Anda di halaman 1dari 13

NASIONALISME

KELOMPOK 4

PRAJABATAN CPNS ANGKATAN XXXV

BALAI DIKLAT PROVINSI SUMATERA SELATAN

DEGRADASI NILAI

NASIONALISME

PENDAHULUAN
BANYAKNYA ANGGOTA LEGISLATIF
YANG TIDAK DAPAT MENJALANKAN
FUNGSINYA SECARA EFEKTIF, dimana
hal ini tidak menunjukkan nilai

NASIONALISME.

PERMASALAHAN YANG
TERJADI *

NILAI-NILAI PANCASILA YANG


DILANGGAR

NILAI NASIONALISME YANG


DILANGGAR

1. Korupsi

Sila ke 1 (butir 1 dan 2)


Sila ke 2 (butir 4, 5, 8), dan
Sila ke 5 (butir 1, 3, 7, 8)

Integritas tinggi,
Tidak menggunakan hak yang
bukan miliknya,
melanggar
kepentingan bersama,
hidup sederhana

2. Tidur saat rapat, bolos


rapat, berkelahi saat rapat,
tidak tahu tata tertib saat
berdiskusi

Sila ke4,
Sila ke-5.(butir 3,9,11),

3. Menonton video porno saat


rapat

Sila ke-1 (butir 1 dan 2)


Sila ke 3 (butir 1)
Sila ke 4

Tidak menggunakan hak yang


bukan miliknya,
Integritas tinggi,

4. Tidak punya prestasi yang


membanggakan

Sila ke- 3 (butir 2)


Sila ke-5 (butir 9,11)

Kerja keras,
Integritas tinggi
Tanggung jawab

5. Berbohong

Sila ke 1 (butir 1, dan 2)


Sila ke- 5 (butir 1)

Jujur
Integritas tinggi

Memelihara Ketertiban,
Disiplin,
Musyawarah,
Kekeluargaan,
Menghormati Keputusan

*sumber: https://hype.idntimes.com/fun-fact/yulio/benar-gak-sih-ini-9-kelakuan-anggota-dpr-yang-membuat-rakyat-ilfeel-sama-mereka-1

Jika diruntut dari awal, masalah


sudah terjadi ketika seleksi
calon anggota legislative.

Adanya PERBEDAAN SYSTEM


SELEKSI antara JABATAN
POLITIK dan JABATAN
PIMPINAN TINGGI di ASN .

MENGAPA SISTEM YANG SAMA TIDAK


BERLAKU BAGI PEJABAT POLITIK ???

PADAHAL ANGGOTA LEGISLATIF MEMPUNYAI


TUGAS PENTING UNTUK MENYUSUN

UNDANG-UNDANG, PENGANGGARAN,
DAN PENGAWASAN YANG MENJADI
ACUAN DASAR PEMERINTAH DALAM
MENGELOLA NEGARA

LANDASAN SYSTEM SELEKSI JPT


1. Sistem Seleksi JABATAN POLITIK dan
JABATAN PIMPINAN TINGGI (JPT) ASN
JAUH BERBEDA
2. Sistem seleksi JPT mengacu pada:
a. UU ASN Nomor 5 Tahun 2014
b. Permenpan-RB Nomor 13 Tahun
2014 tentang Tata Cara Pengisian
Jabatan Pimpinan Tinggi Secara
Terbuka di Lingkungan Instansi
Pemerintahan

SELEKSI JPT
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)

Melalui seleksi terbuka


Terdapat panitia seleksi
Adanya profil kompetensi JPT yang diseleksi
Adanya indikator perilaku setiap kompetensi untuk menduduki
jabatan tertentu dengan level tertentu
Terdapat sistem seleksi yang mengukur Kompetensi calon JPT
Dilakukan oleh pihak independen di luar instansi
Hasilnya dapat dipertanggugjawabkan secara keilmuan dan
kode etik profesi

GAMBARAN SELEKSI
JABATAN POLITIK
SISTEM SELEKSI JABATAN POLITIK
(Anggota Legislatif, Gubernur, Kepala Daerah)
1)

Undang-undang Nomor 08 Tahun 2012


tentang Pemilu DPR, DPD, dan DPRD

2)

Undang-undang Nomor 10 Tahun 2016


tentang Perubahan Kedua atas UndangUndang No.1 Tahun 2015 tentang
Penetapan PP Pengganti UU No.1 Tahun
2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati,
dan Walikota menjadi Undang-Undang

GAMBARAN PERSYARATAN
JABATAN POLITIK:
1)

16 persyaratan yang harus dipenuhi

2)

4 poin persyaratan mengarah pada nilai


NASIONALISME, tetapi tidak ada
kriteria/indikator perilaku yang jelas terhadap 4
poin tersebut;

3)

45 butir-butir Pancasila belum dijadikan dasar


untuk menentukan indicator perilaku NILAI-NILAI
NASIONALISME dalam seleksi Jabatan Politik;

4)

Tidak ada penilaian terhadap kompetensi yang


harus dimiliki oleh Pejabat Politik tersebut

IDENTIFIKASI MASALAH
Sistem Seleksi Pejabat Politik
belum menekankan

PENTINGNYA nilai

NASIONALISME

calon pejabat politik

ALTERNATIF PEMECAH MASALAH


1) Perlu adanya peraturan perundangan yang rigid tentang sistem
seleksi Jabatan Politik untuk mengukur NASIONALISME Pejabat
Politik tersebut
2) Perlunya indikator perilaku NASIONALISME dalam seleksi
pemilihan, yang diturunkan dari 45 butir-butir Pancasila sesuai Tap
MPR No. I/MPR/2003.
3) Perlunya sistem seleksi yang juga mengukur Kompetensi
(Knowledge, Skill, Attitude) Pejabat Politik
4) Pendidikan Politik dan NASIONALISME untuk masyarakat sehingga
mereka dapat menilai sendiri bagaimana calon pejabat tinggi yang
mereka pilih.

KESIMPULAN DAN SARAN


1) Rendahnya Nasionalisme
Pejabat Politik di Indonesia
sehingga Lebih
Mementingkan Kepentingan
Pribadi dan Golongan
2) Perlu Adanya Sistem Seleksi
untuk Mengukur
Nasionalisme dan
Kompetensi Penjabat Politik
di Indonesia

BALAI DIKLAT PROVINSI SUMATERA SELATAN

PRAJABATAN CPNS ANGKATAN XXXV

NASIONALISME

TERIMA KASIH
1.
2.
3.
4.
5.
6.

SITI KHOIRIAH binti PAIDIN - 20


SITI RAUDHOH binti SAAD - 11
ITA PRIHANTIKA binti INDARTO (alm) - 26
YUNITA KESUMA binti SATIJAN - 22
ATIKA AKBARI binti TANTAWI - 30
RAMADHAN A.PUTRA bin ANANG - 33

7.
8.
9.
10.

SUDIYO bin MULYADI - 34


RAJIF A. YUNMAR bin SUMARNO - 40
YAN SUKMAWAN bin SURATNO - 36
BETA SUSANTO BARUS bin BAKTI - 29

Anda mungkin juga menyukai