Anda di halaman 1dari 7

NEUROANATOMI

NERVUS FACIALIS (N.VII)

DISUSUN OLEH :

Vega Nitya Eridani


11601050168

PEMBIMBING :

dr. Tumpal Siagian, Sp.S

KEPANITERAAN KLINIK NEUROLOGI


PERIODE 29 FEBUARI 2016 02 APRIL 2016
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
2016

NERVUS FACIALIS
( N. VII )
Nervus fasialis merupakan campuran saraf motorik dan sensorik. Nervus fasialis mempunyai tiga
nucleus: (1) nucleus motoric utama, (2) nucleus parasimpatis, dan (3) nucleus sensorik.1
Nukleus Motorik Utama
Nukleus motorik terletak pada bagian ventrolateral dari tegmentum pontin bawah dekat
medulla oblongata. Sewaktu masih di tegmentum pons, akson dari neuron pertama-tama berjalan
ke arah sudut pontosereblar, di mana akson ini muncul pada sambungan pontomedular tepat di
depan nervus kranialis VIII. Krus dari nervus fasialis memberikan kolikulus fasialis pada lantai
ventrikel keempat tepat diatas striae medular horizontal. Nervus intermedius muncul diantara
nervus fasialis dan akustikus, lalu nervus fasialis, nervus intermedius, dan nervus
vestibulokoklearis berjalan ke lateral ke dalam kanalis akustikus internus.
Di dalam kanalis akustikus internus, nervus fasialis dan intermedius berpisah dari nervus
kranialis VIII dan terus ke lateral dalam kanalis fasialis, kemudian ke atas ke tingkat ganglion
genikulatum.

Di sini kanalis fasialis membuat belokan tajam ke arah kaudal. Karena nervus fasialis
mengikuti kanalis, maka nervus fasialis juga ikut berbelok, yang disebut sebagai krus eksterna
2

nervus fasialis. Pada ujung akhir kanalis, nervus fasialis meninggalkan cranium melalui foramen
stilomastoideus. Dari titik ini, serabut motorik menyebar di atas wajah. Serabut-serabut tersebut
mempersarafi semua otot ekspresi wajah yang berasal dari arkus brankhialis kedua, yaitu
m.orbicularis oris dan m.orbikularis okuli, m.businator, m.oksipitalis, m.frontalis dan otot-otot
yang lebih kecil di daerah ini, dan juga m.stapedius, m.platisma, m.stilohioideus, dan
m.digastrikus.2
Nukleus Parasimpatis
Nukleus ini terletak di posterolateral terhadap nucleus motoric utama. Inti-inti ini adalah
nucleus salivatorius superior dan nucleus lacrimalis. Nukleus salivatorius superior menerima
serabut-serabut aferen dari hipotalamus melelui jaras otonom descendens. Informasi mengenai
pengecapan dari rongga mulut diterima dari nucleus traktus solitarius.
Nukleus lacrimalis menerima serabut-serabut aferen dari hipotalamus untuk respons
emosional dan dari nucleus sensorium nervi trigemini untuk refleks lakrimasi.1
Nukleus Sensorik
Nukleus ini merupakan bagian dari nucleus traktus solitaries dan terletak dekat dengan
nucleus motoric. Sensasi pengecapan berjalan melalui akson-akson perifer sel saraf yang terletak
di dalam ganglion geniculatum nervus VII. Processus sentralis sel-sel saraf ini bersinaps dengan
sel-sel saraf di dalam nucleus. Serabut eferen menyilang bidang median dan berjalan ke atas
menuju nucleus ventralis posteromedialis thalami sisi kontralateral serta menuju beberapa nuclei
di hipotalamus. Akson sel-sel thalamus melintasi capsula interna dan corona radiate dari
thalamus, kemudian berakhir di area korteks pengecap pada gyrus postcentralis bagian bawah.1
Nervus Fasialis (N VII) dan Nervus Intermedius
Nervus fasialis mempunyai dua komponen. Komponen yang lebih besar, murni motoric
mempersarafi otot-otot ekspresi wajah. Komponen ini disertai oleh nervus yang lebih tipis, yaitu
nervus intermedius.2
Nervus Intermedius
Nervus intermedius mempunyai beberapa komponen aferen dan eferen. Serabut aferen
dimiliki oleh neuron ganglion genikulatum. Beberapa dari serabut aferen ini berawal dari taste
buds dua-pertiga anterior lidah. Nervus pengecapan ini pertama-tama menyertai nervus lingualis
(cabang mandibular nervus V). sesudah itu mereka mengikuti korda timpani ke ganglion
genikulatum dan kemudian nervus intermedius ke nukleus traktus solitarius. Nukleus ini juga
menerima serabut gustatorik dari nervus glosofaringeus yang memperesentasikan pengecapan di
sepertiga posterior lidah dan papillae valatae, dan dari nervus vagus yang mempresentasikan
pengecapan di epiglottis. Dengan demikian, pengecapan dipersarafi oleh tiga saraf, yaitu (N VII,
IX, dan X).2
3

