Anda di halaman 1dari 43

KEMENTERIAN KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa


(PMK Nomor 50/PMK.07/2017)

Jakarta, 13 April 2017

1
MENGAPA PERLU
DITETAPKAN PMK 50/PMK.07/2017 ?
Adanya Transformasi Kebijakan Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa
Total TKDD 513,3 573,7 623,1 Anggaran Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) yang
710,9 764,9 makin meningkat setiap tahun, sebagai bukti penguatan
Belanja K/L 582,9
1
577,2 732,1 677,6 763,6 desentralisasi fiskal dan implementasi Nawacita ketiga,
900
perlu dikelola secara akuntabel.
800 Efektivitas penganggaran dan pengalokasian TKDD perlu
700
46,7
60 2 diperkuat dalam mengatasi kesenjangan antardaerah
600 20,8 dengan tetap menjaga kredibilitas APBN.
0
500 0
Mekanisme penyaluran Dana Transfer dan Dana Desa perlu
400
70
704,9 3 diperbaiki dengan mendasarkan pada kinerja penyerapan
6 6 64,2 dana dan ketercapaian output untuk efisiensi, efektivitas,
300
513,3
5 573,7
5 602,3
200 dan akuntabilitas.
100 Kualitas belanja infrastruktur di daerah perlu lebih
0
4 ditingkatkan melalui optimalisasi penggunaan Dana
2013 2014 2015 2016 2017 Transfer dan Dana Desa.
LKPP LKPP LKPP Realisasi APBN
Komitmen untuk mewujudkan pelayanan dasar
Dana Desa 5 publik yang berkualitas perlu dilaksanakan secara
konsisten.
2
Kebijakan Strategis

Penyaluran Kriteria DID


Pengalokasian DAU Kategori pada bidang tata
DAU bersifat dinamis, DAK Fisik & Dana Desa kelola keuangan daerah,
sehingga besaran alokasi dan Mendekatkan pelayanan kepada pelayanan dasar publik &
penyalurannya setelah APBNP Pemda, mekanisme penyaluran DAK kesejahteraan masyarakat.
akan disesuaikan PDN Netto. Fisik dan Dana Desa melalui KPPN
setempat.

Penguatan Peran Gubernur


Penyaluran TKDD dalam:
Belanja Infrastruktur
Memberikan rekomendasi atas
Memperhatikan kinerja usulan DAK Fisik oleh kabupaten/kota Optimalisasi penggunaan
penyerapan anggaran & capaian berdasarkan sinkronisasi kegiatan DTU (DBH + DAU) untuk
output atas penyaluran TKDD DAK antarbidang, antardaerah, dan
belanja infrastruktur
tahun/tahap/triwulan sebelumnya. antara DAK dengan pendanaan
lainnya termasuk belanja K/L.

3
Transformasi Kebijakan (1): Pagu DAU Bersifat Dinamis
Tujuan: penggunaan basis perhitungan yang lebih real untuk menjaga kredibilitas APBN

Besaran (pagu) dan realisasi penyaluran DAU per daerah akan mengikuti
dinamisasi perkembangan PDN Neto.
• Implikasi: Penyesuaian alokasi DAU pd APBN-P dan APBD-P
Solusi Penyaluran DAU
A B C
Jika PDN Neto naik, Jika PDN Neto turun, Pagu Untuk jangka
Pagu DAU Nasional DAU nasional turun, daerah panjang, daerah
naik, daerah perlu: perlu: perlu:
 Identifikasi  Membuka ruang fleksibilitas  Menata kembali
program/kegiatan penyesuaian belanja APBD- jumlah PNSD
urgent dan prioritas P dg identifikasi & efisiensi
 Mengoptimalkan
yang dapat pos-pos belanja kurang
pajak daerah dan
diselesaikan sd akhir prioritas dan tdk produktif
retribusi daerah
TA. (misal: biaya perjalanan
dinas, rapat dinas,  Memperkuat
 Jika tidak ada konsinyering, honorarium). penggunaan
program/kegiatan sumber
 Membuka ruang fleksibilitas
urgent dan prioritas, pembiayaan
maka tambahan kontrak proyek dengan
lainnya dan
DAU digunakan klausul yang relatif fleksibel. kerjasama dengan
untuk membentuk  Memperkuat perencanaan badan usaha.
Dana Cadangan kas (cash flow
atau Dana Darurat. management)
4
Transformasi Kebijakan (2):
Penyaluran Dana TKDD berdasarkan kinerja Pelaksanaan
Tujuan: Optimalisasi penggunaan Dana Transfer untuk pembangunan di daerah

Sebelumnya: PMK 50/2017


PMK 48/2016 & PMK 187/2016

 Penyaluran:  Penyaluran
 Dana Insentif Daerah  Dana Alokasi Khusus Fisik
 Dana Otonomi Khusus dan  Dana Alokasi Khusus Nonfisik
Dana Tambahan Infrastruktur  Dana Insentif Daerah
Papua & Papua Barat  Dana Otonomi Khusus dan
 Dana Desa Dana Tambahan Infrastruktur
Belum berdasarkan kinerja Papua & Papua Barat
penyerapan dan ketercapaian  Dana Desa
output. Berdasarkan kinerja penyerapan dan
 Penyaluran: capaian output dengan batasan:
Dana Alokasi Khusus Fisik • Minimal penyerapan dana
 Dana Alokasi Khusus Nonfisik • Minimal capaian output
 Hanya berdasarkan kinerja • Maksimal waktu penyampaian
penyerapan anggaran; laporan
 Belum berdasarkan kinerja • Maksimal waktu penyaluran
ketercapaian output yg lebih
optimal. 5
Transformasi Kebijakan (3):
Contoh Penyaluran DAK Fisik berdasarkan kinerja Pelaksanaan

Sebelumnya: PMK 50/2017


PMK 48/2016 & PMK 187/2016
Penyaluran terpusat
Perubahan Penyaluran melalui KPPN setempat

Penyaluran TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV Catatan:


