Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari sering kali kita menerima begitu

saja dunia sekitar kita beserta perubahan-perubahan yang terjadi di


dalamnya tanpa mempertanyakan misalnya, apa itu air, apa itu
bensin, mengapa bensin bias terbakar sedangkan air tidak? Apakah
arti tarbakar? Mengapa besi dapat berkarat sedangkan emas tidak?
Apa itu karet dan bagaimana membuat karet tiruan?
Pertanyaan-pertanyaan diatas adalah sebagian dari masalah
yang dibahas dalam dalam ilmu kimia. Oleh karena itu, ilmu kimia
dapat di definisikan sebagai ilmu yang mempelajari segala sesuatu
tentang materi, seperti hakekat, susunan, sifat-sifat, perubahan
serta energi yang menyertai perubahannya.
Suatu atom bergabung dengan atom lainnya melalui ikatan
kimia sehingga dapat membentuk senyawa, baik senyawa kovalen
maupun senyawa ion. Senyawa ion terbentuk melalui ikatan ion,
yaitu ikatan yang terjadi antara ion positif (atom yang melepaskan
electron)

dan ion

negatif

(atom

yang

menangkap

electron).

Akibatnya, senyawa ion yang terbentuk bersifat polar.


Dalam setiap senyawa, atom-atom terjalin secara terpadu
oleh suatu bentuk ikatan antaratom yang disebut ikatan kimia.
Seorang ahli kimia dari Amerika serikat, yaitu Gilbert Newton Lewis (
1875- 1946) dan Albrecht Kosel dari Jerman ( 1853- 1972)
menerangkan tentang konsep ikatan kimia.
B. Tujuan
Adapun Tujuan dalam penyusunan makalah ini adalah dapat mempelajari
materi ikatan kimia dalam buku kimia SMA serta mencari ada atau tidaknya
kesalahpahaman mengenai teori-teori yang terdapat pada buku-buku kimia SMA yang
berbeda. Baik itu KBK, KTSP maupun K-13

BAB II
ISI
2.1. IKATAN KIMIA DAN LAMBANG LEWIS
Pembentukan ikatan terjadi pada atom dan ion. Ia juga berkehendak membentuk
pasangan yang stabil. suatu unsur yang belum stabil akan berusaha menjadi stabil dengan
jalan menyesuaikan susunan elektron valensinya agar dapat membentuk seperti gas mulia.
Dalam usaha inilah terjadi ikatan kimia.
Perhatikan susunan elektron beberapa unsur gas mulia dalam tabel berikut
Unsur
Nomor Atom
Susunan Elektron
He
2
1s2
Ne
10
[He] 2s2 2p6
Ar
18
[Ne] 3s2 3p6
Kr
36
[Ar] 3d10 4s2 4p6
Xe
54
[Kr] 4d10 5s2 5p6
Pada tabel diatas terlihat bahwa elektron valensi gas mulia 8 (ns2np6 , oktet), kecuali He 2
(ns2, duplet). Itulah salah satu penyebab gas mulia lebih stabil daripada unsur-unsur lainnya.
Banyaknya elektron valensi suatu unsur dituliskan dengan titik-titik (kadang-kadang
dengan bulatan atau tanda silang x) di sekitar lambing unsurnya. Penulisan ini
diperkenalkan oleh Gilbert Newton Lewis sehingan dikenal sebagai Lambang Lewis.
Unsur

Konfigurasi Elektron

Elektron Valensi

Lambang Lewis

1s2 (2)

He:

10Ne

1s2 2s2 2p6 (2,8)

..
:Ne:
..

Na

1s2 2s2 2p6 3s1 (2,8,1)

Cl

1s2 2s2 2p6 3s2 3p5 (2,8,7)

He

11

17

Na

.
:Cl
.. :

Catatan: banyaknya pasangan electron dapat digambarkan pada saat atom-atom itu bergabung
membentuk ikatan. Penggambaran ini dikenal dengan struktur lewis.
Untuk dapat menggambarkan struktur lewis, ikuti langkah-langkah dibawah ini.

1. Jumlahkan seluruh electron valensi yang dimiliki oleh masing-masing atom


(tambahkan electron jika senyawa bermuatan negative dan kurangi electron jika
2.
3.
4.
5.

bermuatan positif).
Letakkan masing-masing sepasang electron pada ikatan-ikatannya.
Lengkapi electron yang terikat pada atom pusat hingga jumlahnnya 8.
Tambahkan sisa electron pada atom-atom yang terikat.
Jika jumlah electron atom pusat masih kurang dari 8 maka buatlah ikatan dengan
jalan memindahkan satu pasang electron yang terletak pada atom terikat sehingga
jumlah electron pada atom-atom lain juga 8.

Contohnya, untuk menggambarkan struktur lewis dari molekul CCl4. Perkirakan susunan
atom-atom pada molekul itu, lalu jumlahkan electron valensinya dari Cl4 dan C.(electron
valensi C adalah 4 dan electron valensi Cl adalah 7) sehingga jumlah electron valensi
menjadi 4 + 28 = 32 elektron.

Cl

..

