Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH GUNA LAHAN TERHADAP TARIKAN PERGERAKAN,

BIAYA KEMACETAN DAN BIAYA KECELAKAAN


(Di Jalan KH. Abdul Fatah - Jalan Kapten Kasihin Tulungagung)
Dyah Kumalasari, Soemarno, Achmad Wicaksono
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Malang
Jl. MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia
E-mail : dyahsariarik@gmail.com
ABSTRAK
Jalan KH. Abdul Fatah - Jalan Kapten Kasihin merupakan salah satu koridor Jalan dengan intensitas guna
lahan dengan fungsi pelayanan dan komersil tinggi di wilayah perkotaan Tulungagung. Dengan tipikal guna
lahan tersebut tentunya akan menghasilkan pergerakan yang sangat besar dan berpotensi mengakibatkan
gangguan sirkulasi lalu lintas. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tarikan pergerakan akibat
penggunaan lahan, mengetahui berapa besar biaya kemacetan dan biaya kecelakaan yang terjadi, serta
pengaruh guna lahan terhadap tarikan pergerakan, biaya kemacetan dan biaya kecelakaan. Hasil penelitian
memperlihatkan bahwa biaya kemacetan yang terjadi perhari sebesar Rp.135.620.410,-, sehingga dalam satu
tahun biaya kemacetan mencapai Rp.48.823.347.442,-. Kerugian ini berupa bertambahnya BOK yang
semestinya tidak perlu dikeluarkan apabila kecepatannya bisa mencapai kecepatan desain perencanaan.
Untuk biaya kecelakaan terdiri dari biaya kecelakaan berat, kecelakaan ringan, dan kecelakaan dengan
kerugian harta. Sedangkan untuk biaya kecelakaan fatal pada lokasi penelitian tidak ada mengingat lokasinya
berada di dalam kota. Pengaruh guna lahan terhadap tarikan pergerakan, biaya kemacetan dan biaya
kecelakaan yaitu dengan analisis jalur atau path analisis. Dari hasil analisis jalur variabel guna lahan terhadap
biaya kecelakaan melalui tarikan pergerakan dan biaya kemacetan memiliki pengaruh yang paling besar.
Sedangkan untuk pengaruh secara langsung antar variabel yang tertinggi yaitu pengaruh guna lahan terhadap
tarikan pergerakan.
Kata kunci : analisis, biaya, kemacetan, kecelakaan, path

PENDAHULUAN
Perkembangan di wilayah perkotaan
Tulungagung salah satunya berdampak
pada berubahnya tata guna lahan, yakni
mulai
berubahnya
guna
lahan
permukiman
menjadi
perdagangan,
perkantoran dan pelayanan umum.
Hingga tahun 2010, intensitas guna lahan
dengan fungsi pelayanan dan komersil
tinggi di wilayah perkotaan Tulungagung
salah satunya berada di Jalan KH. Abdul
Fatah - Jalan Kapten Kasihin.
Masalah yang dihadapi adalah
keseimbangan antara kapasitas jaringan
jalan dengan banyaknya kendaraan dan
orang yang berlalu-lalang menggunakan
jalan tersebut. Jika kapasitas jaringan
jalan sudah hampir jenuh, apalagi
terlampaui, maka yang terjadi adalah
kemacetan lalu lintas, kesemrawutan lalu
lintas dan kecelakaan lalu lintas di Jalan

KH. Abdul Fatah - Jalan Kapten Kasihin.


Untuk itu perlu dilakukan kajian agar
kinerja lalu lintas akibat guna lahan
dengan fungsi pelayanan dan komersil
tinggi itu akan dapat tetap dipertahankan
sesuai dengan standar yang ada.
Berdasarkan apa yang diungkapkan di
atas maka dapat disampaikan beberapa
tujuan penelitian sebagai berikut :
1. Mengetahui tarikan pergerakan di
koridor Jalan KH. Abdul Fatah-Jalan
Kapten Kasihin.
2. Mengetahui
besarnya
biaya
kemacetan dan biaya kecelakaan.
Mengetahui pengaruh guna lahan
terhadap tarikan pergerakan, biaya
kemacetan dan biaya kecelakaan.
Analisis tata guna lahan merupakan
cara praktis untuk mempelajari aktifitasaktifitas yang menyebabkan terjadinya
pembangkitan perjalanan karena pola

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 5, No.3 2011 ISSN 1978 5658

168

perjalanan (rute dan arus lalu lintas)


dipengaruhi oleh jaringan transportasi
dan pengaturan tata guna lahan (Khisty,
2006).
Kemacetan adalah kondisi dimana
arus lalu lintas yang lewat pada ruas jalan
yang ditinjau melebihi kapasitas rencana
jalan tersebut yang mengakibatkan
kecepatan bebas ruas jalan tersebut
mendekati 0 km/jam atau bahkan menjadi
0 km/jam sehingga mengakibatkan
terjadinya antrian (Cahyani, 2000).
Terjadinya kemacetan dapat dilihat dari
nilai derajat kejenuhan yang terjadi pada
ruas jalan yang ditinjau, dimana
kemacetan terjadi jika nilai derajat
kejenuhan tercapai lebih dari 0.8
(Setidjadi, 2006).
Biaya Kemacetan adalah biaya
perjalanan akibat tundaan lalu lintas
maupun tambahan volume kendaraan
yang mendekati atau melebihi kapasitas
pelayanan jalan (Basuki,2008).
Nilai Waktu Perjalanan adalah biaya
akibat adanya hambatan perjalanan
(travel delay) terhadap penumpang,
dibuat berdasarkan tingkat pendapatan
rumah tangga dan berbanding lurus
dengan kecepatan (Patmadjaja, 2003).
Biaya Operasional Kendaraan adalah
biaya
yang
berkaitan
dengan
pengoperasian
sistem
transportasi
tersebut, antara lain biaya pemakaian
bahan bakar, oli, ban, dan biaya
pemeliharaan dan berbanding terbalik
dengan kecepatan (Nenobais, 2008).
Kecelakaan lalu lintas adalah suatu
peristiwa dijalan yang tidak disangkasangka dan tidak disengaja melibatkan
kendaraan dengan atau tanpa pemakai
jalan lainnya, mengakibatkan korban
manusia atau kerugian harta benda.
Kecelakaan
lalu
lintas
diklasifikasikan menjadi empat criteria
(Nenobais, 2008) yaitu:

