Anda di halaman 1dari 12

NAMA

: LIKA ANGGRAINI

NIM

: A1C315013

PRODI

: PENDIDIKAN FISIKA REGULER 2015

MATA KULIAH

: PENGELOLAAN PENDIDIKAN

Didalam kelas guru dituntut untuk bisa menyelesaiakan permaslahan baik itu
maslah pengejaran maupun masalah manajemen. Masalah pengajaran adalah usaha
membantu anak didik dalam mencapai tujuan khusus pengajaran secara langsung,
misalnya membuat satuan pembelajaran, penyajian informasi, mengajukan pertanyaan,
evaluasi, dan masih banyak lagi. Sedangkan masalah manajemen adalah usaha untuk
menciptakan dan mempertahankan kondisi sedemikian rupa sehingga proses belajar
mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Misalnya, memberi penguat,
mengembangkan hubungan guru anak didik, membuat aturan kelompok yang
produktif. Kadang-kadang sukar untuk dapat membedakan mana masalah pengajaran
dan mana masalah manajemen. Masalah pengajaran harus diatasi dengan cara
pengajaran, dan masalah pengelola kelas dibatasi dengan cara pengelolaan. Pengelola
kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang
optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar.
Yang termasuk ke dalam hal ini misalnya adalah, penghentian tingkah laku anak didik
yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian hadiah bagi ketepatan waktu
penyelesaian tugas oleh siswa, atau penetapan norma kelompok yang produktif.
Sebaliknya masalah pengelolaan berkaitan dengan usaha untuk menciptakan dan
mempertahankan kondisi sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran dapat
berlangsung secara efektif dan efisien demi tercapainya tujuan pembelajaran. Dengan
demikian pengelolaan kelas yang efektif adalah syarat bagi pengajaran yang efektif.

Tujuan Pengelolaan Kelas


Tujuan pengelolaan kelas pada hakikatnya telah terkandung dalam tujuan pendidikan.
Secara umum tujuan pengelolaan kelas adalah penyediaan fasilitas bagi bermacammacam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan social, emosional, dan intelektual
dalam kelas.
Suharsimi Arikunto (1988) berpendapat bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah agar
setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan
pengajaran secara efektif dan efisien. Menurutnya, sebagai indikator dari sebuah kelas
yang tertib adalah apabila:
1. Setiap anak terus bekerja, tidak macet, artinya tidak ada anak yang terhenti karena
tidak tahu ada tugas yang harus dilakukan atau tidak dapat melakukan tugas yang
diberikan kepadanya
2. Setiap anak terus melakukan pekerjaan tanpa membuang waktu, artinya setiap anak
akan bekerja secepatnya supaya lekas menyelesaikan tugas yang diberikan
kepadanya.
Prinsip-Prinsip Pengelolaan Kelas
1. Hangat dan Antusias
Hangat dan antusias diperlukan dalam proses belajar mengajar. Guru yang hangat
dan akrab dengan anak didik selalu menunjukan antusias pada tugasnya atau pada
aktivitasnya akan berhhasil dalam mengimplementasikan pengelolaan kelas.
2. Tantangan
Penggunaan kata-kata, tindakan, cara kerja atau bahan-bahan yang menantang akan
meningkatkan gairah anak didik untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan
munculnya tingkah laku yang menyimpang. Tambahan lagi, akan dapat menarik
perhatian anak didik dan dapat mengendalikan gairah belajar mengajar.

3. Bervariasi
Penggunaan alat atau media, atau alat bantu, gaya mengajar guru, pola interaksi
antara guru dan anak didik akan munculnya gangguan apa yang disebutkan diatas
merupakan kunci untuk tercapainya pengelolaan kelas yang efektif dan
menghindari kejenuhan.
4. Keluwesan
Keluwesan tingkah laku untuk mengubah strategi mengajarnya dan mencegah
kemungkinan munculnya gangguan anak didik serta menciptakan iklim belajar
mengajar yang efektif. Keluwesan pengajar dapat mencegah munculnya gangguan
seperti keributan anak didik, tidak ada perhatian, tidak mengerjakan tugas, dan
sebagainya.
5. Pendekatan pada Hal-Hal yang Positif
Pada dasarnya dalam mengajar dan mendidik, guru harus menekankan pada hal-hal
yang positif dan menghindari pemusatan perhatian anak didik pada hal-hal yang
negatif. Penekanan pada hal yang positif, yaitu penekanan yang dilakukan guru
terhadap tingkah laku anak didik yang positif daripada mengomeli tingkah laku
yang negatif. Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan pemberian penguatan
yang dapat mengganggu jalannya proses belajar mengajar
6. Penanaman Disiplin Diri
Tujuan akhir dari pengelolaan kelas adalah anak didik dapat mengembangkan
disiplin diri sendiri. Karena itu, guru sebaliknya selalu mendorong anak didik untuk
melaksanakan disiplin diri sendiri dan guru sendiri hendaknya menjadi teladan
mengenai pengendalian diri dan pelaksanan tanggung jawab. Jadi, guru harus
disiplin dalam segala hal bila ingin anak didiknya ikut berdisiplin dalam segala hal.

