Dosen
Mahasiswa
: Atep Setiadi
A. Pendahuluan
Hukum Islam dan politik adalah dua sisi yang tidak bisa dipisahkan dalam
suatu masyarakat Islam. Hukum Islam tanpa dukungan politik sulit digali dan
diterapkan. Politik yang mengabaikan hukum Islam akan mengakibatkan
kekacauan dalam masyarakat. Semakin baik hubungan Islam dan politik semakin
besar peluang hukum Islam diaktualisasikan, dan semakin renggang hubungan
Islam dan politik, semakin kecil peluang hukum Islam diterapkan (Halim, 2002
xiii-xiv).
Qardlowi (1998: 53) melihat politik ini dengan mengerjakan sesuatu yang
mendatangkan kemaslahatan baginya. Politik adalah aksi dari para politikus,
sehingga dikatakan dia memolitisasi binatang untuk kendaraan jika dia berdiri di
atasnya dan menundukannya. Saat umat Islam kuat secara politik, dengan city
state Madinah,(Syadzali, 1990: 9-16) hukum Islam dan poltik merupakan satu
kesatuan yang tidak terpisahkan, meski tanpa menyebut secara tegas hukum Islam
sebagai pedoman negara. Negara Madinah dengan piagam madinah-nya (Sukarja,
1995: 47-57) malah tidak disebut sebagai negara Islam. Namun, konstitusi Negara
tersebut, sanggup mengakomodasi seluruh kepentingan masyarakat yang
majemuk.
Konteks Indonesia, dalam UUD 1945 pasal 1 ayat (3) secara tegas
mengatakan bahwa Negara Indonesia adalah Negara hukum, ketentuan ini
merupakan pernyataan betapa hukum akan sangat menentukan dalam pelaksanaan
kenegaraan. Selain itu ketentuan ini juga mengandung pengertian segala sesuatu
di negeri ini mesti berdasarkan hokum Pasal 1 ayat (3) UUD 1945. UUD 1945
merupakan konstitusi Negara Indonesia, ini merupakan konsekuensi logis bahwa
Indonesia adalah neraga hukum (rechtstaat) yang salah satu cirinya negara harus
mempunyai regulasi (UU) yang mengatur disegala bidangtermasuk
dalam
Perbankan syariah sebagai bagian dari sistem ekonomi islam mulai muncul
pada akhir abad ke-19. Di Indonesia, kendatipun gagasan dan wacana bank
syariah muncul pada tahun 70-an, upaya pendirian bank syariah selalu
mendapatkan kebuntuan. Setelah munculnya bank-bank syariah di Negara lain,
pada awal tahun 1980, diskusi mengenai bank syariah sebagai pilar ekonomi
islam mulai dilakukan.
Rintisan terhadap berdirinya perbankan Islam di Indonesia sebenarnya telah
dimulai sejak awal periode 1980-an, melalui diskusi-diskusi bertemakan bank
Islam sebagai pilar ekonomi Islam. Tokoh-tokoh yang terlibat dalam pengkajian
tersebut di antaranya adalah, Karnaen A. Perwataatmadja, M. Dawam Rahardjo,
AM. Saefuddin, dan M. Amien Azis. Sebagai uji coba, gagasan perbankan Islam
tersebut kemudian dipraktekkan dalam skala yang relatif terbatas di antaranya di
Bandung (Bait At-Tamwil Salman ITB), dan di Jakarta (Koperasi Ridho Gusti).
Dawam Rahardjo dalam tulisannya pernah mengajukan rekomendasi supaya
sistem perbankan yang menggunakan prinsip-prinsip syariat Islam (Bank Islam),
yang didasarkan prakteknya pada konsep mudhrabah, musyrakah, dan
murbahah, untuk dicoba praktekkan sebagai konsep alternatif menghadapi
larangan praktek riba. Konsep dan praktek bank dengan prinsip Islam ini,
sekaligus
diharapkan
dapat
memenuhi
kebutuhan
pembiayaan
guna
B. Metode Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian historis (historical research) yang bertujuan
merekonstruksi masa lampau secara sistematis dan objektif. Penelitian ini
menggunakan penelitian kepustakaan (library research), yaitu penelitian yang
menggunakan literature-literature seperti buku, jurnal, artikel, surat kabar seputar
politik lahirnya undang-undang nomor 7 tahun 1992 (masa orde baru).