Serabut parasimpatik eferen juga merupakan bagian dari nervus intermedius. Nukleus
salivatorius superior merupakan tempat asal dari serabut-serabut ini. Nukleus ini terletak di
kaudal dan medial dari nukleus motorik fasialis. Beberapa serabut radiks nukleus ini
meninggalkan cabang utama nervus fasialis setinggi ganglion genikulatum. Serabut-serabut ini
menuju ke ganglion pterigopalatina dan masuk ke glandula lakrimalis dan glandula mukosa
nasal. Serabut radiks lain lebih ke kaudal, melalui korda timpani dan nervus lingualis ke ganglion
submandibularis. Dari sana, impuls berjalan ke glandula sublingualis dan submandibularis, yang
mengindikasi salivasi.
Nukleus salivatorius superior menerima input dari sistem olfaktorius melalui fasikulus
longitudinalis dorsalis. Hubungan ini memberikan dasar anatomis untuk refleks salivasi sebagai
respons terhadap aroma yang membangkitkan selera.2
Refleks Yang Melibatkan Nervus Fasialis
Nukleus motorik nervus fasialis berperan pada beberapa arkus refleks, yaitu refleks
kornea, refleks kedip, dan refleks stapedius. Pada refleks kedip, stimulus visual mencetuskan
kolikulus superior mengirimkan impuls visual ke nukleus fasialis di pons melalui traktus
tektobulbaris, menyebabkan penutupan kelopak mata. Pada refleks stapedius, impuls auditorik
mencapai nukleus fasialis melalui nukleus dorsalis korpus trapezoid. Tergantung pada intensitas
suara, arkus refleks ini menghasilkan relaksasi atau tegangan otot stapedius.2

Gangguan Nervus Facialis


Persarafan supranuklear dari otot-otot dahi, terletak pada kedua hemisfer serebri,
sedangkan otot wajah sisanya mendapat persarafan hanya dari girus presentralis kontralateral.
Akibatnya gangguan unilateral dari traktus kortikonuklear oleh suatu lesi, seperti misalnya infark
serebri, kelumpuhan wajah yang ditimbulkan tidak mengganggu otot-otot dahi (paralisis sentral).
Namun, pada lesi nuclear (lesi perifer), semua otot-otot ekspresi wajah pada sisi lesi menjadi
lemah (paralisis perifer).2

Gejala dan tanda tergantung dari lokasi lesi2 :

1) Bila terdapat lesi pada daerah setinggi porus akustikus internus: paralisis motorik perifer
dari otot yang disarafi oleh saraf fasialis, seperti juga kegagalan pendengaran atau tuli
dan penurunan eksitabilitas vestibular.
2) Lesi di daerah ganglion genikulatum: paralisis motorik perifer dan kegagalan rasa
pengecapan dan lakrimal serta sekresi saliva.
3) Lesi di antara ganglion genikulatum dan korda timpani: paralisis motorik perifer dan
kegagalan pengecapan dan sekresi saliva, serta hiperakusis.
4) Lesi setinggi korda timpani: paralisis motorik perifer dan kegagalan rasa pengecapan
serta sekresi saliva.
5) Lesi di bawah foramen stilomastoideus: paralisis motorik perifer.

DAFTAR PUSTAKA

1. Richard S. Snell. Neuroanatomi Klinik. Edisi 5. Jakarta: EGC, 2010. pg: 382 383.
2. Duus, Peter. Diagnosis Topik Neurologi. Edisi 4. Jakarta: EGC, 2012. pg: 148 155.

Anda mungkin juga menyukai