PERCOBAAN I
ANALISIS KARBOHIDRAT
Keterangan Praktikum
Tangal Praktikum : 5 Oktober 2022
Model Praktikum : Online/Offline
1. Tujuan
a. Untuk memahami prinsip dari uji molisch dan mampu mengidentifikasi karbohidrat dengan
uji molisch.
b. Untuk memahami prinsip dari uji benedict dan mampu mengidentifikasi karbohidrat dengan
uji benedict.
c. Untuk memahami tekni pemeriksaan adanya glukosa dalam urine.
2. Teori
Karbohidrat adalah polihidroksi aldehida dan Polihidroksi keton atau zatzat yang bila
dihidrolisis akan menghasilkan derivat senyawa-senyawa tersebut. Suatu kharbohidrat tergolong
aldehida (CHO), jika oksigen karbonil berikantan dengan suatu atom karbon terminal dan suatu
keton (C = O) jika oksigen karbonil berikatan dengan suatu karbon internal. Terdapat tiga golongan
karbohidrat yang utama yaitu: monosakarida, oligosakarida dan polisakharida. Kata sakarida
diturunkan dari bahasa Yunani yang berarti gula. Monosakarida atau gula sederhana, terdiri dari
hanya satu unit polisakharida aldehida atau keton (Wibawa,2017).
1. Monosakarida
Monosakarida sering disebut gula sederhana (Simple Sugars) adalah karbohidrat yang tidak
dapat dihidrolisis menjadi bentuk yang lebih sederhana lagi. Monosakarida tidak berwarna
merupakan kristal padat, yang mudah larut dalam air, tetapi tidak larut dalam pelarut non polar.
Kebanyakan monosakarida mempunyai rasa manis, dengan rumus emperis (CH2O) n, dimana n =
3, atau jumlah yang lebih besar lainnya (Wibawa,2017).
Rumus bangun monosakarida (aldosa dan ketosa) menurut Fischer, merupakan rantai lurus.
Beberapa reaksi dan sifat-sifat karbohidrat tidak dapat diterangkan dengan rumus bangun ini,
misalnya adanya dua isomer dari Dglukosa. Haworth (1925) mengajukan suatu rumus bangun
yang berbentuk cincin dengan ikantan hemiasetal antara gugus aldehida pada posisi C-1 dan gugus
hidroksil (alkohol) dari C-4 atau C-5 (Wibawa, 2017).
a. Alat
- Tabung reaksi
- Pipet tetes
- Gelas ukur
- Penjepit kayu
- Penangas Air
- Beaker glass
- Rak tabung reaksi
b. Bahan
- Larutan Glukosa 1%
- Larutan Fruktosa 1%
- Larutan Sukrosa 1%
- Larutan Laktosa 1%
- Larutan Maltosa 1%
- Larutan Pati
- Pereaksi Molisch (Larutan 5% alfanaftol dalam alkohol 95%)
- H2SO4 pekat
- Reagen Benedict
c. Cara membuat larutan/reagen
1) Cara membuat reagen Molisch
Reagen molisch terbuat dari alfanaftol dalam etanol
Larutan yang diperlukan yakni:
- Alfanaftol 5% = 0,5 gram alfanaftol
- Etanol 95% = 20 mL
Cara pembuatan:
- Timbang 0,5 gram alfanaftol
- Larutkan alfanaftol 0,5 gram ke dalam 20 mL etanol 95%
- Aduk hingga larut
- Masukkan dalam botol tetes
- Reagen telah siap untuk digunakan
2) Cara membuat reagen Benedict
Disiapkan larutan A dan larutan B yang terdiri dari:
Larutan A:
- Natrium sitrat 17,3 gram
- Na2CO3 100 gram
- Aquades
- Cupri sulfat (CuSO4)
Cara pembuatan:
- Dilarutkan Natrium sitrat sebanyak 173 gram dalam 800 ml aquadest hangat
(larutan A)
- Dilarutkan 100 gram Natrium karbonat kedalam aquadest hangat (larutan B)
- Larutan A dicampukan ke larutan B dan diaduk perlahan-lahan kemudian disaring
menggunakan kertas filtrate
- Hasil larutan kertas filtrate ditambahkan aquadest (larutan C)
- Dilarutkan sebanyak 1,73 gram, kupri slfat dalam 15 ml aquadest (larutan D)
- Larutan C dituangkan ke dalam larutan D dan digenapkan menajdi 1000 ml
- Campuran larutan tersebut dimasukkan ke dalam botol dan diberi label “pereaksi
benedict”
- Reagen siap digunakan.
4. Prosedur Kerja
a. Uji Molisch
Diperhatikan dan dicatat perubaahan warna yang terjadi pada batas larutan
b. Uji Benedict
Ditambahkan 2-3 tetes larutan glukosa pada tabung reaksi yang telah mengandung
1-2 mL reagen Benedict, lalu dikocok. Tabung reaksi diletakkan kedalam penangas
sir mendidih selama 5 menit, dibiarkan hingga dingin, diamati peruabahan
warnanya. Apabila terbentuk endapan hijau, kuning, atau merah menunjukan reaksi
positif.
Dilakukan percobaan tahap (1) untuk larutan 0,1 M laktosa, maltosa, sukrosa,
fruktosa, fruktosa dan larutan pati 1%.
Diulangi percobaan tahap (1) untuk larutan 0,1 M glukosa yang diencerkan 2 kali,
10 kali, 50 kali, dan 100 kali, serta diamati hasil pengenceran tersebut.
Ditambahkan empat tetes larutan yang akan diperiksa yang terdiri dari tabung I
(glukosa 0,3%), tabung II (glukosa 1%), tabung III (glukosa 5%), tabung IV
(galaktosa 1%), dan tabung V (urine mahasiswa)
Dicampurkan dengan baik.
Dilakukan penafsiran
Data terlampir
Awasthi G., Kumar S., Sanghi A., dan Singh SS. 2013. Biochemistry Laboratory Manual.
International E – Publication, www.isca.me, www.isca.co.in. Diunduh pada tanggal 7
Februari 2019.
Dasyanti, N. L. M. (2013). Metode Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Karbohidrat. Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia, Politeknik Kesehatan Denpasar: Denpasar, 22.
Hermanto, D., Rochmad, S.K., Ismillayli, N. 2020. Sensor Optode Glukosa Yang Sensitif dan
Sederhana Berbasis Imobilisasi pada Membran Nata Selulosa. Jurnal Pijar MIPA. 15(4).
404 – 407.
Lampiran
No Foto Keterangan
1 Hasil uji Benedict Glukosa
Terjadi perubahan warna menjadi
hijau (+)
Kelompok 3 Golongan A