Jaringan irigasi adalah saluran, bangunan, dan bangunan pelengkapnya yang
merupakan satu kesatuan yang diperlukan untuk penyediaan, pembagian, pemberian, penggunaan, dan pembuangan air irigasi. Jaringan Irigasi Primer adalah bagian dari jaringan irigasi yang terdiri dari bangunan utama saluran induk/primer, saluran pembuangnya, bangunan bagi, bangunan bagi sadap, bangunan sadap dan bangunan pelengkapnya Jaringan Irigasi Sekunder adalah bagian dari jaringan irigasi yang terdiri dari saluran sekunder, saluran pembuangnya, bangunan bagi, bangunan bagi sadap, bangunan sadap dan bangunan pelengkapnya Jaringan Irigasi Tersier adalah jaringan irigasi yang berfungsi sebagai prasarana pelayanan air irigasi dalam petak tersier yang terdiri dari saluran tersier, saluran kuarter dan saluran pembuang, boks tersier,boks kuarter serta bangunan pelengkapnya Daerah irigasi adalah kesatuan lahan yang mendapat air dari satu jaringan irigasi Daerah irigasi potensial adalah daerah yang secara teknis mempunyai kemungkinan baik untuk dikembangkan. Petak Sekunder adalah kumpulan petak tersier yang merupakan satu kesatuan dan mendapat air irigasi melalui saluran sekunder yang sama Petak Tersier adalah kumpulan petak irigasi yang merupakan kesatuan dan mendapat air irigasi melalui saluran tersier yang sama
Petak Primer adalah kumpulan petak sekunder yang merupakan satu
kesatuan dan mendapat air irigasi melalui saluran primer yang sama LANGKAH-LANGKAH PERENCANAAN TATA LETAK JARINGAN
Tahap I: Pembuatan Tata Letak Pendahuluan
1. Tentukan lokasi saluran pembuang, jalan, kampung, dan daerah-daerah yang tidak dapat diairi berdasarkan peta topografi skala 1 : 25000. 2. Tentukan lokasi cekungan, punggung medan dan tempat tinggi pada peta skala 1 : 25000. 3. Cek apakah jaringan pembuang intern dan ekstern yang ada dapat dipisahkan. 4. Buatlah tata letak pendahuluan jaringan pembuang primer. 5. Plotlah saluran sekunder disepanjang punggung medan dan daerah-daerah tinggi. 6. Pindahkan trase saluran, batas petak dan lokasi sadap pada peta dengan skala 1: 5000 atau 1 : 2000. 7. Plot batas-batas petak tersier dengan kriteria sbb: -
Batas-batas ditentukan dengan topografi;
Saluran tersier mengikuti kemiringan medan dengan kemiringan
minimum 0,25 o/oo (kecepatan minimum 0,20 m/det);
Ukuran petak tersier sebaiknya antara 50 100 ha; Sesuaikan batas-batas petak tersier dengan batas-batas administrative.
8. Plot lokasi bangunan sadap, bangunan bagi.
9. Tentukan lokasi bangunan pembawa. 10. Tentukan trase saluran primer dengan kemiringan minimum 0,30%
Tahap II: Pengecekan dan Penyesuaian Hasil Tahap I
1. Penelusuran trase saluran seperti yang ditunjukan pada peta berskala 1 : 5000. 2. Penyelidikan dan pengukuran trase saluran. 3. Revisi trase saluran 4. Cek lokasi bangunan sadap dan muka air yang diperlukan 5. Cek lokasi bangunan pembawa. 6. Buat perencanaan bangunan utama dan tentukan kehilangan energy. 7. Buat profil memanjang saluran. 8. Buat trase saluran yang telah disesuaikan dengan lokasi bangunan pengatur dan pembawa serta batas-batas petak tersier pada peta skala 1 : 5000 . 9. Buat program penyelidikan detail untuk lokasi bendung, bangunan pembawa utama dan saluran (bila perlu).
STANDAR TATA NAMA
1. Daerah irigasi
2. Jaringan irigasi
STANDAR TATA WARNA PADA PETA
KEBUTUHAN AIR DAN DEBIT
1. Kebutuhan Air Pada Petak Tersier dihitung dengan persamaan: Q = A x NFR 2. Debit rencana pada setiap ruas saluran dihitung dengan persamaan: Q
A NFR e
Asumsi efisiensi irigasi (e) menurut Buku Petunjuk Perencanaan Irigasi,
masing-masing 90 % pada saluran primer, 90 % pada saluran sekunder dan 80 % pada jaringan tersier. Berdasarkan asumsi tersebut, maka ditetapkan: -
Untuk Saluran Tersier:
Untuk Saluran Sekunder: Untuk Saluran Induk:
et = 0,80 ; es = 0,72 ; ei = 0,65 .
PERENCANAAN HIDROLIS SALURAN
Untuk perencanaan hidrolis saluran digunakan persamaan kontinuitas dan persamaan
aliran seragam yaitu rumus Stickler sebagai berikut: 1. Persamaan kontinuitas: Q = A V, dengan A adalah luas penampang basah dan V adalah kecepatan rata-rata aliran 2. Persamaan Stickler: V = k R2/3 I1/2, dengan k adalah koefisien kekasaran Stickler (lihat Tabel), R adalah jari-jari hidrolis, dan I adalah kemiringan dasar saluran / kemiringan garis energi
PERENCANAAN ELEVASI MUKA AIR RENCANA
P = A + a + b + c + d + e + f + g + h + Z Keterangan: P
= muka air di saluran sekunder / bangunan sadap
= elevasi tertinggi di sawah
= lapisan air di sawah=10 cm
= kehilangan tinggi energi di saluran kuarter ke sawah = 5cm
= kehilangan tinggi energi di boks bagi kuarter
= kehilangan tinggi energi slm pengaliran di saluran irigasi= IxL
= kehilangan tinggi energi di boks bagi tersier = 10 cm
= kehilangan tinggi energi di gorong-gorong =5 cm
= kehilangan tinggi energi di bangunan sadap tersier
= variasi tinggi muka air = 0.18 h100%
= kehilangan tinggi energi di bangunan tersier lainnya