• sebesar selisih antara
30% 25% 25% 20%
dana yang telah
Besaran Penyaluran 30% 25% 25% *
diterima di RKUD dengan
nilai rencana
Syarat: penyelesaian kegiatan
• Perda APBD √ - - - √ - - -
** Nilai rencana kegiatan
• Laporan Realisasi Output TA/TW √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
sebelumnya
• Minimal Penyerapan - 75% 75% 90% - 75% 75% 90% Kegiatan < 1 M =
• Minimal Output - - 30% 60% - - 30% 65%** penyaluran sekaligus
• Kontrak Kegiatan - - - - √ - -
100%
Penyaluran: Feb - - - Feb Apr Jul Okt
• Paling Cepat
- - - -
• Paling Lambat 30 Apr 31 Jul 31 Okt 31 Des

Penyampaian Dokumen Paling Lambat 12 hari kerja sebelum TA berakhir 31 Mar 30 Jun 30 Sept 15 Des

6
Transformasi Kebijakan (4):
Contoh Penyaluran Dana Desa berdasarkan kinerja Pelaksanaan

Sebelumnya:
PMK 50/2017
PMK 49/2016

RKUN ke RKUD RKUD ke RKUDES RKUN ke RKUD RKUD ke RKUDES


Perubahan
Penyaluran Thp I Thp II Thp I Thp II Thp I Thp II Thp I Thp II

Besaran Penyaluran 60% 40% 60% 40% 60% 40% 60% 40%

Syarat:
• Perda APBD/APBDes √ √ √ √ √
√ √ √
• Perkada √ √ - - -
√ √ -
• Laporan realisasi & konsolidasi √ √ √ √ √
√ √ √
• Minimal Penyaluran ke RKUDes - 50% - - -
- 90% -
- - - 50% -
• Minimal Penyerapan - 75% 75%
- - - - -
• Capaian Output - 50% 50%

Waktu Penyaluran Maret Agust 7 hari kerja setelah


diterima di RKUD Tahap-1 paling 7 hari kerja setelah
lambat Juli diterima di RKUD

7
PENYALURAN DAK FISIK TW I dan DANA DESA TAHAP I
TA 2017

DAK FISIK TW I DANA DESA TAHAP I

Pagu tahap I (30%) : Rp17,6 T


Penyaluran TW I : Rp 15,4 T Pagu TA 2017 : Rp60T

Rincian penyaluran TW I: Dana Desa Tahap I TA 2017


• Sekaligus (<1M) untuk 171 daerah : Rp151,9 M • Pagu (60%) : Rp36 T
• Reguler (30%) untuk 493 daerah : Rp15,3 T • Penyaluran Tahap I (36,21%) : Rp13,2 T
• Sisa : Rp2,2 T • Sisa : Rp22,8 T

Jumlah daerah belum tersalur: 48 daerah

Disalurkan belum disalurkan


600 493

400

200
48
0

8
Transformasi Kebijakan (5):
Penyaluran DAK Fisik & Dana Desa melalui KPPN
Sebelumnya:
PMK 48/2016,
PMK 49/2016 & PMK 50/2017
PMK 187/2016
KPPN Setempat
Kantor Pusat   Pemda
Pemda

Mendekatkan pelayanan Kementerian


Keuangan kepada Pemerintah Daerah
melalui 171 KPPN yang tersebar di
seluruh Indonesia

Meningkatkan efisiensi koordinasi dan


konsultasi antara Pemerintah Daerah
dengan Kementerian Keuangan
Tujuan penyaluran
DAK Fisik dan Dana
Meningkatkan efektivitas monitoring
Desa melalui KPPN
dan evaluasi serta analisis kinerja
diseluruh Indonesia
pelaksanaan anggaran pusat dan
daerah
9
Transformasi Kebijakan (6):
Penguatan peran Gubernur dalam sinkronisasi kegiatan DAK Fisik
Jan - Feb Feb - Maret April - Mei Juni
• Pembahasan eveluasi
pelaksanaan DAK tahun • Penentuan Bidang/
Subbidang/menu kegiatan & target Verifikasi dan Penilaian usulan
sebelumnya (reviu Juli - Agustus
PUSAT

Penyampaian usulan DAK dilakukan dengan


output/outcome
baseline DAK) DAK Fisik pendekatan spasial (antarbidang
• Sinkronisasi dengan rencana
• Penyusunan rancanan & antardaerah)
belanja K/L
prioritas
Sinkronisasi dan harmonisasi rencana
• Koordinasi penyusunan rencana kegiatan DAK antarbidang,
DAERAH

• Pembahasan evaluasi antardaerah, antara DAK dengan Non


kerja & prioritas pembangunan • Penyampaian usulan DAK
pelaksanaan DAK tahun DAK
daerah Fisik
sebelumnya
• Koordinasi penyusunan DAK Fisik • Perbaikan usulan DAK
• Inventarisasi kebutuhan
• Sinkronisasi kegiatan SKPD Fisik
daerah • Penetapan pagu per jenis / bidang
• Penentuan target output dan lokus
/ subbidang
• Pagu per bidang / subbidang,
Okt - Nov Sep - Okt Agustus Agustus kebijakan alokasi, sasaran / target
output dan prioritasnya dituangkan
dalam NK dan RAPBN
• Penetapan Alokasi DAK per
daerah (perpres rincian Pembahasan kebijakan alokasi DAK
Pertimbangan DPD atas arah Penghitungan alokasi sementara
APBN) dalam rangka RUU APBN bersama
kebijakan DAK DAK
• Penetapan Juknis DAK DPR
(Perpres)

PENILAIAN DAN HASIL PENILAIAN USULAN DAK DI PUSAT


K/L Teknis Bappenas Kemenkeu Provinsi
Penilaian mengacu pada: Menilai usulan skala prioritas per
a. data teknis usulan DAK; Menilai satuan biaya: a. Rekomendasi atas kegiatan
bidang/subbidang mengacu pada:
b. perbandingan data teknis usulan a. Standar Biaya Masukan; dari usulan DAK Fisik
a. Data teknis Usulan DAK;
Kabupaten/Kota
daerah dengan data teknis K/L; b. lokasi prioritas; b. Standar Biaya Keluaran usulan K/L;
b. Sinkronisasi kegiatan antara
c. tingkat pencapaian SPM; c. Indeks kemahalan konstruksi. Kab./Kota dengan Provinsi dan
d. target output dan outcome: c. Sinkronisasi kegiatan sesuai RKPD d. kinerja penyerapan DAK dan
dan RPJMD dengan prioritas antar Kab./Kota dalam lingkup
• jangka menengah; tingkat capaian output fisik tahun Provinsi
• per tahun secara nasional; nasional dalam RKP dan RPJMN. sebelumnya.
• dari dana TP dan KP.
Transformasi Kebijakan (7): Penyempurnaan kriteria DID