Pengelolaan Kelas (Manajemen Kelas)

Manajemen pembelajaran yang efektif dapat terwujud dengan melaksanakan langkahlangkah sebagai berikut:
-

Menetapkan aturan kelas (class routine)


Kita mengetahui bahwa kebiasaan tiap siswa berbeda. Seorang guru tidak boleh
menyalahkan atau membenci siswa karena kebiasaan mereka karena kebiasaan
baik dan buruk diperoleh dari pengalaman di jenjang pendidikan sebelumnya dan
lingkungan siswa berada. Sehingga untuk membentuk kebiasaan-kebiasaan yang
baik dengan melalui pemberian aturan saat proses pembelajaran terutama pada awal
pertemuan pembelajaran sehingga terjadi kesepakatan antara siswa dan guru.
Aturan penetapan aturan kelas sebagai berikut:
a. Membuka kelas dengan menyapa siswa
b. Menanyakan kabar untuk memulai komunikasi dengan siswa
c. Mengecek kehadiran siswa
d. Membuat kesepakatan aturan dengan siswa
Contohnya:
-

menonaktifkan nada handphone saat pelajaran berlangsung

Maksimal keterlambatan selambat lambatnya 10 menit setelah bel berbunyi

e. Menyiapkan fasilitas yang diperlukan, berupa media dan yang lainnya


-

Memulai kegiatan (getting started)


Dalam memulai suatu materi pembelajaran diperlukan ketepatan waktu bagi guru
maupun siswa sehingga pembelajaran efektif dan tidak ada waktu yang terbuang
banyak.

a. menarik minat siswa


untuk membangkitkan gairah siswa untuk belajar dengn cara:

1. Variasi gaya mengajar guru misalnya dengan berdiri ditengah-tengah


kemudian berjalan kebelakang atau kesamping dengan memilih kegiatan yang
berbeda dari yang biasa dan intonasi serta ekspresi dalam mengajar sangat
membantu dalam mengajar.
2. Penggunaan alat bantu mengajar seperti ilustrasi, model, skema, surat kabar
dan sebagainya
3. Variasi dalam pola interaksi misalnya guru dalam pembelajarn berlangsung
sering melakukan tanya jawab antara guru dan siswa serta guru harus mampu
mengumpan siswa agar kreatif dalam bertanya sehingga tercipta diskusi
kecilantara guru dan siswa
b. Menimbulkan motivasi
Motivasi siswa dalam proses belajar mengajar selalu berubah-rubah yang
disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal seperti cara mengajar yang
menjenuhkan dan lain-lain. Beberapa cara untuk menimbulkan motivasi siswa
antara lain :
1. Besemangat dan antusias artinya guru harus terlihat semangat dalam
mengajar materi tentang termodinamika, guru mampu mengkondisikan suatu
masalah serta jelas dalam mengucap intonasi kata dalam mengajar.
2. Menimbulkan rasa ingin tau misalnya bagaimanakah kita bisa mengetahui
besar energi yang diutuhkan untuk melakukan usaha sebesar 1 joule
3. Mengemukakan ide yang tampaknya bertentangan misalnya guru mengajukan
masalah sebagai berikut energi tidak akan seluruhnya diubah menjaadi usaha/
kerja
4. Memperhatikan

dan

menfaatkan

hal-hal

yang

menjadi

perhatian

siswa misalanya setiap bahan bakar yang kita beli, memiliki nilai efisiensi
yang berbeda misalnya antara premium, pertalite dan pertamax, semakin
besar efesiensinya maka semakin bagus, dari pembahasan itu siswa dapat
bijak memilih bahan bakar.
c.

