Anda di halaman 1dari 87

SIFAT KIMIA LIPID,

KARBOHIDRAT DAN
PROTEIN
Silvani Permatasari, M.Biomed
Klasifikasi karbohidrat
1. Monosakarida
Klasifikasi :
1. Berdasarkan gugus fungsi
• Monosakarida yang memiliki gugus aldehid
pada ujung rantai karbonnya disebut aldosa.
• Monosakarida yang memiliki gugus keton
disebut ketosa.
Klasifikasi monosakarida
2. Berdasarkan jumlah karbon
n Kategori
3 Triosa
4 Tetrosa
5 Pentosa
6 Heksosa
7 Heptosa
8 Oktosa
Isomerisme pada Glukosa
1. Isomer –D dan –L
• monosakarida memiliki
senyawa acuan baku, yaitu
gliseraldehid yang mempunyai
satu bentuk D dan L.
• Awalan D- menunjukkan letak
–OH di sebelah kanan,
sedangkan L- menunjukkan
letak –OH di sebelah kiri.
• Gliseraldehid memilik 1 atom C asimetri (n=1)
• Kebanyakan monosakarida • Banyaknya isomer yang dapat dibentuk adalah 21=2
yang terdapat dalam mamalia
mempunyai konfigurasi D
Isomerisme pada Glukosa
2. Struktur cincin piranosa dan furanosa
• Suatu monosakarida dalam bentuk hemiasetal
cincin lima anggota disebut furanosa, sedangkan
dalam bentuk cincin enam anggota disebut
piranosa.
• Istilah piranosa dan furanosa seringkali
digabungkan dengan nama monosakaridanya,
misalnya D-glukopiranosa atau D-fruktofuranosa.
• Dari dua sistem cincin untuk glukosa, yang disukai
adalah dalam bentuk glukopiranosa. Hampir lebih
dari 99% glukosa di dalam larutan berada dalam
bentuk ini.
Isomerisme pada Glukosa
3. Anomer
• Bentuk isomer dari monosakarida yang berbeda satu
dengan lainnya dalam konfigurasi di sekitar atom karbon
hemiasetal disebut anomer.
• Awalan α- diberikan bila gugus –OH pada atom C
hemiasetal berada di bawah, sedangkan β- bila gugus –OH
berada di atas.

Gambar Anomer pada D-


Isomerisme pada Glukosa
4. Epimer
Jika dua gula berbeda hanya dalam konfigurasi di
sekitar satu atom C spesifik, senyawa-senyawa
tersebut dikatakan epimer dari masing-masing.

Gambar Epimer D-glokosa dan


D-galaktosa pada karbon
nomor 4
Isomerisme pada Glukosa
Struktur Siklis Monosakarida
• Monosakarida mempunyai gugus karbonil
(aldehid/keton) dan gugus hidroksil dalam tiap
molekulnya.