Tujuan: perbaikan kriteria, penyaluran berdasarkan kinerja penyerapan, dan optimalisasi penggunaan DID

Sebelumnya:
PMK 48/2016 & PMK 187/2016 PMK 50/2017

 Pengalokasian:  Pengalokasian:
 Berdasarkan kriteria utama dan kinerja  Berdasarkan kriteria utama dan kinerja
 22 komponen kriteria kinerja  3 indikator kinerja dan penentuan nilai berdasarkan
 Penentuan skor dilakukan secara variabel tertentu:
komposit untuk 22 komponen kriteria • Pengelolaan keuangan daerah (e-budgeting, e-
kinerja planning, e-procurement)
 Penyaluran: • Pelayanan dasar publik (al. Stunting)
 Semesteran masing-masing 50%, paling • Ekonomi kesejahteraan: (al. Penurunan kemiskinan)
cepat:  Penyaluran:
• Semester I Feb.  Bertahap masing-masing 50%, paling cepat:
• Semester II Juli. • tahap I Februari
 Daerah yang hanya memperoleh Alokasi • tahap II Juli.
Minimum, sekaligus paling cepat Feb.  Syarat:
 Syarat  tahap I:
APBD • APBD
• rencana penggunaan
 Laporan realisasi Penyerapan • laporan realisasi penyerapan TA sebelumnya
-  tahap II:
• penyerapan tahap I >70%
 Laporan realisasi penyerapan:
 Tahap I paling lambat Juni
 Tahap I sd II paling lambat Januari TA berikutnya
11
Transformasi Kebijakan (8): Belanja Infrastruktur Daerah
Tujuan: peningkatan kualitas belanja infrastruktur daerah

PMK 50/2017
Besaran belanja infrastruktur daerah
ditetapkan dalam UU APBN.
Utk APBN 2017, min 25% DTU digunakan untuk
Sebelumnya: belanja infrastruktur layanan dasar publik dan
PMK 48/2016 & PMK 187/2016 ekonomi untuk mendorong:
• pertumbuhan ekonomi;
• pengentasan kemiskinan;
• pengurangan pengangguran; dan
> 25 % Transfer ke Daerah • pengurangan kesenjangan
% yang bersifat umum antardaerah.
dialokasikan untuk belanja Besaran belanja Infrastruktur adalah: (belanja
infrastruktur daerah. modal + belanja pemeliharaan) – (belanja
modal dan pemeliharaan untuk aparatur
< 25% dapat dikenai penundaan seperti pembangunan dan/atau
DAU sebesar kekurangan alokasi pemeliharaan gedung pemerintahan yang
belanja infrastruktur daerah mempunyai fungsi utama pelayanan
administratif dan kendaraan dinas).
Belanja infrastruktur digunakan sebagai dasar
evaluasi raperda APBD dan daerah wajib
menyampaikan laporan Realisasi Belanja
Infrastruktur Daerah yang bersumber dari
Dana Transfer Umum
12
Transisi Pelaksanaan Perubahan Ketentuan Penyaluran

DAK Fisik
DAK Nonfisik: Dana BOS, Dana TPG PNSD, DTP Guru PNSD, &
Penyaluran TW I 2017: Dana TKG PNSD
• Penyampaian laporan sebagai syarat Penyaluran 2017:
penyaluran paling lambat 19 Mei 2017 • Triwulan I, Triwulan II, dan Semester I dilaksanakan
• pelaksanaan penyaluran paling lambat 31 Mei sesuai dengan PMK Nomor 48 dan PMK 187 Tahun 2016
2017
 BOS = Bantuan Operasional Sekolah
 TPG = Tunjangan Profesi Guru
 DTP = Dana Tambahan Penghasilan
 TKG = Tunjangan Khusus Guru

Dana Insentif Daerah


Penyaluran 2017:
• Penyaluran semester I sebesar 50% paling
cepat bulan Februari, dengan menggunakan
Dana Desa
syarat laporan APBD
Dana Otonomi Khusus Penyaluran 2017:
• Tahap I paling cepat April 2017 dan paling lambat Juli
Penyaluran 2017: 2017
• Penyaluran Tahap I sebesar 30% paling cepat
bulan Maret. • Tahap II Agustus 2017

13
KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

KEBIJAKAN DAN
MEKANISME
PENYALURAN DANA DESA
&
Mekanisme Penyaluran
Dana Desa
DASAR HUKUM

PERMENDAGRI:
1. Permendagri No. 111/2014 tentang Pedoman Teknis Peraturan di Desa
PP 43/2014 2. Permendagri No. 112/2014 tentang Pemilihan Kepala Desa
3. Permendagri No. 113/2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa
tentang Peraturan 4. Permendagri No. 114/2014 Tentang Pedoman Pembangunan Desa
Pelaksanaan
UU 6/2014
PERMENDES:
1. Permendes No.1/205 tentang Pedoman Kewenangan Lokal Berskala Desa
UU 6/2014 PP 47/2015 tentang 2. Permendes No.2/2015 tentang Musyawarah Desa
tentang 3. Permendes No.3/2015 tentang Pendampingan Desa
Perubahan atas PP 43/2014
4. Permendes No.4/2015 tentang Pendirian, Pengurusan, Pengelolaan,dan
Desa Pembubaran BUMDes
5. Permendes No.22/2016 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa TA 2017
6. Permendes Nomor 4 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi Nomor 22 Tahun
2016 Tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2017
PP 60/2014
tentang Dana Desa Bersumber dari
APBN PMK Nomor 49/PMK.07/2016
Tentang Tatacara Pengalokasian, Penyaluran, Penggunaan, Pemantauan dan
PP 22/2015 tentang Evaluasi Dana Desa
Perubahan atas PP 60/2014

PP 8/2016 tentang PMK Nomor 50/PMK.07/2017 15


Perubahan Kedua atas PP 60/2014 Tentang Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa
INTEGRITAS - PROFESIONALISME - SINERGI - PELAYANAN - KESEMPURNAAN
KEMENTERIAN KEUANGAN

Latar Belakang Dana Desa REPUBLIK INDONESIA

“Dana Desa: mendukung Nawacita (cita ketiga), membangun Indonesia dari Pinggiran
dengan memperkuat daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan”
Dana Desa adalah anggaran yang diperuntukkan bagi
Desa dan Desa Adat yang ditransfer melalui APBD
Kabupaten/Kota yang digunakan untuk membiayai
penyelenggaran pemerintahan, pembangunan, serta
pemberdayaan masyarakat, dan kemasyarakatan.

