi sel telur sekitar 48-72 jam.
Kalau menginginkan kehamilan,
masa subur adalah waktu yang tepat
untuk melakukan hubungan seksual.

Mulut Rahim (Cervix)

Aku adalah gerbang yang mengawali


organ reproduksi bagian dalam.
Aku merupakan liang sempit yang
menghubungkan liang senggama
dengan rahim (uterus).
Aku juga merupakan jalan masuk
bagi sperma agar bisa sampai ke
dalam rahim.

Rahim (Uterus)

Saluran Telur (Tuba Fallopi)

Aku juga disebut dengan tuba uterina.


Aku terletak di panggul rongga perut.
Sama seperti indung telur, aku juga
berjumlah sepasang.
Aku berupa saluran yang memanjang
kira-kira 10 cm dari sudut atas rahim
ke samping menuju masing-masing
indung telur.
Fungsiku adalah menyalurkan
sel telur (ovum) dari indung
telur (ovarium) ke rahim. Aku juga
menyediakan tempat bagi sel telur
(dari ovarium) dan sperma (dari
rahim) yang berhasil bertemu
untuk pembuahan. Melalui aku sel
telur yang berhasil dibuahi diberi
gizi dan didorong oleh otot-otot yang
berkontraksi hingga mencapai rahim.

Akhirnya kita berkenalan juga! Ya,


aku si rahim yang bentuknya seperti
buah alpukat.
Aku tebal dan berotot. Beratku sekitar
30-50 gram dan panjang antara 5-8cm.
Aku terletak di rongga panggul,
belakang kandung kemih, di depan
usus.
Dindingku terdiri dari beberapa
lapisan yakni peritoneum yang
menutupi sebagian besar permukaan
luarku, miometrium yang berupa
lapisan otot, dan endometrium yang
merupakan selaput lendir. Di setiap
sisiku terdapat ovarium (indung
telur) dan tuba uterine atau tuba
fallopi (saluran telur).
Aku berfungsi sebagai rumah bagi
sel telur yang dibuahi lalu
berkembang menjadi janin sampai
akhirnya menjadi bayi yang
dinamakan masa kehamilan. Selama
masa kehamilan aku bertambah besar
sesuai umur dan besar janin. Pada
proses melahirkan otot-otot
dindingku akan mendorong bayi
hingga ia keluar melalui vagina.
Setelah melahirkan aku akan kembali
ke ukuran normalku.
Kalau sel telur yang ada padaku
tidak buahi, dinding-dindingku akan
luruh dan berkontraksi mengeluarkan
sel telur tersebut beserta jaringan
yang terbentuk di bawah pengaruh
hormon dari indung telur (ovarium).
Kejadian ini disebut menstruasi.
Akibat kontraksi tersebut terkadang
perut perempuan terasa sakit seperti
diperas-peras ketika menstruasi.

YEAY!
Sudah berkenalan dengan
kawan-kawan hebat:
organ reproduksi!

Kesehatan Reproduksi
dan Seksual

Semua organ di atas sudah diatur


sedemikian rupa untuk menjalankan
sistem reproduksi seorang manusia.
Bayangkan bagaimana sperma dengan
pintar berjalan melalui saluransaluran yang ada, bagaimana kelenjarkelenjar memproduksi cairan untuk
mendukung sperma bisa terus keluar,
atau bagaimana hebatnya ovarium
mematangkan sebuah sel telur dan
bagaimana saluran telur (tuba fallopi)
menjaganya untuk terus berada di
jalur yang tepat. Luar biasa, ya? Lalu,
mengapa hal yang begitu menakjubkan
ini harus ditutup-tutupi? Padahal, ini
sepenuhnya tentang diri kita sendiri.

Setelah mengenal lebih intim bagian


tubuh kamu sendiri, kamu juga harus
tahu bagaimana menjaga kesehatan
mereka. Seringkali kesehatan
reproduksi dan seksual kurang
diperhatikan oleh kita. Hal ini karena
para pendidik bahkan orangtua
merasa bahwa kesehatan reproduksi
bukanlah hal yang penting untuk
dibahas. Mereka menganggap ketika
dewasa anak dengan sendirinya akan
mengetahui hal tersebut. Padahal, anak
muda membutuhkan informasi yang
cukup untuk menjaga dan merawat
kesehatan organ reproduksinya.

Langsung saja kita turuti rasa penasaran kita, dengan


membaca paragraf-paragraf berikut ini!

Kesehatan Reproduksi

Berdasarkan Konferensi Internasional


Kependudukan dan Pembangunan
pada 1994 (dikenal dengan istilah
ICPD yang merupakan kepanjangan
dari International Conference on
Population and Development),
Kesehatan Reproduksi adalah keadaan
sejahtera secara fisik, mental, dan
sosial yang utuh dalam segala hal yang
berkaitan dengan fungsi, peran, serta
sistem reproduksi.
Keadaan sejahtera secara fisik, mental
dan sosial secara utuh bukan sekedar
terbebas dari penyakit, namun harus
pula termasuk keadaan dimana:

1. Seseorang punya tanggung jawab,


kepuasan, dan kehidupan seksual
yang aman
2. Seseorang punya kemampuan untuk
menjalankan fungsi reproduksi
3. Seseorang punya kebebasan untuk
memutuskan kapan dan seberapa
sering melakukan aktivitas seksual
4. Perempuan dan laki-laki punya hak
yang sama antara untuk mendapat
informasi dan akses terhadap
metode kontrasepsi yang aman,
efektif, terjangkau, dan bisa diterima
berdasarkan keputusan mereka.
5. Mereka juga berhak mendapat

akses pelayanan kesehatan yang


layak yang memungkinkan
perempuan bisa menjalani proses
kehamilan dan persalinan secara
aman.
6. Pasangan diberi berbagai layanan
untuk memiliki anak yang sehat.

Kesehatan Seksual

Menurut World Health Organization


(WHO), Kesehatan Seksual adalah
kondisi fisik, mental, dan sosial terkait
dengan seksualitas. Kesehatan seksual
mensyaratkan pendekatan yang positif
dan penghargaan terhadap seksualitas
dan hubungan seksual, mencakup
kemungkinan mempunyai pengalaman
seksual yang menyenangkan dan aman,

bebas dari paksaan, diskriminasi, dan


kekerasan. Pelayanan kesehatan seksual
menurut Perserikatan BangsaBangsa harus dapat meningkatkan
kehidupan dan hubungan personal.
Pelayanan tersebut antara lain berupa
konseling dan pelayanan terkait
reproduksi serta penyakit menular
seksual.
Organ reproduksi kita harus dirawat
agar bisa berfungsi dengan baik
dan terhindar dari penyakit. Malas
menjaga kesehatan organ reproduksi
bisa berakibat fatal. Selain berpotensi
terkena penyakit kelamin, organ
reproduksi yang tidak terawat
akan berakibat buruk pada kualitas
reproduksi manusia.

Bagaimana sih merawat organ reproduksi dengan baik?


Simak penjelasan berikut ini ya!
Untuk Perempuan dan Laki-laki

Sebelum memegang organ reproduksi, pastikan tangan kamu bersih ya. Jika
tangan kamu kotor, kuman yang ada di tanganmu bisa berpindah ke kelamin.
Kuman tersebut bisa jadi sumber penyakit lho!
Ganti celana dalam minimal dua kali dalam sehari. Jarang mengganti celana
dalam bisa memicu timbulnya bakteri, kuman, dan jamur pada alat kelaminmu.
Hindari memakai celana ketat karena mempersulit sirkulasi udara bagi vagina
dan penis. Untuk laki-laki, celana longgar seperti boxer lebih baik digunakan
daripada celana ketat karena celana ketat bisa menghambat produksi sperma.
Saat memakai toilet umum khususnya toilet duduk gunakan tissu untuk
melapisi bagian yang akan kita duduki karena bisa jadi di dudukan toilet tersebut
terdapat banyak kuman. Ingat, toilet yang kamu gunakan sebelumnya digunakan
oleh orang lain juga dan orang tersebut belum tentu menjaga kebersihan.
Hindari stres. Kesehatan psikis yang buruk berpotensi merusak kualitas
ovum dan sperma. Stres menyebabkan gangguan metabolisme tubuh yang
berpengaruh pada seluruh organ tubuh termasuk organ reproduksi.
Hindari gaya hidup nggak sehat seperti merokok dan menggunakan narkoba.
Perbanyak olahraga dan mengonsumsi makanan bergizi. Gaya hidup juga
mempengaruhi kualitas organ reproduksi. Makanya, ayo hidup sehat mulai dari
sekarang!

Perempuan

Bersihkan vagina dengan cara yang


benar yakni satu arah dari arah vagina
menuju anus, jangan sebaliknya.
Tujuannya, agar kotoran yang ada di
anus tidak terbawa masuk ke dalam
vagina.
Selalu bawa tisu yang lembut
kemanapun kamu pergi untuk
mengeringkan vagina setelah dari
kamar mandi. Vagina yang lembab
bisa menyebabkan munculnya
bakteri.
Jangan terlalu sering membersihkan
vagina dengan sabun atau cairan
kimia karena bisa membunuh banyak
bakteri baik. Kalau keseimbangan
bakteri baik tersebut tidak terjaga,
vagina kamu bisa ditumbuhi

Laki-laki

Cuci penis dengan bersih setiap


kali habis buang air. Buat kamu
yang tidak disunat, cuci ujung penis
dengan terlebih dahulu menarik kulit
bagian depan ke belakang untuk
membersihkan sisa-sisa urin yang
menempel pada penis.
Hindari penggunaan sabun ketika
membersihkan penis. Sama seperti
vagina, bakteri baik yang ada pada
penis bisa mati bila terlalu sering
dicuci dengan sabun.

timbulnya jamur. Cuci vagina dengan


air bersih saja, karena air bersih
adalah pembersih terbaik bagi vagina.
Saat menstruasi gantilah pembalut
sehabis buang air. Ganti juga
pembalut setiap kali terasa basah atau
setiap lebih dari 3 jam. Penting untuk
mencuci vagina sebelum mengganti
pembalut agar kotoran yang ada
pada vagina tidak menempel pada
pembalut yang baru.
Sebelum membuang pembalut akan
lebih baik jika mencucinya terlebih
dahulu di air yang mengalir kemudian
membungkusnya dengan kertas dan
membuangnya di tempat sampah

Penis juga bisa berjamur bila lembab.


Makanya selalu bawa tisu untuk
mengeringkan penis sehabis buang
air kecil.
Hindari memangku laptop. Panas dari
laptop nggak baik untuk kesehatan
penis dan testis. Testis hanya bisa
berfungsi baik kalau suhunya lebih
dingin dari bagian tubuh lainnya.
Salah satu dampak negatifnya adalah
rendahnya jumlah sperma, kematian
sperma, hingga mempengaruhi
bentuk sperma itu sendiri.
Dampaknya ini akan dirasakan
berbulan-bulan. Bahkan kalau suhu
testis dinaikkan sampai 980C, sperma
akan berhenti berproduksi.

APA
ITU
Kanker Serviks dan
Keputihan?

Kanker Leher Rahim


atau Kanker Serviks
Organ reproduksi perempuan rentan
terkena berbagai penyakit, salah
satunya kanker leher rahim. Penyakit
ini berupa tumbuhnya tumor ganas
di leher rahim. Tumor tersebut dapat
menyebar ke organ yang lain dan
berujung pada kematian.
Penyebab:

Kanker leher rahim disebabkan oleh


HPV (Human Papiloma Virus). Virus
ini menyebabkan infeksi pada mulut
rahim. Jika infeksi HPV tidak sembuh
dalam waktu lama, mulut rahim akan
terkena kanker serviks.
Awalnya sel kanker berkembang
dari mulut rahim yang letaknya
berada di bawah rahim dan di atas
vagina. Sistem imun atau kekebalan
tubuh yang rendah membuat infeksi
mengganas dan menyebabkan sel
kanker.
Virus ini dapat menyebar melalui
sentuhan: misalnya, ada virus HPV di
tangan kamu, lalu kamu menyentuh
vagina, maka kamu bisa terinfeksi
kanker serviks. Penyebaran virus ini
bisa juga dari kloset di WC umum
yang sudah terkontaminasi virus.

Faktor-faktor yang dapat


meningkatkan resiko
kanker leher rahim

(disari dari : www.kankerserviks.org)

adalah:

Wanita berusia di atas 40 tahun lebih


rentan terkena kanker serviks.
Tidak menjaga kebersihan organ
reproduksi dengan baik
Melakukan hubungan seksual di
usia yang terlalu muda (di bawah 20
tahun), berganti-ganti pasangan seks,
atau berhubungan seks dengan lakilaki yang sering berganti pasangan.
Virus HPV bisa menular melalui
hubungan seksual. Misalnya seorang
laki-laki berhubungan seks dengan
perempuan yang menderita kanker
serviks, kemudian laki-laki tersebut
berhubungan seks dengan kamu,
maka virus HPV dapat menular dan
menginfeksi kamu.

Memiliki banyak anak (lebih dari


lima). Ketika seorang perempuan
melahirkan secara alami, janin akan
melewati serviks dan menimbulkan
trauma pada serviks, yang dapat
memicu aktifnya sel kanker. Semakin
sering janin melewati serviks,
semakin sering trauma terjadi,
semakin tinggi resiko kanker serviks.
Keputihan yang berlangsung terusmenerus dan tidak diobati.
Pemakaian pembalut wanita yang
mengandung bahan dioksin (bahan
pemutih yang dipakai untuk
memutihkan pembalut hasil daur
ulang dari barang bekas).
Daya tahan tubuh yang lemah,
kurangnya konsumsi vitamin C,
vitamin E dan asam folat. Kebiasaan
merokok juga menambah risiko
kanker serviks.

Ayo Lakukan Tes Pap Smear!

Kehadiran kanker leher rahim bisa dideteksi dengan


melakukan tes pap smear. Pap smear adalah metode
yang dapat mendeteksi perubahan-perubahan sel pada
leher rahim yang disebabkan oleh Human Papiloma
Virus. Tes ini bertujuan menemukan sel-sel yang
berpotensi menimbulkan kanker di leher rahim untuk
mencegah kanker leher rahim sedini mungkin.
Pada saat tes pap smear, speculum
akan masuk ke vagina pasien untuk
mengambil sampel sel dari leher rahim
(serviks). Speculum adalah sebuah
alat logam yang digunakan untuk
melebarkan dinding vagina dan untuk
melihat vagina dan serviks secara
langsung.

Pap smear mampu mendeteksi


lebih dari 90 persen kanker leher
rahim tahap awal yang masih bisa
disembuhkan

Saat akan melakukan


tes pap smear, biasanya
pasien akan ditanya: sudah
menikah atau belum?
Mengapa? Karena tes pap smear
dianggap dapat merusak selaput
dara. Selaput dara dianggap penanda
keperawanan seorang perempuan
dan keperawanan dianggap sangat
penting sehingga banyak dokter
yang menolak melakukan tes pap

Keputihan
Vagina mengeluarkan cairan setiap
hari. Pada vagina perempuan yang
sudah puber terdapat bakteri baik
yang disebut basil Lactobacillus
doderlein. Dalam keadaan normal,
jumlah bakteri ini cukup dominan dan
membuat lingkungan vagina bersifat
asam sehingga vagina punya daya
proteksi yang kuat. Selain itu vagina
juga mengeluarkan cairan bening dan
tidak berbau untuk melindungi diri
dari infeksi. Keluarnya cairan ini dari
vagina disebut keputihan.
Dalam keadaan normal keputihan
terjadi pada masa ovulasi (masa
di mana sel telur yang matang siap
untuk dibuahi) atau 12-14 hari setelah
menstruasi.
Keputihan yang normal terjadi pada
periode pertengahan awal berbentuk
kental, kemudian berubah menjadi
lendir tipis dan berair selama
pertengahan siklus masa subur. Setelah
masa subur, keputihan berubah

smear bagi perempuan yang belum


menikah karena tidak ingin merusak
keperawanan tersebut. (Pembahasan
mengenai keperawanan ada di bab
selanjutnya ya).
Pilihan tetap ada di tangan kamu:
kesehatan atau keperawanan? Jika
memang ingin melakukan tes pap
smear, sebaiknya kumpulkan informasi
sebanyak mungkin tentang klinik yang
ramah bagi anak muda ya!
menjadi lebih banyak dan berwarna
putih seperti pasta.
Dalam keadaan tidak normal,
keputihan terjadi berlebihan dengan
warna yang keruh (berwarna kuning
kehijauan sampai kecoklatan atau abuabu) dan menimbulkan rasa gatal. Hal
ini terjadi karena adanya infeksi akibat
jamur dan bakteri jahat. Bakteri yang
biasa menyerang adalah Hemofilus
vaginalis.

Penyebab Keputihan:

Dalam keadaan normal keputihan


terjadi pada masa ovulasi, saat
keadaan terangsang atau birahi, dan
pada saat stres secara emosional.
Dalam keadaan yang tidak normal,
keputihan terjadi karena perubahan
hormon, gula darah, rendahnya daya
tahan tubuh, kebersihan vagina yang
kurang terjaga dan kontak penyakit
menular seksual.
Buat mengendalikan keputihan agar
tetap normal perbanyak makanan yang
mengandung vitamin C dan berserat
tinggi deh!

Pubertas
Perubahan yang banyak
rasanya

Seiring perkembangan tubuh manusia,


perubahan fisik nggak bisa terelakkan.
Nah, dalam proses perubahan dari
anak-anak menuju dewasa, tubuh
mengalami periode pubertas yang
terdiri dari berbagai macam perubahan
drastis. Tumbuhnya bulu-bulu halus
di sekitar alat kelaminmu, perubahan
suara, membesarnya payudara pada
remaja perempuan, tumbuhnya jakun
pada remaja laki-laki, menstruasi atau
mimpi basah merupakan beberapa hal
yang kamu alami pada masa pubertas.
Mengapa hal itu bisa terjadi? Kenapa
tubuh kita bisa berubah? Siapa yang
mengendalikan perubahan ini? Kalau
misalnya kita nggak mau berubah, bisa
nggak ya?
Jawaban pertanyaan tersebut hanya
satu:

HORMON.

Ya, hormonlah yang mengendalikan


masa pubertas seseorang.

Yuk, kita kulik aktor di balik


pubertas yang satu ini!
Kita Berubah Karena Hormon
Banyak sekali hormon yang tersimpan
dalam tubuh kita. Merekalah, para
hormon itu, yang bekerja di balik layar
untuk tetap menghidupkan kita
Prof.DR.Dr.Ketut Suastika, Sp.PDKEMD Dokter Spesialis Penyakit
Dalam
Hormon adalah zat kimia yang
diproduksi oleh kelenjar endokrin atau
kelenjar buntu. Kelenjar endokrin tidak
memiliki saluran, makanya zat yang
dihasilkan kelenjar ini bakal masuk
aliran darah dan mengikuti peredaran
darah ke seluruh tubuh. Ketika sampai
di suatu organ target, hormon akan
merangsang terjadinya perubahan.
Perubahan yang dikontrol hormon
biasanya perubahan perlu waktu
panjang, contohnya pertumbuhan
seksual.
Hormon punya efek tertentu pada
aktivitas organ dalam tubuh. Fungsi
hormon adalah mengirim sinyal
antar sel dalam tubuh, mulai dari
tekanan darah, proses pertumbuhan,
perbaikan sel, nafsu makan, kesuburan,
metabolisme, reproduksi, pengaturan
nyeri, hingga jam tidur.
Dalam sistem reproduksi, kita memiliki
hormon seksual utama yakni hormon
testosteron pada laki-laki dan estrogen
pada perempuan. Sebenarnya, kedua

jenis hormon ini ada pada laki-laki dan


perempuan, tapi kadarnya berbeda.
Jumlah testosteron lebih banyak pada
laki-laki, sedangkan estrogen lebih
banyak pada perempuan. Hormon
seksual tersebut ada di buah zakar lakilaki dan indung telur perempuan.

Hormon seksual bertanggung jawab


menentukan jenis kelamin janin dan
perkembangan organ seks sehingga
sesuai dengan pola yang normal.
Hormon seksual juga menentukan
pubertas dan perilaku seksual kita.

Yuk, lihat tugas-tugas


mereka secara lebih
spesifik!
Hormon dan Perannya
dalam Masa Pubertas

Estrogen adalah hormon seks


yang diproduksi oleh rahim untuk
merangsang pertumbuhan organ seks
perempuan. Fungsi estrogen pada
perempuan antara lain:
Merangsang pertumbuhan
organ seksual perempuan seperti
pembesaran payudara, tumbuhnya
bulu halus di sekitar alat kelamin,
dan pembesaran pinggul yang
dianggap sebagai ciri seks sekunder.
Ciri seks sekunder adalah ciri yang
nggak berhubungan langsung
dengan reproduksi tapi bisa dipakai
untuk membedakan laki-laki dan
perempuan.
Mengatur siklus menstruasi.
Menjaga kondisi dinding vagina dan
elastisitasnya
Memproduksi cairan yang
melembabkan vagina
Menjaga tekstur dan fungsi payudara
perempuan.

Laki-laki juga punya estrogen, tapi


jumlahnya relatif sedikit. Kadar
estrogen yang tinggi pada laki-laki bisa
menyebabkan berkurangnya gairah
seksual, sulit ereksi (terangsang),
bahkan pembesaran payudara. Pemicu
peningkatan estrogen pada laki-laki
antara lain konsumsi obat-obatan,
penyakit hati dan sindrom klinefelter
(kelebihan jumlah kromosom X).
Obesitas juga bisa menyebabkan

peningkatan kadar estrogen, soalnya


sel-sel lemak diubah tubuh jadi
estrogen.

Progresteron adalah hormon seks


yang ada pada perempuan. Progesteron
dihasilkan oleh kelenjar endokrin
yang tersisa setelah terjadinya ovulasi.
Progresteron berpengaruh pada
siklus menstruasi, kehamilan dan
embriogenesis (proses pembentukan
dan perkembangan embrio).
Progresteron mempertebal dinding
rahim setelah terjadinya ovulasi.
Over Oksitosin adalah hormon
pada perempuan yang berfungsi
merangsang kontraksi rahim untuk
mendorong bayi keluar. Oksitosin
juga berguna untuk membantu rahim
mengkerut ke ukuran normal setelah
melahirkan dan merangsang produksi
air susu selama proses menyusui.
Prostaglandin adalah hormon

yang bertugas untuk merangsang


kehamilan. Perempuan memproduksi
hormon ini ketika janin siap lahir.
Cairan semen yang dikeluarkan pria
ketika ejakulasi juga mengandung
hormon prostaglandin.

Testosteron adalah hormon seks


yang biasanya diproduksi oleh testis
laki-laki, tapi diproduksi juga dalam
jumlah kecil oleh rahim perempuan
dan kelenjar adrenalin yang dimiliki
laki-laki dan perempuan.
Testosteron membantu memulai
perkembangan testis dan penis pada
janin laki-laki.

Testosteron mempengaruhi
perubahan karakteristik seks
sekunder pada laki-laki, seperti:
pertumbuhan janggut dan kumis,
perubahan suara menjadi lebih berat,
pembesaran penis, dan pertumbuhan
otot.
Setelah pubertas, hormon testosteron
mengatur gairah seks.

Norepinephrine adalah hormon

yang memberi perasaan senang pada


tubuh, memberi suntikan adrenalin
alami yang menyebabkan jantung
berdetak lebih cepat dan tekanan darah
meningkat.

Vasopresin adalah hormon yang

mengatur mengatur pengeluaran urin.

Serotonin adalah hormon yang


diproduksi di saluran pencernaan.
Hormon ini berfungsi mengontrol
mood, nafsu makan dan tidur.
Kelebihan hormon serotonin
bisa menyebabkan kegelisahan,
kebingungan, peningkatan denyut
jantung, pupil melebar, kehilangan
koordinasi otot, berkeringat, diare,
sakit kepala, menggigil, mual, muntah,
kejang, demam tinggi, detak jantung
tak teratur, gerakan tidak terkendali,
dan hilangnya kesadaran. Kekurangan
hormon serotonin dapat menyebabkan
kecemasan, tertekan, fobia (ketakutan
berlebih), pesimistis, gelisah, tidak
percaya diri, mudah marah, gangguan
tidur, Pre Menstruational Syndrome,
sakit kepala, dan sakit punggung.

Mimpi
basah

Salah satu tanda anak laki-laki


memasuki masa pubertas adalah
mengalami mimpi basah. Mimpi
basah adalah mimpi erotis yang
secara umum dialami oleh lakilaki. Biasanya laki-laki bermimpi
berciuman, berpelukan, bersenggama
hingga mencapai orgasme (puncak
kenikmatan seksual) yang ditandai
dengan ejakulasi, yakni keluarnya air
mani dan sperma yang menyebabkan
area tubuh sekitar alat kelaminnya
basah. Maka dari itu, muncul istilah
mimpi basah.

Tidak hanya laki-laki, perempuan


juga bisa mengalami mimpi erotis
dalam tidurnya. Tapi hanya sedikit
perempuan yang bisa mengingat
kejadian tersebut. Kebanyakan malah
lupa sama sekali. Makanya orang
menganggap perempuan nggak bisa
mengalami emisi noktural alias mimpi
basah.

Istilah baku mimpi basah adalah


orgasme spontan. Mimpi basah dalam
dunia kedokteran dikenal dengan emisi
nokturnal, yaitu pengeluaran air mani
bercampur sperma (cairan semen) di
waktu tidur.

Pada usia 17-18 tahun, sekitar 2 dari 3


laki-laki akan mengalami mimpi basah.
Mimpi basah terjadi karena kantung
kemih penuh, adanya aktifitas seksual
di pikiran, rangsangan dari kasur atau
bantal. Hal itu merangsang penis dan
menyebabkan sperma keluar.

Mimpi basah umumnya dialami sejak


usia 14 atau 15 tahun hingga umur
50 tahun, jadi bukan cuma remaja aja
yang mengalami mimpi basah.

Hasil penelitian di Universitas Montrea


menyatakan 40 persen perempuan
mengalami mimpi basah sebelum
mereka berusia 45 tahun.

Menstruasi
Masa pubertas perempuan dimulai
dengan menstruasi. Menstruasi punya
banyak sebutan, di antaranya haid dan
datang bulan.
Setiap bulannya, indung telur akan
menghasilkan sel telur (calon bayi).
Untuk mempersiapkan kehamilan,
dinding rahim akan menebal karena
lapisan darah. Jika sel telur tidak
dibuahi oleh sel sperma, dinding
rahim akan meluruh dan terjadilah
menstruasi.
Menstruasi pertama (menarche) pada
perempuan biasanya terjadi pada
umur 10-15 tahun dan perempuan
yang sudah mengalami menstruasi
sudah dapat mengalami kehamilan.
Beberapa perempuan-perempuan
mengalami sakit perut saat
menstruasi. Hal ini wajar karena
dalam periode ini rahim berkontraksi
untuk meluruhkan dinding rahim.

Selain menstruasi, ciri


pubertas perempuan adalah
munculnya gairah seksual.
Gairah seksual perempuan yang
sedang puber biasanya cenderung
diekspresikan dengan menceritakan
atau berdiskusi hal-hal erotis. Misalnya
ketika kamu membayangkan menjalin
cinta dengan seseorang, lalu melakukan
aktivitas-aktivitas seksual bersamanya.
(http://kosmo.vivanews.com/news/
read/217305-delapan-fakta-seputargairah-bercinta)

PERHATIAN!
Sebaiknya, hindari aktivitas seksual
berupa penetrasi saat sedang
menstruasi karena:
1. Dinding rahim yang meluruh
bisa berkembang menjadi media
pertumbuhan berbagai penyakit.
2. Cairan menstruasi adalah media
yang efektif untuk penyebaran infeksi
menular seksual.
3. Vagina berada dalam kondisi yang
sangat sensitif sehingga berbahaya
jika terjadi penetrasi.

