Anda di halaman 1dari 17

PRAKTIKUM PALEONTOLOGI

Acara
: FILUM PROTOZOA DAN BRIOZOA
Hari / Tgl : Selasa, 13 Oktober 2015

Nama
: Rivaldy C K
Stambuk : F 121 14 056

TINJAUAN PUSTAKA
FILUM PROTOZOA DAN BRYOZOA
1. Protozoa
1.1. Pengertian
Protozoa merupakan hewan berukuran mikroskopis yang terdiri dari satu
sel. Istilah Protozoa berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos berarti pertama
dan zoon berarti hewan.Setiap individu protozoa tersusun dari organela
organela yang merupakan kesatuan lengkap dan sanggup melakukan semua
fungsi kehidupan.Sebagian besar protozoa hidup bebas di alam, tetapi
beberapa jenis hidup sebagai parasit pada binatang dan manusia.Sesuai
dengan

klasifikasi

Protozoa

termasuk

Protista

yang

menyerupai

hewan.Kelompok ini mulanya dibentuk untuk mengelompokan organisme


yang bukan tumbuhan dan bukan hewan.Itulah sebabnya Protozoa disebut
organisme seperti hewan (animal like)
1.2.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Ciri-ciri umum :
Organisme uniseluler (bersel tunggal)
Eukariotik (memiliki membran nukleus)
Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok)
Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof)
Hidup bebas, saprofit atau parasit
Dapat membentuk sista untuk bertahan hidup
Alat gerak berupa pseudopodia, silia, atau flagella

1.3.

Cara hidup protozoa


Protozoa bergerak dengan menggunakan, antara lain:

1. Pseudopodia ( kaki semu)


2. Flagellata (cambuk)
3. Cilliata (rambut)

1.4.

Protozoa memiliki 4 kelas yang dibedakan berdasarkan alat

geraknya, yaitu:
a. Rhizopoda, alat geraknya berupa pseudopoda (kaki semu) Bergerak dengan kaki
semu (pseudopodia)yang merupakan penjuluran protoplasma sel. Hidup di air
tawar, air laut, tempat-tempat basah, dan sebagian ada yang hidup dalam tubuh
hewan

atau

manusia.Jenis

yang

paling

mudah

diamati

adalah

Amoeba.Ektoamoeba adalah jenis Amoeba yang hidup di luar tubuh organisme


lain (hidup bebas), contohnya Ameoba proteus, Foraminifera, Arcella,
Radiolaria.Entamoeba adalah jenis Amoeba yang hidup di dalam tubuh
organisme, contohnya Entamoeba histolityca, Entamoeba coli. Kelas ini terdiri
dari 5 ordo, yaitu:
-

Ordo Proteomyxida (biasanya membentuk filopodia yang tipis dan


kecil kadang mirip dengan axopodia).

Ordo

Mycetozoida

(pergerakannya

mengikuti

gerakan

protoplasmic, kadang membentuk sebuah pseudoplasmodium).


-

Ordo Amoebida (bentukan telanjang dan biasanya membentuk


lobopodia).

Ordo Testacida (membentuk filopodia atau lobopodia pada genus


yang berbeda).

b.

Ordo Foraminifera (biasanya membentuk myxopodia).

Flagellata (Mastigophora), alat geraknya berupa flagel (bulu cambuk).Bergerak


dengan flagel (bulu cambuk) yang digunakan juga sebagai alat indera dan alat
bantu untuk menangkap makanan.Dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu :
- Fito Flagellata autotrofik (berkloroplas), dapat berfotosintesis.
Contohnya :Euglena viridis, Noctiluca milliaris, Volvox globator,
-

Zooflagellata.
Flagellata heterotrofik

(Tidak

berkloroplas).Contohnya

Trypanosoma gambiens, Leishmania Dibagi menjadi 2 kelompok,

yaitu:

Golongan phytonagellata, contohnya:


1. Euglena viridis (makhluk hidup peralihah antara protozoadengan
ganggang) - Volvax globator (makhluh hidup peralihah antara
protozoa dengan ganggang).
2. Noctiluca millaris (hidup di laut dan dapat mengeluarkan cahaya
bila terkena rangsangan mekanik)

Golongan Zooflagellata, contohnya :


1. Trypanosomagambiense&Trypanosomarhodesiense.
Menyebabkan penyakit tidur di Afrika dengan vektor (pembawa)
lalat Tsetse (Glossina sp.) Trypanosoma gambiense vektornya
Glossinapalpalistsetse sungai Trypanosoma rhodeslense vektornya
Glossina morsitans tsetse semak - Trypanosoma cruzl penyakit
chagas.

