Askep Ca Vulva
Askep Ca Vulva
2.
KONSEP PENYAKIT
Definisi
Carcinoma vulva adalah suatu keganasan pada pertumbuhan sel pada area vulva
yang menyerang wanita berusia berkisar antara 50 70 tahun, umum ditemukan pada
penderita golongan social ekonomi rendah (Sjamsuhidajat, 1997).
Tumor dapat ditemukan dimana mana, di vulva dan dapat berbentuk eksofitis.
Sering tumor bertukak dengan infiltrasi ke jaringan yang jauh terutama ke vagina, uretra,
perineum, anus dan rectum. Diagnosis hanya dapat ditegakkan dengan pemeriksaan
histologik. Metastasis umumnya menuju ke kelenjar limfe femoral dan inguinal, unilateral
atau bilateral, dan selanjutnya ke kelenjar iliaka ekstren dan intern.
Etiologi
Tidak diketahui secara pasti, diduga karena adanya factor iritasi ekstern dan kronik atau
pada kasus-kasus seperti:
a.
Penyakit kelamin (granuloma inguinal) yang menyebabkan vulvitis kronik.
b.
Lesi-lesi kronik menimbulkan gatal, kadang-kadang multifokal dari vulva
(leukoplakia dan kraurosis).
3.
Patofisiologi
Pembengkakan
Neoplasma
(tumor)
Maligna
(kanker)
non-neoplasma
Benigna
Karsinoma
Kista
Radang
Hipertrofi
Sarkoma
Menyebar
Kontinuitatum
Limfogen
Hematogen
Sal limfe
kapiler darah
Infiltrasi ke organ
sekitar
metastasis kel.
Limf. Regional
Implantasi transluminal
Dinding sal suatu system
(sal cerna, kemih, nafas)
V. porta, v. kava,
v. pulmonalis
Iatrogenik
Tindakan medik
Metastasis
Hati, paru, pleura,
Organ lain, rongga tubuh
peritoneum, omentum,
ovarium, tulang, kulit,
otak, sumsum tulang,
kel. Limfe.
4.
Manifestasi Klinis
Penderita telah menopause.
Nyeri pada waktu miksi.
Rasa ada benjolan dengan atau tanpa mengeluarkan cairan atau darah.
Iritasi vulva lama dengan:
1)
Pruritus.
2)
Perdarahan sedikit.
e.
Tanda seperti dermatitis.
a.
b.
c.
d.
f.
1)
2)
g.
h.
5.
a.
b.
Tanda lanjut:
Tumor bunga kol.
Tukak
Pembesaran kelenjar limfe lipat paha.
Untuk diagnosis diperlukan biopsi.
6.
a.
Penetapan Stadium
Menurut klasifikasi FIGO:
Stadium I : tumor terbatas pada vulva dan atau peritoneum, diameter terbesar
maksimal 2 cm, kelenjar inguinal negative.
Stadium Ia : kedalaman invasi kurang dari 1 mm.
Stadium Ib : Kedalaman invasi lebih dari 1 mm.
Stadium II : Tumor terbatas pada vulva dan atau perineum, diameter lebih besar
daripada 2 cm, kelenjar inguinal negative.
Stadium III : Tumor denagn perluasan ke bagian distal uretra dan atau vagina dan
anus, atau metastasis unilateral pada kelenjar inguinal.
Stadium IVa : Tumor denagn infiltrasi kandung kencing, selaput lender atau selaput
lender rectum atau kedua-duanya atau bagian proksimal mukosa uretra
dan atau fiksasi pada tulang atau metastasis blateral kelenjar inguinal.
Stadium IVb : Tiap metastasis jarak jauh, termasuk metastasis kelenjar limfe di pelvis.
b.
T.
TX
TO
Tis
T1
T2
T3
T4
N.
NX
NO
N1
N2
N3
M
MO
M1
7.
a.
