2. Inflammation of auricle
Herpes Zoster Otikus
Herpes zoster oticus adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus varicella
zoster. Virus menyerang satu atau lebih dermatom saraf kranial.
Mengenai :
saraf trigeminus
ganglion genikulatum
disebut juga sindrom ramsay hunt
radiks servikalis bagian atas
Klinis
Lesi kulit vesikuler pada kulit daerah muka sekitar liang telinga
Otalgia
Paralisis otot wajah
Keadaan berat tuli sensorineural
Pengobatan
Sesuai dengan tatalaksana Herpes Zoster
Serumen Prop
Serumen adalah sekret kelenjar sebasea, kelenjar seruminosa, epitel kulit yang
terlepas yg terdapat pada bagian kartilaginosa liang telinga. Bila serumen ini
berlebihan maka dapat membentuk gumpalan yang menumpuk di iang telinga, disebut
dengan serumen prop.
Keluhan
Pendengaran berkurang rasa penuh pada telinga.
Penurunan pendengaran ( Tuli konduktif)
Vertigo atau tinitus
Nyeri apabila serumen keras membatu dan menekan dinding liang telinga.
Faktor resiko
a. Dermatitis kronik liang telinga luar
b. Liang telinga sempit
c. Produksi serumen banyak dan kering
d. Adanya benda asing di liang telinga
e. Kebiasaan mengorek telinga
Pemeriksaan Fisik
a. Otoskopi: dapat terlihat adanya obstruksi liang telinga oleh material berwarna
kuning kecoklatan atau kehitaman. Konsistensi dari serumen dapat bervariasi.
b. Pada pemeriksaan penala dapat ditemukan tuli konduktif akibat sumbatan
serumen.
Diagnosis Klinis
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik
Diagnosis Banding
Benda asing di liang telinga
Komplikasi
Trauma pada liang telinga dan atau membran timpani saat mengeluarkan
serumen.
Penatalaksanaan
a. Menghindari membersihkan telinga secara berlebihan
Ade Putri
Page 1
BLOK THT
b. Menghindari memasukan air atau apapun ke dalam telinga
c. Tatalaksana farmakologi:
1. Serumen lembek dengan dililitkan pada pelilit kapas
2. Serumen keras tetes karbogliserin selama 3hari.
3. Serumen yang terdorong ke aliang telinga irigasi dengan air hangat.
4. Kontraindikasi dilakukan irigasi bila terdapat keluhan tinitus, serumen
yang sangat keras.
*DIANJURKAN SERUMEN DIKELUARKAN 6-12BULAN SEKALI
Prognosis
Bonam
Fistula Preauricular
Fistula preaurikular merupakam lubang berbntuk bulat lonjong dengan seujung pensil.
Merupakan kelainan yang bersifat herediter dominan.
Etiologi dan patogenesis
Gangguan perkembangan pada masa embrional.
Gejala Klinis
Terdapat muara fistula di depan tragus
Dari muaranya keluar sekret yang berasal dari kelenjar sebasea
Pasien biasanya datang dengan keluhan obstruksi fistula dan infeksi.
Diagnosis
Anamnesis tentang riwayat keluarga
Pada PF, inspeksi ditemukan muara fistula
Pemeriksaan radiologi = untuk tentukan panjang vistula
Tatalaksana
Bila tidak ada keluhan => dibiarkan saja
Operasi bila :
Sering infeksi dan keluar sekret berkepanjangan
Cegah rekurensi
Komplikasi
Infeksi
Prognosis
Bila ditangani dengan cepat dan dapat menghindarkan komplikasi, maka
prognosisnya akan baik.
3. Otitis Eksterna
Otitis Eksterna difusa
Otitis eksterna difus adalah infeksi pada 2/3 dalam liang telinga akibat infeksi kateri.
Bakteri penyebab yaitu pseudomonas, staphylococcus albus, Escheria coli.
Klinis:
Sama dengan Sirkumkripta. Tampak 2/3 telinga luar kulit terlihat hiperemis dan udem
yang batasnya tidak jelas. Tidak terdapat furunkel (bisul). Sering ditemukan nyeri
tekan tragus, liang telinga tampak sempit, pembesaran KGB, terdapat sekret yang
berbau namun tidak bercampur lendir (musin), bila disertai musin dapat berasal dari
OMA atau OMSK.
