141)
Maret 2016
PENDAHULUAN
Dormansi didefinisikan sebagai status dimana benih tidak berkecambah
walaupun pada kondisi lingkungan yang ideal untuk perkecambahan. Beberapa
mekanisme dormansi terjadi pada benih baik fisik maupun fisiologi, termasuk
dormansi primer dan sekunder. Intensitas dormansi dipengaruhi oleh lingkungan
selama perkembangan benih. Lamanya (persistensi) dormansi dan mekanisme
dormansi berbeda antar spesies dan antar genotipe. Dormansi pada spesies tertentu
mengakibatkan benih tidak berkecambah di dalam tanah selama beberapa tahun
(Hasbianto & Tresniawati, 2013).
Dormansi benih berhubungan dengan usaha benih untuk menunda
perkecambahannya, hingga waktu dan kondisi lingkungan memungkinkan untuk
melangsungkan proses tersebut. Dormansi dapat terjadi pada kulit biji maupun
pada embryo. Biji yang telah masak dan siap untuk berkecambah membutuhkan
kondisi klimatik dan tempat tumbuh yang sesuai untuk dapat mematahkan
dormansi dan memulai proses perkecambahannya. Pretreatmentskarifikasi
digunakan untuk mematahkan dormansi kulit biji, sedangkan stratifikasi
digunakan untuk mengatasi dormansi embryo. Kulit biji impermeabel terhadap
Maret 2016
Maret 2016
Maret 2016
100
95
90
80
60
40
20
10
jumlah (PPA)%
0
kontrol
H2SO4
air panas
NaOH
NaCl
PEMBAHASAN
Praktikum ini dilakukan untuk mengamati perkembangan
benih kacang hijau menjadi kecambah sehingga dapat diketahui
perlakuan mana yang mengalami perkecambahan terbaik dan
Maret 2016
Maret 2016
Dormansi disebabkan oleh keadaan fisik dari kulit biji. Lapisan kulit yang
keras menghambat penyerapan air dan gas ke dalam biji sehingga proses
perkecambahan tidak terjadi. Selain itu, kulit benih juga menjadi penghalang
munculnya kecambah pada proses perkecambahan. Perlakuan pematahan
dormansi dapat dilakukan dengan mekanis (stratifikasi dan pengguntingan kulit)
dan kimiawi seperti asam sulfat, potassium nitrat serta hormon pertumbuhan
seperti giberelin untuk memacu perkecambahan biji (Astari dkk., 2014).
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat
diketahui Persentase Perkecambahan (PPa) NaCl adalah 95 %,
Persentase Perkecambahan (PPa) H2SO4 adalah 80 %, Persentase
Perkecambahan (PPa) NaOH adalah 100 % , dan Persentase
Perkecambahan (PPa) air panas 80C adalah 10 %. Hasil
pengamatan tersebut tidak sesuai dengan lietratur yang ada
karena perlakuan menggunakan larutan air panas 80 C
perkecambahannya berjalan lambat dan hanya sedikit biji yang
mengalami perkecambahan. Menurut Marthen (2013), Pencelupan
dengan air panas juga mempercepat proses imbibisi (penyerapan air) karena suhu
memegang peranan yang sangat penting karena memberikan tekanan untuk
masuknya air ke dalam biji. Hal ini diduga pada perlakuan ini air sudah dapat
menembus kulit biji. Air panas mematahkan dormasi fisik pada Leguminosae
melalui tegangan yang menyebabkan pecahnya lapisan microsclereids,
ketegangan dalam sel bagian luar menyebabkan keretakan sehingga O2 dan air
dapat cepat masuk kedalam biji.
Perendaman dengan H2SO4 merupakan perlakuan kimia yang dapat
mematahkan dormansi benih. Kulit benih yang keras bersifat impermeabel
terhadap air dan udara sehingga menghalangi proses perkecambahan benih.
Perlakuan kimia seperti H2SO4 pada prinsipnya adalah membuang lapisan lignin
pada kulit biji yang keras dan tebal sehingga biji kehilangan lapisan yang
permiabel terhadap gas dan air sehingga metabolisme dapat berjalan dengan baik
(Astari dkk., 2014).
Penyebab dormansi yang sangat meluas adalah karena
pada beberapa jenis tanaman benih memiliki organ tambahan
berupa struktur penutup benih yang keras. Kulit benih yang keras
ini biasanya menyebabkan dormansi melalui satu dari tiga cara,
adalah kulit yang keras mungkin menyebabkan impermeabel
terhadap air, gas atau mungkin secara mekanik menekan
perkembangan embrio kulit benih ini tahan erhdap gesekan dan
kadang terlindungi oleh lapisan seperti lilin. Kulit benih yang
keras ini sebenarnya secara alamiah berfungsi untuk mencegah
kerusakan benih dari serangan jaur atau serangan predator. Ada
beberapa perlakuan yang dapat mematahkan dormansi, yaitu
perlakuan mekanis, perlakuan kimia, perlakuan perendaman air,
perlakuan pemberian temperatur tertentu, dan pemberian
perlakuan dengan menggunakan cahaya. Beberapa penelitian
tentang pematahan dormansi benih dari beberapajenis tanaman
hutan telah banyak dilakukan, seperti contohnya penelitian untuk
mematahkan dormansi benih Merbau dengan cara kulit benih
Maret 2016
Maret 2016
LAMPIRAN
Tabel 1. Hasil Perkecambahan Benih Kacang Hijau
Hari ke (T)
1
2
3
4
5
6
jumlah(PPa) %
Rata-rata(Ppa)
Perhitungan:
Persentase perkecambahan perlakuan H2SO4 (A)
PPa =
18
100
20
= 90 %
16
100
20
= 80 %
2
100
20
= 10 %
20
100
20
= 100 %
19
100
20
= 95 %
Maret 2016
= 75%
FOTO PENGAMATAN
Kontrol
NaOH
NaCl
Air Panas
H2SO4
Maret 2016
Seluruh Pengamatan
10