.. :Cl:
.. ..
:Cl:C:Cl:
..
:Cl:
..

Cl

atau

Cl
Cl

Perhatikanlah titik leleh dan titik didih beberapa senyawa pade Tabel
dibawah

Senyawa

Wujud

Unsur

Unsur

Titik Leleh (C)

Titik Didih (C)

NaCl
KCl
CaCl2
Cl2
O2
CO2
CH4
NH3
H2O
HF
HCl
HBr

Padat
Padat
Padat
Gas
Gas
Gas
Gas
Gas
Gas
Gas
Gas
Gas

Penyusun

Penyusun

Na (logam)
K (logam)
Ca (logam)
Cl (nonlogam)
O (nonlogam)
C (nonlogam)
C (nonlogam)
N (nonlogam)
H (nonlogam)
H (nonlogam)
H (nonlogam)
H (nonlogam)

Cl (nonlogam)
Cl (nonlogam)
Cl (nonlogam)
Cl (nonlogam)
O (nonlogam)
O (nonlogam)
H (nonlogam)
H (nonlogam)
O (nonlogam)
F (nonlogam)
Cl (nonlogam)
Br (nonlogam)

801
770
782
172
-218,79
-78
-183
-77,73
0
-83,6
-114,2
-86,8

1413
1420
1600
239
-183
57
-164
-33,34
100
19,5
-85
66,8

Secara umum bagaimana titik didih dan titik leleh dan titik didih senyawa-senyawa
yang tersusun atas logam dan nonlogam dibandingkan dengan senyawa-senyawa yang
tersusun atas nonlogam dan nonlogam? Mengapa 1 atom Na hanya mengikat 1 atom Cl,
sedangkan 1 atom C dapat mengikat 2 atom Cl? Mengapa 1 atom N dapat mnegikat 3 atom
H, sedangkan 1 atom O dapat mengikat 2 atom H?

2.2.

IKATAN ION
Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi antara ion-ion positif dengan ion-ion negative

dengan gaya elektrostatis. Ikatan ion dapat diilustrasikan seperti gambar berikut
Tarik-menarik

+ terbentuk dari hasil Tarik-menarik


Gambar Ikatan ion
ion positif dengan
ion negatif
Salah satu senyawa yang berikatan ion adalah garam dapur (NaCl). Dalam NaCl
padat, terdapat ikatan antara ion Na+ dan ion Cl- dengan gaya elektrostatis ehingga disebut
ikatan ion. Bentuk Kristal NaCl merupakan Rangkaian antara ion Na + dan ion Cl-. Satu ion
Na+ dikelilingi oleh enam ion Cl- dan Cl- dikelilingi oleh enam ion Na+.

Gambar Bentuk Kristal NaCl


4

Sifat-sifat garam dapur antara lain sebagai berikut.


1. Mudah larut dalam air karena ion Na+ dan ion Cl- dipisahkan oleh molekulmolekul air sehingga bebas bergerak. Akibatnya, larutan NaCl dapat
menghantarkan arus listrik.
2. Titik leleh dan titik didihnya tinggi. Lelehan NaCl dapat menghantarkan arus
litrik karena dalam lelehan NaCl susunan Na+ dan Cl- tidak teratur seperti
dalam keadaan padat.
3. NaCl padat tidak dapat menghantarkan arus listrik karena ion-ion Na + dan Cltidak dapat bergerak bebas.
4. Keras dan rapuh jika terkena pukulan.
NaCl berifat keras, tetapi rapuh. Jika kristal NaCl dipukul maka ion-ion yang
terkena pukulan bergeser ssehingga sejajr dengan ion-ion lain yang bermuatan
sama. Ion-ion yang bermuatan sama saling menolak, akibatnya krital NaCl
akan terpecah.

Gambar kristal NaCl bersifat keras, tetapi rapuh (mudah


pecah)

1. Pembentukan Ikatan Ion


Ikatan ion terbentuk antara atom-atom yang mudah membentuk ion positif dan
atom-atom yang mudah membentuk ion negatif. Biasanya memiliki perbedaan
kecenderungan untuk menerima dan melepaskan elektron yang besar. Atom yang
mudah membentuk ion positif meliputi atom yang mudah melepaskan elektron dan
harga energy ionisasinya kecil. Misalnya, atom logam golongan IA dan IIA (Na, K,
Rb, Cs, Ca, Sr, Ba). Adapun atom yang mudah membentuk ion negatif adalah atom
yang mudah menerima electron atau harga elektronegativitasnya besar. Misalnya,
atom nonlogam golongan VIIA dan VIA (F, Cl, Br, O, S). senyawa yang terbentuk
dengan ikatan ion disebut senyawa ion.
a. Pembentukan NaCl
5

Susunan elektron atom Na (1s2 2s2 2p6 3s1) belum seperti gas mulia sehingga
atom Na belum stabil. Dalam usaha mencapai kestabilannya, atom Na akan
menyesuaikan susunan elektron seperti susunan elektron gas mulia. Untuk itu, atom
Na lebih mudah melepaskan satu elektron terluarnya guna membentuk ion Na
sehingga susunan elektronnya seperti gas mulia Ne.
Na+ + e-

