Anda di halaman 1dari 29

KATA PENGANTAR

Puji syukur Kami panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat-Nyalah makalah ini
dapat selesai tepat pada waktunya. Tidak lupa ucapan terimakasih Kami ucapkan kepada dosen
mata kuliah Statistika Pendidikan yang telah memberikan pemahaman terkait topik dalam
makalah kami yaitu Reliabilitas serta teman-teman yang Kami sayangi.
Kami berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah
memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa
Robbal Alamiin.
Makalah ini disusun sebagai langkah untuk memahami tentang reliabilitas. Dalam
penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik
dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah
ini. Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang
membutuhkan,khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai, Amiin.

Banjarmasin, November 2016

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1
I.

Latar Belakang Masalah....................................................................................................1

II. Rumusan Masalah...............................................................................................................1


III. Tujuan dan Manfaat...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................3
A. Pengertian Reliabilitas........................................................................................................3
B. Tujuan Realibilitas..............................................................................................................4
C. Kegunaan Reliabilitas Data................................................................................................5
D. Jenis-Jenis Reliabilitas........................................................................................................5
E. Pengujian Reliabilitas.........................................................................................................6
F. Penyebab Ketidakandalan................................................................................................23
G. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Reliabilitas............................................................24
PENUTUP....................................................................................................................................26
Kesimpulan...............................................................................................................................26
Saran.........................................................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................27

BAB I PENDAHULUAN
I. Latar Belakang Masalah
Reliabilitas sebetulnya merupakan sifat yang ada pada data atau skor yang dihasilkan
oleh instrumen, namun untuk memudahkan reliabilitas dapat dikatakan merupakan sifat dari
insrumen juga reliabilitas bukanlah bersifat dikotomis, tetapi merupakan rentangan yang
biasnya dinyatakan dengan bentuk angka 0 (0) sampai 1 (satu). Dengan demikian kurang tepat
kiranya kalau dipertanyakan apakah suatu instumen itu memiliki reliabilitas atau tidak, akan
tetapi tepatnya adalah suatu instrumen dapat menghasilkan data atau skor yang memiliki
tingkat reliabilitas yang memadai atau tidak. Suatu instrumen memiliki tingakat reliabilitas
yang tinggi, sedang, atau rendah.
Hampir sama dengan pengertian tersebut, bahwa keberadaan reliabilitas tiada sematamata brupa dua pilihan, reliabel atau kah tidak reliabel, akan tetapi merupakan rentang yang
berjenjang dari tingkat yang paling tinggi sampai tingkat yang palinng rendah. Reliabilitas
tingkat paling tinggi yang secara statistik ditulis sebagai 1,00 yang menandakan adanya
keajegan mutlak tanpa perbedaan dan penyimpangan sedikitpun.
Karena pentingnya reliabilitas dalam evaluasi maka pemakalah mencoba akan
mengambil judul reliabilitas.
II. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari reliabilitas?
2. Apakahtujuan realibilitas?
3. Apakah kegunaan reliabilitas data?
4. Apasaja jenis-jenis reliabilitas?
5. Apasaja pengujian reliabilitas?
6. Apakah penyebab ketidakandalan?
7. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi reliabilitas?

III. Tujuan dan Manfaat


Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Mahasiswa dapat memahami pengertian dari reliabilitas.
2. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tujuan reliabilitas.
3. Mahasiswa dapat mengaplikasikan reliabilitas dalam menganalisis data.
4. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami jenis-jenis reliabilitas.
5. Mahasiswa dapat menjalankan pengujian dengan menggunakan sistem reliabilitas.
6. Mahasiswa dapat memprediksi penyebab ketidakandalan dalam sistem reliabilitas.
7. Mahasiswa dapat menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi realibilitas.
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka manfaat dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Mahasiswa memahami lebih jauh akan pengertian reliabilitas;
2. Mahasiswa mengetahui lebih jauh akan tujuan dari reliabilitas;
3. Mahasiswa memahami lebih dalam akan kegunaan reliabilitas data;
4. Mahasiswa mengetahui jenis-jenis reliabilitas;
5. Mahasiswa dapat mengetahui pengujian dengan menggunakan sistem reliabilitas;
6. Mahasiswa dapat memahami penyebab ketidakandalan dalam sistem reliabilitas;

