3890167883357966laporan Kegiatan Seminar Hukum
3890167883357966laporan Kegiatan Seminar Hukum
BalaiKartini,25Februari2015
LEMBAGA
PENGEMBANGAII JASA KONSTRUKSI
PROPINSI DKI JAKARTA
Jakarta Construction Services Development Board
Nomor ,fr|
Lampiran
/LPJK-DKI/Plxrrl2oL4
: 1(satu)berkas
Kepada Yth.
1.
2.
3.
diJakafta
(Daftar Terlampir)
Perihal
Dengan Hormat,
Sehubungan dengan tugas dan fungsi LPJK DKI Jakarta berdasarkan UU Jasa Konstruksi Nomor
18 Tahun 1999 yaitu mendorong dan meningkatkan peran arbitrase, mediasi dan penilai ahli
dibidang jasa konstruksi maka dengan ini LPIK Provinsi DKI Jakarta menawarkan Program
Hibah bersaing. Maksud dan program ini adalah untuk menumbuhkan budaya pembinaan
tenaga kerja dan masyarakat jasa konstruksi pada asosiasi profesi, badan usaha dan perguruan
tinggi. Untuk itu kami mengundang saudara dalam rangka sosialisasi Program Hibah bersaing
ini, yang akan diselenggarakan pada:
Hari lTanggal
Waktu
Tempat
: PARKHOTEL]AKARTA
Jl. D.I Pandjaitan Kav. 5 Jakarta Timur 13340
1. Pengurus
2. Arsip
Nomor : 591/LPJK-DKI|P|XII|2}L4
Tanggal : 01 Desember 2014
I. Ketua Asosiasi Perusahaan Provinsi DKI Jakarta:
1. GAPENSI (Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia)
2. GAPEKSINDO (Gabungan Perusahaan Konstruksi Nasional Indonesia)
3. ASPEKINDO (Asosiasi Pengusaha Konstruksi Indonesia)
4. AKAINDO (Asosiasi Kontraktor Air Indonesia)
5. AKLI (Asosiasi KontraKor Listrik dan Mekanikal Indonesia)
6. GAPEKNAS (Gabungan Pengusaha Kontraktor Nasional Indonesia)
10.
11.
12.
13.
14.
15.
il.
IU.
PANDUAN
"PROGRAM HIBAH BERSAING BIAYA PENYELENGGARAAN SEMINAR BIDANG HUKUM, KONTRAK,
MEDIASI, ARBTTRASE, DAN PENILAI AHtI KONSTRUKSI"
Latar Belakang
Pengembangan Profesional Berkelanjutan atau PPB (Continuous Professionol Development- CPD), yang
saat ini masih terus disiapkan oleh kementerian PU dan LPiKN. Pada saatnya untuk memperpanjang SKA
dan SKT para tenaga kerja konstruksi harus memperlihatkan telah dilakukannya pengembangan
professional dirinya melalui program PPB, antara lain melalui seminar, pelatihan ail yang diselenggarakan
oleh asosiasi dan perguruan tinggi, termasuk dalam bidang hukum, kontrak, arbitrase, dan penilai ahli.
Untuk itu LPJKP DKI Jakarta mendorong asosiasi dan perguruan tinggi bersama-sama membudayakan PPB
kepada para tenaga kerja konsrruksi melalui "Program Hibah Bsersaing Penyelenggaraan Seminar Bidang
Hukum, Kontrak, Arbitrase, dan Penilai Ahli Konstruksi"
ll.
Ill.
Kriteria
Hibah bersaing
ini
l.Seminar yang diselenggarakan adalah Seminar sehari (minimal jam 08.00-14.00) tingkat DKI Jakarta
dalam arti undangan/publikasi seminar kepada tenaga kerja dan masyarakat jasa konstruksi di
wilayah DKI Jakarta dengan jumlah minimal peserta adalah 50 orang'
2.Seminar diselengga rakan pada periode bula n Ja nuari-Pebruari 2015.
3.Topik seminar adalah bebas dalam bidang hukum, kontrak, mediasi, arbitrase, dan penilai ahli
konstruksi.
4.Peserta hibah bersaing adalah satu asosiasi profesi/badan usaha DKlJakarta bekerja sama dengan satu
perguruan tinggi/program studi ke-konstruksi-an (Teknik Sipil, Arsitektur, Teknik Mesin, Teknik
Elektro, Teknik/llmu Lingkungan), dibuktikan dengan surat kerjasama ditandatangani kedua pihak
asosiasi dan perguruan tinggi/program studi.
5.Peserta hibah bersaing terpilih dibantu dengan dana penyelenggaraan seminar sebesar Rp 30 000 000,(tiga puluh juta rupiah) untuk segala keperluan (akomodasi, konsumsi, foto copy, honor narasumber,
transportasi, peralatan dsb) lump sum. Hibah akan diberikan kepada peserta hibah bersaing terpilih
sebesar 30% pada saat penentuan peserta hibah terpilih, dan 40% pada saat hari-H penylenggaraan
seminar, dan 30% setelah laporan akhir penyelenggaraan seminar disetujui LPJKP DKI Jakarta.
6.Pada publikasi seminar disebutkan bahwa seminar terselenggara atas kerjasama LPJKP DKI Jakarta,
Asosiasi, dan Perguruan Tinggi/Program Studi terkait (dalam brosur, spanduk, backdrop, iklan dll).
T.Seminar dibuka oleh Ketua/Pimpinan LPJKP DKI Jakarta dan para pimpinan asosiasi dan perguruan
tinggi/program studi
8.Narasumber seminar minimal adalah dua orang, dapat berupa ahli professional konstruksi (ber SKA
LPJK minimal Ahli Madya) atau dosen bidang konstruksi perguruan tinggi (ber sertifikat dosen).
9.Peserta seminar langsung diberikan sertifikat seminar pada hari H penyelenggaraan seminar (sertifikat
ditandatangani Ketua LPJKP DKI Jakarta, Ketua Asosiasi DKI Jakarta, dan ?impinan perguruan
tinggi/program studi).
10. Laporan akhir penyelenggaraan seminar diserahkan kepada LPJKP DKI Jakarta selambat-lambatnya
seminggu setelah hari H, yang memuat sedikit-dikitnya: Peserta, narasumber, kwitansi pembayaran
konsumsi, akomodasi, narasumber, dan semua pihak yang perlu dilunasi.
lV.
a.Topik!udul Seminar
b.
d.lnformasi dua pihak (Asosiasi dan Perguruan Tinggi/Program Studi) Penyelenggara Seminar
(dengan nomertelepon, fax, email daricontact person)
e.
Peserta Seminar
f. Narasumber Seminar
g.Tempat Seminar
i. Personil Panitia Seminar (lengkap dengan asal asosiasi/perguruan tinggi/program studi sebagai
panitia pelaksana, dan Pengurus
LPJKP
l. Lampiran:
i.
ii.
3.Setiap asosiasi dan perguruan tinggi hanya dapat mengusulkan satu buah proposal.
4.Proposal selambat-lambatnya diterima LPJKP DKI Jakarta pada Selasa, 16 Desember 2Ot4 jam 24.00,
melalui email dki@lpjk.net Proposal yang terlambat tidak akan dievaluasi.
5.Evaluasi Proposal oleh LPJKP DKlJakarta Rabu 17 Desember 20L4.
6.Pengumuman peserta hibah bersaingterpilih melalui surat/email/telepon dari LPJKP DKlJakarta pada
hari Kamis, 18 DesemberZO'L Jam 10.00.
T.Penandatanganan Hibah Bersaing antara LPJKP DKI Jakarta dengan peserta hibah bersaing terpilih,
sekaligus penyerahan termin hibah pertama sebesar 30% (Rp 9 juta), Jumat 19 Desember 2074 Jam
10.
monitoring dan
g.Penyelenggaraan seminar pada hari H, sekaligus penyerahan termin 2 hibah 40% (Rp 12 juta rupiah).
10. Penyerahan Laporan Akhir penyelenggaraan seminar paling lambat seminggu setelah Hari H kepada
LPJKP
di kantor
Hukum,
juta).
Pengumuman
kpada
Peserta Hibah
hibah {3ff/o}
AkhirdanTermin 3hibah
V.
Penutup
Demikian panduan Program Hibah Bersaing Penyelenggaraan Seminar Bidang Hukum, Kontrak, Arbitrase,
dan Penilai Ahli Konstruksi, sebagai usaha LPJKP DKI Jakarta mendorong tumbuhnya budaya pembinaan
tenaga kerja dan masyarakat konstruksi dalam hal hukum, menuju dunia konstruksi lndonesia,
Jakarta khususnya, yang lebih sehat dan berdaya saing.
