TRANSPIRASI
MARFUAH
Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru, 70714
ABSTRAK
Air merupakan bagian terbanyak yang ada pada tubuh tumbuhan dan bersifat aktif
mengadakan metabolisme. Transpirasi merupakan proses keluarnya uap air dari tubuh
tumbuhan akibat dari pergerakan air dalam xilem. Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk
mengetahui proses transpirasi yang terjadi pada tumbuhan dan menghitung besarnya air
yang hilang akibat proses transpirasi. Percobaan ini dilakukan menggunakan bibit jeruk
(Citrus hytrix), bibit mangga (Mangifera indica), pepaya (Carica papaya), dan bibit
bunga mawar (Rosa sp.) yang dimasukkan ke dalam botol berisi air dan diamati selama 3
hari di dalam dan di luar ruangan. Berdasarkan pengamatan diperoleh hasil pengurangan
air dalam botol yang diletakan dalam ruangan, bibit Mawar berkurang sebanyak 3 cm,
bibit pepaya sebanyak 3,5 cm, bibit Mangga sebesar 3 cm, dan jeruk purut sebesar 1,5
cm. Sedangkan hasil yang diperoleh dari pengamatan untuk botol di luar ruangan yaitu
pada bibit mawar sebesar 3,5 cm, bibit Pepaya sebesar 3,5 cm, bibit Mangga sebesar 2,7
cm, dan bibit jeruk Purut sebesar 2 cm. Sehingga dapat disimpulkan pada pengamatan ini
tingkat transpirasi terbesar di dalam ruangan adalah pada bibit tanaman pepaya
sedangkan untuk transpirasi terbesar di luar ruangan adalah bibit tanaman mawar dan
pepaya dengan tingkat pengurangan air yang sama. Perbedaan tingkat transpirasi dapat
disebabkan oleh faktor suhu, kelembaban, ataupun cahaya.
Kata kunci: Air, transpirasi, xilem, suhu, cahaya.
PENDAHULUAN
Air merupakan kebutuhan pokok bagi semua tanaman dan
bahan penyusun utama protoplasma sel. Tanaman selalu
membutuhkan air selama siklus hidupnya, mulai dari masa
perkecambahan sampai panen. Semua proses metabolisme pada
tanaman membutuhkan air, oleh sebab itu jumlah pemakaian air
oleh tanaman berkorelasi positif dengan produksi biomassa
tanaman dan hanya sebagian kecil air yang diserap akan
ditranspirasikan melalui stomata (Ai & Lenak, 2014). Air yang
berlebihan akan disingkirkan melalui proses transpirasi. Jika kadar kehilangan air
melalui transpirasi melebihi kadar pengambilan air tumbuhan tersebut,
pertumbuhan pokok akan terhalang. Akibat itu, mereka yang mengusahakan
pernanaman secara besar besaran mungkin mengalami kerugian yang tinggi
sekira mengabaikan faktor kadar transpirasi tumbuh tumbuhan. Proses
hilangnya air dalam bentuk uap air dari jaringan hidup tanaman yang terletak di
atas permukaan tanah melewati stomata, lubang kutikula, dan lentisel 80% air
yang ditranspirasikan berjalan melewati lubang stomata, paling besar peranannya
dalamtranspirasi (Jumin, 2012).
Cepat lambatnya proses transpirasi ditentukan oleh faktorfaktor yang mampu merubah wujud air sebagai cairan ke wujud
air sebagai uap atau gas dan faktor-faktor yang mampu
April 2016
menyebabkan pergerakan uap atau gas. Faktor-faktor tersebut
meliputi suhu, cahaya, kelembaban udara, dan angina. Di
samping itu luas permukaan jaringan epidermis atau luka tempat
proses transpirasi berlangsung juga ikut berperan. Transpirasi
berhubungan langsung dengan intensitas cahaya. Semakin besar
intensitas cahaya semakin tinggi laju transpirasi. Faktor-faktor
lingkungan lainnya yang berpengaruh terhadap transpirasi
antara lain: konsentrasi CO2, temperatur, kelembaban relatif,
kepadatan udara, dan kecepatan angin. Sedangkan faktor
tanaman yang mempengaruhi laju transpirasi adalah jumlah
daun dan stomata. Pada makalah ini, akan di bahas mengenai
pengaruh cahaya terhadap laju transpirasi (Salisbury, 2011).
