Anda di halaman 1dari 10

SISTEM EKSRESI PADA MANUSIA

Sistem ekskresi merupakan proses pembuangan zat-zat sisa metabolisme. Organ-organ ekskresi pada manusia meliputi
ginjal, kulit, paru-paru, dan hati.

Ginjal
Salah satu sistem ekskresi pada manusia adalah sistem urine. Organ penyusun sistem urine antara lain ginjal, ureter, kantung
kemih, dan uretra. Ginjal merupakan komponen utama penyusun sistem urine. Ginjal sering disebut juga dengan buah
pinggang karena letaknya yang berada di sebelah kanan dan kiri tulang pinggang.
a. Struktur ginjal

Ginjal terletak di daerah pinggang, tepatnya di perut bagian belakang dan dilindungi tulang rusuk. Bentuk ginjal seperti
kacang merah, berwarna merah coklat. Manusia memiliki 2 buah ginjal, yaitu ginjal kiri dan ginjal kanan. Ginjal kanan agak
lebih rendah dibandingkan dengan ginjal kiri karena terdesak oleh hati. Setiap ginjal beratnya kurang lebih 200g dengan
panjang 10 - 15 cm dan tebal 11/2 21/2 cm. Dalam sehari darah melewati ginjal berkali-kali. Darah memasuki ginjal
melalui arteri ginjal dan meninggalkan ginjal melalui vena ginjal. Rata-rata orang dewasa mengeluarkan urine 1,5 liter per
hari. Secara umum ginjal dibagi menjadi 3 bagia, yaitu sebagai berikut:
1). Kulit ginjal Kulit ginjal merupakan bagian terluar ginjal yang disebut juga dengan korteks renalis. Pada kulit ginjal inilah
terjadi penyaringan darah. Kulit ginjal tersusun atas glomerulus dan simpai bowman yang membentuk kesatuan yang disebut
badan malpighi. Glomerulus adalah kumpulan cabang-cabang yang halus atau anyaman pembuluh darah kapiler di bagian
korteks, sedangkan kapsula bowman adalah lapisan yang melingkupi glomerulus, bentuknya seperti cawan dan berdinding
ganda. Pada kulit ginjal terdapat nefron. Nefron adalah unit penyaring terkecil ginjal. Sebuah ginjal tersususn atas kurang
lebih satu juta nefron. Setiap nefron tersusun atas glomerulus, simpai bowman, saluran berkelok-kelok, Ansa Henle, dan
saluran pengumpul ginjal.
2). Sumsum ginjal Bagian tengah ginjal disebut sumsum ginjal atau medula. Sumsum ginjal merupakan tempat
berkumpulnya pembuluh-pembuluh halus dari simpai bowman. Pembuluh-pembuluh halus tersebut mengalirkan urine ke
saluran yang lebih besar dan bermuara di rongga ginjal. Proses yang terjadi pada sumsum ginjal adalah reabsorbsi dan

