Anda di halaman 1dari 5

NAMA : Marfuah / J1C114019

KELOMPOK : II (Dua)
ASISTEN : Aaron Briant S. M.

Laporan Praktikum Biokimia


Percobaan III
Penentuan Kadar Glukosa

Program Studi S-1 Biologi


Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Lambung Mangkurat
Banjarbaru, 2015

Abstrak
Monosakarida adalah karbohidrat yang biasanya memiliki tiga sampai
sembilan atom karbon. Sambungan dua monosakarida atau lebih melalui jembatan
oksigen menjadikannya oligosakarida dan polisakarida. Glukosa adalah gula yang
mempunyai enam atom karbon dan dengan demikian disebut heksosa. Praktikum
ini dilakukan dengan tujuan untuk menentukan kadar glukosa suatu sampel. Pada
dasarnya prinsip metode analisa yang digunakan adalah Iodometri karena kita
akan menganalisa I2 yang bebas untuk dijadikan dasar penetapan kadar. Warna
larutan akan berubah yang awalnya biru keunguan karena larutan indikator setelah
dilakukan titrasi dengan larutan natrium tiosulfat ,larutan tersebut berubah
menjadi bening. Artinya sampel yang diuji mengandung kadar glukosa.

Kata kunci :Monosakarida,Glukosa, Iodometri

I. TUJUAN PERCOBAAN enam atom karbon dan dengan


demikian disebut heksosa. Karbohidrat
Tujuan dari percobaan ini adalah
lima-karbon dikenal sebagai pentosa,
untuk menentukan kadar glukosa suatu
karbohidrat tujuh karbon sebagai
sampel secara iodometri.
heptosa dan selanjutnya. Keyataan
sebagai gugus karbonil adalah sebuah
II. TINJAUAN PUSTAKA
aldehida ditunjukkan dengan
Karbohidrat didefenisikan secara menggolongkan glukosa sebagai
tepat sebagai senyawa dengan rumus aldoheksosa[5].
molekul Cm(H2O)n. Namun kata D-glukosa adalah
karbohidrat umumnya digunakan untuk monosakarida yang paling umum dan
menunjukkan zat yang terdiri atas mungkin merupakan senyawa organik
polihidroksi aldehida dan keton secara yang paling banyak terdapat di alam.
turunannya, gula yang juga dikenal Senyawa ini terdapat terdapat bebas
sebagai sakarida, umumnya dalam darah dan berbagai cairan tubuh
diperlakukan sebagai karbohidrat khas. lainnya dan dalam cairan tanaman,
Monosakarida adalah karbohidrat yang serta merupakan komponen
biasanya memiliki tiga sampai monosakarida utama dari banyak
sembilan atom karbon. Sambungan dua oligosakarida dan polisakarida.
monosakarida atau lebih melalui Glukosa langsung digunakan oleh
jembatan oksigen menjadikannya tubuh[5].
oligosakarida dan polisakarida.
Glukosa adalah gula yang mempunyai
NAMA : Marfuah / J1C114019
KELOMPOK : II (Dua)
ASISTEN : Aaron Briant S. M.