Jumlah difusi keluarnya uap air dari stomata tergantung pada tingkat
kecuraman gradien konsentrasi uap air. Lapisan pembatas yang tebal memiliki
gradien yang lebih rendah, dan lapisan pembatas yang tipis memiliki gradien yang
lebih curam. Oleh karena itu, transpirasi melalui lapis pembatas yang tebal lebih
lambat dari pada yang tipis. Angin membawa udara dekat ke daun dan membuta
pembatas lebih tipis. Hal ini menunjukkan mengapa laju transpirasi pada
tumbuhan lebih tinggi pada udara yang banyak hembusan angin. Beberapa
penggantian air berasal dari dalam sel daun melalui membran plasma. Ketika air
meninggalkan daun, molekul air menjadi lebih kecil. Hal ini akan mengurangi
tekanan turgor. Jika banyak air yang dipindahkan, tekanan turgor akan menjadi
nol. Oleh karena itu, sel menjadi lunak dan kehilangan kemampuan untuk
mendukung daun. Hal ini dapat terlihat ketika tanaman layu. Untuk mengetahui
tingkat efisiensi tumbuhan dalam memanfaatkan air, sering dilakukan pengukuran
terhadap laju transpirasi. Tumbuhan yang efisien akan menguapakan air dalam
jumlah yang lebih sedikit untuk membentuk struktur tubuhnya dibandingkan
dengan tumbuhan yang kurang efisien dalam memanfaatkan air (Jumin, 2012).
Struktur anatomi daun memungkinkan penurunan jumlah
difusi dengan menstabilkan lapis pembatas tebal relatif. Misalnya
rapatnya jumlah trikoma pada permukaan daun cenderung
meyebabkan lapisan pembatas udara yang relatif tidak bergerak.
Stomata yang tersembunyi menekan permukaan daun sehingga
stomata membuka. Udara memiliki efek penting dalam
penjenuhan jumlah udara. Udara hangat membawa lebih banyak
air dari pada udara dingin. Oleh karena itu, pada saat panan
volume udara akan memberikan sedikit uap air dengan
kelembaban relatif yang lebih rendah daripada saat dingin. Untuk
alasan ini, tumbuhan cenderung kehilangan air lebih cepat pada
udara hangat dari pada udara dingin. Hilangnya uap air dari
ruang interseluler daun menurunkan kelembaban relatif pada
ruang tersebut. Air yang menguap dari daun (stomata) ini
menimbulkan kekuatan kapiler yang menarik air dari daerah
yang berdekatan dalam daun. Beberapa penggantian air berasal
dari dalam sel daun melalui membran plasma. Ketika air
meninggalkan daun, molekul air menjadi lebih kecil. Hal ini akan
mengurangi tekanan turgor. Jika banyak air yang dipindahkan,
April 2016
tekanan turgor akan menjadi nol (Sasmitamihardja & Siregar,
2011 ).
Secara alamiah tumbuhan mengalami kehilangan air
melalui penguapan. Proses kehilangan air pada tumbuhan ini
disebut transpirasi. Pada transpirasi, hal yang penting adalah
difusi uap air dari udara yang lembab di dalam daun ke udara
kering di luar daun. Kehilangan air dari daun umumnya
melibatkan kekuatan untuk menarik air ke dalam daun dari
berkas pembuluh yaitu pergerakan air dari sistem pembuluh dari
akar ke pucuk,dan bahkan dari tanah ke akar. Ada banyak
langkah di mana perpindahan air dan banyak faktor yang
mempengaruhi pergerakannya. Besarnya uap air yang
ditranspirasikan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
(1) Faktor dari dalam tumbuhan (jumlah daun, luas daun, dan
jumlah stomata); (2) Faktor luar (suhu, cahaya, kelembaban, dan
angin) (Khairunnisa, 2013).
Pada transpirasi, hal yang penting adalah difusi uap air dari
udara yang lembab di dalam daun ke udara kering di luar daun.
Kehilangan air dari daun umumnya melibatkan kekuatan untuk
menarik air ke dalam daun dari berkas pembuluh yaitu
pergerakan air dari sistem pembuluh dari akar ke pucuk, dan
bahkan dari tanah ke akar. Ada banyak langkah dimana
perpindahan air dan banyak faktor yang mempengaruhi
pergerakannya. Air diserap ke dalam akar secara osmosis melalui
rambut akar, sebagian besar bergerak menurut gradien potensial
air melalui xilem. Air dalam pembuluh xilem mengalami tekanan
besar karena molekul air polar menyatu dalam kolom berlanjut
akibat dari penguapan yang berlangsung di bagian atas.
Sebagian besar ion bergerak melalui simplas dari epidermis akar
ke xilem, dan kemudian ke atas melalui arus transportasi
(Khairunnisa, 2013).
METODE
Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah bibit jeruk (Citrus maxim
Merr.) ukuran 23-25 cm sebanyak 2 buah, bibit mangga (Mangifera indica) 23-25
cm sebanyak 2 buah, pepaya (Carica papaya) ukuran 23-25 cm sebanyak 2 buah,
bibit kembang sepatu (Hibiscus rosa sp. ) ukuran 23-25 cm sebanyak dua buah,
bunga mawar (Rosa sp.) sebanyak 2 buah ukuran 23-25 cm,
Alat
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah 10 botol bekas energy
drink yang dicuci bersih, pisau silet atau cutter, vaselin, air dan penggaris.