Prognosis
Ketahanan hidup 5 tahun semua stadium memberi gambaran berikut:
a.
Stadium I: 85-95%
b.
Stadium II: 65-80%
c.
Stadium III: 25-40%
d.
Stadium IV: 0-25%
e.
Adanya metastasis kelenjar membuat prognosis lebih buruk, tetapi tidak
tanpa harapan.
B.
1.
4.
5.
nafas dalam
berbalik
turun dari tempat
tidur.
- Membebat
bagian
yang dibedah ketika
batuk.
Biarkan
pasien
mengungkapkan perasaan
tentang pengalaman ketika
pembedahan sebelumnya.
Perbaiki jika ada kekeliruan
konsep.
Lengkapi daftar aktifitas
pada daftar cek pra operasi.
6.
Tegaskan
dokter.
penjelasan
dari
2.
a.
1)
2)
3)
4)
b.
Intra operasi
Pengkajian data dasar
Kaji tingkat kesadaran pasien, vital sign setiap 5 menit.
Kaji kesiapan instrument, operator, asisten operasi
instrumentator operasi.
Kaji kesiapan obat-obat anestesi dan anafilaktik syok.
Kaji kesiapan cairan pengganti.
dan
Diagnosa keperawatan
Resiko kekurangan volume cairan b/d penurunan cardiac output
akibat penggunaan obat anestesi, perdarahan durante operasi.
2)
Resiko hipotermi b/d pembedahan lama dengan pengeluaran darah
atau cairan yang banyak.
1)
c.
1)
2)
4.
5.
3.
Pasca operasi
a.
Pengkajian data dasar
1)
kaji tingkat kesadaran.
2)
Ukur tanda-tanda vital.
3)
Auskultasi bunyi nafas.
4)
Kaji kulit: warna, adanya bengkak, suhu (hangat, kering, dingin,
lembab).
5)
Inspeksi status balutan.
6)
Kaji terhadap nyeri atau mual.
7)
Kaji status alat intrusive:
a)
Infus intravena: tipe cairan, kecepatan aliran, sisi infuse
terhadap tanda-tanda infiltrasi atau flebitis.
b)
Alat drainase luka.
c)
Kateter foley: selang bebas lipatan, warna dan jumlah urine,
selang ditempelkan pada paha.
d)
Selang NG untuk penghisapan: warna dan jumlah drainase.
e)
Selang dada.
8)
Periksa laporang ruang pemulihan (recovery room/RR) terhadap:
a)
adanya obat yang diberikan.
b)
Masukan dan haluaran urine.
c)
Adanya masalah khusus.
d)
Perkiraan kehilangan darah.
9)
Palpasi nadi pedalis secara bilateral.
10)
Evaluasi kembalinya refleks gag.
11)
Periksa laporan operasi terhadap tipe anestesi yang diberikan dan
lamanya waktu di bawah anestesi.
b.
Diagnosa keperawatan
Nyeri b/d pembedahan.
Resiko kurang volume cairan b/d dampak penggunaan obat anestesi
terhadap penurunan cardiac output, perdarahan intra operasi.
3)
Kurang perawatan diri b/d keterbatasan mobilitas fisik skunder
terhadap pembedahan.
1)
2)
c.
1)
3)
Jelaskan
prosedur
pasca Pengetahuan
dapat
meningkatkan
operasi yang harus ditaati kerjasama pasien sehingga membnatu
pasien:
pasien mentaati prosedur pasca operasi.
Berbaring
telentang
selama waktu anestesi masih
berpengaruh.
Larangan makan minum
sampai peristaltic usus baik
pada
anestesi
dengan
inhalasi.
Telentang 24 jam pada
penggunaan anestesi SAB,
boleh miki/mika tapi tidak
boleh duduk.
Boleh minum sedikit bila
sudah sadar baik.
DAFTAR PUSTAKA
1.