• Aldehid dan keton dapat bereaksi dengan alkohol


membentuk hemiasetal atau hemiketal. hemiasetal
cincin lima anggota disebut furanosa, sedangkan dalam
bentuk cincin enam anggota disebut piranosa.
• Istilah piranosa dan furanosa sering digabung dengan
nama monosakaridanya contoh D-glukopiranosa
Gambar Pembentukan struktur siklis pada aldosa
(glukosa); (b) Struktur piran
Reaksi-reaksi monosakarida
1. Oksidasi monosakarida
• Suatu gugus aldehida sangat mudah dioksidasi
menjadi suatu gugus karboksil. Gula yang
dapat dioksidasi oleh zat pengoksidasi seperti
reagensia Tollens disebut gula pereduksi.
Bentuk-bentuk hemiasetal siklik dari semua
aldosa mudah dioksidasi karena mereka
berada dalam kesetimbangan dengan bentuk
aldehida rantai terbukanya.
Reaksi-reaksi monosakarida
2. Reduksi monosakarida
• Baik aldosa maupun ketosa dapat direduksi
oleh zat pereduksi karbonil, menjadi
polialkohol yang disebut alditol. Akhiran untuk
nama dari salah satu polialkohol ini ialah –itol.
Jadi, produk reduksi D-glukosa disebut D-
glusitol atau sorbitol.
Reaksi-reaksi monosakarida
3. Reaksi pada gugus hidroksil
• Gugus-gugus hidroksil dalam karbohidrat
dapat diesterifikasi oleh asam karboksilat atau
asam anorganik dan dapat digunakan untuk
membentuk eter.
Pembentukan glikosida
• Bentuk gula hemiasetal dan hemiketal rantai
tertutup dapat bereaksi dengan alkohol,
menghasilkan asetal atau ketal. Dalam kimia gula,
asetal atau ketal ini dinamakan glikosida. Ikatan
eter kovalen di antara hidroksil gula dengan
alkohol adalah ikatan glikosida.
• Contoh : glikosida jantung seperti derivat digitalis
dan strofantus seperti ouabain. Berbagai
antibiotik juga merupakan senyawa glikosida,
seperti streptomisin.
Gula deoksi dan gula amino
• Gula deoksi : senyawa dimana gugus hidroksil
yang melekat pada bangunan cincin
digantikan oleh atom hidrogen.
• Contoh: deoksiribosa yang terdapat dalam
asam nukleat (DNA). Gula deoksi L-fukosa
ditemukan pada glikoprotein. Senyawa 2-
deoksiglukosa merupakan karbohidrat yang
penting sebagai inhibitor metabolisme
glukosa.
Gula deoksi dan gula amino
• Gula amino (heksosamina) : komponen
glikoprotein, gangliosida dan
glikosaminoglikan. Contoh : D-glukosamina (2-
amino D-glukopiranosa bentuk α),
galaktosamina (2-imino-D-galaktopiranosa)
dan D-manosamina.
Gula deoksi dan gula amino
• Glukosamina merupakan unsur pembentuk
asam hialuronat. Galaktosamina merupakan
unsur pembentuk kondroitin. Beberapa
antibiotik seperti eritromisin, mengandung
gula amino. Gula amino diyakini mempunyai
hubungan dengan aktivitas antibiotik pada
obat-obat tersebut.
Klasifikasi Karbohidrat
2. Disakarida
• Disakarida merupakan gula yang tersusun dari 2
molekul residu monosakarida yang disatukan oleh
ikatan glikosidat. Contoh, maltosa akan menghasilkan
dua molekul glukosa, sukrosa akan menghasilkan satu
molekul glukosa dan satu molekul fruktosa.

• Maltosa merupakan hasil hidrolisis pati. Maltosa


terdiri atas dua molekul D-glukopiranosa yang
dihubungkan oleh ikatan glikosida α (14).
Disakarida
• Sukrosa terdiri atas α-D-glukosa dan β-D-fruktosa.
Hidrolisis sukrosa oleh asam atau enzim
menghasilkan gula invert, yaitu campuran glukosa
dan fruktosa dengan jumlah mol yang sama.
• Laktosa atau gula susu menyusun 5% dari susu
sapi dan 7% dari susu ibu. Laktosa tersusun atas
satu molekul D-galaktosa dan satu D-glukosa.
Ikatan glikosida di antara gula melibatkan karbon
anomerik dari galaktosa, karena itu laktosa
berupa suatu galaktosida, bukan glukosida.
Hubungan antara kedua unit gula ialah β (14).
Disakarida
Klasifikasi Karbohidrat
3. Oligosakarida
Jika dihidrolisis bentuk ini akan menghasilkan dua
hingga sepuluh unit monosakarida. Contoh :
maltotriosa