Ciri pubertas remaja perempuan lain


yang sangat gampang ditemukan
ialah ketika kamu merasa galau ketika
gebetanmu sudah punya pacar, atau
ketika kamu merasa berbunga-bunga
ketika dapat dekat dengan orang yang
kamu suka. (http://ceria.bkkbn.go.id/
referensi/media/download/5-kie.pdf)

Mitos mensturasi

yang beredar dan dipercaya


anak muda itu banyak banget dan wajib kita ketahui!
Cuma mitos? Ya, nggak dong! Kita kasih faktanya juga khusus buat kamu, baca
dibawah ini ya!

Mitos 1 :

Mitos 2 :

Minuman bersoda dapat


mempercepat selesainya
menstruasi.

Kalau minum es ketika


menstruasi, bisa bikin
mampet!

Fakta :

Fakta :

Menstruasi adalah proses luruhnya


dinding rahim akibat tidak
terjadinya pembuahan dan ini bersifat
alami. Minuman bersoda nggak
terbukti bisa mempercepat selesainya
proses menstruasi, karena cepat atau
lambatnya menstruasi yang kita alami
dipengaruhi oleh faktor psikis dan fisik.
Lagian, ngapain sih pengen cepetcepet? Mending nungguin menstruasi
sambil baca buku ini sampai tuntas.
Setuju?

Aduh, WC kali ya, mampet! Salah nih.


Air dingin nggak memiliki efek apapun
kok bila dikonsumsi saat menstruasi.
Kecuali, kalau kamu melahap freezer
dan kulkasnya, tentu itu akan sangat
berbahaya.

Mitos 3 :
Menstuasi membuat
tubuh jadi lemas.
Fakta :

Hasil penelitian menyebutkan bahwa


darah menstruasi yang dikeluarkan
tubuh berkisar antara 50-150 mililiter
atau sekitar empat sampai enam sendok
saja. Berbeda dengan saat melakukan
donor darah. Jadi, nggak benar kalau
tubuh akan menjadi lemas karena
keluarnya darah saat menstruasi. Lebay
dot com deh!

Mitos 4 :
Jangan keramas selama
menstruasi!
Fakta :

Justru, terbalik! Menstruasi membuat


produksi kelenjar keringat meningkat
dibandingkan di hari biasa. Untuk itu,
selama menstruasi justru dianjurkan
untuk lebih sering membersihkan diri,
ya termasuk keramas.

Mitos 5 :
Memakai pembalut
saat menstruasi bisa
menyebabkan kemandulan.
Fakta : Ya nggak lah! Secara medis
justru pembalut merupakan metode
selama masa menstruasi agar tetap
bersih dan tidak lembab. Pada
dasarnya semua pembalut itu sehat,
walaupun sebagian perempuan ada
juga yang mengalami alergi dan iritasi.
Hal itu tergantung dari sensitivitas
organ kelamin perempuan yang
berbeda tiap orang. Disarankan
agar saat menstruasi untuk sesering
mungkin mengganti pembalut
(idealnya setiap 3-4 jam), terutama
ketika sedang banyak-banyaknya
keluar darah menstruasi, dan setelah
buang air kecil atau besar. Lagian, kalau
misalnya pembalut bisa bikin mandul,
nggak mungkin dong, berbagai macam
merk pembalut masih berjaya hingga
detik ini?

Proses Reproduksi
Perempuan:

Kehamilan
Dari mana asal bayi? Kok, kalau
hamil, perut Ibu jadi gendut?
Pertanyaan itu pasti pernah terlintas
pada saat kita masih kecil. Berbagai
cerita diberikan pada kita mengenai
asal mula bayi, mulai dari burung
bangau yang mengirim bayi melalui
cerobong asap, adonan terigu yang
dimasak, hingga cerita manusia berasal
dari daun sebelum lahir ke dunia.
Konyol? Jelas! Kita berhak tahu
sebenar-benarnya darimana awalnya
kita berasal.
Seperti yang sudah dijelaskan
sebelumnya, manusia berasal dari
sel-sel reproduksi yakni sel telur dan
sperma. Pembuahan yang dilakukan
sperma terhadap sel telur menciptakan
kehamilan. Dari kehamilan itulah bayi
lahir.
Kehamilan dapat terjadi biasanya
ketika seorang perempuan sedang
berada dalam masa subur yakni 14 hari
setelah menstruasi pertama di bulan
itu. Walaupun begitu, tidak menutup
kemungkinan perempuan dapat
mengalami kehamilan di luar masa
suburnya.
Teknologi canggih membuat kehamilan
tidak hanya bisa tercipta karena
hubungan seksual, namun juga melalui
metode seperti bayi tabung dan
inseminasi buatan

Proses Kehamilan
Pada saat penetrasi, sperma
akan mencari keberadaan
sel telur. Dari berjuta-juta
sel sperma yang dikeluarkan
laki-laki saat ejakulasi,
hanya satu sel sperma yang
dapat membuahi sel telur.

Sel telur yang dibuahi


berkembang menjadi
embrio dan menempel
di dinding rahim untuk
berkembang menjadi zigot
dan tumbuh menjadi janin.

Janin akan berkembang di


dalam rahim selama kurang
lebih 280 hari (sembilan
bulan sepuluh hari)
sebelum akhirnya lahir.

Apa saja tanda-tanda


kehamilan?
Tidak mengalami menstruasi
Perut membesar
Mual dan muntah-muntah di pagi
hari
Sedikit pendarahan di vagina
Payudara membesar
Sering buang air kecil
Beberapa perempuan cepat merasa
lelah dan peka terhadap bau-bauan

Kelahiran

Kelahiran adalah proses keluarnya bayi


dari rahim perempuan.
Pada saat kehamilan produksi
estrogen meningkat. Semakin tua usia
kandungan, semakin tinggi produksi
estrogen. Estrogen berguna untuk
kontraksi rahim saat proses kelahiran.
Selain itu hormon oksitosin dan
hormon prostaglandin juga dihasilkan
untuk membantu proses kelahiran.

Selain hormon-hormon yang gunanya


untuk membantu konstraksi rahim,
dihasilkan pula hormon relaksin untuk
relaksasi, melunakkan leher rahim dan
melonggarkan tulang panggul sehingga
memudahkan proses persalinan.
Kontraksi dan relaksasi berlangsung
secara bersamaan. Adanya relaksasi
terhadap otot-otot di sekitar rahim
menyebabkan kontraksi. Wah, sungguh
mengagumkannya, rahim perempuan!

Proses
Reproduksi Laki-laki
Spermatogenesis (Proses
Pembentukan Sperma)
Sel sperma merupakan sel kelamin
(gamet) yang dihasilkan laki-laki.
Sperma diproduksi oleh testis. Testis
laki-laki mampu menghasilkan
jutaan sel sperma tiap harinya
dan mengeluarkan kurang lebih
2 juta sperma setiap kali laki-laki
berejakulasi.
Proses pembentukan sperma disebut
spermatogenesis.
Spermatogenesis terjadi melalui
beberapa fase, yaitu:

1. Fase Pertumbuhan

Pada fase ini sel-sel calon indung


sperma tumbuh, membesar, dan
berduplikasi. Pada fase ini juga terjadi
penambahan materi inti, sintesis
DNA dan sintesis organel sel. Fase ini
juga disebut fase persiapan sebelum
melakukan pembelahan .
Akhir dari fase pertumbuhan ialah
terbentuknya spermatogonium (sel
induk sperma) yang sudah siap
melakukan pembelahan.

2. Fase Pembelahan

Spermatogonium yang sudah


terbentuk akan mengalami proses
pembelahan. Spermatogonium yang
terbentuk akan menjadi spermatosit

primer. Spermatosit primer ini akan


mengalami pembelahan. Pembelahan
yang tejadi adalah pembelahan Meiosis,
yaitu pembelahan yang terjadi pada
pembentukan gamet yang bertujuan
untuk mengurangi jumlah kromosom.
Spermatosit primer mengalami
pembelahan Meiosis membentuk dua
buah spermatosit sekunder. Jumlah
kromosom sel spermatosit sekunder
adalah setengah dari sel spermatosit
primer.
Selanjutnya speratosit sekunder yang
tebentuk akan mengalami pembelahan
menjadi empat buah spermatid.
Spermatid ini adalah sel yang akan
menjadi sel sperma.

3. Fase Diferensiasi

Spermatid yang terbentuk pada


fase pembelahan harus mengalami
perubahan agar mampu berenang
mencari letak sel telur. Bentuk awalnya
yang hanya berbentuk bulatan dirasa
tidak mungkin mampu mencapai
sel telur. Makan ya, spermatid harus
mengalami perbedaan menjadi sel-sel
sperma yang siap untuk membuahi sel
telur.
Setelah proses perbedaan tersebut,
terbentuklah empat buah sel sperma
aktif yang strukturnya sudah berubah.
Kini sperma berbentuk seperti seekor
berudu, dengan bentuk kepala seperti
mata panah dan berekor panjang.
Bentuk ini dimaksudkan agar sel
sperma bisa dengan mudah berenang
mencapai sel telur.

Aktivitas
Seksual
Jarang Dibicarakan, Sering
Dipraktekkan

Berikut ini beberapa aktivitas seksual


yang umum dilakukan oleh manusia:

Masturbasi atau Onani


Kamu tahu istilah masturbasi atau
onani? Pernah dengar atau pernah
melakukan? Hehehe... Masturbasi
adalah rangsangan yang bersifat
lokal pada alat kelamin yang sengaja
dilakukan untuk mencapai kenikmatan
atau kepuasan seksual tanpa melakukan
senggama. Selain masturbasi atau
onani, juga berkembang istilah lain
seperti rancap, coli, hingga kocok,
yang esensinya tetap sebagai kegiatan

merangsang organ seksual sendiri atau


bisa juga dilakukan dengan bantuan
orang lain dengan cara menggesekgesekkan atau menggunakan alat
bantu hingga mencapai orgasme atau
kepuasan seksual.
Masturbasi adalah aktivitas seksual
yang paling aman dan tidak
beresiko. Masturbasi cenderung
menjadi pembicaraan yang tidak
lagi tabu di antara laki-laki, namun
di antara perempuan, masturbasi
jarang menjadi bahan perbincangan
dan jarang dilakukan. Padahal,
masturbasi memberikan manfaat bagi
perempuan. Bahkan para sex therapist
merekomendasikan masturbasi untuk
perempuan yang mengalami kesulitan
mencapai orgasme. Masturbasi
memang bisa membantu kita
mengenali tubuh dengan lebih baik.
(Mitos mengenai masturbasi bisa kamu
baca di bagian selanjutnya ya!)

Banyak yang merasa bersalah setelah melakukan


masturbasi karena dianggap sebagai penyimpangan
seksual. Ini jelas salah, masturbasi adalah kegiatan
seksual yang alamiah dan baik untuk kesehatan jika
dilakukan secara benar.

Petting

Petting adalah kegiatan menggesekgesekkan alat kelamin kepada pasangan


namun tidak sampai melakukan
penetrasi. Petting bisa dilakukan
dengan menggunakan pakaian
ataupun tidak. Dalam aktivitas ini,
terjadi kegiatan saling mencumbu dan
merangsang.

Walaupun penis tidak


masuk ke dalam vagina
dan sebatas digesek ke
vagina, jika pihak laki-laki
mengalami ejakulasi dengan
keluarnya sperma bisa
tetap berpeluang terjadi
kehamilan

Senggama

Senggama (disebut juga kopulasi atau


persetubuhan) merupakan tindakan
seksual yang dilakukan dengan
menggabungkan/menyentuhkan
alat kelamin pada alat kelamin
lainnya. Persenggamaan merupakan
bagian paling penting dalam proses
reproduksi. Melalui aktivitas ini
sperma bisa membuahi ovum.
1. Aktivitas seksual melalui vagina
Bentuk persenggamaan ini paling
umum dilakukan. Pada aktivitas ini,
penis memasuki vagina. Kedua pihak
saling bergerak hingga mencapai
puncak kenikmatan seksual yang
ditandai dengan orgasme.
2. Aktivitas seksual melalui anus
(anal seks)
Dalam aktivitas ini penis diarahkan
untuk memasuki ke anus. Sebelum
melakukan anal seks, perlu persiapan
yang cukup agar aktivitas yang terjadi
tidak mencederai anus. Hal ini karena
anus tidak didesain untuk menjadi
organ seksual. Makanya, penetrasi anal
seks harus dilakukan secara perlahan.
Anus tidak mengeluarkan cairan
pelumas seperti halnya vagina, maka
penting untuk menggunakan pelumas
yang cukup agar aktivitas seksual tidak
melukai anus dan penis. Kebersihan
penis dan anus pun perlu diperhatikan.
Penggunaan kondom sangat
direkomendasikan untuk anal seks.

Tak hanya sebagai proses


reproduksi, senggama
juga merupakan kegiatan
rekreasi manusia yang
paling tua dalam sejarah
manusia.

3. Aktivitas seksual melalui mulut


(oral seks)
Mulut juga bisa menjadi organ
seksual. Menyentuhkan alat kelamin
pada mulut disebut oral seks. Dalam
aktivitas ini, penis atau vagina
melakukan kontak dengan mulut.
Kebersihan alat kelamin dan mulut
harus terjaga jika hendak melakukan
aktivitas ini karena saat oral seks
pertukaran bakteri dan penyakit rentan
terjadi jika tidak dilakukan dengan
aman.

ORGASME
apakah ini?
Orgasme adalah kata serapan dari
bahasa Inggris: orgasm. Menurut
kamus Webster, orgasm diambil dari
kata Yunani orgasmos dari kata
orgon yang berarti menjadi masak
dan penuh gairah atau bernafsu.
Ada yang sudah pernah merasakan
orgasme? Ibarat busur panah yang
dilepaskan dan mengenai sasaran tepat
pada target, itulah awal mula orgasme.
Orgasme adalah puncak dari aktivitas
seksual yang dilakukan manusia. Pada
momen terjadinya orgasme, tubuh
akan merasakan sensasi kenikmatan
seolah terbang! Pikiran akan kosong
selama beberapa saat, otot mulai rileks,
dan menyebar ke seluruh tubuh.
Pada laki-laki, orgasme umumnya
ditandai dengan ejakulasi yakni
keluarnya sperma dan air mani. Pada
perempuan, orgasme tidak bisa dilihat
secara kasat mata.
Rata-rata perempuan bisa mengalami
orgasme selama 13-51 detik
Pada saat orgasme, perempuan
melepaskan hormon oksitoksin
yang membuat perasaan menjadi
rileks, bahagia dan mengurangi
stress, sehingga orgasme sering kali
bisa menjadi obat untuk mengobati
ketegangan syaraf atau migrain.

Saat laki-laki orgasme, tubuh mereka


akan melepaskan sejumlah hormon
seperti norepinephrine, serotonin,
oksitosin, vasopressin dan prolaktin.
Lepasnya hormon-hormon tersebut
membuat laki-laki lesu sehingga sulit
bagi mereka untuk tidak mengantuk
setelah melakukan hubungan seksual.
Orgasme pada perempuan bisa dicapai
dengan melakukan rangsangan pada
klitoris. Efektivitas rangsangan pada
klitoris bisa mencapai 95%, lho!
Mengapa cara ini sangat efektif?
Karena banyak sekali pembuluh darah
dan syaraf pada klitoris sehingga sangat
peka terhadap rangsangan.
Perempuan memiliki kemampuan
untuk mencapai lebih dari satu kali
orgasme dalam waktu singkat (multiple
orgasm) tanpa perlu melakukan
pemulihan kondisi fisik. Sedangkan
laki-laki ketika mereka orgasme
akan mengalami tahap pemulihan
yang disebut periode refraktori
(pembubaran/pembelokan), dimana
pada waktu ini pria sulit mencapai
ejakulasi lagi.(ini dibuat kotak)
Sehabis ejakulasi, pria selalu kelelahan.
Air mani yang berjumlah sekitar 5 ml
setiap ejakulasi itu mengandung zinc,
selenium, protein, vitamin A, C, E, dan
gula. Terbuangnya berbagai zat gizi itu
lewat ejakulasi menimbulkan rasa lelah,
lemas, lapar berkepanjangan. Energi
yang terbuang saat berhubungan seks
adalah sebesar 36 kalori atau setara
dengan berlari sepanjang 1,5 km.

Kontrasepsi
penyelamat kehidupan yang
belum dikenal akrab

Apa yang ada di pikiran kamu ketika


mendengar kata alat kontrasepsi?
Berbagai jenis metode dan alat
kontrasepsi tersedia di pasaran, lho!
Kamu sudah kenal yang mana saja,
nih?

1. Metode Alamiah
Senggama terputus (coitus interuptus):
cara ini dilakukan dengan menarik
penis dari vagina saat akan terjadi
ejakulasi oleh lelaki. Akibatnya sperma
tidak masuk ke dalam vagina.
Pantang berkala / metode kalender:
melalui metode ini, kehamilan dicegah
dengan mengatur waktu hubungan
seksual berdasarkan perhitungan
waktu kesuburan perempuan. melalui
metode ini, masa subur perempuan
yakni empat belas hari sebelum haid
berikutnya adalah waktu yang sangat
dihindari untuk melakukan hubungan
seksual.
Metode suhu basal: ketika suhu badan
perempuan tinggi dari biasanya, pada
saat ini perempuan berada dalam
kondisi subur, demikian sebaliknya.
Pengukuran suhu tubuh dilakukan
saat bangun tidur di pagi hari dengan
termometer.

Metode lendir serviks (leher rahim):


ambil cairan dari vagina. Jika cairan
terasa lebih berlendir, banyak, basah,
dan lembab dari biasanya berarti
perempuan berada dalam kondisi
subur dan berpeluang hamil jika
melakukan hubungan seks.

2. Metode Rintangan
Kondom laki-laki: alat yang digunakan
pada saat akan melakukan senggama
dengan memasang di penis agar cairan
sperma tidak dapat masuk ke uterus
perempuan dan mencegah terjadinya
kehamilan.
Kondom perempuan: Bentuknya
pipih dan dimasukkan ke dalam bagian
vagina dengan cara didorong ke dalam
dan bersifat elastis.
Diafragma: Menutup serviks (leher
rahim) dari sperma yang masuk.
Lingkaran cincin dilapisi karet fleksibel
ini akan menutup mulut rahim bila
dipasang dalam liang vagina enam
jam sebelum senggama. Efektifitas
alat kontrasepsi ini bisa menurun
bila terlalu cepat dilepas kurang dari
delapan jam setelah senggama.
AKDR / IUD (Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim): Alat ini terbuat dari
plastik dan tembaga yang berbentuk T
(oleh karenanya disebut Cuper T ). Alat
ini digunakan dengan dimasukkan ke
dalam rahim. Alat ini berfungsi untuk
mencegah bersemainya sel telur yang
telah dibuahi di dalam rahim. Alat
ini cukup efektif dengan kemampuan
sampai 97-98% dalam mencegah
kehamilan, adapun lama pemakaiannya
dapat sampai empat sampai lima
tahun, setelah itu harus diganti dengan
yang baru.

3. Alat Kontrasepsi
Hormonal
Pil KB:
Keuntungan pil ini adalah tetap
membuat menstruasi teratur,
mengurangi kram atau sakit saat
menstruasi. Kesuburan dapat
kembali pulih dengan cara cukup
menghentikan pemakaian pil ini.
Suntik KB:
Jenis kontrasepsi ini pada dasarnya
mempunyai cara kerja seperti pil.

Susuk KB:
Implant/susuk KB dimasukkan ke
bawah kulit pada bagian tangan yang
dilakukan oleh dokter. Tabung kecil
berisi hormon tersebut yang akan
terlepas sedikit-sedikit, sehingga
mencegah kehamilan.

4. Kontrasepsi Mantap
Tubektomi: pemotongan atau
pengikatan saluran telur agar sperma
dan sel telur tak dapat bertemu
dan mengalami pembuahan (ada
skemanya)
Vasektomi: pemotongan atau
pengikatan saluran sperma (vas
deferens) agar sperma tak dapat keluar
dari penis sehingga tak dapat masuk
ke dalam rahim dan menyebabkan
kehamilan.

5. Kontrasepsi Darurat
(Kondar)
Kondar biasa disebut juga dengan Pil
Khusus Pencegah Kehamilan (PKPK).
Kondar bekerja dengan menghalangi
terjadinya pembuahan sel telur oleh
sperma. Kondar efektif jika diminum
sesegera mungkin setelah berhubungan
seksual maksimal tiga kali dua puluh
empat jam.

Resiko
Aktivitas
Seksual
yang Tidak Aman
Berbicara mengenai kesehatan
reproduksi dan seksual tidak bisa
dilepaskan dari berbagai penyakit
yang mungkin timbul akibat aktivitas
seksual yang beresiko dan tidak aman.

Infeksi Menular Seksual


(IMS) adalah penyakit atau
infeksi yang disebabkan
karena kontak akibat
aktivitas seksual. Penyakit
ini disebabkan oleh masuk
dan berkembangbiaknya
kuman penyebab infeksi ke
dalam organ reproduksi.
Kuman penyebab infeksi
tersebut dapat berupa
bakteri, jamur, virus dan
parasit.
Perilaku yang beresiko tertular IMS:
Berganti-ganti pasangan seksual
tanpa pengaman
Umur yang masih muda ketika
melakukan hubungan seksual (di
bawah 20 tahun)
Jenis-jenis IMS
Penyakit pada organ reproduksi ada
bermacam-macam, berikut ini adalah
beberapa contoh IMS yang umum.

Sifilis (Raja Singa)

Bisa terjadi pada laki-laki dan


perempuan
Penyebab: bakteri Treponema Pallidum
Gejala: Infeksi kronik dalam 3 tahapan:
- Primer: tampak luka tunggal pada
alat kelamin namun tidak nyeri.
- Sekunder: bintil/bercak merah di
tubuh, kelenjar getah bening regional
membesar tanpa tanda radang, masa
laten tanpa gejala.
- Tersier: kelainan jantung, saraf, kulit,
dan pembuluh darah

Gonore (Kencing Nanah)

Bisa terjadi pada laki-laki dan


perempuan
Penyebab: bakteri Neisseria

Gonorrhoeae
Gejala: sakit dan rasa terbakar waktu
kencing, keluar cairan kental berwarna
kekuningan dan berbau
Akibat lebih lanjut: kehamilan di
luar kandungan (hamil anggur),
kemandulan, dan infeksi pada mata
bayi.

Herpes

Bisa terjadi pada laki-laki dan


perempuan
Penyebab: virus herpes kelamin

(HSV2)
Gejala: benjolan kecil berwarna merah
dan sakit muncul di daerah kelamin
(herpes kelamin) atau mulut (herpes
mulut)

HIV dan AIDS


Infeksi Klamidia

Bisa terjadi pada laki-laki dan


perempuan
Penyebab: bakteri Chlamydia

Trachomatis
Gejala: cairan vagina encer dan
berwarna putih kekuningan, nyeri
pada rongga panggul, pendarahan
setelah hubungan seksual. Pada lakilaki menimbulkan rasa panas saat
kencing. Pada perempuan yaitu dapat
mengacaukan periode menstruasi.

Bakterial Vaginosis

Terjadi pada perempuan


Penyebab: gardnerella vaginalis dan

bakteri anaerob
Gejala: cairan vagina berwarna
keabu-abuan dan berbau amis setelah
berhubungan seksual, gatal-gatal.

Kandidiasis Vulvovaginitis

Terjadi pada perempuan


Penyebab: candida albicans

(sejenis jamur)
Gejala: cairan vagina berwarna putih
seperti susu basi dan bergumpal,
vagina gatal, merah, dan bengkak

Kamu pasti pernah mendengar


penyakit yang satu ini. Ya! HIV dan
AIDS adalah penyakit yang terkenal
menelan sangat banyak korban.

Menurut data dari Choice; for youth


and sexuality, Netherlands (http://
choiceforyouth.org) setiap menitnya
enam orang di dunia kedapatan
terinfeksi HIV, dan 50% nya adalah
anak muda.
HIV (Human Immunodeficiency
Virus) dan AIDS (Acquired Immuno
Deficiency Syndrome) adalah
penyakit yang menyerang sistem
kekebalan tubuh manusia. Orang
yang terkena virus ini menjadi rentan
terhadap infeksi dan mudah terkena
tumor. Meskipun penanganan yang
telah ada dapat memperlambat
laju perkembangan virus, namun
penyakit ini belum benar-benar bisa
disembuhkan.
AIDS bermula dari infeksi HIV.
Ketika seseorang telah terkena AIDS,
tubuhnya akan semakin rentan terkena
penyakit seperti TBC, pneumonia, atau
kanker yang berujung pada kematian.

Perkembangan dari HIV menjadi AIDS

Penularan HIV&AIDS:
HIV ditularkan melalui
pertukaran cairan tubuh:
darah, air mani (bukan
sperma!), cairan vagina,
dan air susu ibu.
Hubungan seksual tanpa pengaman,
baik melalui vagina, anus, maupun
mulut.
Ibu yang hamil ke bayi yang
dikandungnya atau dari ibu ke bayi
yang disusuinya, melalui ASI dan
tidak menjalani terapi khusus.
Penggunaan jarum suntik yang tidak
steril.
Transfusi darah

HIV&AIDS TIDAK
ditularkan melalui:
Tidur bersama di satu tempat
Bersentuhan, berjabat tangan,
berciuman, atau berpelukan.
Alat makan: sendok, piring, gelas,
garpu
Gigitan nyamuk, serangga, atau
binatang peliharaan.
Pakaian
Batuk dan bersin.
Kolam renang

Pencegahan:
Tidak berganti-ganti pasangan dan
SELALU menggunakan kondom saat
berhubungan seks.
Menggunakan jarum yang steril.

Pemberian obat Anti Retroviral,


bedah caesar, dan pemberian
makanan formula untuk mengurangi
peluang penularan HIV dari ibu ke
anak.

Penanganan bagi orang


yang sudah terinfeksi HIV:
Periksa status HIV apakah positif atau
negatif dengan mengecek darah di
laboratorium atau Rumah Sakit.
Obat ARV (Anti Retroviral) diberikan
untuk memperpanjang usia harapan
hidup dan menghambat laju
perkembangan virus dalam tubuh.
Obat harus diminum setiap hari
pada jadwal yang ditentukan, selama
seumur hidup.
ARV bisa diakses siapa saja dan
pemerintah masih mensubsidi obat
ini.

Penderita HIV&AIDS bisa


hidup sehat dan produktif
selama rutin mengkonsumsi
obat, menjaga kesehatan,
dan didukung oleh
lingkungannya agar tetap
memiliki motivasi untuk
hidup.

BAB 2
Tubuh kita, siapa yang punya?

TUBUH KITA,
SIAPA YANG
PUNYA?
Jorok, porno, mesum, dosa, dan katakata sebangsanya merupakan kata
yang terlintas di benak, atau bahkan
sempat terucap ketika ngomongin
seks, kan? Pokoknya dalam pikiran
kamu seks adalah sesuatu yang
tabu dibicarakan. Malu kali, masa
ngomongin begituan?