7. Mahasiswa dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi realibilitas.

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Reliabilitas
Reliabilitas diterjemahkan dari kata reliability yang berarti hal yang dapat dipercaya (tahan
uji). Sebuah tes dikatakan mempunyai reliabilitas yang tinggi jika tes terebut memberikan data
hasil yang ajeg (tetap) walaupun diberikan pada waktu yang berbeda kepada responden yang
sama. Hasil tes yang tetap atau seandainya berubah maka perubahan itu tidak signifikan maka tes
tersebut dikatakan reliabel. Oleh karena itu reliabilitas sering disebut dengan keterpercayaan,
keterandalan, keajegan, konsistensi, kestabilan, dan sebagainya. Reliabilitas menyangkut
masalah ketepatan alat ukur. Ketepatan ini dapat dinilai dengan analisa statistik untuk
mengetahui kesalahan ukur. Reliabilitas lebih mudah dimengerti dengan memperhatikan aspek
pemantapan, ketepatan, dan homogenitas. Suatu instrumen dianggap reliabel apabila instrumen
tersebut dapat dipercaya sebagai alat ukur data penelitian.
Definisi teoretis dari reliabilitas adalah proporsi keragaman skor tes yang disebabkan oleh
keragaman sistematis dalam populasi peserta tes. Jika terdapat keragaman sistematis yang lebih
besar dalam suatu populasi dibanding dengan populasi lainnya, seperti dalam semua siswa
sekolah negeri dibandingkan hanya dengan kelas tertentu, tes akan mempunyai reliabilitas lebih
besar untuk populasi yang lebih bervariasi. Reliabilitas adalah karakteristik bersama antara tes
dan kelompok peserta tes. Reliabilitas tes bervariasi dari suatu kelompok dengan kelompok
lainnya.

Uno, dkk. memberikan penekanan pada pengertian reliabilitas sebagai konsistensi tes. Yaitu,
seberapa konsisten skor tes dari satu pengukuran ke pengukuran berikutnya. Reliabilitas merujuk
pada ketetapan/keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang diinginkan, artinya kemampuan
alat tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama.
Sehingga berdasarkan pernyataan-pernyataan diatas dapat disampaikan bahwa, reliabilitas
diartikan dengan keajekan (konsistensi) bila mana tes tersebut diuji berkali-kali hasilnya relatif
sama, artinya setelah hasil tes yang pertama dengan tes yang berikutnya dikorelasikan terdapat
hasil korelasi yang signifikan. Derajat hubungan ini ditunjukkan dengan koefesien reliabilitas
yang bergerak dari 0 sampai dengan 1. Jika koefesiennya semakin mendekati 1 maka semakin
reliabel dan sebaliknya. Pada umumnya para ahli memberikan standar minimal koefesien
reliabilitas sama atau lebih besar dari 0.6.
Dalam pendidikan, kegiatan pengukuran tentunya tidak berhubungan dengan objek fisik
seperti ukuran gedung, meja, tinggi badan, dan lain-lain. Kegiatan pengukuran yang lebih sering
dilakukan lebih bersifat non fisik, seperti intelegensi, bakat dan minat, perilaku, persepsi siswa,
atau hasil belajar siswa. Dan untuk mengukur dimensi tersebut kita memerlukan instrumen tes
yang benar-benar reliabel.
B. Tujuan Realibilitas
Tujan adanya realibilitas adalah mengkonsep satu variabel dengan jelas. Setiap pengukuran
harus merujuk pada satu dan hanya satu konsep/variabel. Sebuah variabel harus spesifik agar
dapat menguragi intervensi informasi dari variabel lain. Menggunakan level pengukuran yang
tepat. Semakin tinggi atau semakin tepat level pengukuran, maka variabel yang dibuat akan
semakin reliabel karena informasi yang dimiliki semakin mendetail.
Prinsip dasarnya adalah mencoba melakukan pengukuran pada level paling tepat yang
mungkin diperoleh. Gunakan lebih dari satu indikator. Dengan adanya lebih dari satu indicator
yang spesifik, peneliti dapat melakukan pengukuran dari range yang lebih luas terhadapkonten
definisi konseptual. Gunakan tes pilot, yakni dengan membuat satu atau lebih draftatau dalam
sebuah pengukuran sebelum menuju ke tahap hipotesis (pretest). Dalam penggunaan pilot
studies, prinsipnya adalah mereplikasi pengukuran yang pernah dilakukan oleh peneliti terdahulu
dari literature-literatur yag berkaitan.

