Anda di halaman 1dari 3

BUKTI EVOLUSI

Menurut Anonim (2012), Evolusi dapat dilihat dari dua segi yaitu sebagai proses historis dan cara bagaimana
proses itu terjadi. Sebagai proses historis evolusi itu telah dipastikan secara menyeluruh dan lengkap sebagaimana
yang telah dipastikan oleh ilmu tentang suatu kenyataan mengenai masa lalu yang tidak dapat disaksikan oleh mata.
Hal ini berarti bahwa evolusi itu ada dan merupakan suatu kenyataan yang telah terjadi. Berikut ini merupakan buktibukti evolusi yang ada Adanya variasi antar individu dalam satu keturunan, Peristiwa Domestikasi, Ditemukannya
fosil di berbagai lapisan batuan bumi, Adanya homologi organ pada berbagai jenis makhluk hidup, Studi
perbandingan embriologi, Studi perbandingan biokimia,Organ yang Mengalami Rudimentasi/Organ Tubuh yang
Tersisa, Bukti Biogeografi,Perbandingan Fisiologi, Perbandingan Genetika, dan Bukti Molekuler.
1.

Adanya variasi antar individu dalam satu keturunan


Di dunia ini tidak pernah dijumpai dua individu yang identik sama, bahkan anak kembar sekalipun pasti punya
suatu perbedaan. Demikian pula individu yang termasuk dalam satu spesies. Misalnya perbedaan warna, ukuran, berat,
kebiasaan, dan lain-lain. Jadi antar individu dalam satu spesies pun terdapat variasi. Variasi adalah segala macam
perbedaan yang terdapat antar individu dalam satu spesies. Hal ini dapat terjadi karena pengaruh berbagai faktor
seperti suhu, tanah, makanan, dan habitat. Seleksi yang dilakukan bertahun-tahun terhadap suatu spesies akan
menyebabkan munculnya spesies baru yang berbeda dengan moyangnya. Oleh karena itu adanya variasi merupakan
bahan dasar terjadinya evolusi yang menuju ke arah terbentuknya spesies baru. (Anonim 2012)

2.

Peristiwa Domestikasi
Domestikasi adalah usaha manusia untuk menjadikan hewan/tanaman liar menjadi tanaman/hewan yang dapat
dikuasai dan bermanfaat bagi manusia.Pada dasarnya tindakan ini adalah memindahkan makhluk hidup dari
lingkungan aslinya ke lingkungan yang diciptakan oleh manusia. Tindakan ini dapat mengakibatkan timbulnya jenisjenis hewan dan tumbuhan yang menyimpang dari aslinya, yang mengarah terbentuknya spesies baru. (Anonim 2012)
Makhluk hidup yang berasal dari satu spesies yang hidup pada satu tempat setelah mengalami penyebaran ke
tempat lain sifatnya dapat berubah. Perubahan itu terjadi karena di tempat yang baru makhluk hidup tersebut harus
beradaptasi demi kelestariannya. Selanjutnya, adaptasi bertahun-tahun yang dilakukan akan menyebabkan semakin
banyaknya penyimpangan sifat bila dibandingkan dengan makhluk hidup semula. Dua tempat yang dipisahkan oleh
pegunungan yang tinggi atau samudera yang luas mempunyai flora dan fauna yang berbeda sama sekali. Perbedaan
susunan flora dan fauna di kedua tempat itu antara lain disebabkan adanya isolasi geografis. (Eksakta, 2012)

3.

Ditemukannya fosil di berbagai lapisan batuan bumi


Fosil (bahasa Latin: fossa yang berarti "menggali keluar dari dalam tanah") adalah sisa-sisa atau bekasbekas makhluk hidup yang menjadi batu atau mineral. Untuk menjadi fosil, sisa-sisa hewan atau tanaman ini harus
segera tertutup sedimen. Oleh para pakar dibedakan beberapa macam fosil. Ada fosil batu biasa, fosil yang terbentuk
dalam batu ambar, fosil ter, seperti yang terbentuk di sumur ter La Brea di Kalifornia.Hewan atau tumbuhan yang dikira
sudah punah tetapi ternyata masih ada disebut fosil hidup. Fosil yang paling umum adalah kerangka yang tersisa
seperti cangkang, gigi dan tulang. Fosil jaringan lunak sangat jarang ditemukan.Ilmu yang mempelajari fosil
adalah paleontologi, yang juga merupakan cabang ilmu yang direngkuh arkeologi. (Yasin, 2010)
Menurut Oxlay (2011), Adapun fosil-fosil manusia purba yang ditemukan di Indonesia antara lain sebagai berikut:
a. Pithecanthropus erectus. Tempat penemuan di Desa Trinil di pinggir sungai Bengawan Solo di dekat Ngawi, Propinsi
Jawa Timur. Orang yang menemukannya adalah Dr. Eugene Dubois. Tahun penemuannya adalah pada tahun 1890.
Fosil ini dikenal juga dengan sebutan Manusia Jawa dan merupakan jenis manusia purba yang pertama kali ditemukan
di Indonesia.
b. Pithecanthropus mojokertensis. Tempat penemuannya adalah di daerah Perning, Mojokerto, Jawa Timur. Nama
penemunya adalah Duyfjes dan Von Koenigswald. Tahun penemuannya adalah pada tahun 1936. Fosil ini berupa
tengkorak anak-anak yang berusia sekitar 6 tahun dan diperkirakan hidup sekitar 1,9 juta tahun yang lalu.
c. Meganthropus palaeojavanicus. Tempat penemuannya di Sangiran, daerah Surakarta, Propinsi Jawa Tengah. Nama
penemunya adalah Von Koenigswald. Tahun penemuan fosil tersebut adalah antara tahun 1936 1941. Fosil ini lebih
besar dan lebih tegap daripada Pithecanthropus Erectus. Usianya diperkirakan paling tua di antara jenis manusia purba
yang lain di Indonesia.

