BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan industri yang sangal pesat dan dinamis dewasa ini khususnya industri
manufakur telah menghadapi kompetisi yang ketat. Untuk menghadapi kompetisi tersebut,
perusahaanh arus selalu meningkatkan kualitas proses dan produk sesuai dengan tuntutan
konsumen. Banyak metode telah diterapkan untuk meningkatkan kualitas proses dan produk,
antara lain menggunakan metode rekayasa kualitas dengan desain kokoh (quality by robust
design) dalam proses dan produk (Bellavendram,1995).
Rekayasa kualitas dengan robust design diperkenalkan pada ahli rekayasa kualitas di
Amerika Serikat oleh Genichi Taguchi pada awal tahun 1980-an. Pada perkembangan
berikutnya, metode ini banyak diterapkan pada industri manulaktur di Jepang, Amerika Serikat,
Eropa dan negara industri baru seperti Korea dan Taiwan. Dengan semakin terkenalnya metode
robust design ini, telah terjadi pergeseran paradigma kualitas yaitu dari inspeksi kerusakan dan
pernecahan masalah menuju rekayasa kualitas dengan desain dalam proses dan produk.
Luasnya penerapan metode robus design ini, dilandasi oleh kekuatan konsepnya dalam
hal pereduksian jumlah kombinasi suatu desain eksperimen sehingga desain yang dihasilkan
mampu mengakomodasi eksperimen dengan banyak faktor. Selain itu performansi hasil
eksperimen diukur dengan suatu besaran universal yang dapat dipakai untuk membandingkan
dua atau lebih variabel yang memiliki dimensi berbeda. Dua hal inilah yang menjadi inti dan
kekuatan konsep Taguchi.
Genichi Taguchi adalah seorang insinyur dan ahli statistik. Ia memiliki latar belakang
ilmu teknik dan juga mendalami statistika serta matematika tingkat lanjut, sehingga ia dapat
menggabungkan antara teknik statistika dan pengetahuan keteknikkan. Taguchi telah membuat
kontribusi yang sangat berpengaruh untuk statistik industri. Metode ini merupakan metodologi
baru dalam bidang teknik yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas produk dan proses serta
dalam dapat menekan biaya dan resources seminimal mungkin.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Kualitas Menurut Taguchi
Kualitas yang memenuhi spesifikasi dianggap lebih sempuna oleh pabrik di Amerika.
Padahal analisis menunjukkan bahwa dengan merekayasa proses untuk memfokuskan pada
target akan dihasilkan kualitas produk yang lebih sempurna. Melihat fenomena diatas, Taguchi
melihat definisi kualitas dari sisi yang berbeda yaitu dengan melihat hubungan antara-kualitas
dengan biaya dan kerugian (loss) dalam satuan moneter. Definisi ini tidak hanya memperhatikan
segi manufakur tetapi juga sisi konsumen dan masyarakat. Secara lebih lengkap definisi Taguchi
adalah The quality of a product is the minimum loss impqrled by the product society from the
time the product is shipped. Dengan definisi ini, tujuan dari industri manufaktur adalah membuat
produk yang sesuai harapan konsumen selama produksi itu digunakan oleh konsumen. Filosofi
Taguchi dalam perbaikan kualitas secara terperinci menekankan pada reduksi variasi. Desain
parameter dimaksudkan sebagai pendekatan biaya efektif (cost-effective) pada reduksi variasi
dalam proses dan produk (Nair,1992)
Taguchi mendefinisikan kualitas dalam cara yang negatif, yaitu kerugian pada masyarakat
sejak produk dikirimkan. Kerugian ini termasuk biaya ketidakpuasan konsumen, yang akan
mengakibatkan kerugian reputasi dan niat baik perusahaan. Menurut Taguchi, sebuah produk
menimbulkan kerugian bukan hanya ketika berada di luar spesifikasi, tetapi juga ketika produk
tersebut menyimpang dari nilai targetnya, kerugian ini sebanding dengan kuadrat penyimpangan
dari target. Kualitas suatu produk adalah (minimasi kerugian yang diberikan oleh produk pada
masyarakat sejak produk tersebut dikirimkan).