ASUHAN KEPERAWATAN
PRE INTRA DAN PASCA OPERASI
PADA PASIEN NY. J. DENGAN CA VULVA
POST VULVECTOMY PRO GROIN DISSECTION
DI RUANG OK 508 GBPT L. 5, RSUD DR. SOETOMO SURABAYA
TANGGAL 19 FEBRUARI 2002
PENGKAJIAN
A. PRA OPERASI
Pengkajian dilaksanakan pada tanggal 19 Februari 2002 pada pukul 07.00 WIB.
1. Identitas
Nama
: Ny. J
Tgl MRS
: 17-2- 2002
Umur
: 47 tahun
Register
: 10113448
Jenis kelamin
:perempuan
Diagnose
: Ca vulva post vulvectomy
Suku Bangsa : Jawa
pro groin dissection.
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Tani.
Pendidikan
: SD
Alamat
: Desa Cepet Rt 1/RW 3, Ngawi.
Keluhan utama : nyeri pada kemaluan dan keluar darah.
sebelumnya
:
Sejak lebih kurang 3 bulan yang lalu, pasien merasakan nyeri pada kemaluan hilang timbul
serta seperti tumbuh benjolan pada kemaluan bagian luar, dibawa berobat ke dokter swasta
di Ngawi dan diberi obat tapi nyeri tidak berkurang. Kemudian pasien mengeluhkan keluar
darah dari kemaluan
dan nyeri dirasa semakin hebat. Pasien berobat ke RSUD Magetan dan dirujuk ke RSUD Dr
Soetomo Surabaya untuk mendapat penanganan lebih lanjut. Pasien dilakukan biopsi pada
tgl 18 Desember 2001 dengan hasil adanya keganasan. Kemudian pasien dilakuan
vulvectomy pada tanggal 16 Januari 2002 dan dilakukan pengangkatan massa tumor,
diperiksakan ke PA dan hasilnya adanya keganasan. Kemudian pasien direncanakan untuk
dilakukan groin dissection untuk mengetahui adanya metastase tumor ke kelenjar inguinalis
dan sekitranya pada tgl 19 Februari 2002 di OK GBPT Lantai V.
II Riwayat Keperawatan
2.1 Riwayat penyakit sebelumnya: Dmdan riwayat HT disangkal.
2.2 Riwayat penyakit sekarang
: pasien mengatakan takut dengan operasi yang akan
dilakukan dan bertanya mengapa harus dioperasi lagi. Pasien banyak bicara ngalur-ngidul.
2.3 Riwayat kesehatan keluarga
: Riwayat penyakit yang sama pada keluarga (-) .
2.4 Keadaan kesehatan lingkungan : tidak dikaji
2.5 Riwayat kesehatan lainnya
: taa
2.6 Alat bantu yang dipakai
Gigi palsu
: --
Trachea
: taa
Dada
:
- Bentuk
: simetris
- Gerakan
: simetris, nyeri dada (-).
Suara nafas dan lokasi
: vesikuler +/+
Jenis nafas
Batuk
Sputum
Cyanosis
Frekwensi nafas
3.2 Kardiovaskuler
Nyeri dada
Pusing
Kram kaki
Sakit kepala
Palpitasi
Clubing finger
Suara jantung
Edema
Kapilari refill
Lainnya
3.3 Persarafan
Kesadaran
GCS
Kepala dan wajah
Mata
Sklera
Konjunctiva
Pupil
Leher
Reflek fisiologis
Reflek patologis
Pendengaran
Penciuman
Pengecapan
Penglihatan
Perabaan
Lainnya
: hidung
: -: taa
: taa
: 20 x/mnt.
: taa
: taa.
: --.
: -: -:-: S1 S2 tunggal.
: taa
: 2 dtk.
: -: CM
: E4V5M6
: dbn
: anemis (-), sianosis (-).
: putih
: merah muda.
: isokor
: DVJ (-).
