PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Kalimantan Timur merupakan salah satu penghasil tambang yangmemiliki potensi
sumber daya alam yang kaya di Indonesia, minyak mentah, emas, intan, dan batubara adalah
beberapa hasil tambang yang berskala besar ditiap tahunnya . Tambang batubara merupakan
produk andalan yang berasal dari Kalimantan Timur sekarang ini. Namun, batubara adalah
suatu kategori sumber daya alam yang tak terbaharui, sehingga keberadaannya harus dijaga.
Sehingga pembangunan nasional dapat bergulir terus menerus dengan mengedepan
kansumber daya alam yang dikelola secara baik. Salah satu tujuan pembangunan nasional
adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan dan berperikemanusiaan.
Ketersediaan sumber daya alam dalam meningkatkan pembangunan sangat terbatas dan tidak
merata, sedangkan permintaan sumber daya alam terus meningkat, akibat peningkatan
pembangunan untuk memenuhi kebutuhan penduduk. Namun, dalam tahap pembangunan
nasional, beberapa masyarakat kini dianggap berkesan acuh secara minor terutama akan
aturan main dalam menanggapi lingkungan, dikawatirkan akan terjadi ekploitasi lahan usaha
yang pada akhirnya gangguan kesetimbangan lingkungan tidak dapat dihindarkan. Dalam
rangka upaya mengendalikan pencemaran dan kerusakan lingkungan akibat pembangunan
maka, perlu dilakukan perencanaan pembangunan yang dilandasi prinsip pembangunan
berkelanjutan.
Prinsip
pembangunan
berkelanjutan
dilakukan
dengan
memadukan
kemampuan lingkungan, sumber daya alam dan teknologi ke dalam proses pembangunan
untuk menjamin generasi masa ini dan generasi masa mendatang.
Analisa mengenai dampak lingkungan lahir dengan dirumuskannya undang- undang
tentang lingkungan hidup di Amerika Serikat, yaitu National Environmental Policy Act
(NEPA), pada tahun 1969. Amdal merupakan suatu reaksi masyarakat terhadap kerusakan
lingkungan yang disebabka oleh aktivitas manusia yang terutama disebabkan oleh
pembangunan dan penggunaan teknologi yang berlebihan dan terkesan mengabaikan
lingkungan. Hal ini termasuk dalam kesehatan lingkungan yang dalam artian derajat
kesehatan tergantung terhadap kondisi lingkungan. Oleh sebabnya, apabila ada perubahan perubahan terjadi pada kondisi lingkungan di sekitar manusia, akan terjadi pula perubahan perubahan pada kondisi kesehatan masyarakat dalam lingkungan masyarakat tersebut.
Didalam Undang - Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
pasal 18 ayat 1, menyatakan bahwa setiap rencana usaha dan/atau kegiatan yamg mempunyai
dampak besar dan penting wajib dilakukan kajian AMDAL. Kajian AMDAL tersebut perlu
dilakukan guna mengurangidampak negatif yang ditimbulkan dari operasional kegiatan
terutama pencemaran udara yang diperkirakan punya pengaruh buruk terhadap kesehatan.
1.2.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana deskripsi umum daerah pertambangan batu bara di PT. KaltimPrima
Coal?
2. Apa paradigma kesehatan lingkungan yang terjadi di PT. Kaltim Prima Coal?
3. Bagaimana upaya penanganan yang dapat dilakukan untuk mengatasi dampak
1.3.
