A 2020/2021
KARBOHIDRAT
Karbohidrat merupakan biomolekul yang berlimpah di alam. Karbohidrat memiliki rumus umum
Cx(H2O)y, sehingga karbohidrat dapat dikatakan sebagai hidrat dari karbon. Karbohidrat dikenal
sebagai gula atau sakarida dan penamaannya diakhiri dengan kata –osa. Pada umumnya
karbohidrat didefinisikan sebagai senyawa polihidroksi aldehida dan keton, atau senyawa yang
jika dihidrolisis akan menghasilkan polihdroksi aldehida dan keton. Karbohidrat biasanya
berada dalam bentuk hemiasetal atau asetal.
Pada tanaman, karbohidrat disintesis dari CO2 dan H2O melalui proses fotosintesis dalam sel
berklorofil dengan bantuan sinar matahari. Karbohidrat yang dihasilkan merupakan cadangan
makanan yang disimpan dalam akar, batang, dan biji sebagai pati (amilum). Pada manusia
dan hewan, karbohidrat dibentuk dari beberapa asam amino, lemak gliserol, dan sebagian
besar diperoleh dari makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Karbohidrat disimpan
dalam sel tubuh pada organ hati dan jaringan otot dalam bentuk glikogen.
Karbohidrat bersifat sukar larut dalam pelarut non polar dan mudah larut dalam air (kecuali
polisakarida). Sifat-sifat lain dari karbohidrat adalah dapat mengalami oksidasi, reduksi,
kondensasi, dan polimerasi serta dapat membentuk glikosida.
1.1. Monosakarida
Monosakarida adalah karbohidrat yang paling sederhana yang tidak dapat dihidrolisis lagi
menjadi karbohidrat lain, yang memiliki rumus empirik (CH 2O)n. Monosakarida hanya terdiri
dari satu unit polihidroksi aldehid atau keton. Monosakarida yang paling banyak di alam adalah
D-glukosa, yaitu monosakarida dengan 6 atom karbon.
Gliseraldehida Dihidroksiaseton
(suatu aldotriosa) (suatu ketotriosa)
Gliseradehida memiliki pusat kiral sehingga memiliki dua isomer optik atau enansiomer (D dan
L)
D-Gliseraldehlida L-Gliseraldehida
Gambar 2. Isomer gliseraldehida
Hampir semua heksosa pada mahluk hidup memiliki isomer D. Beberapa gula, secara alami
memiliki isomer L, seperti arabinosa.
Gambar 3. L-Arabinosa
Dua gula yang berbeda hanya pada konfigurasi di sekitar satu karbon atomnya disebut sebagai
epimer. D-glukosa dan D-manosa merupakan epimer yang berbeda hanya pada
stereokimianya pada C-2, sama seperti D-glukosa dan D-galaktosa, yang berbeda pada C-4.
Monosakarida yang mengandung atom karbon tiga disebut sebagai triosa, yang mengandung
4 atom C disebut sebagai tetrosa, yang mengandung 5-C disebut sebagai pentosa, yang
mengandung 6-C disebut sebagai heksosa. Monosakarida yang mengandung gugus aldehida
disebut sebagai aldosa dan yang mengandung gugus keto disebut sebagai ketosa. Pada
umumnya penamaan monosakarida digabung dengan jumlah atom C dan gugus yang
dikandungnya. Misalnya, monosakarida yang terdiri dari 4-C dan mengandung gugus aldehida
disebut sebagai aldotetrosa, monosakarida yang mengandung C-5 dan gugus keto disebut
sebagai ketopentosa.
Dalam larutan air, aldotetrosa dan semua monosakarida dengan 5 atau lebih atom karbon pada
tulang punggungnya akan dominan membentuk struktur cincin dimana gugus karbonil berikatan
kovalen dengan oksigen dari gugus hidroksil. Pembentukan struktur cincin ini sebagai hasil
reaksi yang umum antara alkohol dan aldehida atau keton membentuk hemiasetal atau
hemiketal yang mengandung karbon asimetrik tambahan dan oleh karena itu dapat berada
dalam 2 bentuk stereoisomer. Sebagai contoh, glukosa dalam larutan berada sebagai
hemiasetal intramolekul, dimana gugus hidroksil bebas pada C-5 bereaksi dengan aldehid pada
C-1 dan dapat menghasilkan stereoisomer α dan β. Struktur cincin dengan 6 anggota disebut
sebagai piranosa karena mirip dengan cincin piran. Sistematik penamaan 2 bentuk cincin dari
D-glukosa adalah α-D-glukopiranosa dan β-D-glukopiranosa (Gambar 6).
