Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Tanpa disadari sebenarnya kita selalu berputar dimuka
bumi ini sesuai dengan bumi dan tata surya. Sistem tata surya
kita yang terdiri dari planet, bulan, komet (asteroid) sering
disebut juga tubuh atau anggota benda-benda angkasa, dimana
seluruh benda angkasa tersebut bergerak secara tetap. Pusat
dari benda-benda angkasa atau tata surya kita adalah matahari.
Matahari berputar pada porosnya/berotasi selama 25 hari. Bumi
yang merupakan planet ketiga pada sistem tata surya ini,
berputar pada porosnya dalam jangka waktu 24 jam. Inilah yang
menyebabkan adanya siang dan malam. Selain berputar pada
porosnya (mengalami rotasi), bumi juga berputar mengelilingi
matahari atau disebut juga revolusi. Jalur bumi untuk mengitari
matahari disebut dengan Orbit.
Sama seperti bumi, bulan juga mengalami pergerakan
mengitari

matahari

(evolusi).

Bulan

merupakan

tetangga

terdekat bumi dalam tata surya. Permukaannya bertabur batu


dan terdiri dari hamparan titik-titik kawah yang tak terhitung
jumlahnya. Terkadang selama dalam jalur orbitnya, bulan dan
bumi menjadi satu garis atau sejajar. Ketika hal ini terjadi maka
inilah yang disebut dengan Gerhana.
Pergerakan bumi dan bulan ini membuat banyak dampak
fenomena yang terjadi di muka bumi seperti adanya siang dan
malam dan terjadinya pasang surut air laut. Fenomena-fenomena
alam

yang

terjadi

memiliki

banyak

efek

positif

untuk

keberlangsungan hidup manusia dan juga ada efek negative


yang membahayakan manusia pula.

Oleh karena itu, penulis membuat makalah Gerak BumiBulan ini untuk menjelaskan dan memaparkan secara rinci
bagaimana

pergerakan

bumi

dan

bulan

itu

sendiri

serta

fenomena alam yang terjadi akibat pergerakannya.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1.2.1 Bagaimanakah gerak Bumi-Bulan?
1.2.2 Bagaimanakah fase-fase Bulan?
1.2.3 Bagaimanakah proses terjadinya gerhanana Bulan dan Matahari
di Bumi?
1.2.4 Bagaimanakah proses terjadinya pasang dan surut air laut?
1.2.5
1.3 TUJUAN MAKALAH
1.3.1 Menjelaskan bentuk dan proses gerak Bumi-Bulan
1.3.2 Menjelaskan fase-fase Bulan
1.3.3 Menjelaskan proses terjadinya gerhana Bulan dan Matahari di
1.3.4

Bumi
Menjelaskan proses terjadinya pasang dan surut air laut di
permukaan Bumi

1.4

MANFAAT PENULISAN MAKALAH


Penulisan makalah ini merupakan pemenuhan tugas kelompok dari dosen

mata kuliah Fisika KeBumian. Adapun manfaatnya adalah sebagai referensi


dalam diskusi kelas dan menambah wawasan serta pengetahuan tentang Sistem
Bumi.

1.5 BAB II
1.6
2.1

ISI

GERAK BUMI-BULAN
1.7

Tanpa disadari, Bumi yang kita tempati ini tidak pernah

berhenti bergerak. Pergerakan Bumi terbagi atas dua pergerakan yaitu


perputaran Bumi terhadap porosnya atau yang biasa disebut rotasi Bumi
dan perputaran Bumi terhadap Matahari yang biasanya disebut revolusi
Bumi.
2.1.1

Rotasi Bumi
1.8
Jika kamu perhatikan, pagi hari matahari terbit di sebelah timur

dan sore hari terbenam di sebelah barat, seolah-olah matahari beredar mengitari
bumi. Sebenarnya bukan matahari yang mengelilingi bumi, melainkan bumi
berputar pada sumbunya dari arah barat ke arah timur. Perputaran bumi pada
sumbunya disebut rotasi. Waktu yang diperlukan untuk satu kali rotasi
disebut kala rotasi. Kala rotasi untuk bumi ialah 24 jam. Pada saat bagian bumi
menghadap matahari, bumi dalam keadaan siang, sedangkan bagian bumi yang
tidak mendapat cahaya matahari berada dalam keadaan malam hari. Jadi,
terjadinya siang dan malam disebabkan oleh terjadinya rotasi bumi, juga karena
bentuk bumi yang bulat.
1.9
Rotasi bumi dapat di gambarkan seperti sebuah gasing yang sedang
berputar. Bagian-bagian gasing tampak bergerak. Akan tetapi, mengapa kita tidak
merasakan getaran akibat rotasi bumi? Hal ini disebabkan perputaran bumi sangat
lambat. Bumi hanya bergerak kurang lebih 15 dalam waktu 1 jam. Selain itu,
gaya tarik bumi terhadap benda di permukaannya sangat kuat. Semua yang berada
di permukaan bumi termasuk manusia, tidak terpelanting.
1.10 Rotasi bumi menimbulkan beberapa peristiwa yaitu :
1) Pergantian Siang dan Malam
1.11 Rotasi Bumi mengakibatkan permukaan Bumi

ada

yang

menghadap mattahari dan ada yang membelakangi Matahari secara bergantian.