Untuk mengatasi kerugian (loss) karena kualitas yang tidak baik dari suatu produk, ada
dua kemungkinan kerugian yang terjadi setelah produk sampai kepada konsumenya itu :
1.
Jika produk tersebut mendapat garansi maka kerugian tersebut ditanggung perusahaan.
2.
Jika produk tersebur tidak bergaransi, konsumen harus mengeluarkan biaya untuk memperbaiki.
Ukuran yang diusulkan Taguchi untuk menghitung kerugian (loss) secara kuantitatif
adalah quality loss function. Dengan demikian pendekatan kualitas menurut Taguchi ini
merupakan inovasi baru dalam bidang kualitas.
Dr. Genichi Taguchi sebagai pencetus dan metode Taguchi ini, mengemukakan 3 konsep
yang sederhana dan mendasar yaitu:
1. Kualitas harus didesain ke dalam produk, sehingga yang diutamakan bukanlah keharusan suatu
inspeksi melainkan peningkatan kualitas.
2. Pencapaian kualitas terbaik adalah dengan meminimasi deviasi produk dan suatu nilai target.
Produk harus didesain sedeniikian rupa sehingga tidak terpengaruh oleh faktorfaktor lingkungan
yang tidak terkontrol.
3. Biaya kualitas harus diukur berdasarkan pada fungsi deviasi terhadap nilai standar dan kerugian
diukur secara keseluruhan.
Dasar metode Taguchi juga berasal dari 2 premis berikut ini:
1.
Produk yang tidak mencapai target akan memberikan kerugian pada masyarakat.
2.
Desain produk dan proses memerlukan pengembangan sistematis dan langkah-langkah progesif
melalui desain sistem, desain parameter, dan akhirnya desain toleransi.
Ada tujuh point dan Taguchi yang membedakan pendekatan Taguchi dan pendekatan
tradisional dalam menjamin kualitas, yaitu:
1. Taguchi mendefinisikan kualitas sebagai penyimpangan dan performansi tepat target, yang pada
awal pemunculannya menjadi suatu paradok. Menurut Beliau, kualitas dan produk manufaktur
adalah total kerugian yang ditimbulkan oleh produk pada masyarakat sejak produk itu
dikirimkan.
2.
Dalam persaingan ekonomi, Continous Quality Improvement (CQI) atau peningkatan kualitas
terus-menerus dan penurunan biaya amat penting untuk tetap bertahan dalam bisnis.
3.
Sebuah program CQI melibatkan reduksi terus menerus dalam variasi karakteristik performansi
produk dan nilai-nilai target mereka.
4.
Kerugian yang diderita konsumen akibat vaniasi performansi produk seringkali proporsional
dengan kuadrat penyimpangan karakteristik performansi dan nilai targetnya.
5.
Kualitas dan biaya akhir (R&D, manufaktur, dan operasi) dan produk manufaktur bergantung
pada desain rekayasa produk dan proses manufakturnya.
6. Variasi dalam suatu performansi produk (atau proses) dapat dikurangi dengan mengeksploitasi
pengaruh-pengaruh non linier berbagai parameter produk (atau proses) pada karakteristi
performansi.
7.
toleransi pada parameter produk atau proses untuk mengurangi terjadinya variabilitas pada
performansi produk.
D. Perbandingan Pendekatan Eksperimen Klasik dan Taguchi
Metode desain eksperimen klasik dikembangkano leh R.A. Fisher di Inggris, metode ini
berdasarkan pada pendekatan statistika yang didasarkan pada latin square dan pada awalnya
dikembangkan untuk industri pertanian. Metode ini menjadi tidak praktis untuk diterapkan pada
industri manufaktur karena adanya asumsi tertentu dan penekanan pada prosedur-prosedur
tertentu. Taguchi mengembangkan metode desain eksperimen dengan memanfaatkan sifat desain
kokoh (robust design).
