PROPOSAL
TESIS EKOPOLIN
FITRIA NUGRAHANI
1306347761
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL
EKONOMI POLITIK INTERNASIONAL
DEPOK
2014
BAB I
PENDAHULUAN
I.
1 Lihat Stephen Zamora, 'Economic Development', dalam Christopher C. Joyner (ed), The United
Nation and International Law, 1997, Cambridge: Cambridge University Press, hal. 264.
2 Jean-Philipe Therien, Debating Foreign Aid: Right versus Left, 2002, Third World Quartly,vol, 23, No.2, hal.
449.
3 William Easterly (ed), Reinventing Foreign Aid, 2008, Cambridge: The MIT Press, hal. 431.
4 Lihat penjelasan mendalam tentang Official Development Assistance (ODA) dan perannya dalam
pembangunan, penanggulangan kemiskinan, dan kondisi regional dalam Christian Schabbel, The
Value Chain of Foreign Aid, 2007, New York: Physica-Verlag Heidelberg, hal. 14
Source: David Roodman, An Index of Donor Performance44, Center for Global Development, April 2004
Sweden
0.5
Denmark
0.48
Netherlands
0.45
Norway
0.4
France
0.23
Belgium
0.21
Switzerland
0.21
Finland
0.19
United Kingdom
0.19
Austria
0.15
Germany
0.15
Canada
0.14
Ireland
0.12
Australia
0.11
Italy
0.11
Portugal
0.1
Japan
0.09
Greece
0.07
Spain
0.07
United States
New Zealand
0.07
0.03
5 Lihat William Easterly (ed), Reinventing Foreign Aid, 2008, Cambridge: The MIT Press, hal. 286
6 Berdasarkan data yang diperoleh dari minbuza di https://docs.google.com/spreadsheet/fm?
id=tbOSNoaft4Y4XRrNHDTLWTA.12951746550183852284.928905295535793260&fmcmd=420
Indonesia sebagai salah satu negara penerima bantuan ODA darinya (Top ten
recipients of humanitarian assistance) pada tahun 2005 kedepan.7
karena
keberadaan
warga
migran
tersebut
membawa
sistem
Hal ini diperparah dengan langkah politik Pim Fortuyn yang menggunakan
Islamophobia sebagai batu loncatan untuk menarik pendukung sebanyak-banyaknya.10
Renggangnya hubungan antara warga negara yang beragama muslim dengan warga
Belanda yang lain menyebabkan terjadinya bullying dan diskriminasi terhadap kaum
muslim di Belanda.11 Politisi dan pemerintah berkompetisi dalam melakukan langkahlangkah anti-Islam selama beberapa tahun terakhir. Pemerintah Belanda bahkan
mengeluarkan undang-undang larangan pembentukan sekolah-sekolah Islam di
Belanda.12 Munculnya kebijakan-kebijakan ini ternyata menunjukkan adanya
pengaruh yang kuat bukan hanya dari dalam negeri Belanda saja, namun juga
pengaruh dari konteks internasional.
Iklim politik dan sosial yang anti Islam ini sangat bertentangan dengan Human
Rights Charter sehingga banyak terjadi demonstrasi, baik dari pihak muslim yang
menjadi korban maupun sebaliknya. Hal tersebut tentu saja mempengaruhi hubungan
Belanda dengan negara-negara lain, terutama dengan negara-negara muslim. Selain
itu hal tersebut juga memperkuat tumbuhnya gerakan-gerakan Islam radikal yang
dikarenakan pengucilan dan penghinaan yang mereka peroleh dari lingkungan sosial
mereka.
II.
Research Puzzle
Dengan munculnya beberapa indikator yang menunjukkan bahwa hubungan
antara muslim dan Belanda yang tidak begitu erat dan banyak masalah sosial-politik
dalam negeri Belanda terkait hal tersebut yang harus ditindak lanjuti terlebih dahulu.
