Anda di halaman 1dari 3

Gerak Reflek Pada Katak

Dara Permatasari, Dewi Anita Rahmawati, Lia Mulyani, Himatul Kholisa, Therresia
Ilona, Atin Supiyani
Kelompok 2
ABSTRAK
Gerak refleks ialah gerakan pintas ke sumsum tulang belakang. Ciri refleks adalah respon
yang terjadi berlangsung dengan cepat dan tidak disadari. Tujuan dari praktikum ini adalah
untuk mengetahui.aktivitas refleks yang ada pada tubuh katak. Alat yang digunakan dalam
praktikum ini berupa penusuk katak, statif, pinset, 2 buah gelas beker 50 ml, dan papan
bedah. Sementara bahan yang digunakan adalah satu ekor katak, akuades, dan larutan asam
cuka. Cara kerja yang digunakan dalam praktikum ini adalah dengan mengaitkan rahang
bawah katak dengan pengait yang disangkutkan pada klem statif sehingga katak tergantung
bebas, menjepit satu tungkai dan satu tungkai lainnya dipijat dengan pinset sampai tungkai
tertarik kearah tubuh, menyelupkan salah satu tungkai kedalam larutan asam cuka dan catat
waktu ketika timbul reflek. Perlakuan-perlakuan tersebut dilakukan sebelum dan sesudah
medula spinalis katak dirusak. Hasil pengamatan menunjukan bahwa setelah sumsum tulang
belakang katak dirusak, sudah tidak ada lagi gerak reflek. Sementara saat sereblum dirusak,
gerak reflek masih dapat terjadi. Hal tersebut terjadi karena gerak reflek terjadi tanpa
melibatkan otak, karena rangsangan hanya sampai pada sum-sum tulang belakang.
Keyword : gerak reflek, tidak sadar, sumsum tulang belakang
Pendahuluan
Gerak refleks ialah gerakan pintas ke sumsum tulang belakang. Ciri refleks adalah
respon yang terjadi berlangsung dengan cepat dan tidak disadari. Sedangkan lengkung refleks
adalah lintasan terpendek gerak refleks.Neuron konektor merupakan penghubaung antara
neuron sensorik dan neuron motorik. Jika neuron konektor berada di otak,maka refleksnya
disebut refleks otak. Jika terletak di susmsum tulang belakang, maka refleksnya disebut
refleks tulang belakang (Suripto. 2002).
Apabila rangsangan dengan kekuatan tertentu diberikan kepada membran sel saraf,
membran akan mengalami perubahan elektrokimia dan perubahan fisiologis. Perubahan
tersebut berkaitan dengan adanya perubahan permeabilitas membran yang menyebabkan
terjadinya permiabel tehadap Na+ dan sangat kurang permiabel terhadap K+.Depolarisasi yang
timbul hanya paba bagian yang dirangsang dinamakan depolarisasi lokal. Pada bagian
tersebut terbentuk arus lokal. Apabila rangsangan yang diberi cukup kuat, arus lokal yang
timbul pada membran yang terdepolarisasi akan merangsang membran disebelahnya yang
masih dalam keadaan istirahat, sehingga sebagian membran tersebut akan ikut terdepolarisasi.

Peristiwa ini menunjukkan penjalaran impuls.Depolarisasi adalah nilai potensial aksi yang
terjadi akibat adanya rangsangan (Jhon R,dkk,.2009).
Materi dan Metode
Pada praktikum ini dilakukan pengujian refleks tungkai belakang dan depan pada
katak. Ditusuk bagian cerebrum katak kemudian kaitkan rahang bawah katak dengan pengait
yang disangkutkan pada klem statif sehingga katak tergantung bebas. Satu tungkai dijepit,
satu tungkai lainnya dipijat dengan pinset sampai tungkai tertarik kearah tubuh menimbulkan
reflek. Kemudian dicelupkan salah satu tungkai kedalam larutan asam cuka dan catat waktu
ketika timbul reflek. Selesai percobaan tungkai katak harus dicelupkan kedalam air ledeng.
Setelah itu dirusak sumsung tulang belakangnya dan diulangi percobaan seperti sebelumnya.
Hasil dan Pembahasan
Waktu terjadinya respon

