Anda di halaman 1dari 18

A.

Defenisi ekologi
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme
dengan lingkungannya dan yang lainnya. Berasal dari kata Yunanioikos
("habitat") dan logos ("ilmu"). Ekologi diartikan sebagai ilmu yang
mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara
makhluk hidup dan lingkungannya. Dalam ekologi, kita mempelajari makhluk
hidup sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya.
Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan
berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor
biotik antara lain suhu, air, kelembapan, cahaya, dan topografi, sedangkan
faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan,
tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatantingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan
ekosistem yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu sistem yang
menunjukkan kesatuan.
Ekologi, biologi dan ilmu kehidupan lainnya saling melengkapi dengan
zoologi dan botani yang menggambarkan hal bahwa ekologi mencoba
memperkirakan, dan ekonomi energi yang menggambarkan kebanyakan
rantai makanan manusia dan tingkat tropik.

B. Unsur-unsur ekologi
Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan
berbagai komponen penyusunnya, yaitu unsur abiotik dan biotik. Unsur
abiotik antara lain suhu, air, kelembapan, cahaya, dan topografi, sedangkan
Unsur biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan,
tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatantingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan
ekosistem yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu sistem yang
menunjukkan kesatuan.

Unsur abiotik

Komponen abiotik adalah komponen yang tidak hidup dalam ekosistem.


Komponen abiotik dalam ekosistem mencakup faktor-faktor fisik, suhu,
cahaya matahari atau intensitas cahaya, air, tanah, ketinggian, angin, garis
lintang, kelembaban, topografi dan iklim mikro dan dan faktor edafik yang
merujuk kepada komposisi fisika atau kimia dari tanah. Semua faktor-faktor
lingkungan ini dalam suatu ekosistem mempengaruhi kehidupan dan
sebaran dari makhluk-makhluk hidup. Nilai dari pH air dan tanah misalnya
misalnya mempengaruhi sebaran dari organisma-organisma. Dalam hal ini
sebahagian bessr organisma hidup pada pH netral ataupun hampir netral
( pH 6,0-7,5 ). Beberapa tanaman tumbuh baik pada kondisi yang asam
maupun yang basa.
Unsur abiotik adalah unsur tak hidup yang meliputi faktor fisik dan kimia.
Faktor fisik utama yang mempengaruhi ekosistem adalah sebagai berikut :
a. Suhu

Suhu berpengaruh terhadap ekosistem karena suhu merupakan syarat


yang diperlukan organisme untuk hidup. Ada jenis-jenis organisme yang
hanya dapat hidup pada kisaran suhutertentu.
b. Sinar Matahari dan Intensitas cahaya
Sinar matahari mempengaruhi ekosistem secara global karena
matahari menentukan suhu. Sinar matahari juga merupakan unsur vital yang
dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai produsen untuk berfotosintesis.
c. Air
Air berpengaruh terhadap ekosistem karena air dibutuhkan untuk
kelangsungan hidup organisme. Bagi tumbuhan, air diperlukan dalam
pertumbuhan, perkecambahan, dan penyebaran biji; bagi hewan dan
manusia, air diperlukan sebagai air minum dan sarana hidup lain, misalnya
transportasi bagi manusia, dan tempat hidup bagi ikan. Bagi unsur abiotik
lain, misalnya tanah dan batuan, air diperlukan sebagai pelarut dan pelapuk.
d. Tanah
Tanah merupakan tempat hidup bagi organisme. Jenis tanah yang
berbeda menyebabkan organisme yang hidup didalamnya juga berbeda.
Tanah juga menyediakan unsur-unsur penting bagi pertumbuhan organisme,
terutama tumbuhan.
e. Ketinggian
Ketinggian tempat menentukan jenis organisme yang hidup di tempat
tersebut, karena ketinggian yang berbeda akan menghasilkan kondisi fisik
dan kimia yang berbeda.
f. Angin
Angin selain berperan dalam menentukan kelembapan juga berperan
dalam penyebaranbijitumbuhantertentu.
g. Garislintang
Garis lintang yang berbeda menunjukkan kondisi lingkungan yang
berbeda pula. Garis lintang secara tak langsung menyebabkan perbedaan
distribusi organisme di permukaan bumi. Ada organisme yang mampu hidup
pada garis lintang tertentu saja.
h. Kelembaban Udara
Kelembaban udara mempengaruhi laju penguapan atau transpirasi
tumbuhan dan laju transportasi air dari hewan-hewan. Organisme yang
dapat mengendalikan laju kehilangan air memiliki sebaran yang lebih
meluas. Organisme seperti katak, bekicot ataupun siput, cacing tanah dan
lumut yang tak dapat mengendalikan kehilangan air adalah lebih sesuai
hidup pad tempat yang lembab.
i. Topografi

