KULIAH LAPANGAN
GEOLOGI DASAR
DISUSUN OLEH
DENNY HERMAWAN SAPUTRA
270110150014
KELAS C
KELOMPOK C3
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan ke hadirat Allah SWT. Banyak nikmat yang
Allah berikan. Segala puji hanya layak untuk Allah atas segala berkat, rahmat,
taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas hasil laporan Kuliah Lapangan. Karena berkat limpahan
rahmatnya penulis bisa menyelesaikan laporan hasil kuliah lapangan ini.
Laporan ini ditulis, setelah kegiatan kuliah lapangan selesai pada hari
Selasa, 8 Desember 2015 di desa Citatah, Kecamatan Padalarang, Kabupaten
Bandung Barat untuk melaporkan hasil yang didapat selama kegiatan ini
berlangsung.
Selama pelaksanakan kegiatan Kuliah Lapangan Geologi Dasar dan dalam
penulisan laporan, penulis banyak menghadapi hambatan. Namun dengan bantuan
berbagai pihak, penulis dapat melaksanakan kegiatan kuliah lapangan dengan
lancar dan baik.
[Type here]
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................
1.2 Tujuan..........................................................................................
1.3 Sifat Kegiatan..............................................................................
1.4 Waktu dan Tempat Kegiatan........................................................
1.5 Pembatasan Masalah...................................................................
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Batuan..........................................................................................
2.2 Awal Mula Batuan.......................................................................
2.3 Pengertian Batuan Beku..............................................................
2.3.1 Klasifikasi Batuan Beku..............................................
2.3.2 Contoh Batuan Beku ..................................................
2.4 Batuan Sedimen............................................................................
2.4.1......................................................................................
2.4.2 Penamaan Batuan Sedimen Klastik.............................
2.4.3 Struktur Sedimen.........................................................
2.4.4 Batuan Sedimen Non-Klastik......................................
2.4.5 Contoh Batuan Sedimen..............................................
2.5 Batuan Metamorf..........................................................................
2.5.1 Jenis-Jenis Batuan Metamorf ......................................
2.5.2 Contoh Batuan Metamorf ............................................
2.6 Peralatan Geologi.........................................................................
BAB 3 PEMBAHASAN
3.1 Stasiun 1......................................................................................
3.1.1 Interpretasi geologi.............................................................
3.1.2 Deskripsi Batuan................................................................
3.1.3 Sketsa Lokasi......................................................................
3.2 Stasiun 2......................................................................................
3.2.1 Interpretasi geologi.............................................................
3.2.2 Deskripsi Batuan................................................................
3.2.3 Sketsa Lokasi......................................................................
3.3 Stasiun 3......................................................................................
[Type here]
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam mempelajari mata kuliah geologi, terutama geologi dasar diperlukan
peninjauan langsung terhadap lapangan untuk lebih memahami seluruh materi
dasar dalam menginterpretasi seluruh fenomena geologi beserta gambarannya
secara rill.
Desa Citatah, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat merupakan
salah satu daerah yang memiliki fenomena geologi yang kaya, salah satunya
bentang alam karst yang sangat terkenal dimana Morfologi Karst atau Topografi
Karst adalah termasuk kedalam bentangalam Order 3 yang terbentuk sebagai hasil
dari proses erosi pada batugamping. Batugamping (CaCO3) merupakan batuan
utama karst, dan merupakan batuan penyusun bentangalam karst dengan berbagai
bentuk. Sebagaimana diketahui bahwa 20-25% dari populasi sirkulasi air bawah
[Type here]
tanah (ground water) di dunia ada di wilayah batuan karst, sehingga dalam bidang
hidro-geologi, studi terhadap bentangalam karst menjadi sangat penting.
Dengan berdasarkan itulah pelaksanaan kuliah lapangan kali ini dilaksanakan
di Desa Citatah, Kabupaten Bandung Barat dimana seluruh fenomena geologi
yang terdapat disana dapat dipelajari lebih mendalam.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dalam kegiatan kuliah lapangan ini , yaitu :
a. Mengaplikasikan cara membaca peta dan menentukan suatu lokasi dengan
metode resection dan intersection, juga dengan menggunakan GPS.
b. Menentukan dan mendeskripsi batuan.
c. Mempelajari arah perlapisan batuan dengan metode strike and dip.
d. Mempelajari karakteristik geologi daerah Citatah, Kabupaten Bandung
Barat.
[Type here]
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Batuan pembentuk litosfer
Pada lithosfer terdapat tiga jenis batuan yaitu:
1.
2.
3.
Batuan beku
Batuan sedimen
Batuan metamorf
[Type here]
temperatur dan tekanan. Batuan yang berubah bentuk disebut batuan malihan atau
batuan metamorf.