4. Polisakarida
Bentuk ini akan menghasilkan lebih dari sepuluh
molekul monosakarida pada hidrolisis
Contoh : pati dan dekstrin
Polisakarida
1. Pati
• dibentuk oleh rantai α-glikosidat. Pati
merupakan sumber karbohidrat yang paling
penting dalam makanan. Dua unsur utama pati
adalah amilosa (15-20%) yang mempunyai
struktur heliks tanpa cabang dan amilopektin
(80-85%) yang terdiri atas rantai bercabang,
tersusun atas 24-30 residu glukosa yang pada
titik cabangnya disatukan oleh ikatan 14 dan
16 di dalam rantai tersebut.
Polisakarida
2. Glikogen merupakan polisakarida simpanan
pada tubuh hewan. Glikogen memiliki rantai
12-14 residu α-D-glukopiranosa (dalam ikatan
α[14]-glukosidat) dengan percabangan
melalui ikatan α[16]-glukosidat).
Polisakarida
3. Selulosa adalah unsur utama yang membangun
kerangka tumbuhan. Bentuk ini terdiri atas
sejumlah unit β-D-glukopiranosa yang dihubungkan
lewat ikatan β(14) untuk membentuk rantai lurus
dan panjang yang dikuatkan oleh ikatan hidrogen
berikatan silang.
Polisakarida
4. Glikosaminoglikan terdapat di dalam cairan dan
jaringan, termasuk membran sel. Senyawa ini
merupakan protein yang mengandung karbohidrat
dengan jumlah beragam dan melekat sebagai rantai tak
bercabang atau atau pendek (hingga 15 unit).
OLIGOSAKARIDA
Keterlibatan karbohidrat dalam
membran sel dan lipoprotein
• kurang lebih 5% dari komponen membran sel
adalah glikoprotein dan glikolipid.
• Karbohidrat juga terdapat dalam sebagian
lipoprotein.
• Karbohidrat di permukaan luar membran plasma
(glikokaliks) telah dibuktikan dengan
menggunakan zat lektin tumbuhan yang secara
khusus mengikat residu glikosil tertentu.
• Glikoforin merupakan glikoprotein membran
integral utama pada eritrosit manusia.
GLIKOPROTEIN
LIPID
Klasifikasi lipid menurut Bloor
A. Lipid sederhana :
ester antara asam lemak dengan alkohol : lemak,
minyak, lilin
B. Lipid majemuk :
ester asam lemak yangmengandung gugus lain
yang terikat pd alkoholnya:
fosfolipid, serebrosid (glikolipid), sulfolipid,
lipoprotein
Klasifikasi lipid menurut Bloor
C. Derivat Lipid
derivat dari zat-zat lipid sederhana dan majemuk
bila dihidrolisis : asam lemak, alkohol, gliserol,
steroid, lemak aldehid, benda keton
Gliserida, kolesterol dan ester kolesteril disebut
lipid netral
Asam Lemak

Berasal dari hidrolisis lemak

Karakteristik Asam Lemak Jenuh Asam Lemak Tak Jenuh

1. Jumlah Ikatan Tidak memiliki ikatan Memiliki 1 / lebih ikatan


Rangkap rangkap rangkap

2. Titik Lebur Lebih tinggi Lebih rendah

3. Isomer Tidak memiliki isomer cis Memiliki isomer cis dan


dan trans trans
Asam Lemak Jenuh
 CnH2n+1COOH
Asam asetat CH3COOH
Asam propionat C2H5COOH
Asam butirat C3H7COOH
Asam laurat C11H23COOH
Asam palmitirat C15H31COOH
Asam stearat C17H35COOH
dll
Asam lemak tidak jenuh
a. Monounsaturated fatty acid (monoetenoid)
mengandung 1 ik rangkap
mis : asam oleat
b. Poliunsaturated fatty acid (PUFA)
(polietenoid) mengandung lebih dari 1 ik rangkap
mis : asam linoleat (2 ik rangkap)
asam linolenat (3 ik rangkap)
asam arakidonat (4 ik rangkap)
Alkohol
Dapat berupa : gliserol, kolesterol, asetil
alkohol
 Gliserol

 Lemak jika dipanaskan dengan suhu tinggi akan pecah


menjadi gliserol dan asam lemak
 Ketiga atom C gliserol diberi nomor 1, 2 dan 3 atau
alfa, beta dan gamma
 Reaksi pembentukan akrolein untuk membuktikan
adanya gliserol
Alkohol
 Alkohol tidak jenuh
terdapat dalam lemak sebagai zat-zat warna. Mis
: fitol
 Steroid
mempunyai inti derivat
siklopentanoperhidrofenantren yaitu fenantran
(cincin A, B, C) yang terikat cincin siklopentana D
Steroid
 Atom C 10 dan 13 biasanya mengikat gugus metil
dan kemudian membentuk C 18 dan C19. Rantai
samping biasanya terdapat pada C 17. Bila
mengandung 1 atau lebih gugus hidroksil namun
tidak mengandung karbonil atau karboksil disebut
sterol
Kolesterol, ergosterol, koprosterol
 Terdapat pada sel hewan dan manusia terutama
sel syaraf
 Ergosterol terdapat pada tumbuhandan ragi.
Sebagai pembentuk vit D2
 Korposterol terdapat pada feses, hasil reduksi
kolesterol oleh bakteri usus
 Steroid lain yg penting : asam empedu,hormon
korteks adrenal, hormon kelamin, glikosida jantung,
sitosterol dan bbrp alkaloid
Lipid Sederhana
 Lipid yang komponennya hanya terdiri dari asam
lemak dan gliserol
Contoh :
 Monogliserida : Gliserol yang mengikat 1 asam
lemak
 Digliserida : Giserol yang mengikat 2 asam
lemak
 Trigliserida : Gliserol yang mengikat 3 asam
lemak
 Lilin : Asam Lemak yang teresterifikasi
Karakteristik Trigliserida