augmentasi.
3). Rongga ginjal Bagian paling dalam ginjal adalah rongga ginjal atau yang dikenal dengan pelvis renalis. Fungsinya yaitu
menampung urine sementara sebelum dikeluarkan melalui ureter.
b. Fungsi ginjal
Fungsi dari ginjal adalah sebagai berikut:
1. Untuk menyaring darah
2. Osmoregulasi, yaitu pembuangan kelebihan air agar keseimbangan konsentrasi darah terjaga
3. Memelihara keseimbangan konsentrasi garam-garam tertentu.
4. Mengekskresikan gula darah yang melebihi kadar normal
5. Mempertahankan keseimbangan asam dan basa darah
Adapun zat-zat yang terkandung dalam urine normal adalah sebagai berikut:
1. Urea
2. Amonia
3. Air
4. Zat warna empedu (bilirubin dan biliverdin)
5. Zat yang berlebihan dalam darah seperti vitamin, obat-obatan, dan lain lain.
c. Proses pembentukan urine
Proses pembentukan urine melalui 3 tahapan, yaitu sebagai berikut:
1. Filtrasi adalah proses penyaringan sel-sel darah yang terjadi di glomerulus. Bahan dari proses ini berupa darah yang
membawa sisa-sisa metabolisme protein.
2. Reabsorbsi adalah penyerapan kembali zat-zat yang masih diperlukan oleh tubuh yang terjadi di tubulus kontortus
proksimal. Bahan dari proses ini adalah urine primer.
3. Augmentasi merupakan proses pengumpulan cairan dari proses sebelumnya. Proses ini terjadi di tubulus kontortus distal.
Bahan dari proses ini adalah urine sekunder.
d. Kelainan/penyakit ginjal
1). Gagal ginjal adalah kelainan pada ginjal dimanaginjal tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya yaitu menyaring
darah.
2). Batu ginjal merupakan kelainan yang cukup sering dialami manusia. Batu ginjal berupa endapan garam kalsium yang
makin lama makin mengeras dan membesar. Penyebab dari penyakit ini antara lain: Urine terlalu pekat, Terlalu banyak
mengonsumsi mineral, Terlalu banyak duduk, Kurang minum, Minum air yang mengandung kerak, Sering menahan buang
air kecil
3). Hidronefrosis adalah membesarnya salah satu ginjal karena urine tidak dapat mengalir keluar. Hal itu akibat penyempitan
aliran ginjal atau tersumbat oleh batu ginjal.
4). Diabetes inspidus Gejala penyakit ini adalah mengeluarkan urine terlalu banyak disebabkan tidak adanya hormon ADH.
2. Hati merupakan alat ekskresi karena hati mengeluarkan empedu. Empedu adalah cairan berwarna kehijauan dan rasanya
pahit. Empedu harus dikeluarkan dari tubuh karena mengandung zat sisa yang berasal dari sel darah merah yang rusak dan
dihancurkan di dalam limpa.
a. Struktur hati

Hati terletak di dalam rongga perut sebelah kanan di bawah diafragma. Hati berwarna merah tua dan merupakan kelenjar
terbesar pada manusia dengan berat sekitar 2 kg. Hati dilindungi oleh selaput tipis yang disebut kapsula hepatis. Pada hati
juga terdapat pembuluh darah dan empedu yang disatukan oleh selaput jaringan ikat (capsula glison).
b. Fungsi hati
Hati berfungsi untuk menghasilkan getah empedu dari hasil perombakan sel darah merah. Sel-sel perombak sel darah merah
ini disebut histiosit. Sel-sel darah merah yang telah tua tersebut kemudian dirombak menjadi getah empedu. Getah empedu
ini terdiri dari garam empedu dan zat warna empedu. Garam empedu berfungsi dalam proses pencernaan makanan, yaitu
untuk mengemulsi lemak. Sedangkan zat warna empedu inilah yang menyebabkan warna urine dan warna feses menjadi
kuning kecoklatan. Zat yang mewarnai feses disebut sterkoilin, sedangkan yang mewarnai urine disebut urobilin.
Selain sebagai alat ekskresi, hati juga memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Sebagai alat sekresi karena menghasilkan empedu
2. Menyimpan gula dalam bentuk glikogen (gula otot)
3. Menghasilkan urea dari hasil perombakan protein
4. Mensintesis vitamin A dari provitamin A
5. Membuat fibrinogen dan protombin
6. Menghasilkan heparin yang berfungsi sebagai anti pembekuan darah
7. Sebagai penawar racun (detosifikasi)
c. Kelainan pada hati
1). Hepatitis adalah penyakit peradangan pada sel-sel hati karena terinveksi virus. Hepatitis ada 2 macam, yaitu hepatitis A
dan B. Biasanya hepatitis B lebih berbahaya dibandingkan dengan hepatitis A.
2). Penyakit kuning, Gejala penyakit kuning hampir sama dengan hepatitis, yaitu kulit tampak pucat kekuningan, bagian
putih bola mata berwarna kekuningan, dan kuku jari juga berwarna kuning.
3). Sirosis hati Penyakit ini biasanya diderita oleh peminum alkohol. Gejala penderita penyakit ini adalah timbulnya
jaringan perut dan kerusakan sel-sel normal hati.
4). Cirrhosis adalah kelainan hati di mana jaringan hati menyusut.
3. Kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat di permukaan tubuh yang merupakan organ terluas pada tubuh kita. Kulit
sangant tipis dengan beberapa lapisan yang menyusunnya. Kulit termasuk organ ekskresi karena terdapat kelenjar keringat
yang mengekskresikan zat-zat sisa. Selain sebagai organ ekskresi, kulit juga berfungsi sebagai indera peraba dan perasa.
a. Struktur kulit