Terapi:
Pembersihan telinga tampon mengandung antibiotik ke liang telinga. Dapat
diberikan kompres rivanol 1/1000 selama 2 hari.
Lokal antibiotik topikal seperti polymixim b/kolistin, neomisin, dan hidrokortison.
Infeksi Berat antibiotik sistemik
Ade Putri
Page 2
BLOK THT
Page 3
BLOK THT
awal otitis media akut kausa bakteri, dilain kasus mungkin karena agen infeksi virus. Karelitz
merasa bahwa faktanya dalam hampir semua kasus myringitis, infeksi saluran nafas atas yang
ada, menunjukkan bahwa jalurnya adalah melalui tuba eustachius, pertama menyebabkan
radang telinga tengah dan kemudian secara sekunder menyebabkan myringitis bulosa.
Middle ear fluid (MEF) telah sering ditemukan pada myringitis bulosa dan mungkin timbul
sebagai akibat dari pecahnya bulla ke telinga tengah atau bulla mungkin telah muncul secara
sekunder setelah radang telinga tengah. Pada tulang temporal manusia otitis media akut telah
ditunjukkan bahwa membran timpani lebih tebal dibandingkan dengan telinga normal. Hal ini
sebagian besar disebabkan oleh pembengkakan lapisan jaringan subepitel dan submukosa
membran timpani. Selain itu, ada banyak kapiler dan infiltrasi sel inflamasi ke dalam lapisan
jaringan subepitel dan submukosa. Studi histology pada myringitis bulosa kurang, tetapi
dapat dibayangkan bahwa di awal penyakit reaksi inflamasi yang kuat diprakarsai oleh
paparan pathogen yang menyebabkan akumulasi cairan kotor pada membran timpani.
Manifestasi Klinis
tiba-tiba nengalami sakit telinga yang parah atau otalgia.
Pada anak-anak dengan gejala otitis media akut biasanya tidak spesifik, karena
mereka tidak dapat mengungkapkan gejala atau asal usul rasa sakit.
Dalam myringitis akut otalgia sifatnya berdenyut.
Nyeri biasanya terletak di dalam telinga, tetapi dapat menyebar ke ujung mastoid,
tengkuk,temporomandibula bersama wajah.
Pada kebanyakan pasien nyeri mereda dalam satu atau dua hari, namun beberapa
keluhan biasanya dirasakan selama tiga hari sampai empat hari.
Beberapa bulla hampir tidak bisa dibedakan dan beberapa menempati sebagian
besar membran timpani. Bulla yang muncul paling sering pada sisi posterior atau
postero inferior membran timpani atau pada dinding kanalis posterior. Bulla ini
tampaknya hanya melibatkan lapisan subepitel dari membran timpani. Myringitis
bulosa sering terdeteksi hanya unilateral sedangkan di beberapa penelitian proporsi
infeksi bilateral tersebut telah 11-33%. Jika bulla pecah maka debit serosanguineous
durasi pendek muncul di saluran telinga, kecuali keadaannya menjadi rumit oleh
invasi bakteri saat discharge menjadi purulen. Peningkatan suhu tubuh biasanya
terlihat dalam perjalanan awal myringitis tersebut. Bulla paling sering menghilang
dengan sendirinya. Dalam sebagian besar kasus bulla berlangsung tiga atau empat
hari.
DIAGNOSIS
Anamnesis
Secara umum, keluhan utama pasien yang mengalami miringitis adalah nyeri pada
daerah telinga yang onsetnya 2-3 hari terakhir sebab bulla terbentuk pada area yang
kaya akan persarafan pada epitel terluar membran timpani. Keluhan pada telinga dan
gangguan pendengaran. Kemudian dari anamnesis lebih lanjut, bisa kita dapatkan
riwayat demam serta kemungkinan riwayat trauma pada saluran telinga akibat
membersihkan telinga, atau pun akibat penetrasi benda asing. Kadang juga pasien
mengeluhkan adanya cairan yang keluar dari telinga. Adanya riwayat penyakit saluran
pernafasan dan gangguan telinga sebelumnya juga perlu ditanyakan.
Pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan yang penting untuk mendiagnosis miringitis bulosa adalah otoskopi.
Adapaun beberapa temuan yang bisa didapatkan dari pemeriksaan otoskopi pada
pasien miringitis antara lain:
Ade Putri
Page 4
BLOK THT
Terdapat tanda-tanda inflamasi pada membran impani, seperti warna membran terlihat
lebih merah, serta tampak mengalami deformasi, dan refleks cahaya memendek atau
bahkan menghilang sama sekali.
Karakteristik dari miringitis bulosa adalah adanya bulla pada membran timpani. Kita
harus dapat membedakan antara bulla yang berasal dari membran timpani dan bula
yang berasal dari saluran telinga luar. Bulla ini dapat pecah dan menimbulkan
perdarahan pada membran timpani.
Pada beberapa kasus dapat ditemukan nyeri ketika pinna ditarik.
Pneumatik otoskopi, dengan pemeriksaan ini kita dapat menentukan apakah
miringitis
bulosa
sudah
menyebabkan
perforasi.
Pemeriksaan lain:
Pada pemeriksaan kelenjar, terdapat limfadenopati servikal posterior
Pada pemeriksaan pendengaran dapat ditemukan adanya penurunan
pendengaran.
Tympanometri: pemeriksaan ini dilakukan untuk menemukan bukti adanya
cairan di belakang membran timpani. Sehingga kita dapat mengetahui adanya
otitis media yang menyertai miringitis bulosa.
Tympanoparasintesis: pemeriksaan ini dilakukan untuk kultur dan identifikasi
agen penyebab miringitis bulosa.
Gambar 5. Sebuah bula besar yang berisis cairan serosa pada permukaan superfisial
membran timpani kanan pada regio umbo
Ade Putri
Page 5
BLOK THT
Gambar
6.
Miringitis
bulosa
pada
telinga
kanan
DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding untuk miringitis hemoragik atau bulosa:
Otitis eksterna
Herpes zoster otikus ( Sindroma Ramsay-Hunt)
Sindrom Ramsay-Hunt ini harus dibedakan dari myringitis akut. Pada sindrom
Ramsay-Hunt, ada paralisis saraf perifer pada wajah, disertai dengan ruam vesikuler
eritematosa di telinga (oticus zoster) atau di dalam mulut, dan lepuh terlihat dalam
banyak kasus di daerah antihelix, fossa dari antihelix dan atau lobulus. Dalam
beberapa kasus lepuhan juga terlihat di dalam liang telinga. Virus Varicella zoster
adalah agent dari sindrom ini.
PENATALAKSANAAN
Prosedur penatalaksanaan miringitis
Pembersihan kanalis auditorius eksterna
Irigasi liang telinga untuk membuang debris (kontraindikasi bila status membran
timpani tidak diketahui)
Timpanosintesis, yaitu pungsi kecil yang dibuat di membran timpani dengan sebuah
jarum untuk jalan masuk ke telinga tengah. Prosedur ini dapat memungkinkan
dilakukan kultur dan identifikasi penyebab inflamasi.
Miringotomi, dimana pada otitis media akut miringotomi dan pembuangan cairan
mencegah terjadinya pecahnya membran timpani setelah bulging. Tindakan ini
menyembuhkan gejala lebih cepat, dan insisi sembuh dalam waktu lebih cepat.
Timpanostomi dengan insersi pipa ke telinga tengah memungkinkan drainase.
Myringitomi atau insisi bulla
PROGNOSIS
Dalam kebanyakan kasus, pasien dengan miringitis memiliki prognosis yang
menguntungkan apabila bulla di drainase segera oleh ahli THT.
OMA
Otitis media akut
Ade Putri
Page 6
BLOK THT
Diagnosis didasarkan pada riwayat nyeri pada telinga atau adanya nanah yang keluar dari
dalam telinga (selama periode < 2 minggu). Pada pemeriksaan, pastikan terjadi otitis media
akut dengan otoskopi. Warna membran timpani (MT) merah, meradang, dapat sampai
terdorong ke luar dan menebal, atau terjadi perforasi disertai nanah.