upaya
penanganan
yang
dapat
dilakukan
untuk
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Pengertian Limbah
Menurut Undang - Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup, yang dimaksud dengan pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan
hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Karena
limbah industri pada umumnya bersifat sebagai bahan berbahaya dan beracun (B3), maka
substansi atau zat beracun di lingkungan yang sangat menjadi perhatian ialah yang bersumber
pada kegiatan manusia yang dibuang kelingkungan sebagai limbah. Karena kajian toksikologi
adalah bahan beracun, maka obyek toksikologi lingkungan ialah limbah kimia yang beracun,
umumnya termasuk kelompok limbah bahan berbahaya dan beracun (hazardous waste and
toxic chemical). Sedangkan yang dimaksud dengan toksikologi lingkungan adalah
pengetahuan yang mempelajari efek substansi toksik (beracun) yang terdapat dilingkungan
alam maupun lingkungan binaan, mempelajari dampak atau resiko keberadaan substansi
tersebut terhadap makhluk hidup. Didalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 18 Tahun 1999
tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, yang dimaksud dengan B3 dapat
diartikan semua bahan / senyawa baik padat, cair, atau pun gas yang mempunyai potensi
merusak terhadap kesehatan manusia serta lingkungan akibat sifat - sifat yang dimiliki
senyawa tersebut. Limbah B3 diidentifikasi sebagai bahan kimia dengan satu atau lebih
karakteristik :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Mudah meledak
Mudah terbakar
Bersifat reaktif
Beracun
Penyebab infeksi
Bersifat korosif.
Dalam paradigma Kesehatan Lingkungan ada 4 simpul yang berkaitan dengan proses
pajanan B3 yang dapat mengganggu kesehatan.
a. Simpul 1
Jenis dan skala kegiatan yang diduga menjadi sumber pencemar atau
biasa disebut sebagai sumber emisi B3. Sumber emisi B3 pada umumnya
berasal dari sektor industri, transportasi, yang mengeluarkan berbagai bahan
buangan yang mengandung senyawa kimia yang tidak dikehendaki. Emisi
tersebut dapat berupa gas, cairan, maupun partikel yang mengandung senyawa
organik maupun anorganik.
b. Simpul 2
Media lingkungan (air, tanah, udara, biota) Emisi dari simpul 1
dibuang ke lingkungan, kemudian menyebar secara luasdi lingkungan sesuai
dengan kondisi media transportasi limbah. Bila melaluiudara, maka
sebarannya tergantung dari arah angin dominan dan dapat menjangkau
wilayah yang cukup luas. Bila melalui air maka dapat menyebar sesuai dengan
arah aliran yang sebarannya dapat sangat jauh. Komponen lain yang ikut
menyebarkan emisi tersebut adalah biota air yang ikut tercemar.
c. Simpul 3
Pemajanan B3 ke manusia di lingkungan, manusia dapat menghirup
udara yang tercemar, minum air yang tercemar, makan makanan yang
terkontaminasi dan dapat pulakemasukan B3 melalui kulit. Pada umumnya
titik pemajanan B3 kedalamtubuh manusia melalui pernafasan, oral (mulut)
dan kulit.
d. Simpul 4
Dampak kesehatan yang timbul akibat kontak dengan B3 atau terpajan
oleh pencemar melalui berbagai cara seperti pada simpul 3, maka dampak
kesehatan yang timbul bervariasi dariringan, sedang, sampai berat bahkan
sampai menimbulkan kematian,tergantung dari dosis dan waktu pemajanan.
Jenis penyakit yang ditimbulkan, pada umumnya merupakan penyakit non
infeksi antara lain : keracunan,kerusakan organ, kanker, hypertensi, asma
bronchioli, pengaruh pada janinyang dapat mangakibatkan lahir cacat (cacat
bawaan), kemunduran mental,gangguan pertumbuhan baik fisik maupun
psikis, gangguan kecerdasan. Akibat yang ditimbulkan lebih jauh yaitu biaya
mahal, belum tentu berhasil untuk pemulihan kesehatan, generasi yang tidak
produktif, kehidupan sosial yang tidak mapan bahkan depresi berkelanjutan.
2.3.
