Anda di halaman 1dari 48

PROPOSAL

INOVASI PRAKTIKUM UJI URIN


Diajukan sebagai salah satu Tugas Mata Kuliah Fisiologi Hewan
Dosen Pengampu:
Drs. R. Ading Pramadi, M.S
Asisten Praktikum:
Lela Nurlaila, S.Pd

Oleh:
Nama

: Winda Lestari (1142060082)

Kelompok

: 6 (Enam)

Kls/smt

: B/V

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2016

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Biologi
dianggap
kebanyakan

siswa

mata

pelajaran

(berdasarkan

hasil

hafalan

oleh

wawancara).

Kecenderungan siswa untuk menghafal istilah atau materi


suatu pelajaran sangatlah minim, sehingga dibutuhkan suatu
cara untuk memotivasi siswa agar dapat meningkatkan
ketertarikan mereka untuk belajar. Menurut Uno (2007)
motivasi lebih dekat pada keinginan untuk melaksanakan
tugas untuk mencapai tujuan. Maka dari itu, tujuan sebagai
dasar motivasi dan motivasi itu sendiri harus ada dalam diri
siswa.
Adanya praktikum pada mata pelajaran Biologi dapat
menjadi salah satu solusi dalam peningkatan motivasi belajar
agar siswa dapat memahami suatu materi yang sedang
dipelajari. Menurut Rustaman (2003) kegiatan praktikum
merupakan latihan aktivitas ilmiah baik berupa eksperimen,
observasi maupun demonstrasi yang menunjukkan adanya
keterkaitan antara teori dengan fenomen yang dilaksanakan
baik di laboratorium ataupun di luar laboratorium.
Adanya praktikum juga dapat menuntut guru untuk lebih
kreatif dan inovatif. Hal ini merupakan tugas dari guru
khususnya yang memegang mata pelajaran Biologi yang
sering melaksanakan kegiatan praktikum. Inovasi dapat
diartikan sebagai suatu pembaharuan yang terjadi dari suatu
keadaan kepada keadaan lain yang berbeda dengan keadaan
sebelumnya. Salah satu alasan ilmiah diadakannya inovasi
adalah kurangnya sumber atau pensubstitusian alat-alat yang
digunakan.

Inovasi yang saya ajukan dalam hal ini adalah inovasi


kegiatan praktikum yang dilakukan pada kelas XI SMA
mengenai urin. Sebenarnya kegiatan praktikum uji urin sering
dilakukan oleh siswa, namun berdasarkan hasil wawancara
kepada

beberapa

siswa,

diantaranya

mereka

hanya

melakukan praktikum uji urin dengan menggunkan sampel


orang yang normal dan tidak menggunakan beberapa sampel
urin. Maka oleh karenanya, saya mengajukan rancangan
inovasi untuk diujicobakan kepada para siswa kelas XI SMA.
Sebelum mengajukan rancangan inovasi, hal yang saya
lakukan adalah menganalisis kurikulum yang digunakan serta
menganalisis potensi materi terutama pada materi urin.
Berikut ini adalah hasil analisis kurikulum dan potensi materi
biologi kelas XI SMA:
1. Analisis Kurikulum
Analisis kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar
(KD)

sangat

penting

untuk

dilakukan

karena

pada

dasarnya kegiatan praktikum harus berdasar pada KI dan


KD yang harus siswa capai dalam pembelajaran. Adapun
kegiatan praktikum urin ini merupakan kegiatan praktikum
yang dilaksanakan pada kelas XI SMA. Berikut ini adalah
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar kelas XI SMA
menurut Kurikulum 2013:
Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan


faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
Kompetensi Dasar
1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan
tentang

struktur

dan

fungsi

sel,

jaringan,

organ

penyusun sistem dan bioproses yang terjadi pada


mahluk hidup.
1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam
kemampuan mengamati bioproses.
1.3 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan
hidup, menjaga dan menyayangi lingkungan sebagai
manisfestasi pengamalan ajaran agama yang dianutnya.
2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan
fakta,

disiplin,

tanggung

jawab,

dan

peduli

dalam

observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam


mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli
lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai,
berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan
proaktif

dalam

melakukan

dalam

pengamatan

setiap

tindakan

dan

percobaan

dan

dalam

di

dalam

kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium.

2.2 Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan


menerapkan prinsip keselamatan kerja saat melakukan
kegiatan pengamatan dan percobaan di laboratorium
dan di lingkungan sekitar.
3.9

Menganalisis
penyusun

hubungan

organ

antara

pada

struktur

sistem

jaringan

ekskresi

dan

mengaitkannya dengan proses ekskresi sehingga dapat


menjelaskan mekanisme serta gangguan fungsi yang
mungkin terjadi pada sistem ekskresi manusia melalui
studi literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi.
4.10

Menyajikan

hasil

analisis

tentang

kelainan

pada

struktur dan fungsi organ yang menyebabkan gangguan


sistem ekskresi manusia melalui berbagi bentuk media
presentasi.
2. Analisis Potensi Materi
Materi
kompetensi

urin

merupakan

dasar

kelas

XI

materi
SMA.

yang

berada

Kompetensi

di
ini

menjelaskan bahwa siswa diharapkan dapat menganalisis


hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada
sistem

ekskresi

dan

mengaitkannya

dengan

proses

ekskresi sehingga dapat menjelaskan mekanisme serta


gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem
ekskresi manusia melalui studi literatur, pengamatan, dan
percobaan di laboratorium. Sistem ekskresi adalah sistem
pembuangan zat-zat sisa pada makhluk hidup seperti
karbon dioksida, urea, racun dan lainnya. Alat-alat tubuh
yang berfungsi dalam proses ekskresi termasuk dalam
sistem ekskresi. Sisa metabolism karbohidrat dan lemak
menghasilkan CO2 dan H2O, sisa metabolism protein

berupa amino, NH3, urea, dan asam urat. Contoh alat


tubuh

manusia

yang

dapat

mengekskresikan

sisa

metabolism adalah paru-paru, hati, kulit, dan ginjal. Proses


pembentukan urin dalam ginjal dapat dibagi menjadi tiga
tahap, yaitu filtrasi (penyaringan), reabsorpsi (penyerapan
kembali), dan augmentasi (pengeluaran zat). Adapun halhal yang mempengaruhi produksi urin yaitu zat-zat
diuretik, misalnya kopi, teh, dan alkohol akan menghambat
reabsorpsi ion Na+. Pengeluaran urin secara berlebihan
disebut

diuresis.

Suhu

juga

berpengaruh

terhadap

produksi urin karena jika suhu internal dan eksternal naik


di atas normal, maka kecepatan respirasi meningkat.
Volume

larutan

dalam

darah

berpengaruh

terhadap

produksi urin. Jia kita tidak minum air seharian, maka


konsentrasi air di darah menjadi rendah. Emosi juga
berpengaruh terhadap produksi urin karena emosi dapat
merangsang peningkatan atau penurunan volume urin.
Gangguan
albuminuria,

pada

ginjal

glikosuria,

yaitu

nefritis,

hematuria,

batu

ketosis,

ginjal,
diabetes

mellitus, dan diabetes insipidus. Proses uji urin ini dapat


diaktualisasikan, mengingat sudah banyak bahan yang
dijual di pasaran atau yang sudah ada dalam laboratorium
sekolah tersebut beserta alat yang digunakan untuk
praktikum. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah
satu siswa kelas XI SMA pada SMA Negeri 2 Cikarang
Utara, menyatakan bahwa pada materi sistem ekskresi
pada pengujian urin, hanya menggunakan sampel siswa
yang normal saja, tidak menggunakan sampel yang lain
pada kegiatan praktikum tersebut.