Selanjutnya, pengukuran terdahulu dapat dipergunakan sebagai patokan dari pengukuran


yang dilakukan peneliti saat ini. Kualitas pengukuran dapat ditingkatkan dengan berbagai cara
sejauh definisi dan pemahaman yang digunakan oleh peneliti kemudian tetap sama.
Pada konstruksi alat ukur, perhitungan reliabilitas berguna untuk melakukan perbaikan pada
alat ukur yang dikonstruksi. Dimana perbaikan alat ukur dilakukan melalui analisis butir untuk
mengetahui butir mana yang perlu diperbaiki. Namun pada pengukuran sesungguhnya,
perhitungan reliabilitas dilakukan untuk memberi informasi tentang kualitas sekor hasil ukur
kepada mereka yang memerlukannya. Tentunya perolehan tersebut bisa di jadikan acuan bagi
peneliti untuk menghasilkan penelitian yang bisa dipertanggung jawabkan di kemudian hari.
Sehingga, jika realibilitas baik, akan menunjukkan kalahan varian yang minim. Jika tes
mempunyai reabilitas tinggi maka pengaruh kesalahan pengukuran telah terkurangi.
C. Kegunaan Reliabilitas Data
Kegunaan reliabilitas data adalah untuk mengetahui atau menunjukkan keajekan suatu tes
dalam mengukur gejala yang sama pada waktu dan kesempatan yang berbeda. Untuk mengetahui
reliabilitas instrumen dalam penelitian ini digunakan analisis statistik dengan menggunakan
rumus alpa. Dengan taraf signifikansi 5% maka apabila r hitung > r tabel, berarti item tersebut
dinyatakan diterima (reliabel) sedangkan r hitung < r tabel, berarti item tersebut dinyatakan tidak
diterima (tidak reliabel). Pada pengujian reliabel ini hanya butir-butir item atau soal yang valid
saja diujikan dalam penelitian. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi suatu kesalahan dalam
pengambilan reliabilitas suatu instrument.
D. Jenis-Jenis Reliabilitas
Kerlinger (1986) mengemukakan reliabilitas dapat diukur dari tiga kriteria, yaitu stability,
dependability, dan predictability. Stability menunjukkan keajekan suatu tes dalam mengukur
gejala yang sama pada waktu yang berbeda. Dependability menunjukkan kemantapan suatu tes
atau seberapa jauh tes dapat diandalkan. Predictability menunjukkan kemampuan tes untuk
meramalkan hasil pada pengukuran gejala selanjutnya.
Menurut perhitungan product-moment dari pearson, ada tiga macam reliabilitas, yaitu
1. Koefisien stabilitas (coefficient of stability) adalah jenis reliabilitas yang menggunakan
teknik test and retest, yaitu memberikan tes kepada sekelompok individu, kemudian
diadakan pengulangan tes pada kelompok yang sama dengan waktu yang berbeda. Cara
5

memperoleh koefisien stabilitas adalah dengan mengorelasikan hasil tes pertama dengan
hasil tes kedua dari kelompok yang sama, tes yang sama, pada waktu yang berbeda.
2. Koefisien konsistensi internal (coefficient of internal consistency) adalah reliabilitas yang
didapat dengan jalan mengorelasikan dua buah tes dari kelompok yang sama, tetapi
diambil dari butir-butir yang bernomor genap untuk tes yang pertama dan butir-butir
bernomor ganjil untuk tes yang kedua. Teknik ini sering juga disebut split-half method.
3. Koefisien ekuivalen (coefficient of equivalence) adalah jika mengorelasikan dua buah tes
yang paralel pada kelompok dan waktu yang sama. Mertode yang digunakan untuk
memperoleh koefisien ekuivalen adalah metode dengan menggunakan dua buah bentuk
tes yang paralel (equivalen) atau disebut equivalence forms method.
E. Pengujian Reliabilitas
Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal dan internal. Secara
eksternal dilakukan dengan cara tes-retes, equivalen, dan gabungan. Secara internal dapat diuji
dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrument.
Reliabilitas Eksternal
a) Tes-Retes
Disebut juga teknik single test double trial. Menggunakan sebuah instrument, namun
dites dua kali. Hasil atau skor pertama dan kedua kemudian dikorelasikan untuk mengetahui
besarnya indeks reliabilitas.Teknik perhitungan yang digunakan sama dengan yang
digunakan pada teknik pertama yaitu rumus korelasi Pearson.
Menurut Saifuddin Azwar, realibilitas tes-retest adalah seberapa besat derajat skor tes
konsisten dari waktu ke waktu. Realibilitas diukur dengan menentukan hubungan antara skor
hasil penyajian tes yang sama kepada kelompok yang sama, pada waktu yang berbeda.
Metode pengujian reliabilitas stabilitas yang paling umum dipakai adalah metode
pengujian tes-kembali (test-retest). Metode test-retest menggunakan ukuran atau test yang
sama untuk variable tertentu pada satu saat pengukuran yang diulang lagi pada saat yang
lain. Cara lain untuk menunjukkan reliabilitas stabilitas, bila kita menggunakan survai,
adalah memasukkan pertanyaan yang sama di dua bagian yang berbeda dari kuesioner atau
wawancara. Misalnya the Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MPPI) mengecek
6