C. Pembahasan
1. Politik Hukum (Ekonomi) Islam
Pembahasan mengenai politik hukum sesungguhnya ingin menjelaskan
bagaimana kedudukan politik terhadap hokum dan sebaliknya. walaupun
hingga saat ini para ahli masih berbeda pendapat mengenai kedudukan
tersebut. Ada yang berpendapat bahwa kedudukan politik terhadap hukum
berada dalam posisi interplay (saling memengaruhi). Namun, di samping itu
ada pula yang berpendapat bahwa posisi hubungan antara politik dan hukum
adalah terpisah sama
sekali.
Hans
hukum
dibentuk,
dikonseptualisasikan,
diimplementasikan,
dipengaruhi
oleh
perkembangan
peranan
politik,
hukum
merupakan produk dari proses politik. Perkembangn hukum dapat dilihat dari
dua dimensi yaitu dimensi struktur hukum dan fungsi hukum. Jika
dikorelasikan dengan perkembangan proses politik maka struktur hukum
dapat berkembang dalam segala bentuk dan konfigurasi politik dan sistem
pemerintahan. Sedangkan fungsi hukum hanya dapat berkembang secara baik
pada saat peluang yang leluasa bagi partisipasi politik massa, sehingga peran
politik didominasi oleh elit kekuasaan, maka fungsi hukum berkembang
secara lamban (Sanit, 1986: 39-85). Sehingga entitas hukum tidak lagi dilihat
sebagai suatu yang otonom dan independen, melainkan dipahami secara
fungsional dan dilihat senantiasa berada dalam kaitan interdependenci dengan
bidang-bidang lainnya (Rahardjo, 1983: 16) khususnya dalam bidang politik.
Memang, bisa saja terjadi persinggungan atas bidang atau aspek hukum
lainnya, namun dalam makalah ini dibatasi dengan apa yang dikatakan oleh
4
prinsip syariahnya, atau UU no. 3 taun 2006 tentang Peradilan agama yang
semakin luas kewenangannya, dan UU nomor 21 tahun 2008 tentang
perbankan syariah.
a. Jumlah penduduk Indonesia yang mayoritas beragama Islam.
b. Kesadaran umat Islam untuk menjalan syariat Islam dalam kehidupan
sehari-hari
c. Political will dari pemerintah
Dalam perspektif sejarah, pembaharuan hukum Islam menurut Noel J.
Coulson, menempatkan diri dalam empat bentuk:
a. Dikodifikasikannya (pengelompokan sejenis ke dalam kitab Undangundang) hukum Islam menjadi perundang-undangan hukum Negara,
yang disebut sebagai doktrin siyasah.
b. Tidak terikatnya umat Islam pada satu madzhab hukum tertentu, yang
disebut doktrin eklektik yaitu pendapat mana paling dominan
dimasyarakat.
c. Perkembangan hukum dalam mengantisipasi perkembangan peristiwa
hukum yang baru timbul, yang disebut doktrin tatbiq.
d. Penerapan hukum dari yang lama kepada yang baru yang disebut
doktrin tajdid. (N.J. Coulson, 1994: 149-158)
Dari hal tersebut tampaknya Coulson mengartikan perubahan sama
dengan pembaharuan. Friedmen dalam soerjono Soekanto kedua istilah
tersebut merupakan dua konsep yang berbeda. Perubahan hukum tidak
mengubah ketentuan formal, sedangkan pembaharuan hukum mengubah
ketentuan formal. Konsep pembaharuan hukum Islam ialah pembaharuan
Hukum Islam ijtihadi, mengembangkan hukum yang ditetapkan Allah dan
Rosul. Dan penuangan nilai-nilai hukum Islam ke dalam sistem hukum
nasioanal melalui penggalian dari sumbernya (al-Quran dan al-Hadis).
(Abdullah, 1996: 214).
sebuah bank syariah yang bernama Bank Muamalat Indonesia (BMI) yang
mengacu pada PP no 72 tentang Bank Bagi hasil. Respon pemerintah yang
lebih atas perkembangan bank syariah ditanah air semakin bisa kita rasakan
dengan di sahkannya UU RI No. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas UU
No. 7 tahun 1992 tentang perbankan (Yafie, 2007, ix-x).
