T.
Y.
AA.
D
AC.
AB.
D
AE.
AF.
AG.
D
AI.
AH.
D
AK.
AL.
AM.
D
AP.
AN.
D
AO.
AR.
AS. Diagnosa
keperawatan sesuai
prioritas
a. Nyeri berhubungan dengan luka insisi
post operasi
AZ.
Pada tanggal 3 desember
2012 dilakukan evaluasi diperoleh data
S:
pasien
mengatakan
sesak
berkurang. O: pasien tampak lebih
baik, pernapasan 26x/ menit.A:
masalah pola nafas teratasi sebagian.
P: intervensi dilanjutkan semua.
c. Risiko infeksi berhubungan dengan
luka post operasi
BA.
Tujuannya agar pasien
tidak mengalami infeksi dengan kriteria
hasil bebas tanda tanda infeksi, luka
cepat
sembuh,
luka
bersih,
intervensinya
adalah
berikan
perawatan aseptik dan antiseptik,
observasi daerah kulit yang mengalami
kerusakan (luka jahitan), lakukan
perawatan luka setiap hari, pantau
suhu tubuh secara teratur, pantau suhu
tubuh
secara
berkala,
batasi
pengunjung yang dapat menularkan
infeksi, kolaborasi pemberian antibiotik
sesuai indikasi.
BB.
Tindakan
keperawatan
yang dilakukan adalah observasi
keadaan umum pasien, memeriksa
tanda
tanda
vital,
melakukan
perawatan luka, memantau suhu tubuh,
membatasi pengunjung.
BC.
Pada tanggal 3 desember
2012 dilakukan evaluasi diperoleh data
S: pasien mengatakan merasa lebih
nyaman. O: luka tampak kering dan
bersih. A:masalah resiko infeksi teratasi
sebagian. P: intervensi dilanjutkan
semua.
BD. Pembahasan
BE.
Pengkajian:
pengkajian adalah tahap awal dari
proses
keperawatan
dan
merupakan
suatu
proses
pengumpulan data yang sistematis
dari berbagai sumber untuk
mengevaluasi dan mengidentifikasi
status kesehatan klien(Nursalam,
2008:29).
BF.
Metode pengumpulan data
yang dilakukan penulis untuk mendapatkan
data pasien yaitu : wawancara (komunikasi
yang efektif) dengan melakukan wawancara
sesuai
dengan tahap-tahap proses
wawancara yang tepat, observasi untuk
mengamati perilaku dan keadaan klien untuk
memperoleh data tentang masalah
kesehatan pasien dan pemeriksaan fisik
untuk memperoleh data obyektif dengan
tujuan menentukan status kesehatan pasien,
mengidentifikasi masalah kesehatan dan
mengambil data dasar untuk menentukan
rencana
tindakan
keperawatan
(Handayaningsih, 2007: 38-39).
BG.
Dalam
pelaksanaan
pengkajian penulis tidak mengalami kendala
dan mendapat dukungan penuh dari
keluarga pasien, maupun dari tim medis,
kelemahannya adalah keterbatasan waktu
penulis dalam pengkajian yang kurang
maksimal.Dalam pendokumentasi penulis
menyadari sehingga kurang teliti dan kurang
lengkap sehingga terdapat data-data
penunjang dalam penegakan diagnogsa
yang tidak dikaji. Data tersebut adalah hasil
CTscan, perjalanan operasi, indikasi
dilakukanya craniotomy, data penunjang
radiologi, pengkajian nutrisi seperti
penghitungan balance cairan, untuk berat
badan dan tinggi badan hanya memperoleh
informasi dari ibu pasien untuk menentukan
IMT pasien, tingkat pengetahuan juga tidak
terkaji. Ada beberapa data yang sudah ada
di draffpengkajiantetapi data tersebut belum
penulis dokumentasikan dalam data dasar
yaitu pasien mengatan sesak, pasien
mengatakan lemas, pasien mengatakan
bingung, pasien menghabiskan setengah
porsi makan.
BH. Pembahasan
Tiga
Diagnosa yang di
Tegakkan
dalam
Asuhan Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan luka
insisi post operasi
BI. Nyeri akut adalah keadaan
ketika individu mengalami dan
melaporkan
adanya
rasa
ketidaknyamanan yang hebat atau
sensasi yang tidak menyenangkan
selama 6 bulan atau kurang (Carpenito,
2007:53).
BJ. Penyebab
dari
nyeri
adalah agen pencedera biologis,
adanya proses infeksi/ inflamasi, toksin
dalam sirkulasi (Doenges, 2008: 494).