Serta dalam waktu yang relatif bersamaan, yaitu antara jangka waktu 2004-2005
Belanda dengan tiba-tiba memasukkan Indonesia kedalam sepuluh negara prioritas
pemberian bantuan ODA. Hal ini menunjukkan bahwa dalam pengambilan keputusan
10 Lihat artikel The Elephant in the Room: Unexposed Roots of Islamic Radicalism in The
Netherlands oleh Bradford Kelley dan Ava Morgensten mengenai latar belakang dari terbentuknya
islam radikal di Belanda dari tahun 2004 hingga sekarang. Artikel diakses melalui
http://www.humanityinaction.org/knowledgebase/185-the-elephant-in-the-room-unexposed-roots-ofislamic-radicalism-in-the-netherlands pada 03/02/2015 pukul 20.00 wib
11 Ibid
12 Ibid
untuk memberikan bantuan ODA kepada Indonesia pada waktu itu sedikit banyak
dipengaruhi oleh renggangnya hubungan Belanda dengan pihak muslim.
Pada tahun 2008 pemerintah Belanda memberikan bantuan BEC-TF (Basic
Education Capacity Trust Fund) yang merupakan joint-venture antara pemerintah
Belanda dengan pemerintah EU dalam bidang pendidikan ke Indonesia melalui Bank
Dunia memberikan pemahaman bahwa negara-negara maju sangat concern mengenai
proses pelaksanaan pendidikan di negara-negara berkembang seperti halnya
Indonesia, terutama proses pelaksanaan pendidikan dasar yang terjadi.
BEC-TF sebagai kebijakan bantuan pembangunan, merupakan transfer hibah
atau sumbangan tanpa timbal balik apapun. Menurut publikasi pihak BEC-TF,
bantuan ini benar-benar memfokuskan pada instrumen seperti bantuan teknis, transfer
teknologi, pertukaran pengalaman, pelatihan sumber daya manusia (baik staf teknis
dan otoritas politik yang terpilih) dan pengembangan kelembagaan. Akan tetapi,
benarkah pemberian bantuan BEC-TF itu hanya semata-mata dari sisi humanitarian
tanpa ada timbal balik atau keuntungan lain yang ingin didapatkan oleh pihak donor
selaku pemberi modal? Ataukah seperti yang ditulis oleh Trap dan Degnbol, bahwa
dibalik semua pemberian bantuan selalu ditemukan motif lain dari pihak negara
donor?
Trap (2000) menjelaskan tujuan-tujuan bantuan luar negeri terkait dengan
altruisme, ideologi, kepentingan komersial, dan pembangunan ekonomi. 13 World Bank
(1998) menjelaskan tujuan pemberian bantuan luar negeri merupakan kombinasi
altruistik dan kepentingan donor yang hendak dicapai.
14
Sedangkan Degnbol&
Pedersen (2003) menjelaskan motif pemberian bantuan luar negeri terkait dengan 4
motif, yaitu motif moral, politis, ekonomi, dan lingkungan.15
Pemberian bantuan luar negeri di bidang pendidikan dari pihak negara maju ke
negara berkembang sebenarnya sudah sering terjadi. Sebagai contohnya pemberian
bantuan luar negeri di bidang pendidikan dari Amerika Serikat ke Indonesia melalui
13 Finn Trap, Foreign Aid and Development. 2000. London: Routledge.
14 World Bank, Assessing Aid; What Works, What Doesnt and Why, A World Bank Policy Research
Report. 1998. Oxford: Oxford University Press, hlm. 7 dalam Asra Virgianita, Dinamika Kebijakan
dan Distribusi ODA Jepang Ke Indonesia Pasca Pemerintahan Soeharto. 2012. Pusat Studi Jepang
Universitas Indonesia.
15 John Degnbol Martinussen & Endberg Pedersen, Aid: Understanding International Development
Cooperation. 2003. London: Zed Books Ltd. hlm. 17.
USAID yang menargetkan pada perubahan pola demokrasi yang akan membawa pada
perdamaian dunia. Terutama setelah peristiwa 9/11 dan munculnya War on Terror
yang dikumandangkan Amerika Serikat pada waktu itu.16
Jika dihubungkan pemberian bantuan pemerintah Belanda di bidang
pendidikan melalui BEC-TF dengan pemberian bantuan Amerika melalui USAID
pada waktu itu, sesungguhnya Belanda sama halnya dengan Amerika serikat percaya
bahwa pendidikan dan politik berhubungan simbiotik satu sama lain.17
III.