2.3 Batuan Beku
Dimulai dari batuan beku, batuan beku adalah batuan cair pijar atau magma
dari dalam bumi yang membeku. Berdasarkan tempat proses membekunya
batuan-batuan beku tersebut terdiri atas :
Batuan dalam, membeku secara perlahan-lahan di dalam
Batuan korok, membeku di daerah korok
Batuan leleran, membeku secara tiba-tiba di permukaan bumi
Batuan beku dibedakan berdasarkan sifat kimiawinya yaitu :
Batuan asam, mengandung banyak asam salisilat merupakan senyawa
silikon dan oksida, mengandung kwarsa berwarna keputih-putihan.
Batuan basa, kadar asam salisilatnya rendah banyak mengandung
magnesium dan besi, warnanya gelap/hitam
Klasifikasi Batuan Beku
Batuan beku diklasifikasikan berdasarkan tempat terbentuknya, warna, kimia,
tekstur, dan mineraloginya.
a) Berdasarkan tempat terbentuknya batuan beku dibedakan atas :
1. Batuan beku Plutonik, yaitu batuan beku yang terbentuk jauh di perut
bumi.
2. Batuan beku Hypabisal, yaitu batuan beku yang terbentu tidak jauh dari
permukaan bumi
3. Batuan beku vulkanik, yaitu batuan beku yang terbentuk di permukaan
bumi
Berdasarkan warnanya, mineral pembentuk batuan beku ada dua yaitu mineral
mafic (gelap) seperti olivin, piroksen, amphibol dan biotit, dan mineral felsic
(terang) seperti Feldspar, muskovit, kuarsa dan feldspatoid.
b) Klasifikasi batuan beku berdasarkan warnanya yaitu:
Leucocratic rock, kandungan mineral mafic < 30%
Mesocratic rock, kandungan mineral mafic 30% - 60%
Melanocratic rock, kandungan mineral mafic 60% - 90%
Hypermalanic rock, kandungan mineral mafic > 90%
c) Berdasarkan kandungan kimianya yaitu kandungan SiO2-nya batuan beku
diklasifikasikan menjadi empat yaitu:
[Type here]
Batuan beku asam (acid), kandungan SiO2 > 65%, contohnya Granit,
Ryolit.
Batuan beku menengah (intermediat), kandungan SiO2 65% - 52%.
Gabbro, Basalt
Batuan beku ultra basa (ultra basic), kandungan SiO2 < 30%
[Type here]
Keterangan :
A (K-Feldspar)
P (Plagioklas)
Q (Kuarsa)
F (Feldspatoid)
Gambar 5.11 Klasifikasi batuan beku kelas A bertekstur phaneritic
Q
60
60
Rhyolite
Dacite
20
20
Trachyte
Latite
35
A
10
(foid)-bearing
Trachyte
65
(foid)-bearing
Latite
Phonolite
A (K-Feldspar)
P (Plagioklas)
Q (Kuarsa)
[Type here]
10
60
(Foid)ites
(foid)-bearing
Andesite/Basalt
Tephrite
60
Keterangan :
Andesite/Basalt
F (Feldspatoid)
[Type here]
Proses Terbentuk
: terbentuk dari magma yang membeku di dalam
gunung. Termasuk batuan dalam
Massa Jenis
:2,9 3,21 gram/cm3
Warna
: Gelap kehijauan , coklat bercampur putih
Karakteristik lain
: Batuan gabro berwarna gelap kehijauan, menunjukkan
kandungan silika rendah sehingga magma asal bersifat basa. Struktur batuan ini
adalah massive, tidak terdapat rongga atau lubang udara maupun retakan-retakan.
Batuan ini masih segar 3. Andesit
Proses terbentuk :Batuan ini berasal dari lelehan lava gunung merapi yang
meletus, batu Andesit terbentuk (membeku) ketika temperatur lava yang meleleh
turun antara 900 sampai dengan 1,100 derajat Celsius. Merupakan jenis batuan
beku luar.
Massa Jenis
: 2,8 3 gram/cm3
Warna
: agak gelap (abu-abu tua).
4.Diorit
Proses terbentuk
: Merupakan batuan hasil terobosan batuan beku (instruksi)
yang Terbentuk dari hasil peleburan lantai samudra yang bersifat mafic pada suatu
subduction zone. biasanya diproduksi pada busur lingkaran volkanis, dan
membentuk suatu gunung didalam cordilleran ( subduction sepanjang tepi suatu
benua, seperti pada deretan Pegunungan). Massa jenis
: 2,8 2,9
3
gram/cm
[Type here]
Warna
5. Basalt
Proses Terbentuk
: Berasal dari hasil pembekuan
magma berkomposisi basa di permukaan atau dekat
permukaan bumi. Biasanya membentuk lempeng
samudera di dunia. Mempunyai ukuran butir yang
sangat baik sehingga kehadiran mineral mineral tidak
terlihat.