Adapun potensi dari materi yang saat dikembangkan


melalui kegiatan praktikum ini adalah hasil dari proses
pengujian urin yang dapat menyatakan proses sistem
ekskresi. Adapun sasaran pengetahuan yang ingin dicapai
meliputi pH urin yang dibutuhkan dalam proses uji urin,
bau ammonia dari hasil penguraian urea dalam urin,
mengenal kandungan klorida dalam urin, uji glukosa, dan
uji protein. Maka oleh karena itu melalui praktikum ini,
yang akan diuji adalah pengukuran pH urin, mengetahui
bau ammonia dari hasil penguraian urea dalam urin,
mengenal kandungan klorida dalam urin, menguji glukosa,
dan protein.
1. Mengukur pH urin: Saya merancang percobaan dengan
menggunakan kertas indikator pH universal untuk
dimasukkan ke dalam urin yang berbeda-beda, yaitu
urin orang normal, perokok, dan pengonsumsi obatobatan.
2. Mengetahui bau ammonia dari hasil penguraian urea
dalam

urin:

Saya

merancang

percobaan

dengan

menggunakan 1 mL urin ke dalam 3 tabung reaksi yaitu


untuk urin orang normal, perokok, dan pengonsumsi
obat-obatan,

kemudian

dipanaskan

dengan

lampu

spirtus.
3. Mengenal

kandungan

klorida

dalam

urin:

Untuk

mengenal kandungan klorida saya menetesi larutan


AgNO3

5%

ke

dalam

urin.

Larutan AgNO3 ini adalah

reagen berfungsi sebagai oksidator yang mengoksidasi sampel.


4. Menguji glukosa: Biasanya dalam pengujian kandungan
glukosa,

yang

sering

dilakukan

adalah

dengan

menggunakan larutan benedict, namun untuk lebih

sederhana, maka saya merancang pengujian adanya


kandungan

glukosa

dengan

menggunakan

larutan

Fehling A dan Fehling B. Larutan Fehling A adalah


larutan CuSO4 dalam air sedangkan larutan Fehling B
adalah larutan garam Kalium-Natrium tartrat dalam air.
Kedua macam larutan ini disimpan terpisah baru
dicampur menjelang digunakan untuk memeriksa suatu
karbohidrat. Aldehid dengan pereaksi Fehling dapat
bereaksi menghasilkan endapan Cu2O yang berwarna
merah bata. Dalam pereaksi ini, ion Cu + direduksi
menjadi ino Cu+ yang dalam suasana basa akan
diendapkan sebagai Cu2O. Untuk mengetahui gula
pereduksi yang mempunyai sifat reduksi lebih kuat,
reaksi fehling lebih jelas perubahan warnanya. Dalam
larutan glukosa 1% pereaksi Fehling akan menghasilkan
endapan berwarna merah bata, sedangkan apabila
digunakan larutan yang lebih encer misalnya glukosa
0,1 % endapan yang terjadi berwarna hijau kekuningan.
Penambahan urin pada larutan Fehling menyebabkan
perubahan warna. Perubahan warna ini, menandai
tingkatan seseorang memiliki diabetes.
5. Menguji protein: Saya merancang pengujian protein
dengan menggunakan larutan Biuret yang dibiarkan
selama 5 menit. Biuret digunakan untuk menunjukkan
adanya ikatan peptida dalam suatu zat yang diuji.
Adanya ikatan peptida mengindikasikan adanya protein,
karena asam amino berikatan dengan asam amino yang
lain melalui ikatan peptida membentuk protein.

Maka berdasarkan latar belakang serta analisis tersebut,


maka

saya

mengajukan

sebuah

rancangan

praktikum

mengenai urin.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan
masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Apa saja yang menjadi kajian teoritis yang relevan dari
inovasi yang diajukan?
2. Bagaimanakah

rancangan

Lembar

Kerja

Siswa

LKS

inovasi praktikum uji urin?


C. Tujuan
Adapun tujuan daripada inovasi yang penyusun ajukan
adalah agar pembaca dapat mengetahui:
1. Kajian teoritis yang relevan.
2. Bentuk rancangan Lembar Kerja Siswa (LKS) inovasi
praktikum uji urin.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kegiatan Praktikum
Kegiatan praktikum pada dasarnya bertujuan untuk
meningkatkan

keterampilan

proses

sains

para

siswa.

Walaupun kegiatan praktikum ini sudah sering dilakukan di


sekolah,

namun

dalam

hal

ini

adalah

pentingnya

pengoptimalan adanya inovasi kegiatan praktikum di sekolah.


Sedikitnya ada empat alasan yang mendasari pentingnya
kegiatan praktikum dilaksanakan (Woolnut & Alsop, 1985:8)
yaitu:

1. Membangkitkan motivasi belajar IPA


2. Mengembangkan

keterampilan

dasar

dalam

melaksanakan eksperimen
3. Praktikum menjadi wahan belajar pendekatan ilmiah
4. Praktikum menunjang pemahaman materi pelajaran
Kegiatan praktikum dalam IPA, salah satu cakupannya adalah pelajaran
biologi yang membahas tentang makhluk hidup, alam, pengaruh alam
terhadap makhluk hidup dan lingkungan serta diajarkan untuk menambah
informasi, mengembangkan cara berpikir, penerapan prinsip, dan membentuk
sikap, serta mengembangkan kemampuan mengingat, mereorganisasi,
meneliti, dan melakukan percobaan (Sapriati, 2006:2). Melalui kegiatan
praktikum siswa diberi kesempatan untuk memenuhi dorongan rasa ingin
tahu dan ingin bisa. Sehingga sangat penting untuk membangitkan motivasi
belajar biologi. Menurut faham psikologi humanisme dalam diri individu
terdapat dorongan untuk memperoleh pengetahuan dan kemampuan (Yelon,
1977: 300).
Praktikum adalah bagian dari pengajaran yang bertujuan
agar peserta didik mendapat kesempatan untuk menguji dan
melaksanakan keadaan nyata apa yang diperoleh dalam
teori. Cara penyajian pengajaran praktikum adalah dengan
melakukan percobaan. Menurut Rustaman, dkk (2005:109)
dengan melakukan eksperimen/percobaan, peserta didik akan
menjadi lebih yakin atas suatu hal daripada hanya menerima
dari guru atau buku, dapat memperkaya pengalaman,
mengembangkan sikap ilmiah dan hasil belajar akan bertahan
lama dalam ingatan peserta didik. Tujuan praktikum adalah
untuk membangun konsep dan mengkomunikasikan berbagi
fenomena yang terjadi dalam sains pada peserta didik.
Metode praktikum ini paling tepat apabila digunakan
untuk

merealisasikan

pembelajaran

dengan

pendekatan

inkuiri atau penemuan. Dengan metode ini peserta didik

dapat terlibat dalam merencanakan eksperimen, melakukan


eksperimen,

menemukan

fakta,

mengumpulkan

data,

mengendalikan variabel, dan memecahkan masalah yang


dihadapinya secara nyata. Selain itu metode eksperimen
merupakan suatu bentuk pembelajaran yang melibatkan
peserta didik bekerja dengan benda-benda, bahan-bahan
peralatan

laboratorium,

baik

secara

perorangan

atau

kelompok. Praktikum dapat melatih dan mengembangkan


penerapan keterampilan intelektual, psikomotorik, dan sikap
ilmiah yang dituntut dalam pengembangan ilmu sebagai
proses sains. Selain itu, praktikum dapat membantu peserta
didik mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atas
persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan
percobaan sendiri. Kemudian peserta didik dapat terlatih
dalam cara berpikir ilmiah (scientific thinking). Adapun
beberapa

kelebihan dan kekurangan metode praktikum

menurut Djamarah (2005) dalam Trisnawati (2011:19) yaitu :


1 Kelebihan metode praktikum
a. Metode ini dapat membuat peserta didik lebih percaya
atas

kebenaran

atau

kesimpulan

berdasarkan

percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata


guru atau buku
b. Peserta didik dapat mengembangkan sikap untuk
mengadakan studi eksplorasi