Trypanosoma

evansipenyakit

surra,

pada

hewan

ternak(sapi).Leishmaniadonovanipenyakit kalanzar - Trichomonas


vaginalis penyakit keputihan.
c. Ciliata (Ciliophora),alat gerak berupa silia (rambut getar). Anggota Ciliata
ditandai dengan adanya silia (bulu getar) pada suatu fase hidupnya, yang
digunakan sebagai alat gerak dan mencari makanan. Ukuran silia lebih pendek
dari flagel.Memiliki 2 inti sel (nukleus), yaitu makronukleus (inti besar) yang
mengendalikan fungsi hidup sehari-hari dengan cara mensisntesis RNA, juga
penting untuk reproduksi aseksual, dan mikronukleus (inti kecil) yang
dipertukarkan pada saat konjugasi untuk proses reproduksi seksual. Ditemukan
vakuola kontraktil yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan air dalam
tubuhnya. Banyak ditemukan hidup di laut maupun di air tawar. Contoh :
Paramaecium caudatum, Stentor, Didinium, Vorticella, Balantidium coli.
- Paramaecium caudatum disebut binatang sandal, yang memiliki

dua jenis vakuola yaitu vakuola makanan dan vakuola kontraktil


yang berfungsi untuk mengatur kesetimbangan tekanan osmosis
(osmoregulator).Memiliki dua jenis inti Makronukleus dan
Mikronukleus (inti reproduktif). Cara reproduksi, aseksual
membelah diri, seksual konyugasi.
- Balantidium coli menyebabkan penyakit diare.
- Balantidium coli menyebabkan penyakit diare
d. Sporozoa adalah protozoa yang tidak memiliki alat gerak. Cara bergerak hewan
ini dengan cara mengubah kedudukan tubuhnya. Pembiakan secara vegetatif
(aseksual) disebut juga Skizogoni dan secara generatif (seksual) disebut
Sporogoni.Marga yang berhubungan dengan kesehatan manusiaToxopinsma dan
Plasmodium.. Tidak memiliki alat gerak khusus, menghasilkan spora (sporozoid)
sebagai cara perkembang biakannya. Sporozoid memiliki organel-organel
kompleks pada salah satu ujung (apex) selnya yang dikhususkan untuk
menembus sel dan jaringan inang.Hidupnya parasit pada manusia dan
hewan.Contoh: Plasmodium falciparum, Plasmodium malariae,Plasmodium
vivax.
Filum ini memiliki 2 reproduksi, yaitu:
1. Reproduksi

Aseksual:

pembelahan

biner,pembelahan

banyak

dan

pertunasan(internal dan external).


2. Reproduksi seksual: penyatuan 2 gami dan konjugasi(ciliata).
Sarcodina adalah organisme yang melayang maupun menjalar, walaupun
pada beberapa anggota ada yang sesil. Lapisan periplast yang tipis
membentuk pseudopodia dan gerakan amuboid pada spesies yang
telanjang. Mungkin terdapat daya penggerak dalam pembentukan
pseudopodia tertentu.Beberapa Sarcodina juga mengalami perkembangan
sebagai flagellata dalam siklus hidupnya.Fase flagellata terjadi selama
gamet, ditemukan pada Foraminifera. Pada beberapa kasus, fase flagellata
hanya terlihat sebagai fase aktif kedua pada siklus hidup yang
dimorfik.Berdasar pada pseudopodial, Sarcodina dibedakan menjadi dua