Dimana, permukaan Bumi yang menghadap Matahari mengalami siang dan
permukaan Bumi yang membelakangi Matahari mengalami malam. Peristiwa ini
disebut dengan pergantian siang dan malam. Panjang periode siang atau malam

hari di khatulistiwa hampir sama sepanjang tahun. Namun, perbedaan siang dan
malam akan menjadi lebih besar untuk tempat-tempat yang jauh dari
khatulistiwa.
2) Perbedaan Waktu Dimuka Bumi

1.12
Gambar 1.1 Perbedaan Waktu di muka
Bumi
1.13

1.14 Orang yang berada di timur akan mengamati Matahari terbit dan
terbenam lebih cepat daripada daerah yang berada disebelah barat. Hal ini terjadi
karena arah rotasi Bumi sama dengan arah revolusinya, yakni dari barat ke
timur. Wilayah yang berada pada sudut 1500 menghadap Timur akan mengamati
Matahari terbit lebih cepat satu jam. Namun, ada waktu yang berlaku secara
international yang disebut waktu GMT (Greenwich Mean Time) sebagai waktu
pagkal yang berada pada garis bujur nol derajat melalui kota Greenwich di
London.
3) Gerak Semu Harian Bintang
1.15 Gerak semu harian bintang terjadi akibat rotasi Bumi, sehingga
bintan-bintang tersebut tampak bergerak dari timur ke barat. Rotasi Bumi tidak
dapat dilihat, yang terlihat adalah peredaran Matahari dan benda-benda langit
melintas dari timur ke barat. Oleh karena itu, yang terlihat adalah Matahari terbit
disebelah timur dan Matahari terbenam disebalah barat. Pergerakan dari timur ke
barat yang tampak pada Matahari dan benda-benda langit ini dinamakan gerak
semu harian bintang
4) Perbedaan Percepatan Gravitasi
1.16 Rotasi Bumi menyebabkan

penggembungan

pada

bagian

khatulistiwa dan pemampatan pada kedua kutub Bumi. Percepatan gravitasi

berbanding terbalik dengan kuadrat jari-jari, sehingga percepatan gravitasi


tempat-tempat dikutub lebih besar daripada disekitar khatulistiwa.
1.17
2.1.2 Revolusi Bumi
1.18 Selain berputar pada porosnya, Bumi juga berputar mengelilingi
Matahari. Gerakan ini disebut revolusi Bumi. Untuk satu kali revolusi Bumi
membutuhkan waktu satu tahun (365 hari) revolusi Bumi memebawa
beberapa pengaruh terhadap Bumi seperti pergantian musim, gerak semu
tahunan Matahari, perbedaan lama waktu siang dan malam, perubahan
kenampakan rasi bintang, dan kalender masehi.
1.19

Gambar 1.2 Empat posisi muka Bumi terhadap


Matahari

1.20
1) Pergantian musim
1.21
Bumi mengelilingi Matahari dengan posisi miring sebesar 23 ke
arah timur laut dari sumbu Bumi. Posisi ini menyebabkan terjadinya pergantian
musim. Ketika kutub selatan Bumi condong ke Matahari, belahan Bumi bagian
selatan bertambah dekat dengan Matahari. Hal ini menyebabkan belahan Bumi
selatan mengalami musim panas. Pada saat yang sama, belahan Bumi utara
semakin jauh dari Matahari, sehingga mengalami musim dingin. Di antara
pergantian musim panas ke dingin, terjadi musim gugur. Di antara pergantian
musim dingin ke panas, terjadi musim semi. Jadi, belahan Bumi selatan dan
utara mengalami empat musim. Untuk daerah khatulistiwa selalu mendapatkan
5

sinar Matahari sepanjang tahun. Oleh karena itu, daerah khatulistiwa hanya
mengalami dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Musim hujan
teradi antara Bulan Oktober-April, dan musim kemarau antara Bulan AprilOktober. Daerah khatulistiwa biasa disebut daerah tropis.
1.22

Musim-musim dibelah bumi

utara
1.23
M
usim
semi
1.25
M
usim
panas
1.27
M
usim
gugur
1.29
M

1.24

: 21 Maret 21

Juni
1.26

: 21 Juni 23

September
1.28

: 23 September

22 Desember
1.30

usim

: 22 Desember
21 Maret

Dingin
1.32
Musim-musim dibelah bumi
selatan
1.33
M
usim
semi
1.35
M
usim
panas
1.37
M
usim
gugur
1.39
M
usim

1.34

: 23 September

22 Desember
1.36

: 22 Desember

21 Maret
1.38

: 21 Maret 22

Juni
1.40

: 21 Juni 23

September

Dingin
1.41
2) Gerak semu tahunan Matahari

1.42

Matahari tampak terbit dari tempat yang berbeda setiap periode

tertentu dalam setahun. Padahal, Matahari sebenarnya tidak mengalami


perubahan posisi. Kenampakan ini terjadi akibat revolusi Bumi. Matahari
seolah-olah bergerak atau berpindah tempat. Gerak inilah yang disebut gerak
semu tahunan Matahari. Adapun yang terlihat dari perukaan Bumi adalah
sebagai berikut:
Tanggal 21 Maret, Matahari seolah tepat berada pada garis khatulistiwa
(0). Karenanya, Matahari seolah-olah terbit tepat di sebelah timur.
Demikian pula, Matahari seolah-olah tenggelam tepat di sebelah barat
Tangal 21 Juni, dilihat dari Bumi, Matahari tampak berada pada 23

lintang utara (LU). Karenanya, Matahari seolah-olah terbit agak sedikit


bergeser ke utara
Tanggal 23 September, diamati dari Bumi, Matahari tampak kembali

berada pada garis khatulistiwa. Akibatnya, Matahari seolah-olah terbit


tepat di sebelah timur
Tanggal 22 Desember, Matahari tampak berada pada 23 lintang

selatan (LS) jika dilihat dari Bumi. Hal ini menyebabkan Matahari
seolah-olah terbit agak sedikit bergeser ke selatan.
3) Perbedaan lama waktu siang dan malam
1.43 Kombinasi antara revolusi Bumi serta kemiringan sumbu Bumi
terhadap bidang ekliptika menimbulkan beberapa gejala alam yang diamati
berulang setiap tahunnya. Peristiwa ini nampak jelas diamati di sekitar kutub
utara dan kutub selatan.
1.44 Antara tanggal 21 Maret s.d 23 September, terjadi hal berikut ini,
yaitu:

