Anda di halaman 1dari 4

HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN

A. Pengertian Hukum Perlindungan Konsumen


Suatu perangkat perundang-undangan yang bertujuan untuk mewujudkan
keseimbangan perlindungan kepentingan konsumen dan pelaku usaha sehingga
tercipta perekonomian yang sehat. Undang-undang yang dimaksudkan adalah UU No.
8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara No. 42 Tahun
1999)
B. Asas dan Tujuan Perlindungan Konsumen
Perlindungan Konsumen diselenggarakan berdasarkan lima asas yang sesuai
dengan pembangunan nasional, yaitu:
Asas Manfaat, dimaksudkan untuk mengamanatkan bahwa segala upaya dalam
penyelenggaraan perlindungan konsumen harus memberikan manfaat sebesarbesarnya bagi kepentingan konsumen dan pelaku usaha secara keseluruhan.
Asas Keadilan, dimaksudkan agar seluruh partisipasi rakyat berlangsung
secara maksimal dan memberikan kesempatan kepada konsumen dan pelaku
usaha untuk memperoleh hak dan kewajibannya secara adil.
Asas Keseimbangan, perlindungan konsumen memberikan keseimbangan
antara konsumen, pelaku usaha dan pemerintah dalam arti materiil ataupun
spiritual.
Asas Keselamatan dan Keamanan Konsumen, bertujuan untuk memberikan
jaminan keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalam penggunaan dan
pemakaian, serta pemanfaatan barang dan atau jasa yang dikonsumsi atau
digunakan.
Asas Kepastian Hukum, dimaksudkan agar konsumen dan pelaku usaha
menaati

hokum

dan

memperoleh

keadilan

dalam

penyelenggaraan

perlindungan konsumen, serta Negara menjamin kepastian hukum.


Untuk meningkatkan harkat dan martabat konsumen perlu meningkatkan
kesadaran, pengetahuan, kepedulian, kemampuan dan kemandirian konsumen untuk
melindungi dirinya serta menumbuhkembangkan sikap perilakuyang bertanggung
jawab. Atas dasar pertimbangan ini, maka perlindungan konsumen bertujuan:
Meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemandirian konsumen untuk
melindungi diri;
Menangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkannya
dari ekses negatif pemakaian barang/jasa;

Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih, menentuksn dan


menuntut hak-haknya sebagai konsumen;
Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur
kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk mendapatkan
informasi;
Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya perlindungan
konsumen sehingga tumbuh sikap yang jujur dan bertanggung jawab dalam
berusaha;
Meningkatkan kualitas barang/jasa yang menjamin kelangsungan usaha
produksi batrang/jasa, kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan keselamatan
konsumen.
C. Pihak-pihak yang Terkait dalam Perlindungan Konsumen
Pada prinsipnya ada dua pihak yang terkait dalam perlindungan konsumen itu,
yaitu Konsumen itu sendiri dan Pelaku Usaha.
1. Konsumen
Setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam
masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain maupun
makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Konsumen bisa orangperorangan atau sekelompok masyarakat.
Masing-masing konsumen memiliki hak dan kewajiban. Hak
konsumen sebagaimana dikemukakan dalam Pasal 4 Undang-Undang
Perlindungan Konsumen adalah:
Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi
barang/jasa;
Hak untuk memilih barang/jasa serta mendapatkan barang/jasa tersebut sesuai
dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan;
Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan
barang/jasa;
Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian
sengketa perlindungan konsumen secara patut;
Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen;
Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif;
Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan penggantian, apabila
barang/jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak
sebagaimana mestinya.
Sedangkan kewajiban konsumen sebagaiman ditentukan dalam pasal
Undang-Undang Perlindungan Konsumen adalah sebagai berikut:
2

Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau


pemanfaatan barang/jasa, demi keamanan dan keselamatan;
Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang/jasa;
Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati;
Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen secara
patut.
2. Pelaku Usaha
Setiap orang perseorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk
badan hukum maupun bukan badan hkum yang didirikan dan berkedudukan
atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum Negara Republik Indonesia.
Sementara itu hak dari pelaku usaha atau pelaku bisnis dalam
kaitannya dengan perlindungan konsumen adalah sebagaim berikut:
Hak untuk menerima pembayaran yang sesuai dengan kesepakatan
mengenai kondisi dan nilai tukar barang/jasa yang diperdagangkan;
Hak untuk mendapat perlindungan hukum dari tindakan konsumen yang
beritikad tidak baik;
Hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya di dalam penyelesaian
sengketa konsumen;
Hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti secra hukum bahwa
kerugian

konsemen

tidak

diakibatkan

oleh

barang/jasa

yang

diperdagangkan.
Kewajiban pelaku usaha dalam pasal 7 Undang Undang Perlindungan
Konsumen antara lain:
Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya;
Menerima pembayaran sesuai kesepakata;
Melakukan pembelaan;
Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan
jaminan barang/jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan dan
pemeliharaan;
Menjamin mutu

brang/jasa

yang

diproduksi

dan

diperdagangkan

berdasarkan ketentuan standar mutu barang/jasa yang berlaku.


D. Badan Perlindungan Konsumen
Dalam rangka mengembangkan upaya perlindungan konsumen dibentuk
Badan Perlindungan Konsumen Nasional yang berkedudukan di Ibu Kota Negara
Republik Indonesia dan bertanggung jawab kepada presiden. (Pasal 2 ayat 1 Peraturan
Pemerintah Nomor 57 Tahun 2001 tentang Badan Perlindungan Konsumen Nasional).
Badan Perlindungan Konsumen mempunyai fungsi memberikan saran dan
pertimbangan kepada Pemerintah dalam upaya mengembangkan perlindungan
konsumen di Indonesia. Badan Perlindungan Konsumen Nasional terdiri atas seorang
3

ketua merangkap anggota, seorang wakil ketua merangkap anggota, serta sekurangkurangnya 15 orang, sebanyak-banyaknya 25 orang anggota mewakili semua unsur.
E. Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat
Lembaga nonpemerintah yang terdaftar dan diakui oleh pemerintah yang
mempunyai kegiatan menangani perlindungan konsumen.
Tugas lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat meliputi
kegiatan:
Menyebarkan informasi dalam rangka meningkatkan kesadaran atas hak
dan kewajiban dan kehati-hatian konsumen dalam mengkonsumsi barang
dan jasa;
Memberikan nasihat kepada konsumen yang memerlukannya, bekerja sama
dengan instansi terkait dalam upaya mewujudkan perlindungan konsumen;
Membantu konsumen dalam memperjuangkan haknya, termasuk menerima
keluhan dan pengaduan konsumen;
Melakukan pengawasan bersama pemerintah dan masyarakat terhadap
pelaksanaan perlindungan konsumen.

Anda mungkin juga menyukai