Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PSIKIATRI

GANGGUAN DEPRESIF BERULANG


EPISODE KINI SEDANG
TANPA GEJALA SOMATIK

Disusun oleh:
Rahma Rufaida Susetyo 1420221110
Pembimbing:
Dr. Mardi Susanto, Sp.KJ (K)
Dr. Tribowo T Ginting, Sp.KJ (K)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN PSIKIATRI


FAKULTAS KEDOKTERAN UPN VETERAN JAKARTA
RUMAH SAKIT UMUM PERSAHABATAN JAKARTA
PERIODE 21 NOVEMBER 24 DESEMBER 2016

I.

IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. H
Usia
: 48 tahun
Jenis Kelamin
: Wanita
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Berdagang
Alamat
: Jatibening

II.

RIWAYAT PSIKIATRI
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 23
November 2016 pukul 10.00 WIB di Poliklinik Psikiatri RSUP
Persahabatan.
A. Keluhan Utama
Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan
diantar anaknya untuk kontrol karena obatnya habis.
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan
diantar anaknya untuk kontrol karena obatnya habis. Pasien
dikonsultasikan dari Poliklinik Penyakit Dalam. Pasien datang untuk
konsultasi karena pasien merasa sedih dan takut.
Pasien merasa sedih sejak 3 tahun yang lalu. Pasien sedih
memikirkan hidupnya dan memikirkan anaknya. Pasien juga takut
menutup mata, ia tidak dapat membuka matanya kembali dan
meninggal. Selama merasa sedih, pasien mengatakan sering menangis,
pasien menjadi mudah lelah dan tidak bersemangat untuk melakukan
aktivitas. Kemampuan untuk melakukan kegiatan sehari hari seperti
pekerjaan rumah juga menurun. Saat sedih, pasien biasanya menelpon
anaknya untuk bercerita dan melepas rindu
Pasien menjadi malas untuk membersihkan rumah, malas,
pasien juga merasakan bahwa dirinya tidak berguna lagi, rasa percaya
diri pasien turun. Perasaan ini timbul karena memikirkan anaknya,
yang tinggal jauh dari orangtuanya dan sebentar lagi anak
2

perempuannya akan menikah, pasien khawatir jika anaknya tidak akan


tinggal bersama pasien kembali dan akan jarang mengunjungi pasien
setelah menikah.
Pasien sudah mengkonsumi obat, dan merasa enak setelah
minum obat, tidur menjadi lebih enak, dan perasaan lebih tenang.
Tidak terdapat keluhan gelisah, jantung berdebar dan tidak bisa tidur.
Pasien mengatakan sejak pertama kali serangan tidak pernah
ada pengalaman mendengar suatu bisikkan yang hanya bisa didengar
oleh pasien, tidak pernah ada pengalaman melihat bayangan yang
hanya dapat dilihat pasien, tidak pernah ada pengalaman merasakan
suatu rasa di lidah ketika tidak sedang makan, tidak pernah merasakan
tubuhnya seperti disentuh, disenggol atau ditarik dan pasien juga tidak
pernah merasakan adanya wewangian tertentu yang hanya dapat
tercium oleh pasien.
Pasien tidak pernah ada pengalaman mencurigai orang lain
yang sedang berbicara, tidak pernah merasakan pikirannya seperti
diambil oleh orang lain, tidak pernah merasakan apa yang akan
dilakukannya telah diketahui orang lain lebih dulu. Pasien tidak pernah
merasakan seperti ada yang ingin menjahati, mencelakai atau
membunuh pasien. Pasien juga tidak pernah merasakan dirinya seperti
dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu.
Sejak terjadi seranganpun pasien tidak pernah merasa dirinya
seperti bukan yang seharusnya serta tidak pernah pula merasa bahwa
tiba tiba lingkungan pasien terasa asing atau berubah bagi pasien,
Sebelumnya pasien juga tidak pernah mengalami perasaan senang
berlebihan, tidak pernah merasa semangat berlebih, tidak pernah
merasa sangat senang berbicara dan melakukan kegiatan. Selama
hidupnya pasien tidak pernah merokok, minum alkohol dan konsumsi
obat obatan psikoaktif (NAPZA).
Pasien tinggal di Jatibening, di rumah pribadinya bersama
suami dan anaknya. Pasien memiliki 2 orang anak yang sudah dewasa.
Anak yang pertama adalah seorang laki laki, bekerja sebagai
3

karyawan di perusahaan obat daerah Pulogadung dan saat ini masih


tinggal bersama pasien. Anak yang kedua adalah seorang perempuan,
bekerja di Cibitung dan saat ini hidup ngekos di dekat tempat kerjanya.
Seluruh anak pasien sudah bekerja sehingga dapat membantu
menghidupi

pasien

dan

suaminya.