UU 6/2014 Dana Desa bersumber dari Belanja Pusat dengan


tentang mengefektifkan program yang berbasis Desa dialokasikan
secara merata dan berkeadilan.
Desa
(Pasal 72) Besaran Dana Desa adalah 10% dari dan diluar dana
transfer ke daerah (on top) secara bertahap;

Dana Desa dihitung berdasarkan jumlah Desa dan


dialokasikan dengan memperhatikan jumlah penduduk,
angka kemiskinan, luas wilayah, dan tingkat kesulitan
geografis.

Janji kampanye Jokowi – JK, Dana Desa Rp1 – 1,4


miliar/desa
KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
Penyaluran Dana Desa oleh KPPN

Latar Belakang Tujuan


Dana Desa meningkat signifikan dalam Memastikan bahwa Dana Desa digunakan
1 APBN (2015 = Rp20,7T; 2016 = Rp46,9T; secara tepat untuk mengatasi kesenjangan dam
2017 = Rp60,0T). kemiskinan, serta meningkatkan kesejahteraan
Penyaluran Dana Desa masih rakyat desa.
2 berdasarkan kinerja penyaluran, belum
berdasarkan kinerja capaian output.
Pemantauan dan evaluasi
3 pelaksanaan Dana Desa di Desa
belum dilakukan secara optimal.
4 Output penggunaan Dana Desa
belum dapat disajikan dengan baik.
Masih terdapat permasalahan dalam
5 pelaksanaan Dana Desa di daerah
maupun di Desa.
KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

Kebijakan Pengalokasian
Dana Desa
SUMBER-SUMBER PENDAPATAN DESA

Pendapatan asli Desa


Alokasi APBN :
Lain-lain 1 • Dari realokasi anggaran pusat
Pendapatan yang berbasis desa
• 10% dari dan diluar dana
sah 7 2 transfer ke daerah secara
bertahap
hibah dan
sumbangan
pihak ketiga 3 Bagian dari PDRD
6
kabupaten/kota
• Paling sedikit 10%

Alokasi Dana Desa (ADD)


bantuan keuangan dari 5 4 • Paling sedikit 10% dari dari dana
APBD Prov/Kab/Kota perimbangan yang diterima kab/kota
dikurangi DAK
• Pemerintah dapat menunda dan/atau
mengurangi dana perimbangan jika
kab/kota tidak mengalokasikan ADD

INTEGRITAS - PROFESIONALISME - SINERGI - PELAYANAN - KESEMPURNAAN


PERKEMBANGAN DANA KE DESA TA 2015-2017

dalam miliar

DD ADD BAGI HASIL PDRD

(dalam miliar) 2015 2016 2017


DANA DESA (DD) 20.766 46.982 60.000
ALOKASI DANA DESA (ADD) 33,835 35.455 40.068
BAGI HASIL PDRD 2.650 2.849 3.119
TOTAL 57.251 85.286 103.187
JUMLAH DESA 74.093 74.754 74.954
RATA-RATA DANA PER DESA
772,6 1.140,8 20 1.376,7
(dlm juta rupiah)
INTEGRITAS - PROFESIONALISME - SINERGI - PELAYANAN - KESEMPURNAAN
KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

Pengalokasian Dana Desa (existing)


“Dana Desa adalah anggaran yang diperuntukkan bagi Desa dan Desa Adat yang
ditransfer melalui APBD Kabupaten/Kota dialokasikan secara merata dan berkeadilan”

MENTERI KEUANGAN BUPATI/WALIKOTA

APBN DANA DESA PER KAB/KOTA DANA DESA PER DESA

90% 10 % Formula = PAGU DD -


Alokasi Dasar
Alokasi Dasar Formula ALOKASI DASAR
Transfer ke
Daerah
25% x Jumlah Penduduk Desa 25% x Jumlah Penduduk Desa
ALOKASI
Dana Desa 35% x Jumlah Penduduk DASAR/DESA 35% x Jumlah Penduduk
Miskin Desa X Miskin Desa
JUMLAH
10% x Luas Wilayah Desa DESA 10% x Luas Wilayah Desa

30% x IKK 30% x IKG

21
KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

Simulasi Dana Desa 2015-2017


“Memenuhi janji kampanye Jokowi – JK, Dana Desa Rp1,4 miliar/desa”

TA 2015 TA 2016 TA 2017


Proporsi Rp20,7 Triliun Rp46,9 Triliun Rp60,0 Triliun
(Alokasi Rata- Rata- Rata-
Alokasi Alokasi Alokasi Alokasi Alokasi Alokasi
Dasar: rata/De rata/De rata/D
max min Rasio max min Rasio max min Rasio
Formula) sa sa esa
(juta) (juta) (juta) (juta) (juta) (juta)
(juta) (juta) (juta)
90:10 280 1.121 254 1:4 628 2.221 570 1:4 800 2.819 726 1:4
80: 20 280 1.961 228 1:8 628 3.813 512 1:8 800 4.838 652 1:7
75: 25 280 2.382 215 1:11 628 4.610 483 1:10 800 5.848 616 1:10
0:100 280 8.768 13 1:662 628 16.555 48 1:340 800 20.992 62,670 1:335
(full formula)