Kutub utara mendekati Matahari, sedangkan kutub selatan menjauhi

Matahari
Belahan Bumi utara menerima sinar Matahari lebih banyak daripada

belahan Bumi selatan


Panjang siang dibelahan Bumi utara lebih lama daripada dibelahan

Bumi selatan
Ada daerah disekitar kutub utara yang mengalami siang 24 jam dan

ada daerah disekitar kutub selatan yang mengalami malam 24 jam


Diamati dari khatulistiwa, Matahari tampak bergeser ke utara
Kutub utara paling dekat ke Matahari pada tanggal 21 juni. Pada saat
ini pengamat di khatulistiwa melihat Matahari bergeser 23,5o ke utara.
7

1.45

Antara tanggal 23 September s.d 21 Maret, terjadi hal berikut ini,

yaitu:
Kutub selatan lebih dekat mendekati Matahari, sedangkan kutub utara

lebih menjauhi Matahari


Belahan Bumi selatan menerima sinar Matahari lebih banyak daripada

belahan Bumi utara


Panjang siang dibelahan Bumi selatan lebih lama daripada belahan

Bumi utara
Ada daerah di sekitar kutub utara yang mengalami malam 24 jam dan

ada daerah di sekitar kutub selatan mengalami siang 24 jam


Diamati dari khatulistiwa, Matahari tampak bergeser ke selatan
Kutub selatan berada pada posisi paling dekat dengan Matahari pada
tanggal 22 Desember. Pada saat ini pengamat di khatulistiwa melihat
Matahari bergeser 23,5o ke selatan.
1.46
1.47
1.48Pada tanggal 21 Maret dan 23 Desember. terjadi hal berikut ini,

yaitu:

Kutub utara dan kutub selatan berjarak sama ke Matahari


Belahan Bumi utara dan belahan Bumi selatan menerima sinar

Matahari sama banyaknya


Panjang siang dan malam sama diseluruh belahan Bumi
Di daerah khatulistiwa matahahari tampak melintas tepat di atas

kepala.
4) Perubahan kenampakan rasi bintang
1.49 Letak bintang yang sangat berjauhan akan tampak berdekatan
apabila diamati dari Bumi. Bintang-bintang tersebut akan tampak membentuk
suatu pola. Susunan bintang-bintang yang tampak dari Bumi membentuk polapola tertentu disebut dengan Rasi Bintang. Ketika Bumi berada disebelah timur
Matahari, kita hanya dapat melihat bintang-bintang yang berada di sebelah
timur Matahari. Ketika Bumi berada di sebelah utara Matahari, kita hanya
dapat melihat bintang-bintang yang berada di sebelah utara Matahari. Akibat
revolusi Bumi, bintang-bintang yang nampak selalu berubah. Hal itu juga akan
merubah kenampakan rasi bintang.
5) Kalender masehi
1.50

Be

rdasarkan pembagian bujur, yaitu bujur barat dan bujur timur, maka batas

penaggalan internasional ialah bujur 180o , akibatnya apabila dibelahan timur


bujur 180o tanggal 15 maka di belahan barat bujur 180o masih tanggal 14,
seolah-olah melompat satu hari. Hitungan kalender masehi berdasarkan pada
kala revolusi Bumi, dimana satu tahun sama dengan 365 hari. Kalender
masehi yang mula-mula digunakan adalah kalender Julius Caesar atau kalender
Julian. Kalender julian berdasarkan pada selang waktu antara satu musim semi
dengan musim semi berikutnya dibelahan Bumi utara. Selang waktu ini
tepatnya adalah 365,242 hari atau 365 hari 5 jam 48 menit 46 sekon. Julius
Caesar menetapkan perhitungan kalender sebagai berikut:
Lama waktu dalam setahun adalah 365 hari
Untuk menampung kelebihan hari pada tiap tahun maka lamanya satu
tahun diperpanjang 1 hari menjadi 366 hari pada setiap empat tahun.
Satu hari tersebut ditambahkan pada Bulan februari. Tahun yang lebih

panjang sehari ini disebut tahun kabisat


Untuk mempermudah mengingat, maka dipilih sebagai tahun kabisat
adalah tahun yang habis di bagi empat. Contohnya adalah 1984,2000,
dan lain-lain
1.51
Rotasi Bulan
1.52 Perputaran Bulan pada porosnya disebut rotasi Bulan. Untuk satu

2.1.3

kali rotasi, Bulan membutuhkan waktu seBulan (29 hari). Rotasi Bulan tidak
memberikan pengaruh apa pun terhadap kehidupan di Bumi.
1.53
2.1.4 Revolusi Bulan
1.54 Sebagai satelit Bumi, Bulan bergerak mengelilingi Bumi. Gerakan
Bulan mengelilingi Bumi disebut revolusi Bulan. Waktu yang diperlukan Bulan
untuk satu kali revolusi adalah seBulan (29 hari). Saat berevolusi, luas bagian
Bulan yang terkena Matahari berubah-ubah. Oleh karena itu, bentuk Bulan
dilihat dari Bumi juga berubah-ubah. Perubahan bentuk Bulan itu disebut fasefase Bulan. Dalam sekali revolusi, Bulan mengalami delapan fase.
1.55
1.56

2.2

FASE-FASE BULAN

Bulan merupakan salah satu benda langit yang tidak mempunyai

sinar sendiri. Bulan tampak bercahaya karena memantulkan sinar yang diterima
dari Matahari. Dari hari ke hari bentuk dan ukuran cahaya Bulan itu berubah-ubah

sesuai dengan posisi Bulan terhadap Matahari dan Bumi. Pada saat Bulan persis
antara Bumi dan Matahari yaitu saat bertemu maka seluruh bagian Bumi tidak
menerima sinar Matahari sedang persis menghadap ke Bumi. Akibatnya, pada saat
itu Bulan tidak terlihat dari Bumi yang diistilahkan dengan Muhak atau Bulan
mati.
1.57