Bahkan

kartu

atm

anak

perempuannya dipegang oleh pasien.


Hubungan pasien dengan anak dan suaminya saat ini baik,
anaknya yang ngekos, setiap pekan selalu pulang untuk menjenguk
ibunya.
Pasien dapat bersosialisasi dengan baik di lingkungannya. Aik
sebelum sakit dan setelah sakit. Pasien tidak pernah ada masalah
berarti dengan tetangga sekitar rumahnya.
Saat ini pasien bekerja di rumah dengan membuka usaha
sembako. Pasien berjualan sembako dibantu oleh suaminya. Menurut
pasien hasil dari penjualan ini mampu untuk mencukupi hidupnya.
Omzet yang didapatkan dalam sehari bisa mencapai Rp 800.000.
Pasien berobat dengan menggunakan BPJS.
Pasien datang dengan menggunakan pakaian yang rapi, bersih,
dan sopan. Pasien menggunakan baju daster lengan pendek berwarna
merah dengan corak hitam, terdapat syal berwarna putih yang
melingkat di lehernya. Pasien tidak menggunakan aksesoris tambahan
yang aneh atau berlebihan. Selama dilakukan tanya jawab, pasien
menjawab berbagai pertanyaan yang diberikan oleh dokter dengan
cukup tepat. Pasien juga bersifat kooperatif.
Pasien adalah 7 bersaudara. Menurut pasien berdasarkan cerita
ibunya, pasien dilahirkan dengan persalinan normal, tidak ada kelainan
saat kehamilan maupun proses persalinan. Pasien dibesarkan oleh
orang tuanya, tidak pernah ada pengalaman yang tidak menyenangkan
selama anak anak. Pasien menempuh pendidikan sampai dengan
SMA. Selama sekolah SD pasien pernah tinggal kelas yaitu saat kelas
1 SD dan memiliki prestasi biasa biasa saja. Hubungan pasien
dengan saudara saudara kandungnya baik, terkadang masih bertemu
4

dan berkomunikasi. Menurut pasien saudaranya yang lain ada yang


tinggal di Bekasi, Cijantung dan Bogor. Namun, jarang sekali
mengadakan arisan atau kumpul keluarga, karena memiliki kesibukkan
masing masing. Pasien mengatakan bahwa dalam keluarga tidak ada
yang memiliki keluhan penyakit serupa.
Pasien mengaku memiliki riwayat trauma pada kepalanya,
yaitu tiga tahun yang lalu dan dijahit pada dahi kirinya. Paisen juga
memiliki riwayat diabetes mellitus dan parkinson, namun pasien
disiplin dalam kontrol penyakitnya ini dan juga teratur minum obat.
Saat dilakukan uji daya ingat jangka pendek pasien mampu
menjawab dengan baik, yaitu diajukan pertanyaan pasien dengan siapa
ke rumah sakit, pasien mampu mengingat bahwa ia pergi bersama
anaknya ke RSUP Persahabatan. Dan mengatakan sebelumnya, ia telah
berobat ke Poliklinik Penyakit Dalam dan Poliklinik Saraf. Ketika
ditanya mengenai jenjang pendidikan, pasien mengaku bahwa
pendidikan terakhir adalah tamat SMA. Dan pernah tidak naik kelas,
saat kelas I SD. Hal ini menunjukkan daya ingat jangka pendek dan
panjang pasien adalah baik atau tidak ada gangguan.
Pasien memahami saat diberikan pertanyaan mengenai tempat,
waktu, orang dan situasi. Pasien dapat menjawab sedang melakukan
konsultasi