Bukan hanya hubungan seksual,
alat kelamin kita pun rasanya nggak
wajar kalau diomongin secara
gamblang - terlebih-lebih di tempat
umum lalu didengar banyak orang.
Sampai-sampai, saking malunya, kita
dibiasakan agar menyebut alat kelamin
kita sendiri dengan sebutan yang lebih
luas seperti kemaluan atau anu.
Kemaluan? Kenapa alat kelamin
disebut kemaluan? Memangnya
memiliki penis atau vagina itu
memalukan? Padahal alat kelamin
merupakan bagian tubuh kita yang
sangat penting -seperti halnya
mata atau tangan. Lantas, mengapa
seringkali kita mendiskriminasi penis
atau vagina dari bagian tubuh lainnya?
Kenapa saat membahas alat kelamin itu
rasanya jijik, seolah alat kelamin adalah
bagian tubuh yang derajatnya lebih
rendah dari organ tubuh lainnya, dan

haram untuk dibicarakan? Akhirnya,


jawaban yang keluar cuma satu: risih!
Penasaran nggak kenapa kita
begitu risihnya kalau sudah mulai
membicarakan soal ketubuhan?
Penyebab itu semua antara lain adalah
budaya dan lingkungan sosial yang
mendoktrin kita sejak kecil bahwa alat
kelamin adalah bagian tubuh yang
pamali (sepatutnya dihindarkan) buat
diomongin. Tabu. Dosa. Jorok. Kotor.
Apalagi sama anak remaja. Kita belum
cukup dewasa untuk mengetahui
hal-hal demikian. Seolah-olah alat
kelamin hanya urusan orang dewasa
dan bersifat sangat rahasia bak kunci
jawaban ujian. Bahkan, tak jarang
orang tua membohongi anaknya
ketika bertanya masalah reproduksi,
ditutup-tutupi, dan dialihkan ke topik
pembicaraan lain.
Berbicara mengenai sistem reproduksi
dan seksualitas tidak hanya
menyinggung persoalan biologis saja,
namun juga bagaimana aspek ini
bersinggungan dengan dunia sosial
kita. Bagaimana sistem reproduksi
dan seksualitas manusia cenderung
ditabukan dan menjadi topik yang
dijauhi dalam pembicaraan.

Sebelum bicara soal aspek


sosial, kita bahas dulu soal
seks dan gender ya
Memang, kalau kita membahas
masalah beginian, pasti ada yang rancu
dan juga bingung dengan istilahistilah tersebut. Apalagi di Indonesia,
kalau membicarakan hal-hal yang
menyerempet seks, pasti mikirnya
udah negatif duluan dan dianggap
hanya seputar hubungan seksual.
Joroklah, seronoklah, tidak pantas
dengan budaya Timur lah, dan lain
sebagainya. Padahal, mengetahui
tentang tubuh kita sendiri jelas bukan
sebuah kesalahan.
Biar tidak menambah bingung, pikiran
carut marut, serta membuat wajah
berkerut, ayo kita bahas bersama-sama!
Persoalan seksualitas bukan hanya
menyangkut tubuh perempuan dan
laki-laki, namun juga kekuasaan,
kepentingan dalam masyarakat, dan
kompleksitas lainnya. Mengapa kita
cenderung menganggap seksualitas
sebagai topik yang kurang penting
jika dibandingkan dengan masalah
kemiskinan, ekonomi, korupsi,
pendidikan, atau lingkungan?
Tidakkah menyedihkan jika ada
seorang anak yang dijual oleh orang
tuanya sendiri karena keluarga mereka

tidak sanggup membayar hutang?


Bukankah sebuah hal yang miris
ketika ada guru yang memperkosa
muridnya sendiri, dan ketika ditanya
kenapa si murid tidak melawan,
jawabannya adalah karena ia takut dan
menganggap gurunya berkuasa serta
pantas melakukan apa saja padanya?
Apakah kita rela, melihat semakin
banyak ibu yang meninggal dunia
karena sengaja tidak menjangkau akses
kontrasepsi-demi menaati perintah
sang suami untuk terus dan terus
hamil, padahal kondisi kesehatannya
tidak memungkinkan?
Oleh sebab itu, penting bagi kita
membicarakan seksualitas. Karena
dari seksualitas dan mengenal tubuh
dengan baik, kita bisa mengendalikan
hak atas tubuh kita sendiri dan tidak
berada di bawah kekuasaan orang lain.
Menurut Michael Foucalt, seorang
filsuf terkenal asal Prancis, ketika
berbicara tentang seksualitas, kita
tidak hanya membicarakan tubuh atau
kenikmatan, namun juga bagaimana
kekuasaan berperan dibaliknya.
Kekuasaan tidak hanya soal politik, tapi
juga perannya dalam mengatur tubuh
kita!

Pernah bertanya:

Mengapa sejak lahir


perempuan selalu dianggap
menjadi milik laki-laki?
Sebelum menikah perempuan
berada di bawah tanggung
jawab ayahnya dan
setelah menikah berada
di bawah tanggung jawab
suaminya?(Seperti yang
jelas tergambar di film Get
Married)

Mengapa membicarakan
seksualitas seringkali
dianggap sebagai sebuah
hal berdosa? Bukankah
Tuhan memang sengaja
menciptakan semua organ
dan hasrat seksual dengan
fungsi-fungsi tertentu ini
untuk kita?

Mengapa lelaki hanya


boleh mencintai
perempuan dan
sebaliknya, perempuan
hanya boleh berpasangan
dengan laki-laki?Padahal
perasaan merupakan hal
yang alami dan tidak bisa
diatur-atur apalagi oleh
orang lain, kan?

Mengapa seorang
waria sering dianggap
sebagai orang yang
bersalah dan pantas
mendapatkan
perilaku tidak
menyenangkan?Apakah
waria merebut uang
pajak yang kita
bayarkan seperti
halnya koruptor?

Mengapa masturbasi
dianggap sebagai
perbuatan yang
menjijikan?Bukankah
itu tidak merugikan
siapapun?

Mengapa banyak kasus


pemerkosaan yang tidak
diusut tuntas karena
alasan pelakunya
adalah keluarga sendiri,
sehingga jalur hukum
tidak dapat melakukan
apa-apa untuk
menanganinya?

Mengapa hanya
perempuan yang
disalahkan dalam hal
aborsi/menggugurkan
kandungan, Padahal
belum tentu itu adalah
kemauan dirinya sendiri?
Lagi pula, itu kan itu
tubuh dia sendiri?

Mengapa perempuan
harus menutup
auratnya, sedangkan
laki-laki tidak pernah
diminta berhenti
berpikiran ngeres
setiap kali melihat
perempuan?

Mengapa banyak
orang yang
menganggap
kalau perempuan
berpakaian minim
lalu diperkosa
adalah hal yang
biasa alias wajarwajar saja?

Dalam hal ini, siapa saja yang memiliki


kekuasaan atas tubuh kita? Mereka
adalah:
Negara
Tradisi atau Agama
Lembaga pendidikan
Media
Keluarga

TABU
menyebabkan anak muda
rentan!

Seperti yang kita tahu, masa muda


adalah masa yang dipenuhi hasrat
keingintahuan soal berbagai macam
hal. Dan, mencari jawaban akan
semua keingintahuan ternyata tidak
cukup. Kita membutuhkan jawaban,
pengetahuan, dan informasi yang
seakurat-akuratnya dan sejelasjelasnya. Ya kan?
Seks yang dianggap tabu dapat
diketahui dengan tidak adanya
akses atas pendidikan seksual yang
komprehensif (pendidikan seksual
yang memberikan penjelasan secara
gamblang dan menyeluruh). Akibatnya
pengetahuan anak muda tentang
alat kelamin, hubungan seks, dan
seksualitas itu minim, sekalinya banyak
tahu malah sering dari sumber yang
tidak akurat bahkan menyesatkan.
Contohnya ketika ada anak muda
yang coba-coba mengonsumsi obat
tertentu untuk merangsang nafsu
seksualnya, lalu dia malah overdosis

Penting bagi kita untuk


mengetahui siapa saja
yang punya kekuasaan atas
tubuh kita dan mengetahui
tentang tubuh kita lebih
dalam. Pengetahuan akan
tubuh akan memberdayakan
kita sendiri dan bagaimana
mengambil keputusan
dengan bertanggungjawab.
dan meninggal.
Sebagian anak muda mungkin bisa
mengontrol rasa penasarannya dan
tidak melakukan apa-apa. Namun
sebagian besarnya memilih untuk
mencari tahu melalui berbagai sumber
seperti internet, majalah, koran, video
porno dan sumber-sumber yang belum
tentu valid. Dampak terhadap anak
mudanya? Salah kaprah, pengetahuan
setengah-setengah, dan kesalahan
langkah. Wah, gawat!
Simak data dari Panduan Pengelolaan
Pusat Konseling Remaja BKKBN
tahun 2009 dan Pedoman Pelayanan
Kesehatan Peduli Remaja di
PUSKESMAS Depkes RI tahun 2005
berikut ini ya

49,6%
penderita HIV/AIDS adalah
anak muda

97%
anak muda menonton film
porno

42%anak muda telah

berhubungan seks

60%
anak muda berhubungan
seks tanpa kondom

27%
pelaku aborsi dari total

2,5 juta adalah perempuan


muda

Selama satu triwulan


(Januari-Maret) 2011

kekerasan seksual terhadap


anak-anak di DKI Jakarta
yakni sebanyak 57 kasus
(Komisi Perlindungan Anak
Indonesia)

Bagaimana? Mengejutkan banget


kan, data-datanya?
Dari data-data diatas dapat
disimpulkan kalau penabuan
seksualitas atau bahasa halusnya:
pembatasan informasi tentang
seksualitas bagi anak muda yang
bertujuan untuk mencegah anakanak muda untuk melakukan halhal yang tidak diharapkan seperti
hubungan seksual atau kehamilan
tidak direncanakan, kenyataannya
malah membuat anak muda terperosok
ke dalam lubang yang jauh lebih
berbahaya. Akibat pengetahuan yang
sulit diakses, informasi yang sangat
terbatas, sistem penyensoran yang
amat tidak efektif, pelarangan beberapa
buku atau pemblokiran website pemuat
informasi soal seksualitas, hingga
peraturan untuk mengerangkeng
tubuh anak muda merupakan wujud
penabuan yang malah menjerumuskan

anak muda menjadi serba-salah.


Salah untuk tahu, padahal lebih salah
lagi kalau tidak tahu tapi sok tahu.
Karena itu anak muda memerlukan
keterbukaan dalam membicarakan
seksualitas. Bukan begitu?
Anak muda butuh pendidikan seksual
yang komprehensif alias gamblang
dan menyeluruh!
Keterbukaan untuk mengetahui dan
membicarakan soal seksualitas dapat
dinyatakan melalui pendidikan seksual
yang komprehensif alias menyeluruh
- yang bisa memberi tahu dengan jelas
informasi mengenai alat kelamin dan
seksualitas dengan jelas, tidak rancu,
tidak setengah-setengah, dan yang
paling penting tidak penuh komentar
Ih! atau munculnya ekspresi jijik
yang terkesan mengucilkan.
Pendidikan seks yang komprehensif
harus diikuti dengan penjelasan
mengenai hak atas berbagai
pilihan, mengambil keputusan, dan
bertanggung jawab atas pilhan serta
keputusan tersebut. Tujuannya adalah
membantu para anak muda mengenali
tubuhnya sendiri. Ingat kan peribahasa
tak kenal maka tak sayang? Kalau
nggak mengerti tentang tubuhnya,
bagaimana mereka (baca: kita) bisa
menyayangi dengan cara merawat
dan menjaga-nya, sebaik mungkin?
Misalnya ketika kita mau saja
mengubah bentuk tubuh kita dengan
cara-cara yang menyakitkan demi
menuruti kemauan pacar kita, padahal
diri kita pribadi tidak benar-benar
menginginkan dan membutuhkan hal
tersebut. Ckckck.

Pendidikan seks itu perlu - Memenuhi hak setiap individu


memperoleh informasi akurat soal ketubuhannya.
Jika diibaratkan sebagai sebuah benda, pendidikan seksual komprehensif bagi
anak muda adalah seat-belt yang diciptakan bukan untuk membuat orang kebutkebutan, namun untuk mencegah kecelakaan.
Pengetahuan mengenai seksualitas secara menyeluruh yang diterapkan kepada
anak muda bukan untuk menginspirasi kita agar melakukan hubungan seks saat
ini juga. Pengetahuan tersebut justru mencegah kerugian-kerugian yang timbul
akibat tidak kenal tubuh sendiri, dan tidak menggunakan otoritas pribadi sebagai
penentu mau dibawa kemana kah tubuh ini.

Sekarang, ayo kita mulai


bongkar ketabuan yang
menyebalkan ini!
Bermula dari penis dan vagina yang
dimaknai secara sosial...
Apa yang ada di pikiran teman-teman
begitu mendengar kata Perempuan
dan Laki-laki?
Perempuan: feminin, lembut, berkatakata halus, cantik, dan pekerjaan yang
dilakukan ialah memasak di dapur,
mengurus anak, melayani suami di
rumah, merangkai bunga, menyulam,
menjahit baju.
Laki-laki: macho, berbadan tegap,

kasar, suara yang dalam, berwibawa,


punya otot yang kekar, seperti yang
di iklan-iklan produk minuman
atau parfum laki-laki. Pekerjaan
yang dilakukannya adalah hal-hal
yang keras seperti angkat-angkat
barang, jadi supir, dan di pundaknya
terdapat beban tanggung jawab untuk
menafkahi keluarga.
Saat kecil: Anak laki-laki dan anak
perempuan diberi mainan yang
berbeda. Mainan seperti mobilmobilan, pistol-pistolan, dan
sejenisnya sangat identik dengan anak
laki-laki. Sementara mainan untuk
anak perempuan berupa boneka,
bunga-bungaan, alat memasak dan
sebagainya.

Saat dewasa: Laki-laki akan menjadi


pemimpin, sedangkan anak perempuan
akan menjadi ibu rumah tangga.
Anak laki-laki diajarkan berani dan
mempunyai rasa percaya diri yang
lebih besar karena ia akan menjadi
kepala keluarga, menjadi pemimpin
masyarakat.
Padahal, faktanya tidak melulu seperti
itu kan? Banyak sekali kondisi yang
berlaku sebaliknya. Ada perempuan
yang berotot, perempuan yang
suaranya nge-bass, tegas berwibawa,

Sebelum melangkah lebih


lanjut, ayo kita bahas satu
persatu konsep yang sudah
kita gunakan sebelumnya!
Seks Identitas Biologis
Seks adalah sebuah kata yang berarti
alat kelamin manusia. Ketika kita
berbicara tentang seks, kita sedang
membahas tubuh manusia secara
biologis. Seks adalah identitas biologis
manusia yang meliputi kromosom seks,
hormon, organ reproduksi internal,
dan organ seks eksternal (kita sudah
bahas ini di bab sebelumnya ya, temanteman!).
Manusia terdiri dari beberapa jenis
kelamin:
Laki-laki: Individu yang secara
biologis memiliki penis sebagai organ
seks eksternal, dan buah zakar sebagai
organ reproduksi internal.
Perempuan: Individu yang secara
biologis memiliki vagina sebagai
organ seks eksternal, dan rahim serta

dan pencari nafkah dalam keluarga.


Begitu juga dengan laki-laki, ada yang
tidak terampil memimpin dan lebih
mahir bila diminta mengurus rumah
dan menjadi pendamping utama anakanak yang selalu penuh nasihat ala
sahabat.
Laki-laki dan perempuan ketika
lahir memiliki karakter biologis,
yakni memiliki penis dan vagina.
Namun setelah lahir ke dunia, mereka
mendapat jenis kelamin sosial yang
biasa disebut gender.

indung telur sebagai organ reproduksi


internal.
Interseks: Individu disebut interseks
ketika seseorang secara biologis
memiliki organ reproduksi internal
dan organ seks eksternal yang tidak
dapat dikategorikan sebagai lakilaki atau perempuan. Interseks bisa
memiliki penis dan vagina sekaligus.

Seksual

Setiap orang memiliki pengalaman


hidup yang berhubungan dan
melibatkan seks atau alat kelaminnya.
Seperti:
Pertama kali memiliki ketertarikan
pada orang lain
Pertama kali menstruasi
Berciuman
Hubungan seks; penetrasi
Masturbasi

Seksualitas

Seksualitas adalah area pembahasan


tentang segala sesuatu hal yang

berkaitan dengan ketubuhan manusia


yang berasal dari pengalamanpengalaman seks seseorang. Seksualitas
juga berisi hal-hal yang bersinggungan
dengan kehidupan sosial, agama,
budaya, bahkan politik.
Diantaranya adalah:
Seks
Identitas dan peran gender:
Bagaimana seseorang
mengidentifikasikan identitas
gender berikut perannya. Misalnya
tokoh Sakti dalam film Arisan yang
mengidentifikasikan dirinya sebagai
seorang laki-laki berkepribadian
perempuan.
Orientasi seksual: Bagaimana
seseorang memiliki ketertarikan
seksual terhadap orang lain dan
berorientasi pada orang tersebut
atau orang-orang lain dengan ciri
atau tipikal serupa. Misalnya ketika
seorang perempuan A yang memiliki
ketertarikan kepada perempuan B
dengan alasan-alasan tertentu. Ini

dapat terjadi walau si perempuan A


tidak mengenalkan dirinya sebagai
laki-laki.
Erotisme: Perwujudan seksualitas
melalui berbagai macam media
seperti film, buku, musik yang
mengandung unsur-unsur yang
mampu membangkitkan gairah
seksual. Contoh: Adegan ciuman
Edward dan Bella dalam film Twilight
Saga.
Kenikmatan: Sensasi yang muncul
akibat aktivitas seksual. Misal:
Orgasme.
Kemesraan: Kedekatan atau
keintiman antar manusia yang
tertuang dalam perilaku atau
aktivitas-aktivitas tertentu. Misalnya
ketika kamu saling menyuapi
makanan dengan pacar kamu.
Reproduksi: Rangkaian proses untuk
menghasilkan keturunan dengan
organ-organ tubuh tertentu (organ
reproduksi).

Jadi, gambarannya kira-kira


seperti ini:
Seks adalah ketika kamu bangun dan
sadar diri kamu sebagai manusia, kamu
melihat alat kelaminmu Penis dan/atau
Vagina.
Seksual adalah ketika kamu tahu alat
kelaminmu apa, kemudian kamu mulai
melihat atau menjalankan aktivitas
bersamanya seperti berhubungan
seksual, atau masturbasi.
Seksualitas adalah ketika kamu
sudah jelas tahu alat kelaminmu
apa, bagaimana cara beraktivitas
dengannya, kemudian kamu keluar dan
menemukan orang lain yang memiliki
beraneka ragam identitas gender serta
orientasi seksual di sekolah, kampus,
kantor, halte bus, pusat perbelanjaan,
atau pusat kebugaran. Disini kamu juga
menunjukkan identitas gender kamu
kepada dunia.

Gender
antara kita, jenis kelamin,

sifat, dan orang diluar sana


Gender dapat diartikan sebagai
peranan yang memunculkan perbedaan
perilaku (behavioral differences)
antara laki-laki dan perempuan yang
dibangun secara sosial. Perbedaan ini
tidak bersifat kodrati, tetapi ciptaan
manusia. Sifat yang dilekatkan pada
laki-laki maupun perempuan yang
diciptakan secara sosial maupun
kultural.
Gender bersifat tidak permanen, bisa
berubah, dapat dipertukar-letakkan.
Gender dapat berbeda karena tempat,
suku, kelas dan zaman serta ditentukan
oleh situasi sosial dan tradisi atau
budaya masyarakat sekitar.
Identitas gender berbeda dengan
identitas biologis. Jika identitas biologis
adalah yang terlihat secara fisik dari
luar, identitas gender merupakan
emosi atau psikologis individu yang
merasakan. Seseorang yang terlahir
laki-laki atau perempuan secara
biologis bisa saja mengidentifikasi diri
mereka sebaliknya. Fakta menunjukkan
bahwa kini identitas gender tidak lagi
hanya sebatas perempuan dan laki-laki,
lho!

Penelitian Margaret Mead terhadap tiga


komunitas di New Guinea (Macionis,
1996) menunjukan:

Inilah beberapa identitas


gender beserta contohnya:

Di Arapesh, peran laki-laki dan


perempuan bersifat kooperatif dan
sensitif (female tendencies).

Transgender adalah konsep yang


mengacu pada identitas gender ketiga,
yaitu ketika seseorang memiliki
identitas biologis yang tidak sama
dengan identitas gendernya. Misalnya,
identitas biologisnya adalah laki-laki,
tetapi memiliki tingkah laku seperti
perempuan atau sebaliknya, identitas
biologisnya adalah perempuan, tetapi
memiliki tingkah laku seperti lakilaki. Contoh: Seorang manusia yang
memiliki penis, namun tidak pandai
memanjat pagar dan memiliki cara
berjalan yang gemulai nan teratur
Transeksual adalah individu yang
mengidentifikasikan dirinya sebagai
lawan jenisnya dan membutuhkan
karakteristik fisik seks si lawan jenis.
Transeksual adalah individu yang
sudah mengubah tampilan fisiknya,
bisa melalui operasi bedah. Contoh:
Seorang yang memiliki vagina,
merasa lebih cocok jika ia memiliki
penis sehingga bisa melengkapi
kebutuhan si manusia lain yang
memiliki vagina. Maka, ia melakukan
operasi untuk merubah alat
kelaminya dari vagina menjadi penis.
Transvestite (cross dresser) mengacu
pada laki-laki yang sering dan
merasa nyaman menggunakan
pakaian dan mengasosiasikan diri
sebagai bagian dari lawan jenisnya
(perempuan). Contoh: laki-laki yang
suka mengenakan anting, gelang, atau
kalung khas perempuan dan tampil
percaya diri dengan itu.

Di Mundugumor, peran laki-laki


dan perempuan bersifat mandiri dan
agresif (male tendencies).
Di Tchambuli, peran laki-laki dan
perempuan berbeda. Perempuan
bersifat dominan dan rasional,
sementara laki-laki bersifat submisif,
emosional, dan memelihara anakanak.
Dalam budaya Bugis, gender dibagi
menjadi:
1. Orowane (Laki-laki).
2. Makkunrai (Perempuan).
3. Calabai Laki-laki yang hidup
sebagai perempuan.
4. Calalai Perempuan yang
berkelakuan, berpenampilan, dan
berkehidupan seperti laki laki.
5. Bissu Golongan yang bukan lakilaki dan juga bukan perempuan
atau biasa dikenal dengan istilah
Androgini. Mereka memiliki
posisi yang sangat penting dalam
adat Bugis sebagai pendeta atau
pemangku adat yang ditandai salah
satunya dengan pakaian-pakaian
khusus.. Bissu bertugas menjaga
dan melestarikan nilai-nilai budaya
dan adat asli Bugis agar tidak
punah.

Ada apa dengan

GENDER?
Kesalahan sosial memaknai identitas
seks seseorang yang harus melulu
memiliki peran dan kebiasaan
tertentu seperti beberapa contoh
diatas menimbulkan kerugian berupa
diskriminasi atau pengucilan bagi
laki-laki dan terlebih pada perempuan
serta mereka yang bukan laki-laki
ataupun perempuan. Pandangan ini
menunjukkan bahwa sifat-sifat feminin
dilekatkan pada perempuan, sementara
sifat-sifat maskulin dilekatkan pada
laki-laki. Padahal sifat-sifat feminin
dan maskulin bersifat relatif.
Simak beberapa contoh berikut:

Di sekolah:

Saat upacara bendera anak laki-laki,


dengan alasan suara mereka lebih keras
dan lantang, selalu dipilih sebagai
pemimpin upacara.
Buku-buku pelajaran mengajarkan
peran domestik, publik, dan sosial.
Kegiatan memasak selalu diidentikkan
dengan perempuan. Sedangkan
mengemudi kendaraan, memimpin,
pekerjaan kasar dan keras, diidentikkan
dengan laki-laki.

Contoh lain:

Profesi seperti sopir, ilmuwan, atau


militer masih dilekatkan pada lakilaki. Sementara perawat, guru, penari,
identik dengan perempuan.
Padahal kenyataannya, sesungguhnya
laki-laki dan perempuan memiliki
potensi yang sama untuk pekerjaanpekerjaan tersebut.

Pandangan tersebut juga akan


ditanamkan oleh individu-individu
kepada generasi berikutnya. Inilah
penyebab lahirnya cap-cap negatif
yang terlanjur melekat kuat pada jenis
kelamin tertentu.
Kuatnya ideologi patriarki (ideologi
bahwa laki-laki adalah superior alias
kuat dan perempuan inferior alias
lemah. Perempuan selalu diposisikan
lebih rendah dibanding laki-laki)
Contoh: Kebanyakan ketua kelas
adalah laki-laki, sedangkan perempuan
mungkin hanya bisa jadi wakil,
sekretaris, atau bendahara.

Perempuan tidak pernah absen


diukur dari kacamata laki-laki dan
mereka harus mengejar standar yang
ditetapkan oleh laki-laki.
Contoh: Ketika laki-laki menetapkan
standar bahwa perempuan
idaman yang mereka cari ialah
yang berpendidikan tinggi dan
pandai menjalankan kewajibannya
sebagai istri. Padahal kenyataannya,
kebanyakan perempuan memang tidak
diprioritaskan untuk menuntut ilmu
tinggi-tinggi, karena yang terpenting
ialah bagaimana ia bisa jadi istri yang
sempurna dalam melayani suaminya.

Memposisikan perempuan sebagai


golongan manusia kedua alias hanya
perlu menurut kepada yang diatasnya
- laki-laki.

Perempuan itu kodratnya mengurus


suami, mengurus rumah, menjaga anak
dan melayani kebutuhan rumah tangga!
Perempuan tidak pantas memimpin
apalagi mencari nafkah!
Padahal Ada banyak sekali
perempuan karir yang sangat
menikmati hidupnya sebagai pencari

nafkah. Bahkan di lingkungan kerja


pun, terdapat perempuan-perempuan
penuh potensi memimpin yang sangat
baik.
Laki-laki itu kodratnya bekerja,
mencari nafkah, memberi uang untuk
keluarga, membiayai istri dan anakanak!

Padahal Beberapa laki-laki mengaku lebih merasa nyaman bila bertugas


dirumah, mengasuh anak, memasak, hingga mengelola keuangan keluarga.

BENTUK

KETIDAKADILAN
AKIBAT KONSTRUKSI GENDER
Konsep gender atau jenis kelamin sosial yang awalnya dimaksudkan untuk
membagi peran antara laki-laki dan perempuan ternyata lebih banyak merugikan
perempuan!
Berikut bentuk-bentuk ketidakadilan yang muncul:

1. Peran ganda

Pembagian peran publik dan peran domestik (rumah tangga) terhadap laki-laki
dan perempuan membuat perempuan mengemban peran ganda (double burden).
Peran ganda yaitu adanya dua pekerjaan bahkan lebih yang harus dikerjakan oleh
perempuan. Konsep gender yang umum, menempatkan laki-laki untuk memiliki
peran di wilayah publik dan perempuan di wilayah domestik (dalam). Namun
ketika seorang perempuan yang turut bekerja untuk membantu perekonomian
keluarga, dia menanggung peran ganda di kedua wilayah tersebut, yakni tetap
harus menyelesaikan tugas-tugas rumah tangga karena anggapan bahwa tugastugas di dalam rumah adalah tugas perempuan yang sebenarnya dan tidak boleh
ditinggalkan.