Hal itu menunjukkan, pemberlakuan hukum Islam di bidang muamalat
dapat dikatakan telah mempunyai kedudukan tersendiri. Sebelum berlakunya
UU tentang perbankan tahun 1992, ketentuan hukum Islam dibidang
perbankan belum diakui kerangka sistem hukum Nasional. (Supriyadi, 2008:
401). Latar belakang politik menyangkut sikap dan hubungan antara
pemerintah dan umat Islam pada masa dan pasca Orde baru, terutama
menjelang dan saat kelahiran perbankan syariah dan penerapan peraturannya.
Masa orde baru, hubungan antara umat Islam dan pemerintah mengalami tiga
dekade.
Pertama, hubungan antagonistik (1966-1981); pada tahun ini muncullah
harapan umat Islam untuk kembali memainkan perannya seperti pada
demokrasi parlementer (1950 s/d 1959), karena secara de facto mereka turut
serta dalam menumbangkan pemerintah orde lama dan naiknya pemerintahan
orde baru. Harapan itu tidak menjadi kenyataan karena dekade ini terjadi
benturan antara harapan orang Islam dengan strategi pembangunan orde baru,
yaitu marjinalisasi peranan partai-partai politik dan menabukan ideologi lain
selain pancasila, terutama yang bersifat keagamaan (Hakim, 2011).
Beberapa aspirasi kalangan Islam saat itu tidak ada yang dipenuhi oleh
pemerintah, bagi pemerintah, keinginan mereka tidak sejalan dengan agenda
dan strategi pembangunan pemerintahan orde baru yang menekankan pada
pembangunan ekonomi, sementara stabilitas politik diarahkan untuk
mengawal dibidang ekonomi. Format politik orde baru antara tahun 19681980an, memelihara koalisi yang sangat baik antara pemerintah dengan
kekuaatan
abangan,
kecuali
kalangan
Soekarnois,
dan
kalangan
8
problem serius dikalangan bangsa ini. hal ini yang menjadi kekhawatiran
pemerintah, karena jika dilihat dari sejarah, perbankan syariah ini muncul
akibat gerakan neo-revivalis (gerakan yang menggunakan Islam sebagai way
of life dan tidak mengiginkan penafsiran al-Quran dan Hadis). (Umroh, 2009:
108).
Kedua, hubungan resiprokal kritis (1982-1985); umat Islam dan
pemerintah berusaha saling mempercayai dan menghilangkan kesan saling
mencurigai seperti yang terjadi sebelumnya. Pemerintah memulai dengan
political test menyampaikan gagasan asas tunggal pancasila bagi organisasi
politik dan semua ormas yang ada di Indonesia. Gagasan disodorkan oleh
presiden soeharto dalam pidato kenegaraan di depan sidang pleno DPR
tanggal 16 Agustus 1982. Dalam pidatonya presiden menyatakan: ...jumlah
dan struktur partai politik seperti yang telah ditegaskan dalam Undang-undang
tentang partai politik dan golongan karya kiranya sudah memadai, terbukti
dari hasil dua kali pemilihan umum yang diikuti oleh ketiga kontestan. Yang
perlu dibulatkan dan ditegaskan adalah asas yang dianut oleh setiap partai
politik dan golongan karya. Semua kekuatan politik terutama yang masih
menggunakan asas lain selain pancasila seharusnya menegaskan bahwa satusatunya asas yang digunakan adalah Pancasila....
Berbeda dengan presiden yang mengajukan pertimbangan politik
kenegaraan, menteri agama Munawir Sjadzali menyodorkan dalil naqli dan
aqli dalam mendukung asas tunggal. Menurutnya, seperti di informasikan oleh
Abdul Aziz Thaba, penerimaan asas pancasila sebagai satu-satunya asas
politik tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Asas tunggal diundangkannya
dalam bentuk lima paket Undang-undang politik tahun 1985.
Selama proses sosialisasi sampai diundangkannya tahun 1985 gagasan
asas tunggal direspon reaktif oleh kalangan orsospol politik, ormas dan
kelompok individual. Reaksi dikalangan Islam terlihat dalam tiga bentuk, 1)
menerima tanpa reserve. 2) menerima dengan terpaksa, karena terpaksa
10
kedua
diantaranya
adalah
Muhamadiyah
dan
Himpunan
membaik, apalagi setelah semua ormas Islam menerima asas tunggal pansila.