Ketua
DKI
Pelaksanaan
TEMPAT SEMINAR
Tempat
F.
Tanggal, hari
Waktu
PANITIA PENYELENGGARA
Panitia
Anggota
: Miduk Pakpahan, SE
3. Tim Perumus
G. PENUTUP
Sebagai
KEGIATAN
PIC
08.00 09.00
Panitia INKINDO
09.00 09.05
09.05 09.10
09.10 09.15
MC (Erna)
Dr.Ir. HM. Hanafi D., SH,MM
Ir. Peter Frans
09.15 09.20
09.20 09.30
Pembukaan
Laporan Ketua Panitia
Sambutan Ketua DPP INKINDO DKI
Jakarta
Sambutan dari UNTAR
Sambutan Ketua LPJK DKI
09.30 12.00
Sesi Pertama :
09.30 10.00
10.00 10.30
10.30 11.00
11.00 12.00
12.00 13.00
ISHOMA
13.00 16.00
Sesi Kedua :
13.00 13.30
13.30 14.00
14.00 14.30
14.30 15.00
15.00 15.15
15.15 16.00
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
Wassalam .
0
PRESS RELEASE
SEMINAR
KONTRAK KONSTRUKSI DAN KASUS HUKUM SERTA SOLUSINYA
Sub Tema :
Permasalahan Kontrak Konstruksi dan Implementasi Audit Serta Kasus
Hukum dikaitkan dengan Arbitrase dan Penilai Ahli Konstruksi
Begitu juga halnya untuk mendeteksi kerusakan atau kehancuran pada pelaksanaan
konstruksi dapat dilakukan dengan cara melakukan penilai dari Ahli konstruksi yang
profesional yang sudah dimulai dari tahap Perencanaan hingga tahap pelaksanaan dan
/ atau penghunian bangunan, sehingga dapat dihindari kegagalan konstruksi atau
kegagalan bangunan sesuai Undang-Undang Jasa Konstruksi No. 18 Tahun 1999
Juncto PP No. 29 Tahun 2000 (pasal 31, 34,36,37)
Semina ini diselenggarakan atas kerja sama DPP Inkindo DKI Jakarta dan Universitas
Tarumanagara, didukung oleh LPJK Provinsi DKI Jakarta melalui
Program Hibah
Peran Nyata LPJK Dalam Mendukung Kegiatan Jasa Konstruksi Bidang Kontrak
dan Penyelesaian Sengketa.
2. Sesi 2:
Adapun sebagai Nara Sumber adalah : Sarwono Hardjomulyadi, Dr. Ir. MSc (Civ), MSBA
(Bus), MH (law), MDBF (ADR), ACIArb (Arb), ACPE (LPJK Nasional) ;
Ir. Victor H.
Seminar ini diselenggarakan pada tanggal 25 Februari 2015, di Balai Kartini, Jakarta,
diikuti oleh 200 lebih peserta, dari kalangan : Anggota Inkindo / Konsultan, Perguruan
Tinggi / Akademisi, Pejabat / Instansi Pemerintah, Kontraktor, Developer, dan Masyarakat
Konstruksi lainnya.
Sarwono Hardjomuljadi
Dr, Ir, MSC (Civ), MSBA (Bus), MH (Law), MDBF (ADR), ACIArb (Arb), ACPE.
FIDIC Affiliate Member , FIDIC Accredited Trainer, FIDIC Adjudicator
DRBF Country Representative for Indonesia
Wakil Ketua, Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional
Sekretaris, Badan Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa
Disampaikan dalam Acara :
Sarwono Hardjomuljadi
Dr, Ir, MSC (Civ), MSBA (Bus), MH (Law), MDBF, ACIArb, ACPE.
FIDIC Affiliate Member , FIDIC Accredited Trainer, FIDIC Adjudicator
DRBF Country Representative for Indonesia
Vice Chairman, Indonesia National Board for Construction Services Development
sarwonohm2@yahoo.co.id & info@sarwonohm.com
www.sarwonohm.com
SEMINAR SEHARI
Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Provinsi DKI Jaya
Bekerjasama dengan
Ikatan Nasional Konsultan Indonesia Provinsi DKI Jakarta
Dan
Universitas Tarumanagara Jakarta
Mewujudkan
usaha yg kokoh
dan berdaya
saing tinggi
Mewujudkan
kualitas yang
baik
Mewujudkan
kesetaraan
dalam hak &
kewajiban
SEMINAR SEHARI
Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Provinsi DKI Jaya
Bekerjasama dengan
Ikatan Nasional Konsultan Indonesia Provinsi DKI Jakarta
Dan
Universitas Tarumanagara Jakarta
Meningkatkan
kepatuhan
pada
peraturan
Meningkatkan
peran serta
masyarakat
Kontrak
Konstruksi
Klaim
Konstruksi
Penyelesaian
Sengketa
Sarwono Hardjomuljadi
Dr, Ir, MSC (Civ), MSBA (Bus), MH (Law), MDBF (ADR), ACIArb, (Arb) A CPE. (Eng)
FIDIC Affiliate Member , FIDIC Accredited Trainer, FIDIC Adjudicator
DRBF Country Representative for Indonesia
Wakil Ketua, Lembaga pengembangan Jasa Konstruksi Nasional
Sekretaris, Badan Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa Konstruksi Indonesia (BADAPSKI)
sarwonohm2@yahoo.co.id & info@sarwonohm.com
www.sarwonohm.com
KONTRAK KONSTRUKSI
SEMINAR SEHARI
Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Provinsi DKI Jaya
Bekerjasama dengan
Ikatan Nasional Konsultan Indonesia Provinsi DKI Jakarta
Dan
Universitas Tarumanagara Jakarta
SEMINAR SEHARI
Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Provinsi DKI Jaya
Bekerjasama dengan
Ikatan Nasional Konsultan Indonesia Provinsi DKI Jakarta
Dan
Universitas Tarumanagara Jakarta
SEMINAR SEHARI
Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Provinsi DKI Jaya
Bekerjasama dengan
Ikatan Nasional Konsultan Indonesia Provinsi DKI Jakarta
Dan
Universitas Tarumanagara Jakarta
It was even more strongly put in the judgement by Sir Gorell Barnes in 1907 when he said
What a man intends and the expression of his intention are two different things. He is
bound and those who take after him are bound by his expressed intention. If that expressed
intention is unfortunately different from what he really desires, so much the worse for those
who wish the actual intention to prevail.
SEMINAR SEHARI
Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Provinsi DKI Jaya
Bekerjasama dengan
Ikatan Nasional Konsultan Indonesia Provinsi DKI Jakarta
Dan
Universitas Tarumanagara Jakarta
KLAIM KONSTRUKSI
SEMINAR SEHARI
Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Provinsi DKI Jaya
Bekerjasama dengan
Ikatan Nasional Konsultan Indonesia Provinsi DKI Jakarta
Dan
Universitas Tarumanagara Jakarta
Hardjomuljadi et al (2006)
SEMINAR SEHARI
Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Provinsi DKI Jaya
Bekerjasama dengan
Ikatan Nasional Konsultan Indonesia Provinsi DKI Jakarta
Dan
Universitas Tarumanagara Jakarta
EMPLOYER
RII
A5
0.785714
D05
0.781746
A6
0.765873
A7
0.746032
D06
0.742063
C10
0.742063
A18
0.738095
A12
0.738095
B05
0.734127
A11
0.734127
D02
0.722222
D03
0.718254
D01
0.718254
C07
0.706349
A14
0.706349
SLOW DECISION
SEMINAR SEHARI
Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Provinsi DKI Jaya
Bekerjasama dengan
Ikatan Nasional Konsultan Indonesia Provinsi DKI Jakarta
Dan
Universitas Tarumanagara Jakarta
Factor
RII
D05
0.740741
B03
0.728395
A19
0.722222
A12
0.722222
D04
0.716049
A5
0.716049
A20
0.709877
A11
0.709877
A16
0.703704
CONTRACTOR
Factor
A19
RII
0.829167
A5
0.825
D04
0.8125
D02
0.808333
C07
0.804167
A6
0.8
B05
0.8
A18
0.795833
E05
0.7875
D05
0.783333
C10
0.779167
A16
0.775
D06
0.770833
A14
0.766667
B03
0.7625
D03
0.758333
D01
0.758333
A12
0.754167
C02
0.725
A17
0.716667
C03
0.7125
E06
0.708333
A15
0.704167
KLAIM
Faktor 3.1 Changes in
Design
Faktor 3.2 Subsurface conditions of
geology
Faktor 3.3 Other Contractors
Interference and Delay
Faktor 3.4 Inefficiency and
Disruption
SEMINAR SEHARI
Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Provinsi DKI Jaya
Bekerjasama dengan
Ikatan Nasional Konsultan Indonesia Provinsi DKI Jakarta
Dan
Universitas Tarumanagara Jakarta
Figure 03: Causal Factors of Claims and Disputes in Road Projects (2014)
SEMINAR SEHARI
Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Provinsi DKI Jaya
Bekerjasama dengan
Ikatan Nasional Konsultan Indonesia Provinsi DKI Jakarta
Dan
Universitas Tarumanagara Jakarta
Dr, Ir, MSC (Civ), MSBA (Bus), MH (Law), MDBF (ADR), ACIArb (Arb), ACPE.