Massa jenis
: 2,7 3 gram/cm3
Warna
: Gelap
Karakteristik lain
: Batuan Basalt lazimnya bersifat masif dan keras,
bertekstur afanitik, terdiri atas mineral gelas vulkanik, plagioklas, piroksin.
Amfibol dan mineral hitam.
6. Obsidian
Proses Terbentuk
:Obsidian merupakan batuan yang terbentuk oleh
hasil kegiatan erupsi gunung api bersusunan asam hingga basa yang
pembekuannya sangat cepat sehingga akan terbentuk gelas atau kaca
daripada kristal dominan. Obsidian adalah batuan yang disusun secara
keseluruhan dari kaca amorf dan sedikit kristal feldspar, mineral hitam dan
kuarsa.
Massa Jenis
: 2,36 2,5 gram/cm3
Warna
: Warnanya bening seperti kaca dan warnanya
kadang-kadang hitam mulus, merah tua, agak hijau atau abu-abu. Batu ini
jarang yang berwarna kuning atau merah putih atau biru. Batu obsidian
sering ditemukan dalam keadaan mengkilau mulus walaupun belum
dipoles. Batu obsidian terbuat dari 70% silicon dioxide bahkan lebih dan
jika tercampur mineral mineral tertentu warnanya akan berubah.
7. Pumice (batu apung)
Proses Terbentuk : Batu apung merupakan hasil material erupsi gunung api
yang membeku ketika didalamnya masih terdapat udara sehingga
mempunyai sifat titik berongga-rongga tersebar secara tidak merata. Batu
apung
mengandung
silika tinggi, dan termasuk jenis batuan beku luar.
[Type here]
Warna
Manfaat
: Dalam sektor industri lain, batu apung digunakan sebagai
bahan pengisi (filler), pemoles/penggosok (polishing), pembersih
(cleaner), stonewashing, abrasif, isolator temperatur tinggi dan lain-lain.
8. Diorit
Batuan ini bertekstur feneris, mengandung
feldspar plagioklas calsiksodik dalam jumlah yang
besar dengan tipe sodik yang banyak. Plagioklasnya
melebihi ortoklas, kwarsa tidak ada, tetapi
mengandung augit dalam jumlah sedikit. Harnbledia
biasanya lebih banyak dari biotit. Diorite sangat
mirip dengan gabro, tetapi diorit plagioklasnya lebih
asam (sodik) daripada labradorit. Batuan dengan plagioklas yang lebih basa
disebut dengan gabro. Jika banyak penokris disebut dengan porfir diorit. diorit
terdiri dari kurang lebih 65% plagioklas dan 35% mineral silikat gelap seperti
biotit dan augit. Mineral-mineral accesorisnya kwarsa, apotik, kalsit, klorit, granit,
dan epidot. Varietas yang umum adalah diorite hornblende. Warna diorit cerah
abu-abu gelap hijau keabu-abuan.
9. Liparit
Lapirit merupakan batuan bertekstur porfiris
dan
umumnya
berwarna
putih,
mineral
pembentuknya feldspar, kuarsa, biotit dan mungkin
juga mineral berwarna gelap.
9. Dasit
Dasit merupakan batuan yang memiliki ciri-ciri berwarna abu-abu terang,
mineral plagioklas berbutir kasar dalam masa dasar lebih halus. Dasit
mengandung 15-20% kwarsa, kurang lebih 60% feldaspar dan 10-20% biotit atau
hornblande. Mineral silikat ada dalam jumlah sedikit. Misalnya biotit, hornblende,
dan augit. Jika panerisnya plagioklas atau kwarsa banyak, disebut dengan porfir
[Type here]
dan dasit. Masa dasar dari batuan ini biasanya berbutir halus, tetapi dapat juga
secara gradual menjadi glass.
10. Skoria
Skoria merupakan batuan yang terentuk
jika air dan gelombang-gelombang gas lainnya
keluar melalui lava yang mampat (stiff lava),
yang luabang-lubangnya lebih besar kalau
dibandingkan dengan purnice. Warna skoria
coklat kemerahan sampai abu-abu gelap dan
hitam.
11. Tufa Gelas
Tufa Gelas merupakan batuan piroklastik
yang disusun oleh material hasil gunung api
yang banyak mengandung debu vulkanik dan
mineral gelas, dengan warna putih kekurangan,
abu-abu dan kuning kecoklatan. Kegunaan
digunakan sebagai timbunan.
