Acara
: FILUM PROTOZOA DAN BRIOZOA
Hari / Tgl : Selasa, 13 Oktober 2015
Nama
: Rivaldy C K
Stambuk : F 121 14 056
TINJAUAN PUSTAKA
FILUM PROTOZOA DAN BRYOZOA
1. Protozoa
1.1. Pengertian
Protozoa merupakan hewan berukuran mikroskopis yang terdiri dari satu
sel. Istilah Protozoa berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos berarti pertama
dan zoon berarti hewan.Setiap individu protozoa tersusun dari organela
organela yang merupakan kesatuan lengkap dan sanggup melakukan semua
fungsi kehidupan.Sebagian besar protozoa hidup bebas di alam, tetapi
beberapa jenis hidup sebagai parasit pada binatang dan manusia.Sesuai
dengan
klasifikasi
Protozoa
termasuk
Protista
yang
menyerupai
Ciri-ciri umum :
Organisme uniseluler (bersel tunggal)
Eukariotik (memiliki membran nukleus)
Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok)
Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof)
Hidup bebas, saprofit atau parasit
Dapat membentuk sista untuk bertahan hidup
Alat gerak berupa pseudopodia, silia, atau flagella
1.3.
1.4.
geraknya, yaitu:
a. Rhizopoda, alat geraknya berupa pseudopoda (kaki semu) Bergerak dengan kaki
semu (pseudopodia)yang merupakan penjuluran protoplasma sel. Hidup di air
tawar, air laut, tempat-tempat basah, dan sebagian ada yang hidup dalam tubuh
hewan
atau
manusia.Jenis
yang
paling
mudah
diamati
adalah
Ordo
Mycetozoida
(pergerakannya
mengikuti
gerakan
b.
Zooflagellata.
Flagellata heterotrofik
(Tidak
berkloroplas).Contohnya
yaitu:
Trypanosoma
evansipenyakit
surra,
pada
hewan
Aseksual:
pembelahan
biner,pembelahan
banyak
dan
mereka sering ditemukan dalam batuan dimulai pada Ordovisium dan terjadi
dalam berbagai bentuk. Mereka hidup oleh organisme mikroskopis pakan
mengambang di air seperti diatom atau radiolaria, yang mereka ambil dengan
tentakel kecil.
Ciri-ciri umum Bryozoa :
1. Hidup berkoloni dan hidup bebas di air laut.
2. Mirip dengan beberapa koral, bunga karang dan algae.
3. Umumnya memiliki kerangka keras yang membatu.
4. Biasanya sering ditemukan di bebatuan.
5. Memiliki lubang-lubang kecil dipermukaan tubuhnya.
6. Variasi bentuk tubuhnya bermacam-macam misalnya, bentuk ranting,
bentuk bercabang, dan menyerupai tenda.
2.2. Karakteristik umum Bryozoa
Bryozoa adalah hewan berkoloni dan sessile. Masing-masing individu
atau zooid dalam koloni umumnya tidak lebih besar daripada 1 mm, beberapa
jenis berbentuk seperti polip hydrozoa. Tiap individu terbungkus dalam
zooecium yaitu selubung benda mati (nonliving envelpment) dari khitin atau
lapisan tebal kalsium karbonat yang tertutup khitin. Istilah polypide untuk
menyatakan isi zooid di dalam dinding tubuh, yaitu lophophore, saluran
pencernaan, otot dan organ lainnya. Mulut Bryozoa ditumbuhi dengan
tentakel, Anus terletak dekat mulut, Rongga tubuh sempurna, tidak ada sistem
peredaran darah, organ pernafasan maupun nephridia, terdapat syaraf ganglion
diantara mulut anus, dan traktus digestivus berupa saluran berbentuk U.
2.3. Klasifikasi
Dalam filum bryozoa di bagi menjadi 3 kelas, yaitu:
1. Phylactolaemata
Lophophore berbentuk tapal kuda mempunyai epistome; dinding
berotot; koloni monomorfik; terdapat di air tawar; menghasilkan statoblast;
tidak ada zooid polymorpism; tidak ada proses pengerasan asam kapur.
Dalam kelas Phylactolaemata hanya terdapat satu ordo yaitu ordo
Plumatellina
.
2. Gymnolaemata
Lophophore berbentuk lingkaran; epistome tidak ada; dinding tubuh
tidak berotot, koloni acapkali polimorfik; zooeica kompleks berbentuk
silindris; lebih dari 3000 spesies hidup, kebanyakan laut; banyak spesies
fosil. Dalam kelas Gymnolaemata di bagi menjadi 2 ordo yaitu :
a. Ctenostomata
Zoecia seperti agar, khitin atau membran; diameter orifice sama
dengan diameter zoecium; koloni berbentuk lapisan tipis pada batu,
cangkang
molusca
atau
ganggang
(Clarkson,
1993).