Laki-laki:
Publik

Perempuan:
Domestik

Perempuan yang
bekerja: publik +
domestik = beban
ganda

2. Stereotip (Stereotype)

Stereotip adalah label-label negatif yang diberikan masyarakat kepada perempuan.


Stereotip dalam kata lain disebut dengan stigma, citra baku, atau pelabelan
terhadap individu maupun kelompok. Seringkali pelabelan ini bersifat negatif dan
tidak sesuai dengan kenyataan yang ada lalu akhirnya melahirkan ketidakadilan.
Dari sini dapat kita pahami bahwa gender stereotyping bersumber dari pandangan
pelabelan yang tidak adil pada jenis kelamin tertentu. Hal ini sangat merugikan
karena stereotype lebih sering membuat orang percaya dan akhirnya terbiasa.

Lelaki: kuat
Perempuan: lemah

Gay: kemayu
Lesbian: cuek

3. Marginalisasi

Marginalisasi adalah proses peminggiran secara ekonomi yang mengakibatkan


pemiskinan, umumnya terjadi pada perempuan dan kelompok-kelompok
tertentu. Marginalisasi terjadi di tempat kerja, rumah tangga, masyarakat,
bahkan negara. Geraknya sangat dibatasi dalam ruang publik membuat mereka
termarginalisasi. Mereka tidak dapat mengakses segala hal atau kesempatan di
berbagai bidang dengan leluasa layaknya laki-laki.

Perempuan : Dilarang
menjadi pemimpin karena
dianggap emosional

Waria tidak diterima di


lingkungan kerja dan
akhirnya hanya mungkin
menjadi pekerja seks lalu
dianggap sebelah mata oleh
masyarakat sekitar

4. Subordinasi

Perempuan seringkali ditempatkan di kedudukan lebih rendah daripada laki-laki


dalam bermasyarakat. Mereka ditempatkan pada jajaran kedua setelah laki-laki
karena keberadaan perempuan dianggap tidak penting atau sebagai pelengkap
semata.
Contoh:
Masih sedikitnya perempuan yang bekerja dan memiliki peran pengambil
keputusan dan menduduki peran penentu kebijakan dan memiliki kuasa yang
cukup.
Dalam susunan kabinet pemerintahan atau struktur pegawai perusahaan.
Dalam sistem upah, perempuan yang menikah dibayar lebih rendah daripada
laki-laki karena anggapan setiap perempuan mendapatkan nafkah yang cukup
dari suaminya.

5. Kekerasan

Kekerasan merupakan serangan terhadap fisik atau mental psikologis seseorang


yang dilakukan terhadap gender tertentu, biasanya terhadap perempuan dan
kaum LGBTIQ. Kekerasan berbasis gender disebabkan relasi gender antara
laki-laki dan perempuan yang kekuasaannya tidak seimbang. Kekuasaan lebih
didominasi oleh laki-laki karena anggapan bahwa pemilik kuasa terbesar dalam
berbagai hal adalah laki-laki.

Keberagaman
seksual
anugerah yang dianggap
sebagai amoral

Seksualitas manusia sangatlah


kompleks dan cair. Pernah dengar
istilah seperti transgender, transseksual,
interseks, two-spirit hingga singkatan
LGBTIQ yang merujuk pada lesbian,
gay, biseksual, transgender, interseksual
dan queer? Banyaknya istilah ini juga
menunjukan betapa beragamnya
seksualitas manusia.
Seksualitas manusia, khususnya
orientasi seksual dan identitas gender
sangatlah cair dan tidak statis.
Orientasi seksual seseorang terus
menerus berkembang dan berubahubah seiring tumbuh kembang si
manusia tersebut. Jadi, bisa dibilang
bahwa seksualitas seseorang tidak
melulu seratus persen Hetero
(menyukai lawan jenis) maupun
seratus persen Homo (menyukai
sesama jenis). Hari ini seseorang
menyukai lawan jenis, beberapa tahun
ke depan bisa saja ia menjadi penyuka
sesama jenis.

Masa sih?

Ayo cek langsung ke sumbernya di:

http://www.iub.edu/kinsey/
research/ak-hhscale.
html#what

World Health Organization


atau WHO menghapus
Homoseksualitas dari daftar
penyakit kelainan mental pada
17 Mei 1990 dan mengakui
bahwa Homoseksualitas
maupun Heteroseksualitas
adalah bentuk-bentuk
keberagaman seksual.

Orientasi Seksual

Dari tahun ke tahun, dari penelitian


ke penelitian, pembahasan mengenai
latar belakang orientasi seksual terus
menempati jajaran berita fenomenal
yang tak henti mengundang perhatian
dan memunculkan perdebatan.
Nah, daripada hanya berdebat,
lebih baik kita simak saja beberapa
penjelasannya mengapa manusia
mempunyai orientasi seksual yang
beragam berikut ini:

Faktor biologis

Secara biologis, susunan kromosom


seks pada DNA seseorang, pengaruh
hormon, struktur otak bisa
mempengaruhi orientasi seksual
seseorang.
Umumnya manusia mempunyai
kromosom seks XX atau XY
Perempuan: XX, Laki-laki: XY
Beberapa variasi kromosom seks pada
manusia:
Super female Syndrome: XXX.
Dalam beberapa kasus ada pula yang
gonosomnya XXXX, XXXXX. Terjadi
pada perempuan.
Super male syndrome: XYY Terjadi
pada laki-laki.

Faktor Hormon

Pada laki-laki hormon testosteron


cenderung mendominasi dan
membentuk ciri-ciri lelaki secara
umum, demikian sebaliknya pada
perempuan hormon progesteron
dan estrogen mendominasi dan
membentuk ciri-ciri perempuan (lihat
lagi penjelasan di bab 1 ya, temanteman!). Namun jika hal yang terjadi
adalah sebaliknya, bisa mempengaruhi
orientasi seksual seseorang.
Jika progesteron dan estrogen
dominan pada laki-laki, bisa
mempengaruhi orientasi seksualnya
dan memiliki ketertarikan terhadap
sesama jenis.
Jika testosteron dominan pada
perempuan, bisa mempengaruhi
orientasi seksual dan memiliki
ketertarikan terhadap sesame jenis.

Struktur Otak

Diketahui bahwa susunan otak lakilaki homoseksual memiliki kemiripan


dengan susunan otak pada perempuan
yang heteroksual. Demikian pula
pada perempuan yang homoseksual
memiliki susunan otak menyerupai
laki-laki heteroseksual.

Orientasi

Orientasi seksual tentunya berbeda


dengan orientasi sekolah, temanteman! Orientasi seksual adalah sebuah
istilah yang menentukan dengan
siapa seseorang memiliki ketertarikan
seksual.
Ketertarikan seksual seorang manusia
terdiri dari:
Aseksual, yaitu individu yang tidak
memiliki ketertarikan seksual pada
indvidu lain, baik sesama jenis
maupun lawan jenisnya.
Biseksual, yaitu orang yang daya tarik
seksualnya ditujukan kepada lawan
jenis dan sesama jenisnya. Misalnya,
laki-laki kepada perempuan dan lakilaki atau sebaliknya.
Heteroseksual, yaitu orang yang daya
tarik seksualnya ditujukan kepada
lawan jenis seksnya. Misalnya,
laki-laki kepada perempuan atau
sebaliknya. Di masyarakat, orang
dengan orientasi seksual seperti ini
ini lebih populer dengan sebutan
straight.
Homoseksual, yaitu orang yang daya
tarik seksualnya ditujukan kepada
sesama jenis seksnya. Kalian pernah
mendengar istilah gay dan Lesbian

kan? Nah, kedua sebutan ini termasuk


ke dalam kategori homoseksual. gay
identik dengan ketertarikan seksual
terhadap sesama laki-laki. Sementara
lesbian, merupakan ketertarikan
terhadap sesama perempuan.
Istilah Queer dipakai sebagai
payung klasifikasi orientasi seksual
minoritas (orientasi seksual selain
heteroseksual).
Dari sekian banyak orientasi
seksual seseorang, terlihat jelas
bahwa heteroseksual hanyalah satu
dari banyak orientasi seksual. Ini
menunjukkan bahwa orientasi seksual
manusia sangat beragam dan harus
dihormati.
Ada beberapa anggapan yang bilang
bahwa orientasi seksual dipengaruhi
oleh lingkungan sekitar, ada pula yang
mengatakan bahwa orientasi seksual
dipengaruhi oleh faktor-faktor biologis
maupun psikologis. Pengaruh dari
lingkungan sekitar bukan cuma sekedar
lingkungan pertemanan, bahkan
keluarga dan kultur dari suatu daerah
juga dipercayai bisa mempengaruhi
orientasi seksual seseorang.
Masih penasaran faktor-faktor apa saja
yang menentukan orientasi seksual
seseorang? Coba amati lingkungan
dan fenomena-femona seksualitas di
sekitarmu, yuk!

Keperawanan
konsep yang merugikan
perempuan

Selain seluk beluk tentang seks,


seksual, dan seksualitas diatas, ada
juga satu istilah yang banyak orang
malu atau enggan membicarakannya:
Keperawanan. Bagi perempuan
keperawanan itu sifatnya pribadi, tapi
apa kamu tahu kenapa hal se-pribadi
keperawanan dapat pula menjadi
bahan pembicaraan masyarakat luas?
Oke, mungkin kita bisa mulai dari
pertanyaan ini: Apa yang pertama
kali kamu pikirkan ketika mendengar
kata perawan? Perempuan yang
belum bersetubuh dengan laki-laki?
Perempuan yang suci alias tak ternoda?
Atau perempuan baik-baik? Apakah
definisi perawanse-sempit itu? Eits,
tunggu dulu!

Menurut Kamus Besar


Bahasa Indonesia (KBBI):
Perawan adalah belum pernah
bersetubuh dengan laki-laki; masih
murni (anak perempuan), sedangkan
Keperawanan adalah [n] perihal
perawan; kesucian (kemurnian)
seorang gadis; kegadisan.
Kalau teman-teman perhatikan, ada
kalimat belum pernah bersetubuh
dengan laki-laki. Kalau begitu,
apakah semua perempuan yang belum
bersetubuh dengan laki-laki bisa
dibilang perawan?
Definisi perawan yang berkaitan
dengan bersetubuh itu pastinya

berhubungan juga dengan selaput


dara perempuan, dimana ada satu
bagian dari vagina yang menentukkan
apakah seorang perempuan perawan
atau tidak. Jika selaput dara itu robek

dan mengeluarkan darah, berarti


bisa dibilang perempuan itu sudah
nggak perawan. Namun apakah
bersetubuh itu satu-satunya penyebab
robeknya si selaput dara?

Ayo kita simak penjelasan mengenai keperawanan dan


selaput dara dibawah ini:
1. Elastisitas Selaput Dara Berbedabeda

2. Penyebab robeknya selaput dara:


bersetubuh saja-kah?

Setiap perempuan memiliki elastisitas


selaput dara yang berbeda, ada yang
tebal dan ada yang tipis. Pada selaput
yanga dara kaya akan pembuluh darah,
otomatis ketika pecah akan terjadi
perdarahan cukup banyak. Sebaliknya,
pada selaput dara yang tidak terlalu
banyak memiliki pembuluh darah,
ketika pecah kemungkinan besar akan
tidak berdarah atau hanya pendarahan
kecil saja.
Bentuk selaput dara pun berupa lipatan
mukosa (lapisan kulit dalam) tipis
yang mengelilingi sekitar jalan masuk
vagina. Bentuk dan elastisitasnya
pun berlainan. Dalam bersenggama
(berhubungan seks dengan masuknya
penis ke dalam vagina - penetrasi),
bila penis masuk secara halus tidak
menimbulkan ketegangan pada vagina,
maka pendarahan pun bisa jadi sangat
kecil dan mungkin tidak akan terjadi
pendarahan sama sekali.
Belum tentu seorang perempuan
akan mengeluarkan darah pada saat
penetrasi pertama!

Selain berhubungan seksual, aktivitas


olahraga seperti senam, benturan
karena jatuh, penggunaan tampon
saat menstruasi dan lainnya juga bisa
menyebabkan selaput dara sobek,
lagi-lagi tergantung dari elastisitas dan
bentuk selaput dara tersebut.

3. Perawan dan tidak perawan bisa


dilihat secara fisik?
Banyak mitos yang beredar, bahwa kita
sebenarnya bisa melihat perawan atau
tidaknya seorang gadis dengan melihat
ciri-ciri fisiknya, seperti cara berjalan,
bentuk payudara, pinggul yang kendor,
dan sebagainya.
Pada kenyataannya, perawan atau
tidaknya seorang perempuan hanya
bisa dilihat oleh pemeriksaan secara
medis oleh dokter.

Masih relevankah konsep keperawanan?


Konsep keperawanan harus dibongkar. Banyak orang, terutama laki-laki yang
memiliki pandangan bahwa yang namanya perawan itu bisa dilihat secara fisik.
Lebih parah lagi, banyak juga diskriminasi terhadap perempuan yang sudah tidak
perawan dengan label perempuan yang buruk dan tidak bermoral, dan tidak
pantas untuk dijadikan pasangan. Apakah kalian sepakat?
Konsep keperawanan jelas merugikan perempuan. Kondisi fisik yang berbeda bagi
setiap orang, termasuk pilihan untuk melakukan hubungan seksual atau tidak
adalah pilihan personal yang harus dihargai, dan bukanlah hal untuk dicampuri
orang lain selain si pemilik tubuh.

Anyway, seberapa penting


ya, keperjakaan buat

laki-laki?

Kekerasan Berbasis Gender:


fenomena gunung es
Pasti kamu pernah dengar istilah
KDRT alias Kekerasan Dalam
Rumah Tangga, kan? Atau pernah
melihat peristiwa penyerangan
kelompok tertentu terhadap sebuah
acara atau komunitas waria, yang
kemudian menimbulkan korban?
Contoh-contoh kekerasan itulah yang
dinamakan Kekerasan Berbasis Gender
(KBG). Disini, teman-teman bakal
mendapatkan penjelasan soal KBG.
Check this out!

Kekerasan Terhadap
Perempuan
Kekerasan Terhadap
Perempuan adalah perbuatan
yange menyebabkan
kematian/kecacatan pada
perempuan LEBIH BESAR
di banding peristiwa seperti
kecelakaan, sakit kanker,
malaria, dan sebagainya.
(World Population Report,
1993)

Dari sekitar 2 JUTA anak


yang dieksploitasi dalam
prostitusi dan pornografi,
80-90% nya adalah
PEREMPUAN, hampir
di semua negara (United
Nation Population Fund
Indonesia)

Label dimana maskulin untuk laki-laki,


sedangkan feminin untuk perempuan,
telah memberikan citra yang matang
kalau laki-laki itu superior (kuat)
dan perempuan itu inferior (lemah).
Maka dari itu lah, Kekerasan Terhadap
Perempuan atau yang biasa disingkat
dengan KTP banyak banget dan terus
menerus terjadi, salah satunya karena
perempuan tidak henti-hentinya

dianggap lemah.
Perempuan sering dianggap sebagai
objek untuk dimanfaatkan. Banyak
sekali teman-teman perempuan kita
yang dijual oleh orangtua mereka
sendiri ke luar negeri kemudian
diperistri oleh orang asing, tapi ujungujungnya, malah jadi korban human
trafficking atau perdagangan manusia.

Sunat perempuan juga


adalah bentuk kekerasan
terhadap perempuan!

2. Excision: membuang sebagian atau


seluruh bagian dari klitoris dan bibir
vagina luar, hal ini terkadang disertai
dengan pemotongan bibir vagina
dalam yang mengelilingi vagina.

Pernah mendengar informasi mengenai


sunat perempuan? Ternyata tidak
hanya laki-laki saja lho yang disunat,
tetapi ada juga yang namanya sunat
perempuan. Lalu mengapa sunat
perempuan diadakan? Dahulu kala,
sunat perempuan dilakukan di Afrika.
Seorang dokter bedah perempuan
pertama di Sudan bernama Nahid
Toubia melakukan penelitian mengenai
seluk-beluk praktik ini. Berdasarkan
penemuannya, diketahui bahwa praktik
sunat perempuan merupakan praktik
yang dilakukan pada organ klitoris,
labia dan bahkan perbatasan vulva
perempuan (kalau lupa, boleh dilihat
lagi ya bab 1-nya!)
Menurut World Health Organization
(WHO), ada empat tipe praktik dalam
sunat perempuan, yaitu:
1. Clitoridectomy: membuang
sebagian atau seluruh klitoris.

3. Infibulasi: memperkecil mulut


vagina dengan membuat penutupnya
yaitu dengan memotong bibir
kemaluan kecil dan bagian dalam dari
bibir kemaluan besar dan merekatkan
sisanya dengan atau tanpa memotong
klitoris.
4. Prosedur lainnya seperti
menghilangkan, menindik, menggores,
mengikis, atau membakar daerah
vagina.
Sebenarnya ada berbagai alasan
orang melakukan sunat perempuan.
Kebanyakan alasan tersebut hanyalah
mitos, tradisi, dan kepercayaan yang
tidak disaring terlebih dahulu. Seperti
misalnya mitos bahwa memotong
klitoris akan mengurangi libido (gairah
seksual) perempuan, mengurangi
atau bahkan menghentikan keinginan
perempuan untuk masturbasi, menjaga

kesucian dan keperawanan sebelum


menikah, menjamin kesetiaan sebagai
istri, dan meningkatkan kepuasan
seksual bagi laki-laki. Seluruh
alat kelamin perempuan dapat
dipergunakan sebagai alat perangsang
nafsu seksual dan klitoris merupakan
salah satu organ inti untuk mencapai
orgasme (kepuasan seksual).

Perempuan yang alat


kelamin (khususnya klitoris)
nya disunat, tidak dapat
menikmati hubungan
seksual dan merasakan
orgasme!
Menurut Dokter Olayinka KosoThomas dari Nigeria dalam bukunya
The Circumcision of Woman (1987)
mengatakan bahwa tidak seorangpun
perempuan yang mengalami sunat
akan berkurang nafsu seksualnya.
Koso-Thomas juga mengamati bahwa
laki-laki lebih suka memilih calon
istru atau teman kencan perempuan
yang tidak disunat, karena justru
lebih menggairahkan dan banyak
pengalaman.
Tidak hanya terjadi di Afrika, praktik
sunat perempuan pun terjadi pula
di Indonesia. Keberadaan sunat
perempuan biasanya dipengaruhi oleh
beberapa kepentingan yakni seperti
budaya, politik, serta kepentingan
agama. Kepentingan-kepentingan
tersebutlah yang secara tidak langsung
telah mengatur tubuh seorang
perempuan, bahkan sejak perempuan
tersebut lahir.
World Health Organization (WHO)

dan organisasi-organisasi perempuan


di hampir seluruh dunia telah berjuang
bersama untuk menentang tradisi
tersebut. Di Indonesia, Departemen
Kesehatan RI sejak 2006 mengeluarkan
surat edaran tentang larangan praktik
sunat perempuan bagi petugas
kesehatan. Peraturan ini dikeluarkan
mengingat sunat perempuan sama
sekali tidak bermanfaat secara
kesehatan namun praktiknya masih
dilakukan di Indonesia. Universitas
Gajah Mada, Universitas Indonesia,
Universitas Hasanuddin, Universitas
Atma Jaya dan Population Council
menunjukkan bahwa sunat perempuan
masih saja dipraktikkan di sebagian
besar wilayah Indonesia dengan latar
belakang adat istiadat serta agama
yang cenderung kuat. Sebut saja di
Aceh, Sumatera Barat, Banten, Jakarta,
Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Timur,
Madura, Kalimantan Timur, Sulawesi
Selatan dan Gorontalo.
Menurut Lies Marcoes, ahli gender,
Islam dan pembangunan mengatakan
bahwa walau praktik sunat perempuan
di Indonesia tidak seradikal seperti
di Afrika yang dapat menyebabkan
kematian, namun alasan dibalik
praktik tersebut sama persis dengan
alasan sunat perempuan yang terjadi
di Afrika. Sunat perempuan dilakukan
dengan tujuan mengendalikan
dorongan seksual perempuan.
Singkat kata, sunat perempuan adalah
tindakan tanpa manfaat yang hanya
semakin membatasi ruang kebebasan
perempuan atas tubuhnya sendiri, dan
membuat perempuan kehilangan hak
atas wilayah privasinya sendiri.

Pemerkosaan
Kekerasan Terhadap
Perempuan yang menjadi
budaya

Pemerkosaan adalah hubungan


seksual yang sifatnya paksaan dan
tidak diinginkan oleh korban
yang kebanyakan perempuan. Bisa
berbentuk memasukkan penis, jari,
atau benda apapun ke dalam vagina,
anus, atau mulut. Di ranah publik,
pemerkosaan bukanlah kasus yang sulit
ditemukan.
Sebagian besar pelaku pemerkosaan
(menurut data dari United Nation
Population Fund Indonesia, pelaku
pemerkosaan terhadap perempuan
adalah laki-laki, orang terdekat seperti
pacar atau suami, dengan kondisi
sadar dan sehat alias tidak memiliki
gangguan jiwa) menganggap kalau
perempuan lah yang menjadi asal
muasal dari pemerkosaan itu terjadi.
Laki-laki menganggap kalau
perempuan berpakaian terlalu seksi
sehingga menyebabkan ereksi (penis
laki-laki meregang karena terangsang).
Terlalu terbuka, jadi menggoda.
Padahal, ini merupakan alibi supaya
pelaku pemerkosaan tersebut dapat
terus menutupi kesalahannya dan
membiarkan perempuan ada di pihak
yang boro-boro dapat keadilan yang
ada malah jadi pihak yang disalahsalahkan. Daya tarik seksual memang
dapat menggugah hasrat dan gairah
pemerkosa, tetapi kekuasaan, kontrol,

dan kemarahan merupakan motif


utama yang mendorong pemerkosa.
Faktanya, pemerkosa justru merasakan
kepuasan dari keberhasilan dia
mengontrol korban dan melampiaskan
amarah ketimbang melepaskan
gairah seksual. Selain itu, ditemukan
bahwa mayoritas pemerkosaan
adalah direncanakan. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa pemerkosaan
bukanlah tindakan yang spontan,
melainkan disadari dan direncanakan.
Jadi, pemerkosaan bukanlah salah
perempuan, namun tindakan sadar
pelaku yang memang ingin menguasai,
mengontrol, dan melampiaskan
amarah kepada korban.
Jelas banget kan, tidak ada yang
salah dengan tubuh perempuan.
Perempuan bebas berpakaian sesuai
keinginan dan kenyamanannya dan
ini bukanlah penyebab terjadinya
pemerkosaan. Perempuan memiliki
hak yang setara. Kita bebas berpakaian
dan mengekspresikan apa yang kita
mau melalui apa saja sesuai keinginan
hati kita. Sayangnya, negara dan
kebanyakan masyarakat memposisikan
perempuan sebagai makhluk yang
tubuhnya harus ditutup serapat
mungkin karena jika tidak, akan
menimbulkan nafsu bagi laki-laki yang
melihatnya.

Pemberitaan Perkosaan Juli September 2011


No

Tanggal

Sumber berita

Lokasi

Pelaku

Korban

Jumat, 15 Juli

Pos Kota Online

Cibubur

Sayuti, 50

5 orang anak

tahun

kecil
GA, 15 tahun

2011
2

Selasa, 6

Media Indonesia Bogor

Tommy, 35

September

Online

tahun

Senin, 5

Media Indonesia Jakarta

RH dan Afri

September

Online

Barat

Pos Kota Online

Bandung

PU, 21 tahun

RI, 14 tahun

Kompas Online

Trenggalek

Suratno, 42

Nu, 12 tahun

2011
3

Livia, 20
tahun

2011
4

Rabu, 13 Juli
2011

Kamis, 14 Juli
2011

Rabu, 13 Juli

tahun
Pos Kota Online

Lampung

2011

Nur dan Nan,

HT, 21

25 tahun

tahun, gadis
bisu

Minggu, 4

Pos Kota Online

Lampung

September

Mahmud, 34

Mawar, 8

tahun

tahun

Kiki, 29

Put, 19 tahun

2011
8

Senin, 5

Kompas Online

Jakarta

September

tahun

2011
9

Senin, 15

Kompas Online

Bantul

September

SRJ, 47

Bunga, 14

tahun

tahun

SG, 54 tahun

Mawar, 16

2011
10

Senin, 22

Pos Kota Online

Surabaya

Agustus 2011
11

Jumat, 29 Juli

tahun
Pos Kota Online

Lampung

6 bocah SD

Nn, 9 tahun

Pos Kota Online

Bogor

AG, 22 tahun

Surniawati,

2011
12

Kamis, 28 Juli

Senin, 15

Kompas Online

Bantul

September

SRJ, 47

Bunga, 14

tahun

tahun

SG, 54 tahun

Mawar, 16

2011
10

Senin, 22

Pos Kota Online

Surabaya

Agustus 2011
11

Jumat, 29 Juli

tahun
Pos Kota Online

Lampung

6 bocah SD

Nn, 9 tahun

Pos Kota Online

Bogor

AG, 22 tahun

Surniawati,

2011
12

Kamis, 28 Juli
2011

13

Jumat, 22 Juli
2011

15 tahun
Pos Kota Online

Surabaya

Mat amin, 30

Noniek, 19

tahun

tahun

Tabel di atas menunjukkan rata-rata korban adalah perempuan dan di bawah umur.
Sementara usia pelaku bervariasi mulai yang masih anak-anak hingga lanjut usia.

Data lainnya:
Kasus kekerasan
seksual yang terjadi
di ranah personal
sebanyak 2.903,
sedangkan di ranah
publik sebanyak 1.781
kasus.

Catatan Tahunan Komisi Nasional


Perempuan tahun 2010 secara khusus juga
menyoroti sejumlah bentuk kekerasan
seksual yakni dengan hadirnya kebijakan
diskriminatif berupa kontrol seksual lewat
Peraturan Bupati Aceh Barat No. 5 Tahun
2010. Peraturan Bupati ini malah melarang
perempuan memakai pakaian dan celana
ketat. Di sisi lain, Bupati Aceh Barat juga
menyediakan 12.000 rok panjang yang
diperuntukkan bagi setiap perempuan yang
terkena razia dan ditangkap paksa akibat
kebijakan diskriminatif itu.

Kekerasan pada perempuan nggak akan berhenti kalau masyarakat kita masih
berpegang pada tradisi yang ada. Memahami kekerasan dan diskriminasi berbasis
gender yang menimpa para perempuan, dan membuktikan sendiri bahwa pola
pikir seperti contoh dalam beberapa paragraf diatas sudah sukses banget dalam
menciptakan kekerasan, memang butuh waktu.

Makanya, jangan ragu untuk terusin baca, ya!

Bentuk-bentuk Kekerasan
Berbasis Gender:
Kekerasan fisik:

Menampar, memukul, menjambak


rambut, menendang, melukai dengan
senjata, sunat perempuan, pemaksaan
pemakaian sterilisasi - (lihat di bab
1 yang membahas soal kontrasepsi
ya, teman-teman!) dalam program
keluarga berencana pada perempuan,
dan sebagainya.
Penyerangan terhadap teman-teman
Lesbian, Gay, Biseksual, Transeksual,
Interseksual, atau Queers (LGBTIQ)
yang mengakibatkan teman-teman
kita mengalami kekerasan fisik serius
diantaranya adalah: Pembubaran
pertemuan International Lesbian and
Gay Association (ILGA) di Surabaya
pada tahun 2010 dan Penyerangan
oleh beberapa kelompok organisasi
masyarakat Islam pada Pelatihan
Hak Asasi Manusia untuk para
Lesbian, Gay, Biseksual, Transeksual,
Interseksual, atau Queers (LGBTIQ)
di Hotel Bumi Wiyata Depok tahun
2010. (http://www.kontras.org/index.
php?hal=siaran_pers&id=1295)
Kekerasan fisik terhadap kaum waria
bahkan juga sering dilakukan oleh para
aparat keamanan saat mengadakan
inspeksi atau razia.