akhiran ulosa. Fruktosa adalah


heksulosa[3]
Selulosa adalah senyawa
organik yang memiliki rumus
Gambar 1. Struktur 2 dimensi glukosa (C6H10O5) yang merupakan
polisakarida lurus dari 1,4
glikosidic yang berikatan dalam unit
D-glukosa. Selulosa ini merupakan
sumber biomassa terbaruka yang dapat
menggantikan sumber fosil yang
selama ini dijadikan bahan bakar fosil
yang tidak dapat terbarukan. Glukosa
Gambar 2. Proyeksi Haworth Glukosa. merupakan monosakarida yang
mengandung enam atom karbon.
Glukosa memiliki berat Glukosa mengandung gugus CHO
molekul sebesar 180,1559 g/mol. sehingga glukosa merupanan aldosa[1].
Glukosa didapat secara niaga dengan Karbohidrat terdiri dari
cara hidrolisis pati diikuti dengan bermacam-macam dan menurut ukuran
kristalisasi dari larutan dalam air. molekul dapat dibagi dalam tiga
Filtrat yang tinggal yang dikenal golongan, yaitu:
sebagai tetes, terdiri dari kira-kira 65 a. Monosakarida, karbohidrat yang
% D-glukosa dan 35% disakarida dan paling sederhana susunan molekulnya
oligosakarida lainnya. Isomer dan tidak diuraikan lagi. Golongan ini
monosakarida D-fruktosa biasanya di yaitu glukosa dan fruktosa
dapat bersama-sama D-glukosa dan b. Disakarida, karbohidrat yang
sukrosa. Suatu campuran D-fruktosa terdiri dari 2 molekul monosakarida.
dan D-glukosa dikenal sebagai gula Golongan ini yaitu sukrosa, maltosa
inversi. D-fruktosa mudah diubah dan laktosa
menjadi D-glukosa dalam tubuh[5]. c. Polisakarida, karbohidrat yang
Sukrosa adalah disakarida yang terdiri dari banyak molekul
terdiri atas dua monosakarida D- monosakarida. Golongan ini yaitu
glukosa dan D-fruktosa yang terikat patim glikogen dan selulosa[2].
menjadi satu. Gula ini didapat dari gula Karbohidrat secara sederhana
bit dan tebu dan merupakan salah satu dapat diartikan suatu senyawa yang
produk organik indusrti utama. Filtrat terdiri dari molekul-molekul karbon
sisa kristalisasi sukrosa akhirnya (C), hidrogen (H) dan oksigen (O) atau
didapat sebagai tetes (molase)[3]. karbon dan hidrat (H2O) sehingga
Laktosa adalah disakarida yang dinamakan karbo-hidrat. Dalam
terdapat dalam susu mamalia. tumbuhan senyawa ini dibentuk melaui
Senyawa ini terdiri dari D-glukosa dan proses fotosintesis antara air (H2O)
D-galaktosa. Laktosa umumnya dengan karbondioksida (CO2) dengan
didapat dari air serum susu yang bantuan sinra matahari (UV)
didapat sebagai hasil sampingan pada menghasilkan senyawa sakarida
pembuatan keju. Isomernya gula keto dengan rumus (CH2O)n[3].
D-fruktosa digolongkan sebagai Monosakarida akan
sebagai ketoheksosa. Ketosa juga mereduksikan CuO dalam larutan Luff
diberi nama dengan menggunakan menjadi Cu2O. Kelebihan CuO akan
direduksikan dengan KI berlebih,
NAMA : Marfuah / J1C114019
KELOMPOK : II (Dua)
ASISTEN : Aaron Briant S. M.