FIDIC Affiliate Member , FIDIC Accredited Trainer, FIDIC Adjudicator
DRBF Country Representative for Indonesia
Wakil Ketua, Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional
Sekretaris, Badan Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa Konstruksi Indo nesia
Email sarwonohm2@yahoo.co.id & info@sarwonohm.com
www.sarwonohm.com
SEMINAR SEHARI
Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Provinsi DKI Jaya
Bekerjasama dengan
Ikatan Nasional Konsultan Indonesia Provinsi DKI Jakarta
Dan
Universitas Tarumanagara Jakarta
SEMINAR SEHARI
Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Provinsi DKI Jaya
Bekerjasama dengan
Ikatan Nasional Konsultan Indonesia Provinsi DKI Jakarta
Dan
Universitas Tarumanagara Jakarta
SEMINAR SEHARI
Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Provinsi DKI Jaya
Bekerjasama dengan
Ikatan Nasional Konsultan Indonesia Provinsi DKI Jakarta
Dan
Universitas Tarumanagara Jakarta
DISPUTE RESOLUTION
Sarwono Hardjomuljadi
Dr, Ir, MSC (Civ), MSBA (Bus), MH (Law), MDBF (ADR), ACIArb (Arb), ACPE.
FIDIC Affiliate Member , FIDIC Accredited Trainer, FIDIC Adjudicator
DRBF Country Representative for Indonesia
Wakil Ketua, Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional
Sekretaris, Badan Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa Konstruksi Indo nesia
Email sarwonohm2@yahoo.co.id & info@sarwonohm.com
www.sarwonohm.com
SEMINAR SEHARI
Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Provinsi DKI Jaya
Bekerjasama dengan
Ikatan Nasional Konsultan Indonesia Provinsi DKI Jakarta
Dan
Universitas Tarumanagara Jakarta
CLAIMS
YES
NO
AGREED
DISPUTES
ADR
FINISHED
LITIGATION
by negotiation
by cosultation
by conciliation
by mediation
by expert assesment
by arbitration
by mediation
by conciliation
assisted
by expert assesor
by arbitration
PENYELESAIAN SENGKETA
PP No 29 Tahun 1999 Pasal 49
(1) Penyelesaian sengketa dalam penyelenggaraan jasa konstruksi di
luar pengadilan dapat dilakukan dengan cara :
a. melalui pihak ketiga yaitu :
1) mediasi (yang ditunjuk oleh para pihak atau oleh Lembaga
Arbitrase dan Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa);
2) konsiliasi; atau
b. arbitrase melalui Lembaga Arbitrase atau Arbitrase Ad Hoc.
(2) Penyelesaian sengketa secara mediasi atau konsiliasi sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) huruf a dapat dibantu penilai ahli untuk
memberikan pertimbangan profesional aspek tertentu sesuai
kebutuhan.
Sarwono Hardjomuljadi
Dr, Ir, MSC (Civ), MSBA (Bus), MH (Law), MDBF (ADR), ACIArb, (Arb) A CPE. (Eng)
FIDIC Affiliate Member , FIDIC Accredited Trainer, FIDIC Adjudicator
DRBF Country Representative for Indonesia
Vice Chairman, Indonesia National Board for Construction Services Development
sarwonohm2@yahoo.co.id & info@sarwonohm.com
www.sarwonohm.com
Mediasi
Dalam Blacks Law Dictionary, mediation didefinisikan sebagai berikut: A
method of non binding dispute resolution involving a neutral third party who
tries to help the disputing parties reach a mutually agreeable solution.10
Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan mediasi sebagai: Proses
pengikutsertaan pihak ketiga dalam penyelesaian suatu perselisihan sebagai
penasehat.
PP No 29 Tahun 2000 Pasal 50
(1) Penyelesaian sengketa dengan menggunakan jasa mediasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 49 ayat (1) huruf a angka 1) dilakukan dengan
bantuan satu orang mediator.
(2) Mediator sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditunjuk berdasarkan
kesepakatan para pihak yang bersengketa.
(3) Mediator tersebut harus mempunyai sertifikat keahlian yang ditetapkan
oleh Lembaga.
(4) Apabila diperlukan, mediator dapat minta bantuan penilai ahli.
(5) Mediator bertindak sebagai fasilitator yaitu hanya membimbing para pihak
yang bersengketa untuk mengatur pertemuan dan mencapai suatu
kesepakatan.
(6)Kesepakatan tersebut pada ayat (5) dituangkan dalam suatu kesepakatan
tertulis.
Konsiliasi:
Dalam Blacks Law Dictionary concilliation didefinisikan sebagai
berikut: 1).A settlement of a dispute in an agreeable manner, 2). A
process in which a neutral person meets with the parties to a dispute
and explores how the dispute might be resolved.
PP No 29 Tahun 2000 Pasal 51
(1) Penyelesaian sengketa dengan menggunakan jasa konsiliasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 ayat (1) huruf a angka 2)
dilakukan dengan bantuan seorang konsiliator.
(2) Konsiliator sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditunjuk berdasarkan
kesepakatan para pihak yang bersengketa.
(3) Konsiliator tersebut harus mempunyai sertifikat keahlian yang
ditetapkan oleh Lembaga.
(4) Konsiliator menyusun dan merumuskan upaya penyelesaian untuk
ditawarkan kepada para pihak.
(5) Jika rumusan tersebut disetujui oleh para pihak, maka solusi yang dibuat
konsiliator menjadi rumusan pemecahan masalah.
(6) Rumusan pemecahan masalah sebagaimana tersebut pada ayat (5)
dituangkan dalam suatu kesepakatan tertulis.
Supreme Court
Supreme Court
FIDIC GCC
Clause 20
Law No 30
Year 1999
Art 72
High Court
District Court
Supreme Court
District Court
District Court
Arbitration
Arbitration
MEDIATION
CONSULTATION
NEGOTIATION
Dispute
Board
EXPERT ASSESMENT
Decision
by the
Parties
Dispute
Board
CONCILLIATION
SEMINAR SEHARI
Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Provinsi DKI Jaya
Bekerjasama dengan
Ikatan Nasional Konsultan Indonesia Provinsi DKI Jakarta
Dan
Universitas Tarumanagara Jakarta
DB/DRB/
DAB
Gagal
84 hari
(Klausula 20.4 Para 5)
84 hari
(Klausula 20.4 Para 4)
Keputusan
28 hari
(Klausula 20.4 Para 5)
Tidak
sepakat
Disepakati
28 hari
(Klausula 20.4 Para 5)
Notifikasi Penolakan
atas keputusan
56 hari
(Klausula 20.5 Para 1)
Pelaksanaan Arbitrase
Final dan
mengikat
Yes
Amicable
Setlement
No
Sarwono Hardjomuljadi
Dr, Ir, MSC (Civ), MSBA (Bus), MH (Law), MDBF (ADR), ACIArb (Arb), ACPE.
THE PRESIDENT AND
FIDIC Affiliate Member , FIDIC Accredited Trainer, FIDIC Adjudicator
COUNTRY REPRESENTATIVES OF DRBF DRBF Country Representative for Indonesia
Wakil Ketua, Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional
(Dewan Penyelesaian Sengketa
Sekretaris, Badan Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa Konstruksi Indo nesia
Internasional)
Email sarwonohm2@yahoo.co.id & info@sarwonohm.com
www.sarwonohm.com
Barcelona, Spain, September 2013
PERMASALAHAN :
KONTRAK LUMPSUM
SEMINAR SEHARI
Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Provinsi DKI Jaya
Bekerjasama dengan
Ikatan Nasional Konsultan Indonesia Provinsi DKI Jakarta
Dan
Universitas Tarumanagara Jakarta
SEMINAR SEHARI
Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Provinsi DKI Jaya
Bekerjasama dengan
Ikatan Nasional Konsultan Indonesia Provinsi DKI Jakarta
Dan
Universitas Tarumanagara Jakarta
PERMASALAHAN :
KEGAGALAN BANGUNAN
dan
KEGAGALAN PEKERJAAN
KONSTRUKSI
SEMINAR SEHARI
Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Provinsi DKI Jaya
Bekerjasama dengan
Ikatan Nasional Konsultan Indonesia Provinsi DKI Jakarta
Dan
Universitas Tarumanagara Jakarta
Kegagalan Bangunan
Kegagalan Pekerjaan
Konstruksi
PP 29 Tahun 2000 Pasal 32
(1) Perencana konstruksi bebas dari kewajiban untuk mengganti atau memperbaiki kegagalan
pekerjaan konstruksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 yang disebabkan kesalahan
pengguna jasa, pelaksana konstruksi, dan pengawas konstruksi.