Rumusan Masalah
Dalam MoU yang disepakati bersama, BEC-TF (Basic Education Capacity
Trust Fund) bertujuan untuk membantu pemerintah Indonesia mengatasi kelemahan
yang ada dalam sistem tata kelola pendidikan dan meningkatkan pengelolaan
pendidikan dasar di pemerintahan dengan cara desentralisasi dan good governance. 18
Tujuan BEC-TF bagi negara recipient sebenarnya sudah tercapai dengan
meningkatnya performa pendidikan di Indonesia sejak dijalankannya BEC-TF.19 Akan
tetapi yang tujuan dari negara Donor dalam pemberian bantuan BEC-TF masih belum
terlihat jelas. Oleh karena itu pertanyaan penelitian yang penulis ambil dalam paper
ini adalah:
16 Dalam skripsi Andre Wiguna Mantong, Kekuasaan Produktif Amerika dan Budaya Demokrasi
dalam Program Bantuan Pendidikan USAID untuk Indonesia menjelaskan bahwa pemberian bantuan
USAID ditujukan untuk memlancarkan war on terror dimana Indonesia adlah salah satu negara
dengan penduduk mayoritas Islam yang kemungkinan menjadi teroris sangat besar dan harus
ditanggulangi sejak awal melalui pendidikan yang layak dan demokratisasi.
17 Ibid. hal. 24 (Berdasarkan Colter dkk dalam Peter Gourevitch The second Image Reserved yang
kutip dari Andre Wiguna Mantong, Kekuasaan Produktif Amerika dan Budaya Demokrasi dalam
Program Bantuan Pendidikan USAID untuk Indonesia 2008)
18 Berdasarkan (BEC-TF Booklet): Kerja Sama untuk Pendidikan yang Lebih Baik: Peningkatan
Tata Kelola Pendidikan Dasar Di Indonesia. Yang diakses melalui
http://web.worldbank.org/WBSITE/EXTERNAL/EXTABOUTUS/IDA/0,,contentMDK:22413913~m
enuPK:3266877~pagePK:51236175~piPK:437394~theSitePK:73154,00.html
19 Berdasarkan informasi yang diperoleh dari laporan akuntabilitas kinerja kementrian pendidikan dan
kebudayaan tahun 2012 yang menunjukkan bahwa performa pendidikan untuk pendidikan dasr dan menengah
telah melebihi target yang ditetapkan dan terjadi kenaikan yang signifikan sejak tahun 2010 hingga
2012.Kemendikbud, 2012: Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2012.
V.
27 Farah Abuzeid, Foreign Aid and the "Big Push" Theory: Lessons from Sub-Saharan Africa.
Stanford Journal of International Relations. Fall 2009
28 Collodel, AGP, Evaluation of the impact of foreign aid on growth and Development , University
of South Africa, 2011 hal.103
29 Burnside, C and Dollar, D 2000. Aid, policies and growth. American Economic Review 90 (4),
hlm.847868.
30 Finn Trap, Foreign Aid and Development. 2000. London: Routledge.
dicapai.
31
menyodorkan sebuah skema yang membagi motif pemberian dan tujuan bantuan
luar negeri dalam 4 kategori, yaitu motif keamanan nasional, motif ekonomi, motif
lingkungan dan motif moral dan kemanusiaan. Skema tersebut digambarkan
sebagai berikut32:
M
o
r
a
l
Ea
n
d
nH
u
vm i
a
rno i t a
nr i a
m
n
e
n
t
a
l
M
o
t i v
e
s
a
n
N
a
d
tI n
i o t
n
a
e
r e
ls
t
S
e
c
u
r
i t
y
E
c
o
n
o
m
i
c
governance
European cooperation
Increasing wealth and equity and reducing poverty
Promoting human and social development
Sustainable environmental and water management
Promoting the welfare and safety of Dutch nationals abroad and regulating
Metode Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan tipe penelitian
deskriptif analisis dengan studi kasus. Adapun penelitian studi kasus dapat dipahami
sebagai kajian intensif dari sebuah kasus tunggal (single case) dimana tujuan dari
kajian tersebut adalah, sekurang-kurangnya, untuk memberikan penjelasan bagi
pengamatan dalam fenomena yang lebih luas (populasi).36 Berdasarkan pada judul
penelitian, variabel-variabel yang ada adalah:
a. Variabel dependent:
TF Belanda ke Indonesia
b. Variabel Independent
:
Hubungan
Belanda-
VII.
VIII.
IX.
Operasionalisasi Konsep
Terkait
dengan
kerangka
konseptual
diatas,
operasionalisasi
konsep
X.