Fase Bulan adalah bentuk Bulan yang selalu berubah-ubah jika

dilihat dari Bumi. Fase Bulan itu tergantung pada kedudukan Bulan terhadap
Matahari dilihat dari Bumi. Fase Bulan disebut juga aspek Bulan.
1.58 Bulan mengelilingi Bumi dalam bentuk orbit ellips sehingga pada
suatu saat Bulan akan berada pada posisi terdekat dari Bumi yang disebut Perigee
dan pada saat lain akan berada pada posisi terjauh dari Bumi yang disebut
Apogee. Dalam revolusinya juga fase-fase Bulan yang terlihat dari Bumi berubahubah dari fase Bulan baru ke fase setengah purnama awal (perempat pertama) lalu
ke fase purnama. Setelah itu, ke fase setengah purnama akhir (perempat akhir) dan
kembali lagi ke fase Bulan baru. Karena lama waktu yang ditempuh Bulan untuk
menyelesaikan kedua periode revolusi tersebut berbeda, pada suatu saat
Bulanakan berada di Perigee. Sementara di saat yang lain,Bulan berada di
Apogee.
1.59

Ketika Bulan bergerak, maka ada bagian Bulan yang menerima

sinar Matahari terlihat dari Bumi. Bagian Bulan ini yang terlihat dari Bumi sangat
kecil dan membentuk Bulan sabit itulah yang dikenal dengan Hilal awal Bulan.
Semakin jauh Bulan bergerak semakin besar pula cahaya Bulan yang tampak dari
Bumi, sekitar tujuh hari kemudian sesudah Bulan mati, Bulan akan tampak dari
Bumi dengan bentuk setengah lingkaran itulah yang disebut dengan Kwartir I.
Pada akhirnya sampailah Bulan pada titik terjauh dari Matahari dan secara penuh
menghadap ke Matahari yang disebut dengan saat istiqbal. Pada saat istiqbal,
Bumi persis sedang berada antara Bulan dan Matahari. Bagian Bulan yang sedang
menerima sinar Matahari hampir seluruhnya terlihat dari Bumi, akibatnya Bulan
tampak seperti Bulantan penuh yang dinamakan Bulan purnama. Setelah itu Bulan
bergerak terus dan bentuk Bulan semakin mengecil. Sekitar tujuh hari kemudian
setelah purnama, Bulan akan tampak dalam bentuk setengah lingkaran lagi itulah
yang disebut dengan Kwartir II.

10

1.60
1.61

1.62

Gambar 1.3Fase-fase Bulan

Apabila dirata-rata, setiap fase Bulan berlangsung selama kurang

lebih 34 hari, diantaranya:


1) Hari pertama
1.63 Bulan berada pada posisi 0. Bagian Bulan yang tidak terkena sinar
Matahari menghadap ke Bumi. Akibatnya, Bulan tidak tampak dari
Bumi. Fase ini disebut Bulan baru.
2) Hari keempat
1.64 Bulan berada pada posisi 45. Dilihat dari Bumi, Bulan tampak
melengkung seperti sabit. Fase ini disebut Bulan sabit.
3) Hari kedelapan
1.65 Bulan berada pada posisi 90. Bulan tampak berbentuk setengah
lingkaran. Fase ini disebut Bulan paruh.
4) Hari kesebelas
1.66 Bulan berada pada posisi 135. Dilihat dari Bumi, Bulan tampak
seperti cakram. Fase ini disebut Bulan cembung.
5) Hari keempat belas
1.67 Bulan berada pada posisi 180. Pada posisi ini, Bulan tampak
seperti lingkaran penuh. Fase ini disebut Bulan purnama atau Bulan
penuh.
6) Hari ketujuh belas
1.68 Bulan berada pada posisi 225. Dilihat dari Bumi, penampakan
Bulan kembali seperti cakram.
7) Hari kedua puluh satu
1.69 Bulan berada pada posisi 270. Penampakan Bulan sama dengan
Bulan pada posisi 90. Bulan tampak berbentuk setengah lingkaran.
8) Hari kedua puluh lima
1.70 Bulan berada pada posisi 315. Penampakan Bulan pada posisi ini
sama dengan posisi Bulan pada 45. Bulan tampak berbentuk seperti
sabit. Selanjutnya, Bulan akan kembali ke kedudukan semula, yaitu
Bulan mati. Posisi Bulan mati sama dengan posisi Bulan baru. Bedanya,

11

Bulan baru menunjukkan fase awal, sedangkan Bulan mati menunjukkan

2.3

fase akhir.
1.71
GERHANA
1.72
Gerhana merupakan proses tertutupnya Bulan atau Matahari secara

tiba-tiba, terdapat dua jenis gerhana yaitu gerhana Bulan dan gerhana Matahari.
Gerhana disebabkan oleh bayangan yang dibentuk oleh Bumi atau Bulan terletak
dalam satu garis. Bayangan tersebut mempunyai dua bagian yaitu bayangan
umbra dan bayangan penumbra.
2.3.1 Gerhana Matahari
1.73

Gerhana Matahari terjadi apabila posisi Bulan berada di antara

Bumi dan Matahari sehingga sebagian Bumi tidak mendapatkan cahaya


Matahari.
GerhanaMataharihanyamungkinterjadipadasaatBulanberadapadafaseBulanbaru
(konjungsi).FaseBulanbaruiniberlangsungsetiapBulan(month).Perhatikan gambar
di bawah ini!