BK. Batasan karakteristik nyeri
akut perubahan selera makan,
perubahan tekanan darah, perubahan
frekuensi jantung, perubahan frekuensi
pernapasan, prilaku distrasi, masker
wajah (Herdman, 2012:604).
BL. Dari keterangan tersebut
diatas penulis simpulkan adalah bahwa
nyeri akut
adalah suatu rasa
ketidaknyamanan
yang
dialami
seseorang kurang dari 6 bulan yang
timbul karena adanya proses inflamasi
ditandai dengan perubahan selera
makan, perubahan tekanan darah,
perubahan
frekuensi
jantung,
perubahan frekuensi pernapasan,
prilaku distrasi.
BM.
Diagnosa nyeri ditegakkan
penulis karena diperoleh data pasien
mengatakan nyeri kepala (pusing) dan
pasien tampak merintih menahan nyeri serta
terdapat luka post craniotomy kurang lebih
panjang 7cm.
BN.
Penulis kurang tepat
dalam menepatkan nyeri sebagai diagnosa
pertama, karena menurut kebutuhan dasar
berdasarkan pada Hirarki Maslow bahwa
rasanyeri merupakan kebutuhan rasa aman
nyaman yang harus dipenuhi untuk
kelangsungan hidup bagi setiap manusia.
Apabila tidak segera dipenuhi maka dapat
memengaruhi kebutuhan yang lain dan nyeri
pada Nona.S adalah adalah nyeri sedang,
sedangkan diagnosa pertama seharusnya
masalah gangguan pola nafas tidak efektif
karena menurut hirarki kebutuhan dasar
Moslow pada tingkatan pertama yaitu
merupakan salah satu kebutuhan fisiologis
yang sangat primer dan mutlak harus
dipenuhi untuk kelangsungan hidup
manusia. Bila tidak segera ditangani akan
mengg aktivitas pasien dan akan
menimbulkan rasa tidak nyaman (Asmadi,
2008 : 3-4).
BO.
Rencana
keperawatan
disusun bertujuan nyeri berkurang atau
hilang
setelah
dilakukan
asuhan
keperawatan selama 3X24 jam dengan
kriteria hasil pasien mengatakannyeri
berkurang atau hilang, wajah tampak rileks,
yang penulis maksud nyeri berkurang atau
hilang di tunjukkan dengan skala nyer dari 6
- 4.
BP.
Intervensi yang
disusun antara lain:
a. Observasi nyeri yang dialami pasien
(PQRST)
untuk
mengoptimalkan
pengkajian akan memberikan perawat
data yang objektif.
b. Berikan posisi yang nyaman untuk
meningkatkan kenyamanan sehingga
dapat
beristirahat
dengan
merelaksasikan semua jaringan.
c. Ajarkan tekhnik relaksasi distrasi untuk
menunjukkan
keefektifan
dalam
mengurangi nyeri.
d. Berikan lingkungan yang nyaman untuk
menurunkan stimulus eksternal atau
kesensitifan terhadap cahaya.
e. Kolaborasi dalam pemberian analgetik
untuk memblok lintasan nyeri,sehingga
nyeri akan berkurang (Muttaqim,
2008:165; Doenges, 2008, 949).
BQ.
Selain
yang
penulis
tuliskan, masih ada beberapa rencana yang
dapat disusun untuk mengatasi masalah
nyeri, yaitu:
a. Jelaskan dan bantu klien dengan
tindakan pereda nyeri non farmakologi
dan noninfasif untuk menunjukkan
keefektifan dalam mengurangi nyeri.
b. Berikan kesempatan waktu istirahat bila
terasa nyeri dan berikan posisi nyaman
untukmerelaksasi
semua
jaringan
sehingga
akan
meningkatkan
kenyamanan.
c. Tingkatkan pengetahuan tentang sebabsebab nyeri, dan menghubungkan
berapa lama nyeri akan berlangsung
untukmembantu mengurangi nyeri dan
dapat membantu mengembangkan
kepatuhan klien terhadap rencana
terapeutik (Muttaqin, 2008: 165)
BR.
BS.
Tindakankeperawatan
yang dilakukan adalah mengobservasi
CI.