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan paper ini dibagi dalam 4 bab. Bab I akan menjelaskan
mengenai latar belakang masalah, pertanyaan penelitian, kerangka teori, literature
review, model analisa, asumsi dan hipotesa, serta metodologi penelitian. Bab II akan
membahas mengenai program BEC-TF secara global beserta aspek-aspek yang terkait
di dalamnya. Bab III akan menjelaskan mengenai analisa pemberian bantuan BEC-TF
Indonesia, yang akan membahas mengenai motif motif Belanda dalam memberikan
DAFTAR PUSTAKA
Abuzeid, Farah . Foreign Aid and the "Big Push" Theory: Lessons from Sub-Saharan Africa.
Stanford Journal of International Relations. Fall 2009
Adelman, Carol. Foreign Aid: Effectively Advancing Security Interest. Harvard International
Review. 2007.
Alesina & Dollar, Who Gives Foreign Aid to Whom and Why. NBER Working Paper
No.6612. Juni 1998.
Burnside, C and Dollar, D 2000. Aid, policies and growth. American Economic Review 90
(4)
Christian Schabbel, The Value Chain of Foreign Aid, 2007, New York: Physica-Verlag
Heidelberg, hal. 14
Collodel, AGP, Evaluation of the impact of foreign aid on growth and Development ,
University of South Africa, 2011
Easterly, William, Reinventing Foreign Aid, 2008, Cambridge: The MIT Press, hal. 286
Elizabeth Asiedu & Boaz Nandwa, On the Impact of Foreign Aid in Education on Growth:
How Relevant is the Heterogeneity of Aid Flows and the Heterogeneity of Aid Recipients?
Finn Trap, Foreign Aid and Development. 2000. London: Routledge.
Jean-Philipe Therien, Debating Foreign Aid: Right versus Left, 2002, Third World
Quartly,vol, 23, No.2, hal. 449.
John Gerring. Case Study Reserch, Principles and Practices. 2007. Cambridge :
Cambridge University Press,
John Degnbol Martinussen & Endberg Pedersen, Aid: Understanding International
Development Cooperation. 2003. London: Zed Books Ltd.
Kemendikbud, 2012: Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Tahun 2012.
Mantong,Andrew Kekuasaan Produktif Amerika dan Budaya Demokrasi dalam Program
Bantuan Pendidikan USAID untuk Indonesia 2008
OECD, Twenty-five Yesrs of Development Co-operation: A Review, 1985, Paris: OECD
Roger C. Riddell, Does Foreign Aid Really Work ? 2007. Oxford: Oxford University Press.
Stephen Zamora, 'Economic Development', dalam Christopher C. Joyner (ed), The United
Nation and International Law, 1997, Cambridge: Cambridge University Press, hal. 264.
Steven Radelet, A Primer on Foreign Aid. Center for Global Development. Working Paper.
Juli 2006.
World Bank, Assessing Aid; What Works, What Doesnt and Why, A World Bank Policy
Research Report. 1998. Oxford
World Bank, Assessing Aid; What Works, What Doesnt and Why, A World Bank Policy
Research Report. 1998. Oxford:
http://books.google.co.id/books?
hl=en&lr=&id=rCO0RXzhW48C&oi=fnd&pg=PT2&dq=foreign+aid+definition&ots=L6Fsf
EQP8z&sig=GUu8lK3inouKpQF0MrSZn03plG4&redir_esc=y,
http://dash.harvard.edu/bitstream/handle/1/4553020/alesina_whogives.pdf,
http://gpr.hudson.org/files/publications/Harvard%20Review%20-%20Adelman.pdf,
http://web.worldbank.org/WBSITE/EXTERNAL/EXTABOUTUS/IDA/0,,contentMDK:2241
3913~menuPK:3266877~pagePK:51236175~piPK:437394~theSitePK:73154,00.html
http://www.cgdev.org/files/8846_file_WP92.pdf
http://www.cia.gov.
http://www.humanityinaction.org/knowledgebase/185-the-elephant-in-the-room-unexposedroots-of-islamic-radicalism-in-the-netherlands
http://www.minbuza.nl/binaries/content/assets/minbuza/en/import/en/the_ministry/hgisfactsheet-2012-en.pdf
https://docs.google.com/spreadsheet/fm?
id=tbOSNoaft4Y4XRrNHDTLWTA.12951746550183852284.928905295535793260&fmcm
d=420
https://docs.google.com/spreadsheet/fm?
id=tbOSNoaft4Y4XRrNHDTLWTA.12951746550183852284.928905295535793260&fmcm
d=420