Topografi adalah bentuk daripermukaan bumi. Topografi suatu tempat


menentukan suhu, intensitas cahaya dan kelembaban di tempat tersebut.
Tiga faktor topografi yang mempengaruhi sebaran ataupun distribusi dari
organisma-organisma adalah ketinggian, kemiringan dan arah. Pada
ketinggian yang tinggi hanya sedikit organisma yang hidup karena pada
tempat seperti itu suhu, tekanan udara dan kelembaban udara rendah.
j. Iklim Mikro
Iklim mikro merujuk kepada iklim di suatu habitat kecil,misalnya iklim
dalam tanah, iklim di bawah sebuah pohon besar atau pada sebuah batu
besar. Suhu, kelembaban dan dan intensitas cahaya pada habitat kecil tadi
berbeda dengan suhu, kelembaban dan intensitas cahaya yang ada di
sekitarnya. Setiap jenis makhluk hidup mencari habitat yang mempunyai
iklim mikro yang sesuai baginya.

Unsur biotik

Komponen biotik dari lingkungan adalah semua makhluk hidup yang


terdapat pada suatu lingkungan ataupun ekosistem. Komponen biotik ini
digolongkan kedalam tiga kelompok yakni : produsen, konsumen, dan
pengurai ( dekomposer ). Tumbuhan hijau daun adalah produsen karena
mereka dapat mensintesa makanan ( karbohidarat ) dengan menggunakan
CO2, H2O,dan energi matahari dari melalui proses fotosintesa. Konsumen
adalah organisme-organisme yang memakan tumbuhan dan organisme yang
lain. Konsumen lebih lanjut dibedakan menjadi konsumen primer dan
sekunder.
Konsumen primer adalah herbivor yang secara langsung memakan
tumbuhan, sedangkan konsumen sekunder adalah karnivor yang secara
langsung memakan konsumen primer.sedangkan konsumen tertier adalah
karnivir ataupun omnivor yang memakan konsumen sekunder.
Dekomposer adalah bakteri dan fungi yang menguraikan tumbuhan dan
hewan yang telah mati menjadi senyawa yang sederhana
Unsur biotik juga meliputi tingkatan-tingkatan organisme yang meliputi
individu, populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfer. Tingkatan-tingkatan
organisme makhluk hidup tersebut dalam ekosistem akan saling
berinteraksi, saling mempengaruhi membentuk suatu sistemyang
menunjukkan kesatuan.
A.Individu
Individu merupakan organisme tunggal seperti : seekor tikus, seekor
kucing, sebatang pohon jambu, sebatang pohon kelapa, dan seorang
manusia. Dalam mempertahankan hidup, seti jenis dihadapkan pada
masalah-masalah hidup yang kritis. Misalnya, seekor hewan harus
mendapatkan makanan, mempertahankan diri terhadap musuh alaminya,
serta memelihara anaknya. Untuk mengatasi masalah tersebut, organisme
harus memiliki struktur khusus seperti : duri, sayap, kantung, atau tanduk.
Hewan juga memperlihatkan tingkah laku tertentu, seperti membuat sarang

atau melakukan migrasi yang jauh untuk mencari makanan. Struktur dan
tingkah laku demikian disebut adaptasi.
Ada bermacam-macam adaptasi makhluk hidup terhadap
lingkungannya, yaitu: adaptasi morfologi, adaptasi fisiologi, dan adaptasi
tingkah laku.
1. Adaptasi morfologi
Adaptasi morfologi merupakan penyesuaian bentuk tubuh untuk
kelangsungan hidupnya. Contoh adaptasi morfologi, antara lain sebagai
berikut.
a.Gigi-gigi khusus
Gigi hewan karnivora atau pemakan daging beradaptasi menjadi
empat gigi taring besar dan runcing untuk menangkap mangsa, serta gigi
geraham dengan ujung pemotong yang tajam untuk mencabik-cabik
mangsanya.
b. Moncong
Trenggiling besar adalah hewan menyusui yang hidup di hutan rimba
Amerika Tengah dan Selatan. Makanan trenggiling adalah semut, rayap, dan
serangga lain yang merayap. Hewan ini mempunyai moncong panjang
dengan ujung mulut kecil tak bergigi dengan lubang berbentuk celah kecil
untuk mengisap semut dari sarangnya. Hewan ini mempunyai lidah panjang
dan bergetah yangdapat dijulurkan jauh keluar mulut untuk menangkap
serangga.
c. Paruh
Elang memiliki paruh yang kuat dengan rahang atas yang melengkung
dan ujungnya tajam. Fungsi paruh untuk mencengkeram korbannya.
Perhatikan
d. Daun
Tumbuhan insektivora (tumbuhan pemakan serangga), misalnya
kantong semar, memiliki daun yang berbentuk piala dengan permukaan
dalam yang licin sehingga dapat menggelincirkan serangga yang hinggap.
Dengan enzim yang dimiliki tumbuhan insektivora, serangga tersebut akan
dilumatkan, sehingga tumbuhan ini memperoleh unsur yang diperlukan.
e. Akar
Akar tumbuhan gurun kuat dan panjang,berfungsi untuk menyerap air
yang terdapat jauh di dalam tanah. Sedangkan akar hawa pada tumbuhan
bakau untuk bernapas.
2. Adaptasi fsiologi
Adaptasi fisiologi merupakan penyesuaian fungsi fisiologi tubuh untuk
mempertahankan hidupnya. Contohnya adalah sebagai berikut.
a. Kelenjar bau