Ide dasar dalam desain Taguchi ini adalah untuk mengidentifikasi, melalui penyelidikan
interaksi antara parameter kontrol dan noise variable, setting yang tepat pada parameter kontrol
dengan performansi sistem yang kokoh (robust) terhadap variasi yang tidak dapat dikendalikan
(uncotrollable variation) dalam z. Dengan kata lain, Taguchi melakukan desain yang kokoh
dalam proses dan produk sedemikian sehingga dapat mencegah masuknya faktor yang tidak
terkontrol dalam proses produksi dan mencegah masuknya dampak faktor yang tidak terkontrol
tersebut pada konsumen. Dari ide dasar ini, maka pendekatan Taguchi tersebut dinamakan desain
parameter. Istilah desain ini dimaksudkan sebagai desain dari sistem pada desain eksperimen
statistik. Karena tujuannya adalah robust terhadap variasi dalam variabel noise. Maka
pendekatan ini (desain parameter) disebut juga dengan robust design.
Taguchi memberikan contoh proses pembuatan permen. Kelembutan permen dipengaruhi
oleh temperatur lingkungan (noise factors). Temperatur yang tinggi menyebabkan permen terlalu
lembut dan bagian luar meleleh, dan pada kondisi temperatur rendah menyebabkan bagian luar
keras. Untuk itu perlu dirancang proses pembuatan yang memperhatikan kelembaban proses,
sehingga permen yang dihasilkan sesuai dengan keinginan konsumen dan robust terhadap
perubahan temperatur lingkungan.
Robust Desain ini telah menambahkan dimensi baru pada desain eksperime klasik antara
lain bagaimana mereduksi secara ekonomis variasi produk dalam lingkungan konsumen dan
bagaimana menjamin bahwa keputusan untuk menerapkan kondisi optimum dalam eksperimen
akan berhasil dalam manufaktur dan masyarakat.
maka karakteristik kualitas seringkali tidak dapat mencapai target. Dengan demikian spesifikasi
produk yang diharapkan tidak akan tercapai atau dengan kata lain akan terjadi kerugian (loss).
Prinsip dasar dari kekokohan (robustness) adalah usaha untuk mereduksi kerugian dengan
memperhatikan hubungan fungsional antara faktor terkontrol dan faktor tidak terkontrol,
sehingga karakteristik kualitas tidak sensitif terhadap faktor tidak terkontrol. Untuk mereduksi
kerugian ini dapat dilakukan secara tidak langsung dengan mereduksi variansi. Ada empat cara
yang digunakan untuk mereduksi variansi yaitu mengeluarkan produk yang cacat, mencari dan
menghilangkan penyebab ketidakcocokan, memperkecil toleransi dan menerapka metode robust
design.
G. Fungsi kerugian (loss function)
Fungsi kerugian (loss function) merupakan suatu pendekatan baru untuk proses
capability. Hal ini disebabkan dalam proses produksi yang menginginkan suatu produk yang
berkualitas diperlukan kontrol dalam proses capability. Karakteristik kualitas dibagi menjadi 3
karakteristik yaitu nominal is the best, smaller the better, dan larger the better. Nominal is the
best digunakan ketika suatu proses menginginkan nilai target tententu. Jika menginginkan sebuah
ukuran karakteristik kualitas yan gmempunyai target 0, atau karakteristik kualitas yang baik
adalah sekecil-kecilnya maka digunakan smaller the better, sedangkan larger the better
merupakan suatu ukuran karakteristik kualitas non negatif yang mempunyai nilai target tak
hingga tau karakteristik kualitas yang baik adalah sebesar-besarnya. Jika y merupakan
karakteristik kualitas dan m merupakan nilai target tertentu, maka perbedaan fungsi kerugian
(loss) dari tipe karakteristik kualitas akan ditunjukkan pada tabel dibawah ini dengan k
merupakan konstanta k1= A0*/0 dan k2 = A0*/02.