3. Kecelakaan Ringan.
4. Kecelakaan Dengan Kerugian Harta
Benda.
Korban kecelakaan lalu lintas
diklasifikasikan menjadi tiga kriteria
(Anonim, 1993), antara lain:
1. Korban Mati (Fatal)
2. Korban Luka Berat
3. Korban Luka Ringan
Biaya kecelakaan lalu lintas adalah
biaya yang ditimbulkan akibat terjadinya
suatu kecelakaan lalu lintas, biaya
tersebut meliputi [Rachman]: biaya
perawatan korban, biaya kerugian harta
benda, biaya penanganan kecelakaan lalu
lintas, dan biaya kerugian produktivitas
korban.
Analisis jalur (Path Analysis)
dikembangkan oleh Sewall Wright
(1934). Analisis jalur merupakan suatu
teknik untuk menganalisis hubungan
sebab akibat yang terjadi pada regresi
berganda
jika
peubah
bebasnya
mempengaruhi peubah terikat tidak hanya
secara langsung tetapi juga secara tidak
langsung.
METODE
Bagan Alir Penelitian
Secara umum bagan alir penelitian
dengan judul Pengaruh Guna Lahan
Terhadap Tarikan Pergerakan, Biaya
Kemacetan dan Biaya Kecelakaan di
Jalan KH. Abdul Fatah - Jalan Kapten
Kasihin Tulungagung dapat dilihat pada
Gambar 1.

Teknik Analisis Data


Perhitungan biaya kemacetan adalah
dengan model yang dikembangkan oleh
Tzedakis (1980). Rumusan model:

A
C = N * GA + 1 - V ' T
B

dengan:
C = Biaya Kemacetan (Rupiah),
N = Jumlah Kendaraan (Kendaraan),
1. Kecelakaan Fatal
G = Biaya Operasional Kendaraan
2. Kecelakaan Berat.
(Rp/Kend.Km),
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 5, No.3 2011 ISSN 1978 5658
169

A = Kendaraan dengan
eksisting (Km/Jam),

Kecepatan

Perumusan masalah dan tujuan

Kajian pustaka

Desain penelitian

Pengumpulan Data

Data Primer

Data Sekunder

Volume kendaraan
Guna lahan
Luas lahan parkir
Luas Bangunan (perdagangan dan Kantor)
Jumlah Pegawai/pedagang
Tingkat Pelayanan Jalan
Lebar efektif jalan
Volume lalu lintas

Peta Wilayah Studi


Jumlah data kecelakaan
Data klasifikasi jalan
Data geometri jalan
Jumlah penduduk Jatim
Jumlah PDRB Jatim

Analisis Guna Lahan


Analisis Tarikan Pergerakan
Analisis Kondisi Kemacetan dan
Kecelakaan

Analisis Biaya Kemacetan


Analisis Biaya Kecelakaan
Path Analysis (Analisis Jalur)

Kesimpulan/Saran

Gambar 1. Bagan Alir Penelitian


B = Kendaraan dengan Kecepatan Ideal
(Km/Jam),
V = Nilai Waktu Perjalanan Kendaraan
Cepat (Rp/Kend.Jam),
T = Jumlah Waktu Antrian (Jam).
Besaran biaya korban kecelakaan lalu
lintas dihitung dengan menggunakan
metode yang dikembangkan Badan
Litbang PU, yaitu :
m

( JKOj x BSKOj (T
j =1

dengan :
BBKO

=Jumlah korban kecelakaan


lalu lintas untuk setiap
kategori
korban, dalam
korban/tahun.
BSKOj (Tn) =Biaya
satuan
korban
kecelakaan lalu lintas pada
tahun n untuk setiap
kategori korban, dalam
rupiah/korban
j
=Kategori korban
Besaran biaya kecelakaan lalu lintas
dihitung
dengan
menggunakan
persamaan sebagai berikut :
k

BBKE (Tn) =

( JKEi x BSKEi (T
j =1

))

dengan:
BBKE

Analisis Data

BBKO (Tn) =

JKOj

))

=Besaran
biaya
korban
kecelakaan
lalu
lintas
disuatu ruas jalan
atau
persimpangan atau wilayah,
dalam rupiah/tahun.

=Besaran biaya kecelakaan


lalu lintas pada tahun n
disuatu ruas jalan atau
persimpangan atau wilayah,
dalam rupiah/tahun.
JKEi
=Jumlah kecelakaan lalu
lintas untuk setiap kelas
kecelakaan,
dalam
kecelakaan/tahun.
BSKEi (Tn)=Biaya satuan kecelakaan
lalu lintas pada tahun n
untuk
setiap
kelas
kecelakaan,
dalam
rupiah/kecelakaan
i
=Kelas
kecelakaan
lalu
lintas
Analisis jalur (path analysis) digunakan
untuk mengetahui besarnya kontribusi
yang ditunjukkan oleh koefisien jalur
pada setiap diagram jalur dari hubungan
kausal antara variabel X terhadap Y.
Untuk menghitung koefisien jalur (),
dapat dihitung dengan memperkalikan
invers korelasi antar variabel bebas
(rx1x2x3x4)-1 dengan koefisien korelasi (r).
Analisis
kuantitatif
menggunakan
bantuan SPSS 15 for windows.