Kekerasan psikologis:

Penghinaan, kata-kata kasar,


mengancam, dan memojokkan yang
dialamatkan kepada perempuan
dan kaum Lesbian, Gay, Biseksual,
Transeksual, Interseksual, atau Queers

(LGBTIQ).
Ayo coba ingat-ingat, seberapa sering
kamu mengejek teman laki-laki kamu
yang diketahui penyuka sesama jenis?
Apakah kamu pernah berkata kasar
kepada waria yang sedang mengamen
di lampu merah? Tegakah kamu
mengancam pacar kamu karena ia
tidak mau menurut untuk melakukan
sesuatu yang kamu inginkan - misalnya
berhubungan seks?

Kekerasan seksual:

Pemaksaan melakukan hubungan


seksual, pemerkosaan, dan lain-lain.
Menyentuh atau melakukan sesuatu
terhadap tubuh terutama organ seksual
tanpa seizin pemilik tubuh tersebut,
dan akhirnya membuat dia merasa
tidak nyaman atau bahkan kesakitan.
Kekerasan seksual banyak sekali terjadi
baik di ranah privat maupun publik
dan dalam berbagai bentuk. Seperti
yang sudah kamu baca sebelumnya,
banyak banget stereotype yang sudah
dilabelkan buat para perempuan,
dimana mereka wajib berada di wilayah
dan memerankan peran domestik,
salah satunya adalah melayani laki-laki.
Kenyataannya? Banyak banget para
laki-laki yang memaksakan kehendak
agar dilayani seksnya. Selalu saja ada
kasus dimana dalam suatu hubungan
pacaran, perempuan pernah dipaksa
untuk berhubungan seksual atau
melakukan oral seks. Ini berarti hak
atas tubuh seorang perempuan, telah
dikuasai oleh orang lain.

Komnas Perempuan mendata sejak


tahun 1998 sampai 2010 telah
terjadi 295.836 kasus Kekerasan
Terhadap Perempuan. Sepertiga dari
angka tersebut, ternyata didominasi
oleh kasus kekerasan seksual atau
pemerkosaan. Selama 1998-2010
terdapat 91.311 wanita jadi korban
kekerasan seksual
(Ketua Komnas Perempuan, Yuniyanti
Chuzaifah, di Harian Pos Kota
(13/5/11)

Apapun bentuknya dan siapapun


korbannya baik itu perempuan maupun
mereka yang LGBTIQ (Lesbian, Gay,
Biseksual, Transgender, Interseks,
Queers), kekerasan tetaplah hal yang
tidak dapat ditolerir apapun alasannya.
Ketika kita bisa bersahabat dekat
dengan orang yang memiliki warna
kulit berbeda, berteman atau bersedia
membantu mereka yang model
rambut, bentuk wajah, bahkan selera

Hingga hari ini, 86 negara di dunia


tidak melegalkan homoseksualitas
dan memberlakukan hukuman serius
bagi para homoseksual. Bahkan, 7
negara diantaranya memberlakukan
hukuman mati.
(http://choiceforyouth.org)

dan keyakinannya berbeda, mengapa


kita tidak bisa bersikap serupa kepada
mereka yang seksualitasnya tidak sama
dengan kita? Kenapa kita masih terus
saja menganggap perempuan dan kaum
LGBTIQ adalah kelompok yang pantas
mendapatkan kekerasan? Apakah kita
masih mau diam saja padahal berbagai
macam kasus pelanggaran Hak Asasi
Manusia di atas sangatlah berkaitan
erat dengan kehidupan kita sehari-hari?

Fakta dari (United Nations Childrens Fund) UNICEF


menyebutkan :

Perempuan yang menikah sebelum 18 tahun lebih rentan mengalami Kekerasan


Dalam Rumah Tangga dibanding yang menikah di atas 18 tahun.
Lebih dari 15 juta anak muda perempuan berusia 15-19 tahun melahirkan setiap
tahunnya sebagai hasil dari Kehamilan yang Tidak Diinginkan

Kekerasan
melalui media
Gadis Berusia 12 tahun 5
kali digagahi di kebun
Digauli Tiga Kali, Gadis
SMP Dihamili Pacar
Gara-gara Video Porno,
Pemuda Pengangguran
Gagahi Gadis Belia

(Sumber: Surat Kabar Harian Pos Kota


13 Mei, Surat Kabar Harian Pos Kota 23
Mei 2011, dan 2011 Surat Kabar Harian
Tempo 16 Juni 2011)
Bagaimana pendapat teman-teman
membaca headline berita diatas? Sekilas
memang seperti berita pada umumnya
yang menginformasikan adanya
kasus pemerkosaan, eh lebih tepatnya
penggagahan yang dilakukan oleh
seorang laki-laki terhadap perempuan.
Melalui berita di atas, terlihat jelas
bahwa media juga melakukan praktek
kekerasan dan diskriminasi. Kekerasan
yang dimaksud bisa kita temukan
dalam penggunaan beberapa kata.
Sudah jelas-jelas bahwa peristiwa yang
diberitakan adalah pemerkosaan,
mengapa media yang satu ini
malah mengganti poin masalah
yaitu perkosa;diperkosa dengan
kata digagahi, ini serta merta
menunjukkan kalau laki-laki itu
memang gagah, ya kan? Kata
digagahi menunjukkan kegagahan
yang berarti kehebatan atau kekuatan

seorang laki-laki (pelaku), secara


tidak sadar korban yang adalah
perempuan dikorbankan demi usaha
mempertahankan derajat laki-laki yang
bergelar kuat dan berkuasa tersebut.
Aduh!

Tidak hanya itu, dalam berita
tersebut juga menggunakan kata
digauli, padahal istilah tersebut
juga dapat berarti ditemani atau
bergaul, ini otomatis mempersempit
dan menyederhanakan makna
pemerkosaan. Istilah digauli terkesan
lebih positif. Padahal pemerkosaan
adalah hal yang sama sekali tidak
sepele dan sangat merugikan korban.
Lalu, mengapa bisa-bisanya media
menjadikan pemerkosaan sebagai
bahan pemberitaan yang terkesan
main-main?
Selain penggunaan diksi-diksi
yang diskriminatif pada penulisan
artikel berita, proses peliputan kasus
pemerkosaan oleh media terhadap
korban juga sering mengandung unsur
kekerasan baru. Ketika pemerkosaan
terjadi dan media meliputnya,
sebenarnya korban mengalami
pemerkosaan kembali.

Ini prosesnya:

Wartawan mewawancara dan meminta korban menceritakan ulang tragedi pahit


itu kepada lensa kamera atau alat perekam suara. Sadarkah, bila korban mungkin
sekali jadi teringat kembali akan kejadian yang mati-matian ia coba lupakan, dan
kemudian malah jadi trauma kembali? Ibarat lirik lagu dangdut populer: sudah
tahu luka, eh disiram air garam, pula!
Lebih parahnya lagi, kasus
pemerkosaan yang dihimpun oleh
media bisa-bisanya dikumpulkan untuk
kemudian dibentuk menjadi cerita
dewasa mesum versi lebih drama,
alias direka ulang dan diperankan
oleh model kemudian di tayangkan di
beberapa stasiun televisi swasta dengan
jumlah penonton yang tidak sedikit.
Parah banget nggak sih, ketika kejadian
sekeji pemerkosaan, malah dijadikan
satu bahan produksi yang beredar
luas dan tak pelak menjadi konsumsi
hiburan bagi masyarakat.

Mengalami kekerasan atau


mengetahui orang lain yang
mengalami kekerasan?
Silakan kontak:
Yayasan Pulih http://pulih.or.id
Rifka Annisa http://rifka-annisa.or.id/
Lentera Indonesia: Jl. Tamansiswa,
Jogjakarta, Indonesia

Kini, kita sudah mengetahui dengan berbagai Kekerasan Berbasis Gender yang
kerap terjadi dan terus menelan korban. Lalu, apa kita masih mau berkontribusi
menambah angka jumlah korban akibat kekerasan-kekerasan tersebut? Mari
kembali ke prinsip dasar Hak Asasi Manusia; bahwa setiap manusia memiliki hak
yang sama untuk dapat hidup aman, nyaman, dan setara tanpa pandang agama,
suku, ras, seksualitas atau gendernya. Menghargai satu sama lain, saling toleransi,
dan hidup damai dalam keberagaman bukankah merupakan cita-cita yang indah?
Cita-cita yang harus kita jadikan nyata, bersama-sama, mulai dari sekarang!

KENALI LEBIH JAUH:

KEKERASAN
DALAM
PACARAN
Ternyata, bukan hanya relasi pasangan
suami-istri saja yang kerap diwarnai
tindakan kekerasan, kini berbagai kasus
kekerasan dalam hubungan pacaran
juga banyak terjadi, lho! Kekerasan
dalam Pacaran (KDP) merupakan
segala bentuk kekerasan terhadap
pasangan dalam relasi pacaran; baik
secara fisik, seksual, psikologis, hingga
ekonomi.
Dalam pola pacaran Heteroseksual
(pacaran dengan lawan jenis), lebih
banyak perempuan yang menjadi
korban KDP, sedangkan laki-laki
menjadi pelaku kekerasan tersebut.
Hal ini dibuktikan dari data

Komnas Perempuan:
Selam a tahun 2010,
telah terjadi 1.299
kasus perempuan yang
mendapat perlakuan
kasar dari pacarnya.
Terlebih lagi, angka tersebut
hanya diperoleh dari perempuan
yang melaporkan kekerasan yang

didapatkannya itu. Perempuan sering


dianggap sebagai pihak yang pasif,
patuh, dan lemah sehingga mampu
diperdaya oleh laki-laki.
Ya! Ibaratnya gunung es, kasus KDP ini
memang terlihat tidak membahayakan
dibanding gunung berapi alias
tidak terlalu mengancam daripada
kasus-kasus kekerasan lainnya. Tapi,
apa iya seperti itu? Masa kita mau
terus-terusan lari dari kenyataan
kalau banjiran kekerasan ini terus
menyerang? Sedih ketika tahu, bahwa
banyak dari kita yang cenderung
berusaha memendam, melupakan,
hingga enggan melaporkan kekerasan
yang didapatkan dari relasi pacaran.
Ups, namanya juga cinta, semua hal
(katanya sih) bisa dibikin buta.

Bentuk-bentuk

Kekerasan
Dalam Pacaran
Berbicara mengenai kekerasan,
banyak masyarakat cenderung menilai
bahwa kekerasan hanyalah dilakukan
secara fisik. Sebenarnya lebih dari itu,
lho! Ini dia bentuk-bentuk kekerasan
dalam pacaran yang sering kita temui:

1. Kekerasan Fisik

ialah kekerasan seperti menampar,


memukul, mendorong, dan segala
aktivitas lain yang berhubungan
dengan keadaan fisik seseorang.
Jangan pernah meremehkan sekecil
apapun kekerasan fisik yang dilakukan
oleh pasangan, karena banyak kasus
pembunuhan yang terjadi dengan
diawali oleh kerasan kecil.

2. Kekerasan Seksual

ialah kekerasan yang memaksa


pasangan untuk melakukan hubungan
seksual (penetrasi) ataupun aktivitas
seksual lainnya yang dilakukan atas

Ragam
Mitos
Kekerasan Dalam Pacaran

Selain bentuk-bentuk KDP yang


dijabarkan diatas, untuk membuatmu
lebih mudah memahami, berikut ini
ada beberapa mitos dan fakta mengenai
Kekerasan Dalam Pacaran yang umum
beredar:

dasar memuaskan hasrat dan keinginan


salah satu pihak saja. Seperti: meraba,
mencium, menelanjangi, hingga
memperkosa.

3. Kekerasan Psikologi

Ialah kekerasan yang berhubungan


dengan emosi pasangan yang
berlebihan, seperti mencaci-maki,
menghina, merendahkan, dan
berteriak dengan kata-kata yang tidak
pantas. Biasanya hal ini terjadi karena
si pasangan tidak mengerti dan lalai
melaksanakan keinginan pasangannya
atau ada hal-hal pemancing kesal
lainnya. Misalnya: ditelpon telat/tidak
diangkat, memakai pakaian tertentu
tanpa izin dari sang pacar, bepergian
dengan orang lain, dan sebagainya.

4. Kekerasan Ekonomi

Bentuknya yakni seperti


memanfaatkan pasangan demi
mendapatkan uang, meminjam barang
milik pasangan tanpa dikembalikan,
atau mungkin lebih dikenal dengan
istilah pemerasan. Aduh, ke laut aja
deh pacar kayak gitu!

1. Mitos: Cemburu maupun kekerasan


dari pacar adalah bentuk perhatian dia
pada kita. Bisa juga diartikan sebagai
tanda bahwa dia sangat mencintai kita.
Fakta: Itu sama sekali bukan bukti
cinta! Tetapi upaya mengontrol
kita agar patuh, tunduk, dan selalu
menuruti kemauan pacar. Kalau cinta
tuh diekspresikan dengan kepedulian
dan pengertian. Cemburu sedikit sih
boleh, tapi nggak pakai kekerasan
dong.
2. Mitos: Korban kekerasan juga
punya andil memancing pelaku. Jadi,
korban sendirilah yang menyebabkan
kekerasan itu.
Fakta: Pelaku akan tetap melakukan
kekerasan meski korban tidak
melakukan apapun. Dengan
menyalahkan korban, si pelaku
hanyalah berupaya membela diri dan
melemparkan kesalahannya. Walau
bagaimanapun, kekerasan tetaplah
salah!
3. Mitos: Kalau pacar pelaku kekerasan
sudah minta maaf dan berjanji tidak
akan mengulangi lagi, maka korban
sudah aman dan boleh percaya dia
tidak akan mengulangi perbuatannya
lagi.
Fakta: Kekerasan umumnya terjadi
seperti siklus atau lingkaran yang akan
kembali pada pola lamanya. Jika sudah
terjadi satu kali, umumnya akan ada
kekerasan yang kedua, ketiga, keempat
dan seterusnya. Jangan mudah sama
janji-janji gombal kayak gitu ya, temanteman! Lain di mulut lain di hati.

4. Mitos: Setelah melakukan kekerasan


pada kita, pacar akan semakin mesra.
Fakta: Salah besar! Setelah melakukan
kekerasan, peluang terbesar selanjutnya
adalah kekerasan lagi. Kalau pun dia
semakin mesra, berarti kejiwaannya
harus diperiksa. Bisa jadi memang ada
suatu kelainan atau penyakit berkaitan
dengan hal ini. Seram ya!
5. Mitos: Kalau pacar sudah janji mau
bertanggung jawab sebelum melakukan
hubungan seksual tanpa kondom,
maka kita akan baik-baik saja, dan dia
pasti akan menepati janjinya.
Fakta: Hati-hati dengan janji manis
atau rayuan maut yang kerap
dilontarkan pasanganmu saat memaksa
berhubungan seksual apalagi kalau
tanpa kondom. Sudah banyak kasus
perempuan yang malah ditinggal
pasangannya ketika hamil. Pikir dan
pikir ulang sebelum hubunganmu dan
pacarmu sampai pada tahap sejauh ini
ya...
6. Mitos: Pacar berhak melakukan
apa saja karena kita sudah menjadi
miliknya.
Fakta: Tak seorang pun berhak atas
diri kita selain kita sendiri. Pacar
atau suami sekali pun, tidak berhak
memperlakukan kita seenaknya. Kita
harus punya pendirian dan kuat dalam
membela hak-hak kita sebagai manusia
yang merdeka. Sepakat?

CEGAH
Kekerasan Dalam Pacaran, sekarang juga!

Kekerasan tentunya bukan hal yang indah dan tidak diharapkan siapa pun. Kita
jangan sampai menjadi korban, menyimpan dendam, lalu kemudian jadi pelaku
di kesempatan selanjutnya. Sudah saatnya kita mencegah dan melakukan berbagai
upaya agar Kekerasan Dalam Pacaran berhenti menimpa kita, keluar dari tren
jaman sekarang, dan stop menelan korban. Bagaimana caranya?

Buatlah
kesepakatan hubungan
Di beberapa negara di dunia,
kesepakatan seksual telah lama
dikenal dan banyak digunakan
oleh pasangan-pasangan diluar
hubungan pernikahan. Sebut saja

di San Francisco Bay Area,


disana terdapat 99 persen dari
566 pasangan gay telah diteliti
menjalankan hubungan pacaran
berlandaskan kesepakatan
seksual. Gunanya agar mereka bisa

mewujudkan sebuah hubungan penuh


kasih sayang yang sehat bagi kedua
belah pihak. (Sumber: http://www.
news-medical.net/news/20100714/129/
Indonesian.aspx)

Kesepakatan seksual tidak banyak


diaplikasikan di sejumlah negaranegara timur, seperti Indonesia.
Katanya, kesepakatan semacam
itu terlalu bertele-tele dan malah
mengajarkan anak muda untuk
berhubungan sebelum menikah. Tapi
coba deh kita pikir-pikir lagi, ada
berapa anak muda Indonesia sih yang
betah untuk tidak pacaran? Beberapa di

antaranya malah telah terlihat serius


dan seperti tidak akan terpisahkan lagi.
Kalau sudah begitu, kadang sulit buat
kita menolak keinginan pacar kita,
benar nggak? Nah, biar sama-sama
enak, kita bikin saja kesepakatan
hubungan! Kira-kira apa saja ya, yang
perlu disepakati dalam kesepakatan
tersebut?

1. Status hubungan

Nggak semua anak muda setuju akan


sebutan pacaran. Sebagian dari kita
mungkin merasa lebih cocok menjalani
Hubungan Tanpa Status (HTS), atau
Teman Tapi Mesra (TTM). Ya apapun
sebutannya, ketika kamu dan teman
kamu setuju untuk menjalani sebuah
hubungan, disepakati dulu deh apa
jenis hubungannya dan bagaimana
kalian akan menjalaninya. Misalnya,
kamu dan pasanganmu sepakat untuk
tetap punya keleluasaan bermain
dengan teman yang mana saja walau
salah satu dari kalian tidak ikut serta.

2. Dos and Donts

Buatlah daftar panjang tentang apa


yang kamu dan pasanganmu inginkan
satu sama lain. Lalu tulis mana yang
boleh dan mana yang tidak boleh.

Daftar ini benar-benar harus dibuat


berdua ya, supaya transparan dan
demokratis! Contohnya :
Dos:
- Menelpon 3 kali dalam satu hari
- Bergiliran membawa bekal setiap hari
Donts:
- Mengirim sms sedang apa? setiap 5
menit sekali
- Menyimpan foto mantan pacar

3. Persiapkan yang paling


jauh dari bayangan

Sepakatilah hal-hal yang justru tidak


pernah muncul di benak atau jarang
kalian pikirkan. Contohnya hubungan
seksual. Sepakatilah jenis-jenis aktivitas
seksual apa yang boleh kalian lakukan
atas persetujuan masing-masing, sejauh
apa kalian bersentuhan satu sama
lain? Pegangan tangan? Berpelukan?
Berciuman bibir? atau hubungan intim
yaitu penetrasi? Hanya kalian berdua
yang tahu untuk apa dan bagaimana
aktivitas-aktivitas tersebut dilakukan

dalam hubungan, maka cuma kalian


berdua pula yang berhak menyepakati
atau sekalipun tidak menyetujui hal-hal
tersebut.
Kesehatan dan kenyamanan tentu
jadi syarat utama bagi semua hal
yang kalian lakukan, dan ketika
yang tidak diharapkan datang,
misalnya kehamilan, kalian seharusnya
telah lebih dahulu mempersiapkan
keputusan bersama. Entah itu menikah,
menggugurkan kandungan, dan lainlain. Serta, bagaimana kalian menjalani
fase-fase hubungan kalian selanjutnya.

4. Jujur dan menghargai!

Nggak ada gunanya kalian menjalani


hubungan se-romantis apapun, dan
sesuai kesepakatan seperti apapun,
kalau diantara kalian tidak saling
jujur dan menghargai. Jujurlah
satu sama lain karena tidak ada
yang lebih baik dari itu. Dan saling
menghargailah karena kita samasama manusia, sekaligus pewujudan
rasa syukur kepadaNya yang sudah
mempertemukan kalian berdua. Sweet!

Selamat berhubungan TANPA kekerasan, teman-teman!

Apa yang dapat dilakukan


jika mengalami

Kekerasan
Dalam Pacaran?

Nggak lengkap rasanya jika membahas


kekerasan tanpa mengetahui apa
yang bisa dilakukan, jika suatu saat
nanti kita melihat, mengetahui, dan
bahkan menjadi korban dari tindakan
kekerasan. Berikut adalah langkah yang
dapat kita lakukan:

Jika Kamu Menjadi Korban

Tumbuhkan kesadaran di diri kamu


bahwa Your Body is Your Rights,
kamu berhak atas tubuh kamu
seutuhnya, tak seorangpun bisa
mengganggu-gugat! Maka dari itu,
meskipun saling cinta dan menjalin
komitmen saling bersama, tidak
berarti pasangan berhak memiliki
tubuh kamu dan berbuat semaunya
terhadapmu.
Berani katakan tidak dan berusaha
tegas melawan sekecil apapun tindak
kekerasan yang merugikan diri kamu!
Hindari konflik yang memancing
perseteruan besar dalam pacaran,
karena biasanya kekerasan dipicu oleh
konflik dan emosi pasangan yang tak
terbendung.
Berani katakan tidak pada rayuan
yang menyesatkan! Jika pasanganmu
berdalih hingga memaksa kamu
berhubungan seksual dengan dia
padahal kamu tidak ingin, berani
katakan tidak dengan tegas, dan
selalu hati-hati terhadap segala
perilaku pasangan yang menjurus

kearah pemaksaan dengan kekerasan


atau pemerkosaan.
Jika pada akhirnya kekerasan
menimpamu, kamu berhak untuk
marah, melawan, dan melapor
ke pihak polisi atas perlakuan
pasanganmu itu. Jangan biarkan diri
kamu dibutakan oleh perasaan cinta
dan kenangan indah, sedangkan
kamu sendiri lupa akan hak kamu
terhadap diri kamu.
Minta Lembaga Bantuan Hukum
untuk mendampingimu jika ingin
membawa kasus kekerasan tersebut
kepada pihak kepolisian.

Siapapun Pelakunya Berhak


Dihukum!
Pelaku kekerasan, selain bisa
dilakukan oleh pacar, bisa juga
dilakukan oleh pihak terdekat seperti
keluarga, tetangga, rekan kerja, atau
teman sekolah. Sedekat apapun kamu
dengan orang itu, dia berhak untuk
dihukum, dan segera lapor ke polisi
jika kamu menjadi korban kekerasan.
Tidak perlu khawatir, karena sudah

ada pasal-pasal mengenai kekerasan,


seperti:
o Pasal 351-358 KUHP untuk
penganiayaan fisik
o Pasal 289-296 tentang pencabulan
(jika mengalami pelecehan seksual)
o Pasal 281-283, pasal 532-533 untuk
kejahatan terhadap kesopanan
o Pasal 286-288 untuk persetubuhan
dengan perempuan di bawah umur

Jika Harus ke Pengadilan

Jangan kaget jika pihak yang berwajib


melontarkan pertanyaan yang dapat
membuatmu kaget, menangis,
marah, emosi, terutama pernyataanpernyataan yang berhubungan
dengan kekerasan yang kamu
dapatkan. Selain merupakan bagian
dari investigasi, seringkali pihak
kepolisian memang memancing
pembicaraan kamu agar mereka
dapat mengetahui keadaan yang
sebenarnya.
Bertahan dan Tetap Adili! Pelaku
bisa saja bebas dari hukuman jika
korban enggan dan takut melapor
ke pihak kepolisian. Tetaplah
tegakkan keadilan bagi diri kamu,
jangan pernah menyerah sekalipun
prosesnya cukup rumit.
Hubungi berbagai pihak yang mampu
mendukung dan memberi kepedulian
terhadap kasus yang kamu alami,
seperti kepada teman terdekat,
keluarga, hingga Lembaga Swadaya
Masyarakat yang peduli mengenai
kekerasan terhadap perempuan dan
anak.

Kontak yang dapat


dihubungi jika kamu
melihat, mengetahui,
hingga mengalami tindakan
kekerasan:
- Jakarta: LBH APIK (021-87797289),
Mitra Perempuan (021-8298421),
Kalyanamitra (021-7902109),
SIKAP (3917760).
- Jogjakarta: Rifka Annisa (0274518720) LSPPA (0274-374813),
- Surabaya: Savy Amira (0318706255)

Sumber:
- http://belajarpsikologi.com/pengertiankekerasan-dalam-pacaran/, diakses 14
Des 2011, 12.30 WIB
- http://nasional.kompas.com/
read/2008/09/29/10374576/6.mitos.
kekerasan.dalam.pacaran, diakses 14
Des 2011, 12.30 WIB
- http://www.lbh-apik.or.id/fact-52%20
dating%20vlc.htm, diakses 14 Des
2011, 12.30 WIB

Tertular

HIV-AIDS?
Apa yang harus dilakukan?
Anak muda adalah kelompok yang
rentan tertular HIV-AIDS. Nggak
percaya? Coba tengok paparan data
berikut:
Jumlah kasus HIV Januari-September
2011 adalah 15.589 kasus dengan
kelompok umur produktif 20-49 tahun
sebagai kelompok terinfeksi HIV
tertinggi yaitu sejumlah 13.823 kasus.
Sepanjang 2010 hingga 2011, terdapat
2.806 kasus HI V yang menimpa
teman-teman sebaya kita, remaja
berusia 15-24 tahun.
(Sumber: www.aidsindonesia.or.id/

laporan-triwulan-kementeriankesehatan-ketiga-2011.html)
Lalu, apa yang mesti dilakukan jika
terinfeksi virus dan menjadi Orang
Dengan HIV-AIDS (ODHA)? Menjadi
ODHA bukanlah kutukan, melainkan
proses belajar dan sadar bahwa
informasi komprehensif terkait tubuh,
hak, dan kesehatan adalah hal yang
penting, se-penting memperjuangkan
Hak Asasi Manusia tanpa menyerah.
Khususnya untuk para ODHA, yang
sering dijuluki manusia laknat,
kotor dan bergelimang dosa oleh
lingkungan disekitarnya.
Padahal, walau bagaimanapun ODHA
tetaplah manusia, yang tidak boleh
di diskriminasi apalagi diberantas
segala. Oke, daripada semakin seperti
reality show di televisi, mending kita
simak saja hak-hak yang dimiliki
ODHA seperti halnya semua manusia
di dunia. Yaitu:

Memiliki pasangan

Siapa bilang Orang Dengan


HIV-AIDS (ODHA) tidak boleh
memiliki pasangan, apalagi sampai
menikah? Tentu saja itu tidak benar.
Setiap ODHA memiliki hak untuk
menentukan dirinya akan menikah
atau tidak, berhubungan seksual, dan
mengekspresikan orientasi seksual
serta dentitas gender mereka masingmasing.
Hidup sebagai ODHA seharusnya
tidak membuat kehidupan seseorang
jadi serba terbatas. Dengan adanya
pasangan yang suportif, diharapkan

dapat mendukung ODHA untuk


bisa hidup dengan lebih sehat dan
berkualitas. Sama sekali nggak ada
masalah ketika seorang ODHA
memiliki pasangan, menikah, hingga
mempunyai keturunan asal bisa
sama-sama tahu bagaimana mengelola
hubungan yang sehat. Sehat dari segi
fisik, psikologis, maupun sosial.

