Oleh :
IAN TRY ANTONO 3201412120
Dosen Pembimbing :
1. Drs. Sriyono, M.Si
2.Sriyanto, S.Pd, M.Pd
JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
PROPOSAL SKRIPSI
NAMA
NIM
: 3201412120
PRODI
: PENDIDIKAN GEOGRAFI
A. JUDUL
EFEKTIFITAS
NUMBERED
MODEL
HEADS
PEMBELAJARAN
PEMBELAJARAN
TOGETHER
(NHT)
KOOPERATIF
PADA
TIPE
MATERI
B. LATAR BELAKANG
Kegiatan pembelajaran dalam pendidikan, khususnya pendidikan formal
yang berlangsung di Sekolah, merupakan interaksi aktif antara guru dan siswa.
Tugas dan tanggung jawab utama seorang guru adalah mengelola pembelajaran
dengan lebih efektif, dinamis, efisien, dan positif, yang ditandai dengan adanya
kesadaran dan keterlibatan aktif diantara dua subjek pembelajaran. Guru
sebagai penginisiatif awal dan pengarah serta pembimbing, sedangkan siswa
sebagai yang mengalami dan terlibat aktif untuk memperoleh perubahan diri
dalam pembelajaran ( Rohani, 2004:1)
Model pembelajaran Kooperatif lebih menguntungkan dibandingkan
dengan model konvensional yang selama ini digunakan oleh kebanyakan
tenaga pengajar yang ada di Indonesia, dari segi hasil yang didapat oleh siswa
dan juga pengaruhnya bagi tenaga pengajar itu sendiri, dari segi tenaga yang
MODEL
HEADS
PEMBELAJARAN
PEMBELAJARAN
TOGETHER
(NHT)
KOOPERATIF
PADA
TIPE
MATERI
C. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah, yaitu :
1. Bagaimana pelaksanaan model pembelajaran Kooperatif tipe NUMBERED
HEADS TOGETHER (NHT) dalam pembelajaran Interaksi Manusia Dengan
Lingkungan
Sekitar
terhadap
hasil
belajar
IPS
kelas
VII
SMP
Muhammadiyah Bumiayu
2. Bagaimana tingkat efektifitas penggunaan model pembelajaran Kooperatif
tipe NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)
dalam pembelajaran
D. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini yaitu :
1. Untuk mengetahui pelaksanaan model pembelajaran Kooperatif tipe (NHT)
dalam pembelajaran Interaksi Manusia Dengan Lingkungan Sekitar
terhadap hasil belajar IPS kelas VII SMP Muhammadiyah Bumiayu.
2. Untuk mengetahui efektifitas penggunaan model pembelajaran Kooperatif
(NHT) dalam pembelajaran Interaksi Manusia Dengan Lingkungan Sekitar
terhadap hasil belajar IPS kelas VII SMP Muhammadiyah Bumiayu.
E. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat penelitian yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagi siswa, dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Bagi Guru, dapat sebagai bahan masukan dan pertimbangan untuk
meningkatkan mutu pembelajaran di kelas.
2. Efektivitas
Efektivitas berasal dari kata efektif (Anonim, 1990:219) dalam kamus
Besar Bahasa Indonesia yang berarti adanya efek (pengaruh, hasil,
akibatnya) terhadap suatu tindakan atau usaha. Sedangkan efektivitas
diartikan sebagai keadaan pengaruh, hal berkesan atau keberhasilan
(usaha, tindakan). Yang dimaksud efektivitas dalam penelitian ini adalah
keberhasilan atau ketepatgunaan dari suatu usaha atau tindakan. Efektifitas
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe (NHT) dalam penelitian
ini diberi batasan pada hasil belajar yang diperlihatkan oleh siswa dengan
meningkat atau tidaknya hasil belajar siswa tersebut pada kompetensi
dasar interaksi manusia dengan lingkungan sosial
guru
meminta
siswa
untuk
duduk
berkelompok-
nomor
(baca:anggota)
untuk
mempresentasikan
hasil
pengetahuan atau
F. LANDASAN TEORI
1. Model Pembelajaran Kooperatif
Pada dasarnya pembelajaran kooperatif (cooperatif learning) sama dengan
kerja kelompok. Tetapi walaupun Cooperatif Learning terjadi dalam bentuk
kelompok, tidak setiap kerja kelompok dikatakan Cooperatfif Learning.
Bannet dalam Isroji (2009:60) menyatakan dalam lima unsur yang dapat
membedakan Cooperatif Learning dengan kerja kelompok, yaitu :
a. Positif Interdepence, yaitu hubungan timbal balik yang didasari adanya
kepentingan yang sama atau perasaan diantara anggota kelompok dimana
keberhasilan seseorang merupakan keberhasilan yang lain pula atau
sebaliknya. Untuk menciptakan suasana tersebut guru perlu merancang
struktur dan tugas-tugas kelompok yang memungkinkan setiap siswa
untuk belajar, mengevaluasi, dirinya dan teman kelompoknya dalam
penguasaan dan memahami bahan pelajaran.
b.