kelas, yaitu Actinopoidea dan Rhizipoidea. Actinopoidea memiliki


axopodia sedangkan Rhizopodea memiliki pseudopodia lain yang bukan
termasuk axopodia.Kelas Actinopodea merupakan kelas yang anggotanya
berupa organisme sesil dan melayang terbesar, walaupun terdapat fase
flagelata pada beberapa genus. Kelas ini terbagi menjadi tiga ordo, yaitu:
a. Helioflagellida, dengan 1 atau lebih flagel yang salah satunya
merupakan bentuk tetap atau karakteristik yang dominan pada siklus
hidup.
b. Heliozoida, dengan fase flagellata yang jarang dan pada sitoplasma
bagian dalam tidak dipisahkan dari daerah luar oleh central capsule.
c. Radiolaria, central capsule merupakan karakteristik dan memiliki
struktur skeletal lebih tinggi dari Heliozoida.
FILUM BRYOZOA
2.1. Pengertian Filum Bryozoa
Bryozoa dianggap sebagai tumbuhan karena bentuk dan karakteristik
dari Bryozoa menyerupai tumbuhan lumut. Namun, setelah penelitian lebih
lanjut Bryozoa merupakan koloni dari hewan kecil-kecil, seperti hamparan
lumut berbulu, menempel pada batu, benda atau tumbuhan air di perairan
dangkal yang subur dan jernih. Bryozoa berasal dari bahasa yunani, bryon
berarti lumut dan zoon berarti hewan. Filum Bryozoa dinamakan juga Polyzoa
atau Ectoprocta, berasal dari kata ectos berarti di luar dan proctos berarti anus,
maksudnya anus terletak di luar lophophore. Lophophore ialah lipatan dinding
tubuh atau calyx yang mengelilingi mulut, dan mengandung tentakel bercilia.
Bryozoa adalah hewan yang berkoloni dan sessile. Tiap individu terbungkus
oleh zooecium yaitu selubung dari khitin atau lapisan tebal kalsium karbonat
yang tertutup khitin. Bryozoa hidup di laut dan beberapa hidup di air tawar.
Beberapa jenis mengeluarkan benda berkapur seperti batu karang. Fosil

mereka sering ditemukan dalam batuan dimulai pada Ordovisium dan terjadi
dalam berbagai bentuk. Mereka hidup oleh organisme mikroskopis pakan
mengambang di air seperti diatom atau radiolaria, yang mereka ambil dengan
tentakel kecil.
Ciri-ciri umum Bryozoa :
1. Hidup berkoloni dan hidup bebas di air laut.
2. Mirip dengan beberapa koral, bunga karang dan algae.
3. Umumnya memiliki kerangka keras yang membatu.
4. Biasanya sering ditemukan di bebatuan.
5. Memiliki lubang-lubang kecil dipermukaan tubuhnya.
6. Variasi bentuk tubuhnya bermacam-macam misalnya, bentuk ranting,
bentuk bercabang, dan menyerupai tenda.
2.2. Karakteristik umum Bryozoa
Bryozoa adalah hewan berkoloni dan sessile. Masing-masing individu
atau zooid dalam koloni umumnya tidak lebih besar daripada 1 mm, beberapa
jenis berbentuk seperti polip hydrozoa. Tiap individu terbungkus dalam
zooecium yaitu selubung benda mati (nonliving envelpment) dari khitin atau
lapisan tebal kalsium karbonat yang tertutup khitin. Istilah polypide untuk
menyatakan isi zooid di dalam dinding tubuh, yaitu lophophore, saluran
pencernaan, otot dan organ lainnya. Mulut Bryozoa ditumbuhi dengan
tentakel, Anus terletak dekat mulut, Rongga tubuh sempurna, tidak ada sistem
peredaran darah, organ pernafasan maupun nephridia, terdapat syaraf ganglion
diantara mulut anus, dan traktus digestivus berupa saluran berbentuk U.
2.3. Klasifikasi
Dalam filum bryozoa di bagi menjadi 3 kelas, yaitu:
1. Phylactolaemata
Lophophore berbentuk tapal kuda mempunyai epistome; dinding
berotot; koloni monomorfik; terdapat di air tawar; menghasilkan statoblast;

tidak ada zooid polymorpism; tidak ada proses pengerasan asam kapur.
Dalam kelas Phylactolaemata hanya terdapat satu ordo yaitu ordo
Plumatellina
.
2. Gymnolaemata
Lophophore berbentuk lingkaran; epistome tidak ada; dinding tubuh
tidak berotot, koloni acapkali polimorfik; zooeica kompleks berbentuk
silindris; lebih dari 3000 spesies hidup, kebanyakan laut; banyak spesies
fosil. Dalam kelas Gymnolaemata di bagi menjadi 2 ordo yaitu :
a. Ctenostomata
Zoecia seperti agar, khitin atau membran; diameter orifice sama
dengan diameter zoecium; koloni berbentuk lapisan tipis pada batu,
cangkang

molusca

atau

ganggang

(Clarkson,

1993).