Kekuatan
selama
dilakukan tindakan tidak ada kendala dalam
bentuk apapun, kelemahan pernapasan
harus terus dipantau untuk melihatkan
perkembangan keefektifan pola nafas karna
keterbatasan alat dalam ruangan dan
kurangnya waktu penulis dalam melakukan
asuhan keperawatan maka hal itu tidak
dapat
dilakukan
dengan
maksimal.Kesalahan yang dilakukan penulis
dalam pengkajian kurang lengkap sehingga
kurang
menguatkan
data
dalam
menegakkan diagnosa.
CJ.
CE. 3. Risikoinfeksi
berhubungan
dengan
adanya luka
CK. Risiko infeksi adalah
keadaan dimana individu beresiko
terserang agen patologenis dan
oportunistik (virus, jamur, bakteri,
protozoa, parasit lain) dari sumber
eksternal, sumber-sumber endogen dan
eksogen (Carpenito, 2007: 239).
CL. Batasan karakteristik risiko
infeksi
adalah
penyakit
kronis,
pengetahuan yang tidak cukup untuk
menghindari pemanjanan, pertahanan
tubuh primer yang tidak adekuat
(gangguan
peristalsis,
kerusakan
intregitas
kulit),
ketidakadekuatan
pertahanan
sekunder
(penurunan
hemoglobin, suspresi respon inflamasi),
pemanjanan
terhadap
pathogen
lingkungan meningkat (wabah), malnutrisi
(Herdman, 2012: 2007:239).
CM. Penyebab risiko infeksi
adalah jaringan trauma, kulit rusak,
prosedur invasif.Penurunan kerja silia,
statis cairan tubuh, kekurangan nutrisi,
respon inflamasi tertekan (penggunaan
steroid), perubahan intregitas sistem
tertutup (Doenges, 2008: 400).
CN. Dari keterangan tersebut
diatas penulis simpulkan adalah bahwa
risiko infeksi adalah keadaan dimana
individu berisiko terserang oleh agen
patologenis dan oportunistik yang
disebabkan olehjaringan trauma, kulit
rusak, prosedur invasive, penurunan
kerja silia, statis cairan tubuh,
a. Pengkajian
dapat
dilaksanakan,
menentukan rencana keperawatan,
menganalisa data serta dapat
menetapkan diagnose keperawatan
setelah
melakukan
asuhan
keperawatan pada pada Nona
Sdengan post craniotomy atas indikasi
cidera kepala berat di Ruang Mawar II
RS.Dr Moewardi Surakarta.
b. Diagnosa keperawatan yang muncul
ada 3 dan diagnosa keperawatan
tersebut
merupakan
diagnosa
keperawatan yang sesuai dengan teori
yaitunyeriberhubungan dengan luka
insisi post operasi, pola nafas tidak
efektif berhubungan dengan penurunan
kesadaran, resiko infeksi berhubungan
dengan luka post operasi. Dalam
penegakan diagnosa seharusnyapola
nafas tidak efektif berhubungan dengan
Penurunan
Kesadaran
menjadi
diagnose utama mengingat menurut
hirarki kebutuhan dasar Moslow pada
tingkatan pertama yaitu merupakan
salah satu kebutuhan fisiologis yang
sangat primer dan mutlak harus
dipenuhi untuk kelangsungan hidup
manusia kemudian disusul nyeri
berhubungan dengan luka insisi post
operasi dan resiko infeksi berhubungan
dengan luka post operasi.
c. Semuaperencanaan dapat dilakukan
penulis karena pasien yang kooperatif,
adanya kerjasama yang baik antara
perawat dengan keluarga pasien dan
tersedianya fasilitas yang digunakan
dalam
melaksanakan
asuhan
keperawatan pada pasien. Dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan
terdapat perencanaan yang belum
berhasil.
d. Kerjasama tim dalam pemberian
asuhan keperawatan komprehensif
pada pasien sudah bagus dibuktikan
dilaksanakannya pendelegasian yang
dilakukan penulis.
e. Penulis dapat melakukan tindakan
keperawatan dengan tepat dan
mengevaluasi data setelah melakukan
tindakan keperawatan pada pasien
DC.
DD.
DE.
DF.
DG.
DH.
DI.
DJ.
DK.
10
2011.SistemPersarafan
(dalamAsuhanKeperawatan).G
osyen Publishing: Yogyakarta
Padila. 2012. Buku ajar:
KeperawatanMedikalBedah.
NuhaMedika. Jogjakarta
Tugasworo,
Dodik.
2008.CederaKepalaEpidemiTer
sembunyihttp://suaramerdeka.c
omdiaksestanggal15mei 2013
DL.
DM.
DN.
DO.
:164).
DP.