: dbn
: taa
: dbn
: dbn
: dbn
: dbn
: dbn
: --
Kulit:
- Warna kulit
- Akral
- Turgor
:sawo matang.
:hangat, oedem (--)
: baik
Keyakinan/kepercayaan bahwa Tuhan akan menolong dlm menghadapi situasi sakit saat
ini: sangat yakin Tuhan akan membantu kesembuhan.
Keyakinan/kepercayaan bahwa penyakit dapat disembuhkan: sangat yakin.
Persepsi thd penyebab penyakit: tidak tahu.
Pemeriksaan penunjang:
Tanggal
Jenis Pemeriksaan
18-12-2001 Biopsi jaringan tumor.
2-1-2002
Mikrobiologi urine:
1.
Jml kuman/ml/24 jam
2.
jenis kuman
3.
Kepekaan antibiotika:
Amikasin
Ampisilin
Chlorampenicol
Cotrimoxazole
Cefepime
Ceftriaxone
Nalidixic acid
Nitrofurantoin
2-1-2002
Foto thoraks
2-1-2002
7-1-2002
16-1-2002
ECG
PA jaringan post vulvectomy:
5-2-2002
Darah lengkap
Hasil
Nilai normal
Invansive keratinizing epidermoid Tidak ada.
carcinoma,
well
differentiated
dengan bentukan papil.
> 105
proteus mirabilis.
---
+
+
+
+
+
+
+
-
+
+
+
+
+
+
+
+
--
--
---
11,4-15,1
4,3-11,3
150-350
1-3
5-10
+/- 2 dtk dari C
+/- 7 dtk dari C
3,5-5,5
135-145
< 120
< 160
10-20
< 1,19
6-2-2002
ECG
SGOT: 34 U/L
SGPT: 25 U/L
Albumin: 4,8 g/dl
Irama sinus rythem.
< 31
< 31
3,6-5,2
Terapi:
Tanggal 18 Februari 2002:
Diet bubur kasar, Kanamycin 3x2 tab, Adona 3x1 ampul, Ampisilin 3x1 gr, Gentamycin 2x 80 mg,
siap GSH 2 bag, lavament, puasa mulai pk. 02.00 WIB.
ANALISA DATA:
DATA
ETIOLOGI
S: Pasien mengatakan
Kurang
takut dengan operasi
pengetahuan
yang akan dilakukan.
mengenai
O:
Pasien
banyak beberapa aspek
bertanya
tentang
pembedahan.
operasi yang akan
dilakukan,
pasien
banyak bicara ngalurngidul, skala HARS: 56
PATOFISIOLOGI
Kurang pengetahuan mengenai
beberapa aspek pembedahan
MASALAH
Ansietas
DIAGNOSA KEPERAWATAN:
Ansietas b/d kurang pengetahuan mengenai beberapa aspek pembedahan.
Data penunjang:
S: Pasien mengatakan takut dengan operasi yang akan dilakukan.
O: Pasien banyak bertanya tentang operasi yang akan dilakukan, pasien banyak bicara ngalurngidul, skala HARS: 5-6
RENCANA TINDAKAN, IMPLEMENTASI DAN EVALUASI:
Diagnosa
Keperawatan
Ansietas
b/d
kurang
pengetahuan
mengenai
beberapa aspek
pembedahan.
Data
penunjang:
S:Pasien
mengatakan
takut dengan
operasi yang
akan
dilakukan.
O:Pasien banyak
bertanya
tentang
operasi yang
akan
dilakukan,
pasien
banyak
bicara
ngalurngidul, skala
HARS: 5-6
Rencana Intervensi
Tujuan
Intervensi
Rasional
Setelah
diberikan Kaji tingkat ansietas pasien.
Membantu menentukan intervensi
asuhan keperawatan
keperawatan untuk mengatasi
selama 15 menit,
ansietas.
ansietas berkurang.