Cara Kerja
Setiap tanaman diukur dahulu dari tinggi batang, panjang daun, lebar daun
dan jumlah daun. 10 botol bekas energy drink disiapkan dan diisi dengan air
sebanyak 150 mL. Ke dalam botol dimasukkan bagian akar tanaman hingga akar
April 2016
berada dibawah permukaan air. Botol ditutup dengan gabus, rapatkan celah pada
gabus dengan vaselin. Letakkan di dalam ruangan 5 botol dari tiap jenis bibit
tanaman dan letakkan di luar ruangan 5 botol dari tiap jenis bibit tanaman.
Volume air diamati dari setiap tanaman dilakukan tiap 2 hari sekali selama 2 kali
pengamatan.
April 2016
April 2016
HASIL
Grafik 1. Hasil Pengamatan Transpirasi di Dalam Ruangan
Dalam Ruangan
Hari ke-1
8
7
6
5
4
3
2
1
0
Hari ke-2
7
6.8
5.7
5.5
Hari ke-3
5.5
4.5
(Carica
5.7
3.7
3.5
(Rosa sp.)
(Hibiscus rosa-
6.2
(Mangifera
papaya )
(Citrus
indica)
Luar Ruangan
Hari ke-1
8
7
6
5
4
Hari ke-2
3.5
6.5
5
4.5
Hari ke-3
5.6
4.7
4
3
3
2
1
0
(Rosa sp.)
(Carica
(Hibiscus rosahytrix)
Sinensis)
(Mangifera
papaya )
(Citrus
indica)
PEMBAHASAN
April 2016
April 2016
April 2016
pada bibit tanaman pepaya dengan tingkat berkurangnya air setelah 3 hari adalah
sebesar 3,5 cm sedangkan untuk transpirasi terbesar di luar ruangan adalah pada
bibit tanaman mawar dan pepaya dengan tingkat pengurangan air yang sama
yaitu 3,5 cm. Banyak faktor yang mempengaruhi laju transpirasi pada tanaman di
antaranya adalah suhu, kelembaban dan intensitas cahaya. Laju transpirasi pada
tanaman yang diletakkan di dalam ruangan dan tanaman yang diletakkan di luar
ruangan memiliki tingkat laju transpirasi yang tidak jauh berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Ai, N. S. & Y. Banyo. 2011. Konsentrasi Klorofil Daun sebagai
Indikator
Kekurangan Air pada Tanaman. Jurnal Ilmiah Sains.
11(2) : 166-173.
Ai, N. S. & A. G. Lenak. 2014. Penggulungan daun pada tanaman
monokotil saat
kekurangan air. Jurnal Bioslogos. 4(2) : 48-55.
Arifiya, N., Y. A. Purwanto, & I. W. Budiastara. 2015. Analisis
Perubahan Kualitas Pascapanen Pepaya Varietas IPB9 pada Umur
Petik yang Berbeda. Jurnal keteknikan pertanian. 3(1) : 41-48.
Jumin, H. B. 2012. Ekologi Tanaman suatu Pendekatan Fisiologi. Jakarta :
Rajawali Press.
Khairunnisa, L. 2013. Tanggapan Tanaman Terhadap Kekurangan Air. Medan :
Fakultas Pertanian USU.
Purba, J. H. 2011. Kebutuhan dan Cara Pemberian Air Irigasi untuk Tanaman
Padi. Sawah. Jurnal Sains dan Teknologi. 10(3):145-150.
Salisbury, F. B. & C. W. Ross. 2011. Fisiologi Tumbuhan Jilid III. Bandung : ITB
Tambaru, E., A. I. Latunra, & S. Suhadiyah. 2014 Identifikasi
Struktur Anatomi Stomata Penampang Membujur Daun pada
Beberapa Jenis Pohon Hutan Kota UNHAS Makassar. Jurnal Alam
dan Lingkungan. 5(8) : 5-10.
April 2016
LAMPIRAN
Jenis Tanaman
Mawar ( Rosa
sp.)
Pepaya (Carica
papaya)
Mangga
(Mangiferaindica
)
JerukPerut
(Cytrushistrix)
Kembang Sepatu
(Hibiscus rosasinensis)
tinggi
tanaman
3
3,5
cm
3,5
cm
20 cm
32
27C
7 cm
5 cm
4 cm
22,5 cm
25
30C
7 cm
4,5
cm
20,5 cm
27C
7 cm
5,5
cm
3,5
cm
30 cm
30C
7 cm
4 cm
40 cm
27C
5,7
4,5
38 cm
30C
45 cm
27oC
6,8
cm
5,5
cm
3,7
cm
45 cm
30oC
6,5
cm
5 cm
3cm
20 cm
27oC
7 cm
6,2
cm
5,7
cm
21 cm
30oC
7 cm
5,6
cm
4,7
cm
10