tentang

penyakitnya

di

Poliklinik

Psikiatri

RSUP

Persahabatan pada siang hari bersama dokter spesialis jiwa dan para
dokter muda. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada gangguan pada
orientasi tempat, orientasi waktu, orientasi orang dan orientasi situasi.
Pasien dapat menjawab ketika ditanya mengenai soal
matematika sederhana yaitu 100 dikurangi 7, pasien menjawab dengan
benar yaitu 93. Dan ketika pertanyaan dilanjutkan 93 dikurangi 7,
pasien juga dapat menjawab dengan tepat yaitu 86. Hal ini
menunjukkan bahwa tingkat intelegensi pasien tidak ada gangguan
atau fungsi kognitif pasien baik.
Kemudian pasien diberikan pertanyaan mengenai pengetahuan
umum oleh dokter, seperti siapa Gubernur Jakarta sekarang ? pasien
5

menjawab

Ahok.

Pasien

dapat

menjawab

dengan

benar

menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan pasien baik.


Setelah itu pasien dilakukan uji daya nilai oleh dokter dengan
memberikan kasus pada pasien. Apabila pasien menemukan dompet di
pusat perbelanjaan, tindakan apa yang akan dilakukan. Pasien
menjawab akan mengambilnya dan menyerahkan ke satpam.
Pasien dapat menjawab pertanyaan mengenai peribahasa yang
diberikan dokter. Seperti dokter memberikan pertanyaan apa yang
dimaksud dengan panjang tangan, pasien menjawab suka mencuri.
Pasien dapat menjawab mengenai pertanyaan peribahasa dengan baik.
Pertanyaan pertanyaan tersebut diajukan untuk menilai daya abstrak
pada seseorang dan pada pasien ini tidak didapatkan gangguan pada
daya pikir abstrak.
Saat ini kegiatan pasien sehari hari adalah melakukan
pekerjaan

rumah

seperti

menyapu,

mengepel,

memasak,

membersihkan rumah, dan melayani pembeli di warung usahanya.


Pasien dulu memiliki hobi berolahraga, yaitu bermain voli. Namun
semenjak kesedihan yang dialaminya, pasien menjadi merasa
kehilangan minat untuk bermain voli kembali.
Akhir akhir ini perasaan pasien sedih. Masih terdapat
perasaan mudah lelah, sedih hingga menangis. Pasien beragama Islam,
jarang sholat, namun sering berdoa. Keinginan dan harapan pasien
adalah ingin anaknya berada terus di rumah untuk menemani pasien,
ingin memiliki tabungan untuk mengajak keluarganya pergi ke
Sumatera, dan ingin bersenang senang di rumah.
Terdapat gangguan dalam menjalankan aktifitas sehari hari.
Pasien tidak memahami bahwa dirinya sakit, namun merasa
membutuhkan obat untuk menenangkan dirinya.
C. Riwayat Penyakit Sebelumnya
a. Riwayat Gangguan Psikiatri
Pasien menderita penyakit ini sejak 3 tahun yang lalu.
b. Riwayat Gangguan Medik
6

Pasien menderita diabetes mellitus dan parkinson, namun rutin


kontrol dan minum obat.
c. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif/Alkohol
Riwayat pengunaan Zat Psikoaktif, merokok dan Alkohol
disangkal.
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
a. Riwayat Pranatal : Pasien dilahirkan dalam proses persalinan
normal.
b. Riwayat masa kecil dan remaja

Pasien

tinggal

bersama

orang tua dan kakak adiknya, tidak pernah mengalami


kekerasan semasa kecil. Pasien tumbuh dan berkembang seperti
anak-anak dan remaja seusianya, tidak terdapat gangguan pada
tumbuh kembangnya. Pasien memiliki teman dan sahabat.
c. Riwayat pendidikan
: Riwayat pendidikan sampai tamat
SMA. Selama menempuh pendidikan pasien pernah tidak naik
kelas yaitu saat kelas I SD. Pasien memiliki teman di sekolah.
d. Riwayat pekerjaan
: Pasien berjualan sembako di
rumahnya.
e. Riwayat pernikahan

: Pasien sudah menikah dan memiliki

dua orang anak.


f. Riwayat agama

: Pasien beragama Islam, namun

jarang melaksanakan sholat.


g. Aktivitas sosial
: Pasien

bersosialisasi

dengan

tetangga, hubungan dengan tetangga sekitar baik.