Musang dapat mensekresikan bau busukdengan cara menyemprotkan


cairan melalui sisi lubang dubur. Sekret tersebut berfungsi untuk
menghindarkan diri dari musuhnya.
b. Kantong tinta
Cumi-cumi dan gurita memiliki kantong tinta yang berisi cairan hitam.
Bila musuh datang, tinta disemprotkan ke dalam air sekitarnya sehingga
musuh tidak dapat melihat kedudukan cumi-cumi dan gurita.
c. Mimikri pada kadal
Kulit kadal dapat berubah warna karena pigmen yang dikandungnya.
Perubahan warna ini dipengaruhi oleh faktor dalam berupa hormon dan
faktor luar berupa suhu serta keadaan sekitarnya.
3. Adaptasi tingkah laku
Adaptasi tingkah laku merupakan adaptasi yang didasarkan pada
tingkah laku. Contohnya sebagai berikut :
a.Pura-pura tidur atau mati
Beberapa hewan berpura-pura tidur atau mati, misalnya tupai Virginia.
Hewan ini sering berbaring tidak berdaya dengan mata tertutup bila didekati
seekor anjing.
b.Migrasi
Ikan salem raja di Amerika Utara melakukan migrasi untuk mencari
tempat yang sesuai untuk bertelur. Ikan ini hidup di laut. Setiap tahun, ikan
salem dewasa yang berumur empat sampai tujuh tahun berkumpul di teluk
disepanjang Pantai Barat Amerika Utara untuk menuju ke sungai. Saat di
sungai, ikan salem jantan mengeluarkan sperma di atas telur-telur ikan
betinanya. Setelah itu ikan dewasa biasanya mati. Telur yang telah menetas
untuk sementara tinggal di air tawar. Setelah menjadi lebih besar mereka
bergerak ke bagian hilir dan akhirnya ke laut.

C. Pembagian lingkungan
Secara Umum Lingkungan hidup dibagi menjadi tiga, yaitu :
1) Lingkungan Hidup Alami
Merupakan Lingkungan bentukan alam yang terdiri dari beberapa
sumber alam dan ekosistem dengan komponen-komponennya , bauk fisik ,
biologis , maupun maupun berbagai proses alamiah yang menentukan
kemampuan dan fungsi ekosistem dalam mendukung kehidupan. Lingkungan
Hidup Alami bersifat dinamis karena memiliki tingkat heterogenitas
organisme yang sangat tinggi . Segala proses yang terjadi di dalam
lingkungan alami terjadi dengan sendirinya dan dalam keadaan tetap
seimbang.

contoh lingkungan hidup alami adalah HUTAN PRIMER segala kehidupan dan
isinya belum terkena campur tangan manusia
2) Lingkungan Hidup Buatan
Lingkungan ini mencakup buatan manusia yang dibangun dengan
bantuan teknologi baik sederhana maupun modern . Kebutuhan hidup
manusia cenderung bertambah memaksa manusia untuk mengubah
lingkungan hidup alami sehingga dapat dimanfaatkan . Lingkungan ini
bersifat kurang beranekaragam karena keberadaannya selalu diselaraskan
dengan kebutuhan manusia . Lingkungan hidup ini pada akhirnya dapat
merusak keseimbangan , keselarasan , dan kelestarian yang semuanya
terdapat dalam lingkungan alam . Hukum yang terdapat di alam mulai
terganggu yang menghilangkan hakikat pokok kehidupan yang saling
tergantung dan terikat
3) lingkungan Hidup Sosial
Terbentuk karena adanya interaksi sosial dalam masyarakat . Didalam
lingkungan ini terjadi interaksi dan berbagai proses lainnya, baik antar
individu, individu dengan masyarakat, individu dengan budaya, maupun
antar kelompok masyarakat . Lingkungan hidup ini dapat membentuk
lingkungan hidup binaan tertentu yang bercirikan perilaku manusia sebagai
makhluk sosial.