Berhubungan seksual

Apakah ODHA hanya boleh


berhubungan seksual dengan sesama
ODHA? Ini jelas salah. Orang Dengan
HIV-AIDS bisa berhubungan seksual
dengan orang non ODHA selama
sebelum melakukannya, telah dibuat
kesepakatan terlebih dahulu agar
masing-masing siap untuk menyatakan
dan mempertimbangkan kondisi
kesehatan kedua belah pihak secara
matang dan tidak tergesa-gesa. (Lihat
bagian tulisan sebelumnya ya!)
Pengetahuan dan akses kepada alat
kontrasepsi bagi ODHA, sangatlah
penting agar virus HIV tidak semakin
menyebar luas.

Memiliki anak ATAU tidak


memiliki anak, PEREMPUAN
ODHA berhak!
Banyak yang beranggapan ketika
seorang perempuan tertular HIVAIDS, ia harus di sterilisasi (apa
nih? Yuk kita cek di Bab 1 buku ini!)
di angkat rahimnya, dan otomatis
tidak bisa memiliki anak. Ini keliru,
setiap perempuan ODHA tetap dapat
memutuskan apakah ia ingin memiliki

anak atau tidak. Memang ada beberapa


prosedur dan tips-tips khusus yang
sebaiknya diikuti perempuan ODHA
sebelum benar-benar hamil. Tentu
saja, tujuannya agar sang ibu dan anak
sama-sama sehat.
Pun tidak ingin hamil, ODHA sangat
dianjurkan untuk mempelajari
dan mengakses berbagai macam
kontrasepsi yang tersedia di pasaran
agar kehamilan bisa dicegah dengan
efektif. Ayo cek pembahasan kita
mengenai kontrasepsi di bab
sebelumnya ya!

Menceritakan status HIV ke


orang terdekat? Lakukan
ketika siap!

Memutuskan kapan dan bagaimana


menceritakan status HIV bukanlah
hal yang mudah untuk semua Orang
Dengan HIV-AIDS. Tentu ada banyak
alasan dan pertimbangan yang tidak
bisa diputuskan secara kilat. Banyak
yang menceritakan statusnya dan
mendapat dukungan dari orang
terdekat, namun banyak juga yang
akan balik menjauh, mengucilkan,
dan menstigma negatif. Maka, butuh
kesiapan yang matang sebelum ODHA
memutuskan untuk menceritakan
status HIVnya pada orang lain.
Tapi, ODHA tidak pernah sendiri!
Coba main ke http://www.thebody.
com/, http://www.spiritia.or.id/,
http://pkbi.or.id atau http://www.
aidsindonesia.or.id/ dan temukan
bahwa banyak sekali teman-teman
yang bersedia mendukung ODHA.
Termasuk kami!

Kehamilan
yang Tidak Direncanakan
Minimnya pendidikan seksual
komprehensif, membuat anak muda
perempuan mengalami sederet
kekerasan (sudah ada di bagian
sebelumnya ya! )serta membuat kasus
Kehamilan yang Tidak Direncanakan
(KTD) terus tinggi. Kehamilan yang
Tidak Direncanakan (KTD) bukanlah
masalah turunnya kualitas moral anak
muda, atau kurangnya pendidikan
agama, namun karena tidak adanya
informasi menyeluruh bagi anak
muda tentang tubuh dan hak-haknya
sehingga anak muda kerap berada di
posisi yang rawan, terutama ketika
proses pengambilan keputusan.
Bukanlah sebuah jalan keluar yang
efektif ketika kita hanya terpuruk
meratapi dan menyalahkan pergaulan
anak muda jaman sekarang yang kalau
kata kebanyakan orangtua, susah
dikontrol, sudah terlalu bebas, dan
buruk. Memperdebatkan siapa yang
salah dan siapa yang benar hanya akan
buang-buang waktu saja. Zaman terus
berkembang, definisi benar atau salah
pastinya berbeda bagi setiap orang. Lagi
pula, tugas kita sebagai sesama manusia
bukan untuk membenarkan atau
menyalahkan kan? Melainkan untuk
memanusiakan manusia, lewat salah
satu cara yaitu berbagi pengetahuan dan
bantuan sebaik yang kita bisa. Ingat,
pada akhirnya segala macam hak tetap
ada di tangan masing-masing manusia
itu sendiri, lho.

Bicara tentang Kehamilan yang Tidak


Direncanakan (KTD), bisa jadi akan
menelan durasi lebih lama daripada
menonton film di bioskop. Isu ini
terkenal terlalu sensitif, terutama di
Indonesia. Tapi lagi-lagi, kita nggak
bisa dan nggak boleh menutup mata
akan peristiwa yang sedekat ini dengan
kehidupan sehari-hari dan nyatanya
menimpa orang-orang di sekitar kita.
Layaknya barang yang sudah dibeli
di toko dan tidak dapat dikembalikan
tanpa syarat dan ketentuan tertentu,
perut yang membesar karena hamil
pun tidak dapat dibuat kempes kembali
dengan cara-cara seenak jidat begitu
saja. Maka, ada beberapa informasi
terkait KTD yang harus kamu ketahui,
seperti dibawah ini:

Pencegahan Kehamilan

Sebelum melakukan hubungan seksual,


penting untuk kamu mengetahui
berbagai macam alat kontrasepsi yang
akan kamu gunakan untuk mencegah
kehamilan (lebih lengkapnya ada di
Bab 1 buku ini ya, teman-teman!) Jika
tidak sempat membeli dan memakai
alat kontrasepsi (misalnya kondom)
ketika berhubungan seksual, kamu
masih bisa mencegah kehamilan
dengan mengonsumsi Pil Kontrasepsi
Darurat (KonDar) yang dapat
mencegah sel sperma bertemu dan
membuahi sel telur. Catat! Pil KonDar
bukanlah untuk menggugurkan
kandungan, melainkan sebagai
pencegah terjadinya kehamilan

Bagaimana caranya
mendeteksi kehamilan?
Jika kamu melakukan hubungan
seksual tanpa kondom atau alat
kontrasepsi lainnya, kamu harus rutin
mengecek periode menstruasi kamu.
Jika mulai tidak teratur, kenali tanda
kehamilan seperti membesarnya
payudara, muntah di pagi hari,
mudah lelah, dan sering buang air
kecil.
Gunakan Test-Pack (alat tes
kehamilan cepat yang berbentuk
seperti pulpen dengan ujung logam
yang harus dicelupkan ke urin,
kemudian akan muncul tanda (+)
jika kamu positif hamil, dan tanda
(-) jika kamu negatif.)Alat ini bisa
dengan mudah didapatkan di apotek
sekitar tempat tinggal kamu. Jangan

lupa baca dengan seksama petunjuk


penggunaan yang tertera di kemasan
Test-Pack tersebut agar pengecekan
kehamilan berlangsung akurat.
Jika indikator di Test-Pack kamu
menunjukan tanda (-) alias negatif,
namun kamu masih belum yakin,
segera datangi klinik terdekat dan
jangan sungkan untuk berkonsultasi
dengan tenaga kesehatan disana.

Jika kamu

POSITIF
hamil...
Kaget, cemas, panik, takut, dan
bingung kemungkinan akan memenuhi
kepala ketika mengetahui bahwa
kamu positif hamil. Sebagai anak
muda, perubahan drastis dari tidak
menanggung apa-apa selain tubuh
dan nyawa sendiri, menjadi harus
menanggung sebuah bakal calon
nyawa manusia pastinya merupakan
peristiwa yang luar biasa mengejutkan.
Namun, dalam kasus Kehamilan yang
Tidak Direncanakan (KTD), tentunya
kehamilan bukan hanya sekedar
mengejutkan.
Berbagai kemungkinan dengan
berbagai resiko akan muncul dan
menuntut kesiapan kamu. Kehamilan
sama sekali bukan persoalan ringan
seperti diare yang dapat sembuh
dengan minum oralit. Kehamilan
yang terjadi tiba-tiba, tanpa
keinginan, apalagi perencanaan,
akan mengundang munculnya
sejumlah pertanyaan yang harus kamu
pertimbangkan.
Apakah kamu siap mengandung
bayi selama kurang lebih sembilan
bulan, kemudian melahirkannya?
Jika iya, apakah kamu sudah
mempertimbangkan bagaimana
kehidupan kamu sebagai perempuan
muda yang memiliki sejumlah
aktivitas? Sudahkah kamu memikirkan
bagaimana menjaga kesehatan kamu

dan bayi kamu sambil menjalankan


aktivitas sehari-hari? Apakah kamu
akan menikah dengan ayah dari bayi
tersebut? Kalau kamu belum siap
untuk menjadi ibu (hamil, melahirkan,
kemudian mengurus anak) apa yang
akan kamu lakukan? Atau ketika
kamu siap namun tidak ada lakilaki yang bersedia menjadi suami
dan ayah dari bayimu, kamu harus
bersikap bagaimana? Sudah siapkah
kamu menghadapi segala situasi dan
kondisi yang belum pernah kamu alam
sebelumnya, baik secara fisik, mental,
maupun sosial?
Ketika kamu sudah positif mengalami
kehamilan, maka ketika itu pulalah
kamu harus membuat keputusan
yang sebaik-baiknya untuk kamu dan
tubuhmu, karena kamulah satu-satunya
orang yang menanggung kehamilan
tersebut.

Perhatikan beberapa poin


dibawah ini ya:
Jika kamu ingin melanjutkan
kehamilanmu, melahirkan, dan siap
untuk merawatnya, kamu harus
senang dan bahagia dengan kehadiran
anak kamu. Banyak baca buku, ikut
seminar, atau bergabung di mailing
list para ibu muda. Jangan biarkan
kamu tertekan dengan keputusan
yang kamu buat sendiri, hanya kamu
yang tahu apa yang terbaik untuk
masa depanmu.
Jika kamu ingin melanjutkan
kehamilan hingga melahirkan, namun
belum siap untuk merawat sang bayi,
ada baiknya kamu berkonsultasi
dengan keluarga terdekat kamu
dan kemukakan alasannya sejujur
mungkin. Keluarga atau sahabat
dekat yang benar-benar mengenal
dan mengerti kamu dengan baik,
pasti akan memberikan saran terbaik
supaya kamu bisa tetap menjalani
hidup di jalan yang kamu pilih tanpa
menilaimu sebagai perempuan yang
hancur atau tidak punya masa depan.

Memberikan anak kamu untuk


di adopsi oleh pihak lain setelah
melahirkannya, merupakan salah satu
cara yang bisa ditempuh.
Jika kamu benar-benar belum siap
meneruskan kehamilan dan tidak
ingin melanjutkannya, dan kehamilan
tersebut beresiko bagi kesehatan
fisik dan mental dirimu, kamu harus
tahu dengan sangat jelas metode
yang benar-benar aman. Hindari ke
dukun, meminum ramuan-ramuan,
ataupun metode seperti loncatloncat! Penghentian kehamilan
sangat beresiko dan nyawa adalah
taruhannya. Jadi, jangan asal-asalan ya.
Jika kamu mengalami Kehamilan yang
Tidak Direncanakan (KTD) ataupun
mendengar orang lain yang mengalami
hal ini dan membutuhkan konseling
atau konsultasi, silahkan hubungi
hotline berikut:

ssst, rahasia terjamin lho!

087839555100
085325211100

LGBTIQ?
Memang kenapa?
Hidup sebagai Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender, Interseksual, atau Queer
tidaklah mudah, terlebih di lingkungan yang belum menerima keberagaman
seksual, dan terpaku pada Heteronormativitas (norma-norma heteroseksual/
hubungan seksual berlawanan jenis).
Selain berbagai jenis kekerasan yang kerap dialami oleh teman-teman LGBTIQ,
(yang juga sudah dibahas pada Bab 2 bagian Kekerasan Berbasis Gender buku

ini ya) ada beberapa istilah lain yang


merupakan bentuk ketidak-terbukaan
beberapa orang terhadap keberagaman
seksual. Antara lain:
Homophobia adalah ketakutan yang
berlebihan terhadap homoseksual.
Menggambarkan perlakuan masyarakat
yang cenderung negatif terhadap
orang-orang yang memiliki orientasi
seksual diluar heteroseksual. Para
homophobia (yang biasa disebut
homophobic) biasanya menghindari,
membenci, berlaku tidak adil, dan juga
merasa takut tanpa alasan yang jelas
sehingga membuat orang yang dijauhi
tersebut menjadi tidak nyaman, serba
nggak enak, bahkan sampai depresi.
Selain orang-orang yang berorientasi
homo, orang-orang yang berorientasi
biseksual, dan transgender juga
terkadang termasuk dari orang-orang
yang terkena dampak dari perilaku
homophobic ini.
Heteroseksisme adalah sikap yang
menganggap semua orang berorientasi
hetero, menganggap bahwa hetero
atau ketertarikan terhadap lawan
jenis adalah satu-satunya orientasi
seksual yang benar, dapat diterima,
dan dianggap normal. Di Indonesia,
banyak orang-orang yang cenderung
heteroseksis karena budaya pernikahan
dan berkeluarga yang hanya menerima
heteroseksual sangat kuat, maka
banyak yang melihat keberagaman
seksual sebagai sebuah keanehan dan
hal yang abnormal. Heteroseksis erat
hubungannya dengan heteronormatif
yang membahas peran normatif dari
masing-masing gender yaitu hanya
sebatas laki-laki dan perempuan.

Keberagaman seksual
bukanlah penyakit atau
kelainan!

Tanggal 17 Mei 1990 merupakan


tanggal dimana World Health
Organization resmi menyatakan
bahwa homoseksualitas bukan
penyakit atau ganggun kejiwaan.
Maka setiap tanggal 17 mei, dunia
memperingati International Day
Against Homophobia atau yang
sering disingkat IDAHO. Munculnya
diskriminasi dan kekerasan terhadap
orang-orang yang memiliki
keberagaman seksual membuat
teman-teman LGBTIQ dan orangorang yang perhatian pada isu
tersebut gencar menuntut adanya
advokasi untuk mengakhiri masalah
ini lewat berbagai macam cara, salah
satunya adalah melalui peringatan
IDAHO setiap tahunnya.
Semenjak tahun 1993, Indonesia
juga sudah tidak lagi menganggap
homoseksualitas sebagai gangguan
jiwa. Hal ini sudah tertulis dalam
Pedoman Penggolongan dan
Diagnosis Gangguan Jiwa III yang
disusun oleh Direktorat Kesehatan
Jiwa Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Negara berkewajiban untuk
menjamin kesetaraan, keamanan,
serta kenyamanan hidup bagi siapa
saja, termasuk teman-teman LGBTIQ.
Seperti yang tertulis dalam Deklarasi
Universal Hak Asasi Manusia bahwa
setiap manusia memiliki hak yang
sama apapun orientasi seksual dan
identitas gendernya.

BAB 3
Hak Asasi Manusia, untuk semua!

Take
action
Ayo Klaim Hak-Hak Kesehatan Reproduksi dan Seksualitas
Kita!

Manusia adalah makhluk seksual. Kita mempunyai kebutuhan seksual dan


reproduksi, nafsu, fantasi, dan kebutuhan terkait ketubuhan lainnya. Hal
ini hanya bisa dicapai jika hak-hak kesehatan reproduksi dan seksualitas kita
terpenuhi dengan baik. Sexual and Reproductive Health and Rights (SRHR) dan
Comprehensive Sexuality Education adalah dua hal yang akan kita bahas disini
terkait pemenuhan hak-hak kesehatan dan reproduksi kita. Yuk kita gali lebih
dalam dua konsep itu!

Apa itu SRHR?

Secara rumusan, SRHR terdiri dari beberapa komponen, antara lain:


SRHR =
Sexual Health + Sexual Rights + Reproductive Health + Reproductive Rights

Sexual Health
(Kesehatan Seksual)

Pendekatan yang melihat bahwa


seksualitas manusia dan layanan
kesehatan ditujukan untuk
peningkatan kehidupan dan terkait
reproduksi, infeksi menular seksual,
serta kesehatan terkait dengan organ
reproduksi.

Sexual Rights (Hak seksual)


Hak dasar manusia yang sudah
tercantum dalam berbagai
kerangka humum (hukum nasional,
internasional, dan konsensus lainnya).
Hak-hak dasar manusia tersebut
secara umum dapat berupa: Bebas

dari tekanan, diskriminasi, kekerasan


untuk meningkatkan standar kesehatan
termasuk akses kesehatan, informasi
terkait seksualitas, pendidikan seks,
pilihan pasangan, menjadi aktif secara
seksual atau tidak, menikah, kapan
memutuskan mempunyai anak,
dan memiliki kehidupan seks yang
menyenangkan, sehat, dan memuaskan.

Reproductive health
(Kesehatan reproduksi)

Kondisi sejahtera baik scara fisik,


mental, dan sosial secara utuh. Tidak
sesempit hanya mengenai penjelasan
penyakit terkait sistem reproduksi,
fungsi, dan prosesnya.

Reproductive rights
(Hak reproduksi)

Seperangkat hak yang diakui oleh


hukum (nasional, internasional dan
konsensus lainnya). Mencakup hak
untuk memutuskan secara bebas
jumlah anak yg diinginkan bebas dari
diskriminasi, paksaan, kekerasan.

Jika kita runut lagi, kesehatan bukan


hanya masalah biologis seperti yang
kita bahas di bab pertama, namun juga
menyangkut masalah sosial seperti
yang kita bahas di bab kedua. Oleh
sebab itu, pendekatan hak diperlukan
untuk menjamin hak tersebut tercapai!

Ayo penuhi SRHR anak muda!

Pemenuhan SRHR atau Sexual and Reproductive Health and Rights atau
terjemahan Indonesia-nya Hak-Hak Kesehatan Reproduksi dan Seksualitas
adalah hal yang wajib. Anak muda memiliki berbagai masalah yang muncul
karena hak ini tidak dijamin oleh negara, terbukti dengan masih minimnya
pengetahuan anak muda terkait kesehatan reproduksi, apalagi mengenai
pemenuhan hak-hak yang sebenarnya mereka miliki. Selain itu, juga masih sedikit
program pemerintah yang mengangkat kesehatan reproduksi dan dikaitkan
dengan hak-hak seksualitas anak muda, membuat anak muda dapat tersesat pada
pengetahuan yang tidak komprehensif.
Sebenarnya apa saja sih masalahmasalah yang dihadapi generasi muda
terkait kesehatan reproduksi dan
seksualitas mereka? Ini dia:
- Tingginya angka HIV - AIDS di
kalangan anak muda
- Infeksi Menular Seksual
- Kehamilan yang tidak direncanakan
- Banyaknya informasi yang salah
mengenai seksualitas dari film porno
- Anak muda yang sudah aktif
berhubungan seksual namun tidak
aman
- Aborsi yang tidak aman

- Sulitnya akses layanan kesehatan


reproduksi dan seksual oleh anak
muda
- Kekerasan seksual
- Diskriminasi terhadap anak muda
LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual,
Transgender)
- Rendahnya kepercayaan dan
penerimaan diri anak muda
LGBT ((Lesbian, Gay, Bisexual,
Transgender)
Apakah kita mau diam saja dan
berpaling dari masalah ini? Kunci
dari berbagai masalah ini adalah anak
muda harus dijamin hak-haknya
melalui akses informasi yang benar dan
layanan kesehatan yang bersahabat!

Pendekatan Abstinence

Salah satu model pendidikan seksual


yang sudah dilakukan selama ini
adalah pendekatan abstinence
(pantang). Melalui pendidikan ini,
informasi mengenai pendidikan
seksual diberikan namun anak
muda tetap dilarang (pantang)
untuk melakukan hubungan seksual.
Kekurangan model ini adalah anak
muda tidak diberitahu hak reproduksi
dan seksual mereka dan cenderung
menilai negatif aktivitas seksual yang
dilakukan di luar pernikahan.

Pendekatan CSE
(Comprehensive Sexuality
Education)

Padahal jelas kan, semakin dilarang


anak muda dapat semakin tersesat!
Pendekatan yang tidak hanya pada
aspek kesehatan, namun juga hak yang
menyeluruh perlu untuk diberikan
kepada anak muda. Anak muda harus
diberikan informasi yang komprehensif
sehingga bisa membuat segala
keputusan mengenai tubuhnya sendiri
dengan penuh kesadaran dan tanggung

jawab. Oleh sebab itu, diperlukan


Pendidikan Seksual Komprehensif
(Comprehensive Sexuality Education)
Tetapi jika melihat dari pendekatan
Abstinence diatas, segala hal terkait
seksualitas dan kesehatan reproduksi
dilihat secara negatif. Pendekatan
abstinence seharusnya diubah menjadi
pendekatan yang lebih efektif,
berdasarkan pada pemenuhan Hak-hak
seksualitas dan Kesehatan Reproduksi
atau SRHR, agar anak muda
mengetahui pengetahuan seksualitas
secara menyeluruh, tidak hanya dari
segi kesehatan saja, tapi juga dari aspek
pemenuhan hak-hak yang sebenarnya
mereka miliki. Makanya, dibutuhkan
pendekatan CSE (Comprehensive
Sexuality Education) yang tentunya
ramah terhadap remaja!
Berbicara mengenai SRHR dan CSE,
pasti penasaran dengan seluk beluk
seputar 2 hal tersebut kan? Ingin tahu
apa saja sebenarnya hak reproduksi dan
kesehatan seksual yang dimiliki anak
muda? Yuk kita bahas satu per satu!

Asal mula SRHR

Konsep SRHR dirumuskan pada ICPD Kairo 1994. ICPD (International


Conference on Population and Development) bisa dianggap sebagai salah satu
konferensi yang sukses dan menjadi pedoman orang-orang di seluruh dunia
yang bergerak di bidang SRHR untuk merumuskan kebijakan terkait kesehatan
reproduksi dan seksualitas dengan komprehensif.
Konferensi yang dihadiri individu dan lembaga dari berbagai sektor ini
menghasilkan pedoman mengenai Comprehensive Sexuality Education /
CSE yang dirumuskan dalam tujuh elemen dalam pendidikan seksual yang
komprehensif, mencakup:

1. Gender
Adalah konsep jenis kelamin
sosial yang ada dalam masyarakat,
seperti yang sudah dijelaskan di bab
sebelumnya, penting untuk mengetahui
konsep peran gender yang berlaku,
termasuk bagaimana konsep ini jauh
lebih banyak merugikan perempuan.
2. SRH / Sexual and Reproductive
Health dan HIV
Penting untuk memahami kesehatan
reproduksi dan seksual dan
hubungannya dengan HIV-AIDS.
Dalam elemen ini pembahasan
mencakup pemahaman mengenai
IMS dan HIV, termasuk bagaimana
mencegahnya dan bagaimana hidup
dengan HIV-AIDS. Informasi yang
lengkap mengenai siklus tubuh:
pubertas, menstruasi, kehamilan dan
juga kontrasepsi yang tersedia.

3. Sexual Citizenship Rights
Pengetahuan mengenai Hak Asasi
Manusia dan kebijakan, hukum, dan
struktur yang berlaku nasional di
masing-masing negara, informasi
mengenai akses informasi dan
layanan yang tersedia dan bagaimana
mendapatkannya, partisipasi dalam
penyusunan, pelaksaan, hingga evaluasi
kebijakan yang berlaku. Bagaimana
mendapatkan perlindungan atas
pilihan yang sudah dipilih, termasuk
hak untuk kapan melakukan hubungan
seksual, aktif secara seksual, maupun
pasif secara seksual.

4. Pleasure
Aktivitas seksual dilakukan manusia
karena menyenangkan! Jika hal
ini menyenangkan, mengapa kita
melihatnya sebagai hal yang negatif?
Pleasure juga tidak hanya terbatas
pada aktivitas seksual, namun juga
sebagai bagian dari kehidupan manusia
yang mencakup biologis dan emosi
manusia: respon seksual, masturbasi,
cinta, nafsu, hubungan, komunikasi
interpersonal, keberagaman seksual,
pengalaman seksual pertama.
5. Kekerasan
Kekerasan terkait erat dengan
seksualitas dan kesehatan reproduksi.
Oleh sebab itu penting untuk
mengetahui beragam tipe kekerasan
dan bagaimana mereka muncul.
Termasuk di dalamnya hukum dan
perlindungan hak dari kekerasan,
dukungan yang tersedia bagi korban,
mitos kekerasan, pencegahan, teknik
melindungi diri dari kekerasan,
dinamika korban dan pelaku.
6. Keberagaman
Manusia sangatlah beragam. Mulai
dari keyakinan, kebudayaan, tingkat
pendidikan, etnis, status sosial
ekonomi, status difabilitas, status HIV,
orientasi seksual, identitas gender.
Oleh sebab itu penting untuk melihat
keberagaman sebagai hal yang positif.
Penting juga untuk mengenali berbagai
macam diskriminasi, dampaknya,
dan bagaimana mencegah dan

menanganinya. Keberagaman bukan


hanya toleransi, namun harus lebih
dari itu yakni perayaan keberagaman.
7. Hubungan
Penting untuk mengetahui berbagai
tipe hubungan seperti keluarga, teman,
pasangan seksual, pasangan romantis,

dsb. Berbagai jenis emosi, keintiman


(emosional dan fisik), hak dan
kewajiban, dinamika dalam hubungan,
dan membentuk hubungan yang sehat
serta menghilangkan hubungan yang
tidak sehat atau penuh pemaksaan
(koersif).

Apa saja hak-hak

REPRODUKSI
DAN SEKSUAL
kita?
Sebelum berlanjut, perlu kita bedakan secara jelas antara hak reproduksi dan hak
seksual. secara kasat mata hal ini terlihat sama, namun ada beda yang jelas.
Hak seksual lebih mencakup seksualitas, orientasi seksual, dentitas gender,
perilaku seksual, dan kesehatan seksual
Hak reproduksi lebih mencakup kesuburan, reproduksi, kesehatan reproduksi,
dan keluarga.

Hak
Hak Seksual
1. Hak atas kesetaraan.

Mencakup hak untuk menikmati dan menjalankan hak yang dimiliki, termasuk
hak seksual.
Perlindungan hukum dari segala bentuk diskriminasi tanpa membedakan
gender, jenis kelamin, orientasi seksual, status HIV, dan identitas lainnya.
Penghapusan hukum, kebijakan, praktik, dan perilaku yang memperkuat
stereotype dan konsep yang salah yang meyakini bahwa gender atau jenis
kelamin tertentu lebih baik dari yang lain.
Penghapusan segala bentuk diskriminasi berbasis gender yang menimpa anak
muda
Kebijakan, hukum, dan layanan yang sensitif gender.
Penghapusan keterlibatan orang tua maupun pasangan yang membuat anak
muda tidak bisa mengakses layanan kesehatan reproduksi dan seksual.