Contoh : Pladucella (di air tawar) dan Alcyonidium diaphanum (di air
laut), Vinella repens, dan Bowerbankia.
b. Cheilostomata
Zoecia dari tanduk atau kapur, berbentuk kotak dan mempunyai
avicularia, biasanya mempunyai operkulum; bentuk koloni berumbaiumbai. Contoh : Bugula, Membranipora membranace, Adeona grisea
dan Callopora ramosa.
3. Stenolaemata
Bentuk zoecium sepetri tabung, terbuka di bagian ujung; dinding
zoecia berkapur dan menyatu satu sama lain; orifice bundar; telur di
erami dalam ovicell yang besar; 900 spesies hidup, semua dilaut.
Dalam kelas Stenolaemata di bagi menjadi 6 ordo, yaitu :
a. Ordo Cyclostomata atau tubulipora, contoh: crissia, tubulipora.
b. Ordo Cystoporata, contoh: Fistulipora nura
c. Ordo Stomatopora, contoh: Stomatopora gingrina
d. Ordo Cryptostomata, contoh: Archemedes sp., Fistulipora sp.

e. Ordo Treopostomata, contoh: Batostoma minnesotense, Prasopora

PEMBAHASAN
Pada Praktikum Paleontologi Acara 3, Phylum Protozoa dan Bryozoa ini,
terdapat 1 fosil phylum Protozoa, dan 3 fosil Phylum Bryozoa yang di teliti dan di
deskripsi.
Keterangan :
1.
2.
3.

Test
Endodermis
Eksodermis

No. Urut

: 01

Filum

: Protozoa,

Kelas

: Sarcodina

Ordo

: Foraminifera

Family

: Nummulitesidae

Genus

: Nummulites

Spesies

: Nummulites millecaput BOUBEE.

Proses pemfosilan

:Permineralisasi

Bentuk

:Plat/Disk

Komposisi kimia

: CaCO3

Umur

: Eosen Tengah (49-43 juta tahun yang lalu).

Lingkungan pengendapan

: Laut Dalam

Awalnya organisme ini mati lalu tertransportasi ke cekungan-cekungan yang


stabil melalui air dan es. Kemudian organisme tersebut tertimbun oleh material
sedimen akibat adanya tekanan yang terjadi. Selanjutnya terjadi kompaksi antara
material sedimen dengan organisme yang tertimbun tadi dan mengakibatkan pori-pori
dari organisme tersebut semakin kecil. Kemudian terjadi proses premineralisasi
dimana terjadinya suatu penggantian seluruh tubuh fosil dengan pengisian mineralmineral yang lebih resisten terhadap proses pelapukanProses munculnya fosil ini di
pengaruhi oleh tenaga ondogen berupa tektonik sehingga fosil yang berada di
cekungan naik ke permukaan. Setelah naik di permukaan., fosil yang telah menyatu
dengan material sedimen tadi akan tersingkapkan ke permukaan setelah itu karena
adanya gaya eksogen contohnya hujan, angin, air, udara, dan lain sebagainya, maka

material sedimen tersebut akan terkikis dan akan terpisah dengan fosil.
Fosil ini memiliki bentuk menyerupai piring atau yang biasa disebut plate atau
disk. Adapun bagian tubuh dari fosil ini yang masih dapat dikenali yaitu test,
endodermis, dan eksodermis. Test adalah bagian keseluruhan dari tubuh fosil.
Endodermis adalah bagian dalam tubuh fosil. Eksodermis adalah bagian luar tubuh
fosil. Komposisi mineral dari fosil ini yaitu kalsium karbonat (CaCO 3) dengan
lingkungan pengendapannya berada di laut dangkal. Berdasarkan skala waktu geologi
umur dari fosil ini sekitar Eosen Tengah (49-43 juta tahun yang lalu).
Adapun kegunaan dari fosil ini yaitu sebagai bukti adanya kehidupan di masa
lampau dan memberi tentang serta penunjuk terjadinya evolusi kehidupan, sebagai
penentu iklim pada saat terjadi atau berlangsungnya proses sedimentasi atau yang
lebih dikenal dengan Paleoclimatology, sebagai penentu kedalaman sedimentasi atau
lingkungan pengendapan dari batuan yang mengandungnya, yakni dengan
menggunakan

fosil

bentonik,

sebagai

penentu

umur

relatif

batuan

yang

mengandungnya, sebagai penunjuk rekonstruksi paleogeografi, sebagai penentu top


dan buttom dari suatu lapisan batuan yang mengandungnya, untuk penentuan
biostratigrafi yakni penentuan urutan batuan berdasarkan kandungan biota atau fosil
yang dikandung oleh suatu batuan, untuk menentukan arah aliran material
sedimentasi, untuk mengetahui kolerasi batuan dan perkembangan stratigrafi batuan
sedimen. Jadi dengan demikian, mengetahui tentang fosil berarti mengetahui tentang
umur, kondisi lingkungan dan perkembangan stratigrafi batuan sedimen.