(menjelajahi) tentang

ilmu dan teknologi, suatu sikap yang dituntut dari


seorang ilmuwan
c. Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat
membawa

terobosan-terobosan

penemuan

sebagai

hasil

baru

percobaannya

dengan
yang

diharapkan

dapat

bermanfaat

bagi

kesejahteraan

hidup manusia
2 Kekurangan metode praktikum
a Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap
anak didik berkesempatan mengadakan eksperimen
b Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama
anak didik harus menanti untuk melanjutkan pelajaran
c Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidangbidang ilmu dan teknologi
Kegiatan praktikum dapat memfasilitasi peserta didik
untuk membangun keterampilan proses sains peserta didik.
Hal ini karena melalui praktikum peserta didik mendapat
pengalaman lebih kompleks, yaitu melakukan pengamatan,
membuat prediksi, membuat hipotesis, menganalisis data,
dan membuat kesimpulan tentang suatu konsep terasa
bermakna dan nyata bagi peserta didik.
B. Konsep Urin
Urin atau air seni adalah cairan sisa yang diekskresikan
oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh
melalui prosesurinasi. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa
melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang
keluar tubuh melalui ureter. Cairan dan materi pembentuk
urin berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urin
berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang
penting bagi tubuh. Cairan yang tersisa mengandung urea
dalam kadar tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau
berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh (Winarno,
2002).
pH urin berkisar antara 4,8 7,5 urin akan menjadi lebih
asam jika mengonsumsi banyak protein, dan urin akan

menjadi lebih basa jika mengonsumsi banyak sayuran. Berat


jenis urin 1,002 1,035. Secara kimiawi kandungan zat dalam
urin diantaranya adalah nitrogen (ureum, kreatinin, dan asam
urat), asam hipurat zat sisa pencernaan sayuran dan buah,
badan keton zat sisa metabolisme lemak, ion-ion elektrolit
(Na, Cl, K, ammonium, sulfat, Ca, dan Mg), hormon, zat toksin
(obat, vitamin, dan zat kimia asing), dan zat abnormal
(protein, glukosa, sel darah Kristal kapur).

Gambar 1.1 Komposisi Urin


Sumber: http://pur3lya-15april.blogspot.co.id/2012/07/ujikandungan-urin-manusia.html
Urin normal jumlahnya rata-rata 1-2 liter perhari, tetapi berbeda-beda
sesuai dengan asupan air yang dikonsumsi tiap hari. Kekurangan minum
menyebabkan kepekatan urine meningkat (konsentrasi semua substansi dalam
urine meningkat), sehingga mempermudah pembentukan batu. Akibatnya air
minum jenuh mineral, terutama kalsium berpengaruh besar terhadap

pembentukan batu. Komposisi batu kalsium yang terdapat di dalam urin


sebesar 80%, dengan bentuk terbesar yaitu kalsium oksalat dan terkecil
kalsium fosfat (Evelyn C. Pearce, 2006).
Proses pembentukan urin dalam ginjal dapat dibagi menjadi tiga tahap,
yaitu:
1) Filtrasi (Penyaringan), terjadi di kapsul Bowman dan glomerulus yang
menghasilkan filtrat glomerulus atau urin primer.
Tabel 1.1 Komposisi Utama Urin Primer
Molekul
Air

Kadar per gram


900

Protein

Glukosa

Asam amino

0,5

Urea

0,3

Ion anorganik

7,2

2) Reabsorpsi (Penyerapan Kembali), terjadi di tubulus konkortus proksimal,


lengkung Henle, dan sebagian tubulus kontortus distal yang menghasilkan
urin sekunder yang mengandung air, garam, urea, dan pigmen empedu
yang berfungsi memberi warna dan bau pada urin.
3) Augmentasi (Pengumpulan). Urin sekunder dari tubulus kontortus distal
akan turun menuju tubulus pengumpul. Pada tubulus pengumpul ini masih
terjadi penyerapan ion Na+, Cl- , dan urea sehingga terbentuklah urin
sesungguhnya. Dari tubulus pengumpul, urin dibawa ke pelvis renalis.
Dari pelvis renalis, urin mengalir melalui ureter menuju vesika urinaria
(kantong kemih) yang merupakan tempat penyimpanan sementara urin
(Pratiwi, dkk, 2007: 169).
Secara umum urin berwarna kuning. Urin encer warna kuning pucat
(kuning jernih), urin kental berwarna kuning pekat, dan urin baru/segar
berwarna kuning jernih. Urin yang didiamkan agak lama akan berwarna

kuning keruh. Urin berbau khas jika dibiarkan agak lama berbau ammonia.
pH urin berkisar antara 4,8 7,5 urin akan menjadi lebih asam jika
mengonsumsi banyak protein, dan urin akan menjadi lebih basa jika
mengonsumsi banyak sayuran. Berat jenis urin 1,002 1,035. Perubahan
warnanya yaitu sebgai berikut:
a. Hijau : kadar glukosa 1 %
b. Merah : kadar glukosa 1,5 %
c. Orange : kadar glukosa 2 %
d. Kuning : kadar glukosa 5 %
Volume urin normal per hari adalah 900 1200 ml, volume tersebut
dipengaruhi banyak faktor diantaranya suhu, zat-zat diuretika (teh, alkohol,
dan kopi), jumlah air minum, hormon ADH, dan emosi (Campbel,1999).
Interpretasi warna urin dapat menggambarkan kondisi kesehatan organ
dalam seseorang.
a. Keruh.
Kekeruhan pada urin disebabkan adanya partikel padat pada urin
seperti bakteri, sel epithel, lemak, atau Kristal-kristal mineral.
b. Pink, merah muda dan merah.
Warna urin seperti ini biasanya disebabkan oleh efek samping obatobatan dan makanan tertentu seperti bluberi dan gula-gula, warna ini juga
bisa digunakan sebagai tanda adanya perdarahan di system urinaria,
seperti kanker ginjal, batu ginjal, infeksi ginjal, atau pembengkakkan
kelenjar prostat.
c. Coklat muda seperti warna air teh, warna ini merupakan indicator adanya
kerusakan atau gangguan hati seperti hepatitis atau serosis.
d. Kuning gelap, Warna ini disebabkan banyak mengkonsumsi vitamin B
kompleks yang banyak terdapat dalam minuman berenergi (Guyton,
C.1992).
Unsur Unsur Normal dalam Urin
1

Urea (Ureum)

Menyusun sekitar setengah dari zat padat urine . Urea merupakan


hasil akhir metabolisme protein. Berasal dari asam amino yang telah
dipindah amonianya di dalam hati, mencapai ginjal dan diekskresikan
rata-rata 30 gram sehari. Kadar ureum normal dalam darah 30 mg setiap
100 ccm darah, tetapi bergantung dari jumlah normal protein yang
dimakan dan fungsi hati dalam pembentukan ureum.
2

Ammonia
Normalnya, urin mengandung sedikit amonia. Ketosis dan asidosis
akibat diabet akut, dimana fungsi ginjal tidak terganggu, akan
menyebabkan pengeluaran amonia yang tinggi dalam urin.

Kreatinin dan Kreatin


Kreatinin adalah produk pemecahan kreatin, diekskresi dalam
jumlah konstan tidak bergantung pada asupan makanan. Sedangkan,
kreatin merupakan hasil buangan kreatin dalam otot. Produk
metabolisme lain mencakup benda-benda purine, oxalat, fosfat, sulfat,
dan urat.

Asam urat
Merupakan hasil akhir terpenting oksidasi purin dalam tubuh.
Asam urat berasal tidak hanya dari nukleoprotein makanan tetapi juga
dari pemecahan nukleoprotein sel dalam tubuh. Kadar normal unsur ini
di dalam darah adalah 2-3 mg setiap 100 cm, sedangkan 1,5-2 mg setiap
hari diekskresikan ke dalam urine.

Asam asam amino


Asam-asam amino yang terdapat di dalam urine diantaranya :
Alanin, Asam butirat, Arginin, Asam aspartat, Sitrulin, Sistein,
Etanolamin, Asam glutamat, Glisin, Histidin, Hidroksiprolin, Lisin,
Leusin, Isoleusin, Prolin, Serin, dan masih banyak yang lain. Pada
orang dewasa normal, hanya sekitar 150-200 mg nitrogen asam amino
diekskresi dalam urine dalam 24 jam.