Analisa Dampak Lingkungan (ANDAL) adalah telaah secara cermat dan mendalam
tentang dampak penting suatu kegiatan yang direncanakan. Sedangkan, Analisa Mengenai
Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah hasil studi mengenai dampak suatu kegiatan yang
direncanakan terhadap lingkungan hidup, yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan. Selanjutnya AMDAL dirumuskan sebagai suatu analisis mengenai dampak
lingkungan dari suatu proyek yang meliputi pekerjaan evaluais dan pendugaan dampak
proyek dari bangunanya, prosesnya maupun sistem dari proyek terhadap lingkungan yang
berlanjut kelingkungan hidup. Berdasarkan Amdal dan Andal yang ada, umumnya
dilatarbelakangi oleh isu - isu yang menjadi permasalahan dalam menanggapi keseimbangan
lingkunganitu sendiri, diantaranya,
a. Dampak perubahan bentang alam yang menyebabkan terjadinya gangguan
estetika lingkungan.
b. Kemungkinan terjadinya penurunan kualitas udara akibat pengerukan dan
penggalian oleh penggunaan alat berat yang menyebabkan penurunan
kesuburan tanah
c. Dampak peningkatan erosi tanah terhadap penurunan kualitas ekosistem
perairan sungai
d. Gangguan satwa liar akibat hilangnya vegetasi penutup tanah.
e. Kemungkinan terjadinya air asam tambang yang
menyebabkan
tersebut.
Pengertian Batubara
Batubara merupakan salah satu tambang bahan bakar fosil yang dimiliki Indonesia
yang kaya. Secara umum, batubara adalah batuan sedimen dalam tanah yang dapat terbakar,
terbentuk dari endapan organik utamanya adalah sisa - sisa tumbuhan dan terbentuk melalui
proses pembatubaraan yang selama beribu-ributahun lamanya. Unsur utamanya adalah
karbon (berwarna hitam pekat), hidrogen, nitrogen, sulfur dan oksigen serta tidak menutup
kemungkinan memiliki zat - zat tambahan yang kandungannya kecil. Batubara dalam
tambang memiliki bijih yang sangat kasar dalam bentuk serbuk, pasir dan terkadang batuan
yang cukuphingga besar. Artinya dalam pengelolaan yang baik dapat meminimalisir
gangguan, baik gangguan kesehatan maupun lingkungan.
2.5.
AMDAL Pertambangan
setiap tahapan, tahap-tahapan tersebut seperti tahap pra konstruksi, konstruksi, operasi dan
pasca operasi. Didalam pertambangan tahapan - tahapan tersebut sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
Eksplorasi
Ekstrasi
Pembangunan infrastuktur, jalan akses dan sumber energi
Pembangunan kamp kerja dan kawasan pemukiman
Untuk mengetahui kegiatan apa saja yang wajib untuk melakukan AMDAL dapat
dilihat pada Lampiran PERMEN LH NO 11 tahun 2006 tentang Jenis Rencana Usaha
dan/atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi Dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup.
2.7.
pertambangan. Hasil studi memperlihatkan bahwa pencemaranair permukaan dan air tanah
merupakan dampak lingkungan yang sering terjadiakibat kegiatan tersebut.Frekuensi
terjadinya dampak lingkungan dari 66 kegiatan pertambangan. Catatan: Tidak termasuk
pencemaran oleh emisi gas buang yang keluar darialat pengendali pencemaran udara.United
Nations Environment Programme (UNEP, 1999) menggolongkandampak-dampak yang
timbul dari kegiatan pertambangan sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.
r.
s.
t.
u.
v.
kerja
Kebisingan
Radiasi
Keselamatan dan kesehatan kerja
Toksisitas logam berat
Peninggalan budaya dan situs arkeologi
Kesehatan masyarakat dan pemukiman di sekitar tambang
bor
batu
dan
mesin-mesin
vibrasi
dapat
bentang
alam
(landscape)
atau
morfologi,
karena
terjadinya
amblesan
BAB III
PEMBAHASAN
3.1.
Deskripsi Tempat
PT. Kaltim Prima Coal merupakan perusahaan tambang batubara yangterletak di
Kabupaten Kutai Timur yang didirikan dengan akta No 28 tanggal 8Maret 1982 dan
mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman RI sesuaidengan Surat Keputusan No.