Dari hasil simulasi tersebut, proporsi 90:10 dipilih dengan pertimbangan sbb:
• Proporsi 90:10 tsb msh mengindikasikan kebutuhan anggaran APBN terendah jika dikaitkan dengan
Dana Desa Rp1,4 miliar/desa.
• Proporsi 90: 10 tsb menunjukkan rasio perbedaan antara desa penerima terkecil dan terbesar, paling
kecil, menciptakan stabilitas.
• Cara perhitungan konsisten selama tiga tahun memberikan kepastian bagi daerah dan desa.
KEBIJAKAN DANA DESA TA 2017

1 Dialokasikan untuk 74.954 Desa


Dibagi berdasarkan jumlah penduduk desa, angka
kemiskinan desa, luas wilayah desa, dan tingkat kesulitan geografis desa dengan memerhatikan
aspek pemerataan dan keadilan.
Cara penghitungan konsisten dengan tahun
2 Pengalokasian Dana Desa TA 2017
sebelumnya
menggunakan proporsi dan bobot formula sebagai berikut:
• sebesar 90% berdasarkan pemerataan (Alokasi Dasar-AD); dan
• sebesar 10% berdasarkan variabel jumlah penduduk desa, angka kemiskinan desa, luas wilayah
desa, dan tingkat kesulitan geografis desa, dengan bobot masing-masing variabel sebesar 25%;
35%; 10%; dan 30%.

3 Merupakan pilihan yang terbaik Pilihan terbaik dengan mempertimbangkan:


• Aspek pemerataan dan keadilan;
• Rasio penerima Dana Desa terkecil dan terbesar adalah paling rendah, yakni 1:4; dan
• Standar deviasi yang paling rendah.

INTEGRITAS - PROFESIONALISME - SINERGI - PELAYANAN - KESEMPURNAAN


JUMLAH DESA PER PROVINSI
(Perubahan dari tahun 2016 ke tahun 2017)
Aceh Kepri Kaltara Gorontalo Sulut Malut
6474 -> 6497 275 447 657 1505->1508 1064
Sumut
Sulteng PaBar
5418
1842 1744->1743

Riau Papua
Sumbar
Kalbar Kaltim 5419->5420
1592 1977->2031
880 -> 928 836->841
Kalteng
Jambi 1434
1399
Babel
Bengkulu 309 Sulbar
1341 Kalsel 576 -> 575 Maluku
1866->1865 1198
Sulsel Sultra
2253 -> 1846->1917
Sumsel
2859 2257
Jumlah Desa
Lampung 2015: 74.093
2435
Banten Jabar Jateng DIY Jatim Bali NTB NTT 2016: 74.754
995 2995->2996
1238 5319 -> 5312 7809 392 7724 636
2017: 74.954
Ket: Jumlah Desa berdasarkan Data Kementerian Dalam Negeri per tanggal 24
29 Juni 2016. Berdasarkan data terakhir, jumlah yg akan disalurkan 74.910 desa
INTEGRITAS - PROFESIONALISME - SINERGI - PELAYANAN - KESEMPURNAAN
KEMENTERIAN KEUANGAN

Capaian Output REPUBLIK INDONESIA

“Penguatan pemantauan untuk melihat hasil setiap rupiah dari APBN untuk Dana Desa”

66.179 KM 11.221 UNIT Kursus/pelatihan Pelatihan kuliner


JALAN DESA PAUD kerajinan tangan dan
(handycraft) pengembangan
makanan lokal
511.484 M 7.428 UNIT
JEMBATAN POSYANDU

Pelatihan
36.951 UNIT Pelatihan pengolahan
3.100 UNIT
MCK kewirausahaan dan
POLINDES
DANA desa untuk
pemuda DANA pemasaran
hasil
16.069 UNIT
AIR BERSIH DESA 13.988 UNIT
SUMUR
DESA pertanian

BIDANG BIDANG
PEMBANGUNAN PEMBERDAYAAN Pelatihan
Pelatihan e- MASYARAKAT
1.366 UNIT Rp40,8 Triliun marketing pemanfaatan
(87,7%) Rp3,1 Triliun
TAMBATAN 1.810 UNIT & pembuatan (6,8%) limbah
PERAHU PASAR DESA website organik
industri rumah rumah
tangga. tangga
686 UNIT 65.573 UNIT
EMBUNG DRAINASE Pelatihan benih
kerapu,
37.926 UNIT tukik dan Pelatihan
TEMBOK budidaya Business
12.540 UNIT
PENAHAN cemara laut dan Plan
IRIGASI
TANAH bakau.
REALISASI PENYALURAN DANA DESA TA 2016
(PER 31 DESEMBER 2016)

REALISASI PENYALURAN Dana Desa TA 2016 tidak tersalur dari RKUN ke RKUD sebesar
Rp302.750.820.634,00 atau 0,64% dari pagu nasional Dana Desa:

28,1 triliun Nilai


No. Sebab
(miliar)
1. Sanksi akibat Dana Desa TA 2015 masih 203,7
27,9 triliun; 99,2% mengendap di RKUD
2. Jumlah Desa lebih sedikit dari data 19,8
Kementerian Dalam Negeri sebanyak 35
Total Tahap I & II Desa
Rp 46,6T dari 3. Dana Desa Tahap I dan II Kota Batu TA 2016 14,6
46,9T tidak tersalur akibat tidak memenuhi
18,8 triliun 99,4% persyaratan administrasi penyaluran.

4. Kota Gunungsitoli, Kab. Mamberamo Tengah 64,6


18,7 triliun; 99,5% & Kab. Dogiyai yang tidak menyampaikan
persyaratan penyaluran Tahap II.