Keterangan :
1.
2.
3.

Test
Oral Opening
Oral Disk

No. Urut

: 02

Filum

: Bryozoa

Kelas

: Gymnolaemata

Ordo

: Cyclostomata

Family

: Thecosmilianidae

Genus

: Thecosmilia

Spesies

: Thecosmilia trichomata GOLDF.

Proses pemfosilan

:Permineralisasi

Bentuk

:Branching

Komposisi kimia

: (SiO2)

Umur

: Jura Atas (161-140 juta tahun yang lalu).

Lingkungan pengendapan

: Laut Dalam

Awalnya organisme ini mati lalu tertransportasi ke cekungan-cekungan yang stabil


melalui air dan es. Kemudian organisme tersebut tertimbun oleh material sedimen
akibat adanya tekanan yang terjadi. Selanjutnya terjadi kompaksi antara material
sedimen dengan organisme yang tertimbun tadi yang mengakibatkan pori-pori
organisme semakin mengecil dan kemudian terjadi proses permineralisasi dimana
terjadinya suatu penggantian sebagian tubuh fosil dengan pengisian mineral-mineral
yang lebih resisten terhadap proses pelapukan. Seiring dengan berjalannya waktu,
terjadilah yang namanya litifikasi atau pembatuan dimana organisme telah berubah
menjadi fosil dan telah menyatu dengan material sedimen. Proses munculnya fosil ini
di pengaruhi oleh tenaga ondogen berupa tektonik sehingga fosil yang berada di
cekungan naik ke permukaan. Setelah naik di permukaan, fosil yang telah menyatu
dengan material sedimen tadi akan tersingkapkan ke permukaan setelah itu karena
adanya gaya eksogen contohnya hujan, angin, air, udara, dan lain sebagainya, maka
material sedimen tersebut akan terkikis dan akan terpisah dengan fosil.

Fosil ini memiliki bentuk yang bercabang atau yang biasa disebut branching.
Adapun bagian tubuh dari fosil ini yang masih dapat dikenali, yaitu test, Oral
Opening, dan Oral Disk. Adapun komposisi mineral yang terkandung di dalam fosil
ini, yaitu silika (SiO2) dengan lingkungan pengendapan di laut dalam.Berdasarkan
skala waktu geologi, umur dari fosil ini sekitar Jura Atas (161-140 juta tahun yang
lalu). adapun kegunaan dari fosil ini yaitu sebagai bukti adanya kehidupan di masa
lampau dan memberi tentang serta penunjuk terjadinya evolusi kehidupan, sebagai
penentu iklim pada saat terjadi atau berlangsungnya proses sedimentasi atau yang
lebih dikenal dengan Paleoclimatology, sebagai penentu kedalaman sedimentasi atau
lingkungan pengendapan dari batuan yang mengandungnya, yakni dengan
menggunakan

fosil

bentonik,

sebagai

penentu

umur

relatif

batuan

yang

mengandungnya, sebagai penunjuk rekonstruksi paleogeografi, sebagai penentu top


dan buttom dari suatu lapisan batuan yang mengandungnya, untuk penentuan
biostratigrafi yakni penentuan urutan batuan berdasarkan kandungan biota atau fosil
yang dikandung oleh suatu batuan, untuk menentukan arah aliran material
sedimentasi, untuk mengetahui kolerasi batuan dan perkembangan stratigrafi batuan
sedimen. Jadi dengan demikian, mengetahui tentang fosil berarti mengetahui tentang
umur, kondisi lingkungan dan perkembangan stratigrafi batuan sedimen.
Keterangan :
1.
2.
3.

Calix
Endoderm
Eksoderm

No. Urut

: 03

Filum

: Bryozoa

Kelas

: Gymnoslaemata

Ordo

: Coral

Family

: Coralidae

Genus

: Coral

Spesies

: Coral limestone

Proses pemfosilan

:Permineralisasi

Bentuk

:Tabular

Komposisi kimia

: CaCO3

Umur

: Kapur Atas (100-70 juta tahun yang lalu).