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 5, No.3 2011 ISSN 1978 5658

170

HASIL DAN PEMBAHASAN


Karakteristik Guna Lahan
Dari hasil analisis pada lokasi
penelitian dapat diketahui karakteristik
guna lahannya adalah sebagai berikut:
a. Segmen I
Guna lahan pada segmen I untuk
perdagangan sekala regional/grosir
seluas 14.695,34 M2, perdagangan
retail seluar 1.481,21 M2 dan untuk
guna lahan kantor sebesar 371,45
M2 .
b. Segmen II
Guna lahan pada segmen II untuk
perdagangan sekala regional/grosir
seluas 2.910,68 M2, perdagangan
retail seluar 781,74 M2 dan untuk
guna lahan kantor sebesar 1.698,18
M2 .
c. Segmen III
Guna lahan pada segmen III untuk
perdagangan sekala regional/grosir
seluas 1, 581,6 M2, dan perdagangan
retail seluar 360,46 M2 dan untuk
guna lahan kantor sebesar 500,8 M2.
Tarikan Pergerakan
Analisis
tarikan
pergerakan
merupakan
tahapan
untuk
memperkirakan jumlah pergerakan yang
ditarik oleh suatu guna lahan di Jalan KH.
Abdul Fatah - Jalan Kapten Kasihin
Kabupaten Tulungagung.
a. Tarikan
Pergerakan
untuk
Penggunaan Lahan Perdagangan
Skala Regional/Grosir.
Untuk mendapatkan model yang
paling
sesuai
menggambarkan
pengaruh satu atau beberapa variabel
independen
terhadap
variabel
dependennya,
dapat
digunakan
analisis regresi berganda. Setelah
diuji terdapat beberapa variabel bebas
yaitu luas bangunan (X1), luas parkir
(X2), jumlah karyawan (X3). Maka
pada tahap berikutnya variabel bebas
diuji dalam satu model persamaan,

identifikasi hasilnya sebagaimana


terlihat pada Tabel 1 berikut:
Tabel 1. Hasil Penghitungan Regresi
Perdagangan Skala Regional/Grosir
Koefisien
Regresi
(Konstan)
107,674
Luas Bangunan
,180
Luas Parkir
,435
Jumlah Karyawan ,609
R2
: ,984
R2 Yang Disesuaikan : ,983
Nilai F
: 925,325
Signifikan F
: ,000
Variabel

Nilai t
6,628
1,682
,896
,897

Signifikan
t
,000
,099
,375
,374

Sumber: Hasil Analisis, 2011

Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa


persamaan (model) regresi yang
terbentuk, yaitu: Y1 = 107,674+
0,180X1 + 0,435X2 + 0,609X3 adalah
merupakan model regresi yang paling
sesuai menggambarkan pengaruh
variable independen, yaitu luas
bangunan (X1), luas parkir (X2),
jumlah karyawan (X3) mempengaruhi
secara langsung terhadap tarikan
pergerakan pada penggunaan lahan
perdagangan skala regional/grosir
(Y1).
Kuat
hubungan
yang
ditunjukkan
oleh
variabel
independent dalam model yang
terbentuk dapat dilihat koefisien
determinan (R2 yang disesuaikan)
yaitu sebesar 0,983 yang berarti
tarikan pergerakan pada penggunaan
lahan
perdagangan
skala
regional/grosir bisa dijelaskan oleh
variable luas bangunan (X1), luas
parkir (X2), jumlah karyawan (X3)
sebesar 98,3% sedangkan
1,7%
dijelaskan oleh variabel di luar
penelitian ini. Untuk menentukan
apakah model regresi di atas
signifikan atau tidak, dapat dilihat
perbandingan F hitung dengan nilai F
tabel.
Dari
hasil
perhitungan
diperoleh hasil F hitung adalah
sebesar 925,325 dibandingkan dengan
F tabel adalah 2,84. Ternyata
diperoleh hasil yaitu 925,325 > 2,84.

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 5, No.3 2011 ISSN 1978 5658

171

Hal ini menunjukkan bahwa model


regresi tersebut adalah signifikan
pada tingkat kepercayaan 95%.
Pada model ini maka nilai 1 sebesar
0,180 menunjukkan bahwa setiap
pertambahan 1 satuan m2 dari luas
bangunan
akan
menyebabkan
pertambahan total 0,180 pergerakan.
Nilai 2 sebesar 0,435 menunjukkan
bahwa setiap pertambahan 1 satuan
m2
dari
luas
parkir
akan
menyebabkan pertambahan total
0,435 pergerakan. Dan nilai 3
sebesar 0,609 menunjukkan bahwa
setiap pertambahan 1 satuan orang
dari
jumlah
karyawan
akan
menyebabkan pertambahan total
0,609 pergerakan.
Berdasarkan persamaan diatas maka
didapat jumlah tarikan pergerakan
untuk penggunaan lahan perdagangan
skala regional/grosir per hari yaitu
pada segmen I berjumlah 6.603
perhari, segmen II berjumlah 2.749
perhari dan segmen III berjumlah
1.163 perhari.
b. Tarikan
Pergerakan
untuk
Penggunaan Lahan Perdagangan
Retail.
Setelah diuji terdapat beberapa
variabel bebas yaitu luas bangunan
(X1), luas parkir (X2), jumlah
karyawan (X3). Maka pada tahap
berikutnya variabel bebas diuji dalam
satu model persamaan, identifikasi
hasilnya tertera pada Tabel 2 berikut:
Tabel 2. Hasil Penghitungan Regresi
Perdagangan Retail
Variabel

Koefisien
Regresi
78,012
,181
,625

Nilai t

(Konstan)
4,404
Luas Bangunan
1,706
Luas Parkir
1,812
Jumlah
,536
,331
Karyawan
2
R
: ,994
R2 Yang Disesuaikan : ,994
Nilai F
: 1440,447
Signifikan F
: ,000