(2) Pelaksana konstruksi bebas dari kewajiban untuk mengganti atau memperbaiki kegagalan
pekerjaan konstruksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 yang disebabkan kesalahan
pengguna jasa, perencana konstruksi, dan pengawas konstruksi.
(3) Pengawas konstruksi bebas dari kewajiban untuk mengganti atau memperbaiki kegagalan
pekerjaan konstruksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 yang disebabkan kesalahan
pengguna jasa, perencana konstruksi, dan pelaksana konstruksi.
(4) Penyedia jasa wajib mengganti atau memperbaiki kegagalan pekerjaan konstruksi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 yang disebabkan kesalahan penyedia jasa atas biaya
sendiri.
BERSAMA
PAK BASUKI
&
PAK BASUKI
Sarwono Hardjomuljadi
Dr, Ir, MSc (Civ), MSBA (Bus), MH (Law), MDBF (ADR), ACIArb (Arb), ACPE (Eng)
TERIMA KASIH
Sarwono Hardjomuljadi
Dr, Ir, MSC (Civ), MSBA (Bus), MH (Law), MDBF (ADR), ACIArb (Arb), ACPE.
FIDIC Affiliate Member , FIDIC Accredited Trainer, FIDIC Adjudicator
DRBF Country Representative for Indonesia
Wakil Ketua, Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional
Sekretaris, Badan Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa Konstruksi Indo nesia
Email sarwonohm2@yahoo.co.id & info@sarwonohm.com
www.sarwonohm.com
KONTRAK KONSTRUKSI di
INDONESIA
Oleh :
Victor H. Sianipar
KONTRAK KONSTRUKSI
INDONESIA
5diCIRI/SIFAT
INDUSTRI KONSTRUKSI:
1.
2.
3.
4.
5.
LUMP SUM ?
56
116
Musyawarah mufakat
Masa arbitrase
380
470
Berbagai pendekatan
dalam membuat kontrak konstruksi
1. Ketentuan normatif, uu & peraturan
dan code yang berlaku
2. Alur logic proses konstruksi
3. Lebih baik menyelesaikan daripada
menghentikan di tengah jalan
4. Risk management
5. Standar compact conditions
Sumber perselisihan
1. umum
2. Kesalahan dalam memilih mitra kerja
3. Faktor design
4. Faktor pelaksanaan
* pm/mk/pengawas
* kontraktor/nsc/sbo
* pemilik
5. Kesalahan kolektif
TERIMA KASIH
I. PENDAHULUAN
Apabila disepakati dan ditandatangani dengan tidak bertentangan dengan ketentuan
Undang-undang yang berlaku, maka Kontrak adalah menjadi Undang-undang untuk mereka
yang bersepakat dan terikat oleh Kontrak tersebut.
Maka pengharapan, Kontrak akan mengatur secara sempurna hak dan tanggung jawab
masing-masing pihak, sehingga tujuan dari Kontrak tersebut tercapai tanpa cacat, tanpa
perselisihan. Namun mari kita lihat bagaimana perilaku dan fakta-fakta yang banyak terjadi
dalam Jasa Konstruksi di Indonesia.
Kontrak sering dianggap sebagai barang keramat, rahasia tidak boleh dilihat oleh
banyak orang, terutama apabila menyangkut angka dan nilai tercantum di dalamnya.
Di banyak transaksi Industri Konstruksi di swasta, ketersediaan dan ditandatanganinya
Kontrak sering dilakukan kemudian dengan mendahului pemanfaatan Letter of Award,
Letter of Intent atau selangkah lebih maju, Surat Perintah Kerja (Notice to Proceed).
Para Engineer yang menjadi pelaku di Jasa Konstruksi lebih cenderung melihat gambar
dan ketentuan teknis daripada persyaratan Administrasi dan Kontrak.
Sebaliknya dari sedemikian banyak perselisihan yang timbul, sebagian besar didominasi
dengan penyelesaian secara musyawarah yang walaupun dalam faktanya, dominan untuk
menjadi keuntungan Pemilik. Sangat sedikit yang akhirnya bermuara di Pengadilan atau
melalui Penyelesaian Perselisihan di Luar Pengadilan (Arbitrase), karena sejujurnya tidak
menguntungkan.
II. MEMAHAMI JASA KONSTRUKSI
1. Umum
Tentu Awam akan kagum melihat gedung yang menjulang, jembatan yang
merentang panjang menyeberangi sungai yang lebar atau bendungan yang berdiri
kokoh menaikkan ketinggian air untuk menjadi PLTA. Kalau untuk Awam
mempertanyakan, Bagaimana membuatnya?, maka untuk para Engineer dalam
bidangnya, mempertanyakan, Bagaimana merencanakan dan melaksanakannya
secara baik dan efisien?
2. Ciri Jasa Konstruksi
Dibandingkan jasa dan industri lain, Konstruksi memiliki ciri atau keunikan yang
berbeda, mutlak atau relatif.
Nilai Transaksi yang relatif lebih besar.
Dilihat dari nilai, Jasa Konstruksi memiliki nilai yang relatif lebih besar dibanding
jasa/industri lain, dan dari waktu ke waktu meningkat tajam.
Penyerahan/Delivery yang lama.
Tentunya tergantung skala dan tingkat kesulitan dari proyeknya, maka
penyelesaian atau penyerahan dari Proyek kepada Pemilik membutuhkan waktu
yang relatif lebih lama dibandingkan jasa/industri lain. Tumpukan
dokumen/kertas yang menjadi Dokumen Kontrak akan menjadi kepastian akan
selesai dan diserahkannya proyek kepada Pemilik 2-3 tahun yang akan datang.
Tidak mudah dicontohkan.
Walaupun bisa dibuatkan maket, namun untuk upaya mencontohkan terlebih
dahulu sebelum Kontrak, tidaklah mudah. Tidak ada contoh Balai Kartini lain
sebelum Balai Kartini ini dibangun. Pada hakikatnya, semua bangunan adalah
unik, terutama untuk skala proyek yang semakin besar.
Melibatkan banyak Badan, Institusi, Perusahaan, dan perorangan.
Apakah Anda pernah mengurus IMB? Ini salah satu contoh saja; Apakah cukup
melalui 10 meja kalau kita mulai dari SIPPT? Konsultan-konsultan perencana
saat ini, praktis semuanya sudah menjadi spesialis; Struktur, Arsitektur, Interior, ,
Mekanikal/Elektrikal, dan lain-lain. Hal yang sama, pada saat proyek menjadi
complicated, muncullah Kontraktor Spesialis, ada Pondasi, ada alumunium, dll.
Hal lain, saat Pemilik ingin mengejar harga yang lebih murah, maka selain paketpaket pekerjaan tadi ada Supply By Owner (SBO), PC Rate dan mungkin modus
lain dalam perkembangan ke depan akan ada yang baru.
Beresiko Tinggi (High Risk)
Apabila 4 (empat) poin di atas dijumlah maka mudah dipahami bahwa
Jasa/Industri Konstruksi adalah usaha yang berisiko tinggi.
Terlepas dari adanya proyek gengsi, konstruksi adalah tuntutan dan kebutuhan
hidup. Karena itu harus dihadapi dan dikelola agar tujuan dan manfaat dapat
dicapai secara optimal. Kenyataannya, cukup banyak proyek yang terbengkalai,
bukan saja pada krismon 1987, yang pernah melanda ekonomi dunia dan
berdampak besar pada Industri Konstruksi Indonesia.
Saran, serahkan pada ahlinya.