1.74
1.75
1.76
Gambar 1.4 Gerhana
Matahari
1.77 Gambar di atasmenunjukkan
bahwa
terdapat dua bagian bayangan
yang terbentuk,yaitu umbra dan penumbra. Terlihat bahwa daerah di Bumi yang
mengalami Gerhana Matahari total adalah daerah bayangan Umbra. Sedangkan
daerah penumbra mengalami gerhana sebagian (parsial).
1.78 Perbedaan penampakan antara Gerhana Matahari Sebagian dengan
Gerhana Matahari Total dapat dilihat pada dua gambar di bawah ini:
1.79

12

1.80

1.81

Gambar 1.5Perbedaan Gerhana Matahari sebagian dan Total

1.82

Menurut perhitungan, setiap tahun gerhana Matahari total

dapat terjadi 1 atau 2 kali, namun tidak semua bagian Bumi yang
mengalami siang hari dapat melihat Gerhana Matahari. Saat gerhana, kita
lihat bahwa daerah penumbra yang mengalami gerhana sebagian
mencakup kurang lebih setengah bagian permukaan Bumi yang
mengalami siang hari, sementara daerah umbra bahkan lebih kecil lagi.
Selagi Bulan menutupi Matahari, ia juga bergerak mengelilingi Bumi.
Oleh karena itu, lokasi jatuhnya umbra terus berpindah membentuk suatu
jalur di permukaan Bumi yang disebut jalur totalitas. Jalur ini sempit
sekali dan hanya mencakup kurang dari 1% luas permukaan Bumi. Untuk
dapat melihat Gerhana Matahari Total kita harus berada di dalam jalur
totalitas ini.
1.83

Mulainya gerhana Matahari ditandai dengan kontak

pertama, yaitu saat piringan Bulan pertama kali memasuki piringan


Matahari (gambar paling kiri pada foto urut-urutan Gerhana Matahari),
dan diakhiri dengan saat kontak terakhir yaitu saat piringan Bulan terakhir
kali meninggalkan piringan Matahari (gambar paling kanan pada foto yang
sama). Perjalanan Bulan menutupi Matahari ini berlangsung kira-kira 2
jam. Namun, Lama gerhana Matahari total hanya beberapa menit karena
gerakan bayangan Bulan yang cepat.
1.84

Gerhana Matahari terbagi menjadi 3 macam, yaitu :

1) Gerhana Matahari Total

13

1.85

Gerhana Matahari total atau disebut juga gerhana matahri

sempurna. terjadi jika permukaan Bumi tertutupi oleh bayang-bayang umbra


Bulan. Gerhana ini terjadi hanya di daerah yang terkena umbra (bayangan inti)
Bulan.
2) Gerhana Matahari Sebagian
1.86
Gerhana Matahari sebagian terjadi jika permukaan Bumi tertutupi
penumbra Bulan. Jadi, Matahari tidak tertutup sempurna oleh Bulan. Pada
gerhana Matahari sebagian, masih ada bagian Matahari yang yang terlihat
terang. Waktu berlangsungnya gerhana Matahari sebagian lebih lama dibanding
dengan waktu berlangsungnya gerhana matahri total. Hal ini karena penumbra
Bulan lebih luas dari umbra Bulan.
3) Gerhana Matahri Cincin
1.87
Gerhana Matahari cincin terjadi pada saat Bulan berada pada titik
terjauhnya dari Bumi. Pada kedudukan ini panjang kerucut umbra tidak cukup
menutupi Bumi tetapi perpanjangan umbra Bulan yang menutupi Bumi. Daerah
di permukaan Bumi yang terletak di perpanjangan umbra Bulan mengalami
gerhana cincin. Di daerah yang mengalami gerhana ini, Matahari tampak
bercahaya yang bentuknya seperti cincin. Sedangkan di bagian tengahnya
tampak kabur.
1.88
2.3.2 Gerhana Bulan
1.89 GerhanaBulanhanyamungkinterjadipadasaatBulanberadapadafaseB
ulanpurnama.FaseBulaninijugaberlangsungsetiapBulan.Namun,

tidak

setiap

oposisi Bulan dengan Matahari mengakibatkan gerhana. Hal ini disebabkan oleh
kemiringan orbit Bulan terhadap bidang eleptika sebesar 50. Perpotongan bidang
orbit Bulan dengan bidang ekliptika akan memunculkan 2 buah titik potong yang
disebut node, yaitu titik di mana Bulan memotong bidang ekliptika. Gerhana
Bulan ini akan terjadi saat Bulan beroposisi pada node tersebut.
1.90
1.91
1.92
1.93
1.94
1.95
1.96Jenisjenis gerhana
Bulan, yaitu:

Gambar 1.6 Gerhana Bulan

14

1) Jika keseluruhan Bulan masuk ke dalam bayangan inti / umbra Bumi,


maka gerhana tersebut dinamakan Gerhana Bulan total. Gerhana Bulan
total ini maksimum durasinya bisa mencapai lebih dari 1 jam 47 menit.
2) Jika hanya sebagian Bulan saja yang masuk ke daerah umbra Bumi, dan
sebagian lagi berada dalam bayangan tambahan / penumbra Bumi pada
saat fase maksimumnya, maka gerhana tersebut dinamakan Gerhana
Bulan sebagian.
3) Jika seluruh Bulan masuk ke dalam penumbra pada saat fase
maksimumnya. Tetapi, tidak ada bagian Bulan yang masuk ke umbra atau
tidak

tertutupi

oleh

penumbra. Padakasussepertiini,

GerhanaBulannyakitanamakanGerhanaBulanPenumbral total.
4) Jika hanya sebagian saja dari Bulan yang memasuki penumbra, maka
Gerhana Bulan tersebut dinamakan Gerhana Bulan penumbral sebagian.
Gerhana Bulan penumbral biasanya tidak terlalu menarik bagi pengamat.
Karena pada Gerhana Bulan jenis ini, penampakan gerhana hampir-hampir
tidak bisa dibedakan dengan saat Bulan purnama biasa.
1.97
2.4 PASANG SURUT
1.98 Pasang surut adalah gerakan naik turunnya permukaan laut (sea
level) secara periodik yang ditimbulkan oleh adanya gaya tarik menarik dari
benda-benda angkasa terutama matahari dan bulan terhadap massa air bumi
(Kurniawan et-al, 2006).
1.99 Pasang surut laut merupakan hasil dari gaya tarik gravitasi dan efek
sentrifugal. Efek sentrifugal berasal dari dorongan ke arah luar pusat rotasi.
Gravitasi bervariasi secara langsung dengan massa tetapi berbanding terbalik
terhadap jarak. Meskipun ukuran bulan lebih kecil dari matahari, gaya tarik
gravitasi bulan dua kali lebih besar daripada gaya tarik matahari dalam
membangkitkan pasang surut laut karena jarak bulan lebih dekat daripada jarak
matahari ke bumi. Gaya tarik gravitasi menarik air laut ke arah bulan dan
matahari dan menghasilkan dua tonjolan (bulge) pasang surut gravitasional di
laut. Lintang dari tonjolan pasang surut ditentukan oleh deklinasi, sudut antara
sumbu rotasi bumi dan bidang orbital bulan dan matahari.
1.100 Beberapa teori yang mengkaji tentang pasang surut air laut antara lain:
1.101
1.102
1. Teori Keseimbangan (Eqilibrium Theory)