reliabilitas test-retest dalam satu kuesionernya dengan mengulang pertanyaan tertentu di


bagian-bagian yang berbeda dari kuesioner yang panjang.
Kesulitan terbesar untuk menunjukkan reliabilitas stabilitas adalah membuat asumsi
bahwa sifat/ variable yang akan diukur memang benar-benar bersifat stabil sepanjang waktu.
Karena kemungkinan besar tidak ada ukuran yang andal dan sahih yang tersedia. Satusatunya faktor yang dapat membuat asumsi-asumsi ini adalah pengalaman, teori dan/atau
putusdan terbaik. Dalam setiap kejadian, asumsi ini selalu ditantang dan sulit rasanya
mempertahankan asumsi tersebut atas dasar pijakan yang obyektif.
b) Ekuivalen
Pengujian reliabilitas instrument dengan cara ini cukup dilakukan sekali, tetapi
instrumennya dua, pada responden yang sama, waktu sama, instrumen berbeda. Reliabilitas
instrument dihitung dengan cara mengkorelasikan antara data instrumen yang satu dengan
data instrumen yang dijadikan equivalen. Peneliti mengkorelasikan hasil-hasil secara
bergantian dari tes yang dilakukan pada individu yang sama. Jika dua bentuk dilakukan pada
waktu yang sama, hasil koefisien reliabilitas disebut dengan koefisien ekivalen.
c) Gabungan (Split-Half)
Disebut juga teknik single test single trial. Peneliti boleh hanya memiliki seperangkat
instrument saja dan hanya diuji cobakan satu kali, kemudian hasilnya dianalisis, yaitu
dengan cara membelah seluruh instrument menjadi dua sama besar. Cara yang diambil untuk
membelah soal bisa dengan membelah atas dasar nomor ganjil-genap, atas dasar nomor
awal-akhir, dan dengan cara undian.
Realibilitas ini diukur dengan menentukan hubungan antara skor dua paruh yang
ekuivalen suatu tes, yang disajikan kepada seluruh kelompok pada suatu saat. Karena
reliabilitas belah dua mewakili reliabilitas hanya separuh tes yang sebenarnya, rumus
Spearman-Brown dapat digunakan untuk mengoreksi koefisien yang didapat.
d) Internal Consistency
Pengujian reliabilitas dengan internal consistency, dilakukan dengan cara mencobakan
instrumen sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik-teknik
tertentu. Hasil analisis dapat digunakan untuk memprediksi reliabilitas instrumen. Pengujian
reliabilitas instrumen dapat dilakukan dengan teknik belah dua dari Spearman Brown (Sp lit
half), KR20, KR21 dan Anova Hoyt.
7

Reliabilitas Internal
Teknik perhitungannya tergantung pada banyaknya belahan, bentuk, serta sifat alat ukurnya.
Beberapa teknik yang sering digunakan untuk menentukan koefisien reliabilitas dengan metode
tes tunggal ini antara lain: Formula-formula Kuder Richardson (KR20 dan KR21), Formula
Spearman-Brown, Formula Rulon, Formula Alpha, Formula C. Hoyt, Formula Analisis Varians,
Formula Kristof, Formula Flanagan, dan sebagainya.
a) Rumus Spearman Brown
Rumus yang digunakan dalam hal ini adalah rumus Spearman-Brown (Arikunto, Rumus
Flanagan Rumus Flanagan memiliki syarat diantaranya data yang digunakan merupakan
instrumen dengan skor 1 dan 0 jumlah butir pertanyaan genap. Langkah: skor-skor
dikelompokkan menjadi dua berdasarkan belahan bagian soal, ganjil-genap.
Rumus:

Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen
r12 12 = indeks korelasi antara dua belahan instrumen

Contoh Soal :

b) Rumus Flanagan
Reliabilitas pada formula Flanagan tidak didasarkan pada ada tidaknya korelasi antara
belahan I dengan belahan II. Dasar dari formula Flanagan adalah jumlah kuadrat deviasi
(varians) pada tes belahan I, jumlah kuadrat (varians) deviasi pada tes belahan II, dan jumlah
kuadrat deviasi (varians) skor total.
Rumus:

Keterangan:
r11

= koefisien reliabilitas
2

S1

= varians skor belahan 1

S 22

= varians skor belahan 2

S 2t

= varians skor total

2 & 1 = bilangan konstan


Contoh:
Kasus yang digunakan serupa dengan kasus pada formula Spearman-Brown.
Dari hasil di atas, kemudian dapat dihitung nilai koefisien reliabilitasnya dengan menghitung
masing-masing varians belahan dan varians skor total kedua belahan.

10

5427
10

= 542,7

6166
10

= 616,6

23127
10

= 2312,7

542,7 616,6

2 1

2312,7

= 0,9974
Nilai koefisien reliabilitas yang didapat adalah 0,9974 > 0,70. Kesimpulannya kuisioner
dianggap masih reliabel.
c) Rumus Rulon
Rumus Rulon (belah dua Awal-Akhir). Bila menggunakan rumus yang tergolong pada teknik
belah dua ada 2 persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu butir pertanyaan harus genap dan antara
belahan pertama dan kedua harus seimbang. Menurut Rulon reliabilitas dapat dipandang dari
adanya selisih skor yang diperoleh oleh responden pada belahan pertama dengan belahan kedua.
Selisih tersebut yang menjadi sumber variasi error sehingga bila dibandingkan dengan variasi
skor akan dapat menjadi dasar untuk melakukan estimasi reliabilitas tes.
11

Rumus:

Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen
Vt = varians skor total
Vd = varians beda
d = skor pada belahan awal dikurangi dengan skor pada belahan akhir.
Contoh Soal :

Penyelesaian :
Rumus :

12

d) Rumus K-R 20
Syarat :

data yang digunakan merupakan instrumen dengan skor 1 dan 0

13

Digunakan apabila peneliti mempunyai instrumen dengan butir pertanyaan yang valid
ganjil

Rumus:

Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen
Vt = varians skor total
k = banyaknya butir pertanyaan
p = proporsi subyek yang mendapat skor 1
q = proporsi subyek yang mendapat skor 0

14

e) Rumus K-R 21
Syarat : data yang digunakan merupakan instrumen dengan skor 1 dan 0
Rumus:

Keterangan :
r11 = reliabilitas instrumen
Vt = varians skor total
k = banyaknya butir pertanyaan
M = skor rata-rata
Contoh:
Dilakukan penelitian untuk mengetahui persepsi tentang hubungan suami-istri selama
kehamilan pada ibu hamil yang memeriksakan kandungan di sebuah Puskesmas. Jumlah soal
yang digunakan sebanyak 8 butir dengan responden untuk uji realibilitas diambil sebanyak 10
orang. Hasil yang didapat adalah sebagai berikut.