Cerebrum dirusak
Medula spinalis
dirusak

Dicubit menggunakan
pinset

Kaki kanan dicelupkan


ke asam cuka

4 menit baru ada reflek

1 detik ada reflek

Kaki kiri
dicelupkan ke
aquades
No respon

No respon

No respon

No respon

Setelah cerebrum katak dirusak, tungkai belakangnya dicubit perlahan


dengan
pinset, reaksi yang diperlihatkan adalah menggerakkan tungkainya dengan refleks tapi pada
waktu 4 menit setelah pemberian perlakuan terus menerus. Gerak ini terjadi karena pusat
gerak refleks berada di medulla spinalis bukan otak besar (cerebrum), jadi katak masih bisa
melakukan gerak refleks.
Saat perlakuan kedua, medulla spinalis katak dirusak, ketika dicubit perlahan
katak tidak memberikan respons apapun. Respon tersebut terjadi karena medulla spinalis
yang merupakan pusat saraf, rusaknya medulla spinalis menyebabkan impuls terhambat
karena seluruh sarafnya yang seharusnya dapat menghantarkan impuls telah rusak.
(Sherwood, 2011)
Setelah cerebrum katak dirusak, tungkai belakang katak memberikan respon yang
cepat dengan menarik tungkainya ke arah tubuh dalam waktu kurang lebih satu detik. Respon
tersebut merupakan bukti bahwa katak mengalami gerak refleks di bagian tungkai
belakangnya.
Refleks yang ditimbulkan oleh tungkai belakang katak stelah diberi perlakuan
rangsang kimiawi lebih cepat dibandingkan saat perlakuan dicubit dengan pinset. Hal
tersebut disebabkan karena pencubitan
bersifat
rangsangan
local yang hanya
mempengaruhi sel saraf perifer saja yang dirangsang. Sedangkan rangsangan kimiawi
mengenai seluruh bagian tubuh katak sehingga menimbulkan kontraksi dari otot rangka.
Larutan asam cuka dalam air terdisosiasi sebagian menjadi ion H + dan CH3COO-.
Pencelupan asam lemah dapat merangsang potensial aksi otot polos dan meningkatkan
produksi Ca2+ sitosol yang diproduksi di retikulum sarkoplasma.
Medulla spinalisnya dirusak kemudian diberi perlakuan dengan mencelupkan katak
ke dalam larutan asam cuka, katak tersebut tidak merespon. Rusaknya medulla spinalis
menyebabkan impuls terhambat karena seluruh sarafnya yang seharusnya dapat
menghantarkan impuls telah rusak. (Sherwood, 2011).

Tungkai belakang kiri dicelupkan ke aquades saat cebrebrum dirusak tidak ada respon dan saat
medula spinalis dirusak juga tidak ada respon. Hal ini terjadi karena aquades merupakan larutan netral
yang sesuai dengan kondisi katak sehingga tidak terjadi reflek terhadap sistem sarafnya.
KESIMPULAN
1. Saat medulla spinalis dirusak, katak tidak dapat lagi merespon rangsangan yang
diberikan karena tidak ada lagi pusat gerak refleks.
2. Pusat gerak refleks pada katak adalah medulla spinalis. Rusaknya medulla
spinalis menyebabkan impuls terhambat karena seluruh sarafnya yang seharusnya
dapat menghantarkan impuls telah rusak
3. Rangsang kimiawi lebih cepat dari pada rangsangan mekanik karena pada
rangsangan cubit bersifat rangsangan lokal sehingga hanya sel saraf perifer saja
yang dirangsang. Rangsangan pada larutan cuka bersifat difusi dan mengenai
seluruh bagian tubuh katak tersebut sehingga menimbulkan kontraksi dari otot
rangka. Pencelupan asam lemah dapat merangsang potensial aksi otot polos dan
meningkatkan produksi Ca2+ sitosol yang diproduksi di retikulum sarkoplasma.

Daftar Pustaka
Campbell, J. B. Reece, L. G dan Mitchell. 2004. Biologi Edisi kelima. Jilid 3.
Jakarta:Penerbit Erlangga.
Ganong, William F. 2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (Edisi 20). Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Guyton dan Hall. 2007. Fisiologi Kedokteran. Jakarta :Penerbit EGC.
Jhon R,dkk,.2009.Fisika Tubuh Manusia.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Sherwood, Lauralee. 2011. Fisiologi Manusia: dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC.
Suripto. 2002. Fisiologi Hewan.Bandung:ITB.

Anda mungkin juga menyukai