Sumber: Hasil Analisis, 2011

Signifikan
t
,000
,487
,321
,744

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa


persamaan (model) regresi yang
terbentuk, yaitu: Y2 = 78,012 + 0,181X1
+ 0,625X2 + 0,536X3 adalah merupakan
model regresi yang paling sesuai
menggambarkan pengaruh variable
independen, yaitu luas bangunan (X1),
luas parkir (X2), jumlah karyawan
(X3) mempengaruhi secara langsung
terhadap tarikan pergerakan pada
penggunaan lahan perdagangan retail
(Y2).
Kuat
hubungan
yang
ditunjukkan
oleh
variabel
independent dalam model yang
terbentuk dapat dilihat koefisien
determinan (R2 yang disesuaikan)
yaitu sebesar 0,994 yang berarti
tarikan pergerakan pada penggunaan
lahan perdagangan retail bisa
dijelaskan
oleh
variable
luas
bangunan (X1), luas parkir (X2),
jumlah karyawan (X3) sebesar 99,4%
sedangkan
0,6% dijelaskan oleh
variabel di luar penelitian ini. Untuk
menentukan apakah model regresi di
atas signifikan atau tidak, dapat
dilihat perbandingan F hitung dengan
nilai F tabel. Dari hasil perhitungan
diperoleh hasil F hitung adalah
sebesar
1440,447
dibandingkan
dengan F tabel adalah 2,99. Ternyata
diperoleh hasil yaitu 1440,447 > 2,99.
Hal ini menunjukkan bahwa model
regresi tersebut adalah signifikan
pada tingkat kepercayaan 95%.
Pada model ini maka : nilai 1 sebesar
0,181 menunjukkan bahwa setiap
pertambahan 1 satuan m2 dari luas
bangunan
akan
menyebabkan
pertambahan total 0,181 pergerakan.
Nilai 2 sebesar 0,625 menunjukkan
bahwa setiap pertambahan 1 satuan
m2
dari
luas
parkir
akan
menyebabkan pertambahan total
0,625 pergerakan. Dan nilai 3
sebesar 0,536 menunjukkan bahwa
setiap pertambahan 1 satuan orang

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 5, No.3 2011 ISSN 1978 5658

172

dari
jumlah
karyawan
akan
menyebabkan pertambahan total
0,536 pergerakan.
Berdasarkan persamaan diatas maka
didapat jumlah tarikan pergerakan
untuk penggunaan lahan perdagangan
retail pada segmen I berjumlah 788
perhari, segmen II berjumlah 466
perhari dan segmen III berjumlah 270
perhari.
c. Tarikan
Pergerakan
untuk
Penggunaan Lahan Kantor
Setelah diuji terdapat hanya satu
variabel bebas
jumlah karyawan
(X3). Maka pada tahap berikutnya
variabel bebas diuji dalam satu model
persamaan, identifikasi hasilnya
sebagai berikut:
Tabel 3. Hasil Penghitungan Regresi
Kantor
Variabel

Koefisien
Regresi
-,682

(Konstan)
Jumlah
5,335
Karyawan
2
R
: ,762
R2 Yang Disesuaikan : ,714
Nilai F
: 15,999
Signifikan F
: ,010

Nilai t

Signifikan t

-,033

,975

4,000

,010

Sumber: Hasil Analisis, 2011

Pada Tabel 3 di atas dapat dilihat


bahwa persamaan (model) regresi
yang terbentuk, yaitu: Y3 = -0,682 +
5,335X3 adalah merupakan model
regresi
yang
paling
sesuai
menggambarkan pengaruh variable
independen, yaitu jumlah karyawan
(X3) mempengaruhi secara langsung
terhadap tarikan pergerakan pada
penggunaan lahan kantor (Y3). Kuat
hubungan yang ditunjukkan oleh
variabel independent dalam model
yang terbentuk dapat dilihat koefisien
determinan (R2 yang disesuaikan)
yaitu sebesar 0,714 yang berarti
tarikan pergerakan pada penggunaan
lahan kantor bisa dijelaskan oleh
variable jumlah karyawan (X3)
sebesar 71,4% sedangkan 29,6%

dijelaskan oleh variabel di luar


penelitian ini. Untuk menentukan
apakah model regresi di atas
signifikan atau tidak, dapat dilihat
perbandingan F hitung dengan nilai F
tabel.
Dari
hasil
perhitungan
diperoleh hasil F hitung adalah
sebesar 15,999 dibandingkan dengan
F tabel adalah 6,61. Ternyata
diperoleh hasil yaitu 15,999 > 6,61.
Hal ini menunjukkan bahwa model
regresi tersebut adalah signifikan
pada tingkat kepercayaan 95%.
Pada model ini maka : nilai a sebesar
-0,682 menunjukkan bahwa dalam
model ini tidak mungkin diperoleh
nilai jumlah tarikan pergerakan jika
tidak terdapat jumlah karyawan (X3 =
0 orang). Nilai 3 sebesar 5,335
menunjukkan
bahwa
setiap
pertambahan 1 satuan orang dari
jumlah karyawan akan menyebabkan
pertambahan total 5,335 pergerakan.
Berdasarkan persamaan diatas maka
didapat jumlah tarikan pergerakan
untuk penggunaan lahan kantor pada
segmen I berjumlah 94 perhari,
segmen II berjumlah 222 perhari dan
segmen III berjumlah 154 perhari.
Kondisi Kemacetan Dan Kecelakaan
a. Tingkat Pelayanan Jalan
Tingkat pelayanan jalan KH. Abdul
Fatah pada klasifikasi D dengan nilai
VCR 0,80, jalan Kapten Kasihin
Barat pada klasifikasi E dengan nilai
VCR 0,94, dan jalan Kapten Kasihin
Timur pada klasifikasi C dengan nilai
VCR 0,56.
b. Kecepatan Perjalanan
Kecepatan perjalana di ruas Jalan
KH. Abdul Fatah Jalan Kapten
Kasihin yaitu kecepatan sepeda motor
berkisar antara 25,85 km/jam sampai
31,38 km/jam, kecepatan kendaraan
ringan berkisar anatara 24,67 km/jam
samapai 29,56, dan untuk kendaraan
berat berkisar antara 15 km/jam

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 5, No.3 2011 ISSN 1978 5658

173

sampai 21,69 km/jam.