Process Packeting
Provisional Hand Over
Final Account
DLL
Lebih lanjut, keberpihakan kepada Pemilik sepertinya adalah lumrah dan pada saat Penyedia
Jasa lebih haus, kondisi ini pun harus ditelan, dapat kita lihat seperti contoh di bawah ini.
o Dokumen Kontrak dan semua lampirannya merupakan bagian yang satu dan tidak
terpisahkan, satu dengan yang lain saling melengkapi.
o Apabila dalam proses tender, Peserta Tender menemukan perbedaan dan
ketidaksesuian, maka Peserta Tender harus menanyakannya untuk memperoleh
kepastian mana yang akan dipergunakan.
o Apabila perbedaan dan ketidaksesuaian masih terdapat dalam Dokumen Kontrak,
Kontraktor harus mempertanyakannya kepada MK/Pemilik, untuk mendapatkan
keputusan. Kontraktor wajib mengikutinya, walaupun biayanya lebih mahal ataupun
mutunya lebih tinggi, dan biaya yang diperlukan untuk itu dianggap sudah
diperhitungkan.
o Kontraktor harus melakukan dengan sebaik-baiknya hingga memuaskan Direksi.
Apa batasnya? Banyak proyek tidak dapat memahami dan tidak mengerti cara
implementasi dalam pelaksanaan sesungguhnya.
o Dari bagian format penawaran.
........................ telah menerima Dokumen Tender, membaca dengan teliti, telah
melakukan kunjungan ke lokasi proyek, memahami semua keadaan lapangan dan
lingkungan, maka dengan ini menawarkan .........................
o Tidak adanya denda atau bunga uang terhadap keterlambatan pembayaran, namun
seacara tegas menyatakan pengenaan denda kelalaian dan denda keterlambatan kepada
Penyedia Jasa.
o Setiap pekerjaan tambah atau perubahan yang dibutuhkan dan diinstruksikan oleh
MK/Pemilik, harus terlebih dahulu dikerjakan walaupun jumlah biaya diperlukan untuk
itu belum disetujui.
o Persetujuan ini tidak menghilangkan tanggung jawab Kontrak dari semua ketentuan
dalam Kontrak.
o ............................ maka Engineer berhak untuk memutuskan harganya.
Membaca dan memahami semua hal tersebut, mestinya kita sepakat untuk menyerahkan
pembuatan Dokumen Kontrak kepada lingkungan/stakeholder Proyek, bukan kepada
Lawyer atau Notaris. Kemudian dapat direview oleh Lawyer mencegah adanya hal-hal yang
menyalahi atau celah hukum untuk perselisihan.
5. Standard Contract, Standard Contract Conditions.
Masih ingat AV41, algemene voorwaarden voor de uitvoering bij aanneming van
openbare werken. Referensi dan syarat-syarat umum untuk Pelaksanaan Bangunan
Umum yang dilelangkan, yang barangkali sampai tahun 80-an masih sering kita
dengar, yang kemudian mulai menghilang sejak populernya FIDIC (Federation
Hal seperti ini, jangan dilihat semata-mata saat mencari Kontraktor sebagai penyedia
Jasa, ini juga berlaku untuk Perencana dan bahkan untuk Pengguna Jasa/Pemilik.
Maka bukan hal yang jamak kalau ada pertanyaan yang muncul untuk menyimak dan
mengenal Pemilik Proyek lebih jauh.
- Dari Group mana ya?
- Apa proyek yang sudah diselesaikan?
- Sumber dananya darimana ya?
3. KESALAHAN DESIGN
Kita satukan kesalahan design dengan tidak sinkronnya design dan keterlambatan
design terhadap timing pelaksanaan di lapangan kita satukan dalam konteks design.
o Kontraktor yang berpengalaman (nakal), bisa saja memanfaatkan celahcelah Kontrak dalam meluluskan kesalahannya dari keterlambatan dan
denda.
Pemilik/MK/Direksi Pengawas perlu waspada, dan jangan terikut ke dalam
permainan Kontraktor. Pahami Kontrak dengan baik, lugas, dan tegas. Ingat,
dosa terbesar dalam keterlambatan proyek adalah keputusan. Keputusan
dalam menentukan hasil tender, Boss/CEO yang tidak bisa diganggu, jenjang
yang terlalu panjang dalam pengambilan keputusan (Brokrasi). Namun perlu
diingat, input/informasi yang tidak memadai, sering menjadi penyebab tidak
datangnya keputusan.
o Melakukan design bukanlah membuat gambar yang indah, maka karena itu
perlu diperhatikan 2(dua) phrases berikut sebagai tugas awal
Arsitek/Perencana:
- To identity the owners need
- To educate the owner
o Pernah Anda dengar RFI? Singkatan dari Request For Information, Perencana
membilang kalau ada design yang kurang jelas, tidak sesuai satu dengan
yang lain, kirim saja RFI, supaya kita jawab. Bukan tidak mungkin, setelah RFI
sudah No.100, suatu saat muncul jawaban melalui e-mail, masih dengan
gambar yang sama.
o Bikin gambar koordinasi dong!
Perencana meminta agar MK membuat atau setidak-tidaknya mengkoordinir
pembuatan gambar koordinasi atau gambar komposit, agar ketinggian plafon
tercapai di Lift Lobby. Bukankah Perencana harus terlebih dahulu yang
membuktikan? Seharusnya gambar koordinasi dimana terjadi konflik dari
berbagai instalasi, haruslah menjadi bagian yang harus melengkapi gambar
perencanaan.
Ingat gambar yang disebut forcon? R1, R2, dan seterusnya? Gambar
dengan sebutan untuk pelaksanaan tetapi berubah-ubah dengan revisirevisi tanpa instruksi perubahan oleh Pemilik. Seharusnya Perencana
tidak berhak untuk memberikan produk perencanaan yang salah
DAFTAR BACAAN
1. AV-41, Soekarsono Malangioedo, Badan Penerbit Pekerjaan Umum, Juni, 1978
2. Arbitrase Nasional, Munir Fuady, S.H, M.H,LL.M, Penerbit PT. Citra Aditya Bakti,
2000
3. Undang-undang RI No.18 Tahun 1999, Tentang Jasa Konstruksi, Penerbit Citra
Umbara, Bandung, Agustus, 2000
4. Persyaratan Kontrak untuk Pelaksanaan Konstruksi MDB Harmonized Edition,
LPJK, INKINDO & FIDIC, 2008
5. Aspek Hukum, Pengadaan Barang dan Jasa, Adrian Sutedi, S.H,M.H, Penerbit
Sinar Grafika, Agustus, 2012
6. Contions of Contract (International) For Works of Civil Engineering Construction,
FIDIC, March, 2013
7. Kontrak Konstruksi di Indonesia, Ir.H. Nazarkhan Yasin, Penerbit PT. Gramedia
Pustaka Utama, Desember, 2013
10
Sub Tema:
PERMASALAHAN KONTRAK KONSTRUKSI DAN IMPLEMENTASI AUDIT
SERTA KASUS HUKUM DIKAITKAN DENGAN ARBITRASE DAN PENILAI AHLI
KONSTRUKSI
Topik:
DAMPAK HUKUM TERHADAP PEKERJAAN YANG TIDAK SESUAI
KONTRAK KONSTRUKSI
Oleh: Djoko Soepriyono
Pendahuluan
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruki
kontrak untuk pekerjaan konstruksi disebut Kontrak Kerja Konstruksi.
Ketentuan Pasal 1 (6): Kontrak Kerja Konstruksi adalah keseluruhan dokumen
yang mengatur hubungan hukum antara pengguna jasa dan penyedia jasa
dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi.Mengatur hubungan hukum
dapat menimbulkan hak dan kewajiban para pihak yang telah sepakat untuk
menyelenggarakan pekerjaan konstruksi sesuai dengan dokumen yang telah
diperjanjikan seperti yang telah diatur dalam kontrak kerja konstruksi.