D.Lingkup ekologi arsitektur


Ekologi arsitektur adalah keselarasan antara bangunan dengan alam
sekitarnya, mulai dari Atmosfer, biosfer, Lithosfer serta komunitas. Unsurunsur ini berjalan harmonis menghasilkan kenyaman, kemanan, keindahan
serta ketertarikan. Eko arsitektur telah lama diterapkan di Eropa, Amerika
dan Asia tentunya, dimulai dengan perencanaan resort, villa, lodge, dan
taman yang bertujuan sebagai tempat peristirahatan, rekreasi, camping
ground,atau lainnya, sementara nilai nilai ekologi adalah kewajiban yang
dibawa ke dalamnya. Namun, setelah semakain banyak timbulnya bencana,
nilai-nilai ekologi diterapkan kembali sebagai suatu prioritas.
Prinsip-prinsip ekologi sering berpengruh terhadap arsitektur (Batel Dinur,
Interweaving Architecture and Ecology - A theoritical Perspective). Adapun
prinsip-prinsip ekologi tersebut antara lain :
a. Flutuation

Prinsip fluktuasi menyatakan bahwa bangunan didisain dan dirasakan


sebagai tempat membedakan budaya dan hubungan proses alami.
Bangunan seharusnya mencerminkan hubungan proses alami yang terjadi di
lokasi dan lebih dari pada itu membiarkan suatu proses dianggap sebagai
proses dan bukan sebagai penyajian dari proses, lebihnya lagi akan berhasil
dalam menghubungkan orang-orang dengan kenyataan pada lokasi tersebut.
b. Stratification
Prinsip stratifikasi menyatakan bahwa organisasi bangunan seharusnya
muncul keluar dari interaksi perbedaan bagian-bagian dan tingkat-tingkat.
Semacam organisasi yang membiarkan kompleksitas untuk diatur secara
terpadu.
c. Interdependence (saling ketergantungan)
Menyatakan bahwa hubungan antara bangunan dengan bagiannya
adalah hubungan timbal balik. Peninjau (perancang dan pemakai) seperti
halnya lokasi tidak dapat dipisahkan dari bagian bangunan, saling
ketergantungan antara bangunan dan bagian-bagiannya berkelanjutan
sepanjang umur bangunan.
Eko arsitektur menonjolkan arsitektur yang berkualitas tinggi meskipun
kualitas di bidang arsitektur sulit diukur dan ditentukan, takada garis batas
yang jelas antara arsitektur yang bermutu tinggi dan arsitektur yang biasa
saja. Fenomena yang ada adalah kualitas arsitektur yang hanya
memperhatikan bentuk dan konstruksi gedung dan cenderung kurang
memperhatikan kualitas hidup dan keinginan pemakainya, padahal mereka
adalah tokoh utama yang jelas.
Dalam pandangan eko-arsitektur gedung dianggap sebagai makhluk
atau organik, berarti bahwa bidang batasan antara bagian luar dan dalam
gedung tersebut, yaitu dinding, lantai, dan atap dapat dimengerti sebagai
kulit ketiga manusia (kulit manusia sendiri dan pakaian sebagai kulit pertama
dan ke dua). Dan harus melakukan fungsi pokok yaitu bernapas, menguap,
menyerap, melindungi, menyekat, dan mengatur (udara, kelembaban,
kepanasan, kebisingan, kecelakaan, dan sebagainya). Oleh karena itu sangat
penting untuk mengatur sistem hubungan yang dinamis antara bagian
dalam dan luar gedung. Dan eko-arsitektur senantiasa menuntut agar arsitek
(perencana) dan penguna gedung berada dalam satu landasan yang jelas.
Pada perkembangannya ekoarsitektur disebut juga dengan istilah
greenarchitecture (arsitektur hijau) mengingat subyek arsitektur dan
konteks lingkungannya bertujuan untuk meningkatkan kualitas dari hasil
arsitektur dan lingkungannya. Dalam perspektif lebih luas, lingkungan yang
dimaksud adalah lingkungan global alami yang meliputi unsur bumi, udara,
air, dan energi yang perlu dilestarikan. Ekoarsitektur atau arsitektur hijau ini
dapat disebut juga sebagai arsitektur hemat energi yaitu salah satu tipologi
arsitektur yang ber-orientasi pada konservasi lingkungan global alami.
DASAR-DASAR EKO-ARSITEKTUR

Dalam eko-arsitektur terdapat dasar-dasar pemikiran yang perlu diketahui,


antara lain :
1.

Holistik

Dasar eko-arsitektur yang berhubungan dengan sistem keseluruhan, sebagai


satu kesatuan yang lebih penting dari pada sekedar kumpulan bagian.
2.