E. Hubungan Dengan Keluarga
Hubungan pasien dengan keluarga saat ini baik. Hubungan
dengan suami dan anak anak baik. masih sering bertemu dan
berkomunikasi dengan anaknya dan suaminya.
F. Riwayat Keluarga
Pasien mengatakan bahwa dalam keluarga tidak ada yang
memiliki keluhan serupa dengan pasien.
G. Riwayat Situasi Sosial Sekarang
Pasien merupakan perempuan berusia 48 tahun, sudah menikah
memiliki dua orang anak. Pasien tinggal di rumah milik pribadinya,
7

bersama suami dan anaknya. Hubungan dengan keluarga saat ini baik.
Tidak ada masalah dengan suami atau anaknya. Pasien bekerja dengan
membuka usaha sembako di depan rumahnya. Kebutuhan sehari hari
tercukup dari hasil usahanya. Biaya berobat dengan menggunakan
BPJS.
H. Persepsi Pasien Terhadap Dirinya
Saat ini ada tiga keinginan pasien yang ingin dicapai, yaitu:
Paien ingin anaknya selalu bersamanya setiap hari.
Ingin memiliki tabungan untuk pergi ke Sumatera bersama
keluarganya.
Ingin bersenang senang di rumah.

III.

STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum
a. Penampilan : Pasien perempuan usia 48 tahun, tampak sesuai
usianya, berpakaian rapi, perawatan diri baik, kulit warna sawo
matang. Menggunakan baju daster berwarna merah dengan
corak hitam, dan menggunakan syal berwarna putih di
lehernya.
b. Kesadaran :
i. Kesadaran Umum : Compos Mentis
ii. Kontak psikis
: Dapat dilakukan cukup baik.
c. Perilaku dan aktivitas psikomotor :
i. Cara berjalan
: Baik
ii. Aktivitas psikomotor
: Kooperatif, kontak mata
baik,

tidak

ada

gerakan

pertanyaan cukup lancar.


d. Pembicaraan :
i. Kuantitas
: Baik.

involunter,

Pasien

bisa

menjawab

menjawab

pertanyaan dokter dengan lancar.


ii. Kualitas
: Bicara spontan, volume bicara
cukup dan dapat terdengar, artikulasi tidak jelas dan
pembicaraan terarah.
e. Sikap terhadap pemeriksa

: Kooperatif.
8

B. Keadaan Afektif
a. Mood
: Pasien merasa sedih.
b. Afek
: Datar masih bisa tersenyum. Terkadang pasien
terlihat ingin menangis.
c. Keserasian : Serasi.
d. Empati : Pemeriksa dapat merasakan perasaan pasien saat
ini.
C. Fungsi Intelektual/Kognitif
a. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan :
i. Taraf pendidikan : Riwayat pendidikan pasien adalah
SMA. Prestasi cukup dan pernah tinggal kelas saat
kelas I SD.
ii. Pengetahuan umum : Baik, ketika ditanya siapa
Gubernur Jakarta saat ini. Pasien dapat menjawab
dengan tepat.
b. Daya konsentrasi dan Imajinasi : Baik. Pasien dapat
mengikuti tanya jawab dengan baik sampai dengan selesai.
Ketika diberikan pertanyaan hitungan angka 100 dikurangi 7
dapat menjawab cepat yaitu 93. Saat ditanya 93 dikurangi 7
dapat dijawab cepat begitu pula yaitu 86.
c. Orientasi:
i. Waktu

: Baik. Pasien tahu saat wawancara adalah

siang hari
ii. Tempat
: Baik. Pasien tahu saat wawancara di
Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan
iii. Orang
: Baik. Pasien mampu mengenali dan
menyebutkan

pemeriksa

adalah

dokter

dan

disekelilingnya terdapat dokter muda.


iv. Situasi
: Baik. Pasien menyebutkan bahwa sedang
melakukan konsultasi.
d. Daya Ingat :
i. Daya ingat jangka panjang

: Baik. Pasien masih

mengingat jenjang pendidikan terakhir adalah SMA.