Apabila diantara para pihak dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi tidak
sesuai dengan kontrak kerja konstuksi, dampaknya menimbulkan sengketa
jasa konstruksi diantara para pihak, karena salah satu pihak telah
wanptrestasi atau melakukan perbuatan melanggar hukum/melawan
hukumterhadap yang telah diperjanjikan. Dampak tersebut merugikan salah
satu pihak, atau merugikan fihak lain,atau merugikan negara, alternatip
penyelesaianya dapat dilakukan dengan cara melalui peradilan atau diluar
peradailan, dan jika ada unsur perbuatan pidana maka dapat dilakukan
dengan proses hukum pidana/pidana korupsi.Jika dalam Kontrak Kerja
Konstruksi melibatkan keuangan negara maka unsur perbuatanya adalah
pidana korupsi.
atau perjanjian antara pengguna jasa dengan penyedia jasa, melahirkan hak
dan kewajiban, harus disepakai oleh para pihak yang telah sepakat untuk
melaksanakan pekerjaan konstruksi. Apabila bila salah satu pihak dalam
pelaksanaan pekerjaan tidak sesuai dengan isi kontrak maka salah satu pihak
tersebut telah wanprestasi atau telah melakukan perbuatan melanggar
hukum dapat menimbulkan kerugian di fihak lain. Pasal 1365 Kitab UndangUndang Hukum Perdata: tiap perbuatan yang melanggar hukum dan
satu pihak, dan yang dirugikan melakukan upaya hukum untuk menuntut hak
nya, upaya hukum tersebut dapat dilakukan melalui peradilan atau diluar
peradilan atau jika ada unsur pidanya dapat dilakukan pelaporan kepada
penyidik.
bagi 2 (dua) yaitu: 1. Subyek hukum swasta dengan subyek hukum swasta,
karena para pelakunya dan dana nya dari pihak swata murni; 2. Subyek
hukum swasta dengan subyek hukum pemerintah yang diwakili oleh Kuasa
Pengguna Anggaran/KPA atau diwkili oleh Pejabat Pembuat Komitmen/PPK,
karena dalam hal ini terkait dengan sumber dananya yang melibatkan
keuangan negara atau bantuan luar negeri yang ada unsur keuangan negara.
Kontrak Kerja Konstruksi yang subyek hukumnya swata (badan hukum
privat) dengan pemerintah (badan hukum publik) yang melibatkan keuangan
contract).
yang dibuat secara sah, memiliki kekutan seperti undang-undang bagi para
Kerja
Konstruksi
komersial
pada
umumnya
(swasta
><
menyangkut
yang
mengkait
APBN/APBD,Bantuan
banyak
Luar
hal
Negeri
tersebut,
misal
Undang-undang
Oleh sebab itu, isi Kontrak Kerja Konstruksi tersebut wajib dipatuhi dan
dilaksanakan sesuai kesepakatan yang telah dituangkan dalam dokumen
kontrak, dan hal ini sesui Pasal 1338 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata,
bahwa setiap perjanjian yang dibuat secara sah, berlaku sebagai undangundang melaksanakan apa yang sudah disepakai, dampak hukum nya
merugikan bagi pihak lain, layak kalau pihak yang bersangkutan wajib
itu terjadi, berdasarkan kesalahan yang sudah diperbuat oleh sesuatu pihak,
penjabarannya,
secara
rinci
sudah
menetapkan
bagaimana
menyelesaikannya.Pengertian
Undang-Undang
Jasa
Konstruksi
istilah
salah satu pihak tidak melaksanakan pekerjaan sesuai kontrak, maka sesuai
sesuai kontrak, dampak hukum nya timbul sengketa, mengingat ini adalah
ranah perdata, para pihak sesuai hukum kontrak, diberi kebebasan untuk
menyelesaikan sengketa tersebut melalui badan peradilan atau arbitrase,
kerugian negara adalah pelaku pidana korupsi. Jadi korupsi itu unsurnya
adalah: adanya pelaku, biasanya pelaku ini lebih dari satu dan tidak
sendirian; adanya perbuatan melawan/melanggar hukum; dan adanya
kerugian negara. Adanya pelaku yang melakukan adalah subyek hukum yang
menanda tangani kontrak (pengguna jasa dan/atau penyedia jasa), atau
tenaga ahli yang menangani pekerjaan tersebut, dan ini perlu dibuktikan,
siapa pelaku dan siapa turut serta sebagai pelaku.Penanda tangan kontrak
(pengguna jasa dan/atau penyedia jasa) dapat disangkakan sebagai
sebagai
pelaku
atau
sebagai
turut
serta
sebagai
unsur
perbuatan
melawan/melanggar
hukum,
misal
jika
kontrak,
maka
nyata-nyata
perbuatan
tersebut
adalah
perbuatan
wewenang untuk menghitung adanya kerugian negara. Tim penilai ahli, atau
tim yang dimintai oleh penyidik kepolisian dan kejaksaan (kecuali KPK)
menghitung adanya kerugian negara, misal dari perguruan tinggi, atau dari
asosiasi atau dari LPJK, atau saksi ahli dari LKPP tidak mempunyai
bersalah dan dipidana, maka terdakwa tersebut dipenjara, dan status nya
narapida. Korupsi itu ada tiga unsur : adanya pelaku; adanya unsur
pelaksanaan
perencanaan/pelaksanaan(pemborngan)/;
adanya
Pasal 2
(dua
ratus
juta
rupiah)
dan
paling
banyakbRp.
pekerjaan
pembangunan
gedung
tipe
berubah menjadi tiang pancang jenis precast concrete mutu beton K-500
rupiah per meter lari) dan setelah harga tiang pancang diameter 25 cm x 25
cm disepakati sebesar Rp. 135.000,-/m (seratus tiga puluh lima ribu rupiah
105.000,-/m (seratus lima ribu rupiah per meter lari) dan harga tersebut
(dua ratus ribu lima ratus per-meter lari) dengan jumlah volume seluruhnya
ratus empat puluh enam juta tiga ratus sepuluh ribu lima ratus rupiah) jika
dibandingkan harga satuan atas seluruh pekerjaan yang dilaksanakan dan
dibayarkan kepada Ir. selaku Direktur PT yaitu sebanyak 4.095 m
x Rp. 135.000,-/m = Rp. 552.825.000,- (lima ratus lima puluh dua juta
delapan ratus dua puluh lima ribu rupiah), sehingga terdapat selisih Rp.
Daftar Bacaan
Pustaka:
Ali, Chaidir, Badan Hukum, Alumni Bandung, 1999;
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
KONTRAK KONSTRUKSI
DILUAR PENGADILAN/ARBITRASE
Oleh
Penyelesaian Perselisihan
Kontrak Konstruksi
Diluar Pengadilan/ Arbitrase
Ir. Gusnando S. Anwar, MEngSc.
MPU.Med.PA.FCBArb.
JASA KONSTRUKSI
terkait
UUJK 18/1999:
ARBITRASE dan
ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA
KETENTUAN UMUM
BAB IV
BAB V
BAB VI
BAB VII
BAB VIII
BAB IX
BAB X
BAB XI
Musyawarah/ Negosiasi
1)
2)
GSA
GSA
3)
4)
6)
7)
8)
GSA
ARBITRASE
9)
12
GSA
Arbitrase :
Perjanjian arbitrase :
13
GSA
Jenis Arbitrase
Ad-Hoc
Lembaga
Indonesia
BANI
BAPMI (Pasar Modal)
Basyarnas (Syariah Nasional)
BAAPSKI
Internasional
ICC
AAA
GSA
14
Musyawarah/
Negosiasi
Opini/
Penilaian
Ahli
Mediasi/
Konsiliasi/
Adjudikasi
Pengadilan/
Arbitrase
Konsultasi
Pencegahan
Sengketa
GSA
GSA
Request
Engineers Determination
Negotiation
DB Decission (by Adjudicator)
Negotiation
Arbitration
16
GSA
17
GSA
18
Phone
E-mail
GSA
Mediator
Consultant
Asesor
: USTK Nasional
Penilai Ahli
: LPJK Nasional
Arbiter
19
PROFILE ORGANIZATION
Ir. Gusnando S. Anwar, MEngSc.
MPU.PA. Med. FCBArb.
20
GSA
ORGANIZATION EXPERIENCES
GSA
ORGANIZATION EXPERIENCES
GSA
ORGANIZATION EXPERIENCES
GSA
23
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
KONTRAK KONSTRUKSI
MELALUI PENGADILAN
Oleh
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
KONTRAK KONSTRUKSI MELALUI
PENGADILAN
I. ABSTRAK
Bahwa Negara Indonesia adalah negara hukum sebagaimana yang terdapat didalam pasal I
ayat (3) Undang Undang Dasar 1945 (dalam Amandemen ke 3), dan bukanlah Negara
Kekuasaan, tetapi kenyataannya adalah kekuasaan telah mengalahkan hukum seperti kasuskasus yang dapat kita lihat secara kasat mata.
Bahwa sebagai sebuah Negara hukum, Indonesia harus
memenuhi 3 (tiga) asas pokok Negara Hukum yaitu :
1. Asas Supremasi Hukum atau Asas Legititas dimana
penguasa dan setiap penduduk/warga Negara harus
tunduk dan taat kepada hukum (obey the law).
2. Asas mengakui dan melindungi hak asas dan pri
kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Adanya Kekuasaan Kehakiman yang merdeka (an
independent yudiciary) yang mampu menegakkan
supremasi hukum dan hak asasi manusia apabila
terjadi
pelanggaran/sengketa
hukum
dalam
masyarakat.