Memberi acuan atau struktur memberikan acuan atau struktur yang dapat
dilakukan oleh guru antara lain:
1. Mengemukakan kompetensi dasar, indikator belajar, dan batas-batas tugas.
2. Memberi petunjuk atau saran tentang langkah-langkah kegiatan
3. Mengajukan pertanyaan pengarahan

d.

Memeberikan materi termodinamika


Termodinamika memiliki hukum-hukum pendukungnya. Hukum-hukum
ini menjelaskan bagaimana dan apa saja konsep yang harus diperhatikan. Seperti
peristiwa perpindahan panas dan kerja pada proses termodinamika. Sejak
perumusannya, hukum-hukum ini telah menjadi hukum penting dalam dunia
fisika yang berhubungan dengan termodinamika. Penerapan hukum-hukum ini
juga diperlukan dalam berbagai bidang seperti bidang ilmu lingkungan,
otomotif, ilmu pangan, ilmu kimaia dan lain-lain. Berikut hukum-hukum
termodinamika :
Hukum I termodinamika (Kekekalan Energi dalam Sistem)
Energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan. Manusia hanya dapat
mengubah bentuk energi dari bentuk energi satu ke energi lainnya. Dalam
termodinamika, apabila sesuatu diberikan kalor, maka kalor tersebut akan
berguna untukusaha luar dan mengubah energi dalam.
Bunyi Hukum I Termodinamika
untuk setiap proses apabila kalor Q diberikan kepada sistem dan sistem
melakukan usaha W, maka akan terjadi perubahan energi dalam U = Q W.
Dimana U menunjukkan sifat dari sebuah sistem, sedangkan W dan Q tidak. W
dan Q bukan fungsi Variabel keadaan, tetapi termasuk dalam proses
termodinamika yang dapat merubah keadaan. U merupakan fungsi variabel
keadaan (P,V,T,n).
W (+) jika sistem melakukan usaha terhadap lingkungan
W ( - ) jika menerima usaha lingkungan.
Q (+) jika sistem menerima kalor dari lingkungan
Q ( - ) jika melepas kalor pada lingkungan.
Perubahan energi dari sebuah sistem hanya tergantung pada transfer panas ke
dalam sistem dan kerja yang dilakukan oleh sistem dan tidak bergantung pada

proses yang terjadi. Pada hukum ini tidak ada petunjuk adanya arah perubahan
dan batasan-batasan lain.
Hukum II termodinamika (Arah reaksi sistem dan batasan)
Hukum kedua ini membatasi perubahan energi mana yang dapat terjadi dan yang
tidak. Pembatasan ini dinyatakan dengan berbagi cara, yaitu :
Hukum II termodinamika dalam menyatakan aliran kalorKalor mengalir secara
spontan dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah dan tidak mengalir
secara spontan dalam arah kebalikannya.
Hukum II termodinamika dalam pernyataan tentang mesin kalor
Tidak mungkin membuat suatu mesin kalor yang bekerja dalam suatu siklus
yang semata-mata menyerap kalor dari sebuah reservoir dan mengubah
seluruhnya menjadi usaha luar.
Hukum II termodinamika dalam pernyataan entropi (besaran termodinamika
yang menyertai perubhan setiap keadaan dari awal sampai akhir sistem dan
menyatakan ketidakteraturan suatu sistem)
Total entropi semesta tidak berubah ketika proses reversibel terjadi dan
bertambah ketia proses irreversible terjadi.

Hukum III termodinamika


Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut. Hukum ini
menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut
(temperatur Kelvin) semua proses akan berhenti dan entropi sistem akan
mendekati nilai minimum.hukum ini jugga menyatakn bahwa entropi benda
berstruktur kristal sempurna pada temperatur nol absolut bernilai nol.

Kesetimbangan Termodinamika

Sebuah

benda

dapat

dikatakan

dalam

keadaan

kesetimbangan

termodinamika bila nilai dari besaran keadaan makroskopiknya tidak lagi


berubah dalam jangka waktu yang lama. Termodinamika hanya akan meninjau
besaran dalam keadaan sistem yang setimbang. Termodinamika tidak meninjau
bagaimana