Kecepatan
kendaraan sangat tergantung pada
waktu tempuh dan jarak perjalanan.
Selanjutnya waktu perjalanan akan
tergantung pada kelancaran arus lalu
lintas, semakin kecil kecepatan
kendaraan, maka dapat dikatakan ruas
jalan tersebut bermasalah atau terjadi
penurunan kinerja jalan.
c. Kondisi Kecelakaan
Klasifikasi kecelakaan di Jalan KH.
Abdul Fatah Jalan Kapten Kasihin
kecelakaan berat berjumlah 9
kecelakan atau 18%, kecelakaan
ringan berjumlah 24 kecelakan atau
48 % dari total kecelakaan, dan
kecelakaan dengan kerugian harta
benda berjumlah 17 kecelakaan atau
34% dari total kecelakaan.
Biaya Kemacetan.
a. Biaya Operasional Kendaraan
Biaya operasi kendaraan pemakai
jalan, dapat dibedakan menjadi lima
yaitu sepeda motor, kendaraan ringan,
angkutan umum, truk dan bus.
Besarnya biaya operasi kendaraan
dilihat dalam Tabel 4.
Tabel 4. Biaya Operasional Kendaraan
Tahun 2011
Kendaraan
Kec

Sepeda
Motor
(Rp/Km)

Kendaraan
Ringan
(Rp/Km)

Angkutan
Umum
(Rp/Km)

Truk
(Rp/Km)

Bus
(Rp/Km)

5-10

1642,908

8646,692

10393,78

6871,937

14512,06

10-15

1211,371

5474,014

6508,736

4990,979

9732,901

15-20

1000,679

4205,577

4967,81

4215,464

7843,132

20-25

859,3508

3483,265

4097,114

3765,753

6784,781

25-30

753,5803

3003,99

3523,183

3467,821

6098,293

30-35

671,2123

2658,776

3111,789

3259,074

5618,269

35-40

606,7274

2398,139

2802,014

3111,081

5269,507

Sumber: Hasil Analisis, 2011

ada. Dengan demikian nilai waktu


perjalana Tahun 2011 pada tiap
klasifikasi kendaraan dapat dilihat
pada Tabel 5.
Tabel 5. Nilai Waktu Perjalanan Tahun
2011
Klasifikasi
Kendaraan

Volume
Kendaraan
(smp/Jam)

Waktu
Tempuh
(Jam)

Nilai
Waktu
(Rp/Kend
/ Jam)

Nilai
Waktu
Perjln
Total
(Rp/Ken/
Jam)

Gol I

1.082

0,035

3.072

272.538

Gol II

1.216

0,037

4.634

619.777

Gol II

623

0,056

3.442

332.377

Sumber: Hasil Analisis, 2011

c. Biaya Kemacetan
Biaya kemacetan di jalan KH. Abdul
Fatah Kapten Kasihin waktu puncak
untuk setiap segmen dapat dilihat
pada Tabel 6.
Tabel 6. Biaya Kemacetan
Puncak Tahun 2011
Segmen
I
II
III

Waktu

Biaya Kemacetan Waktu Puncak


(Rp)
11.632.211
4.638.144
4.343.947

Sumber: Hasil Analisis, 2011

Biaya kemacetan total di jalan KH. Abdul


Fatah Kapten Kasihin waktu puncak
yaitu sebesar Rp. 20.614.302,-. Biaya
kemacetan perhari dihitung berdasarkan
prosentase nilai PHF (Peak Hour Factor)
yang dibandingkan dengan volume
kendaraan dalam sehari di Jalan KH.
Abdul Fatah Jalan Kapten Kasihin.
Sehingga didapat nilai PHF sebesar 15,2
% dari nilai volume kendaraan perhari.
Sehingga didapat biaya kemacetan
perhari sebesar Rp. 135.620.410,-, biaya
kemacetan per bulan sebesar Rp.
4.068.612.287,- dan biaya kemacetan
pertahun sebesar Rp. 48.823.347.442,-.

b. Nilai Waktu Perjalanan


Nilai waktu perjalanan dihitung
Biaya Kecelakaan.
berdasarkan formula Jasa Marga
a. Perhitungan Biaya Satuan Korban
dengan mempertimbangkan studiLalu Lintas (BSKO) Kecelakaan dan
studi tentang nilai waktu yang pernah
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 5, No.3 2011 ISSN 1978 5658
174