Kulit manusia terbagi menjadi 3 lapisan, yaitu kulit ari (epidermis), kulit jangat (dermis), dan jaringan ikat bawah kulit.
1). Epidermis (kulit ari), Lapisan kulit yang paling luar disebut epidermis. Lapisan ini sangat tipis. Kulit ari terdiri dari
dua lapisan, yaitu sebagai berikut:
a). Lapisan tanduk, Lapisan ini tidak mengandung pembuluh darah dan seraut saraf karena merupakan sel-sel mati yang
selalu mengelupas, tidak memiliki inti, dan mengandung zat keratin. Karena tidak mengandung pembuluh darah, maka
lapisan ini tidak akan mengeluarkan darah saat mengelupas.
b) Lapisan malpighi, Lapisan malpighi merupakan lapisan yang terdapat di bawah lapisan tanduk. Berbeda dengan lapisan
tanduk, lapisan malpighi justru selalu membelah diri. Pada lapisan malpighi terdapat melanin, yaitu pigmen yang
menentukan warna kulit dan melindungi sel dari kerusakan yang disebabkan oleh sinar matahari. Jika kulit terlalu banyak
terkena sinar matahari maka produksi melanin akan meningkat dan kulit menjadi gelap. Jika seseorang tidak memiliki
pigmen pada lapisan malpighinya maka orang tersebut dinamakan albino.
Pada permukaan kulit ari terdapat pori-pori yang merupakan muara kelenjar minyak. Melalui pori-pori inilah keringat
diekskresikan. Kulit ari biasanya ditumbuhi rambut, kecuali kulit ari yang ada di telapak tangan dan kaki. Kulit ari pada
telapak tangan dan kaki terdiri atas 4 lapisan, yaitu:
a). Stratum korneum
b). Stratum granulosum
c). Stratum lusidum
d). Stratum germinalis
2). Dermis (kulit jangat), Dermis merupakan lapisan kulit yang berada di bawah lapisan epidermis. Dibandingkan
epidermis, lapisan dermis lebih tebal. Antara lapisan dermis dan epidermis dilapisi dengan membran basalis. Lapisan dermis
terdapat beberapa jaringan, yaitu sebagai berikut:
a). Pembuluh kapiler, berfungsi untuk menyampaikan nutrisi pada akar rambut dan sel kulit.
b). Kelenjar keringat (glandula sudorifera), berfungsi untuk menghasilkan keringat.
c). Kelenjar minyak (glandula sebaceae), berfungsi untuk menghasilkan minyak agar kulit dan rambut tidak kering.
d). Pembuluh darah, berfungsi untuk mengedarkan darah ke semua sel atau jaringan termasuk akar rambut.
e). Ujung-ujung saraf, yaitu ujung saraf perasa dan peraba, saraf rasa nyeri, saraf rasa panas, dan saraf rasa sentuhan.
f). Kantong rambut, memiliki akar dan batang rambut serta kelenjar minyak rambut.
3). Jaringan ikat bawah kulit Lapisan ini berada di bawah dermis. Pembatas jaringan ikat bawah kulit dengan dermis
adalah mulainya terdapat sel lemak. Lemak berfungsi untuk melindungi tubuh terhadap benturan, penahan suhu tubuh, dan
sumber energi.
b. Fungsi kulit
Fungsi utama kulit, yaitu sebagai alat ekskresi yang mengeluarkan keringat. Selain itu, kulit juga menghasilkan minyak
melalui kelenjar minyak. Minyak berfungsi untuk mencegah kekeringan pada kulit dan menegrutnya kulit rambut.
Berikut fungsi kulit:
1). Sebagai alat indera
2). Sebagai pengatur suhu tubuh
3). Tempat pembentukan vitamin D dari provitamin D
4). Melindungi jaringan yang ada di bawahnya
5). Menyimpan kelebihan lemak
c. Kelainan pada kulit