Na
Konfigurasi electron : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6

1s2 2s2 2p6

(2, 8, 1)

(2, 8)

Konfigurasi elektron atom Cl (1s2 2s2 2p6 3s2 3p5) belum seperti gas mulia
sehingga atom Cl belum stabil. Dalam usaha mencapai kestabilannya, atom Cl akan
menyesuaikan konfigurasi elektronnya seperti gas mulia. Untuk itu, atom Cl lebih
mudah menerima satu electron membentuk Cl- sehingga konfigurasi elektronnya
seperti gas mulia Ar.
Cl

Cl-

Konfigurasi electron: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5


(2, 8, 7)

1s2 2s2 2p6 3s2 3p6


(2, 8, 8)

Gambar Pembentukan ikatan ion NaCl

b. Pembentukan ikatan pada CaCl2

Pada gambar disamping atom Ca


bernomor atom 20, priode 4,
golongan

II

A,

memiliki

konfigurasi electron 1s2 2s2 2p6


3s2 3p6 4s2, dan unsur logam
dengan elektronegativitas = 1,0
mudah melepaskan dua electron
membentuk ion Ca2+. Unsur Cl
bernomor atom 17, priode 3,
golongan

VII A,

konfigurasi

elektron 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5, dan


nonlogam

dengan

elektronegativitas = 3,0 mudah


menerima

satu

membentuk ion Cl-.


Gambar pembentukan ikatan ion CaCl2

c. Pembentukan Ikatan Pada Na2O


7

electron

Oksigen terletak pada golongan VI A dan


memiliki enam electron valensi. Agar
konfigurasi elektronnya seperti Ne, satu
atom O memerlukan dua electron lagi.
Satu tom hanya memiliki satu electron
valensi maka diperlukan dua atom Na.
Gambar pembentukan ikatan ion Na2O
d. Pembentukan ikatan pada Al2O3
Aluminium (Al) golongan III A memiliki Elektron Valensi
3(elektronegativitas 1,5). Diharapkan, satu atom Al melepaskan tiga
electron dan satu atom oksigen (elektronegativitas 3,5) menerima
dua electron. Agar electron yang dilepaskan oleh atom-atom Al
sama dengan jumlah electron yang diterima oleh atom-atom O,
diperlukan dua atom Al dan tiga atom O membentuk Al 2O3

Gambar Pembentukan ikatan ion Al2O3

2. Penulisan Rumus Kimia Senyawa Ion


Penulisan rumus senyawa ion mengikuti aturan iupac berikut.
1. Ion positif ditulis didepan rumus kimia
2. Indeks pada rumus kimia harus menghasilkan formula dengan muatan litrik netral.
3. Indek harus menggunakan angka terkecil dari berbagai kemungkinan yang timbul.
Contoh:
Na+ dengan Clditulis NaCl bukan ClNa
Ca2+ dengan Clditulis CaCl2 bukan Cl2Ca
3+
2Al dengan O
ditulis Al2O3 bukan O3Al2
Ba2+ dengan O2dituli BaO bukan Ba2O3 (aturan ke-3)

2.3.

IKATAN KOVALEN
Perhatikan titik didih dan titik leleh beberapa senyawa pada Tabel 1.3. Pada
umumnya, senyawa yang tersusun atas logam dan nonlogam mempunyai titik didih
tinggi. Misalnya Nacl. Tinggi titik didih disebabkan senyawa tersebut memiliki ikatan
ion. Senyawa yang tersusun atas nonlogam dan nonlogam mempunyai titik didih
rendah (meskipun banyak juga senyawa antar-nonlogam yang mempunyai titik didih
tinggi,) rendahnya titik didih senyawa antar-nonlogam disebabkan tidak terbentuknya
ikatan ion. Ikatan yang terjadi antarlogam nonlogam yang memilik perbedaan
elektronegativitas (EN) kecil (EN < 1,7) adalah ikatan kovalen. Ikatan kovalen
terbentuk jika suatu atom saling meminjamkan elektronnya untuk dipakai bersama
agar susunan elektronnya lebih stabil (seperti susunan electron gas mulia).

1. Pembentukan Ikatan Kovalen


a. Ikatan kovalen tunggal
Ikatan kovalen tunggal terbentuk dengan penggunaan sepasang elektron.
Contoh: .
::
2H + :Cl:
H : Cl : H atau H
Cl
H

..

..

(struktur lewis)

(ikatan tunggal)

b. Ikatan kovalen rangkap


Ikatan kovalen akan terbentuk dengan menggunakan dua pasang electron
disebut ikatan kovalen rangkap dua dan menggunakan tiga pasang electron
disebut ikatan kovalen rangkap tiga.

Contoh:
C2H4 Dan C2H2
H

(Ikatan Rangkap dua)

(Ikatan rangkap tiga)

Senyawa-senyawa yang berikatan kovalen juga disebut senyawa kovalen.