 Tidak larut dalam air namun larut dalam pelarut


non polar
 Reaksi hidrolisis menghasilkan 3 asam lemak dan
gliserol
 Reaksi hidrolisis dibantu oleh enzim lipase
 Banyak disimpan dalam depot lemak, dalam
bentuk jaringan adiposa.
Contoh Trigliserida

Lemak Minyak
Tabel Perbandingan antara Lemak dan Minyak

Karakteristik Lemak Minyak


1. Titik Lebur Tinggi Rendah

2. Asam Lemak Jenuh Tidak Jenuh

3. Wujud (saat Padat Cair


suhu kamar)
Definisi dan Contoh Lipid Kompleks

 Lipid yang komponennya bukan hanya terdiri dari


asam lemak dan gliserol, melainkan terdapat
senyawa selain lipid.

 Contoh :
1. Fosfolipid

2. Sfingolipid
Definisi dan karakteristik Fosfolipid
 Asam lemak dan gugus fosfat yang berikatan
dengan molekul gliserol.
 Merupakan salah satu penyusun utama membran
sel.
 Bersifat amfipatik
 Banyak terdapat pada membran sel di ginjal, paru-
paru, hati dan pankreas.
Definisi dan karakteristik Sfingolipid

 Bersifat amfipatik, tetapi tidak


mengandung gliserol
 Struktur dasar dari sfingolipid adalah
sfingosin
 Banyak terdapat pada jaringan otak dan
saraf namun sedikit dijumpai dalam
depot lemak
Struktur dasar sfingolipid

Sfingolipid dibagi atas :


1. Glikosfingolipid
2. Sfingomielin

Gambar 11.
Struktur Sfingosin
Definisi dan Struktur Glikosfingolipid

 Sfingolipid yang memiliki


gugus karbohidrat
 Banyak terdapat di limpa, hati, sel darah merah
dan sel ganglion

Gambar 12.
Struktur Glikosfingolipid
Definisi dan karakteritik Sfingomielin

 Sfingomielin adalah satu-satunya


sfingolipid yang memiliki gugus fosfat dan
tidak memiliki struktur gula.
 Banyak ditemukan dalam jumlah besar di
otak dan jaringan syaraf.
 spingomielin hanya terdapat pada
membran sel hewan.
Struktur kimia sfingomielin

Gambar 13.
Struktur Sfingomielin
Sifat-sifat dan reaksi lipid
 Titik didih
- tergantung pd panjang rantai C dan derajat
ketidakjenuhan. Makin panjang rantai C dan
makinjenuh akan makin tinggi titik didih
- titik didih asam lemak dg atom C ganjil lebih
rendah dibanding genap
Sifat-sifat dan reaksi lipid
 Kelarutan
makin panjang rantainya makin rendah
kelarutannya
adanya gugus hidroksil menaikkan kelarutannya
 Aktivitas optik
ikatan rangkap menyebabkan terdapat bentuk cis
dan trans isomer
Pembentukan membran, misel dan
emulsi
 Pembentukan membran karena adanya
hidrokarbon yang lebih dominan
 Fosfolipid dan spingolipid mengandung lebih
banyak bagian yang polar lipid polar
 Misel terbentuk bila bagian polar dg konsentrasi
tertentu terdapat pd medium aqueos. Misel penting
untuk penyerapan lemak diusus
 Emulsi : dibentuk dari lipid nonpolar dalam medium
air
Sifat-sifat dan reaksi lipid
 Hidrolisis triasil gliserol : terjadi dlm tubuh karena
pengaruh enzim lipase pankreas.
fosfolipase menghidrolisis fosfolipid.
 Penyabunan
merupakan hidrolisis lemak dengan alkali. Hasilnya
adalah gliserol, garam alkali dari asam lemak yg
disebut sabun
Sifat-sifat dan reaksi lipid
 Hidrogenisasi : dengan katalistator Pt dan Ni lemak
yang tidak jenuh dapat dijenuhkan
 Tengik (rencidity)
perubahan kimiawi yang mengakibatkan lemak
berbau tidak enak dan rasanya berubah. Terjadi
karena O2 mengoksidasi ikatan rangkap dari
lemak, shg timbul peroksida
Sifat-sifat dan reaksi lipid
 Oksidasi spontan
lemak yang berisi asam lemak dengan derajat
ketidakjenuhan tinggi dapat teroksidasi spontan
menjadi keras dan tahan air, dimanfaatkan untuk
tambahan bahan cat
Fungsi Lipid

 Sebagai sumber energi cadangan.