[Type here]
[Type here]
Particle diameter
Gravel Boulders
> 256 mm
Sand
[Type here]
Cobbles
64 - 256 mm
Pebbles
2 - 64 mm
Granules
2 - 4 mm
Very coarse 1 - 2 mm
sand
Coarse
sand
0.5 - 1 mm
Medium
sand
0.25 - 0.5 mm
Fine sand
0.125 - 0.25 mm
Very
sand
Silt
1/256
1/16
mm
(or 0.004 - 0.0625 mm)
Clay
<
1/256
(or < 0.004 mm)
[Type here]
mm
[Type here]
Proses Terbentuk
Konglomerat merupakan suatu
bentukan fragmen dari proses
sedimentasi, batuan yang berbutir
kasar, terdiri atas fragmen dengan
bentuk membundar dengan ukuran
lebih besar dari 2mm yang berada
ditengah-tengah semen yang tersusun
oleh batupasir dan diperkuat & dipadatkan lagi kerikil. Dalam
pembentukannya membutuhkan energi yang cukup besar untuk
menggerakan fragmen yang cukup besar biasanya terjadi pada sistem
sungai dan pantai.
Warna
: berwarna warni
Manfaat
: Biasanya batuan tersebut menjadi batuan penyimpan
hidrokarbon (reservoir rocks) atau bisa juga menjadi batuan induk sebagai
penghasil hidrokarbon (source rocks).
2. Batu Pasir
Proses Terbentuk
Batupasir adalah suatu batuan
sedimen klastik yang dimana partikel
penyusunya
kebanyakan
berupa
butiran berukuran pasir. Kebanyakan
batupasir dibentuk dari butiran-butiran
yang terbawa oleh pergerakan air,
seperti ombak pada suatu pantai atau saluran di suatu sungai. Butirannya
secara khas di semen bersama-sama oleh tanah kerikil atau kalsit untuk
membentuk batupasir tersebut. Batupasir paling umum terdiri atas butir
kwarsa sebab kwarsa adalah suatu mineral yang umum yang bersifat
menentang laju arus.
Warna
[Type here]
Manfaat
: Batupasir mempunyai banyak kegunaan didalam industri
konstruksi sebagai suatu kumpulan dan batu-tembok. batupasir hasil galian
dapat digunakan sebagai material di dalam pembuatan gelas/kaca.
3. Breksi
Karakteristik
: Breks
i merupakan
batuan
sedimen
klastik
yang memiliki
ukuran
butir
yang
cukup besar (diameter lebih dari dua milimeter) dengan tersusun atas
batuan dengan fragmen menyudut (tajam). Ruang antara fragmen besar
bisa diisi dengan matriks partikel yang lebih kecil atau semen mineral
yang mengikat batu itu bersama-sama. Spesimen yang ditunjukkan di atas
memiliki ukuran garis tengah sekitar dua inci (lima sentimeter).
Warna
: merah kecoklatan, keemasan, coklat
Manfaat
: sebagai Hiasan Bisa, misalnya di ukir hingga halus
membentuk vas bunga, meja kecil, atau asbak.
Warna
: kuning, coklat, krem, keemasan, putih
Manfaat
: sebagai keindahan alam (biasanya di gua-gua), dapat di
jadikan hiasan rumah.
Tempat
: Sangat sering di temukan di daerah gua, ada juga yang di
sekitar air terjun.
5.Batu Lempung
[Type here]
Proses Terjadinya
: Type utama
batulempung menurut terjadinya terdiri dari
lempung residu dan lempung letakan (sedimen),
lempung residu adalah sejenis lempung yang
terbentuk karena proses pelapukan (alterasi) batuan
beku dan ditemukan disekitar batuan induknya.
Kemudian material lempung ini mengalami proses
diagenesa sehingga membentuk batu lempung.
Warna
: Coklat, keemasan, coklat, merah, abu-abu
Manfaat
: Dapat dijadikan kerajinan, seperti asbak, patung, celengan.
Tempat : Sering ditemukan di Pinggiran Sungai ataupun pinggiran danau.
6. Batu gamping (batu kapur)
Batu Gamping merupakan batuan
carbonat yang paling banyak terdapat,
demngan kenampakan textur aphanitik
sampai phanero-cristalin. Warna putih
keabu-abuan, abu-abu, abu-abu gelap, hitam,
kuning, coklat, dan lainnya oleh adanya
kotoran-kotoran, oksid besi dan zat-zat
organik.
Limestone
berbutir
mulus,
pecahannya conchoidal. Bila ditetesi HCL memercik/berbuih. Mudah larut
terutama dalam air yang mengandung CO 2 sehingga terjadi lubang-lubang, celahcelah, diaklas- diaklas dan lainnya. tebal dapat dari beberpa centimeter sampai
beberapa ratus meter. Beberapa limestone seluruhnya dapat terdiri dari butir-butir
calcit. Keras dari limestone sangat berbeda-beda, ada yang keras dan ada yang
lunak, agak keras, dan sebaginya, tergantung dari texturnya. Selama proses
pelapukan dari limestone, calcium carbonatnya dapat terlarut, dan yang tertinggal
adalah kotoran-kotorannya, yang kemudian dapat terkonsentrasi dan membentuk
clay atau loams yang berwarna merah atau kuning, oleh aksidasi dari mineralmineral oksida besi.