Beberapa kelainan yang terjadi pada kulit, antara lain sebagai berikut:
1). Jerawat adalah gangguan kulit pada kelenjar minyak. Hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencegah timbulnya jerawat,
yaitu dengan makan makanan yang seimbang, rajin menjaga kebersihan kulit dan diimbangi dengan tidur dan olahraga yang
cukup.
2). Kanker kulit Penyebab kanker kulit adalah kulit mendapat sinar matahari yang berlebihan. Biasanya kanker kulit
menyerang orang berkulit putih karena warna kulit tersebut lebih sensitif terkena sinar matahari. Cara pencegahannya adalah
dengan menghindari kontak dengan sinar matahari yang terlalu banyak dan pemakaian tabir surya secara rutin.
3). Biduran Penyebab biduran antara lain udara dingin, alergi makanan, dan alergi bahan kimia. Tanda-tanda penyakit ini
adalah timbulnya bentol-bentol yang tidak beraturan dan terasa gatal. Cara pencegahan penyakit ini, yaitu dengan
menghindari bahan makanan dan produk kimia yang menyebabkan alergi.
4). Psoriasis disebabkan adanya gangguan pada sistem kekebalan tubuh. Gejala yang ditimbulkannya adalah kulit
kemerahan pada kulit kepala, sikut, punggung, dan lutut. Jika terkena penyakit ini harus rutin melakukan pengobatan.
5). Ringworm Sebenarnya ringworm adalah nama sejenis jamur yang menginfeksi kulit. Penyakit akibat jamur ini ditandai
dengan timbulnya bercak lingkaran di kulit. Pencegahan kulit ini dilakukan dengan menjaga agar kulit tetap kering dan tidak
lembab.
4. Paru-paru Selain berfungsi sebagai alat pernapasan pada manusia, paru-paru juga berfungsi sebagai alat ekskresi.
a. Struktur paru-paru

Paru-paru terletak di dalam rongga dada dan bagian bawahnya menempel pada diafragma. Setiap manusia memiliki 2 paruparu. Paru-paru manusia dilindungi oleh tulang-tulang rusuk dan dilapisi oleh selaput tipis yang disebut pleura. Paru-paru
terbagi menjadi 2 bagian, yaitu paru-paru kanan (dexter) yang memiliki 3 gelambir dan paru-paru kiri (sinister) yang
memiliki 2 gelambir.
b. Fungsi paru-paru
Fungsi utama paru-paru adalah sebagai organ pernapasan. Selain itu, paru-paru juga berfungsi sebagai organ ekskresi.
Sebagai organ ekskresi paru-paru mengeluarkan ekskret yang berupa gas karbondioksida dan uap air. Gas-gas tersebut
merupakan zat sisa dalam proses pernapasan. Zat sisa pernapasan harus dikeluarkan agar tidak mengganggu fungsi tubuh.
c. Kelainan pada paru-paru
Beberapa kelainan yang terjadi pada paru-paru antara lain sebagai berikut.
1). Bronchitis, adalah peradangan pada cabang batang tenggorokan (bronkus).
2). Pleuritis, adalah peradangan pada selaput pembukus paru-paru.
3). TBC Penyebab penyakit ini adalah bakteri Mycrobacterium tuberculosis. Tanda-tanda penyakit ini adalah adanya bintilbintil pada alveolus. Cara pengobatan penyakit ini adalah dengan terapi menggunakan vaksin BCG.
4). Asma Penyebab penyakit asma adalah alergi terhadap rambut, bulu, debu atau tekanan psikologis. Tanda-tanda penyakit
ini adalah saluran pernapasan tersumbat sehingga penderita mengalami sesak nafas.
5). Pneumonia Penyebab penyakit ini adalah bakteri, virus, dan jamur. Tanda-tanda orang yang terkena penyakit ini dinding
alveolusnya robek sehingga mengurangi daerah pertukaran gas.

SISTEM EKSKRESI PADA HEWAN

Sistem ekskresi invertebrata berbeda dengan sistem ekskresi pada vertebrata. Invertebrata belum memiliki ginjal yang
berstruktur sempurna seperti pada vertebrata. Pada umumnya, invertebrata memiliki sistem ekskresi yang sangat sederhana,
dan sistem ini berbeda antara invertebrata satu dengan invertebrata lainnya.
Alat ekskresinya ada yang berupa saluran Malphigi, nefridium, dan sel api. Nefridium adalah tipe yang umum dari struktur
ekskresi khusus pada invertebrata. Berikut ini akan dibahas sistem ekskresi pada cacing pipih (Planaria), cacing gilig
(Annellida), dan belalang.
A. Sistem Ekskresi Invertebrata
1. Sistem Ekskresi pada Protozoa Protozoa tidak memiliki organ pengeluaran khusus sehingga zat sisa metabolismenya
dikeluarkan melalui rongga berdenyut (vakuola kontraktil) atau melalui kulit secara difusi dan osmosis contohnya pada
amuba dan Paramaecium