Perbandingan karakteristik kerugian
H. Sistem Dinamis
Strategi taguchi dalam desain optimasi terdiri dari dari 4 faktor golongan untuk menggambarkan
pengaruh faktor yaitu:
1.
Dalam suatu rancangan percobaan terdapat pengaturan faktor secara selektif pada proses untuk
mencapai target yang diinginkan, faktor signal mempunyai suatu hal yang khusus yaitu
mengubah setting pengaruh rata-rata respon bukan pada variabilitasnya. Penentuan faktor signal
didasarkan pada pengetahuan engineering dari desain suatu sistem.
2.
Faktor Kontrol
Secara umum faktor kontrol berpengaruh pada rata-rata dan variabilitas dari respon. Suatu desain
produk akan menetapkan dengan bijaksana level dari parameter sehingga dapat menerima
kemungkinan terbaik dari yang diharapkan yaitu stabilitas maksimum dan hasil yang robust
dengan biaya yang minimum.
3.
4.
Pada parameter desain untuk karakteristik dinamis desain hasil atau proses seharusnya
dikondisikan untuk memperoleh tujuan yang yang robust pada faktor noise, oleh karena itu
signal to noise ratio untuk karakteristik dinamios didefinisikan sebagai 10 log () dengan
merupakan power dari signal didefiniskan sebagai jumlah variasi yang terjadi pada perubahan
level faktor signal sedangkan power dari noise merupakan variasi yang terjadi sebagai perubahan
pada level noise. Dalam menganalisa percobaaan dimana respon mempunyai target yang
dinamis, taguchi mengajukan dua tahap (two-step procedure) untuk mengidentifikasi pengaturan
signal aitu (i) menghitung faktor signal to ratio (SNR) dan menentukan faktor kontrol yang
memaksimalkan SNR, (ii) perubahan fungsi slope pada target slope dengan menyesuaikan pada
faktor (faktor kontrol yan gmemiliki pengaruh yangb kuat pada slope tetapi tidak berpengaruh
pada SNR).
I. Tools yang Digunakan dalam Metode Taguchi
Tools yang digunakan dalam metode Taguchi diantaranya adalah:
1 . Process diagram (P-diagram )
P-Diagram adalah diagram yang digunakan untuk mengelompokkan variabelvariabel yang
terkait dalam suatu proses, antara lain faktor signal (input), response ( output), noise dan control.
Pertama-tama, identifikasi input dan output dari konsep yang sedang didesain. Kemudian
identifikasi apa saja yang menjadi control dan noise factor. Control factor merupakan parameter
yang dapat diukur oleh desainer, sementara noise factor merupakan parameter yang berada di
luar kontrol desainer.
Selanjutnya, desainer mengatur control factor supaya deviasi yang terjadi minimum dalam biaya
rendah. Selain itu, noise factor juga harus dipertimbangkan dalam melakukan desain, demi
menghindari banyaknya kegagalan produk dan biaya yang terjadi akibat desain yang buruk.
Setelah itu, desainer mengatur deviasi yang dibolehkan dari nominal, dengan menyeimbangkan
antara cost dengan benefit bagi pelanggan. Proses ini disebut dengan tolerance design. Hasil
menggunakan parameter design diikuti dengan tolerance design merupakan produk dengan biaya
yang rendah.
2. Ideal function, yang digunakan untuk menentukan bentuk ideal dari hubungan signalresponse
dalam konsep desain, sehingga higher level system work perfectly.