 Sebagai pelindung organ tubuh
 Unsur pembangun membran sel
 Pengatur suhu tubuh
Implikasi lipid sebagai hormon

Gambar 18
Struktur Hormon
Protein
 Protein :
biomolekul paling penting tersusun atas unit-unit
penyusun yaitu asam amino
 Asam amino : senyawa yang memiliki gugus amino (-
NH2) dan asam karboksilat (-CO2H) pada molekul
yang sama
 Asam amino dihubungkan satu dengan lainnya
melalui ikatan peptida
Asam amino

 Merupakan biomolekul kecil (BM ± 135)


 Memiliki rangka yang terdiri : gugus asam
karboksilat, amino, rantai samping (R) yang
semuanya terikat secara kovalen pada atom pusat
(karbon alfa)
rantai samping
R
H2N– C –COOH
gugus amino alfa H gugus asam karboksilat
Fungsi Asam Amino

 Penyusun protein, termasuk enzim.

 Kerangka dasar sejumlah senyawa penting


dalam metabolisme (terutama vitamin, hormon dan
asam nukleat).

 Pengikat ion logam penting yang diperlukan dalam


dalam reaksi enzimatik (kofaktor).
Asam amino

 Sifat kimia gugus rantai samping menyebabkan


perbedaan sifat asam amino
 Menurut struktur rantai samping, terdapat :
1. rantai samping alifatik
2. rantai samping aromatik
3. rantai samping asam
4. rantai samping amida
5. rantai samping basa
6. rantai samping mengandung belerang
7. rantai samping hidrosiklik
Esensial
Kemampuan
tubuh dalam
sintesis Non-esensial

Klasifikasi Asam Non-polar


Amino
Polar
Rantai samping
(gugus –R) Rantai samping
Asam

Rantai samping
basa
Berdasarkan Kemampuan tubuh dalam
sintesisnya

1. Asam Amino Esensial


Kerangka molekul penting yang dibutuhkan oleh tubuh, tetapi
tidak dapat diproduksi oleh tubuh sendiri.

2. Asam Amino Non-Esensial


Asam Amino yang dapat diproduksi sendiri oleh tubuh, sehingga
memiliki prioritas konsumsi yang lebih rendah.
Klasifikasi Asam Amino Berdasarkan Rantai
Samping (gugus –R)
1.
Nonpolar: Rantai sisi alifatik dan aromatik, Gugus R
bersifat hidrofobik.

2.
Polar: Sedikitnya punya heteroatom (N, O, atau S),
Gugus R Bersifat hidrofilik. Tidak bermuatan.

3.
Rantai samping asam: Mempunyai kelompok asam
karboksiloat pada rantai samping Gugus R bermuatan
negatif pada pH 7,0

4.
Rantai samping basa: Tambahan gugus amino pada
rantai alifatik Gugus R bermuatan positif pada pH 7,0
Tabel Klasifikasi Asam amino