Kesan adanya fobia pemerintah terhadap gerakan Islam politik seperti yang
terjadi pada dekade sebelumnya tampak mencair. Malahan dalam beberapa
kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah memerlihatkan kesan bahwa
pemerintah tengah mencoba bersifat akomodatif terhadap berbagai aspirasi
umat Islam. Yang juga tidak kalah penting adalah perilaku elite politik yang
menampakkan perilaku yang Islami (Hakim, 2011: 56).
Memasuki tahun 1990-an perubahan mulai terasa perubahan sikap
pemerintah kepada Islam menjadi lebih akomodatif. Kebijakan pemerintah
yang berindikasi kepada adanya sifat akomodatif inilah yang dimanfaat oleh
Hal itu membuat para tokoh kalangan ahli ekonomi seperti Karnaen, Dawam
Raharjo, A.M Saefudin dan M. Amin Aziz. Lebih serius untuk medirikan
bank Syariah dengan melalui serangkaian diskusi dan seminar., yang akhirnya
didirikannya Bank Syariah pertama, yaitu PT. Bank Muamalat Indonesia
tahun 1991, yang disusul dengan lahirnya UU. No.10 tahun 1992 yang
didalamnya terdapat ketentuan diperbolehkannya bank beroperasi dengan
system bagi hasil(A. karim, 2006:. XXIV). Dari perubahan ini, amat cepat
hanya berselang beberapa tahun telah merubah sikap pemerintah yang antagonistik kerah akomodatif. Kebijakan ini tidak lepas dari dimensi politik. Ini
dapat dilihat dari keterlibatan Presiden Soeharto, BJ Habibie selaku menristek
dan ketua ICMI, serta para menteri yang duduk dalam kabinet.
Hal yang tampak jelas adalah dengan lahirnya Bank syariah, Sejarah
mencatat dorongan yang kuat dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Ikatan
Cendekiawan Muslim Se-Indonesia (ICMI) di akhir Orde Baru telah
membuka pintu lebar-lebar bagi perkembangan ekonomi dan perbankan
berbasis syariah di tanah air. Kita menyaksikan lahirnya baitul maal wat
tamwil, yang digagas dan dikembangkan oleh ICMI, lahirnya Bank Muamalat
Indonesia, dan berbagai lembaga keuangan syariah termasuk asuransi syariah,
telah
menjadi
pemicu
perkembangan
ekonomi
syariah
di
negeri
12
hal
ini
dapat
mengembangkan Islam.
dilihat
dari
lolosnya
Hingga akhirnya
proyek-proyek
dalam
ICMI
mampu
mengangkat
dan
mengajak
pemerintah
untuk
mengapresiasi umat islam bahwa ajaran dan umat islam dapat memberikan
15
dapat
menguntungkan
bagi
pihak-pihak
umat
Islam
untuk
hal ini, hukum syariah diterima oleh negara dalam peraturan perundang-undangan
positif yang berlaku secara nasional.
Ringkasnya, perkembangan perbankan syariah banyak ditentukan oleh
dinamika internal umat serta hubungan yang harmonis antara umat Islam dan
Negara. Iklim politik yang kondusif (yang tidak memusuhi) memungkinkan
berkembannya perbankan syariah. Selain itu demokkrasi menyediakan arena bagi
artikulasi politik Islam secara konstitusional. Pada akhirnya, politik dalam bidang
Ekonomi Syariah ditentukan oleh proses integrasi/nasionalisasi gagasan social
politik Islam kedalam system dan konfigurasi social politik nasional.
Daftar Pustaka
Anderson, J.N.D, 1976, Law Reform in The Muslim Word, London: University of
London the Athlon Press.,
------------, 1975, Islamic Law in the Modern World, New York: New York
University Press.,
Amin, A. Ridwan, 2009, Menata Perbankan Syariah di Indonesia, Jakarta : UIN
Press.,
------------, 1983, Hukum dan Perubahan Sosial; Suatu Tinjauan Teoritis
Pengalaman-Pengalaman di indonesia, Bandung: Alumni.,
CFG Sunaryati Hartono. Politik Hukum Menuju Satu Sistem Hukum Nasional.