Gambar 8.1 Sistem Ekresi pada Paramaecium Paramaecium


2. Sistem Ekskresi pada Cacing Pipih Cacing pipih mempunyai organ nefridium yang disebut
sebagai protonefridium.Protonefridium tersusun dari tabung dengan ujung membesar mengandung silia. Di dalam
protonefridium terdapat sel api yang dilengkapi dengan silia. Tiap sel api mempunyai beberapa flagela yang gerakannya
seperti gerakan api lilin. Air dan beberapa zat sisa ditarik ke dalam sel api. Gerakan flagela juga berfungsi mengatur arus dan
menggerakan air ke sel api pada sepanjang saluran ekskresi. Pada tempat tertentu, saluran bercabang menjadi pembuluh
ekskresi yang terbuka sebagai lubang di permukaan tubuh(nefridiofora). Air dikeluarkan lewat lubang nefridiofora ini.
Sebagian besar sisa nitrogen tidak masuk dalam saluran ekskresi. Sisa nitrogen lewat dari sel ke sistem pencernaan dan
diekskresikan lewat mulut. Beberapa zat sisa berdifusi secara langsung dari sel ke air.

Gambar 8.2. Sistem Ekresi Pada Cacing Pipih


3. Sistem Ekskresi pada Anelida dan Molluska Anelida dan molluska mempunyai organ nefridium yang
disebut metanefridium. Pada cacing tanah yang merupakan anggota anelida, setiap segmen dalam tubuhnya mengandung
sepasang metanefridium, kecuali pada tiga segmen pertama dan terakhir.
Metanefridium memiliki dua lubang. Lubang yang pertama berupa corong, disebutnefrostom (di bagian anterior) dan terletak
pada segmen yang lain. Nefrostom bersilia dan bermuara di rongga tubuh (pseudoselom). Rongga tubuh ini berfungsi
sebagai sistem pencernaan. Corong (nefrostom) akan berlanjut pada saluran yang berliku-liku pada segmen berikutnya.
Bagian akhir dari saluran yang berliku-liku ini akan membesar seperti gelembung. Kemudian gelembung ini akan bermuara

ke bagian luar tubuh melalui pori yang merupakan lubang (corong) yang kedua, disebut nefridiofor. Cairan tubuh ditarik ke
corong nefrostom masuk ke nefridium oleh gerakan silia dan otot. Saat cairan tubuh mengalir lewat celah panjang nefridium,
bahan-bahan yang berguna seperti air, molekul makanan, dan ion akan diambil oleh sel-sel tertentu dari tabung. Bahan-bahan
ini lalu menembus sekitar kapiler dan disirkulasikan lagi. Sampah nitrogen dan sedikit air tersisa di nefridium dan kadang
diekskresikan keluar.
Metanefridium berlaku seperti penyaring yang menggerakkan sampah dan mengembalikan substansi yang berguna ke sistem
sirkulasi.Cairan dalam rongga tubuh cacing tanah mengandung substansi dan zat sisa. Zat sisa ada dua bentuk, yaitu amonia
dan zat lain yang kurang toksik, yaitu ureum. Oleh karena cacing tanah hidup di dalam tanah dalam lingkungan yang
lembab, anelida mendifusikan sisa amonianya di dalam tanah tetapi ureum diekskresikan lewat sistem ekskresi.