sehingga dilepaskan I2. I2 yang senyawa. Adanya polimerisasi


dibebaskan tersebut dititrasi dengan monosakarida mempengaruhi sifat
larutan Na2S2O3. Pada dasarnya mereduksinya[4].
prinsip metode analisa yang digunakan
adalah Iodometri karena kita akan III. METODE PERCOBAAN
menganalisa I2 yang bebas untuk A. Alat
dijadikan dasar penetapan kadar. Alat yang digunakan dalam
Dimana proses iodometri adalah proses percobaan ini adalah pipet tetes,
titrasi terhadap iodium (I2) bebas erlenmeyer, biuret, dan gelas ukur.
dalam larutan[2]. B. Bahan
Apabila terdapat zat oksidator Bahan yang digunakan dalam
kuat (misal H2SO4) dalam larutannya percobaan ini adalah sampel yang
yang bersifat netral atau sedikit asam mengandung kira-kira 100 mg glukosa
penambahan ion iodida berlebih akan yang tidak mengandung reduktor
membuat zat oksidator tersebut lainnya, air suling, larutan yodium 0,1
tereduksi dan membebaskan I2 yang N, larutan natrium karbonat 14,3 %,
setara jumlahnya dengan dengan asam klorida encer, larutan natrium
banyaknya oksidator (Winarno 2007). tiosulfat 0,1 N dan indikator kanji.
I2 bebas ini selanjutnya akan dititrasi
dengan larutan standar C. Prosedur Kerja
Na2S2O3 sehinga I2 akan membentuk Sampel padat yang mengandung
kompleks iod-amilum yang tidak larut kira-kira 50 mg glukosa yang tidak
dalam air. Oleh karena itu, jika dalam mengandung reduktor lainnya
suatu titrasi membutuhkan indikator
ditimbang dengan seksama, 25 ml
amilum, maka penambahan amilum
sebelum titik ekivalen.Sukrosa tidak akuades dilarutkan di dalam
memiliki sifat-sifat mereduksi, karena Erlenmeyer bertutup. Sebanyak 13 ml
itu untuk menentukan kadar sukrosa yodium 0,1 N dan 5 ml larutan natrium
harus dilakukan inversi terlebih dahulu karbonat 14,3 % ditambahkan dan
menjadi glukosa dan fruktosa[2]. dibiarkan selama 15 menit di tempat
Gula reduksi adalah gula yang gelap. Kemudian ditambahkan 15 ml
mempunyai kemampuan untuk
asam klorida encer. Ditambahkan lagi
mereduksi. Hal ini dikarenakan adanya
gugus aldehid atau keton bebas. indikator kanji sebanyak 7 tetes,
Senyawa-senyawa yang mengoksidasi kemudian titrasi dilanjutkan sampai
atau bersifat reduktor adalah logam- warna biru hilang. Dilakukan titrasi
logam oksidator seperti Cu (II). blanko. Catat hasilnya.
Contoh gula yang termasuk gula
reduksi adalah glukosa, manosa,
fruktosa, laktosa, maltosa, dan lain-
lain. monosakarida yang mempunyai
kemampuan untuk mereduksi suatu
senyawa. Sifat pereduksi dari suatu
gula ditentukan oleh ada tidaknya
gugus hidroksil bebas yang reaktif.
Prinsip analisanya berdasarkan pada
monosakarida yang memiliki
kemampuan untuk mereduksi suatu
NAMA : Marfuah / J1C114019
KELOMPOK : II (Dua)
ASISTEN : Aaron Briant S. M.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pembahasan


Tabel 4.1 Data Hasil Pengamatan Percobaan ini bertujuan untuk
menentukan kadar glukosa dalam
Langkah percobaan Hasil pngamatan suatu larutan kimia dengan
- Tabung I menggunakan prinsip Iodometri.
50 mg glukosa + Bening Iodometri adalah reaksi yang
25 akuades menggunakan larutan yodium sebagai
oksidator lemah yang nantinya
+ 13 ml yodium Merah bata- membentuk suatu asam glukonat.
0,1 N kecokelatan Positif tidaknya uji ini dapat diketahui
+ 5 ml NaCO3 apabila terbentuk larutan bening ketika
didiamkan pada suasana gelap atau
(didiamkan selama Bening pada larutan hasil reaksi ditambahkan
15 menit ditempat beberapa tetes natrium tiosulfat.
gelap) Semakin banyak larutan natrium
tiosulfat ditambahkan ke dalam larutan
+ 8 ml HCl encer Kuning glukosa berarti kadar glukosa yang
+ 7 tetes indikator Biru malam terlarut lebih besar.
kanji keunguan Pada dasarnya prinsip metode
analisa yang digunakan adalah
+ dititrasi dengan Bening (3 tetes) Iodometri karena kita akan
Natrium tiosulfat menganalisa I2 yang bebas untuk
dijadikan dasar penetapan kadar.
- Tabung I Dimana proses iodometri adalah
50 mg glukosa + Bening proses titrasi terhadap iodium (I2)
25 akuades bebas dalam larutan. Apabila terdapat
zat oksidator kuat (misal H2SO4)
+ 13 ml yodium Merah bata- dalam larutannya yang bersifat netral
0,1 N kecokelatan atau sedikit asam penambahan ion
+ 5 ml NaCO3 iodida berlebih akan membuat zat
oksidator tersebut tereduksi dan
(didiamkan selama Bening membebaskan I2 yang setara
15 menit ditempat jumlahnya dengan dengan banyaknya
gelap) oksidator. I2 bebas ini selanjutnya akan
dititrasi dengan larutan standar
+ 8 ml HCl encer Kuning Na2S2O3 sehinga I2akan membentuk
+ 7 tetes indikator Biru malam kompleks iod-amilum yang tidak larut
kanji keunguan dalam air. Oleh karena itu, jika dalam
suatu titrasi membutuhkan indikator
+ dititrasi dengan Bening (3 tetes) amilum, maka penambahan amilum
Natrium tiosulfat V1 = 3 tetes sebelum titik ekivalen.
V2 = 1 tetes Untuk sampel A dan B setelah
Vrata-rata = 2 tetes ditambahkan dengan larutan iodin dan
= 0,1 ml larutan natrium karbonat kemudian
Kadar glukosa didiamkan selama 15 menit ditempat
0,1 ml x 9,9185 gelap, ternyata larutan berubah warna
mg = 0,99185 % menjadi kuning lemah hingga bening ,
hal ini dikarenakan larutan larutan
NAMA : Marfuah / J1C114019
KELOMPOK : II (Dua)
ASISTEN : Aaron Briant S. M.