Cloride

Pada umumnya, cloride diekskresi sebagai natrium cloride. Karena


sebagian besar cloride berasal dari makanan, pengeluarannya sangat
tergantung dari jumlah asupan garam dalam makanan yang dikonsumsi.
7

Sulfat
Sulfur urine berasal terutama dari protein karena terdapatnya asamasam amino yang mengandung sulfur, metronin, sistin dalam molekul
protein.

Fosfat
Fosfat urine adalah gabungan dari natrium dan kalium fosfat serta
kalsium dan magnesium fosfat (fosfat tanah). Makanan, khususnya
jumlah protein yang dikonsumsi mempengaruhi ekskresi fosfat.
Sebagian fosfat juga berasal dari pemecahan sel.

Mineral, meliputi : Natrium, Kalium, Kalsium, dan Magnesium.

10 Vitamin, hormon, dan enzim, terdapat dalam jumlah yang kecil dalam
urin.
Untuk mengetahui jumlah total unsur maupun zat-zat yang terdapat di
dalam urine, berikut ini adalah susunan urine normal (dalam gram) :
Garam (NaCl)

: 10-15

Ureum

: 20-30

Kalium (K)

: 2,0

Kreatinin

: 1,2

Kalsium (Ca)

: 0,2

Asam urat

: 0,7

Magnesium (Mg)

: 0,1

Asam amino

: 1,0

Sulfur (S)

: 0,8

Asam hirufat : 0,7

Fosfor (P)

: 1,0

Ammonia

: 0,7

Unsur Unsur Abnormal dalam Urin


Adanya unsur-unsur abnormal atau tidak umum terdapat dalam urine
dapat mengindikasikan adanya suatu penyakit. Dengan kata lain, urine dapat
digunakan untuk mendiagnosa suatu penyakit atau kelainan. Unsur-unsur itu
meliputi :
1

Protein (Albumin)
Albumin dan globulin yang terdapat dalam urine dalam konsentrasi
abnormal mengindikasikan adanya gejala albuminaria. Normalnya,

tidak lebih dari 30-200 mg protein diekskresi setiap hari dalam urine.
Albumin dapat ditemukan dengan pemanasan urine.
2

Glukosa
Normalnya, tidak lebih dari 1 gram gula diekskresi setiap hari.
Glukosaria terjadi bila lebih dari jumlah itu ditemukan dalam urine.
Selain itu, glukosa menjadi indikator adanya penyakit diabetes melitus
(DM). Produksi insulin oleh penderita DM sangat kurang, sehingga
makanan gagal dijadikan sebagai bahan bakar. Akibatnya, kadar gula
darah terus naik hingga sampai pada ginjal dan keluar lewat urine.
Kadar glukosa darah meningkat seiring dengan pencernaan dan
penyerapan glukosa dari makanan, kadarnya tidak lebih dari 140 mg/dl
pada individu normal.

Senyawa Keton
Keton yang diekskresikan setiap hari normalnya hanya 3-15 mg.
Jumlahnya

meningkat

pada

kelaparan,

gangguan

metabolisme

karbohidrat (misal : DM), kehamilan, anestesia eter, dan beberapa jenis


alkalosis.
4

Bilirubin dan Darah


Adanya darah dalam urine (hematuria) dapat disebabkan karena
kerusakan ginjal atau saluran urin.

Porfirin
Ekskresi koproporfirin dalam urine orang dewasa normal adalah
60-250 ug/hari. Adanya uroporfirin serta kenaikan jumlah koproporfirin
dalam urine adalah sifat kimia yang nyata dalam urine pasien penderita
porfirio (Isnaeni, 2006).

Hal-hal yang Mempengaruhi Produksi Urin


Setiap hari, 1500 liter darah melewati ginjal untuk disaring, dan
membentuk 150-170 liter urin primer. Akan tetapi, hanya 1-1,5 liter urin yang
kita keluarkan. Banyak sedikitnya urin seseorang yang dikeluarkan tiap
harinya dipengaruhi oleh hal-hal berikut.
1) Zat-zat Diuretik

Zat-zat diuretik, misalnya kopi, teh, dan alkohol akan menghambat


reabsorbsi ion Na+. sebagai akibatnya, konsentrasi ADH berkurang
sehingga reabsorpsi air terhambat dan volume urin meningkat. Itulah
sebabnya jika kita mengonsumsi banyak teh atau kopi, maka kita akan
sering buang air kecil. Pengeluaran urin secara berlebihan disebut
diuresis.
2) Suhu
Jika suhu internal dan eksternal naik di atas normal, maka
kecepatan respirasi meningkat. Hal menyebabkan pembuluh kutaneus
melebar sehingga cairan tubuh berdifusi dari kapiler ke permukaan
kulit. Saat volume air dalam tubuh menurun, ADH disekresikan
sehingga reabsorpsi air meningkat. Di samping itu, peningkatan suhu
merangsang pembuluh abnormal mengerut sehingga aliran darah di
glomerulus

dan

filtrasi

turun.

Meningkatnya

reabsorpsi

dan

berkurangnya aliran darah di glomerulus mengurangi volume urin.


Itulah sebabnya jika cuaca panas, kita jarang buang air kecil. Apa yang
terjadi jika cuaca dingin?
3) Volume Larutan
Volume larutan dalam darah berpengaruh terhadap produksi urin.
Jika kita tidak minum air seharian, maka konsentrasi air di darah
menjadi rendah. Hal ini merangsang hipofisis mengeluarkan ADH.
Hormon ini meningkatkan reabsorpsi air di ginjal sehingga volume urin
turun.
4) Emosi
Emosi tertentu dapat merangsang peningkatan atau penurunan
volume urin (Pratiwi, dkk, 2007: 170).
Gangguan pada Ginjal
Ginjal
kelainan,

manusia
antara

lain

dapat

mengalami

karena

serangan

gangguan
bakteri,

dan

tumor,

abnormalitas bentuk ginjal, atau pembentukan batu ginjal.

Kelainan dan gangguan fungsi ginjal antara lain sebagai


berikut.
1) Nefritis
Nefritis adalah kerusakan bagian glomerulus ginjal
akibat alergi racun kuman, biasanya disebabkan oleh
bakteri Streptococcus. Nefritis mengakibatkan seseorang
menderita

uremia

dan

oedema.

Uremia

adalah

masuknya kembali asam urin dan urea ke pembuluh


darah. Oedema adalah penimbunan air di kaki karena
reabsorpsi ait terganggu.
2) Batu Ginjal
Batu ginjal terbentuk karena pengendapan garam
kalsium di dalam rongga ginjal, saluran ginjal, atau
kantong kemih. Batu ginjal ini berbentuk Kristal yang
tidak dapat larut. Kandungan batu ginjal adalah kalsium
oksalat, asam urat, dan Kristal kalsium fosfat. Endapan
garam ini terbentuk jika seseorang terlalu banyak
mengonsumsi

garam

mineral

dan

terlalu

sedikit

mengonsumsi air.
3) Albuminuria
Albuminuria adalah ditemukannya albumin pada urin.
Adanya albumin dalam urin merupakan indikasi adanya
kerusakan pada membran kapsul endothelium. Selain itu
dapat juga disebabkan oleh iritasi sel-sel ginjal karena
masuknya substansi seperti racun bakteri, eter, atau
logam berat.
4) Glikosuria
Glikosuria adalah ditemukannya glukosa pada urin.
Adanya

glukosa

dalam

urin

kerusakan pada tabung ginjal.

menunjukkan

adanya

5) Hematuria
Hematuria adalah ditemukannya sel darah merah
dalam urin. Hematuria disebabkan peradangan pada
organ urinaria atau iritasi akibat gesekan pada batu
ginjal.
6) Ketosis
Ketosis adalah ditemukannya senyawa keton di
dalam darah. Hal ini dapat terjadi pada orang yang
melakukan diet karbohidrat.
7) Diabetes Mellitus
Diabetes mellitus adalah penyakit yang muncul
karena

pankreas

menghasilkan
hormon

tidak

sedikit

yang

menghasilkan

sekali

mampu

insulin.

mengubah

atau

hanya

Insulin

adalah

glukosa

menjadi

glikogen sehingga mengurangi kadar gula dalam darah.