Contoh : Pladucella (di air tawar) dan Alcyonidium diaphanum (di air
laut), Vinella repens, dan Bowerbankia.
b. Cheilostomata
Zoecia dari tanduk atau kapur, berbentuk kotak dan mempunyai
avicularia, biasanya mempunyai operkulum; bentuk koloni berumbaiumbai. Contoh : Bugula, Membranipora membranace, Adeona grisea
dan Callopora ramosa.
3. Stenolaemata
Bentuk zoecium sepetri tabung, terbuka di bagian ujung; dinding
zoecia berkapur dan menyatu satu sama lain; orifice bundar; telur di
erami dalam ovicell yang besar; 900 spesies hidup, semua dilaut.
Dalam kelas Stenolaemata di bagi menjadi 6 ordo, yaitu :
a. Ordo Cyclostomata atau tubulipora, contoh: crissia, tubulipora.
b. Ordo Cystoporata, contoh: Fistulipora nura
c. Ordo Stomatopora, contoh: Stomatopora gingrina
d. Ordo Cryptostomata, contoh: Archemedes sp., Fistulipora sp.
PEMBAHASAN
Pada Praktikum Paleontologi Acara 3, Phylum Protozoa dan Bryozoa ini,
terdapat 1 fosil phylum Protozoa, dan 3 fosil Phylum Bryozoa yang di teliti dan di
deskripsi.
Keterangan :
1.
2.
3.
Test
Endodermis
Eksodermis
No. Urut
: 01
Filum
: Protozoa,
Kelas
: Sarcodina
Ordo
: Foraminifera
Family
: Nummulitesidae
Genus
: Nummulites
Spesies
Proses pemfosilan
:Permineralisasi
Bentuk
:Plat/Disk
Komposisi kimia
: CaCO3
Umur
Lingkungan pengendapan
: Laut Dalam
material sedimen tersebut akan terkikis dan akan terpisah dengan fosil.
Fosil ini memiliki bentuk menyerupai piring atau yang biasa disebut plate atau
disk. Adapun bagian tubuh dari fosil ini yang masih dapat dikenali yaitu test,
endodermis, dan eksodermis. Test adalah bagian keseluruhan dari tubuh fosil.
Endodermis adalah bagian dalam tubuh fosil. Eksodermis adalah bagian luar tubuh
fosil. Komposisi mineral dari fosil ini yaitu kalsium karbonat (CaCO 3) dengan
lingkungan pengendapannya berada di laut dangkal. Berdasarkan skala waktu geologi
umur dari fosil ini sekitar Eosen Tengah (49-43 juta tahun yang lalu).
Adapun kegunaan dari fosil ini yaitu sebagai bukti adanya kehidupan di masa
lampau dan memberi tentang serta penunjuk terjadinya evolusi kehidupan, sebagai
penentu iklim pada saat terjadi atau berlangsungnya proses sedimentasi atau yang
lebih dikenal dengan Paleoclimatology, sebagai penentu kedalaman sedimentasi atau
lingkungan pengendapan dari batuan yang mengandungnya, yakni dengan
menggunakan
fosil
bentonik,
sebagai
penentu
umur
relatif
batuan
yang
Keterangan :
1.
2.
3.
Test
Oral Opening
Oral Disk
No. Urut
: 02
Filum
: Bryozoa
Kelas
: Gymnolaemata
Ordo
: Cyclostomata
Family
: Thecosmilianidae
Genus
: Thecosmilia
Spesies
Proses pemfosilan
:Permineralisasi
Bentuk
:Branching
Komposisi kimia
: (SiO2)
Umur
Lingkungan pengendapan
: Laut Dalam
Fosil ini memiliki bentuk yang bercabang atau yang biasa disebut branching.