Gambar 8.3. Sistem Ekresi Pada Cacing Tanah dan Molusca


4. Alat Ekskresi pada Belalang
Alat ekskresi pada belalang adalah pembuluh Malpighi, yaitu alat pengeluaran yang berfungsi seperti ginjal pada vertebrata.
Pembuluh Malphigi berupa kumpulan benang halus yang berwarna putih kekuningan dan pangkalnya melekat pada pangkal
dinding usus. Di samping pembuluh Malphigi, serangga juga memiliki sistem trakea untuk mengeluarkan zat sisa hasil
oksidasi yang berupa CO2. Sistem trakea ini berfungsi seperti paru-paru pada vertebrata.
Belalang tidak dapat mengekskresikan amonia dan harus memelihara konsentrasi air di dalam tubuhnya. Amonia yang
diproduksinya diubah menjadi bahan yang kurang toksik yang disebut asam urat. Asam urat berbentuk kristal yang tidak
larut.
Pembuluh Malpighi terletak di antara usus tengah dan usus belakang. Darah mengalir lewat pembuluh Malpighi. Saat cairan
bergerak lewat bagian proksimal pembuluh Malpighi, bahan yang mengandung nitrogen diendapkan sebagai asam urat,
sedangkan air dan berbagai garam diserap kembali biasanya secara osmosis dan transpor aktif. Asam urat dan sisa air masuk
ke usus halus, dan sisa air akan diserap lagi. Kristal asam urat dapat diekskresikan lewat anus bersama dengan feses.
Sistem ekskresi pada manusia dan vertebrata lainnya melibatkan organ paru-paru, kulit, ginjal, dan hati. Namun yang
terpenting dari keempat organ tersebut adalah ginjal.

Gambar 8.4. Sistem Ekresi Pada Insekta

B.

Sistem Ekskresi Pada Hewan Vertebrata

1.Sistem ekskresi pada ikan Ikan mempunyai system ekskresi berupa ginjal dan suatu lubang pengeluaran yang
disebut urogenital.Lubang urogenital ialah lubang tempat bermuaranya saluran ginjal dan saluran kelamin yang berada tepat
dibelakang anus. Ginjal pada ikan yang hidup di air tawar dilengkapi sejumlah glomelurus yang jumlahnya lebih banyak.
Sedangkan ikan yang hidup di air laut memiliki sedikit glomelurus sehingga penyaringan sisa hasil metabolisme berjalan
lambat.
Mekanisme eksresi ikan air tawar berbeda dengan ikan air laut. Ikan air tawar mengeksreksi ammonia dan aktif menyerap
ion anorganik melalui insang serta mengeluarkan urine dalam jumlah besar. Sebalknya pada air laut mengeksresksikan
sampah nitrogen berupa trimetilamin oksida (TMO), mengekresikan ion-ion lewat insang dan mengeluarkan urine sedikit.

Gambar 8.5. Sistem Ekresi Pada Pisces


2.Sistem ekskresi pada amfibi
Saluran ekskresi pada katak yaitu ginjal, paru-paru,dan kulit. Saluran ekskresi pada katak jantan & betina memiliki
perbedaan, pada katak jantan saluran kelamin & saluran urin bersatu dengan ginjal, sedangkan pada katak betina kedua
saluran itu terpisah. Walaupun begitu alat lainnya bermuara pada satu saluran dan lubang pengeluaran yang disebutkloaka.

Gambar 8.6. Sistem Ekresi Pada Amphibia


3.Sistem ekskresi pada reptil
Sistem ekskresi pada reptil berupa ginjal, paru-paru,kulit dan kloaka. Kloaka merupakan satu-satunya lubang untuk
mengeluarkan zat-zat hasil metabolisme.Reptil yang hidup di darat sisa hasil metabolismenya berupa asam urat yang
dikeluarkan dalam bentuk bahan setengah padat berwarna putih.
4. Sistem ekskresi pada Aves ( Burung )

Alat pengeluaran pada burung berupa pari-pari, hati, ginjal, dan kulit.aluran ginjal, saluran kelamin, dan saluran pencernaan
bermuara pada sebuha lubang yang disebut kloaka. Burung menghasilkan kelenjar minyak yang terdapat pada ujung
ekornya. kelenjar ini menghasilkan minyak untuk membasahi bulu-bulunya