Tatalaksana
Berikan pengobatan rawat jalan kepada anak:
Jika keadaan anak memburuk yaitu MT menonjol keluar karena tekanan pus,
mastoiditis akut, sebaiknya anak dirujuk ke spesialis THT.
Jika masih terdapat nyeri telinga atau nanah, lanjutkan pengobatan dengan antibiotik
yang sama sampai seluruhnya 10 hari dan teruskan membersihkan telinga anak. Kunjungan
ulang setelah 5 hari.
Setelah kunjungan ulang (5 hari lagi):
Bila masih tampak tanda infeksi, berikan antibiotik lini kedua: Eritromisin dan Sulfa,
atau Amoksiklav (dosis disesuaikan dengan komponen amoksisilinnya). Infeksi mungkin
karena kuman penghasil betalaktamase (misalnya H. influenzae) atau karena terdapat
penyakit sistemik, misalnya alergi, rinosinusitis, hipogamaglobulinemia.
Bila dengan antibiotik lini kedua juga gagal, dapat dirujuk untuk kemungkinan
tindakan miringotomi dengan atau tanpa pemasangan grommet.
Ade Putri
Page 7
BLOK THT
OMA sembuh bila tidak ada lagi cairan di kavum timpani dan fungsi tuba Eustakius sudah
normal (cek dengan timpanometer). Kesembuhan yang tidak sempurna, dapat menyebabkan
berulangnya penyakit atau meninggalkan otitis media efusi kronis dengan ketulian ringan
sampai berat
Otitis media serosa / otitis media non supuratif
Keadaan terdapatnya sekret yang non purulen ditelinga tengah, sedangkan membran timpani
utuh.
Etiologi
Akibat transudat atau plasma yang mengalir dari pembuluh arah ke telinga tengah akibat
terjadi tekanan hidrostatik.
Faktor yang berperan utama dalam keadaan ini adalah terganggunya fungsi tuba sebagai
penyebab adalah adenoid hipertrofi, adenoitis, sumbing palatum
Pendengaran berkurang
Rasa tersumbat pada telinga
Terasa ada cairan di telinga yang sakit
Pada awal tuba terganggu nyeri
Pada otoskopi terlihat membran timpani retraksi.kadang kadang tampak gelembung
udara atau permukaan cairan dalam kavum timpani. Tuli konduktif dapat dibuktikan
dengan garputala.
Tatalaksana
Page 8
BLOK THT
Gejala klinik
Tatalaksana
Tubair chatarr
TOPIK 2
Facial Palsy
Facial Palsy adalah suatu kelainan, kongenital maupun didapat, yang menyebebkan
paralisis seluruh ataupun sebagian pada pergerakan wajah. Aksi gerakan pada wajah
dimulai dari otak dan berjalan melalui saraf facialis menuju otot-otot di wajah. Otototot ini selanjutnya berkontraksi sebagai respon terhadap stimulus. Didalam tengkorak
kepala, saraf facialis adalah suatu saraf tunggal. Setelah keluar dari tengkorak kepala,
bercabang menjadi banyak cabang yang menuju ke berbagai otot pada wajah
Gambaran Klinis
Kelemahan pada otot-otot ekspresi wajah dan ptosis. Wajah seperti terjatuh dan tertarik ke
sisi lainnya saat tersenyum. Kelopak mata tidak dapat menutup sempurna dan dapat
menyebabkan keruaakan pada conjunctiva dan cornea
Pada paralisis partial, wajah sebelah bawah umumnya lebih sering terkena
Pada kasus yang parah, seringkali terdapat hilangnya kemampuan pengecapan pada
lidah bagian depan dan intoleransi terhadap suara nada tinggi atau volume suara
tinggi. Dapat menyebabkan dysarthria ringan dan kesulitan saat makan
Pada suatu lesi LMN pasien tidak dapat mengerutkan dahinya jalur komun ikasi
akhir ke otot-otot mengelami kerusakan. Lesinya bisa terjadi pada pons, atau di luar
batang otak (fossa posterior, canalis osseosa, telinga tengah ataupun diluar tulang
tengkorak).