Total 302,7

Pagu Realisasi

INTEGRITAS - PROFESIONALISME - SINERGI - PELAYANAN - KESEMPURNAAN


PERIODE PENYALURAN TAHAP I DAN TAHAP II TA 2016
(PER 31 DESEMBER 2016)

Penyaluran Tahap I (60%) Jumlah Daerah, Kinerja penyaluran Dana Desa Tahap I:
Maret, 102
Jumlah Daerah, • 433 dari 434 daerah tersalurkan (kecuali Kota Batu).
Jumlah Daerah,
April, 168 • Daerah paling banyak disalurkan pada bulan april atau
Mei, 92 bulan ke-2 dari bulan pertama penyaluran tahap I
Jumlah Daerah,
Juni, 50
• Sebanyak 21 daerah disalurkan Dana Desa Tahap I
Jumlah Daerah, melampaui semester I.
Juli, 8
Jumlah Daerah,
Agustus, 11
Jumlah Daerah,
September,
Maret2 April Mei Juni Juli Agustus September

Penyaluran Tahap II (40%)


Jumlah Daerah,
Kinerja penyaluran Dana Desa Tahap II:
Agustus, 56 • 430 dari 434 daerah tersalurkan
Jumlah Daerah, • Daerah paling banyak disalurkan pada bulan
September, 132
September dan Oktober atau bulan ke-2 dari bulan
Jumlah Daerah, pertama penyaluran tahap II
Oktober, 109
• Sebanyak 77 daerah disalurkan Dana Desa Tahap II
Jumlah Daerah,
November, 56
pada bulan Desember.
Jumlah Daerah,
Desember, 77
Agustus September Oktober November Desember

INTEGRITAS - PROFESIONALISME - SINERGI - PELAYANAN - KESEMPURNAAN


27
KEMENTERIAN KEUANGAN

Mengoptimalkan pemanfaatan Dana Desa (1) REPUBLIK INDONESIA

“Penetapan prioritas penggunaan Dana Desa yang dituangkan dalam regulasi, berhasil mengarahkan
penggunaan untuk kegiatan yang memiiki daya ungkit pertumbuhan ekonomi”

TUJUAN untuk memastikan agar penggunaan dana desa memiliki Penggunaan 2015
dampak stimulus bagi ekonomi, penggunaan Desa Desa diarahkan untuk: Kemasyarakatan Pemerintahan
3,5% 6,5%

Meningkatkan tingkat pendapatan masyarakat desa sehingga


1 konsumsi Rumah Tangga dapat terjaga; Tak Terduga
0.1%
Pemberdayaan
Peningkatan pelayanan dasar berskala, terutama di sektor 7,7%
Pembangunan
2 kesehatan, pendidkan, dan infrastruktur. Konektivitas desa 82,2%

melalui pembangunan infrastruktur sangat penting untuk


mendorong stabilitas harga dan distribusi yang merata.

Penggunaan 2016

PRIORITAS PENGGUNAAN Dana Desa diarahkan untuk membiayai: Kemasyarakatan, 1.8%


Pemberdayaan, Pemerintahan, 3.6%
• bidang pembangunan; 6.8%
• bidang pemberdayaan masyarakat Desa. Series1, Tak
terduga, 0.02%,
0% Series1,
Pembangunan,
CARA PELAKSANAAN diutamakan melalui swakelola dengan menyerap 87.7%, 88%
tenaga kerja setempat, bahan baku lokal, serta kegiatan lainnya yang
mendorong masyarakat produktif secara ekonomi.
KEMENTERIAN KEUANGAN

Mengoptimalkan pemanfaatan Dana Desa (2) REPUBLIK INDONESIA

“Dana Desa yang pro-poor bukan sekedar menghitung alokasi berdasarkan jumlah
masyarakat miskin, namun mengarahkan pemanfaatan Dana Desa untuk pro-poor
sehingga dampaknya langsung terasa. Peraturan Menteri Keuangan dapat mengarahkan
kegiatan yang dibiayai Dana Desa, yang pro-poor dengan mengatur penggunaanya”

Kegiatan pro-poor:
• pelayanan kesehatan masyarakat miskin
• pelayanan pendidikan masyarakat miskin
• pemberian gizi masyarakat miskin
• pembinaan fakir miskin
• pembinaan anak terlantar
• pembinaan para penyandang cacat
KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

“Semakin besarnya dana yang mengalir ke Desa, harus semakin diperkuat akuntabilitasnya.
Peningkatan kapasitas pengelola keuangan Desa suatu keharusan”

EVALUASI PENGGUNAAN
• Penggunaan Dana Desa di luar bidang
prioritas.
• Pengeluaran Dana Desa tidak didukung
dengan bukti yang memadai.
• Pekerjaan yang diutamakan secara
swakelola dengan memberdayakan
masyarakat setempat dan bahan baku
30
lokal, dikerjakan seluruhnya oleh pihak
ketiga/penyedia jasa.
• Pemungutan dan penyetoran pajak tidak
sesuai.
• Desa belum mengenal mekanisme uang
persediaan, sehingga dana yang telah
disalurkan ke RKDesa, ditarik dan disimpan
DD ADD BAGI HASIL PDRD di luar RKDesa.
• Belanja di luar yang telah dianggarkan
dalam APBDesa.
PEMBAGIAN KEWENANGAN MONEV ANTAR K/L
K/L Aspek Monev
Kemendagri  Penyelenggaraan capacity building bagi aparat desa
 Penyelenggaraan pemerintahan desa
 Pengelolaan, penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban keuangan desa
 Penguatan desa terhadap akses, aset dan kepemilikan lahan dan pemanfaatannya bagi
kesejahteraan masyarakat
 Penyusunan dokumen Perencanaan Desa
 Kewenangan berdasarkan hak asal usul, dan kewenangan skala lokal desa
 Tata cara penyusunan Pedoman Teknis Peraturan Desa
Kemenkeu  Penganggaran Dana Desa dalam APBN
 Penetapan rincian alokasi Dana Desa pada peraturan bupati/walikota
 Penyaluran Dana Desa dari RKUN ke RKUD dan dari RKUD ke RKD
 Pengenaan sanksi tidak dipenuhinya porsi ADD dalam APBD
Kemendes  Penetapan pedoman umum dan prioritas penggunaan Dana Desa
 Pengadaan Tenaga Pendamping untuk Desa
 Penyelenggaraan musyawarah desa yang partisipatif
 Pendirian, pengurusan, perencanaan usaha, pengelolaan, kerjasama, dan pembubaran
BUMDes
 Pembangunan Kawasan Perdesaan