ii. Daya ingat jangka pendek

: Baik. Pasien dapat

mengingat ia pergi ke RSUP Persahabatan diantar


anaknya. Sebelum ke Poliklinik Psikiatri, pasien
berobat di Poliklinik Penyakit Dalam dan Saraf.
e. Pikiran Abstrak : Baik. Pasien mampu mengartikan satu buah
peribahasa yang diberikan pemeriksa yaitu apa arti dari panjang
tangan, pasien menjawab suka mencuri.
f. Bakat Kreatif : Pada pasien ini tidak terdapat bakat kreatif.
g. Kemampuan menolong diri sendiri : Baik. Mampu untuk
mengurus diri sendiri.
D. Gangguan Persepsi
a. Halusinasi dan Ilusi
: Tidak terdapat halusinasi dan illusi.
b. Depersonalisasi dan Derealisasi
:
Tidak
terdapat
depersonalisasi dan derealisasi.
E. Proses Pikir
a. Arus Pikir
i. Produktivias

: Cukup baik. Pasien cukup lancar

dalam menjawab pertanyaan.


ii. Kontinuitas
: Baik, koheren
iii. Hendaya
: Tidak terdapat hendaya pada pasien.
b. Isi Pikiran
i. Preokupasi
: Tidak ada
ii. Gangguan Pikiran : Tidak terdapat waham dan delusi.
F. Pengendalian Impuls
Secara keseluruhan baik. Pasien dapat mengontrol dirinya dan
melakukan wawancara dengan baik.
G. Daya Nilai
a. Norma Sosial
: Baik, pasien dapat bersosialisasi dengan
tetangga dengan baik.
b. Daya Nilai
: Baik, ketika diberikan perumpamaan
kondisi dimana pasien menemukan sebuah dompet di pusat
perbelanjaan maka pasien akan menyerahkannya ke satpam
c. Penilaian Realita : Tidak terdapat gangguan menilai realita.
H. Persepsi Pasien Terhadap Diri dan Kehidupannya
10

Pasien sering merasakan dirinya sedih sampai menangis


sendiri, merasa malas untuk beraktivitas. Saat ini pasien sudah merasa
sedih sejak 3 tahun yang lalu karena takut ditinggal oleh anaknya.
Pasien konsumsi obat pada pagi hari dan pasien merasa butuh obat
karena menurut pasien setelah minum obat merasa lebih tenang.
I. Tilikan/Insight
Tilikan pasien adalah derajat 1 yang artinya pasien menyangkal
bahwa ia sakit, dan mengetahui pernah depresi.
J. Taraf Dapat Dipercaya
Kesan secara menyeluruh adalah pasien dalam keadaan yang dapat
dipercaya
IV.

PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Generalis
a. Keadaan Umum
b. Tanda Vital
i. TD
ii. Nadi
iii. Pernapasan
iv. Suhu
c.
d.
e.
f.
g.
h.

Bentuk Badan
Sistem Kardiovaskuler
Sistem Muskuloskeletal
Sistem Gastrointestinal
Sistem Urogenital
Gangguan khusus

B. Status Neurologis
V.

: Baik
: Tidak dilakukan
: 84 kali per-menit, reguler
: 22 kali per-menit, reguler
: Afebris
: Kesan dalam batas normal
: Tak ada kelainan
: Tak ada kelainan
: Tak ada kelainan
: Tak ada kelainan
: Tak ada kelainan
: Parkinson

IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


Pasien seorang perempuan berumur 48 tahun datang bersama anaknya

untuk berobat.
Pasien tidak ada riwayat pemakaian obat psikoaktif (NAPZA), tidak

merokok dan tidak mengkonsumsi alkohol.


Pasien dapat menjawab soal matematika sederhana dan dapat
menjawab soal pengetahuan umum yang menunjukkan tidak adanya
gangguan fungsi otak.
11

Pasien dapat menyebutkan datang ke RS bersama anaknya, dan


mengingat sebelum ke Poliklinik Psikiatri. Pasien berobat ke Poliklinik
Penyakit Dalam dan Saraf. Pasien juga mampu mengingat jenjang
pendidikan terakhirnya adalah tamat SMP dan pernah tidak naik kelas
saat SD. Ini menunjukkan bahwa ingatan jangka panjang dan jangka

pendek pasien masih baik.


Daya abstrak pasien baik, yaitu dapat menjawab pertanyaan mengenai

arti peribahasa yang ditanyakan.


Pasien tidak memiliki masalah pada kesadaran, daya ingat, fungsi

kognitif maupun orientasi.