Jelaskan apa yang terjadi Pengetahuan tentang apa yang
selama periode pra operasi diperkirakan
membnatu
dan pasca operasi, termasuk mengurangi
ansietas
dan
obat-obatan pra operasi, meningkatkan kerjasama pasien
tinggal di ruang pemulihan selama pemulihan.
dan program pasca operasi.
Ajarkan
dan
usahakan Mendorong keterlibatan pasien
pasien untuk:
dalam perawatan diri pasca
- nafas dalam
operasi.
- berbalik
- turun dari tempat
tidur.
- Membebat
bagian
yang dibedah ketika
batuk.
Biarkan
pasien Dengan
mengungkapkan
mengungkapkan perasaan perasaan
membnatu
tentang pengalaman ketika memecahkan
masalah
dan
pembedahan sebelumnya. memungkinkan
pemberi
Perbaiki jika ada kekeliruan perawatan untuk mengidentifikasi
konsep.
kekeliruan yang dapat menjadi
Lengkapi daftar aktifitas sumber ketakutan.
pada daftar cek pra operasi. Daftar cek memastikan semua
aktifitas yang diperlukan sudah
lengkap.
Aktifitas
tersebut
dirancang untuk membantu pasien
siap secara fisiologis untuk
pembedahan,
sehingga
mengurangi
resiko
lamanya
penyembuhan.
Tegaskan penjelasan dari Pengulangan
tersebut
dokter.
meningkatkan
pemahaman
pasien.
Implementasi
Evaluasi
Mengkaji
tingkat
pemahaman
pasein
tentang
prosedur
operasi yang akan
dilakukan.
07.05 Menjelaskan prosedur
operasi yang akan
dilakukan
secara
sederhana.
07.10 Mengajarkan pasien
nafas dalam untuk
mengurangi nyeri.
07.15
Memberikan
kesempatan
pasien
untuk mengungkapkan
perasaannya.
Pasien
tenang,
pasien mengatakan
mengerti
dnegan
penjelasan
yang
diberikan mengenai
prosedur dan tujuan
operasi dilakukan.
07.00
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal
19-2-2002
07.20
Diagnosa Keperawatan
Ansietas b/d kurang
pengetahuan mengenai
beberapa
aspek
pembedahan.
Data penunjang:
S:Pasien
mengatakan
takut dengan operasi
yang akan dilakukan.
O:Pasien
banyak
bertanya
tentang
operasi yang akan
dilakukan,
pasien
banyak bicara ngalurngidul, skala HARS:
5-6
Evaluasi
S; Pasien mengatakan rasa takutnya agak berkurang,
pasien
mengatakan
sudah
pasrah
dan
mempercayakan kepada dokter dan perawat dalam
operasinya nanti, pasien mengatakan mengerti
dengan penjelasan yang diberikan tentang tujuan
dilakukan operasi yang kedua.
O: Pasien tenang, bicara agak berkurang, pasien
memejamkan matanya.
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan.
ETIOLOGI
Penurunan
cardiac output
akibat
penggunaan
SAB.
Pembedahan
lama.
PATOFISIOLOGI
Penggunaan SAB
Vasodilatasi
MASALAH
Resiko
kekurangan
volume cairan.
Resiko hipotermi
Diagnosa keperawatan
1. Resiko kekurangan volume cairan b/d penurunan cardiac output akibat penggunaan obat
anestesi, perdarahan durante operasi.
Data penunjang:
S: -O: TD: 100/70 mmHg, N: 80 x/mnt, HR: 92 x/mnt, RR: 16 x/mnt, anestesi SAB, hidrasi cairan
500 cc, urine 750 cc, refill time 3 dtk, perdarahan 50 cc.
2.
Resiko hipotermi b/d pembedahan lama dengan pengeluaran darah atau cairan yang
banyak.