Memanfaatkan pengalaman manusia

Hal ini merupakan tradisi dalam membangun dan merupakan pengalaman


lingkungan alam terhadap manusia.
3. Pembangunan sebagai proses dan bukan sebagai kenyataan tertentu
yang statis.
4. Kerja sama antara manusia dengan alam sekitarnya demi keselamatan
kedua belah pihak.

Dengan mengetahui dasar-dasar eko-arsitektur di atas jelas sekali


bahwa dalam perencanaan maupun pelaksanaan, eko-arsitektur tidak dapat
disamakan dengan arsitektur masa kini. Perencanaan eko-arsitektur
merupakan proses dengan titik permulaan lebih awal. Dan jika kita
merancang tanpa ada perhatian terhadap ekologi maka sama halnya dengan
bunuh diri mengingat besarnya dampak yang terjadi akibat adanya klimaks
secara ekologi itu sendiri. Adapun pola perencanaan eko-arsitektur yang
berorientasi pada alam secara holistik adalah sebagai berikut :

a. Penyesuaian pada lingkungan alam setempat.


b. Menghemat energi alam yang tidak dapat diperbaharui dan mengirit
penggunaan energi.
a.

Memelihara sumber lingkungan (air, tanah, udara).

b. Memelihara dan memperbaiki peredaran alam dengan penggunaan


material yang masih dapat digunakan di masa depan.
c. Mengurangi ketergantungan pada pusat sistem energi (listrik, air) dan
limbah (air limbah, sampah).

d. Penghuni ikut secara aktif dalam perencanaan pembangunan dan


pemeliharaan perumahan.
e.

Kedekatan dan kemudahan akses dari dan ke bangunan.

f.

Kemungkinan penghuni menghasilkan sendiri kebutuhan sehari-harinya.

g. Menggunakan teknologi sederhana (intermediate technology), teknologi


alternatif atau teknologi lunak.
UNSUR-UNSUR POKOK EKO-ARSITEKTUR
Unsur-unsur alam yang dijadikan pedoman oleh masyrakat tradisional
antara lain udara, air, api, tanah (bumi), merupakan unsur-unsur pokok yang
sangat erat dengan kehidupan manusia di bumi. Dalam kehidupan
masyarakat modern pun juga harus tetap memperhatikan unsur-unsur
tersebut karena sedikit saja penyalahgunaan unsur alam tersebut besar
akibatnya terhadap keseimbangan ekologis. Adapun unsur-unsur pokok ekoarsitektur dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Apabila Ekologi tidak diterapkan dalam dunia Arsitektur


Salah satu aspek penting dalam disain arsitektur yang semakin hari
semakin dirasakan penting adalah penataan energi dalam bangunan. Krisis
sumber energi tak terbaharui mendorong arsitek untuk semakin peduli akan
energi dengan cara beralih ke sumber energi terbaharui dalam merancang
bangunan yang hemat energi. Konsep penekanan desain ekologi arsitektur
didasari dengan maraknya issue global warming. Diharapkan dengan konsep
perancangan yang berdasar pada keseimbangan alam ini, dapat mengurangi
pemanasan global sehingga suhu bumi tetap terjaga. Kebanyakan arsitek
hanya mementingkan desain pada bangunan itu sendiri dan tidak melihat
disekeliling dampak pada lingkungan tersebut. Apabila tidak diterapkan
ekologi dalam arsitektur maka akan terjadi :
1. - Apabila bangunan terbuat dari kaca akan terjadi pemanasan global
dan seharusnya di di perbanyak vegetasi pada bangunan dan
lingkungan tersebut
2. - Apabila bangunan tersebut termasuk penghambat arah lajur perairan
maka akan menghambat air-air bekas hujan sehingga mengakibatkan
banjir.