Pada lesi UMN, otot-otot wajah sebelah atas sebagian tidak terganggu karena jalur
alternatif di batang otak sehingga pasien dapat mengerutkan dahinya (kecuali lesinya
bilateral) sehingga kerutan-kerutan wajah yang terlihat pada lower motor neurone
palsies tidak terlalu mencolok. Tampaknya terdapat jalur yang berbeda antara
pergerakan volunter adn emosional
Penatalaksanaan
Observasi-kebanyakan kasus sembuh secara spontan
Ade Putri
Page 9
BLOK THT
Perawatan mata ahli mata berperan penting dalam mencegah terjadinya kebutaan
yang irreversible akibat ekposure kornea. Ini dapat dengan baik dicapai menggunakan
tetes mata pelumas tiap jam dan salep mata pada malam hari dan jika perlu perban
mata. Botulinum toxin atau pembeahan mungkin diperlukan
Prognosis
71% pasien yang tidak diobati dengan Bell's palsy idiopati dan non progresif pulih dengan
sempurna (84% berfungsi hampir normal) biasanya dalam beberpa minggu
Gambaran prognosis yang buruk
Palsy total atau degenerasi parah pada saraf (electrophysiology)
Tidak ada tanda tanda pemulihan dalam 3 minggu
Usia .60tahun
Nyeri berat
2.Laring dan Faring
Pharingitis
Definisi
Faringitis adalah inflamasi atau infeksi dari membran mukosa faring atau dapat juga
tonsilopalatina.
Etiologi Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang disebabkan oleh virus
(4060%),bakteri (540%), alergi, trauma, iritan, dan lain-lain (Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, 2013). Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri.
Faktor risiko
udara yang dingin, turunnya daya tahan tubuh yang disebabkan infeksi virus influenza,
konsumsi makanan yang kurang gizi, konsumsi alkohol yang berlebihan, merokok dan
seseorang yang tinggal di lingkungan kita yang menderita sakit tenggorokan atau demam
(Gore, 2013).
Epidemiologi
Setiap tahunnya 40 juta orang mengunjungi pusat pelayanan kesehatan karena faringitis.
Anak-anak dan orang dewasa umumnya mengalami 35 kali infeksi virus pada saluran
pernafasan atas termasuk faringitis (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2013).
Frekuensi munculnya faringitis lebih sering pada populasi anak-anak. Kira-kira 1530%
kasus faringitis
Patofisiologi
Pada faringitis yang disebabkan infeksi, bakteri ataupun virus dapat secara langsung
menginvasi mukosa faring dan akan menyebabkan respon inflamasi lokal. Kuman akan
menginfiltrasi lapisan epitel, lalu akan mengikis epitel sehingga jaringan limfoid superfisial
bereaksi dan akan terjadi pembendungan radang dengan infiltrasi leukosit polimorfonuklear.
Pada stadium awal terdapat hiperemis, kemudian edema dan sekresi yang meningkat. Pada
Ade Putri
Page 10
BLOK THT
awalnya eksudat bersifat serosa tapi menjadi menebal dan kemudian cenderung menjadi
kering dan dapat melekat pada dinding faring. Dengan keadaan hiperemis, pembuluh darah
dinding faring akan melebar. Bentuk sumbatan yang berwarna kuning, putih atau abu-abu
akan didapatkan di dalam folikel atau jaringan limfoid. Tampak bahwa folikel limfoid dan
bercak-bercak pada dinding faring posterior atau yang terletak lebih ke lateral akan menjadi
meradang
dan
membengkak.
Virus-virus
seperti
Rhinovirus
dan
18
Coronavirus dapat menyebabkan iritasi sekunder pada mukosa faring akibat sekresi nasal
(Bailey, 2006; Adam, 2009).
Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala yang ditimbulkan faringitis tergantung pada mikroorganisme yang
menginfeksi. Secara garis besar faringitis menunjukkan tanda dan gejala umum seperti lemas,
anorexia, demam, suara serak, kaku dan sakit pada otot leher.