Selain

itu

insulin

juga

membantu

jaringan

tubuh

menyerap glukosa sehingga dapat digunakan sebagai


sumber energi. Diabetes mellitus juga dapat terjadi jika
sel-sel hati, otot, dan lemak memiliki respons rendah
terhadap insulin. Kadar glukosa di urin dan darah
penderita

diabetes

mellitus

sangat

tinggi.

Ini

menyebabkan sering buang air kecil, cepat haus dan


lapar, serta menimbulkan masalah pada metabolism
lemak dan protein.
8) Diabetes Insipidus
Diabetes
menyebabkan

insipidus

adalah

penderita

suatu

penyakit

mengeluarkan

urin

yang
terlalu

banyak. Penyebab diabetes insipidus adalah kekurangan


hormon ADH. ADH ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis
bagian belakang. Jika kekurangan ADH, jumlah urin

dapat naik 20-30 kali lipat dari keadaan normal (Pratiwi,


dkk, 2007: 172).

BAB III
METODOLOGI

A. Bentuk Lembar Kerja Siswa Lama


Tujuan

Mengetahui kandungan ammonia, pH klorida, glukosa, dan


protein dalam urin.
Alat dan Bahan
1. Tabung reaksi 5 buah
2. Rak tabung reaksi
3. Pipet tetes
4. Kertas indikator pH universal
5. Penjepit tabung reaksi
6. Pembakar spiritus
7. Korek api
8. Urin
9. Larutan Biuret
10. Larutan Benerdict/Fehling A dan Fehling B
11. Larutan AgNO3
Cara Kerja
Kegiatan I : Mengukur pH urin
1.
2.
3.
4.

Masukkan kertas indikator pH universal ke dalam urin.


Amati perubahan warnanya.
Cocokkan warnanya dengan standar pH.
Berapakah pH-nya dan apakah artinya?

Jawaban .

Kegiatan II

: Mengetahui bau ammonia dari hasil

penguraian urea dalam urin


1. Masukkan 1 ml urin ke dalam tabung reaksi.
2. Jepitlah dengan penjepit tabung reaksi,
dengan lampu spiritus.
3. Bagaimana baunya?
Jawaban .

panaskan

Kegiatan III

: Mengenal kandungan klorida dalam

urin
1. Masukkan 2 ml urin ke dalam tabung reaksi.
2. Tambahkan 5 tetes larutan AgNO3 5%.
3. Apakah yang terjadi? Mengapa demikian?
Jawaban .

Kegiatan IV

: Uji glukosa

1. Isilah tabung reaksi dengan 2 ml urin.


2. Tambahkan 5 tetes larutan Benedict atau larutan Fehling
A dan Fehling B.
3. Jepit dengan penjepit, kemudian panaskan dengan
lampu spiritus, catat perubahan warna yang terjadi!
4. Apakah kesimpulanmu tentang urin yang kamu amati?
Jelaskan!
Jawaban .

Kegiatan V

: Uji protein

1. Masukkan 2 ml urin ke dalam tabung reaksi.


2. Tambahkan 5 tetes larutan Biuret, biarkan kira-kira 5
menit.
3. Amati perubahan warna yang terjadi.
4. Apa yang dapat kamu simpulkan tentang urin yang
kamu amati? Jelaskan!
Jawaban .

Pertanyaan

1. Jelaskan kandungan urin manusia!


2. Jelaskan tahapan pembentukan urin!
3. Tuliskan kelainan yang dapat diketahui

dari

hasil

pemeriksaan urin!
4. Buatlah rangkuman hasil eksperimen!
B. Bentuk Lembar Kerja Siswa Baru
A. Kompetensi Dasar
3.9
Menganalisis hubungan antara struktur jaringan
penyusun

organ

pada

sistem

ekskresi

dan

mengaitkannya dengan proses ekskresi sehingga dapat


menjelaskan mekanisme serta gangguan fungsi yang
mungkin terjadi pada sistem ekskresi manusia melalui
studi literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi.
B. Pendahuluan
Apa saja jenis kandungan urin yang berbahaya? Urin
adalah salah satu hasil dari sistem ekskresi pada manusia.
Urin dihasilkan oleh ginjal melalui penyaringan darah. Urin
harus dikeluarkan dari tubuh. Jika tidak, maka urine itu
akan meracuni tubuh. Sama halnya dengan sampah yang
harus dibuang atau feses yang harus dibuang. Urin adalah
zat-zat

buangan

atau

zat

dengan

konsentrasi

yang

berlebih. Kandungan urin yang berbahaya yaitu adanya unsurunsur abnormal atau tidak umum terdapat dalam urine dapat
mengindikasikan adanya suatu penyakit. Dengan kata lain, urin dapat
digunakan untuk mendiagnosa suatu penyakit atau kelainan. Unsur-unsur
itu meliputi :
1. Protein (Albumin)
Albumin dan globulin yang terdapat dalam urine dalam
konsentrasi abnormal mengindikasikan adanya gejala albuminaria.
Normalnya, tidak lebih dari 30-200 mg protein diekskresi setiap
hari dalam urine. Albumin dapat ditemukan dengan pemanasan
urine.
2. Glukosa

Normalnya, tidak lebih dari 1 gram gula diekskresi setiap


hari. Glukosaria terjadi bila lebih dari jumlah itu ditemukan dalam
urine. Selain itu, glukosa menjadi indikator adanya penyakit
diabetes melitus (DM). Produksi insulin oleh penderita DM sangat
kurang, sehingga makanan gagal dijadikan sebagai bahan bakar.
Akibatnya, kadar gula darah terus naik hingga sampai pada ginjal
dan keluar lewat urine. Kadar glukosa darah meningkat seiring
dengan pencernaan dan penyerapan glukosa dari makanan,
kadarnya tidak lebih dari 140 mg/dl pada individu normal.
3. Senyawa Keton
Keton yang diekskresikan setiap hari normalnya hanya 3-15
mg. Jumlahnya meningkat pada kelaparan, gangguan metabolisme
karbohidrat (misal : DM), kehamilan, anestesia eter, dan beberapa
jenis alkalosis.
4. Bilirubin dan Darah
Adanya darah dalam urine (hematuria) dapat disebabkan
karena kerusakan ginjal atau saluran urine.
5. Porfirin
Ekskresi koproporfirin dalam urine orang dewasa normal
adalah 60-250 ug/hari. Adanya uroporfirin serta kenaikan jumlah
koproporfirin dalam urine adalah sifat kimia yang nyata dalam
urine pasien penderita porfirio (Isnaeni, 2006).

C. Tujuan
Mengetahui

kandungan

ammonia,

pH

klorida,

glukosa, dan protein dalam urin orang normal, perokok,


dan pengonsumsi obat.
D. Alat dan Bahan
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Pipet tetes
4. Kertas indikator pH universal

5. Penjepit tabung reaksi


6. Pembakar spiritus
7. Korek api
8. Urin
9. Larutan Biuret
10.
Larutan Fehling A dan Fehling B
11.
Larutan AgNO3
E. Cara Kerja
Kegiatan I

: Mengukur pH urin

1. Masukkan kertas indikator pH universal ke dalam


urin.
2. Amati perubahan warnanya.
3. Cocokkan warnanya dengan standar pH.

Kegiatan II

: Mengetahui bau ammonia dari hasil


penguraian

urea dalam urin

1. Masukkan 1 ml urin ke dalam tabung reaksi.


2. Jepitlah dengan penjepit tabung reaksi, panaskan
dengan lampu spiritus.

Kegiatan III : Mengenal kandungan klorida dalam


urin
1. Masukkan 2 ml urin ke dalam tabung reaksi.
2. Tambahkan 5 tetes larutan AgNO3 5%.