Ciri-ciri: Warna putih keabu-abuan, agak lunak, dan bila ditetesi asam membentuk
gas karbondioksida.
Terbentuk dari hasil pemadatan cangkang hewan lunak atau hewan laut yang telah
mati. Cangkang tersebut terdiri dari kapur tidak musnah.
7. Travertin
[Type here]
[Type here]
[Type here]
Ciri khas
: Kuarsa dan feldspar nampak berselang-seling dengan
lapisan tipis kaya amphibole dan mika.
Ganes adalah batuan matemorf dengan
kristal-kristal yang kasar, biasanya berlapis-lapis
akibat pemisahan mineral-mineral yang berbeda
sehingga membentuk foliasi sekunder yang
kasar. Terbentuk pada tempat yang dalam dan
pada tingkat metamorfise, yang tinggi bersamasama dengan struktur pegunungan lipatan. Pada
prinsipnya gneiss berasal dari batuan beku silllicaous seperti granit, monozit
kwarsa, syenite, dan granodiorit, tetapi dapat juga dari rhyolit, tuff, arkosa dan
batu pasir feldspatik. Mineral-mineral utama pada gneis adalah kwarsa dan
feldspat, sedangkan mineral-mineral yang lain adalah, biotite, horblende dan
augite. Warna bervariasi tergantung pada warna mineral dominan yang ada.
Pelapisan disini dihasilkan oleh pergantian warna-warna mineral yang terang dan
gelap atau oleh perbedaan ukuran butir dengan pelapisan yang tebal dan kasar
ataupun tipis. Sering mengandung mineral-mineral metamorf yang lain seperti
garnet, epidot, tournaline, graphite, dan silimanite.
Schist (sekis) adalah batuan metamorf yang
mengandung lapisan mika, grafit, horndlende. Mineral
pada batuan ini umumnya terpisah menjadi berkasberkas bergelombang yang diperlihatkan dengan kristal
yang mengkilap.
Asal
: Metamorfisme siltstone, shale,
basalt
Warna
: Hitam, hijau, ungu
Ukuran butir
: Fine Medium Coarse
Struktur
: Foliated (Schistose)
Komposisi
: Mika, grafit, hornblende
Derajat metamorfisme : Intermediate Tinggi
Ciri khas
: Foliasi yang kadang bergelombang, terkadang terdapat
kristal garnet
3. Marmer
Terbentuk ketika batu gamping mendapat
tekanan dan panas sehingga mengalami perubahan dan
rekristalisasi kalsit. Utamanya tersusun dari kalsium
karbonat. Marmer bersifat padat, kompak dan tanpa
foliasi.
Asal
: Metamorfisme batu gamping,
dolostone
Warna
: Bervariasi
[Type here]
Ukuran butir
: Medium Coarse Grained
Struktur
: Non foliasi
Komposisi
: Kalsit atau Dolomit
Derajat metamorfisme : Rendah Tinggi
Ciri khas
: Tekstur berupa butiran seperti gula, terkadang terdapat
fosil, bereaksi dengan HCl.
Marmer adalah metamorfisme dari batuan kapur, baik itu batu kapur kalsit
maupun batu kapur dolomit. Terbentuknya terutama disebabkan oleh reksistelisasi
calsit. (dolomit) yang biasanya berbutir lebih kasar daripada batu kapur aslinya.
Marmer yang terbentuk oleh dolomitc disebut marmer dolomit (dolomitic
marble). Akibat proses metamorfos dan rekristalisasi, pelapisan sering meliuk atau
bahkan tidak terlihat sama sekali. Umumnya marmer danmarmer dolomit
terbentuk oleh metamorfisme kontak atau regional dan dijumpai bersama-sama
dengan phyllite, slate, schist, dan metakwarsa. Struktur batu kapur sangat
bervariasi dari yang berbutir sangat halus hingga berbutir sangat kasar. Pada tipetipe metamorfose kontak ditunjukan dari adanya orientasi kristal-kristal yang
memanjang sebagai hasil tekanan yang searah.
4. Kuarsit
Adalah salah satu batuan metamorf yang
keras dan kuat. Terbentuk ketika batupasir
(sandstone) mendapat tekanan dan temperatur
yang tinggi. Ketika batupasir bermetamorfosis
menjadi kuarsit, butir-butir kuarsa mengalami
rekristalisasi, dan biasanya tekstur dan struktur
asal pada batupasir terhapus oleh proses
metamorfosis .