Data penunjang:
S:-O: TD: 100/70 mmHg, N: 80 x/mnt, HR: 92 x/mnt, RR: 16 x/mnt, anestesi SAB, hidrasi cairan
1000 cc, urine 750 cc, refill time 3 dtk, perdarahan 50 cc, lama pembedahan 1 jam 30 menit.
Rencana tindakan, implementasi dan evaluasi:
Diagnosa Keperawatan
Resiko
kekurangan
volume
cairan
b/d
penurunan cardiac output
akibat penggunaan obat
anestesi,
perdarahan
durante operasi.
Data penunjang:
S: -O: TD: 100/70 mmHg, N:
80 x/mnt, HR: 92
x/mnt, RR: 16 x/mnt,
anestesi SAB, hidrasi
cairan 1000 cc, urine
750 cc, refill time 3
dtk, perdarahan 50 cc.
Resiko
hipotermi
b/d
pembedahan
lama
dengan
pengeluaran
darah atau cairan yang
banyak.
Data penunjang:
S:-O: TD: 100/70 mmHg, N:
80 x/mnt, HR: 92 x/mnt,
RR: 16 x/mnt, anestesi
SAB, hidrasi cairan 500
cc, urine 750 cc, refill
time 3 dtk, perdarahan
50 cc, lama
pembedahan 1 jam 30
menit.
Tujuan
Setelah diberikan
asuhan
keperawatan
selama
operasi
berlangsung,
kekuranagn
volume
cairan
tubuh
tidak
terjadi.
Rencana Intervensi
Intervensi
Rasional
Pantau:
Mengidentifikasi
indikasi
tanda vital setiap 5 kemajuan
atau
adanya
menit..
penyimpangan dari hasil yang
Masukan
dan diharapkan.
haluaran durante operasi.
Mengganti
kehilangan/haluaran
Berikan cairan pengganti cairan sesuai dengan jumlah
sesuai dengan haluaran dari haluaran yang terjadi untuk
urine,
penguapan, mencapai keseimbangan cairan
perdarahan serta kebutuhan tubuh.
cairan maintenance.
Mengidentifikasikan
adanay
Kaji refill time.
gangguan perfusi jaringan akibat
penurunan cardiac output akibat
penggunaan obat anestesi.
Implementasi
Evaluasi
Sediakan
selimut Anestesi
dapat
menekan
penghangat pada saat-saat hipotalamus dan mnegakibatkan
darurat untuk anestesi.
gangguan regulasi suhu tubuh.
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal
19-2-2002
10.30
19-2-2002
10.30
Diagnosa Keperawatan
Resiko kekurangan volume cairan b/d
penurunan cardiac output akibat
penggunaan
obat
anestesi,
perdarahan durante operasi.
Data penunjang:
S: -O: TD: 100/70 mmHg, N: 80 x/mnt,
HR: 92 x/mnt, RR: 16 x/mnt,
anestesi SAB, hidrasi cairan 1000
cc, urine 750 cc, refill time 3 dtk,
perdarahan 50 cc.
Evaluasi
S: -O: vital sign (TD: 100/70 mmHg, N: 92
x/mnt, HR: 96 x/mnt; RR: 18 x/mnt; S:
36,9 0C), refill time: 2 dtk.
balance cairan: urine: 1500 cc,
penguapan: 150 cc, perdarhan 50 cc
(1700 cc), cairan masuk: (2500 cc).
PASCA OPERASI
ANALISA DATA
DATA
S; Pasien mengeluh luka
operasi mulai terasa nyeri,
kaki masih dirasa berat.
O; (TD: 100/70 mmHg, N:
92 x/mnt, HR: 96 x/mnt;
RR: 18 x/mnt; skala nyeri
4, pasien tenang.
S; Pasien mengeluh haus.
O; vital sign (TD: 100/70
mmHg, N: 92 x/mnt, HR:
96 x/mnt; RR: 18 x/mnt;
S: 36,9 0C), refill time: 2
dtk.
balance cairan: urine:
1500 cc, penguapan: 150
cc, perdarhan 50 cc
(1700 cc), cairan masuk:
(2500 cc).
efek anestesi (SAB)
masih ada sampai 24 jam
pertama.