Y.A.5/208/25 tanggal 16 Maret 1982 dan telahdiumumkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia tanggal 20 Juli 1982 No 61Tambahan Nomor 967. Sejak awal beroperasi pada
tahun 1992, KPC merupakan perusahaan modal asing (PMA) yang dimiliki oleh British
PetroleumInternational Ltd(BP) dan Conzinc Rio Tinto of Australia Ltd. (Rio Tinto) dengan
pembagian saham masing-masing 50%. Berdasarkan Akta No. 9 tanggal 6 Agustus 2003 dan
Bukti Pelaporan dariMenteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia RI No. C-UM 02
01.12927tertanggal 11 Agustus 2003, saham KPC dimiliki oleh BP dan Rio Tingo
telahdialihkan kepada Kalimantan Coal Ltd. Dan Sengata Holding Ltd, dan yangselanjutnya
pada tanggal 18 Oktober 2005, sesuai dengan Akta Notaris No 3tanggal 18 Oktober 2005, PT.
Bumi Resources Tbk telah mengakusisi sahamKalimantan Coal Ltd dan Sengata Holding
Ltd. Berdasarkan akta notaris No 34tanggal 4 Mei 2007, pemegang saham PT Kaltim Prima
Coal mengalihkan 30%sahamnya kepada Tata Power (Mauritius) Ltd. Berdasarkan Perjanjian
Kontrak Karya Pengusahaan PertambanganBatubara (PKP2B) yang ditandatangai pada
tanggal 8 April 1982, pemerintahmemberikan izin kepada KPC untuk melaksanakan
eksplorasi, produksi danmemasarkan batubara dari wilayah perjanjian sampai dengan tahun
2021.Wilayah perjanjian PKP2B ini mencakup daerah seluas 90.938 Ha di KabupatenKutai
Timur, Propinsi Kalimantan Timur.
3.2.
dengan
tambang
terbuka
sering
menyebabkan
tambang
tangkapan
air
sehingga
bendungan
penampung
tailing
sertainfrastruktur lainnya.
B. Udara
Dari kegiatan proyek batu bara PT. Kaltim
Prima Coal berdampak pada kondisi udara di daerah
pertambangan tersebut, seperti :
a.Penambangan Batubara menyebabkan polusi
udara,
hal
pembakaran
ini
diakibatkan
batubara.
dari
adanya
Menghasilkan
gas
polusi
yang
membentuk
acid
udara.
Selain
itu
debu-debu
hasil
d.
gas)
dan
gas
mudah
nyala
di
sekitarnya
oleh
kegiatan
akibat
pencemaran
tanah
tersebut
maka
longsoran
Simpul 3 Pemajanan B3 ke manusia
Di lingkungan, manusia dapat menghirup udara yang tercemar,
minum air yang tercemar, makan makanan yang terkontaminasi dan
dapat pulakemasukan B3 melalui kulit yang bersal dari kegiatan
pertambangan batu- bara. Pada umumnya titik pemajanan B3 kedalam
tubuh manusia melalui pernafasan, oral (mulut) dan kulit. Pencemaran
air, tanah dan udara akibat dari kegiatan pertambangan batu- bara ini
masuk ke dalam tubuh manusia melalui pernafasan, oral dan kulit :
1. Untuk pencemaran udara yang penyebabnya dimulai dari
pembakaranhutan untuk membuka lahan pertambangan,
gas-gas yang terbentuk darikegiatan pertambangan batu
bara sepeti metan, karbon dioksida, karbon monoksida
sampai gas gas yang muncul di dalam tambang (gas
berbahaya dan mudah menyala) masuk ke dalam tubuh
manusia melalui pernapasan, terhirup oleh pekerja yang
tidak menggunakan masker atau terhirup oleh masyarakat
sekitar yang beresiko, umumnya adalah masyarakat yang
daerah bermukimnya paling dekat dengan lokasi tambang.