3. Quadratic Loss Function, yakni digunakan untuk mengkalkulasi kerugian yang terjadi pada
user akibat kinerja yang menyimpang dari target. Fungsi ini bentuknya bisa berbeda-beda,
tergantung situasinya. Pengukuran ini sangat bermanfaat untuk menghitung kepuasan pelanggan
dan menentukan toleransi yang optimum.
otokratik atau dalam kepemimpinan militer. Metode ini memiliki beberapa keuntungan, yaitu
cepat, dalam arti ketika organisasi tidak mempunyai waktu yang cukup untuk memutuskan apa
yang harus dilakukan. Selain itu, metode ini cukup sempurna dapat diterima kalau pengambilan
keputusan yang dilaksanakan berkaitan dengan persoalan-persoalan rutin yang tidak
mempersyaratkan diskusi untuk mendapatkan persetujuan para anggotanya.
Namun demikian, jika metode pengambilan keputusan ini terlalu sering digunakan, ia
akan menimbulkan persoalan-persoalan, seperti munculnya ketidak percayaan para anggota
organisasi terhadap keputusan yang ditentukan pimpinannya, karena mereka kurang bahkan tidak
dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan akan memiliki kualitas
yang lebih bermakna, apabila dibuat secara bersama-sama dengan melibatkan seluruh anggota
kelompok,daripada keputusan yang diambil secara individual.
2.
ahli (expert), sehingga memungkinkannya memiliki kekuatan dan kekuasaan untuk membuat
keputusan. Metode pengambilan keputusan ini akan bekerja dengan baik, apabila seorang
anggota organisasi yang dianggap ahli tersebut memang benar-benar tidak diragukan lagi
kemampuannya dalam hal tertentu oleh anggota lainnya.
Dalam banyak kasus, persoalan orang yang dianggap ahli tersebut bukanlah masalah
yang sederhana, karenasangat sulit menentukan indikator yang dapat mengukur orang yang
dianggap ahli (superior). Ada yang berpendapat bahwa orang yang ahli adalah orang yang
memiliki kualitas terbaik; untuk membuat keputusan, namun sebaliknya tidak sedikit pula orang
yang tidak setuju dengan ukuran tersebut. Karenanya, menentukan apakah seseorang dalam
kelompok benar-benar ahli adalah persoalan yang rumit.
3.
dengan metode yang pertama. Karena metode authority rule after discussion ini pertimbangkan
pendapat atau opini lebih dari satu anggota organisasi dalam proses pengambilan keputusan.
Dengan demikian, keputusan yang diambil melalui metode ini akan mengingkatkan kualitas dan
tanggung jawab para anggotanya disamping juga munculnya aspek kecepatan (quickness) dalam
pengambilan keputusan sebagai hasil dari usaha menghindari proses diskusi yang terlalu meluas.
Dengan perkataan lain, pendapat anggota organisasi sangat diperhatikan dalam proses pembuatan
keputusan, namun perilaku otokratik dari pimpinan, kelompok masih berpengaruh.
Metode pengambilan keputusan ini juga mempunyai kelemahan, yaitu pada anggota
organisasi akan bersaing untukmempengaruhi pengambil atau pembuat keputusan. Artinya
bagaimana para anggota organisasi yang mengemukakan pendapatnya dalam proses pengambilan
keputusan, berusaha mempengaruhi pimpinan kelompok bahwa pendapatnya yang perlu
diperhatikan dan dipertimbangkan.
4.
Kesepakatan(consensus)
Kesepakatan atau konsensus akan terjadi kalau semua anggota dari suatu organisasi
mendukung keputusan yang diambil. Metode pengambilan keputusan ini memiliki keuntungan,
yakni partisipasi penuh dari seluruh anggota organisasi akan dapat meningkatkan kualitas
keputusan yang diambil, sebaik seperti tanggung jawab para anggota dalam mendukung
keputusan tersebut. Selain itu metode konsensus sangat penting khususnya yang berhubungan
dengan persoalan-persoalan yang kritis dan kompleks.
Namun demikian, metodepengambilan keputusan yang dilakukan melalui kesepakatn ini,
tidak lepas juga dari kekurangan-kekurangan. Yang paling menonjol adalah dibutuhkannya
waktu yang relatif lebih banyak dan lebih lama, sehingga metode ini tidak cocok untuk
digunakan dalam keadaan mendesak atau darurat.