Kegiatan IV : Uji glukosa


1. Isilah tabung reaksi dengan 2 ml urin.
2. Tambahkan 5 tetes larutan Fehling A dan Fehling B.

3. Jepit dengan penjepit, kemudian panaskan dengan


lampu

spiritus,

catat

perubahan

warna

yang

terjadi!

Kegiatan V

: Uji protein

1. Masukkan 2 ml urin ke dalam tabung reaksi.


2. Tambahkan 5 tetes larutan Biuret, biarkan kira-kira
5 menit.
3. Amati perubahan warna yang terjadi.

F. Tabel Hasil Pengamatan


Perubahan yang terjadi
No.

Urine

Uji pH

Uji
Ammoni
a

Uji
Klorida

Uji
Glukos
a

Uji
Protei
n

Normal

Perokok

Pengonsu
msi obat

G. Hasil pengamatan (Transformasi data)


.........................................................................................
........................
.........................................................................................
.......................

.........................................................................................
.......................
.........................................................................................
.......................
.........................................................................................
........................

H. Pertanyaan
1. Apa saja yang terkandungan dalam urin manusia?
Jawab:
.....................................................................................
.......................
.....................................................................................
.......................
.....................................................................................
.......................
2. Apa fungsi larutan Fehling A dan Fehling B?
Jawab:
.....................................................................................
.......................
.....................................................................................
.......................
.....................................................................................
.......................
3. Bagaimana kesimpulan dari praktikum ini?
Jawab:
.....................................................................................
.......................

.....................................................................................
.......................
.....................................................................................
.......................

C. Rencana Anggaran
ANGGARAN PEMBELIAN ALAT DAN BAHAN
KEGIATAN UJI URIN
LABORATORIUM BIOLOGI SMA
Praktikum diperkirakan diikuti oleh sekitar 40 siswa yang
dibagi menjadi delapan kelompok yang beranggotakan lima
orang.
N
o.

Uraian

Jumlah
yang
diperluka
n

Harga
Satuan

Total Harga

Rp. 3.220

= 40 x 3.220
= Rp.
128.000

8 buah

Rp. 19.200

= 8 x 19.200
= Rp.
153.600

16 buah

Rp. 2.000

= 16 x 2.000
= Rp. 24.000

Alat

Tabung reaksi
16x160mm
merk duran (non
logo)
Rak tabung
reaksi ex lokal
kayu lubang 12
dengan
pengering
Pipet tetes
pendek satuan

40 buah

Kertas indikator
pH universal
merk macherey
nagel range 014 100's/pack
Penjepit tabung
reaksi ex lokal
kayu

100's/pack

Rp. 138.000

Rp. 138.000

8 buah

Rp. 5.400

= 8 x 5.400
= Rp. 43.200

Pembakar
spiritus glass
250ml

8 buah

Rp. 46.550

Korek api

1 buah

Rp. 500

= 8 x 46.550
= Rp.
372.400
Rp. 500

Bahan
1

Larutan Biuret

500 ml/
botol

Rp. 86.500

Fehling A /100ml

1000
ml/Botol

Rp. 92.000

Fehling B /100ml

1000
ml/Botol

Rp. 279.000

Larutan AgNO3
(Silver Nitrate )

Rp. 86.500
Rp. 92.000
Rp. 279.000
Rp. 950.000

25gr/botol

Rp. 950.000

Total
: Rp. 2.271.700
(Terbilang : Dua juta dua ratus tujuh puluh satu ribu
tujuh ratus rupiah)

BAB V
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan

: SMA

Mata Pelajaran

: Biologi

Kelas/Semester

: XI/2

Materi Pokok

: Sistem Ekskresi

Alokasi Waktu

: 4 x 45 JP

A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial

dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia
3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar
1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan
tentang

struktur

dan

fungsi

sel,

jaringan,

organ

penyusun sistem dan bioproses yang terjadi pada


mahluk hidup.
1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam
kemampuan mengamati bioproses.
1.3 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan
hidup, menjaga dan menyayangi lingkungan sebagai
manisfestasi pengamalan ajaran agama yang dianutnya.
2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan
fakta,

disiplin,

tanggung

jawab,

dan

peduli

dalam

observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam


mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli
lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai,

berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan


proaktif

dalam

melakukan

dalam

setiap

tindakan

dan

percobaan

pengamatan

dan

dalam

di

dalam

kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium.


2.2 Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan
menerapkan prinsip keselamatan kerja saat melakukan
kegiatan pengamatan dan percobaan di laboratorium
dan di lingkungan sekitar.
3.9

Menganalisis
penyusun

hubungan

organ

antara

pada

struktur

sistem

jaringan

ekskresi

dan

mengaitkannya dengan proses ekskresi sehingga dapat


menjelaskan mekanisme serta gangguan fungsi yang
mungkin terjadi pada sistem ekskresi manusia melalui
studi literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi.
4.10

Menyajikan

hasil

analisis

tentang

kelainan

pada

struktur dan fungsi organ yang menyebabkan gangguan


sistem ekskresi manusia melalui berbagi bentuk media
presentasi.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
Menjelaskan proses dan hasil uji urin melalui percobaan dengan menggunakan
urin orang normal, perokok, dan pengonsumsi obat-obatan.
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini siswa diharapkan mampu:
1

Mengidentifikasi struktur, fungsi, dan proses dalam sistem ekskresi


manusia.

Mengaitkan struktur, fungsi, dan proses dalam sistem ekskresi manusia.

Mengidentifikasi kelainan atau gangguan yang terjadi pada sistem


ekskresi.

Melakukan percobaan uji urin pada berbagai jenis urin, seperti urin orang
normal, perokok, dan pengonsumsi obat-obatan.

D. Materi Pokok
1. Sistem Ekskresi
2. Gangguan

fungsi yang mungkin terjadi pada sistem ekskresi

manusia, khususnya pada ginjal.

E. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran


Pendekatan
Metode

: Saintifik
: Inkuiri (Praktikum), Diskusi

F. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan
Pembelajaran
KEGIATAN
PENDAHULUA
N

Tujuan
Pembelajar
an Khusus
Siswa dapat
mensyukuri
adanya
proses
ekskresi
yang
terdapat
beberapa
kandungan
dalam setiap
urin yang
berbedabeda.

Materi
Pembelajar
an

Kegiatan Belajar
Mengajar

a. Menunjuk salah satu


siswa untuk berdoa
terlebih dahulu
sebelum memulai
kegiatan praktikum
b. Mengabsen siswa
c. Menjelaskan
kompetensi yang akan
dicapai, tujuan dan
manfaatnya dalam
kehidupan sehari-hari,
serta menjelaskan
skenario kegiatan
praktikum yang akan
dilaksanakan, dan
penilaian yang akan
dilaksanakan

Media,
Model,
Pendekat
an dan
Metode
Media :
Papan
tulis,
Spidol

Metode :
Inkuiri

Kegiatan
Pembelajaran

Tujuan
Pembelajar
an Khusus

Materi
Pembelajar
an

Kegiatan Belajar
Mengajar

Media,
Model,
Pendekat
an dan
Metode

d. Menggali
pengetahuan awal
mengenai kandungan
urin

KEGIATAN
INTI

Siswa
a. Kandunga a. Siswa diberikan
n urin
fenomena kontekstual
melatih
b.
Gangguan
oleh guru berkaitan
ketelitian,
pada
dengan kndungan
kesabaran,
ginjal
urin dan gangguan
jujur dan
pada ginjal
disiplin,
b. Siswa diberikan LKS
serta dapat
oleh guru sebagai
mempertang
panduan untuk
gungjawabk
kegiatan praktikum
an hasil
c. Siswa mempersiapkan
pengamatan
alat dan bahan untuk
yang telah
uji urin dengan
didapat
menggunakan urin
orang normal,
dalam
perokok, dan
kegiatan
pengonsumsi obatpraktikum.
obatan
d. Siswa melakukan
percobaan sesuai
dengan LKS yang
telah diberikan
e. Siswa membuat
kesimpulan dari
kegiatan praktikum
f. Siswa berdiskusi
dengan kelompok lain

Media :
Papan
Tulis,
Spidol,

Pendekat
an :
Saintifik

Metode :
Inkuiri

Kegiatan
Pembelajaran

Tujuan
Pembelajar
an Khusus

Materi
Pembelajar
an

Kegiatan Belajar
Mengajar

Media,
Model,
Pendekat
an dan
Metode

mengenai hasil
pengamatan dengan
menyampaikan
pendapatnya masingmasing

KEGIATAN
PENUTUP

a. Siswa beserta guru


membuat
kesimpulan/rangkuma
n tentang konsep
yang dipelajari
b. Guru memberikan
umpan balik
(mengajukan
pertanyaan yang
berkaitan dengan
hasil praktikum yang
didapat siswa)
c. Guru memberikan
tugas pembuatan
lapiran untuk
memperdalam
pemahaman siswa
tentang konsep
tersebut.