S; Pasien mengeluh kaki
masih terasa berat.
O; Efek anestesi masih ada
sampai 24 jam pertama,
anestesi SAB.
ETIOLOGI
Pembedahan
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan.
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan.
PATOFISIOLOGI
Pembedahan
MASALAH
Nyeri
Pemutusan nosiseptor
Menghantarkan rangsang
nyeri
Penurunan
cardiac output
sebagai efek
anestesi SAB.
Resiko
kekurangan
volume cairan
keterbatasan
mobilitas fisik
skunder terhadap
pembedahan.
Penggunaan SAB
Efek 24 jam pertama
berbaring telentang
(miki/mika)
Mobilitas fisik terbatas
skunder.
Perawatan diri kurang.
Kurang
perawatan diri
Diagnosa keperawatan
1. Nyeri b/d pembedahan.
Data penunjang:
S; Pasien mengeluh luka operasi mulai terasa nyeri, kaki masih dirasa berat.
O; (TD: 100/70 mmHg, N: 92 x/mnt, HR: 96 x/mnt; RR: 18 x/mnt; skala nyeri 4, pasien tenang.
2. Resiko kurang volume cairan b/d dampak penggunaan obat anestesi terhadap penurunan
cardiac output, perdarahan intra operasi.
Data penunjang:
S; Pasien mengeluh haus.
O; vital sign (TD: 100/70 mmHg, N: 92 x/mnt, HR: 96 x/mnt; RR: 18 x/mnt; S: 36,9 0C), refill
time: 2 dtk.
balance cairan: urine: 1500 cc, penguapan: 150 cc, perdarhan 50 cc (1700 cc), cairan masuk:
(2500 cc).
efek anestesi (SAB) masih ada sampai 24 jam pertama.
3.
Kurang perawatan diri b/d keterbatasan mobilitas fisik skunder terhadap pembedahan.
Data penunjang:
S; Pasien mengeluh kaki masih terasa berat.
O; Efek anestesi masih ada sampai 24 jam pertama, anestesi SAB.
Rencana Tindakan, Rasional, implementasi dan evaluasi:
Diagnosa Keperawatan
Rencana Intervensi
Tujuan
Intervensi
Rasional
.Nyeri b/d pembedahan.
Setelah
Pantau:
Mengenal indikasi kemajuan dan
Data penunjang:
diberikan
Tekanan darah, nadi penyimpangan dari hasil yang
S; Pasien mengeluh luka asuhan
dan pernafasan setiap 15 diharapkan.
operasi mulai terasa nyeri, keperawatan
menit.
kaki masih dirasa berat.
selama 1 x 24 Intensitas
nyeri
O; (TD: 100/70 mmHg, N: jam,
nyeri
dengan skala 1-10.
92 x/mnt, HR: 96 x/mnt; operasi
Tingkat kesadaran.
RR: 18 x/mnt; skala nyeri berkurang.
Jika diresepkan analgetik, Mempertahankan kadar darah
4, pasien tenang.
aturlah analgesic secara yang konsisten dari analgesic
rutin
selama
24
jam merupakan
pengendali
yang
pertama, tanpa menunggu terbaik.
pasien memintanya.
Beritahu
dokter
jika Mengindikasikan perlunya untuk
analgesic
tidak
dapat mengubah dosis, jarak, atau jenis
menghilangkan sakit.
analgesic. Juga mengindikasikan
adanya
komplikasi,
seperti
perdarahan ke bagian yang
dioperasi.
Latih teknik distraksi seperti Teknik distraksi seperti nafas
nafas dalam.
dalam
dapat
meningkatkan
relaksasi pasien dan membantu
mengontrol nyeri.
