Anda di halaman 1dari 3

TUGAS

KHAT, SALVIA DIVINORUM & KRATOM

Disusun oleh :
Erika Anggraini

110.2011.088

Hersa Firda Kartika

110.2011.118

Mutiara Isman

110.2011.185

Ryan Indra Saputra

2012.730.093

Afifah

2012.730.003

Pembimbing :
dr. Adhi Nugroho, Sp. KJ

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA


RS JIWA ISLAM KLENDER JAKARTA
DESEMBER 2016

TINJAUAN PUSTAKA
1. KHAT
Khat (juga dikenal sebagai qat , chat, miraa, murungu dan teh arab) terdiri dari daun
dan tunas segar yang dibudidayakan di Afrika Timur dan Semenanjung Arab Selatan-Barat.
Daun khat ini biasanya diikat dan dibungkus dengan daun pisang. Komponen aktif utama
dalam khat adalah Cathinone dan Cathine (nor-pseudoephedrine). Seperti stimulan lainnya,
Cathinone dan Cathine merangsang pelepasan hormon stres dan neurotransmitter
norepinefrin dan meningkatkan kerja neurotransmitter dopamin di otak yang mengatur
perasaan senang dan motorik.
Saat mengonsumsi khat, Cathinone dan Cathine dirilis ke dalam air liur laludengan
cepat diserap dan dieleminasi. Zat Cathinone dan Cathine ini sangat mirip dengan dengan
amfetamin, dan efek farmakologisnya juga mirip dengan amfetamin, namun kurang poten.
Daun khat biasanya dikonsumsi dalam kondisi segar, karena kondisinya yang cepat
mengering. Daun khat memiliki rasa yang tajam dan bau aromatik. Daun khat segar
mengandung sekitar 0,1% cathinone dan jumlah Cathine yang lebih kecil.
Cara mengonsumsi Khat adalah dengan infused (sisha) atau merokok, dan yang paling
sering dilakukan adalah dengan mengunyah tanaman. Bahan khat segar (batang, daun dan
kuncup bunga) dikunyah dan cairan dari bahan tersebut ditelan, sedangkan residu lain
dikeluarkan. Biasanya, seorang individu mengkonsumsi 100-200 g daun khat (satu ikat) pada
satu sesi, dan efeknya akan berlangsung selama beberapa jam.
Mengunyah daun khat dapat menginduksi euforia dan rasa gembira serta perasaan
kewaspadaan dan gairah yang meningkat. Efek khat mulai mereda setelah sekitar 90 menit
sampai 3 jam, namun bisa bertahan 24 jam. Di akhir sesi, pengguna khat dapat mengalami
perasaan depresi, lekas marah, kehilangan nafsu makan, dan sulit tidur.

2. SALVIA DIVINORUM
Tanaman Salvia divinorum, atau di Meksiko disebut sebagai diviners sage, sebutan
tanaman ini di Spanyol adalah 'hojas de la Pastora' atau 'ska Mara Pastora'. Nama umum
dalam bahasa Inggris adalah: Diviner Sage, Lady Salvia, Magic Mint, Purple Sticky, Sally D,
Sage dari Peramal atau yang paling banyak dikenal sebagai Salvia. Nama dalam bahasabahasa Eropa lainnya termasuk: Prancis - Sauge des DeVins, divinatoire Sauge; dan Jerman Wahrsagersalbei. Salvia adalah anggota yang langka dari keluarga mint (Lamiaceae;
sebelumnya Labiatae) , ditemukan pada pertengahan abad kedua puluh. Tanaman ini banyak
berada di dataran tinggi negara Meksiko Oaxaca, di mana masyarakat Mazatec Indian
menelan daun segar atau olahan daun ini untuk ritual upacara penyembuhan dan tujuan
medis. Tanaman ini dikonsumsi dengan cara merokok daun kering dan memberikan
halusinasi yang singkat namun intens.
Dosis efektif salvinorin-A, yang merupakan bahan aktif dari tanaman ini, sebanding
dengan halusinogen LSD sintetik atau DOB. Toksisitas Salvia divinorum saat ini kurang
dipahami. Salvanorin-A dapat menginduksi halusinasi yang dalam dan pendek, hilangnya