E. Permasalahan lingkungan yang berkaitan dengan


Arsitektur (dalam kota makassar)
1. Kepadatan Penduduk
Makassar kini sudah masuk 10 besar kota terpadat di Indonesia,
perkembangan penduduk yang semakin pesat di Makassar menjadi masalah
di Makassar. Pertambahan penduduk yang tidak merata dengan
pembangunan yang layak menjadikan Makassar yang sudah menjadi kota
metropolitan ini.
Solusi dari masalah kepadatan penduduk adalah program KB (keluarga
berencana) dan transmigrasi penduduk sehingga terjadi kemerataan
penduduk dan mengurangi tingkat pengangguran di kota dan membantu
pembangunan di daerah.
2. Banjir
Sudah sekian tahun kota Makassar tidak pernah lepas dari masalah
Banjir. Hal ini sudah menjadi tradisi kota Makassar setiap musim hujan,
adapun beberapa titik rawan banjir di kota Makassar adalah Perumnas
Antang, jalan Racing Center, jalan Perintis Kemerdekaan depan Kampus
STMIK Dipanegara, beberapa Perumahan di Daya dan Sudiang, dan beberapa
titik rawan banjir lainnya.
Solusi dari kebanjiran kota Makassar yang selalu terjadi adalah
memperbaiki irigasi dan membuka lahan sehingga membantu penyerapan
air hujan masuk kedalam tanah, menanam pohon dan tidak membuang
sampah ke sembarang tempat.
3. Keterbatasan Lahan Hijau
Di Kota Makassar lahan hijau sepeti taman dan hutan kota sudah makin kecil
ditemui. Pembangunan yang sungguh pesat dan penumpukan jumlah volume
kendaraan bermotor yang menanjak tidak sesuai dengan ketersediaan lahan
hijau. Pembangunan yang pesat tidak diikuti dengan pembukaan lahan hijau.
Padahal lahan hijau adalah paru-paru dari sebuah kota. Selain itu lahan hijau
juga berguna sebagai fasilitas umum masyarakat yang biasa dijadikan
tempat jogging, olahraga, bersantai, jalan-jalan dan berkumpul bersama
teman-teman. Lahan hijau di Makassar yang tersisa yaitu:
1.Taman
2.Taman
3.Taman
4.Taman
5.Taman

Macan, Jl. Balaikota (11.000 m2)


Slamet Riyadi, Jl. Slamet Riyadi (1.535 m2)
Benteng, Jl. Ujung Pandang (3.160 m2)
Kantor Balaikota, Jl. Jend.Ahmad Yani (7.990 m2)
Pattimura, Jl. Pattimura (2.350 m2)

6.Taman Hasanuddin, Jl. Hasanuddin (6.510 m2)


7.Taman Safari/Pantai Laguna, Jl. Penghibur (3.200 m2)
8.Taman Pualam/Losari, Jl. Somba Opu (960 m2)
9.Taman Nusakambangan, Jl. Nusakambangan (360 m2)
10.Taman Ade Irma Suryani, Jl. Ade Irma Suryani (600m2)
11.Taman Maccini, Jl. Masjid Raya-Jl. Gunung Bawakaraeng (2.450 m2)
12.Taman Kerung-kerung, Jl. Kerung-kerung (616 m2)
13.Taman Monumen Korban 40.000 jiwa, Jl. Korban 40.000 jiwa (4.610 m2)
14.Taman Kakatua, Jl. Dr. Ratulangi-Jl. Kakatua (1.230 m2)
15.Taman Kumala, Jl. Kumala (150 m2)
16.Taman Tello Baru, Jl. Urip Sumoharjo (2.304 m2)
17.Taman Sudiang, Jl. Perintis kemerdekaan (2.800 m2)
18.Taman Ayam Daya, Jl. Perintis Kemerdekaan (3.650 m2)
19.Taman
20.Taman
21.Taman
22.Taman
23.Taman
24.Taman
25.Taman
26.Taman
27.Taman
28.Taman

KIK Daya, Jl. Perintis Kemerdekaan (180 m2)


Keuangan, Jl. Urip Sumoharjo (1.700 m2)
Pantai Gapura, Jl. Pasar Ikan (289 m2)
Karunrung, Jl. Karunrung-Jl. Arief Rate (3.430 m2)
Rumah Jabatan Walikota, Jl. Ujung Pandang (1.700 m2)
Perbatasan Mallengkeri, Jl. Sultan Alauddin (300 m2)
Al Markaz, Jl. Masjid Raya (240 m2)
Komp.IKIP, Jl. Pendidikan Raya (1.650 m2)
Emmy Saelan, Jl. Hertasning (1.189 m2)
Al Gazali, Jl. Perintis Kemerdekaan (1.800 m2).

Pembangunan yang pesat harus diikuti dengan penanaman dan


pembukaan lahan hijau sehingga terjadi sirkulasi udara yang merata.
4. Pemukiman Kumuh
Tidak hanya Makassar, kota-kota besar di Indonesia sudah pasti tidak luput
dengan masalah pemukiman kumuh. Umumnya masalah ini disebabkan
karena kepadatan penduduk serta urbanisasi yang meningkat. Adapun
daerah kumuh di Makassar menyebar, dimana ada lahan yang kosong dan
strategis pasti akan dimanfaatkan masyarakat.
Pemukiman kumuh tidak jauh beda dengan masalah kepadatan
penduduk dan urbanisasi. Jadi solusi untu masalah ini ialah transmigrasi dan
menjelaskan kepada masyarakat tentang keuntungan yang didapat dari
transmigrasi.
5. Polusi Udara
Pencemaran udara menjadi masalah serius di seluruh dunia.
Pencemaran udara merupakan salah satu penyebab timbulnya pemanasan
global yang mengakibatkan terjadinya perubahan iklim. Kontribusi Indonesia