Setelah
diberikan
asuhan
keperawatan
selama operasi
berlangsung,
kekuranagn
volume cairan
tubuh
tidak
terjadi.
Pantau:
tanda vital setiap 5
menit..
Masukan
dan
haluaran durante operasi.
Berikan cairan pengganti
sesuai dengan haluaran dari
urine,
penguapan,
perdarahan serta kebutuhan
Mengidentifikasi
indikasi
kemajuan
atau
adanya
penyimpangan dari hasil yang
diharapkan.
Mengganti
kehilangan/haluaran
cairan sesuai dengan jumlah
haluaran yang terjadi untuk
mencapai keseimbangan cairan
tubuh.
Implementasi
Evaluasi
Setealh
diberikan
asuhan
keperawatan
selama
2x24
jam,
pasien
dapat
memenuhi AKS
secara mandiri
(makan, minum,
berpakaian,
mandi,
ke
kamar mandi)
cairan maintenance.
Kaji refill time.
Mengidentifikasikan
adanay
gangguan perfusi jaringan akibat
penurunan cardiac output akibat
penggunaan obat anestesi.
Membebani
pasien
dengan
aktifitas
akan
menimbulkan
frustasi.
Pengetahuan dapat meningkatkan
kerjasama
pasien
sehingga
membnatu
pasien
mentaati
prosedur pasca operasi.
11.00
menjelaskan
pada
pasien pentingnya tidur
telentang selama 24
jam sampai tgl 20-22002 (Rabu) pk 09.00
WIB, boleh miki/mika
asal jangan duduk,
tidak boleh minum
sampai
benar-benar
sadar.
11.30
membantu
pasien
miring kiri.
12.00 Mempersiapkan pasein
pindah
ke
UPI
Kandungan.
Pasien
dapat
memenuhi
kebutuhan
AKS
secara
mandir,
seperti
makan,
mandi, berpakaian,
ke akmar mandi.
Puisng (-).
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal
Diagnosa Keperawatan
19-2-2002 .Nyeri b/d pembedahan.
12.00
Data penunjang:
S; Pasien mengeluh luka operasi
mulai terasa nyeri, kaki masih
dirasa berat.
O; (TD: 100/70 mmHg, N: 92
x/mnt, HR: 96 x/mnt; RR: 18
x/mnt; skala nyeri 4, pasien
tenang.
19-2-2002
12.00
19-2-2002
12.00
Evaluasi
S: Pasien mengeluh nyeri masih terasa bahkan
mulai terasa keras, pasien mengatakan kaki
masih terasa berat.
O: TD: 110/70 mmHg, N: 80 x/mnt; RR: 20x/mnt,
pasien tenang.
A: Masalah belum teratasi.
P: Intervensi dilanjutkan seluruhnya.
Kurang
perawatan
diri
b/d
keterbatasan
mobilitas
fisik
skunder terhadap pembedahan.
Data penunjang:
S; Pasien mengeluh kaki masih
terasa berat.
O; Efek anestesi masih ada
sampai
24
jam
pertama,
anestesi SAB.
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN
PRE INTRA DAN PASCA OPERASI
PADA PASIEN NY. J. DENGAN CA VULVA
POST VULVECTOMY PRO GROIN DISSECTION
DI RUANG OK 508 GBPT L. 5, RSUD DR. SOETOMO SURABAYA
( Disusun Sebagai Bahan Laporan Kasus Praktek Keperawatan Profesi
di Ruang OK GBPT , RSUD Dr. Soetomo Surabaya)
Oleh:
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN
PRE INTRA DAN PASCA OPERASI
PADA PASIEN NY. J. DENGAN CA VULVA
POST VULVECTOMY PRO GROIN DISSECTION
DI RUANG OK 508 GBPT L. 5, RSUD DR. SOETOMO
SURABAYA
Pembimbing Akademik,
P a d o l i , S.KP
NIP.
21 Februari 2002
Pembimbing Ruangan,