Interaction face to face, yaitu interaksi yang langsung terjadi antar siswa
tanpa adanya perantara. Tidak adanya penonjolan kekuatan individu,
yang ada hanya pola interaksi dan perubahan yang bersifat verbal
diantara siswa yang ditingkatkan oleh adanya saling hubungan timbal
d.
e.
pembelajaran
kooperatif
adalah
menciptakan
situasi
dimana
Russ Frank ini cocok untuk memastikan akuntabilitas individu dalam diskusi
kelompok.
Fase 2 :
Menyajikan Informasi
Fase 3:
Mengorganisasikan
kelompok-kelompok belajar
kedalam bagaimana
kelompok
setiap
caranya
belajar
kelompok
membentuk
dan
membantu
agar
melakukan
Guru
membimbing
kelompok-
masing-masing
kelompok
Guru
mencari
cara-cara
untuk
Memberikan Penghargaan
G. KERANGKA BERFIKIR
KERANGKA BERFIKIR
PERSIAPAN
PEMBELAJARAN
PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
EVALUASI HASIL
BELAJAR
LANGKAH-LANGKAH
PEMBELAJARAN MODEL
KOOPERATIF TIPE NHT
TES
pembelajaran
berupa
RPP,
Silabus,
dan
Media.
H. Hipotesis
Hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara
terhadap suatu permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang
terkumpul (Arikunto, 2002:62). Hipoteisi yang diajukan dalam penelitian ini
berdasarkan rumusan masalah dan kajian teori yang telah sdisajikan adalah :
Ho : Model pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam pembelajaran IPS
tidak efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Hi : Model pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam pembelajaran IPS
efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
I. METODE PENELITIAN
1. POPULASI
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2009:61)
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Muhammadiyah
Bumiayu tahun ajaran 2015/2016, dengan populasi sebanyak 57 siswa yang
terdiri dari 2 kelas.
N
o
1.
2.
Kelas
Jumlah
VII A
VII B
Jumlah
28 Siswa
29 Siswa
57 Siswa
pembelajaran
penelitian ini adalah mengacu pada penelitian true experimental design, yakni
disamping kelompok eksperimen, akan dihadirkan kelompok lain yang tidak
dikenai eksperimen dan ikut pengamatan. Adanya kelompok pembanding atau
kelompok kontrol akibat yang diperoleh dari perlakuan dapat diketahui secara
pasti karena dibandingkan dengan yang tidak mendapat perlakuan (Arikunto,
2006).
Pada dasarnya kedua kelompok ini terdapat dua tahap pelaksanaan
kegiatan yakni proses pembelajaran dan tes evaluasi. Dalam proses
pembelajaran
kelompok
Pembelajaran Kooperatif
eksperimen,
guru
menggunakan
Model
Evaluasi
Y1
Y2
Keterangan:
X1 : Pembelajaran dengan Model pembelajaran Kooperatif tipe Numbered
HeadsTogether
X2 : Pembelajaran konvensional
Y1 : Hasil tes evaluasi pada kelompok eksperimen
Y2 : Hasil tes evaluasi pada kelompok kontrol
Pemberian
perlakuan
kepada
kelompok
eksperimen
yaitu
3.
siswa dengan
menggunakan
tes
objektif.
b. Metode tes
Metode tes digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya serta besarnya
kemampuan objek yang diteliti (Arikunto, 2010:198). Tes adalah
serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk
mengukur keterampilan, pengetahuan integrasi, kemampuan atau bakat
yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2010:193). Tes
dalam pembelajaran ini digunakan untuk mengukur hasil belajar peserta
didik.
Metode tes digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar IPS
kompetensi dasar Interaksi Manusia Dengan lingkungannya. Soal tes ini
dalam bentuk pilihan ganda (objektif) dan uraian. Hasil pengolahan data
digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis penelitian.
Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, digunakan jenis
instrumen tes. Tes adalah alat atau prosedur yang sistematis dan objektif
untuk memperoleh data-data atau keterangan yang diinginkan dengan cara
yang tepat dan cepat (Arikunto, 2009:23), bentuk tes yang digunakan
dalam penelitian ini adalah ter tertulis. Tes yang akan digunakan dalam
penelitian ini telah diteliti validitas dan reabilitasnya sebelum digunakan.
Tes dilakukan untuk memperoleh data saat eksperimen diadakan. Tes
ini digunakan sebagai cara untuk memperoleh data kuantitatif yang
selanjutnya diolah untuk menguji hipotesis. Pada penelitian ini
menggunakan tes hasil belajar.
c. Observasi
Di dalam penelitian psikologik, observasi atau yang disebut pula
dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap
sesuatu
objek
mengobservasi
dengan
dapat
menggunakan
dilakukan
seluruh
melalui
alat
indera,
penglihatan,
jadi,
penciuman,
observasi
dilaksanakan
dengan
format
atau
blangko
a). Validitas
Menurut Sugiyono (2007:350), instrumen yang berupa tes perlu diuji
validitas isi (content validity) dan validitas konstruksi (construct validity).