Media :
Papan
Tulis,
Spidol,

Pendekat
an :
Saintifik

Metode :
Tanya
Jawab

G. Alat, Media dan Sumber


1.

Alat

2.

Media

3.

Sumber

: Papan Tulis, Spidol


: Alat dan bahan Parktikum
: Buku Biologi Kela XI SMA
Pratiwi, dkk. 2007. Biologi. Jakarta: Erlangga

H. Penilaian
1. Teknik dan Bentuk Instrumen
N
o
1.

2.

Teknik
Bentuk
Penilaian Instrumen
Sikap
Pengamat Lembar
a. Spiritual
an
pengamata
b. Terlibat aktif (proaktif)
n sikap dan
dalam
pembelajaran
rubrik
bekerjasama
dalam
kegiatan kelompok
c. Toleran
terhadap
pendapat yang berbeda
d. Disiplin
dalam
mengerjakan tugas
e. Tanggung Jawab
f. Jujur dalam mengerjakan
tugas
Pengetahuan
Tes Tulis
Tes Uraian
a. Pada pH berapa, aktivitas
urin yang cocok dengan
standar pH? Mengapa hal
tersebut
bisa
terjadi,
jelaskan!
b. Berdasarkan percobaan
5,
pada
jenis
urin
manakah
yang
merupakan
jenis
urin
yang memiliki kandungan
normal atau kandungan
abnormal? Mengapa hal
tersebut bisa terjadi?
c. Apa perubahan warna
Aspek yang dinilai

Waktu
Penilaian
Selama
kegiatan
praktikum
dan
saat
diskusi

Pada saat
kegiatan
praktikum

N
o

3.

Teknik
Penilaian

Aspek yang dinilai

yang terjadi, ketika urin


ditetesi larutan Biuret ke
dalam tabung reaksi?
Mengapa hal tersebut
bisa terjadi? Jelaskan!
d. Apakah terjadi perbedaan
bau ammonia
antara
urin
orang
normal,
perokok,
dan
pengonsumsi
obat?
Mengapa hal tersebut
bisa terjadi?
Psikomototrik
Penilaian
psikomoto
rik

Bentuk
Instrumen

Waktu
Penilaian

Lembar
Selama
Pengamata kegiatan
n
dan praktikum
rubrik
penilaian

2. Lembar Pengamatan Sikap


Nama siswa: .......................
No

Aspek yang dinilai

Keteranga
n

Mensyukuri
terhadap
adanya proses ekskresi

Memiliki rasa
(curiosity)

Menunjukkan ketekunan dan


tanggungjawab dalam belajar dan
bekerja baik secara individu
maupun kelompok

ingin

tahu

Jumlah Skor
Rubrik Penilaian
No
1

Aspek yang dinilai

Rubrik

Mensyukuri
terhadap 4:
Menunjukkan
ekspresi
kekaguman
dan
bersyukur
adanya kandungan urin
kepada Tuhan YME terhadap
adanya proses ekskresi yang

No

3.

Aspek yang dinilai

Rubrik

terdapat beberapa kandungan


dalam
setiap
urin
yang
berbeda-beda.
3:
Menunjukkan
ekspresi
kekaguman tanpa ungkapan
verbal yang menunjukkan rasa
syukur kepada Tuhan
2:
Belum
secara
eksplisit
menunjukkan
ekspresi
kekaguman dan ungkapan rasa
syukur namun menaruh minat
terhadap kegiatan praktikum
1:Belum menunjukkan ekspresi
kekaguman,
atau
menaruh
minat
terhadap
proses
ekskresi, atau ungkapan verbal
yang menunjukkan rasa syukur
terhadap Tuhan
Memiliki rasa ingin tahu 4: Menunjukkan rasa ingin tahu
yang besar, antusias, terlibat
(curiosity)
aktif dalam kegiatan kelompok
3: Menunjukkan rasa ingin tahu
yang tetapi kurang antusias,
terlibat aktif dalam kegiatan
kelompok
2: Menunjukkan rasa ingin tahu,
namun tidak terlalu antusias,
dan baru terlibat aktif dalam
kegiatan
kelompok
ketika
disuruh
1: Tidak menunjukkan antusias
dalam
pengamatan,
sulit
terlibat aktif dalam kegiatan
kelompok
walaupun
telah
didorong untuk terlibat
Menunjukkan
ketekunan 4: Tekun dalam menyelesaikan
tugas dengan hasil terbaik
dan tanggungjawab dalam
yang bisa dilakukan, berupaya
belajar dan bekerja baik
tepat waktu.
secara individu maupun
3:
Belum
tekun
dalam
kelompok
menyelesaikan tugas dengan
hasil
terbaik
yang
bisa

No

Aspek yang dinilai

Rubrik
dilakukan,
berupaya
tepat
waktu
2: Berupaya tepat waktu dalam
menyelesaikan tugas, namun
belum
menunjukkan
upaya
terbaiknya
1: Tidak berupaya sungguhsungguh dalam menyelesaikan
tugas, dan tugasnya tidak
selesai

Petunjuk Penskoran :
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4. Perhitungan skor
Skor
x 4=skor akhir .
akhir menggunakan rumus:
Skor maksimum
Peserta didik memeroleh nilai:
4. Sangat Baik : apabila memeroleh
3. Baik
: apabila memeroleh
2. Cukup
: apabila memeroleh
1. Kurang
: apabila memeroleh
dari 60)

skor
skor
skor
skor

3,20 4,00 (80 100)


2,80 3,19 (70 79)
2,40 2,79 (60 69)
kurang 2,40 (kurang

1. Lembar Penilaian Pengetahuan


No

Item Soal

Scor
e

Pada pH berapa,
aktivitas urin yang
cocok
dengan
standar
pH?
Mengapa
hal
tersebut
bisa
terjadi, jelaskan!

Berdasarkan
percobaan 5, pada
jenis urin manakah
yang
merupakan
jenis
urin
yang

Penilaian
Score 5 Jika jawaban lengkap dan
sesuai dengan konsep
1. Jika jawaban kurang lengkap
tetapi sesuai konsep
1. Jika jawaban tidak lengkap
dan tidak sesuai konsep
Score 5, Jika dijawab lengkap dan
jelas
3, Jika dijawab kurang lengkap
tetapi jelas

memiliki kandungan
normal
atau
kandungan
abnormal?
Mengapa
hal
tersebut
bisa
terjadi?
3

1, Jika dijawab tidak lengkap


dan tidak jelas

Apa
perubahan
warna yang terjadi,
ketika urin ditetesi
larutan Biuret ke
dalam
tabung
reaksi?
Mengapa
hal tersebut bisa
terjadi? Jelaskan!

Apakah terjadi
perbedaan bau
ammonia antara
urin orang normal,
perokok, dan
pengonsumsi obat?
Mengapa hal
tersebut bisa
terjadi?