15

1.103 Diperkenalkan oleh Sir Isaac Newton (1642-1727). Teori ini


menerangkan sifat-sifat pasang surut secara kualitatif. Teori tersebut terjadi pada
bumi ideal yang seluruh permukaannya ditutupi oleh air dan pengaruh
kelembaman (Inertia) diabaikan. Teori tersebut juga menyatakan bahwa naikturunnya permukaan laut sebanding dengan gaya pembangkit pasang surut
(King, 1966). Oleh karena itu, memahami gaya pembangkit pasang surut
dilakukan dengan memisahkan pergerakan sistem bumi-bulan-matahari menjadi
2, yaitu sistem bumi-bulan dan sistem bumi matahari. Teori kesetimbangan bumi
diasumsikan tertutup air dengan kedalaman dan densitas yang sama dan naik
turun muka laut sebanding dengan gaya pembangkit pasang surut atau GPP
(Tide Generating Force), yaitu Resultante gaya tarik bulan dan gaya sentrifugal.
Teori tersebut berkaitan dengan hubungan antara laut, massa air yang naik,
bulan, dan matahari. Gaya pembangkit pasut ini akan menimbulkan air tinggi
pada dua lokasi dan air rendah pada dua lokasi (Gross, 1987).
2. Teori Pasang Surut Dinamik (Dynamical Theory)
1.104 Teori ini pertama kali dikembangkan oleh Laplace (1796-1825)
untuk melengkapi teori kesetimbangan, sehingga sifat-sifat pasut dapat diketahui
secara kuantitatif. Teori tersebut menyatakan lautan yang homogen masih
diasumsikan menutupi seluruh bumi pada kedalaman yang konstan, tetapi gayagaya tarik periodik dapat membangkitkan gelombang dengan periode sesuai
dengan konstitue-konstituennya (Pond dan Pickard, 1978). Gelombang pasang
surut yang terbentuk dipengaruhi oleh GPP (Tide Generating Force), yaitu
Resultante gaya tarik bulan dan gaya sentrifugal, kedalaman dan luas perairan,
pengaruh rotasi bumi, dan pengaruh gesekan dasar.
1.105 Menurut teori dinamis, gaya pembangkit

pasang

surut

menghasilkan gelombang pasang surut (tide wive) yang periodenya sebanding


dengan gaya pembangkit pasang surut. Terbentuknya gelombang, maka terdapat
faktor lain yang perlu diperhitungkan selain GPP. Menurut Defant (1958),
faktor-faktor tersebut antara lain :
Kedalaman perairan dan luas perairan;
Pengaruh rotasi bumi (gaya Coriolis);
Gesekan dasar rotasi bumi menyebabkan semua benda yang bergerak di
permukaan bumi akan berubah arah (Coriolis Effect). Di belahan bumi
utara benda membelok ke kanan, sedangkan di belahan bumi selatan

16

benda membelok ke kiri. Pengaruh tersebut tidak terjadi di equator,


tetapi semakin meningkat sejalan dengan garis lintang dan mencapai
maksimum pada kedua kutub. Besarnya juga bervariasi tergantung pada
2.4.1

kecepatan pergerakan benda tersebut.


Tenaga Pembentuk Gelombang Pasang Surut Air Laut
1.106 Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya

pasang

surut

berdasarkan teori kesetimbangan, yakni rotasi bumi pada sumbunya, revolusi


bulan terhadap matahari, dan revolusi bumi terhadap matahari.
1.107
1.108
1.109 Gambar 1.7 Gravitasi antara bumi dan bulan

1.110 Sedangkan berdasarkan teori dinamis adalah kedalaman dan luas


perairan, pengaruh rotasi bumi (gaya coriolis), dan gesekan dasar. Selain itu,
terdapat beberapa faktor lokal yang dapat mempengaruhi pasang surut di suatu
perairan, seperti topogafi dasar laut, lebar selat, bentuk teluk, sehingga berbagai
lokasi memiliki ciri pasang surut yang berlainan (Wyrtki, 1961).
1.111 Meskipun ukuran bulan lebih kecil dari matahari, gaya tarik
gravitasi bulan dua kali lebih besar daripada gaya tarik matahari dalam
membangkitkan pasang surut laut karena jarak bulan lebih dekat daripada jarak
matahari ke bumi. Gaya tarik gravitasi menarik air laut ke arah bulan dan
matahari dan menghasilkan dua tonjolan (bulge) pasang surut gravitasional di
laut. Lintang dari tonjolan pasang surut ditentukan oleh deklinasi, yaitu sudut
antara sumbu rotasi bumi dan bidang orbital bulan dan matahari (Priyana, 1994).
1.112 Bulan memberikan gaya gravitasi yang lebih besar dibanding
matahari. Hal tersebut disebabkan walaupun masa bulan lebih kecil dari
matahari, tetapi posisinya lebih dekat ke bumi. Gaya-gaya ini mengakibatkan
air laut yang menyusun 71% permukaan bumi, menggelembung pada sumbu

17

yang menghadap ke bulan. Pasang surut terbentuk karena rotasi bumi yang
berada di bawah muka air yang menggelembung tersebut yang mengakibatkan
kenaikan dan penurunan permukaan laut di wilayah pesisir secara periodik.
Gaya tarik gravitasi matahari juga memiliki efek yang sama, namun dengan
derajat yang lebih kecil. Daerah-daerah pesisir mengalami dua kali pasang dan
dua kali surut selama periode sedikit di atas 24 jam (Priyana, 1994).