Untuk instrument berupa non tes cukup diuji validitas konstruksi
(construct validity).
Validitas isi (content validity) suatu tes dapat diperoleh dengan
menggunakan pendapat para ahli. Setelah instrument dikonstruksi tentang
aspek-aspek yang akan diukur dengan berdasarkan teori tertentu, maka
selanjutnya dikonstruksikan dengan para ahli. Instrumen yang telah
disetujui oleh para ahli diujicobakan dalam populasi yang diambil.
Validitas konstrusi (construkt validity) suatu tes dapat diperoleh dengan
membandingkakn antara isi instrument dengan materi yang diajarkan.
Untuk menguji validitas konstruksi digunakan rumus Pearson Product
Moment Corelation
2
n y ( x )
n x 2( x 2 )
n xy x y
r xy =
Dengan
r xy
N
Hasil perhitungan
r xy
dibandingkan dengan
r tabel
dengan taraf
b). Reliabilitas
Menurut Arikunto (2009:86) analisis reliabilitas pada sebuah
instrument dilakukan untuk mengetahui taraf kepercayaan sebuah tes.
Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi
(reliabel) apabila tes dapat memberikan hasil yang tetap. Maka pengertian
reabilitas tes, berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes. Seandainya
hasilnya berubah-ubah perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak
berarti.
Adapun cara yang digunakan untuk menguji reabilitas tes uraian
adalah rumus alpha (Arikunto, 2009:109):
2i
n
r 11 =
1 2
(n1)
i
Dengan
r 11
N
2i
: varian total
r 11
Hasil perhitungan
kesalahan 5% jika
r 11
dibandingkan dengan
>
r tabel
r tabel
dengan taraf
reliabel.
BA BB
=PAPB
JA JB
Keterangan :
DP :Daya pembeda
JA :Banyaknya peserta kelompok atas
JB :Banyaknya peserta kelompok bawah
BA :Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB :Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
PA :Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB :Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Kriteria :
No
1.
Interval DP
0,00 DP 0,20
Kriteria
Jelek
2.
3.
4.
Cukup
Baik
Baik Sekali
B
JS
Keterangan :
P : Taraf kesukaran
B : Banyaknya siswa yang menjawab benar
JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria :
No
1
2
3
6. Analisis Data
Interval P
0,00 P 0,30
0,30 < P 0,70
0,70 < P 1,00
Kriteria
Sukar
Sedang
Mudah
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas digunakan untuk menetukan statistik yang digunakan
dalam mengolah data, yang paling penting adalah untuk menentukan
apakah menggunakan statistik parametrik atau non parametrik. Uji
2
normalitas data dalam penelitian ini menggunakan Chi Kuadrat ( x ).
2
( x ) dilakukan
dengan cara membandingkan kurva normal yang terbentuk dari data yang
telah terkumpul (B) dengan kurva baku (A). Bila B tidak berbeda secara
signifikan dengan A, maka B merupakan data yang berdistribusi normal.
Panjang Kelas =
dataterbesardataterkecil
6( jumlah kelas interval)
fh
luas tiap bidang kurva dikalikan kurva normal dikalikan jumlah data
observasi (jumlah individu dalam sampel)
e) Memasukkan harga-harga
fh
2
menghitung harga ( f 0 - f h
f 0f h
dan
f h , sekaligus
f) Membandingkan harga Chi Kuadrat hitung dengan chi kuadrat tabel kriteria
pengujian :
h0 : x hitung < x tabel
2
h0 : x hitung x tabel
2
Dengan
= 0, 05% = 5 %
b. Uji Proporsi
Uji Proporsi dilakukan untuk menguji apakah hasil belajar siswa pada
kompetensi dasar Interaksi Manusia dengan lingkungan dapat mencapai
ketuntasan. Indikator mencapai ketuntasan belajar yaitu mencapai ketuntasan
klasikal. Dalam penelitian ini, belajar dikatakan tuntas secara klasikal jika lebih
dari atau samadengan 75 % hasil belajar siswa minimal 75. Hipotesis yang
digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut.
H 0 : 0,795
H 1 : >0,795
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut
x
o
n
z=
0 (1 o )
n
keterangan :
z
H0
ditolak jika
z z 0,5 .
Nilai
dengan
2005:235).
H 0 diterima, (Sudjana,
Daftar Pustaka
Akhmad Sudrajat. (2008) Model Pembelajaran Inovatif.(online)
http://akhmadsudrajat.wordpress.com
Anonim. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi).
Jakarta: Penerbit Bumi Aksara
Prabowo, Ardhi. 2009. Pengukuran tingkat kesukaran soal Uraian.
http://blog.unnes.ac.id pengukuran tingkat kesukaran soal uraian.
Sudjana. 2005. Metode stratistika.Bandung: Penerbit Tarsito
Tarmizi Ramadhan. (2008). Pembelajaran make a match (online)
http://pembelajarankooperatif make a match (diakses11januari2016)