Bandung: Penerbit Alumni. 1991.
EMK. Alidar. Hukum Islam Indonesia Pada Masa Orde Baru (1966-1997 M). Jurnal
Hukum Pidana dan Politik Hukum. 2012
Esposito, John L, 1982, Women in Muslim Family Law, Syracus: Syarcus University
Press.,
Ghofur, Abdul, 2013, Pergumulan Politik UU. No. 21 Tahun 2008, Tentang Perbankan
Syariah., Disertasi, Pascasarjana IAIN Walisongo-Semarang.,
Hakim, Atang Abdul, 2011, Fiqh perbankan Syariah;Transformasi Fiqh Muamalah ke
dalam Peraturan perundang-undangan, Bandung: PT. Rafika Aditama.,
17
Halim, Abdul, 2002, Peradilan Agama dalam Politik Hukum di Indonesia, Jakarta:
Raja Grafindo Persada, cet II.,
Hamid, M. Arfin, 2008, Membumikan Ekonomi Syariah di Indonesia, Jakarta:
eLSAS.,
Hasan, M. Nur, 2010, Ijtihad Politik NU, Yogyakarta: Manhaj.,
Hasan, Zubairi, 2009, Undang-Undang Perbankan Syariah, Jakarta: Rajawali Press.,
Ija suntana. Politik Hukum Islam. Bandung: CV Pustaka Setia 2014 hal 43
Karim, Adiwarman A. 2006, Bank Islam Analisis fiqh dan Keungan, Jakarta, PT.
Raja Grafindo Persada.,
Leo Suryadinata. Golkar dan Militer (studi tentang budaya dan politik). LP3ES: Ohio
University Press. 1992
Lev, Daniel S, 1972, Islamic Courts in Indonesia, Berkeley: University of Kalifornia
Press.,
M. Dawam Rahardjo. Ensiklopedi Al-Quran: Tafsir Social Berdasarkan KonsepKonsep Kunci. Jakarta: paramadina. 1996
Mahfud MD. Politik Hukum di Indonesia. Jakarta: Rajawali. 2010.
Munawir Syadzali, 1990, Islam dan Tata Negara: Ajaran , Sejarah dan Pemikiran,
Jakarta: UI Press.,
Nusantara, Abdul hakim garuda, dalam Artidjo Alkosar, 1986, Pembangunan hukum
dalam perspektif hukum Nasional, Jakarta: Rajawali Press.,
Sanit, Arbi, 1986, Politik Sebagai Sumberdaya Hukum, dalam Artidjo Alkosar,
Yogyakarta: LBH.,
Satjipto Rahardjo, 2009, Negara Hukum yang
Membahagiakan Rakyatnya,
18
Supriyadi, Dedi, 2007, Sejarah Hukum Islam; dari Kawasan Jazirah Arab sampai
Indonesia, Bandung: Pustaka Setia.,
Syamsudin Haris. Konflik Presiden-DPR dan Dilema Transisi Demokrasi di
Indonesia. Jakarta: PT. Pustaka Utama Graviti. 2007
UUD 1945.
Yuanita RH. Tinjauan Islam Tentang Etika Politik Soeharto. Skripsi. 2009 M.
Internet:
http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=3422&Item
id=26. Diakses 11-10-2016 pukul 07.30
Noor Azmah Hidayati Politik akomodasionis Orde Baru Terhadap (Umat) Islam
:Telaah Historis Kelahiran Perbankan Syariah, (PDF Internet)
http://id.shvoong.com/social-sciences/economics/1991250-perbankan-syariah-dalamperspektif-politik. diakses 11-10-2016 pukul 07.30
www.Blogpribadi, Andi Rahmat, Milis Keadilan, artikel ini diakses, 28/09/2013.,
Hafez. WordPress.com, Musang Itu Telah Menanggalkan Bulu Dombanya, artikel ini
diakses 11-10-2016 pukul 07.30.,
http://darikitauntukindonesia.blogspot.co.id/2013/06/peran-icmi-dalam-lahirnyabank-syariah.html tanggal 11-10-2016 pukul 07.30
19