Pasien tidak pernah mendengar bisikan, melihat bayangan, mencium
wewangian, mengecap rasa ketika tidak makan, dan tersentuh
badannya oleh sesuatu yang tidak terlihat mata. Tidak merasakan ada

yang mengendalikan dan tidak pernah mencurigai orang lain.


Pasien tidak terdapat gangguan waham.
Tidak pernah ada rasa senang berlebihan, semangat berlebihan, senang

berbicara.
Pasien merasa sedih, ingin menangis, takut kehilangan anaknya,
merasa hidupnya sudah tidak berguna dan ingin mati sebagai jalan

pintas.
Selama wawancara, kontak mata pasien dengan pemeriksa cukup baik,
ekspresi wajah pasien terlihat datar, sedih dan terkadang ingin

menangis.
Mood pasien sedih, afek datar. Mood dan afek tampak serasi.
Pasien dilahirkan secara normal tanpa penyulit.
Tumbuh kembang pasien baik, pasien dapat bersosialisasi dengan baik

sehingga tidak terdapat gangguan kepribadian.


Keadaan umum baik dengan kesadaran compos mentis.
Pemeriksaan fisik didapatkan Tekanan darah tidak dilakukan
pemeriksaan, pernapasan 19 x/menit teratur, nadi 84 x/menit reguler,

suhu afebris.
Pasien memiliki riwayat penyakit diabetess mellitus dan parkinson

namun rutin kontrol dan konsumsi obat.


Pasien saat ini sudah menikah memiliki 2 orang anak. Saat ini pasien
tinggal bersama suami dan anaknya di rumah pribadinya. Hubungan
pasien dengan keluarganya saat ini baik.
12

Pasien bekerja sebagai wiraswasta. Memiliki usaha sembako di


rumahnya, omzet yang didapatkan sehari mencapai Rp 800.000. pasien
dapat melakukan aktivitas sehari hari seperti berpakaian, makan.

Untuk pekerjaan rumah, pasien dibantu oleh pembantunya.


Biaya hidup pasien berasal dari usaha toko sembakonya.
Pasien beragama Islam, namun jarang melaksanakan sholat.
Pasien dapat bersosialisasi dengan lingkungan.
Pada pasien saat ini didapatkan gejala ringan dan menetap, disabilitas
ringan dalam fungsi, secara umum maish baik.

VI.

FORMULASI DIAGNOSTIK
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan yang telah dilakukan
pada pasien, didapatkan adanya sekumpulan gejala atau perilaku yang
secara

klinis

bermakna

sehingga

menimbulkan

penderitaan

dan

terganggunya fungsi. Oleh karena itu, pasien dapat dikatakan mengalami


Gangguan Jiwa.
Diagnosis AKSIS I
Pada pasien tidak ditemukan kelainan fisik yang menyebabkan
terjadinya disfungsi otak, sehingga pada pasien ini bukan
Gangguan Mental Organik (F.00).
Berdasarkan anamnesis tidak didapatkan riwayat penggunaan
zat psikoaktif selama hidupnya maupun 1 tahun terakhir, maka
pasien ini bukan Gangguan Mental dan Prilaku Akibat Zat
Psikoaktif atau Alkohol (F.10).
Pada Pasien tidak ditemukan adanya gangguan dalam menilai
realitas yaitu Waham, Halusinasi, dan Delusi sehingga pasien
ini tidak mengalami Gangguan Psikotik (F.20).
Pada pasien ini tidak ditemukan mood yang meningkat,
aktivitas fisik dan pembicaraan meningkat, maka pasien ini
bukan gangguan mania. Pada pasien terdapat mood yang
menurun, kehilangan minat, kegembiraan dan mudah lelah
serta penurunan aktivitas fisik, maka pasien ini menderita
gangguan depresi. Karena pasien ini menderita menderita
gangguan depresi, maka pasien ini menderita gangguan
perasaan (F.30).
13

Pada pasien ini ditemukan gejala khas dari gangguan depresi


sedang dan sudah berlangsung selama 3 tahun, maka pasien ini
menderita Gangguan Depresif Berulang, Episode Kini
Sedang Tanpa Gejala Somatik (F.33.10)

Diagnosis AKSIS II
Tumbuh kembang normal, pasien dapat berinteraksi dengan
baik di masyarakat, maka pada pasien tidak terdapat Gangguan
Kepribadian. Pasien dapat menyelesaikan sekolah hingga tamat
SMA, pernah tinggal kelas saat SD sehingga pada pasien tidak
terdapat Retardasi Mental. Karena tidak terdapat gangguan
kepribadian dan retardasi mental, maka pada AKSIS II dapat
disimpulkan Tidak Ada Diagnosis.