Gambar 8.7. Sistem Ekresi Pada Aves


5. Sistem ekskresi pada mamalia
Sistem Ekskresi pada mamalia hampir sama dengan manusia tetapi sedikit berbeda karena mamalia dipengaruhi/disebabkan
oleh lingkungan tempat tinggalnya. Paru-paru mamalia mempunyai permukaan ber spon (spongy texture) dan dipenuhi
liangepitelium dengan itu mempunyai luas permukaan per isipadu yang lebih luas berbanding luas permukaan paru-paru.
Paru-paru manusia adalah contoh biasa bagi paru-paru jenis ini.
Paru-paru terletak di dalam rongga dada (thoracic cavity), dilindungi oleh struktur bertulang tulang selangka dan diselaputi
karung dwi dinding dikenali sebagai pleura.Lapisan karung dalam melekat pada permukaan luar paru-paru dan lapisan
karung luar melekat pada dinding rongga dada. Kedua lapisan ini dipisahkan oleh lapisan udara yang dikenali sebagai rongga
pleural yang berisi cecair pleural ini membenarkan lapisan luar dan dalam berselisih sesama sendiri, dan menghalang ia
daripada terpisah dengan mudah. Bernafas kebanyakannya dilakukan oleh diafragma di bawah, otot yang mengucup
menyebabkan rongga di mana paru-paru berada mengembang. Sangkar selangka juga boleh mengembang dan mengucup
sedikit.
Ini menyebabkan udara tetarik ke dalam dan keluar dari paru-paru melalui trakea dansalur bronkus (bronkhial tubes) yang
bercabang dan mempunyai alveolus di ujung yaitu karung kecil dikelilingi oleh kapilari yang dipenuhi darah. Di
sini oksigen meresap masuk ke dalam darah, di mana oksigen akan d angkut melalui hemoglobin.
Darah tanpa oksigen dari jantung memasuki paru-paru melalui pembuluh pulmonari dan lepas dioksigenkan, kembali ke
jantung melalui salur pulmonari
Struktur ekskresi pada tumbuhan kurang kompleks dari hewan, dan tumbuhan memiliki sarana ekskresi sendiri. Tumbuhan
menghilangkan beberapa limbah melalui difusi. Pada siang hari, gas oksigen berlebih yang dihasilkan oleh fotosintesis
dilepaskan melalui stomata. Karbon dioksida yang dihasilkan oleh respirasi biasanya digunakan selama fotosintesis.
Namun, pada malam hari fotosintesis melambat, karbon dioksida tidak digunakan, dan itu dirilis sebagai produk limbah.
Tumbuhan juga menghasilkan oksigen sebagai produk sampingan dari fotosintesis. Oksigen yang tidak digunakan untuk
respirasi juga dikeluarkan melalui stomata.
SISTEM EKSKRESI PADA TUMBUHAN
Alat pengeluaran atau ekskresi pada tumbuhan adalah stomata yang selalu menutup diri dan membuka bila terkena sinar
matahari. Sedangkan yang dikeluarkan adalah kelebihan air yang mempunyai bentuk seperti uap air yang
melalui proses penguapan.
Pengaturan air di dalam tumbuhan itu tergantung pada keadaan air di sekelilingnya, misalnya:
Tropofit, dimana tumbuhan tersebut dapat hidup dengan menyesuaikan diri pada lingkungannya. Bila lingkungannya

basah dan kering atau pada musim penghujan daun-daunnya bersemi semua dan pada musim kemarau daun-daunnya
berguguran. Misalnya pohon randu, pohon sono, dan pohon jati.
Higrofit, dimana tumbuhan tersebut hanya dapat hidup pada lingkungan yang basah atau lembab dan memiliki daun tipis
sertalebar untuk mempercepat penguapannya. Misalnya keladi.
Xerofit, dimana tumbuhan tersebut hanya bisa hidup pada lingkungan yang kering dan memiliki daun kecil, tebal serta
berlapis lilin guna menghambat penguapan. Misalnya tumbuhan kaktus.

Ekskresi dilakukan oleh tumbuhan dengan cara berikut:


Limbah gas, oksigen, karbon dioksida dan uap air yang dikeluarkan melalui stomata daun dan lentisel batang.
Beberapa produk limbah dikumpulkan dalam daun dan kulit pohon. Ketika daun dan kulit kayu luruh (rontok), limbah
dieliminasi.
Beberapa produk limbah menjadi tidak berbahaya dan kemudian disimpan dalam tubuh tanaman sebagai tubuh padat.
Raphides, tanin, resin, getah, karet dan minyak esensial adalah beberapa limbah tumbuhan.

https://izzudinzaki.wordpress.com/2015/05/05/sistem-ekskresi-pada-tumbuhan/
http://budisma.net/2015/08/sistem-ekskresi-pada-tumbuhan-2.html
http://putuagem.blogspot.co.id/2014/03/sistem-ekskresi-pada-manusia.html
https://biologiklaten.wordpress.com/bab-19-sist-ekskresi-pada-hewan-manusia-xi/

Anda mungkin juga menyukai