Pada umumnya, senyawa kovalen mempunyai sifat sebagai berikut.
1. Dalam keadaan murni tidak dapat menghantarkan arus listrik.
2. Titik leleh dan titik didihnya rendah
3. Ada yang larut dalam air dan tidak larut dalam air. Larutaanya dalam air
ada yang dapat menghantarkan arus listrik dan ada pula yang tidak dapat
menghantarkan arus listrik.
2. Penulisan Rumus Kimia Senyawa Kovalen
Penulisan rumus kimia menurut IUPAC adalah sebagai berikut. Unsur yang
elektronegativitasnya kecil (elektropositif) dituliskan didepan, sedangkan unsur yang
elektronegativitasnya besar dituliskan. Terdapat pengecualian untuk beberapa unsur
tertentu, antara lain unsur H pada ammonia ditulis NH 3 bukan H3N dan fosforus
trihalida ditulis PH3 bukan H3P

Contoh:
NO bukan ON
(elektronegativitas N < O)
Cl2O bukan OCl2
(elektronegativitas CL < O)
PF3 bukan F3P
(elektronegativitas P < F)
CCl4 bukan Cl4C
(elektronegativitas C < Cl)
Rumus kimia hidrogen klorida HCl bukan ClH
Rumus kimia air H2O bukan OH2.

10

Untuk penulisan senyawa biner (terdiri atas dua unsur) antara unsur nonlogam
tertentu dengan hydrogen yang sudah biasa digunakan, unsur yang dituliskan
didepan sesuai urutan berikut

Rn, Xe, Kr, B, Si, C, Sb, As, P, N, H, Te, Se, S, At, I, Br, Cl, O, F
Contoh:
NH3 (amonia) bukan H3N (meskipun H lebih elektropositif daripada N)
CH4 (metana) bukan H4C (meskipun H lebih elektropositif daripada C)

2.4.

IKATAN KOVALEN KOORDDINASI


Ikatan kovalen koordinasi atau juga disebut ikatan datif adalah ikatan yang

terjadi jika pasangan electron yang dipakai bersama berasal dari salah satu pihak. Untuk
menyatakan pasangan electron suatu atom yang didonorkan pada atom lain, digunakan tanda
panah (
). Syarat terbentuknya ikatan kovalen koordinasi adalah sebagai berikut.
a. Salah satu atom/gugus tidak mempunyai electron (misalnya H+) atau kekurangan
dua elektron (elektron valensi hanya 6, berarti kurang 2 elektron agar menjadi 8
elektron seperti gas mulia)
b. Salah satu atom/gugus mempunyai pasangan elektron bebas (dua elektron bebas).
Contoh : NH4+ dan SO3

ikatan kovalen koordinasi bisa juga dikatakan bahwa ikatan yang terjadi jika
pasangan elektron hanya berasal dari salah satu atom yang berikatan.

11

Contoh : HNO3

2.5.

PENYIMPANGAN KAIDAH OKTET


Beberapa molekul kovalen mempunyai struktur lewis yang tidak oktet atau duplet.

Struktur demikian dapat dibenarkan karena fakta menunjukan adanya senyawa tersebut,
misalnya CO dan BF3. Pada umumnya, molekul yang mempunyai jumlah elektron valensi
ganjil akan mempunyai susunan tidak oktet. Misalnya N2O dan PCl5

Atom C belum
elektron
OKtet

2.6.

Atom B belum
Oktet

Atom P memiliki 10
terluar

IKATAN LOGAM
Suatu logam dapat digambarkan sebagai kesatuan inti-inti atom bermuatan positif

yang terbenam dalam awan elektron valensi bermuatan negative. Elektron valensi tersebut
berfungsi sebagai perekat elektrostatis untuk mengumpulkan inti-inti atom yang bermuatan
positif di dalam Kristal logam. Perhatikan gambar dibawah ini. Kekuatan rekat tersebut
bergantung pada jumlah elektron terluar dalam setiap atom, jari-jari atom, dan factor-faktor
lain.

12

Gambar Awan elektron pada atom-atom


Dengan demikian, yang dimaksud ikatan logam adalah gaya yang mengumpulkan
atom-atom logam sebagai hasil dari gaya Tarik elektrostatis antara inti-inti atom dengan
elektron terluar yang relative tidak menentu tempat.
Adanya
elektron
valensi
yang
berpindah-pindah

(tidak

menentu

tempatnya/delokalisasi) tersebut mengakibatkan logam dapat menghantarkan arus listrik.


Logam-logam golongan IB merupakan penghantar listrik yang baik, misalnya Ag dan Cu.
Penghantar listrik yang baik berikutnya Al disusul Be, Ca, dan Mg.

2.7. MEMPREDIKSI JENIS IKATAN


Untuk memprediksi jenis ikatan yang terdapat dalam suatu senyawa, perlu di
perhatikan jenis atom-atom logam terutama golongan IA dan IIA mengindikasikan jenis
ikatan ion. Sementara itu, persenyawaan yang hanya melibatkan atom-atom nonlogam
mengindikasikan jenis ikatan kovalen. Oleh karena itu itu, sangat penting mengtahui letak
suatu unsur pembentuk senyawa dalam tabel periodik unsur. Hal itu untuk mengetahui jenis
unsur logam dan nonlogam.

2.8.