bagi pemanasan global. Indonesia berada di peringkat tiga penyumbang


emisi gas buang CO2 setelah Amerika Serikat dan Republik Rakyat Cina
(RRC). Penyumbang terbesar emisi gas buang CO2 adalah kebakaran hutan.
Peningkatan CO2 berdampak terhadap pemanasan global.
Pencemaran udara di kota-kota besar di Indonesia berdampak besar
terhadap penurunan kualitas udara secara nasional. Berdasarkan laporan
Environmental Performance Index tahun 2010 yang disusun oleh Universitas
Yale menunjukkan kualitas udara Indonesia berada di posisi seratus dua
puluh empat (124) dengan skor 25,1 dari seratus tiga puluh tiga (133).
Uganda adalah negara yang memiliki kualitas udara paling bagus dengan
skor 90,0, sedangkan Bangladesh adalah negara yang memiliki kualitas
udara paling buruk dengan skor 6,9.
Di provinsi Sulawesi Selatan sendiri, Dibanding dengan kabupaten lain
yang masih hijau dan belum tersentuh dunia Industri yang tidak terkendali,
hanya Makassar yang tercatat sebagai adalah salah satu jajaran kota besar
di Indonesia yang juga turut menyumbangkan emisi gas buang CO2 yang
cukup besar. Dengan meningkatnya penggunaan kendaraan bermotor,
pemanfaatan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan baik
dalam bidang Industri maupun bidang lainnya tanpa memperhatikan isu
lingkungan, hal ini membuat masyarakat sudah sangat sulit menghirup
udara segar di Makassar.
Pembangunan lingkungan hidup, penataan ruang dan pertanahan
adalah upaya kearah perwujudan amanah tersebut. Tujuannya adalah agar
pengelolaan dan pendayagunaan sumber alam dilakukan secara terencana,
rasional, optimal, bertanggung jawab serta sesuai dengan potensi dan
kemampuan daya dukungnya. Pembangunan lingkungan hidup, penataan
ruang, dan pertanahan sesuai dengan amanah GBHN 1993 diselenggarakan
untuk meningkatkan penataan dan pelestarian fungsi lingkungan hidup
sesuai daya dukung, potensi dan keseimbangan pemanfaatan sumber daya
alam, serta pengendalian yang handal dan konsisten terhadap pemanfaatan
ruang dan sumber daya alam. Dengan demikian pembangunan dapat
diselenggarakan secara berkelanjutan, tertib, efisien, dan efektif.
Pembangunan lingkungan hidup diarahkan pada terwujudnya
kelestarian fungsi lingkungan hidup dalam keseimbangan dan keserasian
yang dinamis dengan perkembangan kependudukan dan upaya
pembangunan nasional untuk menjamin pembangunan yang berkelanjutan.
Kondisinya lingkungan di Makassar sangat jelas, dengan melihat tiap
tahun Kota Makassar selalu menjadi langganan banjir. Kedua jaminan akan
udara bersih tak bisa dijamin 100% lagi karena begitu banyak polusi
kendaraan bermotor dan beberapa industri yang berada di Kota Makassar.
Jika pemerintah kota ingin melihat Kota Makassar lebih bijaksana dan