Non-polar Polar Bersifat Asam Bersifat Basa


Alanin (Ala) Glisin(Gly) Asam aspartat Lisin (Lys)
Valin (Val) Serin(Ser) (Asp) Arginin (Arg)
Leusin (Leu) Treonin(Thr) Asam Glutamat Histidin (His)
Isoleusin (Ile) Sistein(Cys) (Glu)
Prolin (Pro) Tirosin(Tyr)
Metionin (Met) Asparagin(Asn)
Fenilalanin (Phe) Glutamin(Gln)
Triftofan (Trp)
Sifat-sifat asam amino
 Dalam wujud padatan murni dan dalam larutan
berair sekitar pH netral, asam amino seluruhnya
berada sebagai ion zwitter
 Ion zwitter merupakan molekul netral dengan
muatan listrik + dan - Dalam 1 mol asam amino
dapat terjadi pemindahan proton dari gugus
karboksilat ke gugus amino sehingga terdapat
gugus NH3+ dan COO-
 Setiap asam amino yg muatan positif dan
negatifnya berada pada titik berimbang dikatakan
berada pada titik isoelektrik
Sifat-sifat asam amino
 pH pada saat perimbangan : pH isoelektrik
 Kelarutan asam amino kurang pada titik
isoelektriknya (sekitar pH 7,0 pada larutan berair)
 Pada pH lebih rendah kelarutan asam amino
cenderung meningkat
 Pada pH yang lebih tinggi, kelarutan asam amino
juga meningkat
 Bersifat amfoter
PEPTIDA
 Peptida : gabungan asam amino yang gugus asam
amino alfa bersatu dengan gugus karboksilat alfa
dari asam amino lain, melalui ikatan amida
 Semua asam amino yg telah terikat dalam peptida
dinamakan residu asam amino
 Residu yg memiliki ujung rantai dg gugus amino
bebas disebut residu ujung-N dan residu dg asam
karboksilat bebas pd ujung lainnya disebut residu
ujung-C
 Polipeptida : peptida yg memiliki lebih dari 10
residu asam amino
peptida

Contoh peptida:
 Oksitosin dan vasopresin : dibentuk dalam kelenjar
hipofise, berfungsi sebagai hormon. Merupakan
nonapeptida dg enam residu asam amino yang
digulungkan oleh ikatan disulfida. Ikatan disulfida
terjadi karena bersatunya dua residu sisteina
pada kedudukan pertama dan keenam rantai
peptidanya
 Glutation : merupakan tripeptida yaitu glu-sis-gli

memiliki ciri khas gugus karboksil gama asam


karboksilat ikut membentuk ikatan peptida
PROTEIN
 Klasifikasi protein berdasarkan: kelarutan, bentuk,
sifat-sifat fisik, fungsi biologi atau struktur 3-
dimensi.
1. Kelarutan
 Garis batas antara kelas-kelas tidak tegas.

 Contoh globulin dibagi lagi menjadi pseudoglobulin


yang larut dalam air dengan mudah dan euglobulin
yang tidak larut dalam air garam
Protein dapat digolongkan berdasarkan bentuk

Protein
Globular
Protein 3-dimensional structure of
Protein hemoglobin, a globular protein

Serabut

Tropocollagen triple
helix.
Perbedaan Globular dan Serabut

Globular Serabut
1. Konformasi yang dimiliki 1. Merupakan susunan untaian
lebih kompleks dibandingkan panjang (lembaran panjang).
protein serat. 2. Berfungsi sebagai
2. Bentuk protein dengan rantai pertahanan luar tubuh.
polipeptida yang berlipat- 3. Memiliki sruktur lebih
lipat. sederhana bentuk spiral atau
3. Terdenaturasi  Kerangka heliks
kovalen utuh, rantai 4. rasio aksial > 10
polipeptida acak, mengalami
konformasi dalam ruang
4. rasio aksial < 10 dan
umumnya lebih dari 3-4,
Protein

Sifat-sifat fisik
 kelas-kelas lipoprotein dibedakan berdasarkan sifat mereka dalam medan
listrik dan gravitasi.
 Berdasarkan migrasi pada elektroforesis dengan pH 8,6 ke tempat globulin
yang sesuai Lipoprotein dibedakan menjadi 4 yaitu lipoprotein 1, 2, 
dan . Selain itu lipoprotein sering diklasifikasikan berdasarkan densitas
hidrat mereka sebagai kilomikron (densitas=0,94 g/mL), VLDL (0,94-1,006),
LDL ( 1,006-1,063), HDL (1,063-1,21) dan VHDL (D>1,21).
 klasifikasi berdasarkan struktur primer apoprotein dibedakan enam kelas
besar lipoprotein plasma yaitu apakah terdapat apoprotein A-I,A-II,B, C-
I,C-II, dan E, dalam molekul lipoprotein, karena apoprotein seperti ini
bersifat antigenik, mereka dapat dibedakan oleh kriteria imunologik.
Struktur protein
Ikatan yg menstabilkan struktur protein :
1. ik. Peptida
2. Ik. Disulfida
3. Ik. Hidrogen
4. Interaksi hidrofobik
5. Interaksi elektrostatik
6. Interaksi van der waals
Kestabilan ikatan