INTEGRITAS - PROFESIONALISME - SINERGI - PELAYANAN - KESEMPURNAAN


KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

Mekanisme Penyaluran
Dana Desa
KEMENTERIAN KEUANGAN

PENYALURAN REPUBLIK INDONESIA

“Penyaluran berbasis kinerja memotivasi Desa melaksanakan kegiatan dan menyerap anggaran lebih optimal
serta lebih baik sehingga dampak dari pemanfaatan Dana Desa dapat segera dirasakan oleh masyarakat desa”

Tahap I : 60%, 1. Perkada mengenai Penjabaran APBD TA berjalan;

paling cepat bulan Maret, 2. Perkada mengenai tata cara pembagian dan
paling lambat bulan Juli
Syarat : penetapan rincian DD setiap Desa; dan
3. Laporan konsolidsi realisasi penyaluran dan realisasi
Dari RKUN ke RKUD penyerapan DD TA sebelumnya.
(KPPN DAERAH)
Tahap II : 40%, 1. Laporan DD Tahap I telah disalurkan ke RKD paling
kurang 90%;
bulan Agustus
Syarat : 2. Laporan DD Tahap I telah diserap oleh desa paling
kurang 75%; capaian output paling kurang 50%.

Tahap I : 60% 1. Perdes APB Desa; dan


7 hari kerja setelah diterima dari
RKUN Syarat : 2. Laporan realisasi penyerapan DD tahun anggaran
Dari RKUD ke RKD sebelumnya.
(Oleh Walikota/ Syarat:
Bupati) Tahap II : 40% 1. Laporan penyerapan DD Tahap I menunjukkan
7 hari kerja setelah diterima dari paling kurang 75%; dan capaian output paling
Syarat :
RKUN kurang 50%.
Syarat:
MEKANISME
PENYALURAN DANA DESA 2017

Pemerintah Pusat Pemerintah Kab/Kota


(Mekanisme transfer APBN) (Mekanisme transfer APBD)

1 2 3 4 5

KPPN selaku Bank Operasional Pemerintah


KPA DJPK
kuasa BUN Melaksanakan Kab/Kota REKENING
Menerbitkan SPM
Menerbitkan Transfer DD ke Melaksanakan
KAS DESA
SP2D Kab/Kota transfer DD ke Desa
(dari RKUN ke RKUD) (Dari RKUD ke RKD)

Pihak yang terlibat dalam mengalirkan Dana Desa:


1. DJPK: KPA Dana Desa
2. KPPN, Ditjen Perbendaharaan Kemenkeu: Menerbitkan SP2D
3. Bank Operasional
4. Daerah: Bendahara Umum Daerah (BUD) -> Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah
5. Bank Operasional BUD
INTEGRITAS - PROFESIONALISME - SINERGI - PELAYANAN - KESEMPURNAAN
KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
Pokok-Pokok Perubahan Penyaluran (Future)
DESA PEMDA DJPB
Menyampaikan Selaku Selaku BUN Pusat
Persyaratan Menginput manual
Penyaluran Manual data/persyaratan Verifikator Menerbitkan SP2D / aplikasi
atau Aplikasi yang disampaikan Menerbitkan SPP & Menyalurkan Dana Desa
oleh Desa dari RKUN ke RKUD OM SPAN
Siskeudes SPM/Menerima data
menggunakan offline/online dari melalui • Laporan
aplikasi feeder Pemda menggunakan aplikasi SPAN Penyaluran RKUN-
RKUD
aplikasi SAKTI • Laporan
• Laporan • Laporan Penyaluran • Laporan Konsolidasi • Laporan Konsolidasi
RKUD-RKD + Sisa DD di Penyaluran RKUD-
Penyerapan dan RKUD Penyaluran RKUD-RKD + Penyaluran
RKD + Sisa DD di
• Lap. Konsolidasi Sisa DD di RKUD RKUN-RKUD
Capaian Output Penyerapan dan • Lap. Konsolidasi
RKUD
• Lap. Konsolidasi
• Foto lonsolidasi Capaian Penyerapan dan
Output konsolidasi Capaian
Capaian Output
• Foto • Foto
• Perkada Penjabaran Output
• Rekap Evaluasi
APBD
• Perkada Penetapan DD Perkada
• Monitoting waktu

setiap Desa
Monitoting waktu DJPK penyaluran
penyaluran
Melakukan pemantauan dan
evaluasi dengan mengakses data
yang terdapat pada aplikasi
KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
Dokumen Penyaluran Dana Desa RKUN ke RKUD (Future)

Direktur PTNDP
(KPA BUN Transfer Non
Dana Perimbangan)

RKA BUN TKDD


Kepala KPPN
(KPA Penyaluran Dana Desa )
RDP BUN TKDD
menyusun dan
menetapkan
DIPA BUN TKDD SKPRTDD SPP
Dana Desa SPM
SP2D
KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

Pokok-Pokok Perubahan : Pemantauan dan Evaluasi


“Pengalihan penyaluran melalui kppn daerah akan mendekatkan pelayanan
di daerah dan memperkuat governance & akuntabilitas dana desa”

• Penetapan • Laporan • Sisa DD di • Capaian


perkada Realisasi output
Penyaluran dan
RKUD
mengenai tata
cara Laporan
pembagian Konsolidasi
dan penetapan Penyerapan DD
DD setiap
Desa Untuk
Untuk Untuk mengetahui
Untuk Untuk mengetahui
menghindari besaran DD yg
pemanfaatan
memastikan memastikan penundaan Dana Desa
belum
hak keuangan penyaluran DD penyaluran DD disalurkan dari
desa tepat waktu dan tahap RKUD ke RKD
terpenuhi tepat jumlah berikutnya TA sebelumnya
KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

Pemantauan dan Evaluasi oleh Kementerian Keuangan


UNSUR YANG DIPANTAU DAN DIEVALUASI
penerbitan peraturan bupati/walikota mengenai tata cara
pembagian dan penetapan besaran Dana Desa;

Mengacu pada
pasal 143 ayat (2), penyaluran Dana Desa dari RKUD ke RKD;
PMK Nomor
50/PMK.07/2017,
tentang
penyampaian laporan realisisi penyaluran laporan
pemantauan dan konsolidasi penyerapan Dana Desa;
evaluasi dana
desa, dilakukan
paling sedikit
terhadap unsur: Sisa Dana Desa di RKUD: dan

Pencapaian output dana desa


KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

Pemantauan dan Evaluasi oleh Bupati/Walikota


UNSUR PANTAUAN DAN EVALUASI

Pasal 152
Bupati/ Walikota melakukan pemantauan dan evaluasi atas sisa Dana Desa di RKD.