1.113
Gambar 1.8 Tenaga pembentuk pasang surut
air laut

1.114 Faktor-faktor setempat seperti bentuk dasar lautan dan


massa daratan di sekitarnya kemungkinan menghalangi aliran air yang
dapat berakibat luas terhadap sifat-sifat pasang. Contohnya, di Cua Cam di
Teluk Tonkin, tipe pasangnya adalah diurnal, di sini hanya terjadi satu
periode pasang tinggi dan satu periode pasang rendah dalam waktu satu
hari. Mixed tide adalah tipe pasang yang tingginya selalu berubah-ubah
yang terjadi di beberapa tempat. Pasang campuran (mixed tides) yang
bentuk pasangnya berdasar pada pola pasang semidiurnal terjadi di daerah
Sandakan di Laut Sulu, sedang yang bentuk pasangnya berdasar pada pola
pasang diurnal terdapatdi Hon Nie Nieu di Vietnam.

18

1.115
Gambar 1.9 Bentuk pantai juga memepengaruhipasang surut air
laut

1.116
2.4.2

Tipe-tipe Gelombang Pasang Surut Air Laut


1.117
Perairan laut memberikan respon yang berbeda terhadap

gaya pembangkit pasang surut,sehingga terjadi tipe pasut yang berlainan di


sepanjang pesisir. Terdapat tiga tipe pasut yang dapat diketahui (Dronkers,
1964), yaitu:
a. Pasang Surut Diurnal. Bila dalam sehari terjadi satu kali pasang dan satu
kali surut. Biasanya terjadi di laut sekitar katulistiwa.
b. Pasang Surut Semi Diurnal. Bila dalam sehari terjadi dua kali pasang dan
dua kali surut yang hampir sama tingginya.
c. Pasang Surut Campuran. Gabungan dari tipe 1 dan tipe 2, bila bulan
melintasi khatulistiwa (deklinasi kecil), pasang surutnya bertipe semi
diurnal, dan jika deklinasi bulan mendekati maksimum terbentuk pasang
surut diurnal.
1.118 Pasang surut juga terjadi di Indonesia dibagi menjadi 4
(Wyrtki, 1961), yaitu:
a. Pasang Surut Harian Tunggal (Diurnal Tide)
1.119 Pasang surut yang hanya terjadi satu kali pasang dan satu kali surut
dalam satu hari. Contohnya, terdapat di Selat Karimata.

19

1.120

1.121

Gambar 1.10 Diurnal Tides

b. Pasang Surut Harian Ganda (Semi Diurnal Tide)


1.122 Pasang surut yang terjadi dua kali pasang dan dua kali surut yang
tingginya hampir sama dalam satu hari. Contohnya terdapat di Selat Malaka
hingga Laut Andaman.

1.123
1.124

Gambar 1.11 Semi Diurnal Tides

c. Pasang Surut Campuran Condong Harian Tunggal (Mixed Tide, Prevailing


Diurnal)
1.125 Pasang surut yang tiap harinya terjadi satu kali pasang dan satu kali
surut tetapi terkadang dengan dua kali pasang dan dua kali surut yang sangat
berbeda dalam tinggi dan waktu. Contohnya terdapat di Pantai Selatan
Kalimantan dan Pantai Utara Jawa Barat.

1.126
1.127

Gambar 1.12 Mixed Tide, Prevailing Diurnal

d. Pasang Surut Campuran Condong Harian Ganda (Mixed Tide, Prevailing


Semi Diurnal)

20

1.128 Pasang surut yang terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam
sehari tetapi terkadang terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dengan
memiliki tinggi dan waktu yang berbeda. Contohnya terdapat di Pantai
Selatan Jawa dan Indonesia Bagian Timur.
1.129

1.130
1.131

Gambar 1.13 Mixed Tide, Prevailing Semi Diurnal

1.132
1.133 Kedudukan posisi bulan, matahari, dan bumi, akan
menghasilkan gelombang, yang dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Gelombang pasang semi atau purnama(Spring tides). Apabila posisi bumi,
bulan dan matahari terletak dalam satu garis lurus, sehingga mempunyai
puncak gelombang paling tinggi dan lembah gelombang rendah, terjadi
dua kali dalam satu bulan.
b. Gelombang pasang perbani (neap tides). Terjadi dua kali dalam sebulan
apabila posisi bulan, bumi dan matahari membentuk menyiku sehingga
dihasilkan gelombang pasang yang berupa lunar bulge dan lembah
gelombang mengalami kenaikan sedikit yang di sebabkan karena solar
bulge sehingga puncak gelombang mengalami penurunan sedikit apabila
dibandingkan dengan spring tides, tetapi lembah gelombang mengalami
kenaikan.
1.134

Faktor lain yang mempengaruhi efek ketinggian gelombang

adalah proses revolusi bulan mengelilingi bumi dalam elliptical orbit. Titik
perige apabila bulan berada dekat dengan bumi dan titik apogee apabila
bulan berada pada titik terjauh dari bumi. Gelombang yang terjadi akibat
proses revolusi bulan terhadap bumi dibedakan menjadi:

Fase gelombang perige, apabila 2 kali dalam setahun bumi, bulan dan
matahari berada dalam satu garis dan bulan berada dalam titik perige

21

sehingga terjadi puncak gelombang benar-benar tinggi dan lembah

gelombang benar-benar rendah.