Keempat metode pengambilan keputusan di atas, menurut Adler dan Rodman, tidak ada
yang terbaik dalam arti tidak ada ukuran-ukuran yang menjelaskan bahwa satu metode lebih
unggul dibandingkan metode pengambilan keputusan lainnya. Metode yang paling efektif yang
dapat digunakan dalam situasi tertentu, bergantung pada faktor-faktor:
a.
Kekuatan Mental
Kekuatan mental itu sama seperti prinsip, jadi dalam organisasi harus punya prinsip.
b.
Sanksi
Sanksi sangat perlu dalam organisasi, agar tidak melakukan kesalahan yang sama baik itu
pemimpin maupun anggotanya.
c.
Keahlian
Pemimpin harus punya kekuatan mental dalam organisasi, jika tidak sama saja seperti pemimpin
yang tidak mempuanyi gelar.
d.
Kharisma
Semua pemimpin harus punya kharisma agar terus menjadi panutan bagi semua orang. Maka dari
itu kharisma merupakan citra baik yang di miliki seseorang agar menjadi panutan semua orang.
I.
1.
yang sifatnya rutinitas, berulang-ulang, dan cara menanganinya telah ditentukan. Pengambilan
-
B.
2.
A.
Manajemen Puncak yang berkaitan dengan masalah perencanaan yang bersifat strategis
(strategic planning). Pada manajemen puncak keputusan yg diambil adalah keputusan strategis.
B.
Manajemen Menengah, yaitu menangani permasalahan kontrol/pengawasan yang sifat
pekerjaannya lebih banyak pada masalah administrasi.
keputusan yang diambil adalah keputusan administrasi/taktis. Keputusan ini adalah keputusan
yg berkaitan dengan pengelolaan sumberdaya.
C.
Manajemen operasional, yaitu berkaitan dengan kegiatan operasional (kegiatan operasi
harian). Keputusan yang diambil pada manajemen operasional disebut keputusan operasional.
3.
A.
B.
Keputusan internal jangka panjang, yaitu keputusan yang berkaitan dengan perma-salahan
organisasional seperti : perombak-an struktur organisasi, perubahan departemen. Keputusan
Eksternal Jangka Pendek, yaitu kepu-tusan yang berkaitan dengan semua persoalan yg
berdampak dgn lingkungan dalam rentang waktu yang relatif pendek, seperti : mencari
C.
4.
Berdasarkan lingkungannya :
A.
Pengambilan keputusan dalam kondisi pasti, yaitu pengambilan keputusan dimana berlangsung
hal-hal :
Alternatif yg harus dipilih hanya memiliki satu konsekuensi / jawaban / hasil. Ini berarti hasil
yg akan datang.
Biasanya selalu dihubungkan dengan keputusan yang menyangkut masalah rutin, karena
deterministik.
B.
Pengambilan Keputusan dalam kondisi resiko, adalah pengambilan keputusan dimana
-
berlangsung hal-hal :
Alternatif yg dipilih mengandung lebih dari satu kemungkinan hasil.
Pengambilan keputusan memiliki lebih dari satu alternatif tindakan.
Diasumsikan bahwa pengambilan keputusan mengetahui peluang yg akan terjadi terhadap
Pengambilan keputusan tdk dapat menentukan probabilitas terjadinya berbagai kondisi atau
hasil yg keluar.
Pengambil keputusan tidak mempunyai pengetahuan atau informasi lengkap mengenai
D.
-
persaingan.
Pengambil keputusan saling bersaing dengan pengambil keputusan lainnya yg rasional,
sebagai berikut:
a.
hal-hal yang berwujud maupun tidak berwujud, yang emosional maupun rasional perlu
b.
c.
d.
e.
orang lain.
jarang sekali ada 1 pilihan yang memuaskan.
pengambilan keputusan merupakan tindakan mental. Dari tindakan mental ini kemudian harus
f.
g.
h.