proses

perubahan

sistem

mencapai

kondisi

kesetimbangan

termodinamika, karena itu tidak ada variabel waktu dalam realisasi-realisasi


termodinamika.
Tetapi, dalam keadaan nyata, kesetimbangan termodinamika adalah hal yang
mustahil terjadi. Hal ini dikarenakan sebuah benda tidak akan lepas dari
interaksinya dengan lingkungan yang mempengaruhi keadaan benda sehingga
perubahan dapat terjadi begitu cepat. Pengecualian jika kondisi benda mendekati
kesetimbangan termodinamika, realisasi termodinamika dapat ditrerapkan.
Sebagai contoh hukum radiasi benda hitam dapat diterapkan pada matahari dan
bintang walau tidak benar-benar dalam keadaan setimbang. Sehingga analisa
spektrum gelombang dapat dilakukan.
Kesetimbangan Termal
Pencapaian kesetimbangan termal terjadi apabila dalam kondisi adanya
kemungkinan interaksi antara partikel kedua sistem, tidak ada total perpindahan
energi panas antara keduanya

(tidak ada lagiperubahan makro). Relasi

kesetimbangan

suatu

termal

adalah

relasiekuivalensi

sehingga

dapat

dikelompokkan benda-benda yang berada dalam keadaan setimbang termal dan


memiliki parameter. Fakta ini dikenal sebagai hukum ke nol termodinamika.
Benda yang mencapai kesetimbangan termal satu sama lainnya,diartikan
memiliki temperatur yang sama. Termodinamika ke nol ini menjelaskan adanya
besaran temperatur. Besaran temperatur tidak bergantung pada nilai partikel.
Walaupun sebuah benda tidak secara keseluruhan berada dalam kesetimbangan
termal, bagian-bagian dari benda tersebut mungkin berada dalam keadaan
kesetimbangan termal lokal.

Mengatur pelajaran (managing the lesson)

Proses pembelajaran yang efektif, guru harus mengatur dan menjaga agar proses
kegiatan berjalan lancer dan tidak mengalami gangguan atau hambatan. Guru harus
mengoptimalkan keikutsertaan siswa, kesempatan melakukan, penggunaan
peralatan, serta mengorganisir pembagian kelompok, tidak terlalu banyak ceramah
sehingga siswa tidak jenuh. Sehingga saya memilih model pembelajaran jigsaw
untuk materi termodinamika ini, dimana langkah langkah yang dibutuhkan sebagai
beriku:
1. Memberikan bahan ajar awal sebagai pendahuluan kepada siswa seperti yang
telah dijabarkan diatas
2. Materi dibagi kedalam 5 subtopik seperti yang dijabarkan sebelumnya
3. Membagi siswa dalam 5 kelompok sesuai subtopik, yang masing masing
kelompok terdiri dari 5 siswa, secara heterogen baik itu prestasi akademik, jenis
kelamin, ataupun latar belakang lainnya

Gambar: susunan tempat duduk pembagian kelompok

4. Setiap kelompok membaca dan mendiskusikan sub topik masing-masing dan


menetapkan anggota ahli yang akan bergabung dalam kelompok ahli.
5. Anggota ahli dari masing-masing kelompok berkumpul dan mengintegrasikan
semua sub topik yang telah dibagikan

6. Siswa ahli kembali ke kelompok masing-masing untuk menjelaskan topik yang


didiskusikannya.
7. Hasis diskusi yang didapat oleh masing masing kelompok akan dipresentasikan
didepan kelas secara bergantian per kelompok

Mengakhiri pelajaran (ending the lesson)


Saya akan mengakhiri pelajaran dengan mengevalusai hasil pembelajaran
yang mereka dapatkan pada hari ini
Evaluasi yang saya lakukan dengan :
1.

2.

memberi pertanyaan singkat tentang materi yang barru saja dipelajari


contoh:
siapa yang dapat menyebutkan bunyi dari hukum termodinamika pertama
acungkan tangannya
Memberi dorongan psikologi atau sosial ketika mereka berhasil mejawab
pertanyaan singkat tersebut saya akan memberika doorprize untuk menghargai
usaha mereka berupa nilai tambahan, mendorong untuk lebih semangat belajar
mencapai kopetensi yang lebih tinggi dengan menunjukkan pentingnya materi
yang dipelajari, memberikan harapan-harapan positif terhadap kegiatan
belajaryang baru saja dilaksanakan, meyakinkan akan potensi dan kemampuan
peserta didik terhadap keberhasilan pencapaian kompetensi belajar dalam

3.

menumbuhkan rasa percaya diri


Mempersilahkan mereka mengeluarkan

4.

pembelajaran dihari ini


Mengakhiri pelajaran dengan doa dan memberi salam kepada siswa

kesan

SELESAI

ataupun

kritik

tentang

Anda mungkin juga menyukai