Pemeriksaan Penunjang
Faringitis didiagnosis dengan cara pemeriksaan tenggorokan (kultur apus tenggorokan).
Pemeriksaan kultur memiliki sensitivitas 9095% dari diagnosis, sehingga lebih diandalkan
sebagai penentu penyebab faringitis yang diandalkan
Penatalaksanaan komprehensif penyakit faringitis akut, yaitu:
1. Istirahat cukup
2. Minum air putih yang cukup
3. Berkumur dengan air yang hangat
4. Pemberian farmakoterapi:
a. Topikal 25 Obat kumur antiseptik - Menjaga kebersihan mulut - Pada faringitis
fungal diberikan nystatin 100.000400.000 2 kali/hari. - Faringitis kronik hiperplastik terapi
lokal dengan melakukan kaustik faring dengan memakai zat kimia larutan nitras argentin
25%. b. Oral sistemik - Anti virus metisoprinol (isoprenosine) diberikan pada infeksi virus
dengan dosis 60100 mg/kgBB dibagi dalam 46 kali pemberian/hari pada orang dewasa dan
pada anak kurang dari lima tahun diberikan 50 mg/kgBB dibagi dalam 46 kali
pemberian/hari.
TONSILITIS
Adalah peradangan tonsil palatina yang merupakan bagian dari cincin waldeyer. Cincin
waldeyer terdiri atas susunan kelenjar limfa yang terdapat dirongga mulut.
1. Tonsilitis Akut
a. Tonsilitis Viral
Gejala common cold, rasa nyeri tenggorokan.
Penyebab paling sering virus epstein barr.
Terapi
Ade Putri
Page 11
BLOK THT
Istirahat, minum cukup, analgetika, dan antivirus diberikan jika gejala berat.
b. Tonsilitis Bakterial
Radang akut tonsil dapat disebabkan kuman grup A streptokokkus b hemolitikus
yang dikenal sebagai strept throat, pneumokokus, streptokokus viridan dan
streptokokuus piogenes.
Gejala klinis
Masa inkubasi 2-4hari
Nyeri tenggorok
Nyeri waktu menelan
Demam dengan suhu tinggi
Rasa lesu , rasa nyeri di telinga
Pada pemeriksaan tampak tonsil membengkak, hiperemis dan terdapat
detritus berbentuk folikel, lakuna atau tertutup oleh membran semu
Kelenjar submandibula membengkak dan nyeri tekan.
Terapi
Antibiotik spektrum lebar penisilun, entromisin. Antipiretik dan obat kumur yang
mengandung desinfektan.
Komplikasi
Otitis media akut
Sinusitis
Abses peritonsil
Abses parafaring
Bronkitis
Glomerulonefritis akut.
2. Tonsilitis Membranosa
a. Tonsilitis diferti
Disebabkan oleh kuman Coryne bacterium dhyptheriae, kuman yang termasuk
gram positif dan hidung disaluran nafasbagian atas yaitu hidung , faring dan
laring.
Sering ditemukan pada anak , 10tahun dan frekuensi tertinggi pada anak
usia 2-5 tahun
Gejala dan klinis
Gejala umum
- Kenaikan suhu tubuh
- Nyeri kepala
- Tidak nafsu makan
- Badan lemah
- Nadi lemah
Gejala lokal
membengkak ditutupi bercak putih kotor yang makin lama makin
meluas dan bersatu membentuk membran semu.
Ade Putri
Page 12
BLOK THT
Terapi
Anti difteri serum diberikan segera tanpa menunggu hasil kultur, dengan dosis
20000-100000 unit tergantung dari umur dan beratnya penyakit.
Antibiotik penisilin atau eritromisin 25-3-mg per kg bb dibagi dalam 3 dosis
selama 14hari.
Kortikosteroid 1,2 mg per kg bb. Antipiretik untuk simtomatis.
Komplikasi
- Laringitis difteri
- Miokarditis
- Albuminuria
3. Tonsilitis Kronik
Rangsangan yang menahun dari rokok, beberapa jenis makanan, higiene mulut yang
buruk, pengaruh cuaca, kelelahan fisik dan pengobatan tonsilitis akut yang tidak
adekuat.