berkeadilan terhadap lingkungan hidup dan masyarakatnya, yang harus


pemerintah lakukan pertama-tama yaitu menjalankan dengan tegas amanah
undang-undang, yang pertama UU Tata Ruang yang memandatkan 30%
Ruang Terbuka Hijau (RTH) dari total luas Kota Makassar. Yang kedua terkait
soal AMDAL yang betul-betul ditegakkan dan tidak hanya menjadi syarat
formal semata, paling tidak ada tindakan tegas ketika para pengusaha
industri melakukan pelannggaran.
Jika pemerintah tidak melakukan pembenahan lingkungan seperti
pertambahan RTH juga daerah resapan air, ditambah pengaruh iklim global
yang mulai tidak seimbang, akan terjadi bencana ekologis seperti banjir
besar dan berkurangnya ketersediaan air bersih untuk warga kota menjadi
ancaman nyata
Selain itu, Kota Makassar membutuhkan sedikitnya 5 ribu hektar Ruang
Terbuka Hijau dari total luas kota sebesar 175 km2 atau 30% dari total luas
kota, sesuai dengan amanah UU No. 26 tahun 2007 tentang Tata Ruang Kota.
Jika dilihat kondisi sekarang ruang terbuka hijau tidak cukup sampai 10%,
sangat kurang jika mengacu pada aturan hukum yang berlaku. Hal ini kian
diperparah oleh alih fungsi beberapa RTH seperti Lapangan Karebosi yang
telah direnovasi dan dibangun pusat perbelanjaan di dalamnya sehingga
mengurangi daya resap air ke dalam tanah secara signifikan. Lapangan
Karebosi juga berperan vital untuk menetralisir intrusi air laut mengingat
posisinya yang hanya beberapa ratus meter dari bibir pantai kota Makassar.
Masih banyak hal yang perlu dibenahi pemerintah kota Makassar,
yang pertama, pemerintah harus lebih sering melakukan penyadaran kepada
publik akan arti pentingnya menjaga keseimbangan dan keberlangsungan
lingkungan kota. Kedua, pemkot juga harus melakukan inventarisasi wilayahwilayah yang termasuk sebagai Ruang Terbuka Hijau melakukan penegakan
hukum yang tegas jika ada pelanggaran. Terakhir pemerintah harus
mengatur regulasi kendaraan bermotor yang ada di Makassar yang
menyumbang polusi udara yang cukup besar. Harus bisa ditekan jumlahnya
dan menggiatkan transportasi umum massal yang ramah lingkungan.
6. Sampah
Sampah merupakan mesalah bagi setiap kota bukan hanya kota
Makassar, masalah sampah di Indonesia sabenarnya gampang gampang
susah untuk diatasi, namun tinda pelaksanaanya tidak tercapai. Bayangkan
setiap hari sampah di Makassar mencapai 500 ton.
Umumnya masyarakat yang membuang sampah di sembrang tempat
karena fasilitas dan pelayanan sampah tidak efektif. Masyarakat biasanya
membuang sampah di tempat -tempat fasilitas umum seperti di pinggir
jalan, kanal-kanal atau irigasi air, bahkan membuangnya di laut. Tentu saja
ini merusak keindahan kota, di tambah lagi membuat pencemaran udara

yaitu gas metan yang dihasilkan oleh sampah, tentu saja aroma sungguh
tidak sedap untuk hidung dan tidak sedap untuk mata.
7. Kemacetan
Bertumpuknya jumlah volume kendaraan di Makassar tidak seimbang
dengan pembangunan ruas jalanan, walau sudah pelebaran jalan di
beberapa titik seperti pada jalan Perintis Kemerdekaan, jalan Urip Sumoharjo
dan jalan AP Pettarani, tapi masih saja sering terjadi kemacetan. Sala satu
penyebab kemacetan juga adalah pete-pete (alat transportasi umum di kota
Makassar), yang selalu berhenti sembarangan.
Pete-pete juga tidak efektif sebagai transportasi massal, karena makan
banyak waktu dan tenaga, sehingga masyarakat lebih memilih kendaraan
pribadi daripada angkutan umum. Tentu saja karena itu kendaran pribadi
menumpuk dijalan sehingga menyebabkan kemacetan

8. Ketersediaan Air Bersih


Di kota Makassar air bersih cukup melimpah, tetapi bila musim kemarau
panjang berlangsung maka pasokannya akan berkurang. Pada musim hujan
air kiriman PDAM keruh. Air tanah di kota Makassar 2 km dari pinggir laut
sudah terasa asin, hal ini dikarenakan penyerapan air laut yang merembes
ke tanah . kualitas air tanah Makassar sudah menurun, di tambah lagi
Makassar dulu kebanyakan rawa-rawa yang ditimbun.
Menanam pohon dan membuang sampah ditempatnya adalah solusi untuk
menjadikan kualitas air di Makassar menjadi lebih baik.

Gedung perkantoran pada kanan gambar menerapkan sistem penghijauan,


dimana terlihat dari eksterior ditumbuhi beberapa tanaman yang sekaligus
menjadi ladang pertanian. Ini tentu dapat memberi banyak manfaat baik dari
segi kenyamanan pengguna kantor maupun disekitar kantor.

Sementara gedung perkantoran pada sisi kiri gambar menggunakan kaca


pada seluruh bagian eksterior gedung tersebut. Ini tentu dapat menimbulkan
efek rumah kaca sehingga menyebabkan terjadinya pemanasan global.

Daftar pustaka
http://kholilalbantury.blogspot.co.id/2014/04/unsur-unsur-dalam-ekolgi.html
http://sigitwijionoarchitects.blogspot.co.id/2012/04/arsitektur-ekologi-ecoarchitecture.html
http://pengolahansampah2.blogspot.co.id/2013/11/pengertian-lingkungan-danmacam-macam.html
http://arsitekturkotamakassar.blogspot.co.id/
http://sunandri.blogspot.co.id/2012/10/ekologi-arsitektur.html
http://mobgenic.com/2013/12/02/pasona-gedung-perkantoran-modern-sekaliguslahan-pertanian-di-jepang/

Anda mungkin juga menyukai