GAYA ANTARMOLEKUL

1. Gaya Van Der Waals


Molekul kovalen dapat membentuk zat padat yang tersusun secara teratur (Kristal), misalnya
etilena (C2H4). Dalam masing-masing molekul,
ikatan

kovalen,

biasanya

gaya

tarik-

menariknya kuat sehingga dapat menyatukan


13

atom-atom saling berdekatan. gaya ini relatif


lemah. Maka dari itu gaya ini dinamakan gaya
Van Der Waals Ada beberapa jenis gaya Van
der Waals, yaitu:
Gambar struktur etilena (C2H4)
padat
a. Gaya Dipol-dipol
Merupakan interaksi elektrostatik antara
molekul-molekul polar (dwikutub).
Karena gaya dipole-dipol lebih lemah
daripada ikatan kovalen dan ionik, akibatnya senyawa dengan ikatan demikian, titik
leleh dan titik didihnya lebih rendah dibandingkan senyawa ionik.

Gambar gaya dipol-dipol. (a) molekul polar Tarik-menarik satu dengan


yang lain pada saat muatan yang berlawanan saling mendekat. (b)
Molekul polar tolak-menolak pada saat muatan yang sama mendekat.

b. Gaya London
Gaya London juga disebut gaya disperse, biasanya sangat lemah. Adanya gaya
London ini menunjukkan oleh molekul-molekul nonpolar yang dapat membentuk
suatu Kristal. Gaya London juga ditunjukkan oleh kenaikan titik didih unsure-unsur
gas mulia dan seri senyawa hidrokarbon.
Tabel 3.5 Titik Didih Unsure-Unsur Gas Mulia Dan Seri Senyawa Hidrokaron

Titik didih (0C)

2He
-268,934

Titik didih (0C)

CH4

Unsur (gas mulia)


Ne
10
18Ar
36Kr
-246,048 -185,7
-61,8
Senyawa hidrokarbon
C2H6
C3H8
C4H10
14

Xe
-107

Rn
-

54

86

C5H12

C6H14

-161,5

-88,6

-42,1

(n-butana)
(n-pentana) (n-heksana)
-0,5
36,1
68,7
Dari tabel 3.5, terlihat bahwa makin besar volume atom/ molekul, makin besar pula
titik didihnya secara teratur. Hal ini mengidikasikan bahwa meskipun momen dipol
masing-masing atom gas mulia = 0 dan momen dipol molekul hidrokarbon sangat
rendah, masih terdapat beberapa jenis gaya tarik antaratom molekul. Gaya ini makin
besat dengan naiknya ukuran atom atau molekul.
Kekuatan gaya London bergantung pada electron yang dapat didistorsikan.
Awan electron yang jauh dari inti lebih mudah terdistori daripada awan

electron yang dekat dengan inti atom.


Makin besar volume suatu atom, makin besar pula gaya londonnya sehingga
titik didihnya makin tinggi.

Untuk senyawa hidrokarbon, dipole sementara tidak disebabkan oleh electron jauh
dari inti, tetapi disebabkan oleh: Makin banyak atom karbon, lebih banyak posisi yang
dapat terdistori. Makin panjang rantai karbon, makin tinggi titik didihnya.
Hidrokarbon berantai cabang lebih rapat dan lebih padat dari pada hidrokarbon
berantai lurus Akibatnya, makin sedikit electron atom-atom yang mengalami distorsi.
Inilah yang menyebabkan gaya London senyawa hidrokarbon bercabang lebih kecil
daripada senyawa hidrokarbon berantai lurus. Akibatnya, titik didih senyawa
hidrokarbon bercabang leih rendah daripada titik didih senyawa hidrokarbon rantai
lurus. Makin banyak rantai cabang, makin rendah titik didihnya.
Rumus molekul
C5H12
(pentena)

C6H14
(heksana)

Rumus bangun dengan namanya


CH3 CH2 CH2 CH2 CH3
(n-pentena)
CH3 CH CH2 CH3
(2- metilbutana)
CH3
CH3
CH3 C CH3
(neopentana atau 2,2- dimetilpropana)
CH3
CH3 - CH2 CH2 CH2 CH3
(n-heksana)
CH3 CH CH2 CH2 CH3
(2-metilpentana)
CH3
CH3 CH CH CH3
(2,3- dimetilbutana)
CH3 CH3

Titik didih, 0C
36
27,9
9, 45
68
60,3
58

2. Ikatan Hidrogen
Ikatan hydrogen adalah ikatan yang terjadi antara atom-atom hydrogen dengan
atom-atom yang harga elektronegativitasnya besar dengan gaya elektrostatik. Kutup
positif pada kedudukan H berikatan dengan kutup negative pada kedudukan atom
15

yang keelektronegatifannya besar, seperti atom fluor, oksigen dan nitrogen. Ikatan
hydrogen dapat mempengaruhi titik didih senyawa berdasarkan table dibawah ini.
Titik didih

Senyawa

(OC)
-33
-87
-55
-17

NH3
PH3
AsH3
SbH3

Senyawa

Titik didih
(OC)
+100
-61
-41
-2.2

H2O
H2S
H2Se
H2Te

Senyawa
HF
HCl
HBr
HI

Titik didih
(OC)
+20
-85
-67
-34

Pada table diatas terlihat perbedaan senyawa NH3, H2O, dan HF dengan hibrida
segolongannya. Hal ini ditunjukkan adanya kekuatan Tarik menarik dipol-dipol yang besar
pada ketiga senyawa tersebut. Kekuatan tersebut dapat diilustrasikan pada gambar berikut.

