laboratorium, dan tes visus termasuk pencitraan fundus. Glaukoma ditentukan
berdasarkan ahli gradasi dari foto fundus. Pemodelan regresi faktor risiko glaukoma dilakukan pada penelitian ini. Hasil: Peserta dengan glaukoma (172) yang lebih tua (usia rata-rata 68,1 [95% confidence Interval (CI) 65,6-70,7] vs 56,4 tahun [95% CI 55,6-57,2, P <0,001]), cenderung memiliki pendidikan belum masuk SMA (25,1% vs 18,1%, P 0,05), menderita diabetes (23,1% vs 10,8%, P <0,001), memiliki obesitas sentral (72,5% vs 60,7%, P 0,01), memiliki sistolik hipertensi (30,3% vs 20,1%, P 0,01), memiliki hipotensi diastolik (30,3% vs 13,9%, P <0,001), dan bukan perokok (91,0% vs 79,3%, P 0,002). jenis kelamin, kemiskinan, akses ke kesehatan perawatan, glukosa puasa, ketergantungan insulin, indeks massa tubuh, kadar kolesterol, diastolik hipertensi, sistolik hipotensi, apnea tidur obstruktif, dan ganja tidak terkait dengan glaukoma. pemodelan multivariabel menunjukkan asosiasi antara glaukoma dan (rasio odds [OR] 1,09 per tahun, 95% CI 1,04-1,14) usia yang lebih tua, ras kulit hitam (OR 4,40, 95% CI 1,71-11,30), dan kemiskinan (OR 3,39, 95% CI 1,73-6,66). Diabetes tidak lagi dikaitkan dengan glaukoma setelah penyesuaian untuk tingkat trigliserida. Jenis kelamin, status pendidikan, asuransi Indeks massa tubuh, tekanan darah, apnea tidur obstruktif, dan merokok tidak dikaitkan dengan glaukoma Kesimpulan: Orang yang lebih tua, dari ras kulit hitam, dan dengan tingkat pendapatan yang lebih rendah memiliki Prevalensi glaukoma lebih tinggi. Sebuah asosiasi baru antara diabetes, kadar trigliserida, dan glaukoma juga diidentifikasi.