Kemudian terdapat enam faktor lain yang juga ikut mempengaruhi pengambilan
keputusan.
Fisik.
Didasarkan pada rasa yang dialami pada tubuh, seperti rasa tidak nyaman, atau kenikmatan.
Ada kecenderungan menghindari tingkah laku yang menimbulkan rasa tidak senang, sebaliknya
memilih tingkah laku yang memberikan kesenangan.
Emosional.
Didasarkan pada perasaan atau sikap. Orang akan bereaksi pada suatu situasi secara
subjective.
Rasional.
Didasarkan pada pengetahuan orang-orang mendapatkan informasi, memahami situasi dan
berbagai konsekuensinya.
Praktikal.
Didasarkan pada keterampilan individual dan kemampuan melaksanakan. Seseorang akan
menilai potensi diri dan kepercayaan dirinya melalui kemampuanya dalam bertindak.
Interpersonal.
Didasarkan pada pengaruh jaringan sosial yang ada. Hubungan antar satu orang keorang
lainnya dapat mempengaruhi tindakan individual.
Struktural.
Didasarkan pada lingkup sosial, ekonomi dan politik. Lingkungan mungkin memberikan hasil
yang mendukung atau mengkritik suatu tingkah laku tertentu.
CONTOH KASUS :
Pada tahun 1983, kepercayaan knight melakukan kesalahan dalam pengelolaan nike,
sehingga berdampak pada 350 karyawan yang ia miliki, oleh karena itu Phil sebagai Ketua
Dewan direksi memutuskan untuk mendapatkan kembali posisi produsen sepatu nomor satu
melalui kecepatan penjualannya dengan konsep Nike Global Segmentation & Targeting
Positioning
ANALISIS
Berdasarkan data kasus tersebeut gaya pengambilan keputusan di dalam perusahaan nike
adalah Manajer mengambil keputusan sendiri dengan menggunakan masukan informasi yang
tersedia pada waktu tertentu. Pengambilan keputusan yang dilakukan manajer pada perusahaan
nike memiliki kekurangan dan kelebihan sendiri.
Kelebihan :
-
Keputusan yang diambil cepat terutama apabila perusahaan sedang mengalami kesibukan
Tidak memerlukan perdebatan atau saling adu pendapat
Kekurangan :
BAB III
KESIMPULAN
Taguchi telah membuat kontribusi yang sangat berpengaruh untuk statistik industri.
Metode ini merupakan metodologi baru dalam bidang teknik yang bertujuan untuk memperbaiki
kualitas produk dan proses serta dalam dapat menekan biaya dan resources seminimal mungkin.
Metode Taguchi sangat efektif untuk mengadakan perbaikan kualitas dan pengurangan biaya,
perbaikan dalam pembuatan produk serta pengurangan biaya pengembangan produk. Metode
Taguchi banyak diterapkan di pabrik-pabrik di Jepang oleh para teknisi untuk memperbaiki
proses dan produk.
Sasaran metode Tagauchi yaitu mengoptimalkan fungsi tujuan yang berubah-ubah dan
mengurangi sensitivitas desain terhadap faktor yang tak terkendali. Dalam metode Tagauchi
penekanan dilakukan terhadap penerapan strategi perancangan yang efektif dari tingkat hulu
hingga lantai dasar pabrik. Filosofi metode Tagauchi yaitu kualitas yang diukur dengan
penyimpangan karakteristik dari nilai target.
Dalam perancangan di tingkat hulu digunakan percobaan skala kecil untuk mengurangi
variabilitas dan menemukan biaya efektif, desain yang kuat atau standar untuk produksi skala
besar. Dalam perancangan di tingkat lantai dasar pabrik menyediakan metode yang nyata
berdasarkan biaya untuk memonitor dan memelihara kualitas produksi.