Biaya Satuan Kecelakaan Lalu Lintas


(BSKE)
Biaya satuan korban kecelakaan
lalu lintas di Jalan KH. Abdul Fatah
Jalan Kapten Kasihin tahun 2010
berdasarkan kategorinya hanya ada
dua, yaitu korban luka berat dan
korban luka ringan. Biaya satuan
dengan korban luka berat sebesar Rp.
13.426.017,- dan untuk korban luka
ringan sebesar Rp. 2.408.203,-.
Biaya satuan korban kecelakaan
lalu lintas di Jalan KH. Abdul Fatah
Jalan Kapten Kasihin tahun 2010
berdasarkan kelasnya hanya ada tiga,
yaitu kecelakaan berat, kecelakaan
ringan dan kecelakaan dengan
kerugian harta benda. Biaya satuan
kecelakaan lalu lintas dengan
kecelakaan
berat
sebesar
Rp.
43.778.587,- , untuk kecelakaan
ringan sebesar Rp. 29.110.444.- dan
untuk kecelakaan dengan kerugian
harta benda Rp. 36.238.263,-.
b. Besaran Biaya Korban Kecelakaan
Lalu Lintas (BBKO) dan Besaran
Biaya Kecelakaan Lalu Lintas
(BBKE)
Biaya korban kecelakaan lalu lintas
tahun 2010 yang terjadi di di Jalan
KH. Abdul Fatah Kapten Kasihin
berdasarkan perhitungan biaya satuan
korban kecelakaan lalu lintas dikali
dengan jumlah korban kecelakaan di
lokasi studi selama satu tahun dan di
bagi berdasarkan kategori kecelakaan,
untuk korban luka berat sebesar
Rp.187.964.238,-. Sedangkan untuk
korban
luka
ringan
sebesar
Rp.57.796.860,-.
Biaya kecelakaan lalu lintas tahun
2010 yang terjadi di di Jalan KH.
Abdul Fatah Jalan Kapten Kasihin
berdasarkan perhitungan biaya satuan
kecelakaan lalu lintas dikali dengan
jumlah kejadian kecelakaan di lokasi
studi selama satu tahun dan di bagi
berdasarkan kelas kecelakaan, untuk

kecelakaan
berat
sebesar
Rp.394.007.279,-. Untuk kecelakaan
ringan sebesar Rp.698.650.656,-.
Sedangkan untuk biaya kecelakaan
dengan kerugian harta benda sebesar
Rp.616.050.463,-.
Analisis Jalur (Path Analisis).
Analisis ini terdiri dari variabel bebas
guna lahan (X1) dan tarikan pergerakan
(X2). Variabel bebas tarikan pergerakan
berfungsi sebagai variabel perantara.
Variabel tergantung terdiri dari dua
variabel yaitu biaya kemacetan (Y1) dan
biaya kecelakaan (Y2). Berikut ini adalah
model diagram jalur yang terbentuk pada
Gambar 2.
Diagram jalur diatas terdiri atas tiga
persamaan structural, dimana X1 sebagai
variable eksogen, sedangkan X2, Y1 dan
Y2 sebagai variable endogen. Persamaan
strukturalnya dapat dilihat sebagai
berikut:
2

Guna Lahan

Biaya
Kemacetan

Tarikan
Pergerakan

Biaya
Kecelakaan
3

Gambar 2. Diagram Jalur Model I


1. X2 = PX2X1 + 1
Substruktur 1
2. Y1 = PY1X1 + PY1X2 + 2 Substruktur
2
3. Y2 = PY2X1 + PY2X2 + PY2Y1 + 3
Substruktur 3
Dari pembagian substruktur diatas
selanjutnya dilakukan analisa regresi
linier. Dari hasil analisis regresi linier
maka
selanjutnya
dilakukan
penghitungan pengaruh antar variabel

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 5, No.3 2011 ISSN 1978 5658

175

baik pengaruh langsung, pengaruh tidak


langsung dan pengaruh total.
a. Pengaruh Langsung (Direct Effect)
Pengaruh variabel guna lahan
terhadap tarikan pergerakan X1
X2 = 1,000
Pengaruh variabel guna lahan
terhadap biaya kemacetan X1 Y1
= 0,502
Pengaruh variabel guna lahan
terhadap biaya kecelakaan X1 Y2
= 0,502
Pengaruh
variabel
tarikan
pergerakan
terhadap
biaya
kemacetan X2 Y1 = 0,476
Pengaruh
variabel
tarikan
pergerakan
terhadap
biaya
kecelakaan X2 Y2 = 0,550
Pengaruh variabel biaya kemacetan
terhadap biaya kecelakaan Y1 Y2
= 0,338
b. Pengaruh Tidak Langsung (Indirect
Effect)
Pengaruh variabel guna lahan
terhadap biaya kemacetan melalui
tarikan pergerakan X1 X2 Y1
= (1,000 x 0,476) = 0,476
Pengaruh variabel guna lahan
terhadap biaya kecelakaan melalui
tarikan pergerakan X1 X2 Y2
= (1,000 x 0,550) = 0,55
Pengaruh
variabel
tarikan
pergerakan
terhadap
biaya
kecelakaan
melalui
biaya
kemacetan X2 Y1 Y2 =
(0,476 x 0,338) = 0,160888
Pengaruh variabel guna lahan
terhadap biaya kecelakaan melalui
biaya kemacetan X1 Y1 Y2 =
0,502 (0,550 x 0,338) = 0,0933218
c. Pengaruh Total (Total Effect)
Pengaruh variabel guna lahan
terhadap biaya kemacetan melalui
tarikan pergerakan DE X1 X2 +
DE X2 Y1 = 1,000 + 0,476 =
1,476
Pengaruh variabel guna lahan
terhadap biaya kecelakaan melalui

tarikan pergerakan DE X1 X2 +
DE X2 Y2 = 1,000 + 0,550 =
1,55
Pengaruh variabel guna lahan
terhadap biaya kecelakaan melalui
tarikan pergerakan dan biaya
kemacetan DE X1 X2 + DE X2
Y1 + DE Y1 Y2 = 1,000 +
0,476 + 0,338 = 1,814
Pengaruh
variabel
tarikan
pergerakan
terhadap
biaya
kecelakaan
melalui
biaya
kemacetan DE X2 Y1 + DE Y1
Y2 = 0,476 + 0,338 = 0,814
Hasil diagram jalur untuk model
berdasarkan substruktur dapat dilihat
pada Gambar 3.
Dari gambar diatas dapat di simpulkan
bahwa jalur yang paling besar nilainya
adalah pengaruh variabel guna lahan
terhadap biaya kecelakaan melalui tarikan
pergerakan dan biaya kemacetan yaitu
sebesar 1,814. Sedangkan jalur yang
paling kecil nilainya adalah pengaruh
variabel tarikan pergerakan terhadap
biaya
kecelakaan
melalui
biaya
kemacetan yaitu sebesar 0,814.
2 0,774