Fase gelombang apogee, apabila dalam setahun terjaadi 2 kali posisi bumi,
bulan, dan matahari berada dalam fase yang tidak segaris dab bulan berada
pada titik apogee, sehingga menyebabkan puncak gelombang benar-benar
rendah, dan lembah gelombang benar-benar tinggi.
1.135 Gelombang pasang merupakan sinergi dari tiga fenomena
yang terjadi serentak yakni:
Pasang tertinggi. Terjadi setiap 18,6 tahun sekali pada 17 mei terjadi
bulan baru sehingga bumi segaris lurus dengan bulan dan matahari
pada jarak terdekat (perigeum), sehingga kombinasi gravitasi
keduanya mampu mengangkat air hingga mencapai pasang maksimal.
Gelombang Kelvin. Gelombang di samudra atau atmosfer yang
mengimbangi gaya Conolis (gaya akibat rotasi bumi). Gaya tersebut
mengarah dari masing-masing kutub ke equator dengan tendensi ke
timur dengan kecepatan tetap, hingga membentur pantai atau saling
berbenturan dengan gelombang Kelvin dari arah yang berlawanan di
equator.
Gelombang Swell. Gelombang akibat tiupan angin dengan skala yang
lebih besar dari pada riak (ripples). Angin terjadi karena perbedaan
pemanasan. Perbedaan pemanasan ini antara lain diakibatkan oleh
perbedaan liputan awan yang berbeda.
1.136 Sinergi tiga kekuatan ini (pasang surut, rotasi bumi, dan
angin) yang masing-masing pada kondisi maksimum, mengahasilkan
gelombang maksimum pula. Ketika gelombang tersebut bertemu topografi
dasar laut yang melandai di dekat pantai, maka puncak gelombang tersebut
akan tampak membesar, sehingga ketika menghantam pantai menimbulkan
bencana yang mengerikan.

22

1.137
1.138

BAB III
PENUTUP

1.139
3.1

KESIMPULAN
1.140 Gerak Rotasi bumi yaitu perputaran Bumi pada porosnya, berlangsung selama

23 jam dan 56 menit. Terjadinya rotasi Bumi mengakibatkan terjadinya peristiwa pergantian
siang dan malam, perbedaan waktu, gerak semu harian Binntang, dan perbedaan perceatan
gravitasi.
1.141 Gerak Revolusi Bumi yaitu gerak Bumi mengelilingi Matahari yang
berlangsung selama 365 hari atau kita kenal selama 1 tahun. Akibat terjadinya gerak
revolus adalah pegantian musim, gerak semu tahunan Matahari, perbedaan lama waktu siang
dan malam, peubahan kenampakan rasi Bintang, dan adanya kalender Masehi.
1.142 Gerak rotasi Bulan yaitu gerak bulan pada titik porosnya. Bulan merupakan
satelit Bumi sekaligus benda langit yang paling dekat dengan Bumi. Selain berotasi, Bulan
juga bergerak mengelilingi Bumi. Gerak ini disebut dengan gerak revolusi Bulan yang
belngsung selama 29 hari. Beberapa dampak terjadiya revolusi Bulan yaitu bentuk bulan
yang terlihat di Bumi seolah bberubh-bah. Hal ini disebut dengan fas-fase bulan yang
berlangsung selama 1 bulan.
1.143 Akibat adanya gerak Bumi-Bulan, suatu saat Bumi-Bulan-Matahari akan
berada pada satu garis sehingga mengakibatkan terjadinya gerhana. Gerhana terbagi menjadi
2, yaitu gerhana Matahari dan Bulan. Pada Gerhana Matahari, apabila posisi Bulan berada di
antara Bumi dan Matahari sehingga sebagian Bumi tidak mendapatkan cahaya Matahari.
Gerhanaini terjadipadasaatBulanberadapadafaseBulanbaru. Sedangkan pada Gerhana Bulan,
posisi Bulan tertutupi oleh Bumi.
1.144 Pada Bumi-Bulan, terjadi suatu gaya tarik menarik. Begitu juga terhadap
Matahari. Pasang surut adalah gerakan naik turunnya permukaan laut (sea level) secara
periodik yang ditimbulkan oleh adanya gaya tarik menarik dari benda-benda angkasa
terutama matahari dan bulan terhadap massa air bumi.
1.145 Berdasrkan teori dinamis, faktor yang menyebabkan terjadinya pasang surut
inni adalah rotasi bumi pada sumbunya, revolusi bulan terhadap matahari, dan revolusi bumi
terhadap matahari. Sedangkan berdasarkan teori dinamis adalah kedalaman dan luas perairan,
pengaruh rotasi bumi (gaya coriolis), dan gesekan dasar. Selain itu, terdapat beberapa faktor
lokal yang dapat mempengaruhi pasang surut di suatu perairan, seperti topogafi dasar laut,
lebar selat, bentuk teluk, sehingga berbagai lokasi memiliki ciri pasang surut yang berlainan
23

3.2

1.146
SARAN
1.147 Pembuatan makalah berikutnya diharapkan dapat melengkapi kekurangan

makalah ini. Carilah sumber referensi yng lebih bayak dan akurat. Semakin banyak referensi,
semakin bagus pula makalh tersebut.

24

1.148 DAFTAR PUSTAKA


1.149
1.150

Kerrod, Robin. 1999. Bengkel Ilmu Astronomi, Jakarta: Erlangga

1.151
Tjaksyono, Bayong. 2009. Ilmu Kebumian dan Antariksa, Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya
1.152 http://akvianerieprawira.blogspot.com/2012/10/pasang-surut-air-laut-makalah.html
(diunduh pada tanggal 2 maret 2016)
1.153 http://Chacaatmika.blogspot.com/2011/10/gerak-bumi-dan-bulan.html (diunduh pada
tanggal 2 maret 2016)
1.154 https://novicnote.wordpress.com/rotasi-dan-revolusi-bumi/s(diunduh pada tanggal 2
maret 2016)
1.155 https://gusharton.wordpress.com/2011/05/28/dampak-rotasi-dan-revolusi-bumi/
(diunduh pada tanggal 2 maret 2016)
1.156

25

Anda mungkin juga menyukai