No
Subjek
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Nomor butir-butir pertanyaan dalam


kuisioner
1
2
3
4
5
6
7
8
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
X
(X)2
(X2)
15

X
7
7
7
2
1
7
2
6
2
1
42
1764

X2
49
49
49
4
1
49
4
36
4
1

246

X
M=
N

vt

42
10

= 4,2
M ( k M )
k
1
k1
k vt

( )(

r i 1=

X / N
2

N 1

246 1764 / 10
10 1

= 7,73

8
4,2 8 4,2

1
8 7,73
8 1

= 0,724Nilai koefisien reliabilitas yang didapat adalah 0,724 > 0,70. Kesimpulannya
kuisioner dianggap masih reliabel.
f) Rumus Hoyt
Syarat : data yang digunakan merupakan instrumen dengan skor 1 dan 0

Contoh : Hasil Test Belajar bidang studi Ekomoni yang berupa skor skor. Terdapat 5 orang
sisawa dan 5 butir soal, untuk ditentukan reabilitasnya dengan menggunakan teknik analisis
varian.
Langkah 1 : Menyiapkan tabel penyebaran skor-skor jawab soal tes hasil belajar bidang studi
ekonomi.
16

SISWA
A
B
C
D
E
N=5

SKOR BUTIR UNTUK ITEM


NOMOR
1
2
3
4
5
1
1
1
1
0
0
0
1
1
0
0
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
2
4
4
5
2

17

X,
4
2
3
3
5
Xt = 17

18

19

g) Rumus Alpha
Syarat: digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya
angket atau soal uraian
Rumus:

20

Keterangan:
r11

= koefisien reliabilitas

= jumlah butir soal

Si2 =varians skor tiap-tiap butir soal


St2 = varians total
1

= bilangan konstan

Contoh perhitungan reliabilitas menggunakan formula Alpha:


Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui reliabilitas skala konsep diri pada mahasiswa
jurusan Psikologi dari tiga universitas yang berbeda. Digunakan sebanyak 13 komponen konsep
diri yaitu matematika, verbal, kemampuan umum, pemecahan masalah, kemampuan fisik,
penampilan fisik, hubungan dengan sesame jenis, hubungan dengan lain jenis, hubungan dengan
orang tua, nilai spiritual, kejujuran, stabilitas emosi, dan diri umum. Hasil yang didapat adalah
sebagai berikut.

21

22

23

F. Penyebab Ketidakandalan
Ada beberapa sumber ketidakandalan (unreliability), beberapa di antaranya telah
dituangkan. Satu sumber ketidakandalan yang terbesar adalah ketidaksahihan (invalidity).
Berikut ini adalah daftar periksa (check list) sumber-sumber yang menyebabkannya:
1. Orang atau unit yang diukur mungkin telah berubah sejak pengukuran pertama dan kedua.
(Tentu saja perubahan dalam skor, haruslah ditafsirkan bukan sebagai ketidakandalan.)
2. Selama wawancara unit yang sedang diukur berubah, karena:
a. Pewawancara memperoleh pengalaman
b. Kelelahan pewawancara
c. Subyek mengalami hal-hal yang menyebabkan penafsiran mereka terhadap pertanyaanpertanyaan berubah (sebagai kebalikan dari perubahan seharusnya dari apa yang sedang diukur).
d. Kesalahan-kesalahan diperbuat.
3. Aspek situasi tempat pengukuran berlangsung mungkin berubah sejak pengukuran pertama
dan yang kedua. Hal-hal seperti waktu (pagi, siang, sore), tempat berlangsungnya pengukuran,
orang-orang yang berada dekat di sekitar yang mungkin mempengaruhi respon mereka dan
sebagainya mungkin berbeda.
4. Pertanyaan-pertanyaan mungkin mendua artinya, sehingga ditafsirkan secara berbeda pada
saat pengisian kuesioner yang berbeda.
5. Pengkode dan/atau pengamat mungkin membuat penafsiran sendiri-sendiri.
6. Apa yang nampak sebagai satu teknik ekivalen sebenarnya tidaklah demikian karena
pemilihan pembandingan yang kurang baik.
7. Terjadi kekeliruan dalam mencatat hasil pengamatan atau memberi kode-kodenya.
8. Atau mungkin kombinasi penyebab-penyebab terdahulu.
G. Faktor-faktor yang mempengaruhi Reliabilitas
Reliabilitas dapat dipengaruhi oleh waktu penyelenggaran tes-retes. Interval penyelengaraan
yang terlalu dekat atau jauh, akan mempengruhi koefisien reliabilitas. Faktor-faktor lain yang
mempengaruhi di antaranya;
1. Panjang test, semakin panjang test evaluasi, semakin banyak jumlah item materi
pembelajaran diukur. Ini menunjukan dua kemungkinan yaitu test semakin mendekati