2. Hak atas partisipasi

Melibatkan anak muda secara bermakna dalam perencanaan, implementasi,


dan evaluasi dari semua program dan kebijakan terkait layanan atas hak dan
kesehatan seksual.
Membangun kepemimpinan anak muda dalam aktivisme hak-hak seksual dan
reproduksi di tingkat lokal, nasional, regional, maupun global.
Melibatkan anak muda dalam menentukan cara yang terbaik bagi mereka untuk
berpartisipasi dalam pembuatan kebijakan di tingkat komunitas, nasional,
regional, dan internasional.
Adanya komitmen dari orang dewasa dan komunitas untuk membangun
kemitraan yang setara dengan anak muda dan mendukung peningkatan
kapasitas anak muda sehingga bisa berpartisipasi dengan penuh makna.

3. Hak atas hidup dan bebas dari hal yang membahayakan


Perlindungan dari kekerasan seksual, eksploitasi seksual, pelecehan seksual, dan
perdagangan manusia.
Jaminan perlindungan dari bully yang terjadi di sekolah hingga komunitas.
Mencabut ancaman kriminal terhadap perempuan maupun tenaga kesehatan
yang melakukan aborsi.
Penghapusan prosedur medis yang dipaksakan terhadap perempuan, termasuk
sterilisasi (tubektomi), aborsi yang dipaksakan khususnya perempuan ODHA
(Orang dengan HIV-AIDS) dan difabel.
Penghapusan tradisi yang merugikan perempuan seperti sunat perempuan dan
pernikahan yang dipaksakan.
Penghapusan hukum yang menyertakan pelibatan orang tua, wali, maupun
pasangan sehingga anak muda bisa mengakses layanan kontrasepsi, tes HIV,
penghentian kehamilan dan layanan kesehatan seksual lainnya dengan bebas.

4. Hak atas privasi

Kerahasiaan atas layanan kesehatan seksual dan reproduksi. Jadi, setiap kali kita
mengakses layanan, tidak ada orang lain yang boleh tahu tanpa sepengetahuan
kita.
Kerahasiaan atas perilaku seksual, orientasi seksual, status HIV, penggunaan
kontrasepsi, termasuk riwayat Infeksi Menular Seksual (IMS), kehamilan, dan
aborsi.
Kerahasiaan atas proses komunikasi yang sudah dilakukan seperti surat, diari,
maupun e-mail.
Orang tua, keluarga, pasangan, dan orang lain tidak berhak mengetahui
informasi kesehatan seksual tanpa seijin kita.

5. Hak atas otonomi personal dan diakui sebagai individu


di hadapan hukum

Pengakuan, perlindungan, dan pemenuhan hak-hak hukum anak muda tanpa


membedakan umur, gender, maupun orientasi seksual.
Kekebasan untuk mengeksplorasi seksualitas dengan cara yang aman dan
menyenangkan terlepas dari orientasi seksual dan identitas gender.
Perayaan atas keberagaman di dalam masyarakat.
Pemberdayaan ketika memutuskan dengan bebas kapan, dengan siapa, dan
bagaimana melakukan hubungan seksual.
Memastikan bahwa anak muda yang tinggal di penjara, tahanan, institusi
tertentu, atau daerah konflik tidak mengalami kekerasan.
Penghapusan segala bentuk tindakan medis yang dipaksakan, seperti vasektomi
dan tubektomi, maupun terapi hormon.
Akses terhadap informasi sehingga anak muda bisa sadar akan hak asasinya.

6. Hak untuk berpikir dan bebas berekspresi

Akses terhadap pendidikan seksual komprehensif dan informasi yang akurat


mengenai seksualitas dan kesehatan reproduksi.
Akses untuk membentuk, bergabung, memimpin, atau berpartisipasi dalam
kelompok untuk mengekspresikan pikiran, gagasan, opini, dan hasrat mengenai
seksualitas, gender, dan hak seksual di dalam sebuah lingkungan dimana semua
hak anak muda dan kebebasannya bisa terwujud.
Partisipasi yang bermakna dalam proses publik, termasuk pembuatan kebijakan
terkait dengan hak seksual dan seksualitas.
Memastikan anak muda bisa berekspresi sesuai dengan identitas yang mereka
anggap nyaman.
Memfasilitasi kemampuan anak muda untuk mengekspresikan seksualitas dan
identitas gendernya dalam cara yang positif dan sehat.
Kebebasan untuk menunjukkan kasih sayang di publik bersama pasangan tanpa
adanya ancaman kekerasan.

7. Hak atas kesehatan

Akses terhadap layanan kesehatan reproduksi dan seksual yang lengkap yang
bisa memenuhi kebutuhan anak muda yang sangat luas.
Pendidikan, pengetahuan, dan kemampuan yang memungkinkan anak
muda untuk mempraktikkan hubungan seksual yang aman dan menghindari
kehamilan yang tidak direncanakan, IMS, dan HIV.
Partisipasi anak muda dalam merancang kebijakan, program, hukum, dan
layanan kesehatan publik di komunitas dan negara mereka masing-masing.
Penghapusan hukum yang mensyaratkan perlunya perijinan orang tua, wali,

maupun pasangan yang bisa berakibat sulitnya anak muda dalam mengakses
layanan kesehatan reproduksi dan seksual.
Dibukanya akses bagi perempuan untuk menghentikan kehamilan yang tidak
direncanakan.
Adanya akses terhadap berbagai jenis kontrasepsi.

8. Hak untuk tahu dan belajar

Akses terhadap pendidikan seksual komprehensif untuk anak muda termasuk


yang tidak sekolah.
Akses terhadap pendidikan ditujukan untuk menghilangkan stigma,
diskriminasi, dan segala bentuk kekerasan.
Keterlibatan anak muda dalam perencanaan, pengembangan, dan evaluasi
program pendidikan seksual komprehensif dan kebijakan terkait seksualitas.
Akses penuh terhadap pendidikan bagi perempuan.
Pengembangan skill untuk membangun hubungan yang kuat, setara, dan sehat.
Memastikan anak muda bisa mengenyam pendidikan hingga selesai, khususnya
mereka yang hamil, sudah menjadi orang tua, dan ODHA.
Mengembangkan pendidikan seksual yang tidak hanya berfokus pada aspek
biologis, namun juga sosial seperti seksualitas.
Meninggalkan metode pendidikan yang berlandaskan abstinence dan
melangkah maju dengan pendidikan seksual yang komprehensif.

Hak-Hak
Reproduksi
1. Hak atas informasi dan pendidikan:

Hak atas akses terhadap pendidikan dan informasi yang akurat terkait kesehatan
reproduksi dan seksual, bebas dari stereotip, dan diberikan dalam konteks yang
objektif, kritis, dan plural.
Hak untuk pendidikan yang memadai dan informasi yang mampu mendukung
setiap keputusan yang mereka buat terkait dengan kehidupan seksual dan
reproduksi mereka dan dibuat dengan persetujuan penuh dan bebas.
Hak untuk informasi yang lengkap terkait dengan berbagai metode kontrasepsi,
mencakup efektivitas, resiko, dan pencegahan kehamilan yang tidak
direncanakan.

2. Hak atas pelayanan dan perlindungan:

Hak atas layanan kesehatan dengan kualitas yang terbaik termasuk kesehatan
reproduksi dan seksual.
Hak atas layanan kesehatan yang komprehensif termasuk akses ke semua
metode kontrasepsi termasuk penghentian kehamilan yang tidak direncanakan,
diagnosa, dan perawatan kemandulan dan IMS, termasuk HIV-AIDS.
Hak atas perlindungan dari praktek-praktek tradisional yang membahayakan
khususnya bagi perempuan dan anak-anak. Contoh: sunat perempuan.
Hak atas kehamilan dan konseling yang memberdayakan dan mampu membuat
keputusan sendiri berdasarkan informasi yang disajikan.
Hak atas layanan kesehatan seksual dan reproduksi sebagai bagian dari
perawatan kesehatan yang komprehensif, mudah diakses baik secara finansial
maupun geografis, pribadi dan rahasia, dan memperhatikan martabat dan
kenyamanan orang tersebut.
Hak bagi perempuan untuk mendapatkan layanan terkait kehamilan, persalinan
dan pasca-persalinan mencakup gizi yang memadai selama kehamilan dan
menyusui.
Hak atas perlindungan kesehatan dan keselamatan di lingkungan kerja,
termasuk perlindungan alat reproduksi.
Semua perempuan yang bekerja memiliki hak untuk mendapat upah saat cuti
melahirkan dengan manfaat jaminan sosial yang memadai.

3. Hak atas kebebasan berpikir

Hak atas kebebasan berpikir dan berbicara terkait dengan kehidupan seksual
dan reproduksi.
Hak atas perlindungan dari pembatasan berdasarkan pemikiran dan beragama
terhadap akses atas pendidikan dan informasi yang berhubungan dengan
kesehatan seksual dan reproduksi.
Hak untuk bebas dari penafsiran teks agama, kepercayaan, filosofi, dan tradisi
yang membatasi untuk mengakses layanan kesehatan seksual dan reproduksi.

4. Hak untuk menentukan jumlah anak dan jarak kelahiran


Semua perempuan memiliki hak atas informasi, pendidikan, dan layanan untuk
perlindungan kesehatan reproduksi, aborsi yang aman, persalinan yang aman,
yang mudah diakses, terjangkau, bisa diterima, dan nyaman buat semua orang.
Hak atas akses kontrasepsi yang aman, efektif, dan mudah diterima.
Hak atas kebebasan untuk memilih dan menggunakan metode kontrasepsi yang
aman untuk mencegah kehamilan yang tidak direncanakan.

5. Hak untuk hidup (hak untuk dilindungi dari kematian


karena kehamilan dan proses melahirkan):

Perempuan berhak hidup bebas dari risiko yang diakibatkan oleh kehamilan.
Anak anak berhak hidup bebas dari risiko, terutama karena identitas gendernya.
Tidak boleh ada orang yang hidupnya beresiko atau berbahaya karena alasan
kurangnya akses ke pelayanan kesehatan dan / atau informasi, konseling atau
layanan yang terkait dengan kesehatan seksual dan reproduksi.

6. Hak atas kebebasan dan keamanan:

Hak untuk bebas menikmati dan mengendalikan kehidupan seksual dan


reproduksi dengan juga menghargai hak orang lain.
Hak untuk bebas dari intervensi medis terkait kesehatan seksual dan reproduksi
dengan persetujuan secara penuh, bebas, dan berdasarkan informasi.
Perempuan memiliki hak untuk bebas dari segala bentuk sunat perempuan.
Hak untuk bebas dari pelecehan seksual.
Hak untuk bebas dari rasa takut dari luar, malu, bersalah, keyakinan yang
berdasarkan mitos, dan faktor psikologis lain yang menghambat respon seksual
atau merusak kondisi kehidupan seksual.
Hak untuk bebas dari kehamilan, sterilisasi, dan aborsi yang dipaksakan.

7. Hak untuk bebas dari penganiayaan dan perlakuan


buruk:

Anak-anak memiliki hak perlindungan dari semua bentuk eksploitasi khususnya


eksploitasi seksual, prostitusi anak, dan semua bentuk penyiksaan, penyerangan,
dan pelecehan seksual, termasuk perlingdungan dari pemaksaan bagi anak
untuk terlibat dalam aktivitas seksual yang melanggar hukum, eksploitatif atau
penggunaan anak dalam materi pornografi.
Tidak seorang pun harus tunduk pada percobaan medis atau percobaan terkait
metode seksualitas atau pengaturan kesuburan atau teknik lainnya tanpa
persetujuan yang penuh, bebas dan berdasarkan informasi.
Perempuan memiliki hak atas perlindungan dari perdagangan manusia atau
eksploitasi dalam prostitusi.
Hak untuk dilindungi dari kekerasan dan perlakuan yang merendahkan
martabat terkait seksualitas dan kesehatan reproduksi, terutama selama masa
konflik bersenjata.
Hak atas perlindungan dari perkosaan, kekerasan seksual, penyiksaan seksual
dan pelecehan seksual.

8. Hak untuk mendapatkan manfaat dari kemajuan ilmu


pengetahuan:

Semua orang harus dapat merasakan manfaat dan akses ke teknologi layanan
reproduksi yang tersedia termasuk yang berkaitan dengan kemandulan,
kontrasepsi dan aborsi, di mana setiap tindakan pembatasa terhadap akses ke
teknologi tersebut akan membahayakan kesehatan.
Hak atas perlindungan dan informasi dari setiap efek yang membahayakan
kesehatan dari teknologi layanan kesehatan reproduksi
Pengguna layanan kesehatan seksual dan reproduksi memiliki hak untuk
mengakses semua teknologi reproduksi yang aman dan dapat diterima.

9. Hak atas kerahasiaan pribadi:

Semua layanan kesehatan seksual dan reproduksi, termasuk informasi dan


konseling, harus menyediakan klien dengan privasi dan memastikan bahwa
informasi personal yang diberikan terjaga kerahasiaannya.
Perempuan memiliki hak untuk memilih pilihan reproduksi dengan bebas
termasuk pilihan yang berkaitan dengan aborsi yang aman.
Semua orang memiliki hak untuk mengekspresikan orientasi seksual mereka
untuk mendukung kehidupan seksual yang aman dan memuaskan, namun tetap
menghargai hak orang lain, tanpa takut penganiayaan, atau penolakan kebebasan
atau gangguan sosial.
Semua layanan perawatan kesehatan seksual dan reproduksi, termasuk informasi
dan layanan konseling, yang diberikan harus tersedia untuk semua individu dan
pasangan, terutama anak muda, berdasarkan penghormatan terhadap hak-hak
mereka atas privasi dan kerahasiaan.

10. Hak membangun dan merencanakan keluarga:

Hak atas perlindungan terhadap pemaksaan untuk menikah tanpa persetujuan


yang penuh, bebas dan berdasarkan informasi dari orang yang bersangkutan.
Hak atas akses ke layanan kesehatan reproduksi termasuk mereka yang
mengalami kemandulan, atau yang kesuburannya terancam karena infeksi
menular seksual.
Hak untuk membangun dan merencanakan keluarga tidak terbatas pada
perempuan dan laki-laki, namun juga antara perempuan dan perempuan dan
laki-laki dan laki-laki.

11. Hak atas kebebasan berkumpul dan berpartisipasi


dalam politik:

Hak untuk berkumpul dan membentuk jaringan dalam isu SRHR.


Hak untuk membentuk sebuah kelompok atau grup yang bertujuan untuk

mempromosikan SRHR.
Hak untuk berusaha mempengaruhi pemerintah untuk menjadikan SRHR
sebagai prioritas pembangunan.

12. Hak untuk bebas dari segala bentuk diskriminasi


dalam berkeluarga dan reproduksi:

Tidak ada orang yang bisa didiskriminasikan terkait kehidupan seksual dan
reproduksinya, dalam mengakses layanan kesehatan berdasarkan ras, warna
kulit, jenis kelamin atau orientasi seksual, status perkawinan, posisi dalam
keluarga, usia, bahasa, agama, keyakinan politik atau lainnya, kebangsaan,
kekayaan, kelahiran atau status lainnya.
Hak atas akses yang sama untuk pendidikan dan informasi untuk menjamin
kesehatan dan kesejahteraan, termasuk akses ke informasi, saran dan layanan
yang berkaitan dengan SRHR, terlepas dari ras, warna kulit, kemiskinan, jenis
kelamin, orientasi seksual, status pernikahan, posisi keluarga, umur, bahasa,
agama, politik atau pendapat lain, kebangsaan, kekayaan, kelahiran atau status
lainnya.
Perempuan dan anak-anak perempuan memiliki hak untuk nutrisi yang sesuai
dan perawatan sepanjang hidup, dan bebas dari prasangka, adat dan semua
praktek-praktek yang didasarkan pada gagasan inferioritas atau peran yang
menjadi stereotip bagi laki-laki dan perempuan.
Tidak ada perempuan yang bisa didiskriminasi dalam mengakses pendidikan,
informasi dan / atau layanan terkait baik untuk pembangunan, atau untuk
pemenuhan SRHR dirinya termasuk akses pelayanan pengaturan kesuburan,
dengan alasan bahwa persetujuan orang lain diperlukan.
Tidak ada orang yang bisa dipaksa untuk mengikuti program pelayanan
kesehatan seksual atau reproduksi yang memiliki efek diskriminasi terhadap
kelompok penduduk tertentu.
Hak atas perlindungan dari segala bentuk kekerasan yang berbasis ras, warna
kulit, jenis kelamin, seks, bahasa, agama, keyakinan politik, asal-usul kebangsaan
atau sosial, kekayaan, kelahiran atau status lainnya.
Perempuan berhak atas perlindungan dari diskriminasi dalam lingkungan sosial,
domestik atau pekerjaan terkait dengan alasan kehamilan atau masalah
perempuan lainnya.
Tidak ada orang yang bisa didiskriminasi dalam mengakses informasi,
pelayanan kesehatan, atau layanan yang terkait dengan kesehatan seksual dan
reproduksi, hak dan kebutuhan, sepanjang hidup mereka, berdasar gender,
usia, orientasi seksual atau status difabilitas.

Comprehensive
Sexuality Education

is a MUST!
Pendidikan seksual komprehensif
adalah hal yang wajib dipenuhi.
Berdasarkan penjelasan sebelumnya,
jelas pendidikan seksual komprehensif
adalah solusi atas berbagai
permasalahan anak muda. Namun,
banyak pula yang beranggapan bahwa
pendidikan seksual komprehensif
memiliki banyak hal negatif.
Berikut akan kita bahas 7 (tujuh) mitos
atau anggapan negatif mengenai CSE.
Apakah benar?

1. Pendidikan seksual
komprehensif mendorong
anak muda melakukan
hubungan seksual.

Penelitian yang sudah ada


menunjukkan dengan jelas bahwa
pendidikan seksual, jarang sekali
mendorong untuk melakukan
hubungan seksual. pendidikan seksual
justru mendorong anak muda untuk
menunda hubungan seksual dan
memiliki perilaku seksual yang lebih
bertangungjawab.

2. Pendidikan seksual
komprehensif tidak baik
untuk anak-anak

Pendidikan seksual komprehensif


diberikan secara bertahap dan sesuai
dengan usia anak. Pendidikan seksual
komprehensif juga tidak hanya seputar
tentang hubungan seksual, namun

juga berbagai macam tipe hubungan.


Sehingga anak-anak mengetahui
berbagai tipe hubungan sebelum
mereka bertindak sesuai dengan
seksualitas mereka dan juga agar
mereka memahami tubuh, hubungan,
dan perasaan dari sedini mungkin.
Pendidikan seksual mengajarkan
dasar-dasar seperti bagian tubuh,
pemahaman sistem reproduksi
manusia, mengenal berbagai macam
hubungan interpersonal dan keluarga,
pemahaman mengenai keselamatan
dan membangun kepercayaan diri.
Pengetahuan ini dibangun secara
bertahap dan sesuai dengan usia dan
perkembangan anak.

3. Pendidikan seksual
komprehensif membuat
anak-anak menjadi dewasa
sebelum waktunya

Mendapatkan informasi yang akurat,


sesuai dengan usia, tidak menghakimi,
dan lengkap adalah hak setiap orang.
Jika pengetahuan mengenai kesehatan
reproduksi dan seksualitas tidak
ada, anak muda akan mendapatkan
informasi yang berbeda dan terkadang
menyesatkan dari sebaya, media, dan
sumber lainnya. Pendidikan seksual
yang baik akan mengimbangi informasi
yang salah melalui pemberian
informasi yang tepat dan menekankan
pada nilai-nilai dan hubungan.

4. Pendidikan seksual
adalah tugas orang tua saja
Pendidikan seksual yang baik
menyadari pentingnya peran dari

orang tua dan keluarga sebagai


sumber informasi dan dukungan
dalam membentuk pemahaman yang
sehat mengenai seksualitas. Namun
pemerintah tetap mempunyai peran
melalui kementrian pendidikan,
sekolah, dan pengajar untuk
mendukung dan melengkapi peran
orang tua dengan menyediakan
lingkungan yang aman dan suportif
dan juga materi yang berkualitas
di dalam pendidikan seksual
komprehensif.

5. Pendidikan seksual
bertentangan dengan
kebudayaan, agama, dan
kepercayaan

Pendidikan seksual komprehensif


menyesuaikan dengan kebutuhan dan
konteks budaya setempat. Pihak yang
terlibat, seperti tokoh masyarakat
dan pemimpin keagamaan harus
dilibatkan dalam pengembangan
materi pendidikan seksual
komprehensif. Namun, pendidikan
seksual komprehensif harus mengubah
norma dan praktik kebudayaan yang
bertentangan dengan Hak Asasi
Manusia khususnya yang merugikan
kelompok perempuan.

6. Pendidikan seksual sudah


ada dalam pelajaran biologi
Pengetahuan yang didapat dalam
pelajaran biologi sangat terbatas dan
hanya seputar organ. Pelajaran biologi
belum mencakup seksualitas manusia,
gender, dan berbagai jenis hubungan.

7. Pendidikan seksual
komprehensif harus
mendukung nilai yang
sudah ada

Pendidikan Seksual Komprehensif


menggunakan pendekatan yang
berbasis hak dan menghargai nilai-nilai
seperti penghormatan, penerimaan,
toleransi, kesetaraan, empati, dan
saling mendukung yang sudah ada di
Hak Asasi Manusia.

What can YOU do

to support CSE?
Siapa bilang Pendidikan Seksual Komprehensif adalah tugas para pekerja
kesehatan? KAMU juga bisa jadi bagian dari agen perubahan pendukung CSE ini!
Apa saja langkah yang bisa kita lakukan?

Mulai dari diri sendiri:

Selalu membekali diri dengan


pengetahuan yang lengkap dan terkini
mengenai SRHR
Berpartisipasi dan terlibat dalam
workshop, seminar, dan diskusi
terkait SRHR
Melakukan penelitian mengenai
SRHR anak muda di komunitas
kamu. Bisa dengan mulai membaca
berbagai literatur, survey, wawancara,
dan berbagai pendekatan penelitian
lainnya.
Berpartisipasi dalam konferensi
maupun kegiatan yang terkait dengan
SRHR.
Buat pemetaan! Petakan berbagai
macam organisasi, LSM, lembaga
pemerintah, komunitas, maupun
individu yang bekerja di bidang SRHR.

Komunitas

Buat jaringan anak muda yang


bergerak di bidang SRHR di
komunitasmu!
Menjadi pendidik sebaya untuk
meningkatkan kesadaran dan
pengetahuan anak muda mengenai
SRHR
Bergabung menjadi relawan di LSM
yang mengadvokasi SRHR seperti
Yayasan Jurnal Perempuan.
Berikan penyuluhan SRHR ke

komunitas anak muda yang sulit


terjangkau: anak jalanan, anak muda
dengan HIV.
Membuat kegiatan yang melibatkan
orang tua, guru, pemimpin
agama, tokoh masyarakat untuk
mendiskusikan pentingnya SRHR.
Ajak kerjasama seniman dan
musisi untuk membuat karya yang
mengangkat isu SRHR!
Membuat materi informasi mengenai
SRHR, bisa dalam bentuk blog,
facebook, maupun twitter!

Advokasi untuk pendidikan


seksual komprehensif (CSE)
Bergabung dengan komunitas yang
bekerja di bidang SRHR di sekitar
tempat tinggal kamu dan kerjasama
dengan anak muda lainnya.
Kembangkan modul pendidikan
seksual komprehensif versi kamu
beserta komunitas kamu.
Dialog dan ajak kerjasama
pemerintah lokal kamu, khususnya
kementrian pendidikan dan dinas
pendidikan untuk membuat disain
pendidikan seksual komprehensif.
Latih dan dukung guru dan sekolah
yang mulai memasukkan pendidikan
seksual komprehensif ke dalam
kurikulum.

Advokasi untuk layanan


kesehatan reproduksi dan
seksual yang ramah anak
muda

Melakukan pemetaan klinik,


rumah sakit, atau penyedia layanan
kesehatan yang ramah terhadap anak
muda, khususnya anak muda ODHA,
difabel, yang tidak menikah, pekerja
seks, LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual,
Transgender).
Jalin kerjasama dengan bidan, tenaga
kesehatan, dokter yang ramah anak
muda dan tidak men-judge apapun
pilihan anak muda atas tubuh dan
hidupnya.

Advokasi tingkat nasional


dan lokal

Advokasi untuk memasukkan CSE ke


dalam kurikulum sekolah.
Membuat kampanye untuk
meningkatkan kesadaran publik
tentang pentingnya SRHR.
Tulis surat atau petisi kepada anggota
parlemen terpilih di tempat tinggal
kamu akan pentingnya SRHR anak
muda.
Analisa undang-undang dan hukum
internasional yang sudah disetujui
oleh negara dan tagih komitmen
mereka untuk memenuhinya.
Buat penelitian mengenai dampak
peraturan baik yang mendukung
maupun bertentangan dengan
SRHR dan jadikan ini sebagai bahan
advokasi.

BEHIND THE SCENES


Say Hello! to Our Body

BEHIN
D
SCENTEHE
S

Say Hello! to Our Body adalah


buku yang diterbitkan oleh Yayasan
Jurnal Perempuan bekerjasama
dengan The Asian-Pacific Resource
and Research Centre for Women
(ARROW). Proses penulisan dimulai
dari Pelatihan Seksualitas Anak
Muda yang dilaksanakan di Ciherang,
Bogor, pada 29 Juni 1 Juli 2011 lalu.
Diikuti oleh 11 anak muda yang berasal
dari wilayah Jabodetabek, pelatihan
ini difokuskan untuk memberikan
pengetahuan mengenai Pendidikan
Seksual Komprehensif, mulai dari
pemahaman dasar mengenai Gender,

Hak-Hak reproduksi dan seksual,


hingga Infeksi Menular Seksual
dan HIV-AIDS. Setelah selesai
mengikuti kegiatan tersebut, 11 orang
peserta menyusun buku ini secara
bersama-sama, dengan harapan
agar pengetahuan yang didapat bisa
disampaikan kepada anak muda di
Indonesia dengan bahasa anak muda.
Selain itu, proses pembuatan buku ini
pun adalah langkah untuk mendukung
partisipasi aktif anak muda untuk
dan penerapkan Pendidikan Seksual
Komprehensif ke dalam kurikulum
pendidikan di Indonesia.

Do you want to know who


are the persons behind this
book? Here they are:

Penanggung Jawab:
Mariana Amiruddin
Project Officer:
Nisrina Nadhifah
Tim Produksi:
Farhanah, Kurnia Wijiastuti,
Shintya Felicitas
Editor:
Ryan Fajar Febrianto, Nisrina
Nadhifah, Rinaldi Ridwan
Penulis:
Adi Ahdiat, Amalia Sekarjati,
Amira Ruzuar, Antonia Ristya,
Hatika Al-Safa, Joeliana, Kurnia
Wijiastuti, Lydia Natasha, Rae
Hutapea, Shabrina Wulan, Shintya
Felicitas.
Desain & Ilustrasi:
Yanuarudin Mukhlis
Penerjemah:
Shabrina Wulan

THE TEAM

1. Ninies

Nama
: Nisrina Nadhifah Rahman
Panggilan: Ninies
Twitter : @niniesrina
Facebook : Niesrina Ninies Nadhifah
Tumblr : http://niniesrina.tumblr.
com
Ninies, 17 tahun. Terperangkap jadi
asisten program anak muda di Yayasan
Jurnal Perempuan sekaligus penulis
di majalah Change selama 2 tahun
belakangan. Sempat jadi redaktur
di Peace Generation Mizan, menulis
sebuah cerpen seksualitas di Berbeda
& Berwarna, sempet coret-coret di
Youthspeak The Jakarta Post, majalah
online anak muda global Youth
Change Global youthchangeglobal.
wordpress.com, dan tentunya di
website global-changemakers.net.
Wakil Indonesia buat Global
Changemakers Youth Summit 2010 di
London UK dan jadi Fasilitator untuk
acara yang sama di 2011, oleh British
Council. Media & Communication
crew-nya Youth Desk UNESCO

Indonesia. Sampai 2013 menjalani


aktivitas sebagai Youth Advisor UNFPA
Indonesia. Terpilih jadi Kartini Muda
Indonesia 2011 versi salah satu
perusahaan otomotif, dan pemercaya
bahwa hidup adalah never ending
learning process yang harus dinikmati,
percaya juga bahwa hidup bukan panjat
pinang yang harus keatas dengan
menginjak orang dibawah.
Seni, teater, film, buku, musik, Tumblr,
kopi, pisang, dan pantai adalah hal
yang gak ada matinya buat Ninies
omongin. Hak Asasi Manusia,
Pluralisme, Gender, dan Seksualitas?
Tentunya dong!