Px1y1 0,502

Biaya
Kemacetan
(Y1)

1 0,00
Px2y1 0,476
Guna
Lahan
(X1)
Px1x2 1,00

Tarikan
Pergerakan
(X2)

Py1y2 0,338

Px2y2 0,550

Px1y2 0,502

Biaya
Kecelakaan
(Y2)
3 0,609

Gambar 3. Diagram Jalur Model II


Untuk nilai pengaruh antar variabel dapat
dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Pengaruh Antar Variable
Pengaruh Variabel
X1 terhadap X2
X1 terhadap Y1
X1 terhadap Y2

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 5, No.3 2011 ISSN 1978 5658

Persentase
100
50,2
50,2

176

Pengaruh Variabel
X2 terhadap Y1
X2 terhadap Y2
X1,X2 bersama-sama terhadap Y1
X1,X2 bersama-sama terhadap Y2
Residu terhadap X2
Residu terhadap Y1
Residu terhadap Y2

Persentase
47,6
55
22,6
39,1
0
77,4
60,9

Sumber: Hasil Analisis, 2011

Dari tabel diatas dapat disimpulkan


nilai prosentase pengaruh antar variabel
yang tertinggi yaitu pengaruh guna lahan
terhadap tarikan pergerakan sebesar
100%. Sedangkan nilai prosentase
terendah adalah pengaruh guna lahan,
tarikan
pergerakan
bersama-sama
terhadap biaya kemacetan yaitu 22,6%.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari hasil analisis yang dilakukan
untuk menjawab rumusan masalah,
didapat hasil sebagai berikut:
1. Tarikan Pergerakan Di Jalan KH.
Abdul Fatah - Jalan Kapten Kasihin
Metode analisis yang digunakan
adalah
analisis
regresi
yang
menghasilkan tiga bentuk persamaan
yang
mempengaruhi
tarikan
perjalanan di Jalan KH. Abdul Fatah
Jalan Kapten Kasihin berdasarkan
guna lahan. Adapun model tarikan
pergerakan sebagai berikut
d. Model tarikan pergerakan untuk
penggunaan lahan perdagangan
skala regional/grosir (Y1) sebagai
berikut Y1 = 107,674+ 0,180X1
+ 0,435X2 + 0,609X3
e. Model tarikan pergerakan untuk
penggunaan lahan perdagangan
retail (Y2) sebagai berikut Y2 =
78,012 + 0,181X1 + 0,625X2 +
0,536X3
f. Model tarikan pergerakan untuk
penggunaan lahan kantor (Y3)
sebagai berikut Y3 = -0,682 +
5,335X3.
Tarikan pergerakan di wilayah studi
berdasarkan guna lahan yang terbagi

dalam setiap segmen dapat dilihat


pada Tabel 8 berikut ini:
Tabel 8. Tarikan Pergerakan Tiap Guna
Lahan Pada Setiap Segmen
Terikan Pergerakan (Per hari)
Perdagangan
Segmen
Perdagangan
sekala
retail
regional/grosir
I
6.603
788
II
2.749
446
III
1.163
270
Sumber: Hasil Analisis, 2011

Kantor
94
117
154

2. Kondisi Kemacetan dan Kecelakaan


Di Jalan KH. Abdul Fatah - Jalan
Kapten Kasihin
a. Tingkat pelayanan Jl. KH. Abdul
Fatah dan Jl. Kapten Kasihin Barat
(klasifikasi D dan E) menandakan
arus lalu lintas yang melewati jalan
tersebut
mulai
tidak
stabil
(tersendat-sendat) dan jumlah
volume lalu lintas yang ada
mendekati
kapasitas
jalan.
Kemampuan jalan juga mulai
memasuki
dalam titik kritis
sedangkan Jl. Kapten Kasihin
Timur masih dalam kondisi stabil.
b. Kecepatan perjalana di ruas Jalan
KH. Abdul Fatah Jalan Kapten
Kasihin yaitu kecepatan sepeda
motor berkisar antara 25,85
km/jam sampai 31,38 km/jam,
kecepatan
kendaraan
ringan
berkisar anatara 24,67 km/jam
samapai
29,56,
dan
untuk
kendaraan berat berkisar antara 15
km/jam sampai 21,69 km/jam.
Kecepatan
kendaraan
sangat
tergantung pada waktu tempuh dan
jarak
perjalanan.
Selanjutnya
waktu perjalanan akan tergantung
pada kelancaran arus lalu lintas,
semakin
kecil
kecepatan
kendaraan, maka dapat dikatakan
ruas jalan tersebut bermasalah atau
terjadi penurunan kinerja jalan.
c. Klasifikasi kecelakaan di Jalan
KH. Abdul Fatah Jalan Kapten

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 5, No.3 2011 ISSN 1978 5658

