BAB II
PEMBAHASAN
Kebijakan
Sebenarnya dengan adanya definisi yang sama dikalangan pembuat kebijakan, ahli
kebijakan, dan masyarakat yang mengetahui tentang hal tersebut tidak akan
menjadi sebuah masalah yang kaku. Namun, untuk lebih memperjelasnya bagi
semua orang yang akan berkaitan dengan kebijakan, maka alangkah baiknya
definisi policy haruslah dipahamkan
Berikut adalah definisi kebijakan.
a)
United Nations (1975) : Suatu deklarasi mengenai suatu dasar pedoman
bertindak, suatu arah tindakan tertentu, suatu program mengenai aktifitas
aktivitas tertentu atau suatu rencana(Wahab, 1990).
b)
James E. Anderson (1978) : perilaku dari sejumlah aktor (pejabat, kelompok,
instansi pemerintah) atau serangkaian aktor dalam suatu bidang kegiatan tertentu
(Wahab, 1990).
c)
Prof. Heinz Eulau dan Kenneth Prewitt : a standing decision characterized by
behavioral consistency and repetitiveness on the part of both those who make it
and those who abide by it (Jones, 1997).
2.
Kebiajakan Pendidikan
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, kebijakan merupakan
garis umum untuk bertindak bagi pengambilan keputusan pada semua jenjang
pendidikan atau organisasi.
Dapat dievaluasi
Kebijakan pendidikan itu pun tentunya tak luput dari keadaan yang sesungguhnya
untuk ditindaklanjuti. Jika baik, maka dipertahankan atau dikembangkan, sedangkan
jika mengandung kesalahan, maka harus bisa diperbaiki. Sehingga, kebijakan
pendidikan memiliki karakter dapat memungkinkan adanya evaluasi terhadapnya
secara mudah dan efektif.
Memiliki sistematika
Kebijakan pendidikan tentunya merupakan sebuah sistem jua, oleh karenanya harus
memiliki sistematika yang jelas menyangkut seluruh aspek yang ingin diatur
olehnya. Sistematika itu pun dituntut memiliki efektifitas, efisiensi dan
sustainabilitas yang tinggi agar kebijakan pendidikan itu tidak bersifat pragmatis,
diskriminatif dan rapuh strukturnya akibat serangkaian faktof yang hilang atau
saling berbenturan satu sama lainnya. Hal ini harus diperhatikan dengan cermat
agar pemberlakuannya kelak tidak menimbulkan kecacatan hukum secara internal.
Kemudian, secara eksternal pun kebijakan pendidikan harus bersepadu dengan
kebijakan lainnya; kebijakan politik; kebijakan moneter; bahkan kebijakan
pendidikan di atasnya atau disamping dan dibawahnya.
Sistem pendidikan semacam itu tidak mungkin dipenuhi tanpa adanya suatu
perencanaan pendidikan nasional yang handal. Perencanaan itu juga bukan
perencanaan biasa, tetapi suatu bentuk perencanaan yang mampu mengatasi
perubahan kebutuhan dan tuntutan, yang bisa terjadi karena perubahan lingkungan
global. Globalisasi yang menjangkau seluruh bagian bumi membuat Inonesia tidak
bisa terisolasi. Perkembangan teknologi telekomunikasi dan informasi, membuat
segala hal yang terjadi di dunia internasional berpengaruh juga berpengaruh ke
Indonesia.
1. Manajemen Sekolah
a)
Kepala sekolah dan masyarakat sekolah dituntut untuk menerapkan
pengelolaan/manajemen sekolah yang transparan, akuntabel dan partisipatif
b)
Kepala sekolah dan stafnya didorong berinovasi dan berimprovisasi agar
menjadi kreatif dan berprakarsa.
c)
Kepala sekolah dan masyarakat sekolah menjadikan sekolah sebagai tempat
perubahan.
a)
Kepala sekolah dan guru harus memahami konsep belajar dan cara belajar
anak dan memandang anak sebagai individu yang unik yang mempunyai
kemampuan yang berbeda.
b)
Proses pembelajaran didesain dengan memanfaatkan organisasi kelas agar
guru dan siswa menjadi Aktif dan Kreatif yang mendukung terciptanya
pembelajaran yang Efektif namun tetap Menyenangkan (PAKEM).
a)
Menggali inisiatif, prakarsa, dukungan, dan kontribusi masyarakat untuk
pendidikan sekolah.
b)
c)
Sekolah yang paling berhasil & diminati masyarakat adalah sekolah yang
kepala sekolah, guru, dan masyarakatnya bekerjasama secara aktif
mengembangkan sekolah.
d)
e)
f)
g)
h)
i)
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kebijakan pendidikan adalah suatu penilaian terhadap sistem nilai dan faktor-faktor
kebutuhan situasional, yang dioperasikan dalam sebuah lembaga sebagai
perencanaan umum untuk panduan dalam mengambil keputusan, agar tujuan
pendidikan yang diinginkan bisa dicapai.
B.
Saran
DAFTAR RUJUKAN
Bina Aksara.
Roskina Mas, Sitti. 2011. Jurnal : Partisipasi Masyarakat dan Orang Tua dalam
118.98.166.62//PAPARAN%20DI%20KEMKUMHAM%20081110.pdf
Sunandar,satrio.2012.Perencanaan Strategik.(online)
http://satrioarismunandar6.blogspot.com/2012/04/perencanaan-strategik
dan.html#!/2012/04/perencanaan-strategik-dan.html
Oktajesi. 2011. Kebijakan Pendidikan di Indonesia. (online)
http://oktaseiji.wordpress.com/2011/04/24/kebijakan-pendidikan-di-indonesia/
Diakses tanggal 20 januari 2013.