4.

Adanya homologi organ pada berbagai jenis makhluk hidup


Organ-organ berbagai makhluk hidup yang mempunyai bentuk asal sama dan kemudian berubah struktur
sehingga fungsinya berbeda disebut organ yang homolog. Homologi organ menunjukkan tingkat kekerabatan makhluk
yang bersangkutan. Makin banyak organ yang homolog kemungkinan kekerabatannya makin dekat, yang artinya nenek
moyangnya mungkin sama. (Anonim 2012)
Sumber: http://biologimediacentre.com/evolusi-pemahaman-teori-dan-bukti-evolusi/

Gambar 1. Homologi organ: perhatikan bahwa anggota gerak pada makhluk di atas memiliki bentuk
berbeda, tetapi pada dasarnya memiliki bagian yang sama. Perbedaan ini disebabkan karena perbedaan
fungsi.
Contohnya: tangan manusia berfungsi untuk memegang adalah homolog dengan sirip depan paus yang digunakan
untuk berenang, atau sayap kelelawar yang berguna untuk terbang homolog dengan tungkai depan kucing yang
berguna untuk berjalan.
Lawan dari homolog adalah organ yang analog, yaitu organ-organ dari berbagai makhluk hidup yang fungsinya
sama tanpa memperhatikan bentuk asalnya. Bisa juga diartikan organ-organ tubuh dari berbagai makhluk hidup yang
fungsinya sama tetapi bentuk asalnya berbeda. (Anonim 2012)
5.

Studi perbandingan embriologi


Perkembangan embrio berbagai spesies yang termasuk kelas vertebrata menunjukkan adanya persamaan pada
fase tertentu yakni pada fase morulla, blastula, dan gastrula/awal embrio. Hal ini menunjukkan adanya hubungan
kekerabatan di antara hewan-hewan sesama vertebrata, yang mungkin pula mereka memiliki satu nenek moyang.
(Anonim 2012)

6.

Studi perbandingan biokimia


Bila membandingkan makhluk hidup pada tingkat biokimia, ternyata hasilnya mendukung teori evolusi. Sebagai
contoh, Hb manusia lebih mirip dengan simpanse atau gorilla daripada dengan anjing atau cacing tanah. Tingkat
kemiripan ini menunjukkan manusia lebih dekat kekerabatannya dengan simpanse atau gorilla daripada dengan anjing
atau cacing tanah. (Anonim 2012)

7.

Organ yang Mengalami Rudimentasi/Organ Tubuh yang Tersisa


Rudimentasi organ merupakan petunjuk adanya evolusi. Organ yang berguna pada suatu makhluk hidup, pada
makhluk hidup lain mungkin kurang berfungsi. Contoh tulang ekor pada manusia kurang berfungsi sehingga
mengalami rudimenter. Organ yang mengalami rudimenter akan membuang waktu saja untuk terus-menerus
menyediakan darah, zat makanan, dan ruangan bagi organ yang tidak lagi memiliki fungsi penting. seleksi alam
cenderung menguntungkan individu yang memiliki organ dalam bentuk tereduksi, dan dengan demikian cenderung
akan menghilangkan struktur yang tidak berfungsi lagi. Namun pada kelompok mamalia lain, ekor sangat berkembang
dan berfungsi sebagai ekor, begitu juga pada kelompok Vertebrata lainnya. (Yasin, 2010)

8.

Bukti Biogeografi
Biogeografi adalah mempelajari distribusi geografi dari tanaman dan hewan. Dengan mempelajari biogeografi kita
dapat menjelaskan mengapa spesies-spesies berdistribusi, dan apa bentuk distribusi yang diperlihatkan mengenai
habitat dan daerah asal mula mereka. Dari perjalanan Darwin mengelilingi dunia dengan H.M.S. Beagle, ia menemukan
bahwa spesies tanaman dan hewan umumnya tidak berdistribusi jauh dari habitat yang potensial. Studi-studi mengenai
biogeografi sejak Darwin dibuktikan berulang-ulang oleh para ilmuan. (Anonim 2012)

9.