Gambar Ikatan hydrogen pada HF, H20, dan NH3


2.9.

Interaksi Antarpartikel (Atom, Ion, Dan Molekul)


Materi
Pada saat terjadi reaksi, ikatan-ikatan antaratom pereaksi putus dan membentuk ikatan
baru untuk menghasilkan zat produk. Zat mula-mula sebelum terjadi perubahan disebut zat
pereaksi (reaktan), sedangkan zat baru yang terbentuk disebut hasil reaksi (produk).
Untuk menyatakan hubungan kuantitatif antara zat-zat pereaksi dan zat-zat hasil
reaksi, digunakan istilah persamaan reaksi. Dalam penulisan persamaan reaksi, perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut.
1. Penulisan rumus kimia zat pereaksi maupun zat hasil reaksi harus benar.
2. Zat-zat peeaksi ditulis disebelah kiri tanda panah, sedangkan zat hasil reaksi
ditulis di sebelah kanan tanda panah.
Pereaksi + Pereaksi
Produk + Produk
3. Jumlah atom zat pereaksi sama dengan jumlah atom zat hasil reaksi (memenuhi
teori atom Dalton).
16

4. Untuk menyamakan jumlah atom sebelum dan sesudah reaksi, kita tidak boleh
mengubah rumus kimia zat pereaksi dan zat hasil reaksi. Dengan demikian,
bilangan yang digunakan untuk mengalikan atom ditulis didepan rumus kimia.
Bilang-bilangan didepan rumus kimia disebut koefisien reaksi. Koefisien reaksi
menyatakan perbandingan banyaknya atom atau molekul zat pereaksi maupun zat
hasil reaksi.
5. Jika dalam persamaan reaksi terdapat tanda-tanda:
s (solid) berarti zat berwujud padat;
l (liquid) berarti zat berwujud cair;
g (gas) berarti zat berwujud gas;
aq (aqueous) berarti zat terlarut dalam air (larutan).
Contoh: Padatan karbon (C) bereaksi dengan gas oksigen (O2) membentuk gas
karbon dioksida (CO2). Tuliskan persamaan reaksinya.
Penyelesaian:
Persamaan reaksi : C(S) + O2(g)
CO2(g)
Jumlah atom C sebelum reaksi (sebelah kiri tanda panah) = 1
Jumlah atom C sebelum reaksi (sebelah kanan tanda panah) = 1
Jumlah atom O sebelum reaksi = 2, setelah reaksi = 2.
Dengan demikian, jumlah atom-atom yang bereaksi sudah sama dengan jumlah atomatom hasil reaksi.
2.10.

SENYAWA POLAR DAN NONPOLAR


Senyawa polar merupakan peralihan antara senyawa ion dengan senyawa kovalen.

Adanya perbedaan harga elektronegativitas menyebabkan kerapatan muatan listrik dalam


suatu ikatan tidak sama. Oleh karena itu, dikenal ikatan kovalen polar dan kovalen nonpolar.
Pada molekul nonpolar, titik pusat muatan positif terdapat ditengah-tengah molekul
berimpit dengan titik pusat muatan negatif sehingga tidak mempunyai momen kutub.
Pada molekul polar, titik pusat muatan positif tidak berimpit dengan muatan negatif
sehingga menimbulkan dipol (dua kutup positif dan negatif). Karena ada kutup positif dan
negative, senyawa polar dipengaruhi oleh medan magnet atau medan listrik.
Sebagai contoh, perhatikan molekul HCl yang terdiri atas atom H dan Cl. Atom Cl
bersifat elektronegatif dan atom H memiliki keelektronegatifan yang rendah sehingga
elektron yang digunakan untuk berikatan lebih cenderung tertarik ke Cl. Berkumpulnya
pasangan electron disekitar atom Cl menyebabkan Cl sedikit lebih bermuatan negatif,
sedangkan hidrogen bermuatan positif. Adanya muatan positif dan negatif yang terpisahkan
oleh suatu jarak dikatakan sebagai dipol. Terbentuknya kutub positif dan negative pada

17

senyawa polar dan tidak terbentuknya kutub positif dan negative pada senyawa nonpolar
dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar Pembentukan dipol antara senyawa kovalen polar dan non polar
Oleh karena molekul HCl mempunyai muatan positif dan negative maka molekul ini
memiliki dipol, maka molekul HCl bersifat polar.