24

kebenaran, dan dalam memgikuti test, semakin kecil siswa menebak. Berarti semakin tinggi
koefisien reliabilitas.
2. Penyebaran skor koefisien reliabiltas secara langsung dipengeruhioleh bentuk sebaranskor
dalam kelompok siswa yang diukur. Semakin tinggi sebaran semakin tingi estimasi koefisien
reliabilitas. Hal ini tejadi karena posisi skor siswa, secara individual mempunyai kedudukan
sama pada tes retest lain,sebagai acuan.
3. Kesulitan test; test normative yang terlalu mudah atau terlalu sulitskor untuk siswa
cenderung menghasilkan reliabilitas rendah. Fenomena tersebut, akan menghasilkan sebaran
skor yang cenderung terbatas pada salah satu sisi.
Untuk test yang terlalu mudah skor jawaban siswa akan mengumpul ada sisi atas, untuk tes
terlalu sulit skor jawaban siswa akan cenderung mengumpul pada ujung bawah. Dua
kejadian tersebut mempunyai kesamaan yaitu bahwa perbedaan di antara individu adalah
kecil dan cenderung tidak relevan.
4. Objektivitas; yang di maksud objekif yaitu derajat dimana siswa dengan kompetensi sama
mencapai hasil sama. Ketika prosedur test evaluasi memiliki objektivitas tinggi, maka
reliabilitas test tidak dipengaruhi oleh prosedur teknik penskoran. Item test objektif yang
dihasilkan tidak dipengaruhi pertimbangan atau opini seorang evaluator.

25

PENUTUP
Kesimpulan
Reliabilitas merupakan syarat pokok bagi alat ukur untuk mengukur variabel-variabel
yang ingin diukur penelitian. Reliabilitas merujuk pada ketetapan/keajegan alat tersebut dalam
menilai apa yang diinginkan, artinya kemampuan alat tersebut digunakan akan memberikan hasil
yang relatif sama.
Reliabilitas empiris dapat dibagi menjadi dua, yaitu: reliabilitas tanggapan(eksternal) dan
reliabilitas konsistensi gabungan item. Reabilitas tanggapan menekankan pada bagaimana proses
penerapan dan penyampaian instrumen sedangkan reabilitas konsistensi tanggapan item lebih
pada pengolahan item bagaimana hasil yang diperoleh instrumen. Instrumen yang reliabel
merupakan syarat untuk memperoleh data-data yang valid. Data-data ini yang kemudian
dianalisis dalam rangka mencari kesimpulan penelitian.
Reliabilitas data merupakan suatu instrumen, suatu gejala yang digunakan pada
waktu yang berlainan dan hasil tetap konsisten walaupun dilakukan dua kali pengukuran.
Kegunaan reliabilitas adalah untuk mengetahui reliabilitas instrumen dalam penelitian
digunakan analisis statistik dengan menggunakan rumus alpa.

26

Saran
Pada dasarnya, suatu penelitian dilakukan adalah untuk memecahkan suatu permasalahan.
Suatu pemecahan dalam permasalahan memang bukanlah hal yang mudah untuk didapat, terlebih
pada suatu kebenaran yang nyata bukanya suatu manipulasi ataupun kurang terpercayanya hasil
yang telah dicapai.
Oleh karena itu sudah dipaparkan pada penjelasan pembahasan mengenai hal yang dapat
menjamin hasil pengujian diminimalisirkan resiko ketidaksesuaianya dengan fakta, yaitu
reliabilitas. Oleh karena pengujian ini merupakan suatu hal yang penting dalam suatu penelitian,
alangkah suatu keharusan untuk peneliti mampu memahami teori pengujian maupun praktiknya.
Karena dengan instrumen ataupun data yang reliabel, tentu saja akan menghasilkan suatu
kesimpulan penelitian yang berkualitas yakni sesuai dengan fakta yang ada.

DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Azwar.Saifuddin. 2003. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka pelajar.
Azwar S. 2014. Psikologi Inteligensi. Yogyakarta: Pustaka pelajar.
H.M Sukardi.2008.EVALUASI PENDIDIKAN Prinsip & Operasionalnya. Jakarta:
PT Bumi Aksara.
Kerlinger, Fred N. 1973. Asas-Asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: UGM
Sukardi, 2009. Metodologi penelitian pendidikan: kompetensi dan praktiknya. Jakarta: Bumi
Aksara

27

Anda mungkin juga menyukai