2. Untuk pencemaran tanah dan air dapat masuk ke dalam
tubuh manusiamelalui oral (mulut). Tanah yang tercemar
berakibat terhadap tercemarnya air tanah dan permukaan
serta
ditambah
dengan
adanya
air
asam
tambangmengakibatkan
kualitas
air
menurun
untuk
harus tunduk pada hukum yang berlaku : Hukum yang lebih tegas Untuk meminimalisasi
dampak negatif tersebut, maka menjadi kewajiban pemerintah unutk menegakkan hokum
secara konsisten sehingga parakontraktor yang melaksanakan kegiatan penambangan
batubara dapatmelaksanakan segala ketentuan hokum yang berlaku dalam bidang
pertambangan sesuai dengan pasal 30 Undang-Undang No.11 tahun 1967tentang
Pertambangan secara tegas, yaitu :Apabila selesai melakukan penambangan dan galian pada
suatu
tempat
pekerjaan,
pemegang
kuasa
pertambangan
yang
bersangkutan
perubahan
perilaku
dan
membangkitkan
kesadaran
untuk
ikut
memeliharakelestarian lingkungan. Selain itu perlu diupayakan kajian penelitian yang lebih
mendalam. Secara Teknis dapat dilakukan reklamasi, reklamasi adalah kegiatan yang
bertujuan memperbaiki atau menatakegunaan lahan yang terganggu sebagai akibat kegiatan
usaha pertambangan agar dapat berfungsi dan berdaya guna sesuai peruntukannya,
diantaranya adalah :
1. Revegetasi,
perbaikan
kondisi
tanah
meliputi
perbaikan
ruang
tubuh,
untuk mencegah dampak negatif terhadap lingkungan. Air asam diolah pada
instalasi pengolah untuk menghasilkan keluaran air yang aman untuk dibuang ke
dalam badan air. Penanganan dapatdilakukan dengan bahan penetral misalnya batu
gamping, yaitu air asamdialirkan melewati bahan penetral untuk menurunkan
tingkat keasaman.
3. Pengaturan drainase, drainase pada lingkungan pasca tambang dikelola secara
seksama untuk menghindari efek pelarutan sulfida logam dan bencana banjir
yangsangat berbahaya, dapat menyebabkan rusak atau jebolnya bendungan
penampung tailing serta infrastruktur lainnya. Kapasitas drainase harus
memperhitungkan iklim jangka panjang, curah hujan maksimum, serta banjir
besar yang biasa terjadi dalam kurunwaktu tertentu baik periode waktu jangka
panjang maupun pendek. Arah aliran yang tidak terhindarkan harus meleweti zona
mengandungsulfida
logam,
perlu
pelapisan
pada
badan
alur
drainase
BAB IV
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
PT. Kaltim Prima Coal merupakan perusahaan tambang batubara yang terletak di
Kabupaten Kutai Timur yang didirikan dengan akta No 28 tanggal 8 Maret1982. KPC
merupakan perusahaan modal asing (PMA) yang dimiliki olehBritish Petroleum International
Ltd(BP) dan Conzinc Rio Tinto of AustraliaLtd. (Rio Tinto) dengan pembagian saham
masing-masing 50% dengan luas90.938 Ha. Paradigma kesehatan lingkungan daerah
pertambangan PT. Kaltim PrimaCoal adalah simpul 1, simpul 2, simpul 3 dan simpul 4.
Penanganan dampak dan akibat dari kegiatan pertambangan batu-baradilakukan secara umum
dan khusus oleh PT. kaltim Prima Coal.
5.2. Saran
Sebaiknya
para
pengusaha
pertambangan
batu
bara
lebih
memperhatikan
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2009.
Potensi
Bahaya
Tambang
Batubara
Bawah
Tanah
.http://www.kamusilmiah.com
Bilad, M. Roil . 2010.Dampak Lingkungan Penggunaan Batubara Sebagai Bahan
Bakar Pengomprongan Tembakau Virginia.http://www.sasak.org.
Sudarmanto
Budi.
2009.
Pengaruh
Kegiatan
Penambangan
Luluk.
2010.
Awas,
Pertambangan
Batubara
Sumber
Krisis
KalimantanTerkini. http://borneo2020.org.
Wijanto, Sigit.___.LIMBAH B3 DAN KESEHATAN. http://limbah.pdf.com
Air