Gambar Pembentukan kutup positif dan negative (dipol) pada


molekul HCl

2.11. BENTUK MOLEKUL


1. Teori Domain Elektron
Suatu molekul terbentuk dari gabungan atom-atom yang sejenis atau tidak sejenis
melalui suatu ikatan. Pasangan electron yang digunakan secara bersama disebut pasangan
elektron ikatan (PEI). Pasangan elektron yang tidak digunakan untuk ikatan disebut pasangan
elektron bebas (PEB). Lihatlah tabel dibawah ini

18

Pada tabel diatas, bentuk molekul dapat dilihat sebagai berikut:


1. Pasangan-pasangan elektron ikatan dan pasangan-pasangan elektron bebas di dalam
suatu molekul akan menempati posisi di sekitar atom pusat. Akibatnya, tolakmenolak antara pasangan-pasangan elektron tersebut menjadi kecil sehingga
pasangan-pasangan elektron akan berada pada posisi yang terjauh.
2. kedudukan pasangan elektronyang terikat menentukan arah ikatan kovalen sehingga
menentukan bentuk molekul.
19

3. Pasangan elektron bebas mengalami gaya tolak lebih besar daripada pasanganpasanga elektron ikatan. Akibatnya, pasangan-pasangan elektron bebas akan
mendorong pasangan-pasangan ikatan lebih dekat satu sama lain. Pasangan elektron
bebas akan menempati ruangan yang lebih luas. Dengan demikian, pasangan elektron
bebas akan menempati ruangan di mana sudut-sudut yang dibentuk oleh pasangan
elektron bebas tersebut dengan pasangan elektron yang lain minimal 90o
Amatilah bentuk-bentuk molekul yang terjadi akibat banyaknya pasangan elektron
ikatan (PEI) dan pasangan elektron bebas (PEB) dalam Tabel dibawah ini.

20

21

Bentuk suatu molekel dapat diramalkan dari banyaknyapasangan elektron ikatan dan
banyaknya pasangan elektron bebas. Cara ini disebut sebagai teori domain elektron (VSEPR).
Langkah-langkah dalam meramalkan bentuk molekul berdasarkan teori domain electron adalah
sebagai berikut :

1. Menentukan elektron valensi masing-masing atom.


2. Menjumlahkan elektron-elektron valensi atom pusat dengan elektron-elektron
valensi atom lain yang digunakan untuk ikatan
3. Menentukan banyaknya pasangan elektron, yaitu jumlah elektron valensi
yang telah ditentukan pada langkah ke-2 dibagi 2.
4. Menentukan banyaknya pasangan elektron ikatan dan pasangan elektron
bebas.
5. Meramalkan bentuk molekul yang terjadi (setelah diketahui banyaknya
pasangan elektron ikatan dan pasangan elektron bebas, kemudian disesuaikan
dengan tabel diatas)
Contoh : XeF4
1. 54Xe = 2-8-18-18-8 ( electron valensi Xe sebagai atom pusat =8 )
9F = 2-7
2. Jumlah electron disekitar atom pusat = 12
3. Banyaknya pasangan electron = 12/2 = 6
4. Banyaknya PEI = 4( 4 atom F dengan 1 atom Xe )
Banyaknya PEB = PE-PEI = 6-4 = 2
5. Bentuk geometri yang terjadi akibat PEI = 4 dengan PEB = 2 adalah segiempat
datar

2. Teori Hibridisasi
Hibridisasi merupakan proses perhitungan matematika yang menggabungkan orbitalorbital atom membentuk orbital atom baru yang disebut orbital hibrida. menggambarkan
distribusi electron lebih mendekati pada atom-atom yang berikatan secara kimia. perlu diingat
bahwa teori hibridisasi orbital atau disebut juga pembaruan/blasteran/pembastaran orbital
adalah penjelasan teori mengenai geometri suatu molekul. Jika suatu molekul diketahui
geometrinya maka dapatlah dijelaskan hibridisasi yang terjadi. Geometri molekul atau ion
adalah geometri suatu molekul atau ion yang terbentuk oleh atom-atom yang terikat tidak
termasuk pasangan elektron bebas. Teori VSEPR dapat digunakan untuk memperkirakan
hibridisasi yang terjadi pada suatu molekul. Suatu hal yang sangat sulit jika senyawa yang
belum diketahui geometrinya ditanyakan ion pusatnya mengalami hibridisasi apa. Hal itu
juga sering membingungkan, kecuali molekul-molekul sederhana.
Bentuk hibrida yang terjadi dari hasil hibridisasi orbital bergantung pada jenis orbital
dan banyaknya orbital yang mengalami hibridisasi.

22

BAB III
PENUTUP
3.1. Rangkuman
Pembentukan ikatan terjadi pada atom dan ion. Ia juga berkehendak membentuk
pasangan yang stabil. suatu unsur yang belum stabil akan berusaha menjadi stabil dengan
23

jalan menyesuaikan susunan elektron valensinya agar dapat membentuk seperti gas mulia.
Dalam usaha inilah terjadi ikatan kimia.
1. Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi antara ion-ion positif dengan ion-ion
negative dengan gaya elektrostatis. Biasanya memiliki perbedaan kecenderungan
untuk menerima dan melepaskan elektron yang besar. Atom yang mudah
membentuk ion positif meliputi atom yang mudah melepaskan elektron dan harga
energy ionisasinya kecil. Dan adapun atom yang mudah membentuk ion negatif
adalah atom yang mudah menerima electron atau harga elektronegativitasnya
besar.
2. Ikatan kovalen adalah ikatan yang terbentuk jika suatu atom saling meminjamkan
elektronnya untuk dipakai bersama agar susunan elektronnya lebih stabil. ikatan
kovalen ini berdasarkan pasangan elektron terbagi atas tiga tahap. Yaitu ikatan
kovalen tunggal, ikatan kovalen rangkap dua dan ikatan kovalen rangkap tiga.
3.

Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan yang terjadi jika pasangan electron yang
dipakai bersama berasal dari salah satu pihak dan ikatan kovalen koordinasi ini
juga bisa dikatakan bahwa ikatan yang terjadi jika pasangan elektron hanya
berasal dari salah satu atom yang berikatan.

4. Penyimpangan aturan octet ini banyak juga terdapat pada struktur lewis yang tidak
octet dan duplet. Dan ada juga struktur tersebut dibenarkan oleh beberapa fakta.
5. Ikatan logam adalah gaya yang mengumpulkan atom-atom logam sebagai hasil
dari gaya Tarik elektrostatis antara inti-inti atom dengan elektron terluar yang
relative tidak menentu tempat.
Molekul-molekul dalam suatu zat saling berinteraksi satu sama lain. Jenis gaya
antarmolekul, antara lain:
1. Gaya Van Der Waals, yaitu gaya yang dapat membentuk zat padat yang
tersusun secara teratur (Kristal). Biasanya gaya ini merupakan gaya tarikmenarik antar atom yang saling berdekatan serta gaya ini relatif lemah. Yang
termasuk gaya Van Der Waals, antara lain:
a. Gaya dipol-dipol
Merupakan interaksi elektrostatik antara
(dwikutub).

molekul-molekul polar

b. Gaya London juga disebut gaya dispersi. Adanya gaya London ini
menunjukkan oleh molekul-molekul nonpolar yang dapat membentuk
suatu Kristal. Gaya London juga ditunjukkan oleh kenaikan titik didih
unsur-unsur gas mulia dan seri senyawa hidrokarbon.
2. Ikatan hidrogen adalah ikatan yang terjadi antara atom-atom hydrogen dengan
atom-atom yang harga elektronegativitasnya besar dengan gaya elektrostatik.
(N,F,dan O)
Pada saat terjadi reaksi, ikatan-ikatan antaratom pereaksi putus dan membentuk ikatan
baru untuk menghasilkan zat produk. Zat mula-mula sebelum terjadi perubahan disebut zat
24

pereaksi (reaktan), sedangkan zat baru yang terbentuk disebut hasil reaksi (produk). Zat
mula-mula sebelum terjadinya perubahan disebut zat pereaksi (reaktan). Sedangkan zat baru
yang terbentuk disebut hasil reaksi (produk).
Pada molekul nonpolar, titik pusat muatan positif terdapat ditengah-tengah molekul
berimpit dengan titik pusat muatan negative. Dan Pada molekul polar, titik pusat muatan
positif tidak berimpit dengan muatan negatif sehingga menimbulkan dipol (dua kutup positif
dan negatif).
Bentuk suatu molekul ditentukan oleh banyaknya pasangan elektron ikatan (PEI) dan
pasangan eleoktron bebas (PEB) yang berada disekitar atom pusat. Cara ini disebut cara
dominan elektron. Psangan-pasangan elektron bebas dan pasangan-pasangan elektron ikatan
di dalam suatu atom yang menempati di sekitar atom pusat sehingga terjadi tolka-menolak
antara pasangan elektron menjadi sekecil-kecilnya. Akibatnya, pasangan elektron berada pada
posisi yang terjauh. Selain dari teori dominan elektron, bentuk molekul juga dapat ditentukan
dengan teori hibridisasi. Teori hibridisasi ini menjelaskan tentang proses perhitungan
matematika yang menggabungkan orbital-orbital atom membentuk orbital atom baru. Bentuk
hibrida yang terjadi dari hasil hibridisasi orbital bergantung pada jenis orbital dan banyaknya
orbital yang mengalami hibridisasi.

BAB IV
Soal-Soal Sulit
1. Suatu unsur M yang membentuk senyawa MCl3 mungkin terletak pada golongan.
a. IA atau IIA
b. IA atau VA
c. IIIA atau VA
d. IIA dan VA
e. VA atau VIIA
25

2. Bentuk molekul NO3- adalah.


a. Jungkat-jungkit
b. Bentuk T
c. Segitiga datar
d. Segi empat datar
e. Trigonal piramida
3. Sudut yang terbentuk antarikatan atom pada molekul yang berhibridisasi sp3 secara
sempurna adalah .
a. 103,5o
b. 105,9o
c. 107,5o
d. 109,5o
e. 119,5o
4. Yang menyebabkan terjadinya ikatan heliks ganda pada protein adalah adanya ikatan
hydrogen antaratom-atom..
a. H O
b. H N
c. H F
d. H O dan H N
e. H N dan H - F

26

Anda mungkin juga menyukai