Dalam rangka pelaksanaan Dana Desa dan Alokasi Dana Desa (ADD) tahun 2016 ini, baik
Kementerian Desa PDTT maupun Kementerian Keuangan telah bersinergi untuk secara bersamasama memberikan panduan atau pun pedoman tentang penggunaan DD dan ADD bagi para
stakeholder/pemangku kepentingan. Seperti yang kita ketahui, berdasarkan hasil evaluasi
pelaksanaan Dana Desa tahun 2015, masih banyak ditemukan kelemahan dan kekurangan di
tingkat daerah sehingga penyerapan DD di beberapa daerah banyak yang terlambat. Contoh
masalah yang ditemukan dilapangan antara lain sebagian daerah terlambat dalam hal menetapkan
Perbup/Perwali tentang pengalokasian dana desa. Dan yang menjadi keluhan juga bagi desa yaitu
tambahan persyaratan penyaluran dana dari RKUD ke Rekening Kas Desa (RKD) seperti
dokumen RPJMDes dan RKPDes yang terkesan seperti disengaja untuk mempersulit
kepentingan desa.
Sementara itu, Kementerian Desa PDTT juga telah mengatur secara jelas tentang prioritas
penggunaan dana desa melalui Permendesa Nomor 21 Tahun 2016. Tujuan dari dibuatnya
Permendesa No 21/2016 ini antara lain yaitu:
Sebagai acuan bagi Desa dalam menentukan program dan kegiatan bagi penyelenggaraan
Kewenangan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa yang dibiayai oleh
Dana Desa;
Sebagai acuan bagi Pemerintah dalam pemantauan dan evaluasi pelaksanaan penggunaan
Dana Desa.
Bidang kegiatan untuk prioritas penggunaan dana desa tahun 2016 berdasarkan Permendesa 21
hanya ada 2 bidang kegiatan yaitu bidang Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat. Untuk
lebih memahami apa saja yang menjadi kebijakan utama pemerintah dalam pelaksanaan Dana
Desa dan juga ADD tahun 2016.