Adapun bagian tubuh dari fosil ini yang masih dapat dikenali, yaitu test, Oral
Opening, dan Oral Disk. Adapun komposisi mineral yang terkandung di dalam fosil
ini, yaitu silika (SiO2) dengan lingkungan pengendapan di laut dalam.Berdasarkan
skala waktu geologi, umur dari fosil ini sekitar Jura Atas (161-140 juta tahun yang
lalu). adapun kegunaan dari fosil ini yaitu sebagai bukti adanya kehidupan di masa
lampau dan memberi tentang serta penunjuk terjadinya evolusi kehidupan, sebagai
penentu iklim pada saat terjadi atau berlangsungnya proses sedimentasi atau yang
lebih dikenal dengan Paleoclimatology, sebagai penentu kedalaman sedimentasi atau
lingkungan pengendapan dari batuan yang mengandungnya, yakni dengan
menggunakan
fosil
bentonik,
sebagai
penentu
umur
relatif
batuan
yang
Calix
Endoderm
Eksoderm
No. Urut
: 03
Filum
: Bryozoa
Kelas
: Gymnoslaemata
Ordo
: Coral
Family
: Coralidae
Genus
: Coral
Spesies
: Coral limestone
Proses pemfosilan
:Permineralisasi
Bentuk
:Tabular
Komposisi kimia
: CaCO3
Umur
Lingkungan pengendapan
: Laut Dalam
Setelah organisme ini mati, akan mengalami transportasi oleh media geologi
berupa air atau es ke daerah cekungan, selama tranportasi, material-material yang
tidak resisten terhadap pelapukan akan mengalami pergantian terhadap material yang
resisten terhadap pelapukan. Di daerah cekungan inilah material akan terakumulasi,
semakin lama material akan bertambah dan menumpuk dan mengalami tekanan,
Setelah itu material mengalami sementasi dan terjadi proses leaching (pencucian
fosil). Proses pemfosilan yang dilakukan oleh fosil ini adalah permineralisasi.
Permineralisasi adalah proses pengawetan dimana rongga dalam cangkang terisi oleh
mineral yang diendapkan oleh air tanah yang memasukinya, sehingga terbentuk
cetakan bagian dalam dari cangkang.
Proses munculnya fosil ini dipengaruhi oleh tenaga endogen berupa
gaya tektonik sehingga fosil yang berada di cekungan naik ke permukaan. Setelah
naik di permukaan, akan terkena gaya eksogen lagi berupa erosi air, angin, atau es
sehingga fosil menjadi tampak di permukaan.
Adapun bentuk tubuh fosil ini adalah Tabular, yaitu bentuk fosil yang
berbentuk seperti tabung. Bagian tubuh yang masih dapat dijumpai adalah Calix yaitu
garis-garis luar pada dinding fosil, endoderm yaitu lapisan luar dan ektoderm, yaitu
lapisan bagian dalam fosil.
Jika ditetesi dgn larutan HCl 0,1 M maka fosil ini akan beraksi membentuk
buih-buih, maka dapat diketahui bahwa fosil ini mengandung kalsium karbonat
(CaCO3), hal ini menandakan bahwa lingkungan pengendapannya berasal dari laut
dangkal. Adapun umur fosil ini adalah Kapur Atas, yaitu antara 100-70 juta tahun
yang lalu.
Keterangan :
1.
2.
3.
4.
Test
Zooid
Zoorium
Mantikula
No. Urut
: 04
Filum
: Bryozoa
Kelas
: Gymnolaemata
Ordo
: Cryptostomata
Family
: Heliolithesidae
Genus
: Heliolithes
Spesies
Proses pemfosilan
:Permineralisasi
Bentuk
:Radial
Komposisi kimia
: CaCO3
Umur
Lingkungan pengendapan
: Laut Dangkal
Fosil ini memiliki bentuk yang tidak jelas yang biasa disebut Radial. Adapun
bagian tubuh dari fosil ini yang masih dapat dikenali, yaitu test, zooid, zoorium, dan
mantikula. Dimana test adalah bagian keseluruhan dari tubuh fosil, zooid adalah
lubang pori yang berukuran sedang yang ada pada bagian tubuh fosil, zoorium adalah
lubang pori yang berukuran paling kecil pada bagian tubuh fosil, dan mantikula
adalah lubang pori yang berukuran paling besar yang berfungsi sebagai mulut pada
fosil. Komposisi mineral yang terkandung di dalam fosil ini yaitu kalsium karbonat
(CaCO3) dengan lingkungan pengendapan berada di laut dangkal. Berdasarkan skala
waktu geologi, umur dari fosil ini yaitu sekitar Silur Tengah (423 juta tahun yang
lalu).
Adapun kegunaan dari fosil ini yaitu sebagai bukti adanya kehidupan di masa
lampau dan memberi tentang serta penunjuk terjadinya evolusi kehidupan, sebagai
penentu iklim pada saat terjadi atau berlangsungnya proses sedimentasi atau yang
lebih dikenal dengan Paleoclimatology, sebagai penentu kedalaman sedimentasi atau
lingkungan pengendapan dari batuan yang mengandungnya, yakni dengan
menggunakan
fosil
bentonik,
sebagai
penentu
umur
relatif
batuan
yang