Asal
: Metamorfisme sandstone (batupasir)
Warna
: Abu-abu, kekuningan, cokelat, merah
Ukuran butir
: Medium coarse
Struktur
: Non foliasi
Komposisi
: Kuarsa
Derajat metamorfisme : Intermediate Tinggi
Ciri khas
: Lebih keras dibanding glass
5.Milonit
[Type here]
Milonit
merupakan
batuan
metamorf kompak. Terbentuk oleh
rekristalisasi dinamis mineral-mineral
pokok
yang
mengakibatkan
pengurangan ukuran butir-butir batuan.
Butir-butir batuan ini lebih halus dan
dapat dibelah seperti schistose.
Asal
: Metamorfisme dinamik
Warna
: Abu-abu, kehitaman, coklat, biru
Ukuran butir
: Fine grained
Struktur
: Non foliasi
Komposisi
: Kemungkinan berbeda untuk setiap batuan
Derajat metamorfisme : Tinggi
Ciri khas
: Dapat dibelah-belah
6. serpinit
Serpentinit, batuan yang terdiri atas satu atau
lebih mineral serpentine dimana mineral ini dibentuk
oleh
proses
serpentinisasi
(serpentinization).
Serpentinisasi adalah proses proses metamorfosis
temperatur rendah yang menyertakan tekanan dan air,
sedikit silica mafic dan batuan ultramafic teroksidasi dan
ter-hidrolize dengan air menjadi serpentinit.
Asal
: Batuan beku basa
Warna
: Hijau terang / gelap
Ukuran butir : Medium grained
Struktur
: Non foliasi
Komposisi : Serpentine
Ciri khas
: Kilap berminyak dan lebih keras dibanding kuku jari
7.Hornfels
Hornfels terbentuk ketika shale dan claystone
mengalami metamorfosis oleh temperatur dan intrusi beku,
terbentuk di dekat dengan sumber panas seperti dapur
magma, dike, sil. Hornfels bersifat padat tanpa foliasi.
Asal
: Metamorfisme kontak shale dan
claystone
Warna
: Abu-abu, biru kehitaman, hitam
Ukuran butir
: Fine grained
Struktur
: Non foliasi
Komposisi
: Kuarsa, mika
Derajat metamorfisme : Metamorfisme kontak
Ciri khas
[Type here]
8. Sekismika
Sekismika dihasilkan oleh metamorfosa
regional dengan tingkat lebih tinggi dibandingkan
phyllite, mempunyai foliasi dan kristalin. Ummnya
berbutir lebih kasar dari slate dan phyllite tetapi
lebih halus dari gneias. Foliasi tersebut terbentuk
oleh kristal-kristal berbentuk lempeng (play) dan kristal-kristal prismatik.
Mineral-mineral berbentuk lempengan tersebut antara lain : chlorite, sericite,
muscovite, biotite, dan tolc, sedangkan mineral-mineral prismatik adalah
actinolite, kyanite, hornblede, staurolite, dan silimanite. Kadang-kadang schist
hanya terdiri dari satu macam mineral saja, contohnya talc schist, tetapi pada
umumnya terdiri dari dua atau lebih mineral seperti calcite sericalcite albite
schist. Sekis sering mengandung mineral-mineral yang bersifat antara lempengan
dan pragmatik (flaky nor prismatic), tetapi equigracular seperti misalnya : garnet
dan feldspar, yang biasanya bertekstur porphyroblastic. Batuan-batuan scihist
dapat pula berasal dari gabbro, basalt, ultrabasin, tuff, shale dan sandstone. Jika
beberapa teksture asli batuan asal masih ada, akibat tekanan yang kuat, maka
batuan disebut, metabasalt, metagabbro dan sebagainya.
9. Filit
Filit berkaitan dengan perkembangan aktivitas
metamorfik yaitu baliknya temperatur atau
bertambah besarnya rekristalisasi maka slate
berubah menjadi filit. Filit secara dominan
tersusun dari mineral-mineral kelompok mika
seperti: mika, maricite, dan chlorite. Batuan ini
lebih kasar daripada slate, tetapi ada batas yang
tegas antara keduanya baik dalam hal ukuran butir maupun kandungan
mineralnya. Mineral-mineral seperti muscovit, mika, sericite, dan cholite terdapat
dalam jumlah yang besar. Mineral-mineral asesore dalam jumlah yang sedikit
antara lain megnetit, hematit, graphite, dan tourmaline. Filit disebut pula sericite
phllite, chlorite phyllite atau sericite phyllite. Warna dari putih perak, merah
sampai kehijau-hijauan. Sifat dalam (tenacery) : brittle dan sering mempunyai
pegangan halus hingga agak kasar. Filit dihasilkan oleh metamorfose regional
tingkat rendah terutama dari mineral clay, shall, dan juga tuff dan tuffacous
sedimen.