1.2. Disakarida
Disakarida (sukrosa, maltosa, laktosa) terdiri dari dua molekul monosakaroda yang
dihubungkan oleh ikatan glikosida. Ikatan glikosida terbentuk jika gugus hidroksil dari gula yang
satu berikatan dengan atom C nomor 1 gula yang lain, yang disebut sebagai karbon anomerik.
Reaksi merupakan reaksi kondensasi yang melepaskan 1 mol air dan menghasilkan
pembentukan asetal dan hemiasetal.
b. Maltosa
Maltosa mengandung 2 D-glukosa yang dihubungkan dengan oleh suatu ikatan glikosida diantara
atom C-1 dari glukosa yang pertama dan atom C-4 dari glukosa yang kedua membentuk
ikatan α. Pada ujung kanan cincin bisa membuka sehingga memiliki gugus aldehida
bebas yang bisa mereduksi zat pengoksidasi. Oleh karena itu, maltosa adalah gula pereduksi
dan dapat larut dalam air.
c. Sukrosa
Sukrosa adalah disakarida yang dibentuk dari satu molekul glukosa dan satu molekul fruktosa.
Kedua monosakarida tersebut dihubungkan oleh ikatan α-1 dan β-2 glikosida. Sukrosa tidak
termasuk gula pereduksi karena ujung-ujung aldehid bebas dari
monosakaridanya saling terikat.
Sukrosa merupakan disakarida yang rasanya paling manis dibandingkan dengan 3 disakarida
lainnya
1.3. Polisakarida
Polisakarida adalah karbohidrat berupa polimer yang terbentuk dari banyak monomer –
monomer monosakarida melalui ikatan glikosida melalui suatu reaksi polimerisasi kondensasi.
Rumus umum polisakarida adalah (C6H10O5)n. Polisakarida dapat dihidrolisis oleh asam atau
enzim tertentu yang bekerja secara spesifik.
a. Amilum (Pati)
Amilum (pati) merupakan polimer glukosa dengan ikatan α-glikosidik.
Berbagai macam pati tidak sama sifatnya, tergantung dari panjang rantai C-nya, serta
apakah rantai lurus atau rantai bercabang.
Amilum terdiri dari 2 macam fraksi yang dapat dipisahkan dengan air panas, yaitu amilosa dan
amilopektin.
Amilosa adalah fraksi terlarut dengan struktur tidak bercabang.
Amilopektin tidak larut dalam air dan merupakan bentuk simpanan karbohidrat pada tanaman.
b. Glikogen
Glikogen merupakan “pati hewan” dan banyak terdapat pada hati dan otot serta bersifat
bersifat larut dalam air. Sifat lai dari glikogen adalah menghasilkan warna merah jika bereaksi
dengan iodin. Glikogen disimpan dalam hati hewan sebagai energi cadangan yang sewaktu-
waktu dapat diubah menjadi glukosa.
c. Selulosa
Selulosa merupakan karbohidrat struktural utama pada tumbuhan berkayu dan berserat.
Selulosa adalah polimer D-Glukosa yang linier yang dihubungkan oleh ikatan β14. Ikatan
tersebut memiliki karakter yang sangat berbeda dengan amilosa. Selulosa berbentuk seperti
serat lurus dan memanjang. Setiap residu glukosa membentuk pita antar satu sama lain yang
saling beputar 180
Pustaka:
1. David L. Nelson and Michael M. Cox, 2013, Lehninger: Principles of Biochemistry, 6th
ed., Freeman Company, New York, USA.
2. Donald Voet, 2013. Fundamental of Biochemistry: Life at The Molecular Level 4th. ed.,
Wiley.