2. Inal

Name
: Rinaldi Ridwan
Panggilan : Inal
Twitter : @inalisme
E-mail
: rinaldiridwan@gmail.com
Rinaldi, biasa disapa Inal, saat ini
bergabung dengan IPPF ESEAOR

untuk mengikuti program Youth


Leadership untuk membangun
jaringan anak muda dalam bidang
kesehatan reproduksi dan seksualitas
di Asia Tenggara, Timur, dan Oseania.
Sebelum itu, Rinaldi bekerja di Yayasan
Jurnal Perempuan sebagai Koordinator
Program Anak Muda sejak 2008.
Pada awal 2011, Rinaldi dan beberapa
temannya membentuk Youth Network
di Jakarta, yakni sebuah jaringan
aktivis anak muda yang datang dari
berbagai latar belakang aktivisme
untuk berdiskusi dan berbagi. Selain
itu, Rinaldi juga merupakan relawan
dari Sahabat Perempuan, sebuah
jaringan yang dibentuk oleh Women
on Web yang bergerak di bidang
penanggulangan Kehamilan yang
Tidak Direncanakan (KTD) di area
Jakarta. Rinaldi juga dapat ditemukan
di twitternya @TabuSeksualitas dan
tabuseksualitas.tumblr.com dimana ia
dan rekannya menyebarkan informasi
mengenai Sexual and Reproductive
Health and Rights (SRHR).

3. Fani

Name
: Farhanah
Panggilan : Fani
Twitter : @farhanahaha
Facebook : Farhanah Faridz
Tumblr : http://koropakotak.tumblr.
com
Farhanah, biasa dipanggil Fani sejak
bayi (bukan Fanny ataupun Fanie).
Penyuka kopi susu ini aktif menulis
di Change sejak tahun 2009 dan
menjadi redaktur pelaksana setahun
belakangan. Merasa bangga dan senang
bisa menjadi bagian dari Change dan
belajar hal yang nggak bisa terhitung
harganya. Anak ke-4 dari 4 bersaudara
ini lulus dari jurusan Ilmu Komunikasi
Universitas Indonesia pada tahun
2010 dengan peminatan jurnalistik.
Memiliki minat terhadap bidang
media sejak suka ikut-ikut membaca
koran milik ayahnya dan majalah
milik kakaknya. Suka sekali membaca
buku, walaupun dari dulu jarang
banget dibeliin buku, maka jadilah ia
peminjam setia buku teman-temannya
selama sekolah. Selain itu, ia juga suka
sekali menulis, baik di sela-sela catatan
pelajaran, buku harian super rahasia,
sampai akhirnya berani menulis di
blog.
Aktivitasnya selama di Change
membuatnya semakin tertarik
pada isu gender, anak muda, HAM,
sampai seksualitas. Ia bercita-cita bisa
mengerjakan hal apapun yang ia sukai
seumur hidupnya. Suka menggenapkan
berbagai macam hal menjadi 5.
Percaya kalau setan itu memang ada
dan alien hanya omong kosong. Ingin

membuat sekolah suatu hari nanti.


Berpikir bahwa bahagia sesederhana
kopi dingin, hammock, musik hangat,
film-film, buku keren, teman-teman,
tertawa, dan kereta kosong.

4. Nia

Nama
: Kurnia Wijastuti
Panggilan : Nia
Twitter : @nona_nia
Facebook : Kurnia Soekarno
Kurnia Wijiastuti, biasa dipanggil Nia
merupakan mahasiswa di Fakultas
Kesehatan Masyarakat UI, Jurusan
Pendidikan Kesehatan dan Ilmu
Perilaku. Perempuan yang lahir di
Jakarta, 9 Mei 1988 ini gerah dengan
ketabuan yang membatasi anak
muda di Indonesia dalam mengakses
informasi mengenai seksualitas dan
kesehatan reproduksi. Percaya akan
adanya perubahan membuat dia
memutuskan untuk berkecimpung
di dunia sosial dan bergabung
dengan Aliansi Remaja Independen,
sebuah youth-led organization yang
menyuarakan hak-hak anak muda
dalam hal kesehatan (khususnya

mengenai seksualitas dan kesehatan


reproduksi), pendidikan, dan
ketenagakerjaan. Selain itu, dia
juga menjadi relawan dari Sahabat
Perempuan, sebuah jaringan yang
dibentuk oleh Women on Web yang
peduli dengan kasus Kehamilan
Tidak Direncanakan (KTD) di
Jakarta. Menjadi Kontributor Majalah
Change Yayasan Jurnal Perempuan
membuat dia dapat menyalurkan hobi
menulisnya. Saat ini, ia juga menjadi
anggota Regional Youth Moving dari
Indonesia, sebuah perkumpulan anak
muda dari ASEAN dan China yang
juga mengangkat isu mengenai hak
seksualitas dan kesehatan reproduksi
untuk anak muda.
Bersama temannya, dia membuat
sebuah akun twitter yaitu @
TaBuSeksualitas dan blog yaitu
tabuseksualitas.tumblr.com yang
membahas mengenai seksualitas dan
kesehatan reproduksi sehingga anak
muda mendapatkan informasi ini
dengan menyeluruh, dapat bertanya
dan konsultasi tanpa merasa tabu.

5. Ryan

Nama
: Ryan Fajar Febrianto
Panggilan : Ryan
Twitter : @febriantoryan
Facebook : Ryan Fajar Febrianto
Ryan adalah mahasiswa Sosiologi,
FISIP - Universitas Indonesia.
Ketertarikannya dengan Social and
Cultural Studies membawanya menjadi
volunteer di Yayasan Jurnal Perempuan
(Majalah Change), Youth Leader 2011
di Global Citizen Corps Indonesia (GCC
Indonesia) yakni Komunitas Anak
Muda dibawah NGO Mercy Corps,
serta terpilih menjadi representasi
Indonesia di Global Changemakers
British Council (Global Youth Summit,
London Inggris 2011), yakni sebuah
jaringan aktivis muda dunia yang
berpusat di Bern, Swiss. Kini, Ryan
sedang menjalankan Group Action
Project, yakni proyek sosial bertema
pemberdayaan pemuda bernama
Action! Club bersama 9 orang sesama
Global Changemakers dari Filipina,
Armenia, Barbados, Pakistan, Serbia,
Afghanistan, serta Bangladesh. Ryan
kini sedang sibuk mengejar citacitanya sebagai pakar Corporate Social
Responsibility yang sukses dan tentunya
setara gender!
Say Hello to Our Body adalah proyek
buku pertamanya bersama tim dari
Yayasan Jurnal Perempuan. Youth
can be the leaders of TODAY! adalah
motto sekaligus motivasinya dalam
melakukan setiap perubahan.

6. Shintiya

Nama
: Shintya Felicitas
Panggilan : Shintya
Facebook : Shintya Felicitas
Tumblr : shinteya.tumblr.com
Shintiya, 19 tahun. Saat ini menjadi
mahasiswi Jurnalisitik, Jurusan Ilmu
Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik, Universitas Indonesia
angkatan 2010. Hobinya nulis dan
bercita-cita jadi jurnalis. Baru kenalan
sama dunia feminisme dan langsung
tergila-gila setengah mati.
Kegiatan di luar kuliah diantaranya:
pers kampus (FISIPERS UI), UNESCO
Youth Desk Group Communication
and Media, Kontributor di Radio
Jurnal Perempuan dan Yayasan Jurnal
Perempuan, dan beberapa kegiatan
lainnya.
Untuk pertanyaan, kritik, saran,
ataupun hujatan bisa kirim ke:
shintiya@jurnalperempuan.com atau
Facebook: Shintya Felicitas. Boleh juga
lho main-main ke blog di: shinteya.
tumblr.com.

7. Amira

Nama
: Amira Hasna Ruzuar
Panggilan : Amira
Twitter : @miruzuar
Facebook : Amira Hasna Ruzuar
Tumblr : http://amiraruzuar.tumblr.
com
Amira adalah seorang mahasiswi
Filsafat UI yang lahir di kota Cilegon,
16 Juni 1994. Anak kedua dari tiga
bersaudara dan merupakan seorang
anak perempuan satu-satunya.
Menyukai membaca, menulis, musik,
filsafat, feminisme, permen, renang,
warna biru, hujan, teater, futsal, Charlie
Chaplin, ibu, dermaga, dan senyuman.
Amira memutuskan untuk keluar dari
sekolah karena tidak puas dengan
pendidikan Indonesia pada usia 12
tahun. Mengagumi Pramoedya Ananta
Toer dan mengaku kurang menyukai
olahraga namun akhirnya malah turun
sebagai perenang semi-profesional
hingga pernah meraih beberapa medali
dan juga menggeluti futsal bersama
teman-temannya di program studi

filsafat.
Mulai mengakui kesukaannya terhadap
dunia seni peran khususnya teater
hingga akhirnya pernah bermain teater
beberapa kali di pementasan teater
tahun 2010 dan 2011 Menggunakan
alasan ingin saja ketika ditanya
mengapa tertarik untuk ikut
berpartisipasi dalam penulisan proyek
ini adalah bentuk representasi dari
kepribadian Amira yang menyukai
hal-hal yang baru serta berani mencoba
terlebih dahulu. Sebagai seorang
feminis, Amira mendukung penuh
setiap gerakan kesetaraan gender dan
mendukung diterapkannya pendidikan
seksual komprehensif untuk remaja
Indonesia.

8. Tasha

Nama
: Lydia Natasha Hadiwinata
Panggilan : Tasha
Twitter : @lydianatasha
Facebook : Lydia Natasha Hadiwinata
Tasha, 21 tahun, merupakan
mahasiswa tingkat akhir jurusan
Multimedia Journalism di Universitas
Multimedia Nusantara, Gading

Serpong, Tangerang, Banten. Di


kampus, Tasha pernah menjadi
Koordinator Divisi Jurnalistik di
Himpunan Mahasiswa Komunikasi dan
juga Koordinator Media Komunikasi
dan Informasi (Medkominfo) Keluarga
Besar Mahasiswa UMN. Sekarang
masih aktif bergelut di dunia tarik
suara dengan UKM Paduan Suara
Ultima Sonora dan berakting di Teater
KataK.
Saat ini Tasha menjadi penulis
kontributor di majalah CHANGE dan
sempat magang di SCTV dan Kompas.
com beberapa waktu lalu sebagai
reporter. Tasha sudah lama tertarik
dan concern terhadap isu-isu Hak
Asasi Manusia, isu-isu perempuan dan
seksualitas di kalangan anak muda.
Seks seringkali tabu untuk dibicarakan
orangtua kepada anak-anaknya,
padahal kita sebagai anak muda, perlu
banget tahu tentang tubuh kita sendiri.
Makanya saya seneng banget diajakin
untuk ikut berpartisipasi dalam
penulisan buku Seksualitas Anak Muda
ini! Tiga hari di Ciherang yang dingin
dan galau, tempat kami bertukar
pikiran untuk menulis buku ini adalah
pengalaman yang berharga banget
buat saya. Di situ, saya mendapatkan
teman yang satu passion untuk
menyebarkan bahwa kita berhak atas
segala pengetahuan tentang tubuh kita!
Senang sekali deh pokoknya!

8. Sekar

Nama
: Amalia Sekarjati
Panggilan : Sekar
Twitter : @amaliagalaujati
Facebook : Amalia Sekarjati
Sekar, perempuan kelahiran Jakarta,
4 Maret 1991. Punya kesulitan dalam
mendeskripsikan diri sendiri karena
lebih suka dideskripsikan orang lain.
Punya dua hobi: berkumpul dengan
teman-teman untuk ngobrol ngalur
ngidul dan mensituasikan diri untuk
merasakan kesendirian di tengah
keramaian. Sekar tertarik dengan citra
dan khayalan, baik yang diciptakan
orang lain maupun yang saya ciptakan
di benak sendiri.
Buku ini memberikan kesempatan
untuk saya menulis sekaligus
mengenali diri saya sendiri. Seksualitas,
bagi saya sendiri, telah diposisikan
begitu jauh dari kehidupan sehari-

hari yang padahal justru seutuhnya


terkait erat dengan diri seseorang.
Semoga dengan adanya buku ini,
anak muda bisa menjadi akrab dan
tidak bermusuhan dengan dirinya
sendiri. Selamat membaca dan selamat
menjelajahi diri!

10. Wulan

Nama
: Shabrina Wulan Nursita
Panggilan : Wulan/Cewul
Twitter : @Cewulans
Facebook : Shabrina Wulan Nursita
Shabrina Wulan Nursita lebih akrab
dikenal dengan Wulan atau Cewul.
Pada saat projek ini dibuat, Wulan
sedang berkuliah di Universitas
Indonesia jurusan Sastra Inggris
semester 7. Karena termasuk
Mahasiswa kupu-kupu alias kuliah
pulang-kuliah pulang, sebelumnya,
Wulan tidak pernah terikat sama satu
organisasi atau projek tertentu dalam
waktu yang lama. Wulan memiliki
banyak pengalaman dalam berbagai
bidang, sebut saja bisnis online dari
jual-beli konvensional sampai yang

pake SEO, Affiliate Marketing, PTC,


Microworkers, dll. Selain itu, juga
pernah ikut MLM heboh sampai
ngeluarin uang jutaan, juga pernah
dikasih pelatihan Future Trading/
Perdagangan saham berjangka seperti
Index Hanseng, Kospi, Forex, di suatu
perusahaan pialang saham, dan pernah
jadi pengajar mulok Bahasa Inggris
di SMK negeri bergengsi bagus di
Jakarta Selatan, pernah ikut mengajar
di kolong jembatan, sampai pada
akhirnya sekarang sedang bergabung
jadi kontributor majalah Change di
Yayasan Jurnal Perempuan. Kalau
mau disimpulkan, Wulan suka banget
menerima kesempatan apapun untuk
belajar dan mengalami hal-hal baru,
termasuk kesempatan membuat proyek
ini.
Sebenernya, gue lebih concern sma
isu-isu pendidikan dibanding seksualitas
atau gender, tapi setelah dapet
beberapa materi dari Change dan ikut
workshopnya, ternyata pendidikan
memegang peranan yang penting pada
masalah seksualitas ini, makanya jadi
tambah tertarik dan seneng banget
karena bisa nyebarin pengetahuan yang
penting untuk anak muda bersama tim
yang asik dan solid.

11. Tika

12. Joel

Nama
: Hatika Alshafa
Panggilan : Tika
Facebook : Hatika Al Shafa

Nama
: Juliana
Panggilan : Joel
Facebook : Juliana Joel Angeu
Messenger: joeliangeu@gmail.com

Mahasiswa Sosiologi Universitas


Indonesia angkatan 2010. Selain sibuk
kuliah, mengajar di rumah belajar,
juga aktif di Lingkar Studi Intelektual
Muda (LSIM) FISIP UI. Sedang
merintis koran kampus Merdesa UI,
dan di waktu luang jadi kontributor di
Yayasan lingkungan Lantan Bentala.
Senang membaca, menulis, dan tertarik
pada isu soal anak, perempuan, dan
kemiskinan. Suka diskusi soal apa
saja terutama sejarah dan sastra. Bisa
dihubungi via ym;di hatikaalshafa@
ymail.com, fb; Hatika Al Shafa,
atau blog http://myeldunariworld.
wordpress.com

Juliana, tapi lebih dikenal dengan nama


Joel, yang banyak orang bilang mirip
dengan nama cowok. Tapi Joel tidak
peduli namanya dibilang mirip cewek
atau cowok.
Joel adalah mahasiswi semester 7
di UAJY (Universitas Atma Jaya
Yogyakarta), tapi lahir dan besar di
Kalimantan Barat, Singkawang. Selain
menyandang status sebagai mahasiswi,
Joel juga mengajar bahasa mandarin
di beberapa TK, buat bagi-bagi
ilmu bahasa sekalian nabung buat
hari tua. Joel juga aktif di Badan
Pelayanan Mahasiswa selama 2 tahun
dan melayani banyak anak muda di
berbagai Universitas dalam bentuk
Persekutuan Doa (PD).

Satu hal yang nggak pernah


gue bayangin adalah, gue bakal
terperosok sangat dalam tentang hal
kegenderan. Gue nolak banget berbagai
diskriminasi terhadap perempuan,
termasuk stereotype, mitos kecantikan,
kekerasan, dan hal lain yang bakal
merugikan para perempuan.
Sebagai pejuang kesetaraan gender, Joel
sering mengikuti mata kuliah program
integrasi yang ada hubungannya
dengan gender. Lalu sebagai aksi nya,
Joel banyak menulis di blog dan tulisan
kecilnya juga pernah dimuat sebagai
surat pembaca di surat kabar Harian
BERNAS JOGJA, (12/2/2010) dengan
judul Pers-Mahkota bagi Perempuan
dalam rangka memperingati hari Pers.

13. Rae

Nama
: Rae Sita Michel
Panggilan : Rae
Twitter : @rererae
Facebook : Rae Hutapea
Rae Sita Michel, biasa dipanggil
Rae. Lahir di Jakarta, 16 April 1994.

Rae menyukai dunia tulis-menulis,


jurnalistik, musik, dan jalan-jalan.
Selalu menghabiskan waktu luang
dengan menulis, membaca, bermain
gitar, biola, nge-blog, dan jalan-jalan.
Saat ini tergabung dalam kepengurusan
Komisi Remaja GKI Kebayoran
Baru, anggota Taruna Pecinta Alam
(Trupala), KompasMuda Community,
MSP crew di Majalah Hai, duta majalah
Ouch, kontributor EO di majalah
CHANGE YJP, peporter dan penyiar di
program acara Teen Voice-KBR 68H.
Dulunya, setahun sempat menjadi
representative of Provoke Magazine.
Beberapa tulisannya juga pernah
dimuat di KompasMuda, majalah
Provoke, majalah Ouch, majalah IOTA
(GKI KebayoranBaru), serta majalah
Hai. Dalam buku ini, Rae menulis
tentang keberagaman seksual.
Menulis buku tentang Seksualitas
Anak Muda merupakan hal yang baru
bagi saya karena baru pertama kali
menulis untuk buku. Sempet terkagetkaget karena ditembak untuk menjadi
penulis buku dan harus nginep di
Ciherang selama 3 hari untuk belajar
tentang seks, seksual, dan seksualitas.
Pembahasan yang seperti ini memang
jarang bisa sampai ke anak muda
karena masih dianggap jorok dan
menjijikan. Diharapkan buku ini
dapat membuka cakrawala berpikir
anak muda terhadap tubuh dan alat
reproduksi masing-masing. Pastinya
tidak menganggap bahwa seksualitas
bagi anak muda adalah sesuatu yang
menjijkkan.

14. Risty

Full Name : Antonia Dian Aristya


Nickname : Risty
Twitter : @antoniaristyaa
Facebook : Antonia Dian Aristya
Antonia Dian Aristya, lahir di Jakarta,
15 November 1993. Masih bersekolah
di SMA 6 kelas 12 IPA. Di buku ini,
Risty menulis di bagian tubuh biologis
yang menurutnya rumit banget.
Bercita-cita menjadi seorang yang
dapat membanggakan Indonesia di
tingkat internasional dengan menjadi
seorang diplomat.
Bahagia banget punya teman-teman
yang solid di Buku Seksualitas Anak
Muda karena anak-anaknya mampu
berpikir dewasa. Selain itu, senang
sekali bisa menjadi salah seorang
penulis dan juga kontributor majalah
CHANGE di bagian event.
Risty menyukai segala sesuatu
mengenai membaca dan buku-buku
yang inspiratif, kreatif dan inovatif.
Karena hingga sekarang masih percaya

bahwa buku adalah jendela dunia


yang dapat membawamu hingga
mimpi yang luar biasa.

15. Adi

Full Name : Adi Ahdiat


Nickname : Adi
Email
: adikudaadi@gmail.com
Adi Ahdiat, atau biasa dipanggil Adi
adalah mahasiswa Fakultas Ilmu
Pengetahuan Budaya UI, jurusan
Ilmu Filsafat. Ketertarikannya dengan
menulis dan berdiskusi membuatnya
ingin mengikuti pelatihan Seksualitas
di Ciherang dan menyusun buku ini.
Dalam buku ini, Adi berperan sebagai
Wakil Koordinator Penulis. Hobinya
adalah bermain musik, berdiskusi, dan
pada saat proses pembuatan buku, Adi
sedang sibuk menyusun skripsi.

Daftar Referensi
Buku

* Yayasan Kesehatan Perempuan. Ayo Belajar Kesehatan Reproduksi. 2009.


Jakarta: Yayasan Kesehatan Perempuan.
* Listiyono, Santoso, dkk. 2007. Epistemologi Kiri. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
* Yayasan Jurnal Perempuan. 2011. Hak Asasi Manusia: Yang Muda Kini Bicara!.
Jakarta: Yayasan Jurnal Perempuan.
* Yayasan Mitra INTI. 2008. Kesproholic: A-Z Tanya Jawab Seputar Masalah
Seksualitas. Jakarta: Yayasan Mitra INTI.
* Madan Sarup. 2008. Panduan Pengantar untuk Memahami Postrukturalime dan
Posmodernisme, Yogyakarta: Jalasutra.
* Yayasan Kesehatan Perempuan. 2005. Panduan Informasi Kesehatan Reproduksi.
Jakarta: Yayasan Kesehatan Perempuan.
* 2009. Pengantar Teori-teori Feminis Kontemporer, terjemahan, Bandung &
Yogyakarta: Jalasutra.
* Budiharsana, Meiwita, Herna Lestari. 2001. Pengetahuan Kesehatan Reproduksi
Remaja (KRR). Jakarta: Yayasan AIDS Indonesia.
* Yayasan Mitra Inti. 2008. Rangkaian Informasi Infeksi Saluran Reproduksi dan
Narkoba. Jakarta: Yayasan Mitra INTI.
* 2008. Corat Coret Anak Desa Berprofesi Ganda, KPG.
* Purwanti, Firliana. The O Project. KPG.
* Muhammad, Husein. 2001. Fiqh Perempuan Refleksi Kiai Atas Wacana Agama
dan Gender. LKiS.
* Holloes, Joanne. 2010. Feminisme, Femininitas, dan Budaya Populer.
Yogyakarta: Jalasutra.
* Aryulina, Diah, Choirul Muslim, Syalfinaf Manaf dan Endang Widi Winarni.
2007. Biologi 2 SMA dan MA untuk kelas XI. Jakarta: ESIS.

Internet

* http://knowyourbodyknowyourrights.com
* http://belajarpsikologi.com/pengertian-kekerasan-dalam-pacaran/
* http://nasional.kompas.com/read/2008/09/29/10374576/6.mitos.kekerasan.
dalam.pacaran
* http://www.lbh-apik.or.id/fact-52%20dating%20vlc.htm
* http://kankerserviks.org
* http://choiceforyouth.org
* http://pulih.or.id
* http://kesehatan.kompas.com/read/2010/02/11/1029543/Ejakulasi.Bikin.Pria.

Berumur.Pendek
* http://www.kontras.org/index.php?hal=siaran_pers&id=1295
* http://e-psikologi.com/
* www.aidsindonesia.or.id/laporan-triwulan-kementerian-kesehatan-ketiga-2011.
html
* http://pkbi.or.id
* http://www.spiritia.or.id/
* http://www.thebody.com/
* http://blogs.unpad.ac.id/parasperma/2010/12/20/proses-pembentukan-sperma/
* http://id.m.wikipedia.org/wiki/sindrom_turner
* http://id.m.wikipedia.org/wiki/sindrom_klinefelter
* http://justunsi.blogspot.com/2008/11/super-female-sindrome.html/
* http://bebas.ui.ac.id/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/
Biologi/0092%20Bio%202-11a.htm
* http://en.m.wikipedia.org/wiki/XYY_syndrome/
* http://www.kesrepro.info/?q=node/556
* http://scribd.com/
* http://nusaindah.tripod.com/tipskeputihan.htm
* http://www.komnasperempuan.or.id/2011/08/kekerasan-seksual-dalam-catatantahunan-komnas-perempuan-tahun-2011/
* http://rifka-annisa.or.id/go/orang-dewasa-bertanggungjawab-terhadapkekerasan-seksual-yang-dilakukan-anak/
* http://www.thegeenadavisinstitute.org/downloads/GDIGM_Gender_
Stereotypes.pdf
* http://www.campbell-kibler.com/Stereo.pdf
* http://usupress.usu.ac.id/files/PEREMPUAN%20DALAM%20KEMELUT%20
GENDER_Final_normal_bab%201.pdf
* http://ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/psiko/article/viewFile/230/173
* http://www.duniaesai.com/index.php/component/content/article/39gender/173-kesetaraan-dan-keadilan-gender.html
* http://www.duniaesai.com/index.php/component/content/article/39gender/175-bias-gender-dalam-kebijakan-kesehatan-reproduksi-di-indonesia.
html
* http://www.news-medical.net/news/20100714/129/Indonesian.aspx
* http://staff.undip.ac.id/sastra/suyanto/2010/07/30/faktor-sosial-dan-penyebabstereotip-perempuan-dalam-bahasa-indonesia/
* http://alumni.unair.ac.id/kumpulanfile/8074836550_abs.pdf
* http://www.harunyahya.com/indo/buku/hormon/hormon_07.htm
* http://ceria.bkkbn.go.id
* http://kosmo.vivanews.com/news/read/217305-delapan-fakta-seputar-gairahbercinta

* http://www.iub.edu/kinsey/research/ak-hhscale.html#what
* Surat Kabar Harian Pos Kota 23 Mei 2011 dan 13 Mei 2011
* Surat Kabar Harian Tempo 16 Juni 2011

Jurnal

* Majalah Change, My Body is My Rights, Yayasan Jurnal Perempuan: 2011


* Jurnal Perempuan #71, Perkosaan dan Kekuasaan, Yayasan Jurnal Perempuan:
2011
* Jurnal Perempuan #70, Sekolah Mahal, Yayasan Jurnal Perempuan: 2011
* Jurnal Perempuan #41, Seksualitas, Yayasan Jurnal Perempuan: 2005
* Jurnal Perempuan #53, Kesehatan Reproduksi: Andai Perempuan Bisa Memilih,
Yayasan Jurnal Perempuan: 2007
* Girls Decide: Choices on Sex and Pregnancy, International Planned Parenthood
Federation, London: January 2011
* Exclaim! Young Peoples Guide to Sexual Rights: an IPPF Declaration,
International Planned Parenthood Federation, London: April 2011

Anda mungkin juga menyukai