177

Kasihin
kecelakaan
berat
berjumlah 9 kecelakan atau 18%,
kecelakaan ringan berjumlah 24
kecelakan atau 48 % dari total
kecelakaan, dan kecelakaan dengan
kerugian harta benda berjumlah 17
kecelakaan atau 34% dari total
kecelakaan.
3. Biaya
Kemacetan
dan
Biaya
Kecelakaan Di Jalan KH. Abdul
Fatah - Jalan Kapten Kasihin
a. Biaya kemacetan yang terjadi di
Jalan KH. Abdul Fatah Jalan
Kapten Kasihin pada waktu
puncak
yaitu
sebesar
Rp.12.537.848,-, biaya kemacetan
perhari sebesar Rp.82.485.844,-,
biaya kemacetan perbulan sebesar
Rp.2.474.575.332,-, dan biaya
kemacetan
pertahun
sebesar
Rp.29.694.903.981,-.
b. Biaya kecalakaan yang terjadi di
Jalan KH. Abdul Fatah Jalan
Kapten Kasihin terbagi menjadi
dua yaitu :
Biaya Korban Kecelakaan
Lalu Lintas ((BBKO)
Biaya korban kecelakaan lalu
lintas selama satu tahun yaitu
untuk korban luka berat
sebesar
Rp.187.964.238,-,
sedangkan untuk korban luka
ringan
sebesar
Rp.57.796.860,-.
Biaya Kecelakaan Lalu Lintas
((BBKE)
Biaya kecelakaan lalu lintas
selama satu tahun dan di bagi
berdasarkan kelas kecelakaan
yaitu untuk kecelakaan berat
sebesar
Rp.394.007.279,-,
untuk
kecelakaan
ringan
sebesar Rp.698.650.656,-, dan
sedangkan
untuk
biaya
kecelakaan dengan kerugian
harta
benda
sebesar
Rp.616.050.463,-.

4. Pengaruh Guna Lahan Terhadap


Tarikan
Pergerakan,
Biaya
Kemacetan dan Biaya kecelakaan.
a. Jalur yang paling besar nilainya
adalah pengaruh variabel guna
lahan terhadap biaya kecelakaan
melalui tarikan pergerakan dan
biaya kemacetan yaitu sebesar
1,814. Sedangkan jalur yang
paling kecil nilainya
adalah
pengaruh
variabel
tarikan
pergerakan
terhadap
biaya
kecelakaan
melalui
biaya
kemacetan yaitu sebesar 0,814.
b. Nilai prosentase yang tertinggi
yaitu pengaruh guna lahan
terhadap
tarikan
pergerakan
sebesar 100%. Sedangkan nilai
prosentase
terendah
adalah
pengaruh guna lahan, tarikan
pergerakan
bersama-sama
terhadap biaya kemacetan yaitu
22,6%.
Saran
Penelitian yang dilakukan pastinya
tidak
terlepas
dari
kekurangan.
Kekurangan yang perlu disampaikan
sebagai masukan untuk penyempurnaan
penelitian ini dan untuk kesempurnaan
penelitian selanjutnya diantaranya:
1. Saran Bagi Studi Lanjutan
a. Diperlukan studi lanjutan untuk
memproyeksikan
kondisi
transportasi di wilayah studi pada
tahun berikutnya.
b. Diperlukan
konsep
perbaikan
tingkat pelayanan jalan berdasarkan
proyeksi masa depan sehingga
mampu mengantisipasi kondisi
dimasa depan.
c. Dalam suatu kajian serupa harus
memperhatikan pembagian segmen
yang berdasarkan guna lahan,
karena setiap guna lahan memiliki
pengaruh yang berbeda.

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 5, No.3 2011 ISSN 1978 5658

178

2. Saran Bagi Instansi Terkait


a. Perlu
adanya
pengendalian
perubahan guna lahan di sekitar
Jalan KH. Abdul Fatah Jalan
Kapten Kasihin. Dengan adanya
pengendalian ini diharapkan tidak
terjadi pembebanan jalan karena
hambatan samping.
b. Untuk penelitian lanjutan perlu
adanya penelitian di malam hari,
untuk
mengetahui
pengaruh
aktivitas di samping jalan terhadap
arus lalu lintas akibat dari pedagang
kaki lima di sisi jalan.
c. Hasil studi dapat digunakan sebagai
masukan dan pertimbangan dalam
arahan perbaikan kinerja Jl. KH.
Abdul Fatah, Jl. Kapten Kasihin
Barat dan Jl. Kapten Kasihin Timur
sehingga
kinerja ruas jalan di
wilayah studi menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1993. Peraturan Pemerintah Nomor 43
Tahun l993, Pasal 93 tentang Prasarana dan
Lalu Lintas Jalan
Basuki I., Siswandi. 2008. Biaya kemacetan ruas
Jalan Kota Yogyakarta. Jurnal Teknik Sipil
Volume 9 No. 1, Oktober 2008 : 71 80

Cahyani N.K.B. 2000. Studi Penghitungan Biaya


Kemacetan: Studi Kasus Pusat Kota
Denpasar. Tesis Jurusan Teknik Planologi
ITB, Bandung
Khisty C.J., Lall B.K.. 2006. Dasar-Dasar
Rekayasa Transportasi Jilid 1 & 2, Edisi
Ketiga, Erlangga, Jakarta
Nenobais. 2008. Analisis Sistem Pergerakan Lalu
Lintas Terhadap Biaya Operasional
Kendaraan Di Ruas Jalan Jendral Sudirman
Kupang. Studia Teknologia, Tahun 1
nomor 2 September 2008
Patmadjaja H. et al. 2003. Pengaruh Kegiatan
Perparkiran Di Badan Jalan Terhadap
Kinerja Ruas Jalan, Dimensi Teknik Sipil
Vol 5, No. 2, September 2003: 63 74
Rachman R.R. 2010. Evaluasi Accident Cost
Mahasiswa
Universitas
Airlangga
Surabaya, Skripsi Jurusan Teknik Sipil,
ITS, Surabaya
Widyastuti H., Mulley C. 2005. The Casualty
Cost of Slight Motorcycle Injury in
Surabaya, Indonesia, Proceeding of UTSG.
Bristol, January 2005
Setidjadi A. 2006. Studi Kemacetan Lalu Lintas
Jalan Kaligawe Kota Semarang. Tesis,
Jurusan Teknik Pembangunan Kota
Universitas Diponegoro, Semarang
Tzedakis A. 1980. Different Vehicle Speeds and
Congestion Cost, Journal Of Transport
Economics and Policy

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 5, No.3 2011 ISSN 1978 5658

179

Anda mungkin juga menyukai