Score 5 Jika jawaban lengkap dan


sesuai dengan konsep
3. Jika jawaban kurang lengkap
tetapi sesuai konsep
1. Jika jawaban tidak lengkap dan
tidk sesuai konsep

Score 5 Jika jawaban lengkap dan


sesuai dengan konsep
3. Jika jawaban kurang lengkap
tetapi sesuai konsep
1. Jika jawaban tidak lengkap dan
tidk sesuai konsep

Petunjuk penskoran :
Nilai

= Skor yang diperoleh x 100


Skor maksimal

4. Penilaian Keterampilan dengan sistem Checklist


No

Aspek yang dinilai


I. Persiapan Praktikum

Membawa perlengkapan praktikum


(alat/bahan yang ditugaskan)

Memakai jas lab

Penilaian
Ya

Tidak

Ket

II. Selama kegiatan praktikum


3

Mengambil bahan dengan rapi, tidak


berceceran

Mengambil bahan praktikum sesuai


kebutuhan

Mengoperasikan alat dengan benar

Menggunakan alat dan bahan sesuai


prosedur praktikum
III. Kemauan, Keterampilan
Mengamati, Menganalisis dan
Menyimpulkan hasil praktikum

Memfokuskan perhatian pada kegiatan


praktikum/ tidak mengerjakan hal lain
yang tidak berhubungan dengan
prosedur praktikum

Memiliki minat/Interes terhadap aktvitas


praktikum

Terlibat secara aktif dalam kegiatan


praktikum

10

Mengamati hasil praktikum secara


cermat

1 = Ya
0 = Tidak
Petunjuk Penskoran:
Oleh karena skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4, maka
Skor
x4 .
perhitungan nilai akhir adalah:
Skor tertinggi
Guru
Winda Lestari

BAB IV
PENUTUP

A. Implikasi
Setelah

dilakukannya

analisis

pada

praktikum

mengenai bab Sistem Ekskresi dengan memusatkan


siswa

untuk

memahami

mengenai

Kandungan

Urin

ternyata praktikum yang dilakukan sudah cukup baik dan


mencapai

kepada

tujuan

pembelajaran

yang

telah

dituliskan dalam RPP dan dilengkapi KI dan KD sesuai


dengan silabus, tetapi setelah dilihat adanya kekurangan
sedikit mengenai siswa yang seharusnya lebih menggali
cara berfikir kritisnya mengenai hal-hal penting dalam
pembelajaran salah satunya mengenai pembelajaran pada
bab Sistem Ekskresi.
Oleh karena itu proposal ini menyajikan inovasi
mengenai praktikum sistem ekskresi khususnya praktikum
uji urin yang dapat berpengaruh terhadap guru, peserta
didik dan sekolah, diantaranya yaitu:
1. Bagi Guru
Sebagai tambahan informasi

bagi

guru

mengenai LKS yang baik


Meningkatkan kreatifitas dan kemampuan guru
dalam mengelola laboratorium dan kegiatan

praktikum, karena guru dituntut untuk dapat


menggunakan dan menerapkan pembelajaran

secara efektif di laboratorium


Guru harus menyadari bahwa siswa memiliki
perbedaan satu sama lain. Siswa berbeda
dalam minat, kemampuan, kesenangan, dan
pengalaman

praktikum,

karena

itu

dalam

kegiatan praktikum diperlukan adanya cara


penilaian

yang

beragam

sesuai

dengan

karakteristik siswa
Memotivasi guru untuk memperbaiki LKS dari

tahun ke tahun
Mempertimbangkan penambahan sampel urin
yang digunakan dalam praktikum, agar dapat
memancing

rasa

ingin

tahu

mengenai perbedaan tersebut


2. Bagi Peserta Didik
Mengoptimalkan hasil belajar

peserta

didik

siswa

pada

materi sistem ekskresi


Megoptimalkan aktivitas belajar siswa dalam

pembelajaran
Meningkatkan pemahaman peserta didik pada

konsep proses ekskresi


Bila peserta didik sering melakukan praktikum
di sekolah maka akan memberikan dampak
yang positif, sehingga peserta didik dapat
memperoleh pengalaman baru dalam proses

melakukan kegiatan praktikum sistem ekskresi


Memotivasi untuk menjaga kesehatannya agar
terhindar

dari

penyakit

yang

berhubungan

dengan sistem ekskresi


Mengindari merokok dan tidak mengonsumsi
obat-obatan yang tidak dianjurkan oleh dokter

Meningkatnya rasa ingin tahu sehingga fokus

selama praktikum
3. Bagi Sekolah
Sebagai tambahan

referensi

bagi

sekolah

mengenai contoh LKS sistem ekskresi


Harga yang terjangkau dapat menghemat

biaya anggaran dalam hal praktikum


Dapat mempersiapkan sarana dan prasarana
laboratorium, serta dapat mengatur alokasi
waktu praktikum

B. Rekomendasi
Mengingat rendahnya daya dukung fasilitas peralatan
laboratorium di sekolah, akan lebih baiknya diadakan
upaya peningkatan kualitas praktikum Biologi. Adanya
hubungan yang baik antara guru, peserta didik, dan pihak
sekolah diharapkan komunikasi yang terjalin pun akan baik
sehingga lebih memudahkan guru untuk dapat mengajukan
kebutuhan fasilitas di laboratorium sekolah kepada pihak
sekolah.

Agar

pihak

sekolah

dapat

mengalokasikan

anggaran pengadaan fasilitas laboratorium (alat dan bahan


praktikum) secara bertahap dan terprogram. Hal ini juga
berkaitan dengan dibuatnya suatu struktur organisasi
pengelolaan laboratorium sehingga fasilitas laboratorium
yang

telah

ada

dapat

dikelola

dengan

baik

dan

dioptimalkan pemanfaatannya. Adanya hubungan yang


baik

pula

dapat

berkomunikasi

memudahkan

dengan

siswa

seorang

agar

guru

selama

untuk

praktikum

berlangsung tidak ada kesalahan yang dapat merugikan


orang lain, dan dapat meningkatkan kemampuan guru agar
lebih kreatif dan inovatif dalam pelaksaan praktikum.
Untuk
meningkatkan
frekuensi
pelaksanaan
praktikum diperlukan juga adanya pengkajian lanjut untuk

pembinaan terhadap tiap personil yang terlibat dalam


pengelolaan laboratorium Biologi (Kepala sekolah, guru
Biologi dan laboran) sebagai upaya peningkatan kualitas
praktikum sekolah.
Hasil penelitian

ini

sebagai

penelitian

lanjutan

sehingga LKS yang telah di revisi menjadi inovasi baru


diharapakan
menghasilkan

dapat

diujicoba

praktikum

di

yang

laboratorium

dengan

lebih

bahkan

baik,

diharapkan dapat diterapkan sebagai praktikum uji urin di


sekolah.

Daftar Pustaka

Adrian Yelon, Weinstein. 1977. Ilmu Perkembangan Manusia.


Jakarta: EGC
Campbell. 1999. Biologi Jilid 1 Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga
Evelyn C, Pearce. 2006. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis.
Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama

Guyton, A.C., dan Hall, J.E. 1992. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.
Jakarta: EGC
Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta: Kanisius
Pratiwi, dkk. 2007. Biologi. Jakarta: Erlangga
Rustaman, dkk. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang:
UM Press
Sapriati,

A.

(2006).

Pengembangan

Instrumen

Penilaian

Fotosintesis. Jurnal Pendidikan, Vol. 7 (1), hal: 1-10


Trisnawati, Gina. (2012). Analisis Keterampilan Proses Sains
Melalui Praktikum Dengan Model pembelajaran Free Inquiry
Pada

Subkonsep

pencemaran

air.

Skripsi

Jurusan

Pendidikan Biologi FMIPA UPI: Tidak diterbitkan


Winarno, F. G. 2002. Ilmu Pangan Dan Gizi. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.
Woolnugh, B & Alsop, T. 1985. Practical work in science.
Cambridge: Cambridge University Press

Anda mungkin juga menyukai