Lingkungan pengendapan

: Laut Dalam

Setelah organisme ini mati, akan mengalami transportasi oleh media geologi
berupa air atau es ke daerah cekungan, selama tranportasi, material-material yang
tidak resisten terhadap pelapukan akan mengalami pergantian terhadap material yang
resisten terhadap pelapukan. Di daerah cekungan inilah material akan terakumulasi,
semakin lama material akan bertambah dan menumpuk dan mengalami tekanan,
Setelah itu material mengalami sementasi dan terjadi proses leaching (pencucian
fosil). Proses pemfosilan yang dilakukan oleh fosil ini adalah permineralisasi.
Permineralisasi adalah proses pengawetan dimana rongga dalam cangkang terisi oleh
mineral yang diendapkan oleh air tanah yang memasukinya, sehingga terbentuk
cetakan bagian dalam dari cangkang.
Proses munculnya fosil ini dipengaruhi oleh tenaga endogen berupa
gaya tektonik sehingga fosil yang berada di cekungan naik ke permukaan. Setelah
naik di permukaan, akan terkena gaya eksogen lagi berupa erosi air, angin, atau es
sehingga fosil menjadi tampak di permukaan.
Adapun bentuk tubuh fosil ini adalah Tabular, yaitu bentuk fosil yang

berbentuk seperti tabung. Bagian tubuh yang masih dapat dijumpai adalah Calix yaitu
garis-garis luar pada dinding fosil, endoderm yaitu lapisan luar dan ektoderm, yaitu
lapisan bagian dalam fosil.
Jika ditetesi dgn larutan HCl 0,1 M maka fosil ini akan beraksi membentuk
buih-buih, maka dapat diketahui bahwa fosil ini mengandung kalsium karbonat
(CaCO3), hal ini menandakan bahwa lingkungan pengendapannya berasal dari laut
dangkal. Adapun umur fosil ini adalah Kapur Atas, yaitu antara 100-70 juta tahun
yang lalu.

Keterangan :
1.
2.
3.
4.

Test
Zooid
Zoorium
Mantikula

No. Urut

: 04

Filum

: Bryozoa

Kelas

: Gymnolaemata

Ordo

: Cryptostomata

Family

: Heliolithesidae

Genus

: Heliolithes

Spesies

: Heliolithes cf. megastoma McCOY

Proses pemfosilan

:Permineralisasi

Bentuk

:Radial

Komposisi kimia

: CaCO3

Umur

: Silur Tengah (423 juta tahun yang lalu).

Lingkungan pengendapan

: Laut Dangkal

Fosil ini memiliki bentuk yang tidak jelas yang biasa disebut Radial. Adapun
bagian tubuh dari fosil ini yang masih dapat dikenali, yaitu test, zooid, zoorium, dan
mantikula. Dimana test adalah bagian keseluruhan dari tubuh fosil, zooid adalah
lubang pori yang berukuran sedang yang ada pada bagian tubuh fosil, zoorium adalah
lubang pori yang berukuran paling kecil pada bagian tubuh fosil, dan mantikula
adalah lubang pori yang berukuran paling besar yang berfungsi sebagai mulut pada
fosil. Komposisi mineral yang terkandung di dalam fosil ini yaitu kalsium karbonat
(CaCO3) dengan lingkungan pengendapan berada di laut dangkal. Berdasarkan skala
waktu geologi, umur dari fosil ini yaitu sekitar Silur Tengah (423 juta tahun yang
lalu).
Adapun kegunaan dari fosil ini yaitu sebagai bukti adanya kehidupan di masa
lampau dan memberi tentang serta penunjuk terjadinya evolusi kehidupan, sebagai
penentu iklim pada saat terjadi atau berlangsungnya proses sedimentasi atau yang
lebih dikenal dengan Paleoclimatology, sebagai penentu kedalaman sedimentasi atau
lingkungan pengendapan dari batuan yang mengandungnya, yakni dengan
menggunakan

fosil

bentonik,

sebagai

penentu

umur

relatif

batuan

yang

mengandungnya, sebagai penunjuk rekonstruksi paleogeografi, sebagai penentu top


dan buttom dari suatu lapisan batuan yang mengandungnya, untuk penentuan
biostratigrafi yakni penentuan urutan batuan berdasarkan kandungan biota atau fosil
yang dikandung oleh suatu batuan, untuk menentukan arah aliran material

sedimentasi, untuk mengetahui kolerasi batuan dan perkembangan stratigrafi batuan


sedimen. Jadi dengan demikian, mengetahui tentang fosil berarti mengetahui tentang
umur, kondisi lingkungan dan perkembangan stratigrafi batuan sedimen.

Anda mungkin juga menyukai