Selama denaturasi protein, ikatan hidrogen,


hidrofobik dan elektrostatik pecah tetapi ikatan
peptida dan disulfida tidak. Konformasi merupakan
arsitektur tiga dimensi sebuah protein,yaitu
hubungan spasial semua atom terhadap semua
atom lainnya, melibatkan pemutusan ikatan kovalen,
pemutusan dan pembentukan kekuatan ikatan non-
kovalen yang menstabilkan konformasi tertentu
Struktur Protein
Protein Primer

• Urutan asam amino linear


yang disatukan oleh ikatan
peptida, yang tidak
memiliki percabangan
rantai.
• Terlihat seperti sebuah
susunan tunggal.
Struktur sekunder = interaksi ikatan kimia antara
beberapa gugus dari R dalam suatu protein .
Struktur ini ditentukan oleh struktur primer
4 kendala konformasi α-heliks

 Kekakuan dan konfigurasi trans ikatan peptida


 Gaya tolak menolak elektrostatik residu asam amino
dengan gugus R bermuatan
 Besar gugus R berdekatan
 Residu prolin
Struktur tersier
Gambaran 3D dari molekul protein. Terdiri dari 2:
globuler dan fibriler
Terdiri dari kumpulan-kumpulan protein sekunder yang
berinteraksi dan membentuk unit globuler padat
Bila rantai polipeptida punya >1 struktur sekunder 
protein globuler contoh enzim, protein pembawa (ciri
larut air, padat, bagian dalam hidrofobik dan
permukaan hidrofilik)
Bila hanya 1 struktur sekunder (heliks α saja atau
lembar β saja), berbentuk kabel  protein fibriler
contoh kolagen, keratin
• Protein Kuartener
Merupakan keseluruhan struktur protein yang dihasilkan
dari semua subunit polipeptida ex. Ig,Hb, hormon
Struktur Primer, sekunder, Tersier, dan
Kuartener
Golongan Contoh
Enzim Ribonuklease
Tripsin Penggolongan Protein
Protein Transport Hemoglobin berdasarkan
Albumin serum Fungsi Biologi
Mioglobin
β1 – Lipoprotein
Protein nutrient Gliadin (gandum)
dan penyimpan Ovalbumin (telur) Golongan Contoh
Kasein (susu) Protein pertahanan Antibodi
Feritin Fibrinogen
Protein kontraktil Aktin Trombin
atau motil Miosin Toksin Botulinus
Tubulin Toksin difteri
Dynien Bisa Ular
Protein struktural Keratin Risin
Fiorin Protein pengatur Insulin
Kolagen Hormon tumbuh
Elastin Kortikoprin
Proteoglikan Represor
Lanjutan…

• Enzim: Protein yang memiliki aktivitas katalis.

• Protein Transport: pembawa molekul atau ion.

• Protein Nutrien dan Penyimpan: untuk membantu


pertumbuhan.

• Protein kontraktil atau mortil: memberi kemampuan


kepada sel dan organisme untuk berkontraksi,
mengubah bentuk atau bergerak.
Lanjutan…

• Protein struktural: untuk memberikan struktur


biologi kekuatan atau proteksi.

• Protein pertahanan: sebagai pertahanan tubuh.

• Protein pengatur: membantu mengatur aktivitas


seluler atau fisiologi.
Denaturasi protein
 Struktur sekunder, tersier
dan kuartener protein
mudah dirusak oleh
berbagai manipulasi
sehingga menghilangkan
aktivitas biolkimiawinya
 Unsur-unsur perusak :
asam/basa kuat, panas,
detergen ionik, logam
berat, pelarut organik
Perubahan konformasi alamiah menjadi
suatu konformasi yang tidak menentu
merupakan suatu proses yang disebut
denaturasi.
DAFTAR PUSTAKA
• Boyer, Rodney. Concepts In Biochemistry. New York:
Brooks/Cole Publishing company
• Campbell, Reece. 2000. Biologi (terjemahan).
Jakarta: Erlangga
• Lehninger, A. L. 1982. Dasar-dasar Biokimia
(terjemahan). Jakarta: Erlangga
• Martin, David. 1985. Harper’s Review of
Biochemistry. San fransisco: Maruzen
• Poedjiadi, Anna. 2009. Dasar-dasar Biokimia.
Jakarta : UI Press

Anda mungkin juga menyukai