Oleh karena warga Negara kurang menghargai hukum, kurang menghargai hak-hak asasi orang
lain maka didalam usaha dagang/bisnis khususnya dala bidang kontruksi sering sekali terjadi
perselisihan (dispute) sesame pedagang (kontraktor) tersebut sehingga ujung-ujungnya
membawa mereka kepada Pengadilan Negeri ataupun kepada BANI ataupun Arbitrase baik di
Singapura atau London.
Bahwa apabila kita mencermati isi suatu kontrak konstruksi maka akan dijumpai berbagai
aspek, misalnya Aspek Teknis, Hukum, Keuangan, Perbankan, Perpajakan, Asuransi,
Administrasi dan Sosial Ekonomi. Aspek-aspek ini saling berkaitan sehingga menjadi satu
kesatuan kontrak yaitu kontrak konstruksi.
Bahwa banyak kendala yang timbul di dalam Kontrak Konstruksi seperti adanya :
1. Kesalah pahaman
2. Tidak ada kesetaraan kontrak
PENYELESAIAN PERSELISIHAN KONTRAK KONSTRUKSI MELALUI PENGADILAN
II. PENDAHULUAN
Bahwa secara umum, ada berbagai factor penyebab perselisihan/konflik/dispute adalah sebagai
berikut :
a.
b.
c.
d.
e.
Perbedaan indormasi atau data.Hal ini disebabkan oleh kurangnya informasi, kesalahan
informasi, perbedaan pandangan atau interpretasi
Perbedaan kepentingan, adanya perbedaan kepentingan psikologi, kepentingan procedural,
dan kepentingan substansi.
Relasion ship : dipengaruhi oleh emosi, presepsi yang berbeda, komunikasi yang buruk dan
perilaku negative.
Struktual : berhubungan dengan masalah sumber daya, waktu,
factor geografis,
kewenangan dan perbuatan keputusan.
Perbedaan nilai, adanya perbedaan perilaku yang dipengaruhi berbagai nilai, pandangan
hidup, ideology, agama dan sebagainya.
III. PERMASALAHAN
Bahwa sengketa konstruksi adalah sengketa yang terjadi
sehubungan dengan pelaksaan suatu usaha jasa
konstruksi antara para pihak tersebut dalam suatu
kontrak konstruksi atau disebut juga contruction dispute.
Bahwa sengketa dibidang hukum perdata dapat melalui
Pengadilan Negeri setempat ataupun sesuai dengan
undang-undang No.30/199 pasal 6 dapat juga
diselesaikan melaui arbitrase.
1)
2)
IV. PEMBAHASAN
Bahwa didalam membahas makalah ini penulis mengajukan teori perjanjian sebagaimana
terdapat didalam pasal 1320/BW demikian isinya :
Untuk
1.
2.
3.
4.
Bahwa didalam hukum perjanjian berlaku sekurang-kurangnya ada 3 prisnsip/ asas yang
bersifat universal yaitu :
1) Asas Konsensualisme, yang berarti bahwa hal-hal itu terjadi melalui persesuaian kehendak
atau Consensus para pihak.
2) Asas kekuatan mengikat persetujuan, dimana para pihak harus memenuhi apa yang mereka
terima sebagai kewajiban masing-masing atau sebagaimana isi pasal 1338/ ayat 1 (KUH
Perdata) yang menyatakan bahwa :
Persetujuan merupakan undang-undang bagi pihak-pihak yang mengadakannya (Vide
Yurisprudensi MARI Nomor 117K/Sip/1971 tanggal 02 Juni 1971Perjanjian adalah Undangundang bagi kedua belah pihak.
PENYELESAIAN PERSELISIHAN KONTRAK KONSTRUKSI MELALUI PENGADILAN
3) Asas kebebasan berharkat, yang menyatakan bahwa setiap orang bebas mengadakan
persetujuan dengan siapa saja yang dikehendakinya, menentukan isi daya kerja dan
persyaratan-persyaratan persetujuan sesui dengan pandangan sendiri,menuangkan dalam
bentuk tertentu atau tidak tunduk pada ketentuan-ketentuan per-undang2 an tertentu yang
dipilih.Dan asas ini sangat kuat hubungannya dengan asas konsesualisme.
Bahwa GROTIUS mencari dasar Konsenris itu dalam Hukum Kodrat dengan mengatakan
bahwa janji itu mengikat (pacta smit servarda) dan kita harus memenuhi janji kita
(promissorium implemdorium obligate).
Selanjutnya HANS .WEHBERG menyatakan bahwa pacta smit servarda sebagai prinsip dasar
hukum (general principle of law) ditemukan dalam semua bangsa.
Bahwa berdasarkan asas ini setiap pihak dalam perjanjian bertanggung jawab untuk hal-hal
yang tidak dijalankan, meskipun kegagalan itu diluar jkekuasaannya dan tidak dapat dilihat
lebih dahulu pada waktu penandatangan perjanjian.Sebelum membuka tentang penyelesaian
perselisihan kontrak konstruksi melalui Pengadilan, maka perjanjian akan menjelaskan tentang
hukum Kontrak.
Menurut SOEGINO DIRDJOSISWARNO, definisi kontrak adalah sebagai berikut :
Suatu janji atau seperangkat janji-janji dan akibat pengingkaran atau pelanggaran atasnya
hukum memberikan pemilihan atau menetapkan kewajiban bagi yang ingkar janji disertai sanksi
untuk pelaksanaannya.
Sedangkan BLACKS LAW DICTIONARYmemberikan definisi kontrak sebagai berikut :
An agreement between two or more
parties creating obligations that are
enforceable
or
otherwise
recognizable at law (atau suatu
perjanjian antara 2 (dua) atau lebih
pihak yang menimbulkan kewajiban
yang dapat ditegakkan atau diakui
oleh hukum.
Principles of the Law of Contract The term contract has been used indifferently to
refer to three different things (1) the series of operative acts by the parties resulting
for new legal relations; (2) the physical document executed by the parties as the
lasting evidence of their having performed the necessary operationve acts and also
as an operative fact in itself; (3) the legal relations resulting from the operative
acts, consisting of a right or rights in personam and their corresponding duties,
PENYELESAIAN PERSELISIHAN KONTRAK KONSTRUKSI MELALUI PENGADILAN
accompanied by certain pow ers, privileges and immunities. The sum of these legal
relations is often called obligation
Bahwa istilah kontrak digunakan secara acak juga untuk menyatakan 3 (tiga) macam hal yaitu :
a. Satu rangkaian tindakan-tindakan operasional
dan Para Pihak yang menimbulkan hubungan
hukum baru.
b. Dokumen yang dilaksanakan oleh Para Pihak
sebagai bukti akhir telah dijalankannya oleh
Para Pihak tindakan-tindakan operasional
tersebut.
c. Dan hubungan hukum akibat dari tindakan
operasional yang terdiri dari hak atau hak-hak
pribadi dan kewajibannya yang disertai dengan
kekuasaan, hak istimewa dan kekebalan dan
hubungan hukum ini sering disebut kewajiban.
Kemudian, SAMUEL WILLISTON dalam Blacks Law
Dictionary menyatakan bahwa kontrak adalah suatu janji, atau satu rangkaian janji, di mana
hukum akan berlaku mutlak kalau ingkar, yang menurut hukum hal tersebut merupakan tugas.
Bahwa penyelesaian perselisihan kontrak dapat dilakukan dengan cara melalui Pengadilan
Negeri. Bahwa penyelesaian perselisihan kontrak konstruksi melalui Pengadilan Negeri, dimana
tahap-tahapnya adalah sebagai berikut :
1. Pendaftaran Gugatan oleh Penggugat
2. Berdasarkan peraturan Mahkamah Agung/PERMA Nomor : 2/ Tahun 2003 tentang
prosedur mediasi di Pengadilan Negeri definisi sebagai berikut :
- Penyelesaian sengketa melalui proses perundingan Para Pihak dengan dibantu oleh
mediator
- Bahwa mediasi dilaksanakan melalui suatu perundingan yang melibatkan pihak
ketiga yang bersikap netral (non intervensi) dan tidak berpihak (impartial) kepada
pihak-pihak yang bersengketa serta diterima kehadirannya oleh pihak-pihak yang
bersengketa.