Patologi
Karena proses radang berulang yang timbul maka selain epitel mukosa juga jaringan
limfoid terkikis, sehingga pada proses penyembuhan jaringan limfoid diganti oleh
jaringan parut yang akan mengalami pengerutan sehingga kripti melebar.
Gejala dan tanda
- Tonsil membesar dengan permukaan tidak rata
- Kriptus melebar
- Kripti terisi oleh detritus
- Rasa yang mengganjal di tenggorokan
- Kering di tenggorokan dan nafas berbau
Terapi
Higiene mulut dengan berkumur atau obat isep
Komplikasi
Rinitis kronik, sinusitis, otitis media.
Hipertrofi adenoid
Adenoid adalah masa yang terdiri dari jaringan limfoid yang terletak pada dinding posterior
nasofaring, termasiuk dalam rangkaian cincin waldeyer.
Akibat sumbatan koana pasien akan bernafas melalui mulut sehingga terjadi
Ade Putri
Fasies adenoid
Tampak hidung kecil, gigi insisivus kedepan, arkus varing tinggi
Faringitis dan bronkitis
Page 13
BLOK THT
-
Diagnosis
Berdasarkan gejala klinik, pemeriksaan rinoskopi anterior dengan melihat tertahannya
gerakan velum palatum mole dan waktu fonasi, pemeriksaan rinoskopi posterior,
pemeriksaan digital untuk meraba adenoid dan pemeriksaan radiologi
Terapi
Bedah adenoidektomi dengan cara kuretase memakan adenotom.
Komplikasi
-
Ade Putri
Page 14
BLOK THT
Pemeriksaan:
Terapi :
Komplikasi
1. Abses pecah spontanperdarahanaspirasi paru (pyemia)/aspirasi pneumonia
Page 15
BLOK THT
limfe sehingga tidak terjadi metastase kearah kelenjar limfe.Bila kanker melibatkan epiglotis
(ekstrinsik) metastase lebih umum terjadi.Tumor supraglotis dan subglotis harus cukup besar,
sebelum mengenai pita suara sehingga mengakibatkan suara serak.Tumor pita suara yang
sejati terjadi lebih dini biasanya pada waktu pita suara masih dapat digerakan.
Gambaran klinik
Paling dini adalah berupa suara parau atau serak kronik, tidak sembuh-sembuh walaupun
penderita sudah menjalani pengobatan pada daerah glotis dan subglotis. Tidak seperti suara
serak laringitis, tidak disertai oleh gejala sistemik seperti demam.Rasa tidak enak
ditenggorok, seperti ada sesuatu yang tersangkut. Pada fase lanjut dapat disertai rasa sakit
untuk menelan atau berbicara.Sesak napas terjadi bila rima glotis tertutup atau hampir
tertutup tumor 80%. Sesak napas tidak timbul mendadak tetapi perlahan-lahan. Karena itu
penderita dapat beradaptasi, sehingga baru merasakan sesak bila tumor sudah besar
(terlambat berobat). Stridor terjadi akibat sumbatan jalan napas.Bila sudah dijumpai
pembesaran kelenjar berarti tumor sudah masuk dalam stadium lanjut.Bahkan kadang-kadang
tumornya dapat teraba, menyebabkan pembengkakan laring.
Diagnosis
Pemeriksaan laring dengan kaca laring atau laringoskopi langsung dapat menunjukkan tumor
dengan jelas.Tempat yang sering timbul tumor dapat dilihat pada gambar.Sinar X dada,scan
tulang, untuk mengidentifikasi kemungkinan metastase. Darah lengkap, dapat menyatakan
anemi yang merupakan masalah umum. Laringografi dapat dilakukan dengan kontras untuk
pemeriksaan pembuluh darah dan pembuluh limfe., Kemudian laring diperiksa dengan
anestesi umum dan dilakukan biopsi pada tumor.Gigi yang berlubang, sebaiknya dicabut pada
saat yang sama.
TOPIK 3
Ade Putri
Page 16