yodium masih terdapat didalamnya, menggunakan larutan yodium sebagai


keudian ditambahkan dengan larutan oksidator lemah yang nantinya
asam klorida encer dan ditambahkan membentuk suatu asam glukonat.
dengan indikator kanji. Warnanya Larutan glukosa dengan yodium
berubah lagi menjadi biru keunguan apabila didiamkan berwarna kuning
sehingga dilakukan titrasi dengan lemah artinya larutan yodium masih
larutan natrium tiosulfat dan larutan ada didalamnya, sedangkan jika
berubah menjadi bening. Artinya berwarna bening pada waktu
sampel A dan B mengandung kadar didiamkan berarti larutan yodium ikut
glukosa. larut dalam larutan tersebut. Volume
Tempat gelap disini titrasi rata-rata untuk sampel adalah
dipergunakan yaitu untuk menghindari 0,1 ml dengan kadar glukosa total
dari sinar matahari, agar tidak terjadi adalah 0,99185 %.
proses pemecahan glukosa atau proses
glikolisis. Selain itu lamanya waktu DAFTAR PUSTAKA
untuk mendiamkan ditempat yang
[1]. Anggraeni,P ,Z.Addarojah & D.D.
gelap sangat berpengaruh pada
Anggoro . 2013. Hidrolisis
kelarutan yodium terhadap larutan
Selulosa Eceng Gondok
glukosa. Semakin lama waktunya,
(Eichhornia crassipe) menjadi
larutan yodium akan lebih efektif
Glukosa dengan Katalis Arang
untuk larut sehingga akan terbentuk
Aktif Tersulfonasi. Jurnal
asam glukonat. Setelah dilakukan
Teknologi Kimia. 3 (2) : 63-69
titrasi pada masing-masing sampel
maka didapat volume titrasi rata-rata [2].Lehninger. 1995. Dasar-Dasar
untuk sampel A dan sampel B adalah Biokimia. Jakarta : Erlangga.
0,1 ml dengan kadar glukosa sebesar
0,99185 %. [3].Lindor, M. C. 1992. Biokimia
V. KESIMPULAN Nutrisi dan Metabolisme. Jakarta:
Kesimpulan yang dapat diambil Universitas Indonesia.
dari percobaan ini adalah Glukosa
merupakan golongan monosakarida [4].Montgomery, R., Dryer, L.R.,
yang memiliki gugus laktol bebas dan Conway, T.W., Spector, A.A..
termasuk gula reduksi. Pada dasarnya 1993. Biokimia, Edisi Keempat.
prinsip metode analisa yang digunakan Yogyakarta : Gadjah Mada
adalah Iodometri karena percobaan University Press.
dilakukan dengan menganalisa I2 yang
[5].Pine, S., H., Hendrickson, J., B.,
bebas untuk dijadikan dasar penetapan
Cram, D., J., dan Hammond, G., S.
kadar. Dimana proses iodometri adalah
1988. Kimia Organik
proses titrasi terhadap iodium (I2)
2.Bandung: ITB.
bebas dalam larutan. Reaksi Iodometri

Anda mungkin juga menyukai