3. Bahwa mediator ditunjuk oleh Ketua Majelis Hakim dan persidangan ditunda selama
40(Empat puluh) hari untuk mediasi dan apabila tidak tercapai kejahatan mediasi. Maka
perkara berjalan terus sampai dengan Putusan (Jawaban, Replik, Duplik, Bukti-bukti,
Saksi-saksi, Kesimpulan).
4. Apabila Putusan telah memperoleh kekuatan hukum yang tetap dan pasti. Maka putusan
tersebut dapat dilaksanakan eksekusinya.
V. PENUTUP
KESIMPULAN..
Menjawab permasalahan tersebut diatas maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.
2.
SARAN..
Bahwa saran penulis adalah mengenai moralitas yang seharusnya berada diatas posisi hukum
sebab, sehebat apapun juga perjanjian konstruksi yang dibuat oleh para pihak yang
seyogyanya harus menempatinya (Asas Pacta Sunt Servanda) tetapi apabila moralitasnya
rendah, maka dispute/sengketa akan terus terjadi diantara para pihak yang membuat kontrak.
Oleh karena itu setiap menyusunan kontrak konstruksi yang sangat penting diketahui adalah
penyusunan kontrak konstruksi secara baik dan benar dan sangat teliti untuk mengurangi
sengketa dikemudian hari dan pihak-pihak yang mengadakan kontrak konstruksi tersebut
haruslah mengacu kepada :
-
Demikianlah artikel ini dipersembahkan oleh Penulis untuk kita semuanya.Dan tidak lupa penulis
mengutip apa yang dikatakan oleh Justice Oliver W endell Holmers sebagai berikut:
PERADAPAN AKAN BERHENTI KETIKA PEMBACA TERAKHIR TELAH BERHENTI
MEMBACA
Advokat - Kurator - Mediator Dosen - Konsultan HKI Saksi Ahli Hukum Pidana - Ketua Litbang AAI-Anggota Litbang PERADIDosen Pasca Sarjana Universitas Jayabaya Fakultas Hukum
dan Pasca Sarjana Fakultas Notariat Pasca Sarjana Doktoral STT IKAT Dosen Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Palembang
Dosen Pasca Sarjana Universitas Kristen Indonesia (UKI) Dosen Pasca Sarjana Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (IBLAM)
BAHAN BACAAN:
1.
Holy Bible.
2.
UUD 1945
3.
4.
5.
Ir. Madjedi Hasan., MPE., MH. Pacta Sunt Servanda, Penerapan Asas Janji itu
Mengikat dalam Kontrak Bagi Hasil di Bidang Minyak dan Gas Bumi.
6.
7.
8.
9.
PENDAHULUAN
Kegagalan bangunan secara legal telah ditetapkan oleh UU RI no. 18 tahun 1999,
tentang Jasa Konstruksi di Bab IV, pasal 25 yang kemudian dilanjutkan
penjelasannya dalam PP no. 29 tahun 2000, tentang penyelenggaraan konstruksi di
Bab V pasal 34, yaitu sbb:
Kegagalan Bangunan merupakan keadaan bangunan yang tidak
berfungsi baik secara keseluruhan maupun sebagian dari segi teknis,
manfaat, keselamatan dan kesehatan kerja dan atau keselamatan umum
sebagai akibat kesalahan Penyedia Jasa dan atau Pengguna Jasa
setelah penyerahan akhir pekerjaan konstruksi.
Kata kuncinya adalah Tidak berfungsi baik secara keseluruhan maupun
sebagian dan terjadi setelah penyerahan akhir pekerjaan konstruksi. Batas waktu
sampai kapan serta berapa besar tanggung jawab itu nantinya, tergantung pada hukum
dan aturan yang berlaku temasuk kesepakatan kontrak dengan asuransi terkait.
Setelah UU diterbitkan, pihak Asuransi dan masyarakat mempertanyakan: Apa
kriteria atau Tolok Ukur Kegagalan Bangunan tersebut?. Pada prinsipnya Asuransi
*
Ingin mengukur dan menghitung resiko. Tanpa itu, perlindungan untuk semua pihak
termasuk masyarakat, pengguna jasa dan penyedia jasa praktis tidak mungkin didapat.
Ini menjadi salah satu sebab mengapa hingga saat ini belum ada perlindungan
asuransi untuk penyedia jasa di periode pasca konstruksi.
Rumusan kriteria kegagalan bangunan untuk bidang dan sub-bidang yang telah
disepakati adalah:
Bidang Arsitektur
1. Sub bidang Arsitektur
2. Sub bidang Desain Interior
3. Sub bidang Arsitek Lanskap
4. Sub bidang Teknik Iluminasi.
Bidang Sipil
1. Sub bidang Teknik Sipil
2. Sub bidang Struktur
3. Sub bidang Transportasi.
4. Sub bidang Sumber Daya Air
5. Sub bidang Geoteknik
6. Sub bidang Bendungan Besar.
Bidang Mekanikal.
1. Sub bidang Teknik Mesin
2. Sub bidang Sistem Tata Udara dan Refrigrasi.
3. Sub Bidang Plambing
4. Sub bidang Sistem Transportasi didalam Gedung.
Bidang Elektrikal
1. Sub bidang Teknik Tenaga Listrik
2. Sub Bidang Elektronika dan Komunikasi.
Bidang Lain-Lain
1. Sub bidang Manajemen.
2. Sub bidang Perawatan Bangunan.
Kriteria kegagalan dari masing-masing bidang dan sub-bidang tadi, kini sedang dalam
proses disiapkan untuk menjadi bagian dari kelengkapan Undang-Undang, yaitu melalui
LPJKN untuk kemudian diberlakukan oleh Departemen terkait yang dalam hal ini adalah
Departemen Pekerjaan Umum.
Pada prinsipnya, kriteria kegagalan bangunan menerapkan tolok ukur teknis sesuai
Undang-Undang, yaitu:
1.
Bila terjadi kegagalan bangunan akibat perencanaan, maka tenaga ahli atau
konsultan pelaksanaan yang bertanggung jawab.
2.
Bila trejadi kegagalan bangunan akibat pelaksanaan yang tidak sesuai dengan
perencanaan.maka Pelaksana atau Kontraktor yang bertanggung Jawab.
3.
4.
5.
Bila terjadi kegagalan akibat hasil test bahan yang tidak sesuai dengan yang
diminta didalam dokumen perencanaan, maka Kekeliruan ini bisa diakibatkan
oleh kekeliruan pihak pelaksana atau pengawas.
6.
Hampir Seluruh Bakuan Kompetensi yang kita miliki (19 buah) berbasiskan
bakuan kompetensi internasional. Ini ditujukan agar penerimaan terhadap tenaga ahli
Indonesia didalam maupun diluar negeri meningkat lebih baik.
Dengan memiliki perangkat persyaratan tadi, respek Internasional terhadap sektor
jasa konstruksi Indonesia akan meningkat, karena kita sudah melaksanakan sama
dengan apa yang dipraktekkan di negara tetangga. Ingat, bulan Desember 2005 yang
lalu para Menteri 10 Negara ASEAN telah menyepakati Mutual Recognition
Agreement (MRA) di Bidang Engineering dimana dengan sertifikat nasional yang
dimiliki oleh setiap negara, plus syarat tambahan lainnya, tenaga ahli indonesia
berhak untuk praktek di Negara ASEAN sebagai ASEAN Chartered Professional
Engineers (ACPE).
Yang kesemuanya itu menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari keseluruhan proses.
Saat ini terdapat 50 Penilai Ahli yang tersebar di seluruh Indonesia. Workshop dan
penilaian serta sertifikasi penilai ahli dilakukan oleh LPJKN dibantu oleh Tim Ahli
Penilai berkriteria manggala.
Bila semua tersebut diatas dilaksanakan, maka akan terjadi perubahan yang
cukup besar didalam dunia konstruksi di Indonesia. Hal yang diharapkan akan
Mutu
Peran asuransi sebagai upaya pengalihan resiko pada pihak ketiga akan
lebih tampil lagi. Diharapkan akan dapat dilaksanakan dalam waktu yang
tidak terlampau lama lagi, Asuransi Pasca-Construksi dan Profesional
Indemnity Insurance (PII).
Demikian kami sampaikan suatu perkembangan baru yang telah mulai dirintis
sejak tahun 2008 oleh LPJK untuk disempurnakan sambil didiskusikan bersama agar
bisa dilaksanakan sepenuhnya.
INKINDO
DKI JAKARTA
LEMBAGA
PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI
PROPINSI DKI JAKARTA
Jakarta Construction Services Development Board
FAKULTAS TEKNIK
Sertifikat
Diberikan Kepada :
Dalam Acara :
Fakultas Teknik
Universitas Kristen Indonesia