[Type here]
10. Sabak
Sabak mrupakan batuan berbutir halus dan
homogen, mempunyai achistosity planar,
tergantung pada pelapisannya. Oleh karena itu
biasanya mempunyai beberapa sudut untuk
masing-masing perlapisan sehingga batuan
menjadi balah/rekah kedalam lapisan yang
tipis. Sabak merupakan salah satu istilah struktur dan tidak ada kaitannya dengan
komposisinya. Perlapisan asli dari slate masihg dapat terlihat, apabila berasal dari
abtuan beku basalt seperti struktur amigdoloidal. Sabak berbutir sangat halus dan
hanya dapat dideterminasi dengan mikroskop. Hanya sedikit mineral sabak yang
berbutir kasar seperti: kwarsa, feldspar, cholorite, biotite, magnetite, hematite,
kalsit, dan ineral-mineral yang terdapat pada batuan shale. Warna yang
ditimbulakan dari warna merah, hijau, abu-abu, hingga hitam. Warna merah
karena ada mineral yang hemalit, hijau karena ada mineral cholorite. Warna abuabu karena adanya mineral-mineral dari karbon dan bahan-bahan organik seperti
grafit. Sabak yang berasal dari batu pasir graywacke disebut graywacke
slate.
11. kuarsit
Kuarsit adalh metamorfose dari batuan
pasir, jika strukturnya tak mengalami perubahan
dan masih menunjukan struktur aslinya. Kuarsit
terbentuk akibat panas yang tinggi sehingga
menyebabkan rekristalisasi kwarsa dan felsdpar.
Akibat tekanan pada kwarsit dapat mengakibatkan
hancurnya kwarsit tersebut dan menghasilkan
tekstur granoblastik. Kuarsit sangat keras karena adanya sementasi sirikat
(biasanya kwasa kristalin) yang terendapkan disekitar butir-butir kuarsa yang
lebih besar, sehingga menghasilkan ikatan butir yang sangat kuat. Mineral lain
yang dijumpai dalam kuarsit adalah: apatite, zircon, epidote, dan hornblede.
Kuarsit dapat berbentuk akibat metamorfisme kontak atau metamorfis regional
dari pada panas dan tekanan terhadap batu pasir, chert, vien kuarsit, dan kuarsit
pigmatit. Sering berlapis-lapis dan dapat mengandung fosil. Warna dari kuarsit
bervariasi dari putih, coklat hingga mendekati hitam. Adanya hematit memberikan
warna merah muda (pink) sedangkan chlori memberikan warna kehijau-hijauan.
[Type here]
Bull's eye level : Kalo dibahasa indonesiakan menjadi level mata sapi.
Fungsinya digunakan dalam menentukan kedataran kompas geologi saat
melakukan pengukuran strike dan trend.
Index pin : penunjuk 0 derajat pada kompas geologi. Bagian ini dapat
diputar-putar sesuai kebutuhan, tetapi biasanya di arahkan ke arah Utara.
[Type here]
Peta
Peta adalah gambaran permukaan bumi yang digambar pada permukaan datar, dan
diperkecil dengan skala tertentu dan juga dilengkapi simbol sebagai penjelas.
Sebagaimana dengan foto, peta juga menyajikan informasi yang barangkali tidak
praktis apabila dinyatakan atau digambarkan dalam susunan kata-kata. Secara
umum peta diartikan sebagai gambaran konvensional dari pola bumi yang
digambarkan seolah olah dilihat dari atas ada bidang datar melalui satu bidang
proyeksi degan dilengkapi tulisan tulisan untuk identifikasinya.
1)Peta Topografi
Berasal dari bahasa yunani, topos yang berarti tempat dan graphi yang berarti
menggambar. Peta topografi memetakan tempat-tempat dipermukaan bumi yang
berketinggian sama dari permukaan laut menjadi bentuk garis-garis kontur,
dengan satu garis kontur mewakili satu ketinggian. Peta topografi mengacu pada
semua ciri-ciri permukaan bumi yang dapat diidentifikasi, apakah alamiah atau
buatan, yang dapat ditentukan pada posisi tertentu. Oleh sebab itu, dua unsur
utama topografi adalah ukuran relief (berdasarkan variasi elevasi axis) dan ukuran
planimetrik (ukuran permukaan bidang datar).
Peta topografi menyediakan data yang diperlukan tentang sudut kemiringan,
elevasi, daerah aliran sungai, vegetasi secara umum dan pola urbanisasi. Peta
topografi juga menggambarkan sebanyak mungkin ciri-ciri permukaan suatu
kawasan tertentu dalam batas-batas skala. Peta topografi dapat juga diartikan
[Type here]
[Type here]
e) Lup
Lup atau kaca pembesar adalah sebuah lensa cembung yang mempunyai titik
fokus yang dekat dengan lensanya. Benda yang akan diperbesar terletak di dalam
titik fokus lup itu atau jarak benda ke lensa lup tersebut lebih kecil dibandingkan
jarak titik fokus lup ke lensa lup tersebut. Di geologi, lup digunakan untuk
mengamati batuan misalnya mineral maupun fosil., lensa pembesar yang umum
dipakai adalah perbesaran 8 sampai 20.
f) Alat Ukur
[Type here]
g) Larutan HCl
Larutan HCL digunakan untuk menguji kadar karbonat, umumnya 0,1 N. Asam
klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida (HCl). Ia adalah asam
kuat, dan merupakan komponen utama dalam asam lambung. Senyawa ini juga
digunakan secara luas dalam industri. Asam klorida harus ditangani dengan
wewanti keselamatan yang tepat karena merupakan cairan yang sangat korosif.