Pasal–pasal yang
mengacu pada
PMK Nomor
50/PMK.07/2017, Pasal 154
Bupati/ walikota menunda penyaluran Dana Desa
tentang pemantauan
dan evaluasi dana
desa oleh
Bupati/walikota,
adalah: Pasal 154
Bupati menyalurkan kembali Dana Desa yang ditunda

Pasal 156 (1)


Bupati/ walikota melakukan pemotongan penyaluran Dana Desa dalam hal
setelah dikenakan sanksi penundaan penyaluran Dana Desa
KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
Resume: Peran dalam Penyaluran Dana Desa oleh KPPN

Dit. PA sebagai Koordinator KPPN sbg KPA Penyaluran


DJPK sbg PPA Dana Desa DJA
KPA DJPb Dana Desa

RKA
(Input DIPA Induk dan
Petikan)
Review APIP
Pengesahan
DIPA Induk
DIPA
DIPA Petikan per
SKPRDD
KPPN
Verifikasi Laporan

SPP
SPM
SP2D
Rekap Laporan Konsolidasi Laporan
Bulanan Laporan UAKPA
Bulanan

KEMENTERIAN KEUANGAN
KEMENTERIAN KEUANGAN

SANKSI 41 REPUBLIK INDONESIA

PEMBERI SANKSI JENIS PELANGGARAN JENIS SANKSI

Bupati/walikota tidak menyalurkan Dana Desa tepat waktu dan Penundaan DAU dan/atau DBH
tepat jumlah sesuai yang telah ditentukan Kab./Kota sebesar selisih kewajiban
DD yg harus disalurkan ke Desa
 Bupati/walikota tidak menyampaikan persyaratan penyaluran setiap
Tahap;
 Bupati/walikota tidak menyampaikan perubahan perkada mengenai tata Penundaan Penyaluran Dana Desa
MENKEU cara pembagian dan penetapan rincian Dana Desa setiap Desa yang Kab./Kota
dalam perkada sebelumnya tidak sesuai ketentuan.
Sisa angggaran DD Tahap II menjadi SAL
Bupati/walikota tidak dapat memenuhi persyaratan penyaluran pada RKUN dan tidak disalurkan kembali
Tahap II sampai dengan berakhirnya tahun anggaran

 Laporan penundaan penyaluran dari bupati/walikota; Pemotongan


 Laporan pemotongan penyaluran Dana Desa dari bupati/walikota Dana Desa
 Kepala Desa tidak menyampaikan Peraturan Desa mengenai APB
Desa; Penundaan Penyaluran Dana
 Kepala Desa tidak menyampaikan laporan realisasi penggunaan
BUPATI/ Dana Desa tahap sebelumnya; dan Desa ke Desa
WALIKOTA  Terdapat usulan dari aparat pengawas fungsional daerah.

Terdapat Sisa Dana Desa > 30% selama 2 tahun berturut-turut


Pemotongan
Berdasarkan penjelasan dan hasil pemeriksaan ditemukan
penyimpangan berupa SiLPA tidak wajar Dana Desa ke Desa
SISA DANA DESA 2016
KEMENTERIAN KEUANGAN
42 REPUBLIK INDONESIA

Apabila kab/kota blm menyampaikan • Sisa Dana Desa tidak dapat disalurkan.
Sisa Dana
dokumen sebagai persyaratan • Dana Desa yang tidak disalurkan tsb menjadi
Desa di
penyaluran Dana Desa tahap I dan II sisa Dana Desa di RKUN.
RKUN sampai dengan berakhirnya tahun • Sisa Dana Desa tsb merupakan Sisa
(Psl. 38 PMK 49)
anggaran Anggaran Lebih (SAL) APBN

Desember Januari - Maret April - Agustus Setelah Agustus

• Sisa DD dianggarkan dalam • Melaporkan Sisa DD ke • Jika belum menyalurkan s.d. • Sisa DD 2016 di
Sisa Dana
APBD TA 2017 Dirjen PK penyaluran tahap I, Transfer RKUD yang tidak
Desa di Tahap I dikurangi sebesar Sisa disalurkan menjadi
RKUD • Jika APBD 2017 telah • Menyalurkan ke RKD jika
DD 2016 yang belum SAL di RKUN
ditetapkan, dilakukan Desa telah menyampaikan
(Psl. 40 PMK 49) disalurkan
perubahan penjabaran persyaratan
APBD 2017, kemudian • Menyalurkan kembali DD yang
• Melaporkan penyaluran
dimasukkan dalam APBD-P diperhitungkan berdasarkan
Sisa DD kepada Dirjen PK
permintaan bupati/walikota
Dana Desa tahap I yg ditunda, dapat
Apabila Sisa Dana Desa Dana Desa tahap I TA berikutnya disalurkan kembali sebelum bulan Juli

Sisa Dana di RKD kurang disalurkan sesuai besaran dan waktu TA berikutnya apabila Sisa Dana Desa tsb
telah digunakan sehingga sisanya kurang
Desa di RKD dari/sama dengan 30% yg ditentukan dari 30%
(Psl. 39 PMK 49) Dana Desa tahap I TA berikutnya Apabila sampai bulan Juli TA berikutnya
Apabila Sisa Dana Desa
ditunda penyalurannya sebesar Sisa Dana Desa masih lebih besar dari
di RKD lebih dari 30% 30%, maka Dana Desa tahap I yang
sisa tsb ditunda tsb disalurkan bersamaan dengan
penyaluran Dana Desa tahap II.
KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan


Kementerian Keuangan
Gedung Radius Prawiro
Jalan Dr Wahidin No. 1 Jakarta Pusat 10710
Telp. 021 3509442 Fax. 021 3509443
www.djpk.depkeu.go.id

Anda mungkin juga menyukai