kontrol motorik, tawa yang tidak terkendali, halusinasi berupa mimpi yang warna-warni dan
terlihat nyata. Dosis yang lebih tinggi dapat menyebabkan gangguan psikotik serius yang
dapat berlangsung selama berjam-jam bahkan setelah halusinasi menghilang. Efek yang
timbul setelah efek yang muncul adalah rasa lelah, pusing dan amnesia.
Secara tradisional, cara masyarakat Mazatec India mengonsumsi tanaman ini adalah
dengan menggulung daun segar tanaman ini menjadi cerutu (sebanyak 0,25 -0,75 gram), yang
kemudian dihisap atau dikunyah sementara tetap mempertahankan jus di mulut untuk
meningkatkan penyerapan bahan aktif. memberikan halusinasi pendek yang berlangsung
dalam satu menit selama 15-20 menit. Cara konsumsi lainnya adalah dengan menghancurkan
daun ini dan dibuat sebagai infused water yang dapat bermanifestasi setelah sekitar 10
menit dan berlangsung selama 45 menit atau lebih.

3. KRATOM (Mitragyna speciosa)


Mitragyna speciosa Korth (dari keluarga Rubiaceae) adalah pohon tropis yang
tingginya mencapai 4 - 16 meter yang banyak berada di Asia Tenggara, Filipina dan New
Guinea namun sekarang dibudidayakan di tempat lain. Daun kratom kering biasanya dijual di
toko herbal atau melalui Internet yang diperkirakan dikirim dari tanaman Mitragyna speciosa
yang dibudidayakan di Asia Tenggara, kemungkinan besar di Indonesia ('Bali kratom').
Secara tradisional, daun kratom segar atau kering dikunyah atau dibuat menjadi teh; jarang
yang dikonsumsi dengan cara merokok. Pada dosis rendah, kratom memiliki efek stimulan
dan digunakan untuk mengatasi kelelahan. Pada dosis tinggi, dapat memiliki efek sedatifnarkotika. Hal ini juga digunakan sebagai pengobatan tradisional dan sebagai pengganti
opium.
Komponen psikoaktif utama dalam daun
ini adalah mitragynine dan 7hydroxymitragynine, zat ini hanya ditemukan di Mitragyna speciosa. Komponen ini
berinteraksi dengan reseptor opioid di otak, menghasilkan efek sedasi, rasa gembira, dan
penurunan rasa nyeri, terutama ketika pengguna mengkonsumsi tanaman dalam jumlah besar.
Mitragynine juga dapat berinteraksi dengan sistem reseptor lainnya di otak untuk
menghasilkan efek stimulan. Ketika kratom diambil dalam jumlah kecil, pengguna
melaporkan energi meningkat, sosialisasi, dan kewaspadaan bukan sedasi.
Secara tradisional, daun segar atau kering dari kratom dikunyah atau diseduh menjadi
teh. Ketika membuat teh, sering ditambahkan perasan lemon untuk memudahkan ekstraksi
alkaloid dari tanaman tersebut; sebelum diminum, dapat ditambahkan gula atau madu untuk
menutupi rasa pahit dari minuman tersebut. Untuk cara konsumsi daun kering yaitu dengan
cara merokok.
Untuk mendapatkan efek euforia, pengguna daun kratom mengunyah 1-3 daun segar
untuk sekali konsumsi dan biasanya pengguna mengonsumsi 3 sampai 10 kali sehari. Di
Thailand selatan, dalam beberapa tahun terakhir daun ini di konsumsi sebagai es koktail,
yang disebut '4x100', yang menjadi populer di kalangan Muslim karena efeknya yang sama
dengan alkohol.

Anda mungkin juga menyukai