Asam klorida pernah menjadi zat yang sangat penting dan sering digunakan dalam
awal sejarahnya. Ia ditemukan oleh alkimiawan Persia Abu Musa Jabir bin
Hayyan sekitar tahun 800. Senyawa ini digunakan sepanjang abad pertengahan
oleh alkimiawan dalam pencariannya mencari batu filsuf, dan kemudian
digunakan juga oleh ilmuwan Eropa termasuk Glauber, Priestley, and Davy dalam
rangka membangun pengetahuan kimia modern.
Pada saat di lapangan, HCl digunakan untuk menguji kadar karbonat pada batuan.
HCl yang digunakan sebaiknya tidak terlalu pekat, umumnya yang dipakai adalah
yang 0,1 N.
[Type here]
h) Kantong Sampel
Kantong contoh batuan (kantong sampel) dapat menggunakan kantong plastik
yang kuat atau kantong jenis lain yang dapat dipakai untuk membungkus contohcontoh batuan dengan ukuran yang baik yaitu kurang lebih (13x9x3) cm.
Sedangkan kertas label digunakan untuk memberi kode pada tiap contoh batuan
sehingga mudah untuk dibedakan. Dapat juga menggunakan "permanent spidol"
untuk meberi kode langsung pada kantong.
i) Komparator
Komparator digunakan untuk membantu dalam deskripsi batuan, misalnya
komparator butir, pemilahan (sorting) atau prosentase komposisi mineral, maupun
tabel-tabel determinasi batuan baik batuan beku, batuan sedimen dan batuan
metamorf, dan lain sebagainya.
[Type here]
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 STASIUN 1 (SATU)
[Type here]
pada batuan ini sudah terjadi suatu pelapukan dengan jenis pelapukan kulit
bawang.
Pelapukan kulit bawang merupakan pelapukan kimia yang terjadi yaitu
dijumpainya hasil dari proses pelapukan berupa pengelupasan kulit bawang
(spheriodal weathering) pada batuan breksi volkanik. Proses pelapukan ini cukup
dominan terjadi pada satuan bentang alam ini.
[Type here]
warna lapuknya hijau lumut. Besar butir dari batuan ini berkisar - 1/8 mm
dengan bentuk membundar (rounded) dan kemasnya tertutup. Struktur batuan dari
25 singkapan ini tidak dapat ditentukan karena kondisi batuan yang sudah
mengalami pelapukan, baik secara fisika, kimiawi, maupun secara biologis.
Pemilahan butir batuan tersebut tergolong baik, dimana ukuran butirnya
seragam. Permeabilitasnya pun tergolong baik, karena ketika diteteskan fluida
dalam hal ini air, penyerapannya tergolong cepat. Ketika diteteskan HCl tidak ada
reaksi yang terjadi, yang menandakan tidak ada kandungan karbonat di dalam
batuan tersebut. Kekerasan dari batuan ini pun tergolong lunak karena batuan
tersebut mudah untuk dipotong-potong.
3.1.3 Sketsa Lokasi
[Type here]
b. Azimuth : 170
c. Strike and Dip : Batu Lempung (N 70 E/85), Batu Pasir (N 66 E/71)
[Type here]
[Type here]
[Type here]
Pada stasiun ini ditemukan litotlogi batuan beruapa batu pasir halus. Seperti pada
gambar yang menunjukan arah perlapisan batuan dengan nilai strike and dip
sebesar N 58 E/86.
[Type here]
[Type here]
[Type here]
Kekerasan dari batuan ini pun tergolong lunak karena batuan tersebut mudah
untuk dipotong-potong.
3.4.3 Sketsa Lokasi
[Type here]
[Type here]
[Type here]
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
[Type here]
materi
tentang
standar
operasional
saat
melakukan
pengambilan sampel.
2. Kurang diberikannya tempat-tempat yang bagus.
3. Kurang koordinasi antara dosen dan mahasiswa.
DAFTAR PUSTAKA
Raven.2013.Jenis-jenis
Batuan
dan
Proses
Pembentukannya.
[Type here]
Barka.2009.
Pengantar
Geologi
https://www.scribd.com/doc/20761131
Lapangan.
/Pengantar-Geologi-
[Type here]