Perbandingan Fisiologi
Makhluk hidup mulai dari yang derajat terendah hingga ke derajat yang paling tinggi tubuhnya tersusun atas sel.
Walaupun jumlah sel dan morfologi setelah dewasa berbeda-beda, namun kegiatan fisiologis di dalam setiap selnya
memiliki kemiripan, seperti :1) dalam metabolism; 2) dalam respirasi; 3) dalam sintesa protein; 4) sintesa ATP dan
penggunaannya dalam aktivitas hidup. (Anonim 2012)

10. Perbandingan Genetika


Teori ini dipelopori oleh George Mendel. Ia mengemukakan teori genetika yang menyangkut adanya sejumlah sifat
yang dikode oleh satu macam gen. Dengan demikian banyaknya variasi alel menentukan kemampuan terhadap
ketahanan untuk dapat terus hidup. (Anonim 2012)
11. Bukti Molekuler
Evolusi melekuler merupakan merupakan proses evolusi yang terjadi pada skalaDNA, RNA, dan protein. Secara
garis besar, evolusi molekuler ini membahas mengenai RNA, DNA, analisis filogenik, dan evolusi eukariot. Evolusi
molekuler muncul sebagai bidang ilmu pengetahuan pada tahun 1960-an ketika peneliti dari bidang biologi
molekuler, biologi evolusi, dan genetika populasi berusaha memahami stuktur dan fungsi asam nukleat dan protein
yang baru ditemukan. Evolusi molekuler pada dasarnya menjelaskan dinamika perubahan evolusi pada tingkat
molekuler, bahasan pada evolusi molekuler itu meliputi perubahan materi genetik (urutan DNA atau RNA) dan
produknya serta rata-rata dan pola perubahannya serta mengkaji pula sejarah evolusi organisme dan makromolekul
yang didukung data-data molekuler (filogeni molekuler). (Eksakta, 2012)

Dalam tinjauan molekuler, evolusi merupakan perubahan susunan genetik pada generasi yang berurutan. Untuk
mengetahui evolusi, sangat baik untuk mengetahui tentang genetika dari populasi (population genetic). Penelitian
selama 30 tahun yang dilakukan oleh R.A. Fisher di Inggris dan S. Wright di Amerika memperlihatkan bahwa evolusi
tidak mengenai sebuah gen atau suatu individu, tetapi melaui sekelompok gen atau sekumpulan individu yang disebut
populasi. (Anonim 2012)
Genetika individu selalu menyangkut konsep genotipe yakni konstitusi genetika pada individu. Dan jika kita katakan
bahwa evolusi adalah perubahan dalam komposisi genetis dari populasi, maka yang diartikan adalah suatu perubahan
dari frekuensi genetis di dalam seluruh gen (termasuk plasmagen) yang dimiliki semua individu dalam populasi
tersebut. (Yasin, 2010)

KESIMPULAN
1.

2.
3.

Adapun kesimpulan dari pembahasan tentang bukti-bukti evolusi adalah:


Beberapa petunjuk adanya evolusi, yaitu : Peninggalan fosil di berbagai lapisan batuan bumi, Anatomi perbandingan,
Adanya alat-alat tubuh yang tersisa, Bukti biogeografi, Peristiwa domestikasi, Perbandingan fisiologi, Embriologi
perbandingan, Variasi antar individu dalam satu keturunan, Perbandingan genetic, Petunjuk secara biokimia, Bukti
molekuler.
Contoh-contoh evolusi antara lain: Pithecanthropus erectus, Pithecanthropus mojokertensis, Meganthropus
palaeojavanicus
Ada banyak alasan yang dapat digunakan untuk membuktikan bahwa evolusi memang terjadi. Bukti-bukti evolusi yang
dikemukakan pada makalah ini hanya beberapa contoh yang mungkin akan mudah dimengerti. Evolusi dapat dibuktikan
mulai dari bukti skala kecil seperti pada pemuliaan anjing atau tumbuhan, homologi antara suatu bagian dari organisme
hingga menyangkut pada masalah yang lebih luas seperti pembandingan data sistematik. Data-data yang ada saling
mendukung bahwa suatu proses yang universal telah berlangsung, yaitu proses evolusi abiotik maupun proses evolusi
biotik. Kedua-duanya bekerjasama ataupun saling mempengaruhi hingga terbentuknya bumi sekarang. Data-data
modern seperti data genetika (DNA) dan data biokimia yang menunjukkkan betapa kesamaan yang besar antara
organisme eukariot mulai dari tanaman hingga manusia merupakan fakta yang sangat meyakinkan mengenai proses
evolusi.

Anda mungkin juga menyukai