Anda di halaman 1dari 5

Review Jurnal Topik Efisiensi dan Elastisitas Energi

Oleh Mochamad Eka Toar Raja / 041311133094


Judul : Energy efficiency in the manufacturing sector of the OECD:
Analysis of price alasticities.
Penulis : Steven Parker dan Brantley Liddle
Latar belakang dari riset tersebut adalah peran efisiensi energi yang
dianggap penting pada akhir - akhir ini. Negara negara di dunia ingin
meningkatkan penggunaan energi disertai upaya pengurangan emisi gas rumah
kaca sekaligus keamanan energi yang berkesinambungan.
Dalam riset tersebut, penulis menggunakan LDMI approach of
decomposing changes dalam pemakaian intensitas energi menjadi dua faktor yaitu
efisiensi dan perubahan struktural. Efek efisiensi dihitung dengan perubahan pada
intensitas energi dalam suatu sektor dan ditentukan oleh efisiensi energi proses
produksi, persediaan peralatan dan mesin serta bahan bakar.
Model aggregate energy intensity adalah sebagai berikut

Dimana

yaitu intensitas total manufaktur energi pada periode t.

aktivitas ekonomi pada sektor manufaktur di periode t.


pada sektor manufaktur pada waktu t.

adalah nilai

adalah konsumsi energi

merupakan konsumsi energi pada

subsektor manufaktur i pada periode waktu t.

didefinisikan sebagai

pembagian nilai ekonomi pada subsektor manufaktur i pada waktu t.


adalah intensitas energi dari subsektor manufaktur i pada waktu t.
Dalam asimetri harga, dalam banyak kasus, ketika harga naik, konsumsi
energi menurun, dan ketika harganya turun, maka konsumsi akan meningkat,
namun disisni gerakannya tidak seperti itu, sehingga bisa dikatakan asimetris.
Dalam riset tersebut data yang digunakan adalah pada OECD countries dari tahun
1980 hingga 2009.

Hasilnya menunjukkan bahwa investasi yang lebih tinggi menuntun


pengurangan intensitas energi dengan cara peralihan pada teknologi baru yang
memiliki intensitas energi rendah. Keterbukaan ekonomi menuntun pada
penurunan intensitas energi sebagai upaya agar tetap kompetitif. Spesialisasi
memiliki efek campuran yaitu berefek positif namun disisi lain juga bisa berefek
positif. Hasil observasi juga menunjukkan bahwa elastisitas harga negara negara
secara individual bernilai negatif yang mengindikasikan bahwa harga yang tinggi
berperan penting untuk mengurangi intensitas energi. Efisiensi adalah pendorong
utama untuk pengurangan reduksi dari obeservasi yang telah dilakukan.
Selanjutnya pada tahap kedua menunjukkan bahwa kenaikan harga merupakan
penentu dalam meningkatkan efisiensi tersebut dimana efek penting ini bervariasi
di seluruh negara yang di observasi.

Judul : Does Energy efficiency improve technological change and economic


growth in developing countries?
Penulis : Nicola Cantore, Massimiliano Cali, Dirk Willem te Velde
Efisiensi energi adalah salah satu kunci instrumen kebijakan pengurangan
emisi untuk mencapai target stabilisasi sesuai dengan konsensus Copenhagen.
Banyak negara berfokus pada pilihan antara efisiensi energi atau performa
ekonomi. Riset tersebut berfokus pada negara berkembang yang dimana pada
negara berkembang umumnya membutuhkan banyak intensitas energi dalam
upaya meningkatkan produksi dan konsumsi untuk meningkatkan performa
perekonomiannya.
Modelnya adalah sebagai berikut :

Dimana GDPPC adalah GDP/kapita, EI adalah GDP per unit dari pengguanaan
energi dan

adalah dummy yang akan diisi nilai 1 pada negara c. WDI berisi data

tentang GDP/intensitas energi yang menunjukkan inverse dari intensitas energi


yang dibandingkan dengan nilai positif dan negatif pada

Data yang digunakan

adalah 29 negara sedang berkembang yang datanya memenuhi untuk


dilakukannya riset ini. Periode data yang digunakan untuk observasi adalah tahun
2000 hingga 2005.
Hasilnya pada tingkat mikro menunjukkan bukti sebelumnya yaitu
diantara industri industri terdapat hubungan positif pada industri untuk menjadi
efisien energi dan peningkatan total faktor produksi. Hasil ini terutama berlaku
pada untuk sejumah besar sektor di negara berkembang seperti tekstil, garmen,
makanan, kayu, furnitur dan agro industri. Pada tingkat makro, hasilnya

menunjukkan positif dan signifikan hubungan antara intensitas energi, invers dari
energy efficiency indicator (GDP/energy consumption ratio) dan GDP per kapita.
Hasil penelitian tersebut memperlihatkan dua pesan penting. Pertama, efisiensi
energi adalah terkait dengan tingginya TFP pada sebagian besar negara
berkembang pada sektor manufaktur dalam sampel. Kedua, rata rata dari faktor
yang tidak di observasi cenderung berkorelasi dengan diantara intensitas energi
dan TFP baik dalam positif maupun negatif.

Judul : How price spikes can help overcome the energy efficiency gap.
Penulis : Johannes Mauritzen
Suatu hal yang penting dan sering menjadi bahan dalam perdebatan di
pasar energi yaitu penelitian mengenai gap efisiensi energi. Lonjakan harga sering
dipandang sebagai hal yang disayangkan bagi rumah tangga maupun pelaku
pelaku ekonomi. Dalam riset tersebut penulis berpendapat bahwa di dalam
lonjakan harga ternyata terdapat sisi lain. Sisi lain yang dimaksud adalah ketika
lonjakan harga terjadi, maka hal tersebut dapat meningkatkan publisitas di TV,
radio, surat kabar dan yang lainnya. Liputan liputan seperti itu kadang kadang
bisa juga meliput informasi dan perkiraan harga tabungan dari investasi dalam
efsiensi energi. Sehingga bisa dikatakan pelonjakan harga tersebut memiliki effect
ameliorating dalam penyediaan informasi tersebut.
Dalam riset tersebut penulis menggunakan data dari Google untuk
mengestimasi informational effect dari lonjakan harga. Periode data yang dipakai
adalah 2005. Modelnya adalah sebagai berikut :

Dimana

merepresentasikan indeks pencarian Google untuk heat pumps di

Norway pada waktu t.

merepresentasikan persentase tingkatan dari

majalah hydropower plant magazine pada minggu t.

merupakan error term.

merepresentasikan positif dan negatif deviansi dari smoothed series.


Variabel smooth merupakan level variasi dari kelancaran parameter. Kelancaran
tersebut juga termasuk regresi untuk mengontrol real price-demand effect.
Hasilnya adalah konsisten dengan ide sebelumnya yaitu bahwa lonjakan
harga akan berefek pada penyediaan informasi informasi atau perilaku bahkan
dengan rentang waktu yang sangat kecil sehingga bisa dikatakan dalam riset ini
menunjukkan hubungan yang jelas antara lonjakan harga dan pencarian heat
pumps di Norwegia. Korelasi ini kuat bahkan di dalam lonjakan harga dalam arti
sempit sekalipun.

Anda mungkin juga menyukai