Diagnosis AKSIS III


Pasien memiliki riwayat penyakit diabetes mellitus dan
Parkinson, namun rutin kontrol dan berobat. Sehingga pada AKSIS
III adalah Riwayat Diabetes Mellitus dan Parkinson.

Diagnosis AKSIS IV
Pasien seorang perempuan berusia 48 tahun, telah menikah
memilki 2 orang anak. Pasien takut ditinggal oleh anaknya, anaknya
yang perempuan akan menikah. Hubungan pasien dengan keluarganya
baik, anaknya sering pulang ke rumah untuk menjenguk ibunya.
Pasien memiliki pekerjaan wiraswasta, membuka toko sembako di
rumahnya. Untuk kehidupan sehari - hari pasien beresal dari hasil
usahanya. Pasien beragama Islam, namun jarang melaksanakan sholat.
Pasien dapat bersosialisasi dengan tetangga. Karena terdapat masalah
pada keluarga maka pada AKSIS IV dapat disimpulkan terdapat
masalah dengan keluarga yaitu takut ditinggal anaknya.

Diagnosis AKSIS V
14

Pada pasien didapatkan gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan


dalam fungsi, secara umum masih baik.

VII.

EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I
: Gangguan Depresif Berulang, Episode Kini Sedang
Aksis II : Tidak ada diagnosis
Aksis II : Riwayat diabetes mellitus dan parkinson yang terkontrol.
Aksis IV : Masalah pada keluarga, yaitu takut ditinggal anaknya.
Aksis V : GAF scale 70 - 61

VIII. DAFTAR PROBLEM


Organobiologik :

Riwayat

diabetes

mellitus

dan

parkinson

terkontrol.
Masalah psikologis
:
Pasien saat ini merasa sedih hingga menangis, tidak minat
melakukan kegiatan, mudah merasa lelah, merasa tidak berguna
dan tidak percaya diri.
Keluhan sudah dirasakan sejak 3 tahun yang lalu.
Pasien takut ditinggal anaknya.
Pasien bekerja sebagai wiraswasta dengan membuka usaha

sembako di rumahnya.
Sosioekonomi
: Secara ekonomi kebutuhan kehidupan sehari hari
pasien tercukupi. Penghasilan berasal dari hasil usaha sembakonya.

IX.

PROGNOSIS
Prognosis ke Arah Baik :
Dukungan dari keluarga untuk sembuh kuat.
Pasien rajin minum obat.

Prognosis ke Arah Buruk :


Pasien tidak mengetahui bahwa dirinya sakit.
Pasien tidak rajin ibadah.

Berdasarkan data-data di atas, dapat disimpulkan prognosis pasien


adalah:
Quo ad vitam
Quo ad functionam
Quo ad sanationam

X.

: bonam
: bonam
: dubia ad malam

TERAPI
15

Psikofarmaka
Alprazolam 1 x 0,5 mg, diminum saat pagi hari.
Antiprestin 1 x 20 mg, diminum saat pagi hari.

Psikoterapi
Edukasi keluarga bahwa pasien memiliki gangguan jiwa,
sehingga tidak bisa ditinggal dan harus di dukung oleh keluarga
Mendekatkan diri kepada Tuhan YME apabila sedang merasa
tegang, takut dan cemas.
Jalan jalan, bertemu

dengan

keluarga,

berolahraga,

beraktivitas, jika pasien mulai merasakan perasaan tidak


nyaman.
Menceritakan masalah yang dihadapi kepada teman/keluarga
yang pasien percaya.

DAFTAR PUSTAKA
1. Maslim, Rusdi. Dr. Sp.KJ. Buku Ajar Psikiatri . FK UI. Jakarta. 2003.
2. Maslim, Rusdi. Dr. Sp.KJ. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Cetakan
pertama. PT. Nuh Jaya. Jakarta. 2001.
3. Maslim, Rusdi. Dr. Sp.KJ. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi Ketiga.
PT. Nuh Jaya. Jakarta. 2007.

16

Anda mungkin juga menyukai